1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tanaman obat telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat untuk mengobati penyakit pada manusia karena mengandung komponen yang memiliki nilai terapeutik. Penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa sejumlah tanaman obat dapat dikembangkan terutama untuk mengatasi masalah kesehatan seperti diabetes, kanker & penyakit infeksi. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengestimasi sekitar 80% populasi di dunia menggunakan tanaman alami sebagai bahan dasar pembuatan obat. 1,2,3 Bahan alam, terutama tanaman, telah lama digunakan di bidang kesehatan untuk keperluan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pengobatan dengan menggunakan tumbuhan obat di Indonesia saat ini lebih digalakkan, baik di bidang kedokteran maupun kedokteran gigi, sehingga pemakaian tanaman obat berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi karena Indonesia dikenal kaya dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas tumbuhan. Upaya itu dilakukan seiring dengan anjuran pemerintah untuk mengelola dan memberdayakan segala sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Tumbuhan obat juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan obat karena efisien, murah, dan mudah didapatkan. 2, 4 Daun kemangi merupakan salah satu tumbuhan alam yang banyak tersedia & mudah diperoleh di Asia seperti di Indonesia. Selain digunakan 2 sebagai lalapan, daun kemangi digunakan sebagai obat untuk bronchitis, asma, malaria, diare, disentri, penyakit kulit, dan lain-lain.3, 4 Penelitian-penelitian yang dilakukan secara in vitro yang telah dilakukan terhadap kemangi, menunjukkan bahwa daun kemangi berkhasiat sebagai antifertility, anticancer, antidiabetic, antifungal, antimicrobial, analgesic dan berbagai manfaat lainnya.4 Penelitian lain yang dilakukan, yang berkaitan dengan efektifitas daun kemangi terhadap pertumbuhan bakteri pada makanan menunjukkan hasil bahwa daun kemangi efektif menghambat pertumbuhan bakteri yang biasa ditemui pada makanan.5 Demikian juga penelitian yang dilakukan pada bakteri plak gigi didapatkan bahwa daun kemangi efektif menghambat pertumbuhan bakteri rongga mulut.6 Sejumlah penelitian in vitro juga telah dilakukan pada spesies daun kemangi lainnya yaitu Ocimum bacilicum & Ocimum gratissimum yang menunjukkan hasil bahwa daun kemangi tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri aerob pada rongga mulut antara lain Klebisiella pneumonia, Streptococcus viridians, Streptococcus albus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus vulgaris.7 Pada penelitian in vitro dari spesies daun kemangi lainnya, Ocimum americanum dapat menghambat pertumbuhan bakteri tiga mikroba rongga mulut yang diuji, yaitu Streptococcus mutans, Lactobacillus casei dan Candida albicans.8 Kemangi dapat diekstrak untuk diketahui kandungannya, demikikan juga efeknya terhadap aktivitas bakteri. Ekstrak daun kemangi mengandung eugenol, alkaloid, steroid, tannin, flavonoid & phenol. Eugenol adalah kandungan 3 terbanyak dari minyak esensial daun kemangi yang juga merupakan zat anti bakteri. Eugenol digunakan pada bidang farmasi sebagai bahan pembuatan senyawa antibakteri.4 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut adalah 23,4% dan 1,6% penduduk telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Kehilangan gigi ini terutama akibat nekrosis. 