View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tanaman obat telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat untuk
mengobati penyakit pada manusia karena mengandung komponen yang memiliki
nilai terapeutik. Penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa sejumlah tanaman
obat dapat dikembangkan terutama untuk mengatasi masalah kesehatan seperti
diabetes, kanker & penyakit infeksi. Organisasi kesehatan dunia (WHO)
mengestimasi sekitar 80% populasi di dunia menggunakan tanaman alami
sebagai bahan dasar pembuatan obat. 1,2,3
Bahan alam, terutama tanaman, telah lama digunakan di bidang kesehatan
untuk keperluan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pengobatan dengan
menggunakan tumbuhan obat di Indonesia saat ini lebih digalakkan, baik di
bidang kedokteran maupun kedokteran gigi, sehingga pemakaian tanaman obat
berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi karena Indonesia dikenal kaya dengan
keanekaragaman hayati atau biodiversitas tumbuhan. Upaya itu dilakukan seiring
dengan anjuran pemerintah untuk mengelola dan memberdayakan segala sumber
daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Tumbuhan obat juga banyak
dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan obat karena efisien, murah, dan
mudah didapatkan. 2, 4
Daun kemangi merupakan salah satu tumbuhan alam yang banyak
tersedia & mudah diperoleh di Asia seperti di Indonesia. Selain digunakan
2
sebagai lalapan, daun kemangi digunakan sebagai obat untuk bronchitis, asma,
malaria, diare, disentri, penyakit kulit, dan lain-lain.3, 4
Penelitian-penelitian yang dilakukan secara in vitro yang telah dilakukan
terhadap kemangi, menunjukkan bahwa daun kemangi berkhasiat sebagai
antifertility, anticancer, antidiabetic, antifungal, antimicrobial, analgesic dan
berbagai manfaat lainnya.4 Penelitian lain yang dilakukan, yang berkaitan dengan
efektifitas daun kemangi terhadap pertumbuhan bakteri pada makanan
menunjukkan hasil bahwa daun kemangi efektif menghambat pertumbuhan
bakteri yang biasa ditemui pada makanan.5
Demikian juga penelitian yang
dilakukan pada bakteri plak gigi didapatkan bahwa daun kemangi efektif
menghambat pertumbuhan bakteri rongga mulut.6
Sejumlah penelitian in vitro juga telah dilakukan pada spesies daun
kemangi lainnya yaitu Ocimum bacilicum & Ocimum gratissimum yang
menunjukkan hasil bahwa daun kemangi
tersebut dapat menghambat
pertumbuhan bakteri aerob pada rongga mulut antara lain Klebisiella pneumonia,
Streptococcus viridians, Streptococcus albus, Pseudomonas aeruginosa, dan
Proteus vulgaris.7 Pada penelitian in vitro dari spesies daun kemangi lainnya,
Ocimum americanum dapat menghambat pertumbuhan bakteri tiga mikroba
rongga mulut yang diuji, yaitu Streptococcus mutans, Lactobacillus casei dan
Candida albicans.8
Kemangi dapat diekstrak untuk diketahui kandungannya, demikikan juga
efeknya terhadap aktivitas bakteri. Ekstrak daun kemangi mengandung eugenol,
alkaloid, steroid, tannin, flavonoid & phenol. Eugenol adalah kandungan
3
terbanyak dari minyak esensial daun kemangi yang juga merupakan zat anti
bakteri. Eugenol digunakan pada bidang farmasi sebagai bahan pembuatan
senyawa antibakteri.4
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut adalah
23,4% dan 1,6% penduduk telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Kehilangan gigi
ini terutama akibat nekrosis. 9
Gigi nekrosis merupakan gigi non vital yang pada umumnya awalnya
disebabkan oleh bakteri penyebab gigi berlubang. Gigi nekrosis yang tidak
ditangani dengan baik biasanya berakhir dengan pencabutan gigi.10
Perawatan gigi nekrosis meliputi preparasi saluran akar, irigasi, medikasi
dan obturasi. Dalam preparasi saluran akar dilakukan irigasi, dengan larutan yang
mengandung zat anti bakteri yang ditujukan untuk melarutkan debris-debris hasil
preparasi saluran akar dan juga mendisinfeksi saluran akar. Disamping itu larutan
irigasi dapat mencapai daerah-daerah yang tidak dapat dicapai oleh alat intra
kanal sehingga larutan irigasi berperan penting dalam membantu mengeliminasi
bakteri dalam saluran akar.10 Oleh karena itu larutan irigasi yang ideal harus
memenuhi kriteria-kriteria seperti dapat mematikan kuman dalam saluran akar,
melarutkan debris, sifat toksik yang rendah, mampu menghancurkan sisa-sisa
jaringan
nekrotik,
mampu
menonaktifkan
endotoksin,
dapat
mencegah
pembentukan “smear layer” selama instrumentasi dan lain lain.
