Pengertian Hukum Setiap lingkungan yang memiliki pola atau

advertisement
A. Pengertian Hukum
Setiap lingkungan yang memiliki pola atau caranya masing-masing, jika pola dari hal
tersebut tidak diatur maka akan menjadi berantakan dan tidak terarah. Harus ada sesuatu yang
membatasi dan mengarahkan pola suatu individu dari berbagai kriteria. Hukum merupakan
seperangkat atau himpunan peraturan yang bersifat mengikat dan dapat memberikan efek secara
langsung atau tidak langsung sesuai ketentuan yang berlaku dengan tujuan untuk membatasi dan
memberi arah pola tingkah laku di dalam suatu lingkungan. Tetapi dengan adanya hukum ini
jangan juga dijadikan batasan untuk berpendapat, karena pada dasarnya makhluk hidup memiliki
hak untuk berpendapat tetapi tetap pada jalur yang tepat.
Pada dasarnya definisi dari hukum sendiri masih belum jelas dan juga masih bersifat
fleksibel. Sebagaimana yang diungkapkan Van Apeldoorn bahwa “tidak ada satupun yang dapat
mendefinisikan
hukum
karena
hal
tersebut
sangatlah
sulit
dan
tidak
mungkin
menghubungkannya dengan hal yang tepat”, begitu juga dengan Immanuel Kant “tidak ada
sarjana hukum yang dapat mendefinisikan hukum dengan tepat”.
Menurut beberapa ahli hukum memiliki banyak definisi, menurut Aristoteles “Hukum adalah
hal yang dijadikan sandaran dan diterapkan untuk kelompok tersebut. Sedangkan hukum semesta
adalah hukum untuk alam”. Menurut J.C.T.Simorangkir,S.H dan Woerjono Sastropranoto,S.H.
dalam buku mereka yang berjudul “Pelajaran Hukum Indonesia” memberikan definisi bawa
“Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi berwajib,
pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan yaitu
dengan hukuman tertentu.(ibid : 35-38)”.
B. Unsur-unsur hukum
1. Peraturan mengenai tingkah laku
2. Peraturan yang dibuat oleh lembaga resmi
3. Peraturan yang bersifat memiksa
4. Pemberian sanksi tegas sesuai ketentuan yang berlaku
C. Ciri-ciri hukum
1. Adanya perintah dan/atau larangan
2. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati setiap orang
Setiap individu berhak berperilaku dan mengeluarkan pedapat, maka untuk membatasi
hal tersebut supaya tidak keluar jalur dari yang semestinya maa hukum itu dibuat. Tetapi jika
masih ada yang melanggar hukum tersebut maka individu tersebut harus dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Untuk hukuman atau pidana sendiri dibagi menjadi
berbagai macam, menurut pasal 10 kitab Undang-undang hukum pidana (KUHP) adalah:
a. Pidana pokok
1. Pidaa mati
2. Pidana penjara
a. Seumur hidup
b. Sementara, setinggi-tingginya 20 tahun serendah-rendahnya minimal satu
tahun.
3. Pidana kurungan
4. Pidana denda
5. Pidana tutupan
b. Pidana tambahan
1. Pencabutan hak-hak tertentu
2. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
3. Pengumuman keputusan hakim
D. Sifat hukum
Karena setelah dibuatnya hukum dipastikan masih ada yang akan melanggar dan
membantah hukum tersebut, maka timbulah sifat hukum itu sendiri. Sifat hukum yang
timbul dari permasalahan tersebut adalah mengatur dan memaksa. Sifat ini bersifat
mengatur pola suatu lingkungan yang didalamnya terdapat sebuah hukum, dan memaksa
setiap individu dilingkungan tersebut untuk mematuhi kaedah-kaedah hukum dan juga
memberikan sanksi pada mereka yang melanggarnya.
E. Tujuan hukum
Didalam sebuah lingkungan banyak terdapat sub-lingkungan yang lebih kecil tentunya
dan saling berhubungan. Untuk dicapai keseimbangan antar hubungan tersebut
diperlukan adanya peraturan yang mengikat dan mengatur yaitu hukum. Hukum dibuat
dengan berdasarkan asas-asas keadilan didalam lingkungan itu sendiri supaya tidak
terjadi atau meminimalisir terjadinya perlawanan terhadap kaidah-kaidah hukum itu
sendiri. Tujuan hukum menurut para ahli
1. Apedoorn: mengatur tata tertib didalam masyarakat (lingkungan) secara damai dan
adil.
2. Prof. soebakti: mengabdi tujuan negara yang intinya mendantangkan kemakmuran
dan kebahagian di masyarakat (lingkungan).
Terdapat teorinya tersendiri didalam sebuah tujuan hukum
