Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK ISSN 1410-6086 KONDISI CUACA KAWASAN NUKLIR SERPONG Agus Gindo S. *) ABSTRAK KONDISI CUACA KAWASAN NUKLIR SERPONG. Telah diamati kondisi cuaca Kawasan Nuklir Serpong (KNS). Pengamatan dilakukan mulai bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010. Tujuan pengamatan adalah untuk mengetahui kondisi cuaca di KNS dan berdasarkan data cuaca ini dapat dilakukan kajian dampak radiologi dari pengoperasian Reaktor Serba Guna GA.Siwabessy dan Laboratorium Penunjang (RSG-LP) di KNS pada operasi normal maupun bila terjadi kedaruratan radiologi. Data cuaca yang diamati diperoleh dari ketinggian 15 meter dan 4 meter dari permukaan tanah. Hasil pengamatan dapat diperoleh informasi bahwa arah angin dominan adalah antara Selatan Barat Daya dan Barat Daya dengan sudut 22,5o dan 45o dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,7 m/detik, suhu udara rata-rata 26,6oC, kelembaban relatif ratarata 78,7 % dan tekanan udara rata-rata sebesar 991,4 mBar. Jumlah curah hujan selama 6 bulan sebesar 1449,2 mm dan solar radiasi siang hari rata-rata sebesar 174 watt/m2. Jumlah jam angin bertiup dengan arah dan kecepatan tertentu ditampilkan dalam bentuk cakra angin (Wind Rose). Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisis cuaca daerah KNS selama 6 bulan semenjak bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 yang meliputi angin, suhu udara, kelembaban relatif, tekanan udara, curah hujan dan solar radiasi, dapat disimpulkan bahwa kondisi cuaca di KNS dan sekitarnya dipengaruhi oleh sistem monsun. Hal ini terlihat dari pola arah angin dominan, suhu udara dan pola distribusi hujan. dan kelembaban relatif. ABSTRACT WEATHER CONDITIONS OF SERPONG NUCLEAR AREA. The weather conditions of Serpong Nuclear Area (SNA) has been observed. Observations were carried out from October 2009 through March 2010. The purpose of observation is to know the weather conditions in the SNA and based on this weather data can do the radiological impact of the Multipurpose Reactor G.A.Siwabessy and Laboratory Support (MPR GAS-LS) in the SNA on nornal operation or in case of radiological emergency. Observed data from 15 meters and 4 meters height from the ground. The results can be obtained information that the dominant wind direction between Southwest and South-West with 22.5 o and 45o angle with an average wind speed 1.7 m/sec, average air temperature 26.6 oC, average relative humidity 78.7% and average air pressure 991.4 mBar. Total rainfall during six month 1449.2 mm and average solar radiation during the day 174 Watt/m2. The hours number of wind direction and wind speed are displayed as Wind Rose. Based on observations and data analysis KNS local weather during the six months from October 2009 until March 2010 that includes wind, air temperature, relative humidity, air pressure, rainfall and solar radiation, it can be concluded that weather conditions in the KNS and the surrounding areas affected by the system monsoon. This can be seen from the pattern of the dominant wind direction, air temperature and rainfall distribution patterns. and relative humidity. LATAR BELAKANG Pengamatan cuaca di Kawasan Nuklir Serpong (KNS) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mutlak dibutuhkan dan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi pada pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dan Laboratorium penunjang (RSG-LP) sesuai ketentuan yang ditetapkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Internasional Atomic Energy Agency *) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN (IAEA) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. nomor 64 tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir [1]. Pengamatan cuaca di KNS telah terpasang dan dioperasikan sistem pengamat cuaca yang terdiri dari menara meteorologi setinggi 60 m, yang dilengkapi dengan sensor cuaca yang