Pada saat ini belum ada satu larutan irigasi yang dapat memenuhi semua
kriteria tersebut.11, 12 Berbagai larutan irigasi yang lazim digunakan dalam bidang
4
kedokteran gigi antara lain NaOCl, Chlorhexidin, EDTA, MTAD dan lain-lain
yang menunjukkan efektifitas yang beragam. Irigasi dari bahan alam juga mulai
dikembangkan karena murah, tahan lama, mudah di dapatkan, toksisitas rendah,
dan tidak resisten terhadap mikroba. Bahan alam tersebut antara lain triphala,
green tea dan morinda citrifolia. Triphala kaya asam sitrat yang dapat
mengeluarkan sisa-sisa pembersihan atau smearlayer. Green tea mengandung
polyphenol yang merupakan zat antibakteri. Triphala dan green tea dapat
mematikan bakteri E. faecalis dalam 6 menit, sedangkan Morinda citrifolia
mempunyai efek terapeutik sebagai antibacterial, antiviral, antifungal,
antitumor, antihelmintic, analgesic, anti-inflamatory dan penambah daya tahan
tubuh. Morinda citrifolia mengandung campuran zat anti bakteri yaitu Lasperuloside dan alizarin. Morinda citrifolia dengan konsentrat 6% mempunyai
daya anti bakteri yang sama dengan 6% NaOCL yang digunakan bersama
EDTA.12
Oleh karena itu penulis tertarik dengan daun kemangi sebagai bahan
herbal yang banyak dan mudah tumbuh di Indonesia untuk diteliti
kemungkinannya digunakan sebagai bahan irigasi dalam perawatan saluran akar.
1.2.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul permasalahan, yaitu
adakah pengaruh ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap bakteri
saluran akar pada gigi nekrosis.
5
1.3.TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun
kemangi (Ocimum sanctum) terhadap mikroba saluran akar pada gigi nekrosis
secara ex vivo.
1.4.MANFAAT PENELITIAN
1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
studi awal tentang bahan irigasi alternatif untuk digunakan pada perawatan
saluran akar.
2. Dapat memberikan informasi penting mengenai pemanfaatan ekstrak daun
kemangi dalam bidang kesehatan dan kesehatan gigi pada khususnya.
1.5.HIPOTESIS
Berdasarkan uraian di atas, maka di susun hipotesis sebagai berikut :
ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat menghambat pertumbuhan
mikroba saluran akar pada gigi nekrosis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. EKSTRAK DAUN KEMANGI
Daun kemangi (Ocimum sanctum), biasanya disebut sebagai “Sacred
basil” atau “Holy basil”, tumbuh sebagai tanaman khas dari India. Ocimum
sanctum disebut “Tulsi” di india dan “holy basil” di Inggris.1,13
Adapun klasifikasi dari Kemangi (Ocimum sanctum), yaitu : 14
Kingdom
: Plantae – Plants
Subkingdom
: Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision
: Spermatophyta – Seed plants
Division
: Magnoliophyta – Flowering plants
Class
: Magnoliopsida – Dicotyledons
Subclass
: Asteridae
Ordo
: Lamiales
Family
: Lamiaceae – Mint family
Genus
: Ocimum L. – basil
Species
: Ocimum sanctum L. – holy basil
Gambar 1. Daun Kemangi (Ocimum sanctum)
7
Kemangi adalah sejenis tanaman rumput dan tumbuh secara tahunan.