1. Teori etis (keadilan)
Hukum dibuat untuk dicapainya suatu keadilan. Pada saat suatu hukum dibuat
bertujuan untuk kepentingan bersama tetapi juga tidak melupakan hak-hak tiap
individu didalam lingkungan tersebut. Sehingga hukum dibuat dengan kesadaran etis
keadilan yang terjadi didalam lingkungan tersebut dengan mempertimbangkan apa
yang adil apa yang tidak adil. Terdapat beberapa jenis didalam teori etis ini
diantaranya,
a. Keadilan komutatif
Keadilan berdasarkan kesenilaian dan prestasi atau kontra prestasi yang terdapat
dalam lingkungan tersebu dan juga berdasarkan timbal balik atau feedback dari
sub-lingkungan dan hubungan antar sub-lingkungan.
b. Keadilan distributif
Keadilan berdasarkan atas kecakapan sub-lingkungannya.
c. Keadilan vindikatif
Hukuman diberikan sesuai dengan perjanjian dan sanksi yang berlaku.
d. Keadilan protektif
Memberikan perlindungan kepada anggota lingkungan itu supaya tidak ada yang
berlaku sewenang-wenang.
2. Teori kegunaan/manfaat
Hukum dibuat untuk dicapainya kebahagiaan disetiap anggota lingkungan tersebut
atau ditiap-tiap individu (the greatest happiness for the greatest number). Penganut
teori ini adalah Jeremy Bentham, John Austin dan J.S Mill.
3. Teori gabungan
Teori ini menyatakan hukum dibuat berdasarkan atas ketertiban dan keadilan. Untuk
dicapainya lingkungan yang aman, damai dan kondusif perlu diciptakannya suatu
kaedah atau peraturan yang bersifat melindungi hak-hak tiap individu dan juga karena
banyaknya hubungan antar sub-lingkungan itulah harus adanya kepastian hukum
demi terciptanya ketertiban. Keadilan juga harus dimasukan kedalam dasar
pembangun hukum untuk dapat tetap memberikan kebahagiaan ketiap individu.
Penganut teori ini adalah Van Apeldoorn dan Mochtar Kusumaatmadja.
F. Subjek hukum
Sesuatu menurut hukum yang cakap dan berhak melakukan tindakan hukum tersebut.
Yang pertama adalah sesuatu yang dapat mendukung atau dapat memiliki hak dan
kewajiban menurut hukum dan yang kedua adalah manusia (Natuurlijk persoon) atau
individu dan badan hukum (Rechst persoon).
G. Objek hukum
Sesuatu yang dianggap memberikan keuntungan dan manfaat bagi subjek hukum berupa
benda atau barang, berwujud atau tidak berwujud dan bergerak atau tidak bergerak.
H. Sumber hukum
Pada dasarnya sumber hukum merupakan tempat dimana kita bisa menggali dan
mengambil dasar dari hukum yang akan dibuat.
Sumber hukum sendiri dibagi dua yaitu sumber hukum materil dan formal.
a. Sumber hukum materil
Sumber ini berdasarkan pertinjauan kepada beberapa sudut pandang seperti sudut
ekonomi, sejarah, sosiologi, filosofi, dsb.
b. Sumber hukum formal
1. Undang-undang
2. Kebiasaan (custom)
3. Keputusan-keputusan hakim (Jurisprudentie)
4. Traktat (Treaty)
5. Pendapat sarjana hukum (Doktrin)
I. Kodefikasi Hukum
Pembukuan suatu hukum secara sistematis dan penyebab hal ini terjadi karena adanya
kepastian hukum dan kesatuan. Menurut bentuknya kodefikasi hukum dibagi menjadi
dua,
1. Hukum tertulis (statue law) seperti undang-undang.
2. Hukum tidak tertulis (unstatuery law) seperti keyakinan dan kebiasaan di suatu
lingkungan.
J. Istilah hukum
1. Hubungan hukum
Yaitu dua subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban dan berinteraksi secara
langsung dan tidak langsung dan didalamnya terdapat kaidah hukum yang terjadi.
2. Akibat hukum
Merupakan suatu akibat yang terjadi setelah subjek hukum yang memiliki hak dan
kewajiban melakukan tindakan tertentu terhadap objek atau subjek hukum karena
kejadian-kejadian tertentu yang saling berkaitan.
3. Peristiwa hukum
Segala fakta dan kejadian yang terjadi secara langsung dan tidak langsung didalam
masyarakat dan menimbulkan akibat hukum.
K. Macam-macam dan klasifikasi hukum
Hukum memiliki makna yang amat luas maka dari itu dibuat penggolongan atau
klasifikasi berdasarkan asas-asas tertentu.
1. Menurut sumbernya
a. Undang-undang
b. Kebiasaan
c. Traktat
d. Keputusan hakim
2. Menurut bentuknya
a. Tertulis