9 Gigi nekrosis merupakan gigi non vital yang pada umumnya awalnya disebabkan oleh bakteri penyebab gigi berlubang. Gigi nekrosis yang tidak ditangani dengan baik biasanya berakhir dengan pencabutan gigi.10 Perawatan gigi nekrosis meliputi preparasi saluran akar, irigasi, medikasi dan obturasi. Dalam preparasi saluran akar dilakukan irigasi, dengan larutan yang mengandung zat anti bakteri yang ditujukan untuk melarutkan debris-debris hasil preparasi saluran akar dan juga mendisinfeksi saluran akar. Disamping itu larutan irigasi dapat mencapai daerah-daerah yang tidak dapat dicapai oleh alat intra kanal sehingga larutan irigasi berperan penting dalam membantu mengeliminasi bakteri dalam saluran akar.10 Oleh karena itu larutan irigasi yang ideal harus memenuhi kriteria-kriteria seperti dapat mematikan kuman dalam saluran akar, melarutkan debris, sifat toksik yang rendah, mampu menghancurkan sisa-sisa jaringan nekrotik, mampu menonaktifkan endotoksin, dapat mencegah pembentukan “smear layer” selama instrumentasi dan lain lain. Pada saat ini belum ada satu larutan irigasi yang dapat memenuhi semua kriteria tersebut.11, 12 Berbagai larutan irigasi yang lazim digunakan dalam bidang 4 kedokteran gigi antara lain NaOCl, Chlorhexidin, EDTA, MTAD dan lain-lain yang menunjukkan efektifitas yang beragam. Irigasi dari bahan alam juga mulai dikembangkan karena murah, tahan lama, mudah di dapatkan, toksisitas rendah, dan tidak resisten terhadap mikroba. Bahan alam tersebut antara lain triphala, green tea dan morinda citrifolia. Triphala kaya asam sitrat yang dapat mengeluarkan sisa-sisa pembersihan atau smearlayer. Green tea mengandung polyphenol yang merupakan zat antibakteri. Triphala dan green tea dapat mematikan bakteri E. faecalis dalam 6 menit, sedangkan Morinda citrifolia mempunyai efek terapeutik sebagai antibacterial, antiviral, antifungal, antitumor, antihelmintic, analgesic, anti-inflamatory dan penambah daya tahan tubuh. Morinda citrifolia mengandung campuran zat anti bakteri yaitu Lasperuloside dan alizarin. Morinda citrifolia dengan konsentrat 6% mempunyai daya anti bakteri yang sama dengan 6% NaOCL yang digunakan bersama EDTA.12 Oleh karena itu penulis tertarik dengan daun kemangi sebagai bahan herbal yang banyak dan mudah tumbuh di Indonesia untuk diteliti kemungkinannya digunakan sebagai bahan irigasi dalam perawatan saluran akar. 1.2.RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul permasalahan, yaitu adakah pengaruh ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap bakteri saluran akar pada gigi nekrosis. 5 1.3.TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap mikroba saluran akar pada gigi nekrosis secara ex vivo. 1.4.MANFAAT PENELITIAN 1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai studi awal tentang bahan irigasi alternatif untuk digunakan pada perawatan saluran akar. 2. Dapat memberikan informasi penting mengenai pemanfaatan ekstrak daun kemangi dalam bidang kesehatan dan kesehatan gigi pada khususnya. 1.5.HIPOTESIS Berdasarkan uraian di atas, maka di susun hipotesis sebagai berikut : ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat menghambat pertumbuhan mikroba saluran akar pada gigi nekrosis. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. EKSTRAK DAUN KEMANGI Daun kemangi (Ocimum sanctum), biasanya disebut sebagai “Sacred basil” atau “Holy basil”, tumbuh sebagai tanaman khas dari India. Ocimum sanctum disebut “Tulsi” di india dan “holy basil” di Inggris.1,13 Adapun klasifikasi dari Kemangi (Ocimum sanctum), yaitu : 14 Kingdom : Plantae – Plants Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants Superdivision : Spermatophyta – Seed plants Division : Magnoliophyta – Flowering plants Class : Magnoliopsida – Dicotyledons