KASUS DIAGNOSTIK PENYAKIT MAREK PADA AYAM

advertisement
SeminarNasional Peternakan clan Yeteriner 2000
KASUS DIAGNOSTIK PENYAKIT MAREK PADA AYAM
HERNomoADI Humn4TO, BAMBANG PONTJO PRIOSOERYANTO,
I WAYAN TEGuH WIBAwAN, DEwi RATIH AGuNGPRIYONO, EvA HARLINA, clan Sm FATimAH
Laboratorium Patologi Veteriner, Bagian Parasitologi dan Patologi,
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Jalan Taman Kencana 3, Bogor 16151
ABSTRAK
Delapan kasus penyakit pada ayam diperiksa di Laboratorium Patologi Veteriner tahun 1999-2000,
dengan diagnosa penyakit Marek. Didapatkan 7 sampel berasal dari petemakan ayam ras petelur, berumur
antara 26 hari-28 minggu, dan sudah divaksinasi terhadap Marek pada umur DOC . Satu sampel berasal clari
peternakan ayam kampung, umur 16 minggu dan tidak divaksinasi Marek . Berdasarkan diagnosa pemedksaan
patologi pada sampel organ ayam, didapatkan jenis organ yang terserang tumor limforna penyakit Marek
meliputi hati, ginjal, limpa, jantung, paru-paru, ovari, thymus, bursa Fabricius, proventrikulus, kulit, otot, mata,
otak, medulla spinalis, clan syaraf perifer. Konfirmasi penyakit Marek melalui pemeriksaan sifat morfologi sel
tumor limforna, membedakan dari diagnosa banding limforna penyakit Avian leukosis . Kompilasi pemeriksaen
mikroskopi menunjang bahwa penyakit Marek dan spesifikasi sifat serangan penyakit tumor menular ini
merugikan industri peternakan unggas . Kondisi imunsupresi, infeksi ganda oleh protozoa parasitik
Cryptosporidium spp . dan virus ALV-J ., kerusakan jaringan ovari yang secara langsung menghambat
perkembangan folikel telur, tumor limfoid multifokal yang secara tidak langsung mengganggu produksi dan
laju pertumbuhan badan ayam, kelumpuhan, benjolan kulit yang merusak pangkal bulu dan kernatian bila
serangan tumor limfoid pada jantung, paru-paru dan otak didiskusikan pada tulisan ini .
Kats kunci : Penyakit Marek, ayam petelur, patologi mikroskopi
PENDAHULUAN
Penyebab penyakit Marek adalah virus Marek (MDV), terutama serotipe 1 yang bersifat
onkogenik (mampu menimbulkan tumor) dan memiliki berbagai tingkat keganasan (WITTER, 1998) .
Virus ini tergolong pada grup Herpes yang hanya menyerang ayam clan burung puyuh . Virus Marek
amat menular karena mampu memasuki tubuh ayam melalui pemafasan dan sumber virus tersebut
adalah debu kandang, debu ketombe bulu dari ayam, atau kandang yang sudah terinfeksi .
Diperkirakan virus Marek telah menulari hampir semua flok ayam pada pemeliharaan secara intensif.
Berbagai vaksin Marek komersial telah diproduksi clan digunakan untuk mengontrol penyakit ini,
tetapi diduga sifat keganasan virus Marek dilapangan meningkat atau berubah, sehingga pemakaian
vaksin yang ada menjadi kurang protektif.
Pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit tumor menular yang disebabkan oleh virus Marek
dapat ditinjau dari kerugian yang ditimbulkannya pada industri perunggasan . Di rumah potong ayam,
bungkul-bungkul tumor Marek pada organ interna clan borok pada pangkal bulu menimbulkan
pengafkiran karkas ayam (CALNEK dan WITTER, 1997) . Di kandang ayam layer maupun broiler,
kerugian meliputi peningkatan angka kematian harian, tingginya tingkat deplesi karena kerdil, afkir
kurus, lumpuh, produksi telur rendah atau tidak bertelur. Dari segi produksi telur, penyakit Marek
sering menimbulkan keluhan berupa terlambat masuk umur produksi, target puncak produksi yang
tak tercapai, dan terdapatnya individu-individu yang stop produksi karena tumor ovari .
Studi melalui pemeriksaan patologi terhadap 8 kasus diagnostik ayam dilakukan untuk meneliti
karakterisasi perjalanan penyakit, target kerusakan, clan kerugian klinis yang ditimbulkan oleh
penyakit Marek di flok asalnya.
543
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000
MATERI DAN METODE
Sampel berupa ayam berasal dari 8 petemakan berbeda dengan diagnosa penyakit Marek
berasal dikirim ke laboratorium Patologi Veteriner FKH/IPB antara tahun 1999-2000.