terpasang pada ketinggian 4, 15 dan 60 m. Pada ketinggian 4 m terpasang sensor curah hujan dan solar radiasi siang hari. Pada ketinggian 15 m dan 259 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK 60 m terpasang sensor combo guna mengamati arah dan kecepatan angin, suhu udara, tekanan udara dan kelembaban relatif. Seluruh data dikirim dari menara ke server melalui nirkabel modem setiap 15 menit, kemudian data pengamatan tersebut dianalisis secara statistik untuk mendapatkan data mínimum, maksimum dan rata-rata pada periode harian, kemudian dari jumlah jam angin bertiup dengan arah dan kecepatan tertentu dapat dibuatkan cakra angin (Wind Rose) dan dari data gabungan kecepatan angin dan solar radiasi dapat ditentukan kelas kestabilan udara pasquill. [2,3] Berdasarkan informasi ini dapat diperkiraan penyebaran bahan radioaktif yang terlepas ke udara guna kajian dampak radiologi pada operasi normal dan bila terjadi kecelakaan radiasi di KNS. [4] TATA KERJA Bahan : Bahan yang digunakan terdiri dari data cuaca/iklim permukaan yang meliputi unsur angin, suhu, kelembaban udara relatif, tekanan, curah hujan dan radiasi matahari ISSN 1410-6086 siang hari dengan menggunakan perangkat lunak AddVantage Pro.5.4 sebagai pengolah data. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Cengkareng digunakan sebagai data pembanding periode Tahun 2007. Alat : Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca ini adalah sistem meteorologi yang dilengkapai dengan sensor Combo, Rain gauge dan Pyranometer. Jaringan sistem meteorologi KNS seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Metode : Metode pengamatan cuaca biasanya menggunakan data sejak bulan Oktober 2009 hingga April 2010 kemudian dianalisis secara statistik dengan cara data rata-rata bulanan dihitung dari jumlah data harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi jumlah hari dalam bulan tersebut. untuk memperoleh data minimum dan maksimum serta ratarata. Data cuaca KNS yang diperoleh dari ketinggian 4 meter dan 15 meter. Sebagai data pembanding digunakan data cuaca yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Curug. Tangerang. [5,6]. Gambar 1. Jaringan sistem meteorologi PPTN Serpong 260 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan cuaca dilakukan selama 6(enam) bulan dari 01 Oktober 2009 hingga 01 April 2010. Data curah hujan dan solar radiasi diperoleh dari ketinggian 4 meter, sedangkan data angin, suhu, kelembaban dan tekanan udara dari ketinggian 15 meter. Berdasarkan data tersebut diperoleh informasi bahwa angin dominan datang dari arah Selatan Barat Daya dan Barat Daya dengan sudut 202,5o dan 225o menuju Utara Timur Laut dan Timur Laut dengan sudut 22,5o dan 45o ISSN 1410-6086 dengan kecepatan rata-rata sebesar 1,7 m/detik, suhu udara rata-rata 26,6oC, kelembaban relatif 78,7 % dan tekanan udara sebesar 991,4 mBar. Jumlah curah hujan sebesar 1449,2 mm dan besarnya Intensitas matahari siang hari sebesar 174 watt/m2. Data hasil pengamatan ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2, sedangkan distribusi frekuensi data arah dan kecepatan angin dapat digambarkan dalam bentuk cakra angin (Wind Rose) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Tabel 1. Data Curah hujan dan Radiasi Matahari Tabel 2. Data arah & kecepatan angin, suhu, kelembaban dan tekanan udara Tabel 3. Suhu udara, maksimum dan minimum rata-rata bulanan Stasiun Klimatologi Pondok Betung dan Ciledug 261 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK ISSN 1410-6086 Gambar 2. Cakra Angin (Wind Rose) Stasiun Kawasan Nuklir Serpong 262 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK ISSN 1410-6086 Gambar 3. Cakra angin stasiun Klimatologi Curug periode Pebruari 2001-2005 Pengamatan arah dan kecepatan angin selama 6 bulan diperoleh informasi bahwa profil angin di daerah KNS cendrung terbagi menjadi dua arah yaitu ; pada pagi sampai siang hari angin bertiup dari arah