Daun dari tanaman ini berbentuk oval dan berujung tajam. Dinamakan kemangi
karena kemangi digunakan sebagai ramuan aromatik yang telah digunakan secara
tradisional sebagai jamu untuk mengobati sakit kepala, batuk, diare, cacing, dan
kerusakan ginjal, malaria, penyakit paru-paru. Antimikroba yang berasal dari
tumbuhan kemangi memiliki potensi terapeutik yang besar. Kemangi efektif
dalam pengobatan penyakit menular dan juga mengurangi banyak efek samping
yang sering ditemui pada antimikroba sintetik. Di samping itu tanaman obat
dapat menghasilkan kombinasi metabolit sekunder seperti alkaloid, steroid,
senyawa tanin dan fenol, flavonoid, steroid, resin, asam lemak, yang mampu
berpengaruh pada proses fisiologis tertentu yang dapat ikut berperan dalamsistem
pertahanan tubuh.5
Menurut penelitian di India, kandungan utama kemangi adalah eugenol
yang merupakan sumber potensial bahan terapeutik yang terdapat pada beberapa
bagian tanaman kemangi seperti daun, batang dan bunga.
Eugenol adalah
senyawa phenol dan merupakan unsur yang cukup besar dari ekstrak berbagai
bagian dari tumbuhan kemangi. Selama ini eugenol merupakan bahan yang
sangat penting dalam industri farmasi yang biasanya diambil dari kuncup
cengkeh.4,13
Daun kemangi dapat diolah dengan berbagai cara, salah satunya dengan
cara ekstraksi. Hasil ekstraksi daun kemangi dengan bahan pelarut acetone,
8
benzene, dan chloroform menunjukkan aktifitas antibakterinya terhadap 4
mikroorganisme berbeda (E.Coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus dan
Klebsiella pneumonia) dengan menggunakan metode Agar disc diffusion.3
1.2.GIGI NEKROSIS
Gigi nekrosis adalah istilah histologis yang menunjukkan kematian dari
pulpa dengan terhentinya vaskularisasi. Gigi dengan pulpa nekrosis total
biasanya tidak memberikan gejala klinis kecuali peradangan yang telah
berkembang ke jaringan periradikular. Pada kondisi ini, pulpa tidak memberi
respon pada tes vitalitas. 16
Kondisi nekrosis tidak tampak secara radiografis kecuali adanya patosis
pada jaringan periapikal yang menyebabkan destruksi jaringan keras. Nekrosis
atau kematian pulpa dapat disebabkan dari gigi dengan diagnosis pulpitis
ireversibel yang tidak segera dirawat atau juga dapat disebabkan dari trauma
yang merusak atau memutuskan aliran darah ke pulpa.11
Berdasarkan gejalanya, kelainan periapikal dibedakan atas gejala yang
simptomatis dan asimptomatis. Kelainan periapikal dengan kondisi simptomatis
disebabkan karena adanya inflamasi yang terlokalisasi dan memberikan gejala
sedangkan pada kondisi asimptomatis tidak ditemukan gejala dimana pasien tidak
merasakan rasa sakit atau tidak memberi respon pada tes perkusi.11
9
1.3.MIKROBA SALURAN AKAR
Saluran akar mengandung beragam bakteri yaitu jenis gram (+) dan gram
(-), anaerob facultative dan anaerob obligate. 17 Pada awal nekrose, bakteri yang
dominan adalah jenis bakteri gram (+) seperti Enteroccus faecalis, O. uli, M.
micros, P. alactolyticus dan Propionibacterium spesies sedangkan pada tahap
lanjut, bakteri yang dominan khususnya pada bagian apikal adalah P.
alactolyticus, P. propionicum, F. alocis, T. forsythia, D. pneumosintes dan D.