Subclass : Asteridae Ordo : Lamiales Family : Lamiaceae – Mint family Genus : Ocimum L. – basil Species : Ocimum sanctum L. – holy basil Gambar 1. Daun Kemangi (Ocimum sanctum) 7 Kemangi adalah sejenis tanaman rumput dan tumbuh secara tahunan. Daun dari tanaman ini berbentuk oval dan berujung tajam. Dinamakan kemangi karena kemangi digunakan sebagai ramuan aromatik yang telah digunakan secara tradisional sebagai jamu untuk mengobati sakit kepala, batuk, diare, cacing, dan kerusakan ginjal, malaria, penyakit paru-paru. Antimikroba yang berasal dari tumbuhan kemangi memiliki potensi terapeutik yang besar. Kemangi efektif dalam pengobatan penyakit menular dan juga mengurangi banyak efek samping yang sering ditemui pada antimikroba sintetik. Di samping itu tanaman obat dapat menghasilkan kombinasi metabolit sekunder seperti alkaloid, steroid, senyawa tanin dan fenol, flavonoid, steroid, resin, asam lemak, yang mampu berpengaruh pada proses fisiologis tertentu yang dapat ikut berperan dalamsistem pertahanan tubuh.5 Menurut penelitian di India, kandungan utama kemangi adalah eugenol yang merupakan sumber potensial bahan terapeutik yang terdapat pada beberapa bagian tanaman kemangi seperti daun, batang dan bunga. Eugenol adalah senyawa phenol dan merupakan unsur yang cukup besar dari ekstrak berbagai bagian dari tumbuhan kemangi. Selama ini eugenol merupakan bahan yang sangat penting dalam industri farmasi yang biasanya diambil dari kuncup cengkeh.4,13 Daun kemangi dapat diolah dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara ekstraksi. Hasil ekstraksi daun kemangi dengan bahan pelarut acetone, 8 benzene, dan chloroform menunjukkan aktifitas antibakterinya terhadap 4 mikroorganisme berbeda (E.Coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumonia) dengan menggunakan metode Agar disc diffusion.3 1.2.GIGI NEKROSIS Gigi nekrosis adalah istilah histologis yang menunjukkan kematian dari pulpa dengan terhentinya vaskularisasi. Gigi dengan pulpa nekrosis total biasanya tidak memberikan gejala klinis kecuali peradangan yang telah berkembang ke jaringan periradikular. Pada kondisi ini, pulpa tidak memberi respon pada tes vitalitas. 16 Kondisi nekrosis tidak tampak secara radiografis kecuali adanya patosis pada jaringan periapikal yang menyebabkan destruksi jaringan keras. Nekrosis atau kematian pulpa dapat disebabkan dari gigi dengan diagnosis pulpitis ireversibel yang tidak segera dirawat atau juga dapat disebabkan dari trauma yang merusak atau memutuskan aliran darah ke pulpa.11 Berdasarkan gejalanya, kelainan periapikal dibedakan atas gejala yang simptomatis dan asimptomatis. Kelainan periapikal dengan kondisi simptomatis disebabkan karena adanya inflamasi yang terlokalisasi dan memberikan gejala sedangkan pada kondisi asimptomatis tidak ditemukan gejala dimana pasien tidak merasakan rasa sakit atau tidak memberi respon pada tes perkusi.11 9 1.3.MIKROBA SALURAN AKAR Saluran akar mengandung beragam bakteri yaitu jenis gram (+) dan gram (-), anaerob facultative dan anaerob obligate. 17 Pada awal nekrose, bakteri yang dominan adalah jenis bakteri gram (+) seperti Enteroccus faecalis, O. uli, M. micros, P. alactolyticus dan Propionibacterium spesies sedangkan pada tahap lanjut, bakteri yang dominan khususnya pada bagian apikal adalah P. alactolyticus, P. propionicum, F. alocis, T. forsythia, D. pneumosintes dan D. invisus.15 Saluran akar merupakan habitat selektif yang memungkinkan pertumbuhan spesies tertentu bakteri. Cairan dalam jaringan dan pulpa nekrose memberikan nutrient yang kaya dengan polipeptida dan asam amino. Nutrient, ketegangan oksigen rendah, dan produk bakteri membuat bakteri-bakteri tertentu tersebut semakin dominan. Selain itu, bakteri dapat menghasilkan bakteriosin, yaitu protein antibiotik seperti yang dihasilkan oleh suatu jenis bakteri untuk menghambat bakteri spesies lain. 16 10 Beberapa jenis bakteri dalam saluran akar yaitu: Sumber : Ingle JI. Endodontics 5th Edition. 