Organ-organ yang menyimpang diproses untuk dibuat preparat histopatologi adalah hati, ginjal,
limpa, jantung, paru-paru, ovari, usus, thymus, bursa Fabricius, proventrikulus, kulit, otot, mata,
otak, medulla spinalis, clan syaraf perifer. Fiksasi menggunakan larutan neutral bufferformalin (NBF
10%), kemudian dibuat blok paraffin, lalu jaringan dipotong dengan mikrotom pada ketebalan 5
mikron. Preparat diproses dengan pewarnaan standart H&E (hematoxylin-eosin) metoda HumAsoN
(1972), dan sifat kerusakan pada jaringan inang diperiksa dengan mikroskop cahaya .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pemeriksaan mikroskopi terhadap organ-organ ke-8 kasus, diidentifikasi adanya akumulasi
sel tumor limfoid di hati, ginjal, limpa, jantung, paru-paru, ovari, usus, thymus, bursa Fabricius,
proventrikulus, kulit, otot, mata, otak, medulla spinalis, clan syaraf perifer pada semua jaringan
(Tabel 1) . Target tumor Marek pada kulit, syaraf perifer, otak, mata, proventrikulus clan otot
merupakan lokasi yang karakteristik untuk serangan virus Marek (PAYNE, 1990), sedangkan limfoma
pada jaringan lain dapat juga merupakan ciri lokasi tumor penderita infeksi virus Avian Leukosis .
Dengan ditemukannya sifat beragam jenis morfologi sel tumor limfoma yang terakumulasi pada
organ, maka disimpulkan adanya karakterisasi infeksi oleh virus Marek (EKPERIGIN et al., 1983 ;
RIDDELL, 1987).
Manifestasi kerusakan berbagai jaringan dari 7 flok ayam ras layer terserang penyakit Marek
dengan kisaran umur 26 hari-28 minggu clan 1 flok ayam kampung dengan 16 minggu, Menunjukan
prediksi gejala klinis yang merupakan kerugian-kerugian bagi peternak.Sejarah medis dari flok pada
studi ini adalah lumpuh, lamban tumbuh, umur produksi terlambat, produksi telur rendah,
peningkatan jumlah kematian dan jumlah afldr. Dalam kasus ini, vaksinasi Marek yang telah
dilakukan ketika flok ayam ras petelur berumur 1 hari, ternyata tidak mencegah infeksi virus lapang.
Hal tersebut dimungkinkan oleh pengaruh faktor adanya virus Marek lapang serotipe 1 (onkogenik)
yang amat ganas (wMDV), penggunaan vaksin Marek jenis monovalen, atau terjadinya infeksi virus
lapang sebelum imunitas vaksin timbul (PAYNE, 1990). Faktor terakhir ini, yang tergantung pada
sanitasi kandang juga mempengaruhi terjadinya kasus Marek pada flok ayam kampung yang belum
pernah divaksinasi Marek.
Berdasarkan sifat kerusakan secara histologi pada jaringan limpa, thymus dan bursa Fabricius
(Tabel 1), serangan virus dalam perkembangan penyakitnya telah menimbulkan efek sitolitik
sehingga folikel limfoid atrofi. Berkurangnya jumlah sel-sel limfoid yang vital bagi respon imun dan
pertahanan badan tersebut, memicu kondisi imunosupresi (TIZARD, 1987 ; CALNEK, 1998). Akibat
kondisi imunosupresi tersebut pada kasus ini didapatkan adanya infeksi ganda oleh protozoa
Cryptosporidium spp . pada bursa Fabricius dari 2 ekor syam ras, yang berasal dari satu flok .
Penyakit parasitik Cryptosporidiosis pada unggas dapat ditemukan menyerang epitel mukosa saluran
pencernakan dan pernafasan (CURRENT, 1997). Ditemukan pula pada flok ayam ras yang berbeda, di
jaringan hati seekor ayam menderita infeksi ganda oleh virus Avian leukosis subgrup J (ALV-J)
dengan terlihat adanya akumulasi bentuk sel-sel myelositik . Virus ALV-J menular pada ayam secara
vertikal dan horizontal, sedangkan virus Marek secara horizontal . Diperkirakan flok ayam diatas
telah terinfeksi lebih dahulu oleh ALV-J dan infeksi virus Marek menimbulkan imunosupresi yang
mengakibatkan kedua jenis tumor tersebut muncul (WITTER, 1998). Adanya penyakit
544
Seminar Nasional Peternakan clan Veteriner 2000
Myelocytomatosis yang disebabkan oleh infeksi ALV-J pacla ayam ras di Indonesia, pernah
dilaporkan oleh HUMINTO et al. (1998).