invisus.15
Saluran
akar
merupakan
habitat
selektif
yang
memungkinkan
pertumbuhan spesies tertentu bakteri. Cairan dalam jaringan dan pulpa nekrose
memberikan nutrient yang kaya dengan polipeptida dan asam amino. Nutrient,
ketegangan oksigen rendah, dan produk bakteri membuat bakteri-bakteri tertentu
tersebut semakin dominan. Selain itu, bakteri dapat menghasilkan bakteriosin,
yaitu protein antibiotik seperti yang dihasilkan oleh suatu jenis bakteri untuk
menghambat bakteri spesies lain. 16
10
Beberapa jenis bakteri dalam saluran akar yaitu:
Sumber : Ingle JI. Endodontics 5th Edition. 2002
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. JENIS PENELITIAN
:
Eksperimental laboratorium (Pra Klinik)
3.2. RANCANGAN PENELITIAN :
Deskriptif (Sequencial)
3.3. LOKASI PENELITIAN
:
Balai Besar Laboratorium Makassar
3.4. WAKTU PENELITIAN
:
Juni – Juli 2011
3.5. VARIABEL PENELITIAN
a. Variabel bebas
: ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)
b. Variabel akibat
: pertumbuhan mikroba saluran akar
c. Variabel kendali
: lamanya inkubasi dan sterilisasi, waktu kontak,
suhu, konsentrasi ekstrak.
d. Variabel tidak terkendali : Jumlah & macam bakteri saluran akar
3.6. DEFINISI OPERASIONAL
-
Uji Efektifitas : Persentase pengukuran jumlah penurunan bakteri sebelum
dan sesudah perlakuan.
-
Ekstrak daun kemangi : ekstrak yang diperoleh dari daun kemangi yang
dilarutkan dengan pelarut etanol.
-
Mikroba saluran akar : mikroba yang terdapat dalam saluran akar pada gigi
nekrosis yang diambil dengan menggunakan paper point steril dan
ditempatkan pada medium viel steril.
12
-
Gigi nekrosis : gigi non vital yang ditandai dengan test vitalitas negatif (-)
-
Jumlah koloni bakteri : banyaknya kumpulan spesies bakteri yang tumbuh
dan berkembang biak yang dihitung berdasarkan Colony Forming Unit (CFU)
3.7. ALAT & BAHAN
a. Alat
1) Timbangan analitik (Sartorius, USA)
2) Tabung reaksi
3) Labu alas bulat
4) Rak tabung
5) Alat refluks (STAHL)
6) Kertas label
7) Kertas saring
8) Spoit (One Med)
9) Corong Buchner
10) Neer bekken
11) Alat rotavapor (RE-3000)
12) Paper point
13) Cawan porselen
14) Anaerobic jar (OXOID)
15) Cawan petri
16) Ose terkalibrasi
17) Mikropipet (Nesco)
18) Autoklaf (AU – American)
13
19) Diagnostik set
20) Gelas kimia
21) Inkubator (Incubator Natural Convection IL – 21A)
22) Alat tulis
23) Dry Heat Sterilizator (AU – American)
b. Bahan
1) Daun Kemangi 800 gr
2) Etanol 96 %
3) Medium Blood Agar
4) Bakteri saluran akar pada gigi dengan nekrosis pulpa
5) Aquades
6) NaCl fisiologis
7) DMSO 10%
3.8. PROSEDUR KERJA
3.7.1
Pembuatan ektrak daun kemangi.
1) Daun kemangi dikeringkan dengan sinar matahari tidak langsung.
2) Pembuatan ekstrak daun kemangi dilakukan dengan menggunakan metode
refluks dan rotary.
3) Labu alas bulat dicuci dan disterilkan dengan etanol, kemudian masukkan
daun kemangi kering yang telah ditimbang ke dalamnya serta etanol sebanyak
½ liter hingga daun kemangi tersebut tergenang.
14
4) Daun kemangi dipanaskan dengan alat refluks selama 2 jam dengan suhu
70oC.
5) Daun kemangi yang telah direfluks disaring dan kemudian dirotavapor
dengan suhu 60oC selama ± 1 jam sampai diperoleh ekstrak kentalnya.
6) Ekstrak kental daun kemangi didiamkan hingga kering.
3.7.2
Pembuatan ektrak daun kemangi dengan berbagai konsentrasi.
Dari hasil ekstraksi, didapatkan ekstrak daun kemangi sebanyak 5 gr
kemudian di ambil 2 gr ekstrak daun kemangi untuk pembuatan konsentrasi
2%, 4%, 6%, 8% dan 10% melalui proses pengenceran yang diencerkan
dengan menggunakan larutan DMSO 10%.
3.7.3
Prosedur pengambilan spesimen bakteri saluran akar gigi nekrosis.
a. Alat dan bahan disiapkan
1. Sterilisasi alat diagnostik, seperti kaca mulut, pinset, eskavator, dan
sonde dicuci dengan menggunakan air bersih lalu dibilas alkohol 70%
kemudian dimasukkan ke dalam dry heat sterilizator.