Sudah terkodifikasi

Belum terkodifikasi
b. Tidak tertulis
3. Menurut tempat berlakunya
a. Hukum nasional
b. Hukum internasional
c. Hukum asing
d. Hukum tempat ibadah
e. Hukum alam
4. Menurut waktunya
a. Ius Contitutum yaitu hukum untuk masyarakat tertentu
b. Ius Constituendum yaitu hukum untuk waktu yang akan datang
c. Hukum asasi yaitu hukum untuk semua tempat dan bersifat abadi
5. Menurut cara mempertahankannya
a. Hukum material
b. Hukum formal
6. Menurut sifat
a. Hukum yang memaksa
b. Hukum yang mengatur
7. Menurut isi
a. Hukum privat
b. Hukum publik

Hukum tata negara

Hukum administrasi negara

Hukum pidana

Hukum internasional
8. Menurut wujud
a. Hukum objektif
b. Hukum subjektif
L. Norma hukum
Norma hukum tercipta dari norma-norma sebelumnya dan norma hukum juga akan
menghasilkan norma norma barunya. Norma hukum mengutamakan perbuatan lahir dan
berasal dari luar individu dan kekuasaan yang memaksa kepada kita. Masyarakat
(lingkungan) inilah yang nantiya dikenakan hukuman atau sanksi atau yang menjatuhkan
hukuman (hakim)
M. Negara hukum
Negara yang menjalankan negaranya berdasarkan pertauran dan hukum yang berlaku dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum juga. Prinsip negara hukum dibagi menjadi
3 yaitu,
1. Pengakuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
3. Legalitas dalam arti hukum dari segala bentuknya
Berikut penjelasan hukum menurut analisa saya.
Sumber:
Ali sa’faat, Muchamad. Aliran-aliran hukum. 2011.
http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2011/11/ALIRAN-–-ALIRAN-HUKUM.pdf
Erowati, dewi. Mata Kuliah Politik Hukum Indonesia. 2007.
http://core.ac.uk/download/pdf/11726566.pdf
Anonim. http://eprints.ung.ac.id/614/3/2013-2-74201-271409043-bab2-09012014033259.pdf
Anonim. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_dasar_Hukum.pdf
Anonim. https://colsalawyers.files.wordpress.com/2012/01/pengantar-ilmu-hukum-1.pdf
Fauzul. 2011. Macam-macam Hukum.
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK1004/document/Macam2_Hukum.pdf?cidReq=HKK
1004
Handayani, Fully R. Pengantar Ilmu Hukum.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/aspek_hukum_dalam_bisnis/bab1pengertian_dan_tujuan_hukum.pdf
Download