2002 11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. JENIS PENELITIAN : Eksperimental laboratorium (Pra Klinik) 3.2. RANCANGAN PENELITIAN : Deskriptif (Sequencial) 3.3. LOKASI PENELITIAN : Balai Besar Laboratorium Makassar 3.4. WAKTU PENELITIAN : Juni – Juli 2011 3.5. VARIABEL PENELITIAN a. Variabel bebas : ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) b. Variabel akibat : pertumbuhan mikroba saluran akar c. Variabel kendali : lamanya inkubasi dan sterilisasi, waktu kontak, suhu, konsentrasi ekstrak. d. Variabel tidak terkendali : Jumlah & macam bakteri saluran akar 3.6. DEFINISI OPERASIONAL - Uji Efektifitas : Persentase pengukuran jumlah penurunan bakteri sebelum dan sesudah perlakuan. - Ekstrak daun kemangi : ekstrak yang diperoleh dari daun kemangi yang dilarutkan dengan pelarut etanol. - Mikroba saluran akar : mikroba yang terdapat dalam saluran akar pada gigi nekrosis yang diambil dengan menggunakan paper point steril dan ditempatkan pada medium viel steril. 12 - Gigi nekrosis : gigi non vital yang ditandai dengan test vitalitas negatif (-) - Jumlah koloni bakteri : banyaknya kumpulan spesies bakteri yang tumbuh dan berkembang biak yang dihitung berdasarkan Colony Forming Unit (CFU) 3.7. ALAT & BAHAN a. Alat 1) Timbangan analitik (Sartorius, USA) 2) Tabung reaksi 3) Labu alas bulat 4) Rak tabung 5) Alat refluks (STAHL) 6) Kertas label 7) Kertas saring 8) Spoit (One Med) 9) Corong Buchner 10) Neer bekken 11) Alat rotavapor (RE-3000) 12) Paper point 13) Cawan porselen 14) Anaerobic jar (OXOID) 15) Cawan petri 16) Ose terkalibrasi 17) Mikropipet (Nesco) 18) Autoklaf (AU – American) 13 19) Diagnostik set 20) Gelas kimia 21) Inkubator (Incubator Natural Convection IL – 21A) 22) Alat tulis 23) Dry Heat Sterilizator (AU – American) b. Bahan 1) Daun Kemangi 800 gr 2) Etanol 96 % 3) Medium Blood Agar 4) Bakteri saluran akar pada gigi dengan nekrosis pulpa 5) Aquades 6) NaCl fisiologis 7) DMSO 10% 3.8. PROSEDUR KERJA 3.7.1 Pembuatan ektrak daun kemangi. 1) Daun kemangi dikeringkan dengan sinar matahari tidak langsung. 2) Pembuatan ekstrak daun kemangi dilakukan dengan menggunakan metode refluks dan rotary. 3) Labu alas bulat dicuci dan disterilkan dengan etanol, kemudian masukkan daun kemangi kering yang telah ditimbang ke dalamnya serta etanol sebanyak ½ liter hingga daun kemangi tersebut tergenang. 14 4) Daun kemangi dipanaskan dengan alat refluks selama 2 jam dengan suhu 70oC. 5) Daun kemangi yang telah direfluks disaring dan kemudian dirotavapor dengan suhu 60oC selama ± 1 jam sampai diperoleh ekstrak kentalnya. 6) Ekstrak kental daun kemangi didiamkan hingga kering. 3.7.2 Pembuatan ektrak daun kemangi dengan berbagai konsentrasi. Dari hasil ekstraksi, didapatkan ekstrak daun kemangi sebanyak 5 gr kemudian di ambil 2 gr ekstrak daun kemangi untuk pembuatan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% melalui proses pengenceran yang diencerkan dengan menggunakan larutan DMSO 10%. 3.7.3 Prosedur pengambilan spesimen bakteri saluran akar gigi nekrosis. a. Alat dan bahan disiapkan 1. Sterilisasi alat diagnostik, seperti kaca mulut, pinset, eskavator, dan sonde dicuci dengan menggunakan air bersih lalu dibilas alkohol 70% kemudian dimasukkan ke dalam dry heat sterilizator. 