2. Pembukaan atap pulpa yang telah nekrosis dengan menggunakan
rotary instrument dan dilebarkan menggunakan k-file.
3. Medium transport (berisi NaCl fisiologis) disimpan pada wadah
tertutup rapat untuk menghindari kontaminasi.
4. Sarung tangan, masker, kain kasa, dan paper point disimpan dalam
wadah tertutup.
15
b. Pemeriksaan pasien yang memenuhi kriteria sampel penelitian yaitu
pasien yang memiliki gigi dengan diagnose gigi nekrosis.
c. Pengambilan
spesimen
bakteri
saluran
akar
pada
gigi
pasien
(gigi 36) yang mengalami nekrosis pulpa dengan menggunakan paper
point kemudian segera dimasukkan ke dalam medium transport lalu
ditutup rapat di dalam anaerobic jar.
3.12.1 Uji aktifitas antibakteri ekstrak daun kemangi terhadap pertumbuhan
bakteri saluran akar pada gigi nekrosis.
a. Alat-alat disiapkan dan distrerilkan.
b. Cawan petri yang berisi medium isolasi (blood agar) disiapkan.
c. Spesimen bakteri saluran akar pada medium transport diambil dengan
mikropipet dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung yang berisi
ekstrak daun kemangi dengan berbagai konsentrasi, 1 tabung tanpa
ekstrak daun kemangi sebagai kontrol. Biarkan selama 5 menit.
d.
Spesimen bakteri tersebut diambil dari masing-masing tabung dengan
menggunakan ose terkalibrasi dan ditempatkan pada medium isolasi
(blood agar) pada cawan petri.
e. Ulangi prosedur (d) untuk waktu kontak 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25
menit, dan 30 menit.
f. Cawan petri diinkubasi pada suasana anaerob dengan cara dimasukkan ke
dalam anaerob jar lalu dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37o C
selama 24 jam.
16
g. Setelah diinkubasi, jumlah koloni bakteri anaerob tiap spesimen dihitung
sebagai Colony Forming Unit (CFU).
3.9. ALUR PENELITIAN
Tahap I (Ekstraksi Daun Kemangi)
Daun Kemangi Kering
Dengan alat reflux dan rotavapor
Ekstrak daun kemangi dengan pelarut etanol
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
2%
4%
6%
8%
10%
Tahap II (Pengambilan Mikroba Saluran Akar pada Gigi Nekrosis)
Pembukaan atap pulpa
Pengambilan mikroba dengan paper point
Pembiakan mikroba
Penyimpanan pada medium kedap udara
17
Tahap III (Uji Efektifitas Ekstrak Daun Kemangi)
Pencatatan jumlah data sebelum perlakuan
Pencatatan data setelah perlakuan
CFU
CFU
CFU
CFU
CFU
konsentrasi
konsentrasi
konsentrasi
konsentrasi
konsentrasi
2%
4%
6%
8%
10%
Analisis Data
Kesimpulan
18
BAB IV
HASIL
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa ekstrak daun kemangi dapat
menghambat pertumbuhan mikroba saluran akar pada gigi nekrosis. Jumlah koloni
bakteri pada percobaan bisa dilihat pada tabel berikut.