Tabel 1. Hasil kompilasi patologi mikroskopi jaringan organ ayam dari 8 flok yang terserang penyakit Marek,
disertai sifat kerusakan clan prediksi gejala klinis-nya
Gangguan fungsi clan prediksi gejala klinis
Sifat kerusakan
Organ terserang
Imunosupresi
Limpa, thymus, bursa Fabricius Sitolitik, atrofi folikel
limfoid
Tumor limfoid
Malabsorbsi, hipoproteinemia
Hati, proventrikulus, usus
Bobot badan clan produksi renclah
limfoid
Gout persendian (pincang)
Tumor
Ginjal
Paru-paru
Tumor limfoid
Sesak nafas, lemah, kematian
limfoid
Lemah, kematian
Tumor
Jantung
Tumor limfoid
Produksi renclah, tak pernah bertelur
Ovari
Lumpuh, kematian
Tumor limfoid
Otak, medulla, syaraf
Tumor
limfoid
Buta
Mata
Pincang
Tumor limfoid
Otot skelet paha
Benjolan kulit, borok di pangkal bulu
Tumor
limfoid
Kulit clan bulu
Keluhan peternak terhadap gangguan produksi tercermin pada studi kasus ini dari adanya
akumulasi sel-sel tumor limfoid pada jaringan interstitium ovari. Kumpulan sel limfoid menekan
berbagai perkembangan folikel telur di ovari sehingga mengganggu produksi telur. Selain itu pada
organ-organ lain terjadi akumulasi multifokal sel limfoid yang masih mikroskopik ukurannya .
Meskipun demikian, berbagai kerusakan jaringan organ tersebut dapat mengganggu pola konsumsi,
digesti, absorbsi clan metabolisme nutrisi, sehingga secara tidak langsung menghambat produksi clan
peningkatan bobot badan. Pernah dipelajari adanya korelasi antara serangan penyakit Marek pada
flok ayam petelur dengan kejadian peningkatan jumlah kematian clan afkir serta rendahnya produksi
telur (FATIMAH, 2000).
Serangan virus Marek pada sistem syaraf dan otot paha pada kasus ini menimbulkan keluhan
adanya gejala kelumpuhan dan pincang yang dapat dilacak menggunakan pemeriksaan patologi .
Limfoma pada syaraf brachialis terlihat jelas pada kasus Marek yang menyerang ayam kampung,
baik secara makroskopi clan mikroskopi .
KESIMPULAN
Kajian patologi dari 8 kasus diagnostik penyakit Marek menunjukkan, infeksi lapang telah
terjadi baik pada ayam ras yang telah divaksin Marek maupun ayam kampung yang dikandangkan
intensif. Infeksi virus Marek, kemungkinan oleh vvMDV pada flok ayam menyebabkan
pembentukan tumor limfoid yang tersebar di banyak jaringan organ tubuh clan menimbulkan infeksi
ganda oleh parasit, Cryptosporidium spp . clan oleh virus ALV-J. Serangan tumor pada sistim organ
menimbulkan kerusakan morfologik dan fungsional yang mengakibatkan flok memiliki bobot badan
kurang, produksi telur rendah, imunosupresi, mengalami kelumpuhan, pincang, dan peningkatan
kematian .
545
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000
DAFTAR PUSTAKA
CALNEK B.W . 1998 . Lymphomagenesis in Marek's disease. Avian Pathology 27 :S54-564 .
CALNEK, B.W. and WrrrER, R.L. 1997 . Marek's disease. In: Diseases of Poultry. 10th edn. Calnek, B .W. ed .
Iowa State University Press. Ames, USA. pp . 342-371.
CURRENT, E.1997 . Cryptosporidiosis . In : Diseases of Poultry. 10th edn. Calnek, B.W . ed. Iowa State
University Press. Ames, USA . pp. 797-803 .
EKPERIGIN, H.E ., A.M . FADLY, L.F . LEE, X. Liu, and R.H . MccAPES. 1983 . Comb lesions and mortality
patterns in white leghom layers affected by Marek's disease. Avian Dis, 27 :503-512 .
FATTMAH, S. 2000. Kajian Penyakit Marek dan Kerugian yang Ditimbulkannya pada Ayam Petelur. Skripsi
Saijana FKH-IPB .
HumAsON, G.L. 1972 . Animal Tissue Techniques . W.H . Freeman and Company. San Francisco, USA. pp . 148167 .
HummTo, H., B.P. PRIOSOERYANTO, dan I.W .T. WIBAWAN. 1998. Stud i Histopatologi Myelositomatosis pada
Beberapa Peternakan Ayam di Daerah Bogor dan Sekitarnya . Pertemuan dan Konferensi Ilmiah Veteriner
Nasional VII-1998. PDHI dan Direktorst Bin& Kesehatan Hewan, Bandar Lampung.
PAYNE, L.N . 1990. Marek's disease. In : Poultry Diseases. 3rd edn. Jordan, F.T.W. ed. Bailliere Tyndall.
London, England. pp. 96-105 .
RmDELL, C. 1987. Avian Histopathology . 1st edn. The American Association of Avian Pathologists. USA. pp .
12-14.
TIzARD,1. 1987. Veterinary Immunology. 3rd edn. W.B . Saunders Company. Philadelphia, USA. pp. 371-372.
Wrn'ER, R.L. 1998 . Neoplasm. In: The Merck Veterinary Manual. 8th edn. Aiello, S.E. and Mays, A. (eds).
Merck & Co. Inc. NJ, USA. pp. 1934-1940.
Download