2. Pembukaan atap pulpa yang telah nekrosis dengan menggunakan rotary instrument dan dilebarkan menggunakan k-file. 3. Medium transport (berisi NaCl fisiologis) disimpan pada wadah tertutup rapat untuk menghindari kontaminasi. 4. Sarung tangan, masker, kain kasa, dan paper point disimpan dalam wadah tertutup. 15 b. Pemeriksaan pasien yang memenuhi kriteria sampel penelitian yaitu pasien yang memiliki gigi dengan diagnose gigi nekrosis. c. Pengambilan spesimen bakteri saluran akar pada gigi pasien (gigi 36) yang mengalami nekrosis pulpa dengan menggunakan paper point kemudian segera dimasukkan ke dalam medium transport lalu ditutup rapat di dalam anaerobic jar. 3.12.1 Uji aktifitas antibakteri ekstrak daun kemangi terhadap pertumbuhan bakteri saluran akar pada gigi nekrosis. a. Alat-alat disiapkan dan distrerilkan. b. Cawan petri yang berisi medium isolasi (blood agar) disiapkan. c. Spesimen bakteri saluran akar pada medium transport diambil dengan mikropipet dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung yang berisi ekstrak daun kemangi dengan berbagai konsentrasi, 1 tabung tanpa ekstrak daun kemangi sebagai kontrol. Biarkan selama 5 menit. d. Spesimen bakteri tersebut diambil dari masing-masing tabung dengan menggunakan ose terkalibrasi dan ditempatkan pada medium isolasi (blood agar) pada cawan petri. e. Ulangi prosedur (d) untuk waktu kontak 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, dan 30 menit. f. Cawan petri diinkubasi pada suasana anaerob dengan cara dimasukkan ke dalam anaerob jar lalu dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37o C selama 24 jam. 16 g. Setelah diinkubasi, jumlah koloni bakteri anaerob tiap spesimen dihitung sebagai Colony Forming Unit (CFU). 3.9. ALUR PENELITIAN Tahap I (Ekstraksi Daun Kemangi) Daun Kemangi Kering Dengan alat reflux dan rotavapor Ekstrak daun kemangi dengan pelarut etanol Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi 2% 4% 6% 8% 10% Tahap II (Pengambilan Mikroba Saluran Akar pada Gigi Nekrosis) Pembukaan atap pulpa Pengambilan mikroba dengan paper point Pembiakan mikroba Penyimpanan pada medium kedap udara 17 Tahap III (Uji Efektifitas Ekstrak Daun Kemangi) Pencatatan jumlah data sebelum perlakuan Pencatatan data setelah perlakuan CFU CFU CFU CFU CFU konsentrasi konsentrasi konsentrasi konsentrasi konsentrasi 2% 4% 6% 8% 10% Analisis Data Kesimpulan 18 BAB IV HASIL Dari hasil percobaan diperoleh bahwa ekstrak daun kemangi dapat menghambat pertumbuhan mikroba saluran akar pada gigi nekrosis. Jumlah koloni bakteri pada percobaan bisa dilihat pada tabel berikut. TABEL 1 Jumlah Koloni Mikroba Saluran Akar Pada Gigi Nekrosis Jumlah koloni mikroba (CFU/ml) Waktu Kontak (Menit) 2 4 6 8 10 1 26,2 x 104 23,9 x 104 22,4 x 104 16,6 x 104 12,6 x 104 2 24,6 x 104 21,0 x 104 16,2 x 104 13,6 x 104 12,2 x 104 4 23,2 x 10 4 4 4 12,8 x 10 4 4 6 18,7 x 104 14,1 x 104 9,6 x 104 Konsentrasi (%) 19,8 x 10 17,4 x 104 14,6 x 10 11,5 x 10 55 x 104 8,8 x 104 Penurunan jumlah mikroba menurut konsentrasi dapat dideskripsikan pada diagram berikut ini : Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada Konsentrasi 2 % 60 50 40 30 20 10 0 Waktu Kontak 0 Menit Waktu Kontak 1 Menit Waktu Kontak 2 Menit Waktu Kontak 4 Menit Waktu Kontak 6 Menit 19 Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada Konsentrasi 4 % 60 50 40 30 20 10 0 Waktu Kontak 0 Menit Waktu Kontak 1 Menit Waktu Kontak 2 Menit Waktu Kontak 4 Menit Waktu Kontak 6 Menit Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada Konsentrasi 6 % 60 50 40 30 20 10 0 Waktu Kontak 0 Menit Waktu Kontak 1 Menit Waktu Kontak 2 Menit Waktu Kontak 4 Menit Waktu Kontak 6 Menit 20 Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada Konsentrasi 8 % 60 50 40 30 20 10 0 Waktu Kontak 0 Menit Waktu Kontak 1 Menit Waktu Kontak 2 Menit Waktu Kontak 4 Menit Waktu Kontak 6 Menit Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada Konsentrasi 10 % 60 50 40 30 20 10 0 Waktu Kontak 0 Menit Waktu Kontak 1 Menit Waktu Kontak 2 Menit Waktu Kontak 4 Menit Waktu Kontak 6 Menit 21 Secara keseluruhan penurunan jumlah mikroba dapat dideskripsikan pada grafik berikut ini : Grafik Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi terhadap Mikroba Saluran Akar 60 50 40 2% 4% 30 6% 8% 20 10% 10 0 0 menit 1 menit 2 menit 4 menit 6 menit Dari hasil uji laboratorium dapat dilihat bahwa ekstrak daun kemangi diduga dapat menghambat pertumbuhan mikroba saluran akar pada gigi nekrosis. Hal tersebut terlihat dari penurunan jumlah mikroba dengan satuan Colony Forming Unit. Untuk mendapatkan persentasi penurunan jumlah mikroba maka diformulasikan rumus sebagai berikut ; Jumlah koloni sebelum perlakuan - jumlah koloni setelah perlakukan X 100 % Jumlah koloni sebelum perlakuan 22 Setelah dipersentasekan, jumlah penurunan mikroba dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 2 Waktu Kontak (Menit) 2 4 6 8 10 1 52,37 % 56,54 % 59,27 % 69,81 % 77,09 % 2 55,28 % 61,81 % 70,54 % 75,26 % 77,81 % 4 57,82 % 65,45 % 73,45 % 76,27 % 79,09 % 6 66 % 68,36 % 74,36 % 82,5 % 84 % Konsentrasi (%) Jumlah koloni mikroba (CFU/ml) 55 x 104 Dari perhitungan persentase penurunan jumlah mikroba didapatkan hasil ekstrak daun kemangi yang memiliki daya hambat terkecil berada pada konsentrasi 2% dengan waktu kontak 1 menit yaitu sebesar 52,37 % sedangkan daya hambat yang paling besar berada pada konsentrasi 10 % dengan waktu kontak 6 menit yaitu sebesar 84 %. 23 BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi memiliki pengaruh terhadap mikroba saluran akar, yang ditandai dengan penurunan jumlah mikroba sebesar 26,2 x 104 CFU/ml pada konsentrasi 2% dan makin meningkat pada konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10% dengan waktu kontak 1 menit, 2 menit, 4 dan 6 menit. Ini sesuai dengan beberapa penelitian in vitro lainnya yang meneliti efek berbagai sediaan daun kemangi yang dapat menghambat berbagai jenis mikroba seperti bakteri golongan Streptococcus, Lactobacillus casei, dan Candida albicans. Demikian jugan daun kemangi telah diteliti efek penghambatannya terhadap bakteri plak gigi.6,7,8 Mikroba saluran akar merupakan komunitas polimikrobial yang terdiri dari bakteri berbentuk kokus, basil, spiral dari bakteri gram (+), gram (-), anaerob, anaerob fakultatif, akan tetapi makin ke apikal saluran akar didominasi oleh bakteri anaerob obligat14. Bakteri ini dapat dieliminasi dengan baik oleh bahan herbal yang mempunyai senyawa fenol yang mempunyai efek antiseptik. Seperti diketahui, daun kemangi memiliki kandungan utama eugenol yang juga adalah senyawa fenol17. Ini mungkin dapat menjelaskan kemampuan daun kemangi dalam menurunkan jumlah mikroba saluran akar dalam penelitian ini. Secara umum bahan herbal dengan komponen aktifnya dalam menghambat aktivitas mikroba melalui beberapa mekanisme antara lain mengganggu senyawa penyusun dinding sel, meningkatkan permeabilitas membran sel, menginaktifasi 24 enzim metabolik dan merusak fungsi bahan genetik. Senyawa antimikroba tersebut dapat melekat atau berdifusi ke dalam sel menyebabkan perubahan