TABEL 1
Jumlah Koloni Mikroba Saluran Akar Pada Gigi Nekrosis
Jumlah
koloni
mikroba
(CFU/ml)
Waktu
Kontak
(Menit)
2
4
6
8
10
1
26,2 x 104
23,9 x 104
22,4 x 104
16,6 x 104
12,6 x 104
2
24,6 x 104
21,0 x 104
16,2 x 104
13,6 x 104
12,2 x 104
4
23,2 x 10
4
4
4
12,8 x 10
4
4
6
18,7 x 104
14,1 x 104
9,6 x 104
Konsentrasi (%)
19,8 x 10
17,4 x 104
14,6 x 10
11,5 x 10
55 x 104
8,8 x 104
Penurunan jumlah mikroba menurut konsentrasi dapat dideskripsikan pada
diagram berikut ini :
Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada
Konsentrasi 2 %
60
50
40
30
20
10
0
Waktu Kontak 0
Menit
Waktu Kontak 1
Menit
Waktu Kontak 2
Menit
Waktu Kontak 4
Menit
Waktu Kontak 6
Menit
19
Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada
Konsentrasi 4 %
60
50
40
30
20
10
0
Waktu Kontak 0
Menit
Waktu Kontak 1
Menit
Waktu Kontak 2
Menit
Waktu Kontak 4
Menit
Waktu Kontak 6
Menit
Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada
Konsentrasi 6 %
60
50
40
30
20
10
0
Waktu Kontak 0
Menit
Waktu Kontak 1
Menit
Waktu Kontak 2
Menit
Waktu Kontak 4
Menit
Waktu Kontak 6
Menit
20
Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada
Konsentrasi 8 %
60
50
40
30
20
10
0
Waktu Kontak 0
Menit
Waktu Kontak 1
Menit
Waktu Kontak 2
Menit
Waktu Kontak 4
Menit
Waktu Kontak 6
Menit
Diagram Penurunan Jumlah Mikroba Pada
Konsentrasi 10 %
60
50
40
30
20
10
0
Waktu Kontak 0
Menit
Waktu Kontak 1
Menit
Waktu Kontak 2
Menit
Waktu Kontak 4
Menit
Waktu Kontak 6
Menit
21
Secara keseluruhan penurunan jumlah mikroba dapat dideskripsikan pada
grafik berikut ini :
Grafik Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi terhadap Mikroba Saluran Akar
60
50
40
2%
4%
30
6%
8%
20
10%
10
0
0 menit
1 menit
2 menit
4 menit
6 menit
Dari hasil uji laboratorium dapat dilihat bahwa ekstrak daun kemangi diduga
dapat menghambat pertumbuhan mikroba saluran akar pada gigi nekrosis. Hal
tersebut terlihat dari penurunan jumlah mikroba dengan satuan Colony Forming Unit.
Untuk
mendapatkan
persentasi
penurunan
jumlah
mikroba
maka
diformulasikan rumus sebagai berikut ;
Jumlah koloni sebelum perlakuan - jumlah koloni setelah perlakukan
X 100 %
Jumlah koloni sebelum perlakuan
22
Setelah dipersentasekan, jumlah penurunan mikroba dapat dilihat pada tabel
berikut :
TABEL 2
Waktu
Kontak
(Menit)
2
4
6
8
10
1
52,37 %
56,54 %
59,27 %
69,81 %
77,09 %
2
55,28 %
61,81 %
70,54 %
75,26 %
77,81 %
4
57,82 %
65,45 %
73,45 %
76,27 %
79,09 %
6
66 %
68,36 %
74,36 %
82,5 %
84 %
Konsentrasi (%)
Jumlah
koloni
mikroba
(CFU/ml)
55 x 104
Dari perhitungan persentase penurunan jumlah mikroba didapatkan hasil
ekstrak daun kemangi yang memiliki daya hambat terkecil berada pada konsentrasi
2% dengan waktu kontak 1 menit yaitu sebesar 52,37 % sedangkan daya hambat
yang paling besar berada pada konsentrasi 10 % dengan waktu kontak 6 menit yaitu
sebesar 84 %.
23
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi memiliki
pengaruh terhadap mikroba saluran akar, yang ditandai dengan penurunan jumlah
mikroba sebesar 26,2 x 104 CFU/ml pada konsentrasi 2% dan makin meningkat pada
konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10% dengan waktu kontak 1 menit, 2 menit, 4 dan 6 menit.
Ini sesuai dengan beberapa penelitian in vitro lainnya yang meneliti efek berbagai
sediaan daun kemangi yang dapat menghambat berbagai jenis mikroba seperti
bakteri golongan Streptococcus, Lactobacillus casei, dan Candida albicans. Demikian
jugan daun kemangi telah diteliti efek penghambatannya terhadap bakteri plak
gigi.6,7,8
Mikroba saluran akar merupakan komunitas polimikrobial yang terdiri dari
bakteri berbentuk kokus, basil, spiral dari bakteri gram (+), gram (-), anaerob,
anaerob fakultatif, akan tetapi makin ke apikal saluran akar didominasi oleh bakteri
anaerob obligat14. Bakteri ini dapat dieliminasi dengan baik oleh bahan herbal yang
mempunyai senyawa fenol yang mempunyai efek antiseptik. Seperti diketahui, daun
kemangi memiliki kandungan utama eugenol yang juga adalah senyawa fenol17. Ini
mungkin dapat menjelaskan kemampuan daun kemangi dalam menurunkan jumlah
mikroba saluran akar dalam penelitian ini.