Utara hingga Timur Laut dan pada siang sampai pagi hari arah angin bertiup Selatan hingga Barat Daya. Kondisi angin di KNS juga terjadi di beberapa daerah di Jawa khususnya daerah Curug Tangerang, gambaran cakra angin dapat dilihat pada Gambar 3. Pengamatan suhu udara selama 6 bulan diperoleh suhu terendah sebesar 24,5oC, tertinggi 28,8oC dan suhu rata-rata 26,6oC. Variasi suhu udara bulanan dan 6 bulanan tidak jauh berbeda. Suhu bulanan terendah terjadi pada bulan Januari 2010 sebeasr 24 5oC, hal ini disebabkan kondisi cuaca saat musim penghujan. Berdasarkan data stasiun Klimatologi Pondok Betung dan Ciledung dalam kurun waktu 5 tahun suhu harian rata-rata bulanan mencapai 26.2 °C hingga 28.8 °C seperti yang ditampilkan pada Tabel 3. 263 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK Kelembaban relatif udara rata-rata menunjukkan 78,7%. Kelembaban relatif terendah terjadi pada bulan Oktober hingga Nopember 2009 sebesar 74%, sedangkan tertinggi terjadi pada bulan Pebruari hingga Maret 2010 sebesar 80,2%. Besarnya kadar uap air dalam udara ini disebabkan oleh suhu udara yang relatif tinggi sedangkan intensitas curah hujan pada tingkatan rendah hingga sedang. Tekanan udara yang teramati terbesar terjadi bulan Oktober 2009 sebesar 1005, 3 mbar dan terkecil bulan Pebruari 2010 sebesar 949 mbar sedangkan rata-rata tekanan udara sebesar 991,4 mbar. Tekanan udara di wilayah Indonesia rata-rata sebesar 1009,3 mbar. Hasil pengamatan curah hujan sejak Oktober 2009 hingga April 2010 sebesar 1449,2 mm, jumlah curah hujan maksimum terjadi pada bulan Oktober – Nopember 2009 sebesar 105,2 mm. Pola hujan seperti ini disebut hujan jenis monsun barat dimana jumlah curah hujan berlimpah, sebaliknya saat monsun timur jumlah curah hujan sangat sedikit. Daerah yang mempunyai curah hujan jenis monsun banyak terdapat di Indonesia. Intensitas radiasi matahari yang diamati adalah intensitas matahari pada waktu siang hari. Besarnya radiasi matahari selama 6 bulan pengamatan diperoleh nilai rata-rata sebesar 174 watt/m2, terkecil terjadi pada bulan Januari 2010 sebesar 162 watt/m2. Data solar radiasi ini sangat berguna untuk menentukan kelas stabilitas udara untuk setiap daerah. ISSN 1410-6086 KESIMPULAN Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisis cuaca daerah KNS selama 6 bulan semenjak bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 yang meliputi angin, suhu udara, kelembaban relatif, tekanan udara, curah hujan dan solar radiasi, dapat disimpulkan bahwa kondisi cuaca di KNS dan sekitarnya dipengaruhi oleh sistem monsun. Hal ini terlihat dari pola arah angin dominan, suhu udara dan pola distribusi hujan. dan kelembaban relatif. Data pengamatan cuaca ini dapat digunakan untuk menentukan kelas stabilitas udara KNS, sehingga kajian dampak radiologi dapat dilakukan. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. ANONIM, Peraturan Pemerintah RI. nomor 64 tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Jakarta, 2000. ANONIM, “Guide to Meteorological Instruments and Methods of Observation”, 6th edition, No.8, WMO, Geneva, 1996. ANONIM, “Administrator/User Guide of AdCon Telemetry”, AddVantage Pro 5.4, Wina, Austria, 2008. ANONIM, “Application of Meteorology To Safety At Nuclear Plant”, Safety Series No. 29, IAEA, Vienna, 1986. ANONIM, “Pemutakhiran Rona Lingkungan Kawasan Nuklir Serpong, BPS - BATAN, Serpong, 2000. ANONIM, Pemutahiran data Meteorologi Kawasan Nuklir Serpong, BMG - BATAN, Ciputat Jakarta, Nopember 2007. Tanya Jawab 264 Nama Penanya Instansi Pertanyaan : : : Jawab : Yanni Andriani PTLR-BATAN Kondisi Cuaca dipengaruhi oleh system Muson, apa yang dimaksud dengan sistem Muson Muson adalah angin musim atau angin periodik. Musim disaat angin bertiup dari arah barat daya dan wilayah sekitarnya yang dipengaruhi/diperlihatkan melalui curah hujan yang tinggi. Muson terjadi karena dataran menghangat dan menyejuk lebih cepat dari pada air.