berupa kerusakan ataupun kematian dari sel bakteri tersebut. Perubahan tersebut meliputi perubahan morfologi, ultrastruktural, ukuran, kebocoran membran sel, dan penampakan sitoplasma sel. Akan tetapi keefektifan senyawa antimikroba dipengaruhi juga oleh senyawa antibakteri, jenis bakteri dan besarnya konsentrasi senyawa yang digunakan.18 Eugenol mempunyai efek antiseptik dan bekerja dengan merusak membran sel, mengganggu lapisan fosfolipid dari membran sel yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas sehingga makromolekul dan ion dalam sel akan keluar, menyebabkan kerusakan ataupun kematian dari sel tersebut. 17, 18 Penelitian menunjukkan eugenol memiliki efektifitas yang lebih baik terhadap bakteri gram negatif dibanding pada bakteri gram positif. Hal ini berkaitan dengan ketebalan dari dinding bakteri gram (-) yang memiliki 1-2 lapisan peptidoglikan, dibandingkan dengan bakteri gram (+) yang memiliki sekitar 30 lapisan peptidoglikan. Perbedaan ketebalan dinding sel ini membuat bahan aktif lebih mudah menembus dinding sel bakteri gram (-). Disamping itu eugenol adalah senyawa hidrofobik yang dengan mudah melewati dan merusak dinding sel bakteri gram (-) yang memiliki konsentrasi lipid yang tinggi.17 Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kombinasi antara waktu kontak dan konsentrasi ekstrak daun kemangi dapat mempengaruhi aktifitas mikroba saluran akar pada gigi nekrosis. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya konsentrasi maka kadar bahan aktifnya akan semakin besar. Demikian juga, peningkatan waktu kontak 25 akan meningkatkan reaksi kimia antimikroba sehingga mikroba semakin berkurang. Meskipun demikian, perlu dilakukan penelitian dengan sampel saluran akar yang lebih besar dan dari berbagai jenis gigi untuk mengamati konsistensi pengaruh ekstrak daun kemangi terhadap mikroorganisme saluran akar. Penelitian lain juga menunjukkan daun kemangi dengan pelarut hexane memiliki efektifitas yang lebih baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lain yang menggunakan pelarut hexane untuk ekstraksi daun kemangi dan diteliti efektifitasnya pada bakteri dalam saluran akar kemudian dilakukan uji perbandingan efektifitas dengan ekstrak daun kemangi menggunakan pelarut etanol dan methanol.3 26 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu : Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) mampu menghambat pertumbuhan mikroba saluran akar pada gigi nekrosis secara ex vivo pada konsentrasi 2% dan makin meningkat pada konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10% dengan waktu kontak 1 menit, 2 menit, 4 dan 6 menit. 6.2 Saran Beberapa saran yang mungkin bermanfaat yakni : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan antibakteri ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap pertumbuhan bakteri saluran akar pada gigi nekrosis secara in vivo. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan antibakteri ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan pelarut normal hexane terhadap pertumbuhan bakteri saluran akar pada gigi nekrosis secara ex vivo. 3. Perlu dilakukan penelitian mengenai perbandingan kemampuan antibakteri ekstrak daun kemangi dengan menggunakan pelarut etanol dan normal hexane terhadap pertumbuhan bakteri saluran akar pada gigi nekrosis secara in vivo 4. Perlu dilakukan penelitian mengenai uji toksisitas dari ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum). 27 5. Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan menggunakan metode uji daya hambat dan menentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). 6. Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun kemangi terhadap mikroba saluran akar pada gigi nekrosis dengan sampel yang lebih besar dan dari berbagai jenis gigi. 28 DAFTAR PUSTAKA 1. Baskaran X. Preliminary studies an antibacterial activity of Ocimum sanctum L. Ethnobotanical Leaflets 12. 1236 – 39. Dept. of plant biology & plan biotechnology, St. Joseph’s college, India. 2008 2. Djamil Melanie S. Pengembangan dan Pemberdayaan Bahan Alam di Bidang Kedokteran Gigi. Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Ilmu Biokimia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. Jakarta, 18 November 2009. 3. Adiguzel A, Gulluce M, Sengul M. Antimicrobial effects of Ocimum basillicum (Labiatae) extract. Turk J Biol. 29(2005) 155 – 160. 2005 4. Prakash P, Gupta N. Therapeutic Uses of Ocimum sanctum Linn (Tulsi) with A Note On Eugenol and its Pharmacological Actions : Short Review. Indian Journal Physiol Pharmacol ; 49 (2) : 125 – 131. 2005. 5. Mishra P, Mishra S. Study of antibacterial activity of Ocimum sanctum extract against gram positive and gram negative bacteria. American Journal of Food Technology 6 (4): 336 – 341. 2011. 6. Novianalie O. Daya hambat ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap pertumbuhan bakteri plak gigi. Skripsi ; Bagian Periodonsia ; Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. 2010 7. Ahonkhai I, Ayinde B, Edogun O, Uhuwmangho M. Antimicrobial Activities of The Volatile Oils of Ocimum bacilicum L And Ocimum gratissimum L. (Lamiaceae) Against Some Aerobic Dental Isolates. Pak J Pharm, Vol 22, no. 4, pp. 405 – 409, October 2009. 8. Thaweboon S, Thaweboon B. In vitro antimicrobial activity of Ocimum americanum L. essential oil against oral microorganism. Department of Microbiology, Faculty of Dentistry, Mahidol University Bangkok. Southest Asian J Trop Med Public Health. Volume 40 No. 5 September 2009. 9. Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. Kesehatan gigi dapat mendukung percepatan tujuan Milenium Development Goals (MDGS). Available from : http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=369. Accessed : December 20, 2010 10. Lim ZX, Ling AP, Hussein S. Callus induction of Ocimum sanctum and estimation of its total flavonoids content. Asian Journal of Agricultureal Sciences 1(2): 55-61.2009 29 11. Cohen S., Burns, R. Pathways Of The Pulp. Chapter 13 ; Microbiology and Immunology : Kattering J & Torabinejad M. 6th Ed. p. 363-371 12. Plants Profile. Ocimum tenuiflorum (holy basil) available from http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=OCTE2. Accessed : 18 Dec 2010 13. Goodel CG, Tordik CP, Moss D. Pulpal and Perriradicular Diagnosis. Naval Psotgraduate Dental School. Clinical Update : Vol 27, No. 9. Desember. 2005. 14. Bergenholtz G, Bindslev PH, Reit C. Textbook of Endodontology : Chapter 8 : The microbiology of the necrotic pulp; Else Theilade. 1st ed., UK : Blackwell publishing. 2003. p. 111-126 15. Torabinejad M, Walton RE. ENDODONTICS (Principles and Practice). 4th ed. Chapter 3 : Endodontic Microbiology. Jose F. Siqueira & Isabella N. Rocas. California : Saunders Elsevier. 2009. p. 38-45 16. Ingle II, Backland LK.. Endodontics. 5th ed. Chapter 3 : Microbiology of endododontics and asepsis in endodontic practice. Baumgartner JC, Bakland LK, Sugita EI. London : BC Decker Inc. Hamilton. 2002. p. 63-79 17. Maryati, Fauzia SR, Rahayu T. Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basillum L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Vol. 8, No. 1, 2007; 30 – 38.