Secara umum bahan herbal dengan komponen aktifnya dalam menghambat
aktivitas mikroba melalui beberapa mekanisme antara lain mengganggu senyawa
penyusun dinding sel, meningkatkan permeabilitas membran sel, menginaktifasi
24
enzim metabolik dan merusak fungsi bahan genetik. Senyawa antimikroba tersebut
dapat melekat atau berdifusi ke dalam sel menyebabkan perubahan berupa kerusakan
ataupun kematian dari sel bakteri tersebut. Perubahan tersebut meliputi perubahan
morfologi, ultrastruktural, ukuran, kebocoran membran sel, dan penampakan
sitoplasma sel. Akan tetapi keefektifan senyawa antimikroba dipengaruhi juga oleh
senyawa antibakteri, jenis bakteri dan besarnya konsentrasi senyawa yang
digunakan.18
Eugenol mempunyai efek antiseptik dan bekerja dengan merusak membran
sel, mengganggu lapisan fosfolipid dari membran sel yang mengakibatkan
peningkatan permeabilitas sehingga makromolekul dan ion dalam sel akan keluar,
menyebabkan kerusakan ataupun kematian dari sel tersebut.
17, 18
Penelitian menunjukkan eugenol memiliki efektifitas yang lebih baik
terhadap bakteri gram negatif dibanding pada bakteri gram positif. Hal ini berkaitan
dengan ketebalan dari dinding bakteri gram (-) yang memiliki 1-2 lapisan
peptidoglikan, dibandingkan dengan bakteri gram (+) yang memiliki sekitar 30
lapisan peptidoglikan. Perbedaan ketebalan dinding sel ini membuat bahan aktif lebih
mudah menembus dinding sel bakteri gram (-). Disamping itu eugenol adalah
senyawa hidrofobik yang dengan mudah melewati dan merusak dinding sel bakteri
gram (-) yang memiliki konsentrasi lipid yang tinggi.17
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kombinasi antara waktu kontak dan
konsentrasi ekstrak daun kemangi dapat mempengaruhi aktifitas mikroba saluran
akar pada gigi nekrosis. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya konsentrasi maka
kadar bahan aktifnya akan semakin besar. Demikian juga, peningkatan waktu kontak
25
akan meningkatkan reaksi kimia antimikroba sehingga mikroba semakin berkurang.
Meskipun demikian, perlu dilakukan penelitian dengan sampel saluran akar yang
lebih besar dan dari berbagai jenis gigi untuk mengamati konsistensi pengaruh
ekstrak daun kemangi terhadap mikroorganisme saluran akar.
Penelitian lain juga menunjukkan daun kemangi dengan pelarut hexane
memiliki efektifitas yang lebih baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lain
yang menggunakan pelarut hexane untuk ekstraksi daun kemangi dan diteliti
efektifitasnya pada bakteri dalam saluran akar kemudian dilakukan uji perbandingan
efektifitas dengan ekstrak daun kemangi menggunakan pelarut etanol dan methanol.3
26
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

Ekstrak
daun
kemangi
(Ocimum
sanctum)
mampu
menghambat
pertumbuhan mikroba saluran akar pada gigi nekrosis secara ex vivo pada
konsentrasi 2% dan makin meningkat pada konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10%
dengan waktu kontak 1 menit, 2 menit, 4 dan 6 menit.
6.2 Saran
Beberapa saran yang mungkin bermanfaat yakni :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan antibakteri
ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap pertumbuhan bakteri
saluran akar pada gigi nekrosis secara in vivo.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan antibakteri
ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan pelarut normal hexane
terhadap pertumbuhan bakteri saluran akar pada gigi nekrosis secara ex vivo.
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai perbandingan kemampuan antibakteri
ekstrak daun kemangi dengan menggunakan pelarut etanol dan normal
hexane terhadap pertumbuhan bakteri saluran akar pada gigi nekrosis secara
in vivo
4. Perlu dilakukan penelitian mengenai uji toksisitas dari ekstrak daun kemangi
(Ocimum sanctum).
