01 Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Program Studi Hubungan Masyarakat DASAR-DASAR LOGIKA Ruang Lingkup Logika Ety Sujanti, M.Ikom. Dasar-dasar Logika Ruang Lingkup Logika 1. Pengantar 2. Pengertian Logika 4. Sumber-Sumber Logika 5. Sejarah Logika 7. Bentuk dan Isi Argumen 8. Proses Bernalar 3. Objek Logika 6. Proses Berpikir Ruang Lingkup Logika 1. Pengantar Kata Logika atau logis sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Kata logis dipakai dalam arti yang sama dengan masuk akal, dapat dimengerti. • Seseorang yang telah mempelajari logika lebih mungkin bernalar secara tepat daripada kalau dia tidak pernah mempelajari logika, alasannya: • 1. Studi yang tepat atas logika akan mendekatinya sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu, dan dia akan mengerjakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teori-teori yang dipalajari. Dalam hal ini, praktik akan membuat dia mampu bernalar secara tepat. • 2. Dalam studi logika, kita membuat kajian dan analisis atas kesesatan-kesesatan atau kesalahan-kesalahan dalam penalaran. • 3. Studi logika akan memberikan teknik tertentu, metode-metode yang dengan mudah diterapkan untuk menguji kebenaran dari bermacam-macam penalaran yang berbeda, termasuk penalaan kita sendiri. Pengetahuan ini bernilai karena kesalahan-kesalahan dengan mudah dideteksi. Dengan demikian, kesalahankesalahan itu dapat dihindari. • 4. Keinsyafan akan adanya kesulitan-kesulitan mendorong orang untuk memikirkan caranya ia berpikir, serta meneliti asas-asas hukum yang mengatur pemikiran manusia agar dapat mencapai kebenaran. 2. Pengertian Logika • Logika berasal dari bahasa Yunani dari kata “Logos” yang berarti kata, ucapan atau alasan. Secara etimologis, logika merupakan ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan dalam bahasa atau disebut juga ilmu bernalar. • Berikut beberapa pengertian logika : • 1. William Alston mendefinisikan logika sebagai berikut: Logic is the study of inference, more precisely the attempt to device criteria for separating valid from invalid inference (Logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih cermat usaha untuk menetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan yang tidak sah). • 2. Alfred Cryril Ewing mengatakan: Study of the different kinds of proposition and the relations between them which justify inference (studi tentang jenis-jenis keterangan yang berbeda dan hubungan di antara mereka yang membenarkan penyimpulan). • Berdasarkan uraian dari atas, logika dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang diapakai untuk membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Konsep kunci dalam definisi adalah penalaran yang tepat atau penalaran yang valid. Ketepatan atau validitas tidak identik dengan kebenaran. Logika hanya menaruh perhatian pada kepentingan logis (relasi konsekuansial) yang ada, antara konklusi (kesimpulan) dan premis-premis yang ada • Logika juga didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Definsi ini menekankan dua hal, pertama: logika sebagai ilmu pengetahuan; kedua: logika sebagai kecakapan. Sebagai ilmu pengetahuan, logika merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis sehingga membentuk suatu kesatuan serta memberikan penjelasan tentang metodemetode dan prinsip-prinsip yang tepat. 3. Objek Logika • Objek material logika ialah manusia itu sendiri, sedangkan objek formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat dan teratur yang terlihat lewat ungkapan pikirannya yang diwujudkan dalam bahasa. • 1. Objek Material Logika ( Arti Berpikir) manusia itu sendiri dalam kegiatan berpikir, bukan proses berpikir. 2. Objek Formal Logika (Bentuk atau pola berpikir berupa struktur fomal kombinasi pernyataan-pernyataan sesuai aturan logika. 4. Sumber-Sumber Logika • Secara hakiki logika dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: – Logika Alamiah (Kodratiah); kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungankecenderungan yang subyektif. – Logika Ilmiah (Saintifika); menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi. 5. Sejarah Logika • A. Masa Yunani Kuno • Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif. • Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. • B. Masa Abad pertengahan dan logika modern • Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawankawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika. Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:Petrus Hispanus 1210 - 1278). Roger Bacon 1214-1292. Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian. William Ocham (1295 - 1349) 6. Proses Berpikir • Disinilah sesungguhnya logika mulai, maksud utama dari ilmu logika selain mengungkapkan hakikat berpikir dengan segala bentuk turunannya, juga menjamin ketepatan, keseksamaan dalam proses pemikiran. 7. Bentuk dan Isi Argumen • Argumen adalah sekadar kata lain untuk pemikiran, penalaran. Sedangkan argumentasi lebih menunjukkan metode pemikiran, lebihlebih apabila mencakup banyak langkah. Dalam menyusun pemikiran membutuhkan prinsip-prinsip tertentu, yaitu hal-hal yang harus diketahui dan diakui sebelumnya. • Terdapat dua prinsip argumentasi, yaitu material dan formal (W.Poepoprodjo, 1999:151). Prinsip-prinsip material adalah term-term atau proposisi-proposisi (premispremis), sedangkan prinsip formal adalah kebenaran-kebenaran yang menjamin terlaksananya proses pemikiran yang benar. • Jadi, argument atau argumentasi adalah sekelompok pernyataan yang di dalamnya terdapat satu pernyataan yang dinamakan kesimpulan yang diterima sebagai kesimpulan berdasarkan pernyataan atau pernyataanpernyataan lainnya, dari kelompok pernyataan itu yang dinamakan premis-premis 8. Proses Bernalar • Bernalar adalah sebuah aktivitas mental khusus yang disebut penyimpulan, yang bisa disebut juga membuat (atau menunjukkan) kesimpulan-kesimpulan. • Ada dua macam penyimpulan, yaitu: • 1. Deduksi. Dalam penyimpulan deduktif, proses penalaran kita bertolak dari pengetahuan yang bersifat universal menuju pengetahuan yang sifatnya partikular kongkrit. • Contoh: • - Semua manusia akan mati • - Si Ety adalah manusia • - Jadi, Ety akan mati. • 2. Induktif. Yaitu proses penyimpulan yang berasal dari dua premis atau lebih menuju kesimpulan yang lebih bersifat umum, bila dibandingkan dengan salah satu atau kedua premisnya. • Contoh: - Pohon-pohon mati • • • • - Binatang-binatang mati - Manusia mati - Semua mereka adalah makhluk hidup - Jadi, semua makhluk hidup mati Terima Kasih Ety Sujanti, M.Ikom.