27
5. Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun kemangi
(Ocimum sanctum) dengan menggunakan metode uji daya hambat dan
menentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM).
6. Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun kemangi
terhadap mikroba saluran akar pada gigi nekrosis dengan sampel yang lebih
besar dan dari berbagai jenis gigi.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Baskaran X. Preliminary studies an antibacterial activity of Ocimum sanctum L.
Ethnobotanical Leaflets 12. 1236 – 39. Dept. of plant biology & plan
biotechnology, St. Joseph’s college, India. 2008
2. Djamil Melanie S. Pengembangan dan Pemberdayaan Bahan Alam di Bidang
Kedokteran Gigi. Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Ilmu Biokimia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. Jakarta, 18 November 2009.
3. Adiguzel A, Gulluce M, Sengul M. Antimicrobial effects of Ocimum basillicum
(Labiatae) extract. Turk J Biol. 29(2005) 155 – 160. 2005
4.
Prakash P, Gupta N. Therapeutic Uses of Ocimum sanctum Linn (Tulsi) with A
Note On Eugenol and its Pharmacological Actions : Short Review. Indian Journal
Physiol Pharmacol ; 49 (2) : 125 – 131. 2005.
5. Mishra P, Mishra S. Study of antibacterial activity of Ocimum sanctum extract
against gram positive and gram negative bacteria. American Journal of Food
Technology 6 (4): 336 – 341. 2011.
6. Novianalie O. Daya hambat ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap
pertumbuhan bakteri plak gigi. Skripsi ; Bagian Periodonsia ; Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. 2010
7. Ahonkhai I, Ayinde B, Edogun O, Uhuwmangho M. Antimicrobial Activities of
The Volatile Oils of Ocimum bacilicum L And Ocimum gratissimum L.
(Lamiaceae) Against Some Aerobic Dental Isolates. Pak J Pharm, Vol 22, no. 4,
pp. 405 – 409, October 2009.
8. Thaweboon S, Thaweboon B. In vitro antimicrobial activity of Ocimum
americanum L. essential oil against oral microorganism. Department of
Microbiology, Faculty of Dentistry, Mahidol University Bangkok. Southest
Asian J Trop Med Public Health. Volume 40 No. 5 September 2009.
9. Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. Kesehatan gigi dapat mendukung percepatan
tujuan Milenium Development Goals (MDGS). Available from : http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=369. Accessed
: December 20, 2010
10. Lim ZX, Ling AP, Hussein S. Callus induction of Ocimum sanctum and
estimation of its total flavonoids content. Asian Journal of Agricultureal Sciences
1(2): 55-61.2009
29
11. Cohen S., Burns, R. Pathways Of The Pulp. Chapter 13 ; Microbiology and
Immunology : Kattering J & Torabinejad M. 6th Ed. p. 363-371
12. Plants Profile. Ocimum tenuiflorum (holy basil) available from
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=OCTE2. Accessed : 18 Dec 2010
13. Goodel CG, Tordik CP, Moss D. Pulpal and Perriradicular Diagnosis. Naval
Psotgraduate Dental School. Clinical Update : Vol 27, No. 9. Desember. 2005.
14. Bergenholtz G, Bindslev PH, Reit C. Textbook of Endodontology : Chapter 8 :
The microbiology of the necrotic pulp; Else Theilade. 1st ed., UK : Blackwell
publishing. 2003. p. 111-126
15. Torabinejad M, Walton RE. ENDODONTICS (Principles and Practice). 4th ed.
Chapter 3 : Endodontic Microbiology. Jose F. Siqueira & Isabella N. Rocas.
California : Saunders Elsevier. 2009. p. 38-45
16. Ingle II, Backland LK.. Endodontics. 5th ed. Chapter 3 : Microbiology of
endododontics and asepsis in endodontic practice. Baumgartner JC, Bakland LK,
Sugita EI. London : BC Decker Inc. Hamilton. 2002. p. 63-79
17. Maryati, Fauzia SR, Rahayu T. Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun
kemangi (Ocimum basillum L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Vol. 8, No. 1, 2007; 30 – 38.
Download