Kusdiantoro MOHAMAD | Komunikasi Sel dalam Proses Perkembangan Embrio Copyright Kusdiantoro Mohamad [email protected] http://kusdiantoro.staff.ipb.ac.id/2010/04/20/komunikasi-sel-dalam-proses-perkembangan-embrio/ Komunikasi Sel dalam Proses Perkembangan Embrio Komunikasi intra dan antar sel merupakan bagian yang sangat penting di dalam proses perkembangan embrio. Komunikasi sel ini berperan di dalam proses proliferasi, diferensiasi dan apoptosis yang melibatkan molekul pembawa pesan (cell mesengger) yang dihasilkan dan reseptor pada sel target. Molekul pembawa pesan dapat berupa protein, peptida, asam amino, nukleotida, steroid, asam lemak, gas terlarut, molekul sederhana lain, dan ion-ion; sedangkan reseptor pada sel target secar garis besar dapat dikelompokkan atas: reseptor protein-G, reseptor saluran ion (ion channel), reseptor tirosin kinase, reseptor serin-threonin dan reseptor steroid. Fungsi reseptor protein-G melalui aktivasi intrasel protein-G yang selanjutnya akan berikatan dan mengubah GTP menjadi GDP dan melepaskan energi. Reseptor ini terutama berperan di dalam penghantaran sinyal cahaya, protein, ion kalsium, dan molekul kecil lainnya. Fungsi reseptor saluran ion mempengaruhi aktivitas intrasel melalui pengaturan perpindahan molekul-molekul kecil seperti ion kalium dan natrium melintasi membran sel. Fungsi reseptor tirosin kinase mengaktivasi protein intrasel melalui fosforilasi tirosin, sedangkan reseptor serin-threonin mengaktivasi protein intrasel melalui fosforilasi serin atau threonin. Contoh molekul pesan yang menggunakan reseptor tirosin kinase ialah faktor pertumbuhan fibroblas (fibroblast growth factor), sedangkan yang menggunakan reseptor serin-threonin ialah transforming growth factors β superfamily. Kelompok reseptor steroid terdapat di dalam sitoplasma sel atau pada membran inti sel yang akan berikatan dengan molekul pembawa pesan yang sifatnya hidrofobik yang dapat melintasi membran sel. Reseptor ini memiliki tempat perlekatan dengan molekul pembawa pesan, dengan DNA dan dengan bagian yang mengaktivasi proses transkripsi. Contoh molekul pembawa pesan yang memiliki reseptor steroid ialah hormon estrogen dan hormon tiroid. page 1 / 3 Kusdiantoro MOHAMAD | Komunikasi Sel dalam Proses Perkembangan Embrio Copyright Kusdiantoro Mohamad [email protected] http://kusdiantoro.staff.ipb.ac.id/2010/04/20/komunikasi-sel-dalam-proses-perkembangan-embrio/ Tipe-tipe komunikasi sel dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Autokrin, molekul pesan yang dihasilkan untuk sel itu sendiri atau sekelompok sel yang sejenis. 2. Kontak langsung, molekul pesan yang terdapat dipermukaan sel berikatan langsung dengan reseptor sel sebelahnya, atau molekul pesan yang dihasilkan disampaikan langsung ke sel sebelahnya melalui gap junction. 3. Parakrin, merupakan tipe komunikasi sel jarak dekat, tidak membutuhkan kontak langsung dengan sel target, dan molekul pesan mencapai sel target disekitarnya melalui proses difusi. 4. Synaps, merupakan tipe komunikasi sel jarak jauh yang dilakukan oleh sel syaraf. Molekul yang dihasilkan oleh sel syaraf dibawa melalui serabut syaraf menuju ujung dari axon untuk disampaikan ke sel syaraf yang lain atau ke sel target. Molekul pesan berupa neurotransmiter misalnya adrenalin, asetil kolin dll, dan hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mencapai sel target. 5. Endokrin, juga merupakan tipe komunikasi sel jarak jauh. Molekul pesan berupa hormon di sampaikan ke sel target melalui aliran pembuluh darah. Tipe komunikasi sel ini relatif lambat dan menghasilkan efek yang relatif lama. Dari kelima tipe komunikasi sel di atas, tipe parakrin merupakan tipe komunikasi sel yang paling dominan di dalam proses perkembangan embrio. Terdapat empat kelompok besar molekul tipe parakrin, yakni: 1. Hedgehog (Hh) family: Terdapat tiga gen homolog pada mamalia yaitu sonic hedgehog (Shh) gene, Indian hedgehog (Ihh) gene, dan desert hedgehog (Dhh) gene. Molekul pembawa pesan hedgehog mengatur spesifikasi takdir sel, proliferasi sel, dan kelangsungan hidup sel. Sebagai contoh gen Shh mengkode protein yang mengatur aktivasi gen-gen lain yang terlibat di dalam pembentukan pola dasar tubuh (basic body plan) pada awal perkembangan embrio. Ekspresi dari gen Shh dapat ditemukan pada simpul Hensen, notokorda, lempeng dasar dari buluh syaraf, endoderm usus primitif dan juga tunas tungkai. 2. Fibroblast growth factor (Fgf) family: Terdapat lebih dari 20 protein yang dapat berikatan dengan reseptor Fgf dan mengaktifkan tirosin kinase yang selanjutnya akan mengaktifkan protein target untuk fungsi sel yang baru. 3. Wingless (Wnt) family: gen Wnt memiliki fungsi biologis yang luas diantaranya mempengaruhi pembentukan pola dasar tubuh (basic body plan) page 2 / 3 Kusdiantoro MOHAMAD | Komunikasi Sel dalam Proses Perkembangan Embrio Copyright Kusdiantoro Mohamad [email protected] http://kusdiantoro.staff.ipb.ac.id/2010/04/20/komunikasi-sel-dalam-proses-perkembangan-embrio/ embrio, pertumbuhan sel dan diferensiasi sel pasca lahir. 4. Transforming growth factor beta (Tgf-β) family: Terdapat lebih dari 30 protein yang berfungsi sebagai induktor pada proses perkembangan embrio. Termasuk ke dalam kelompok ini ialah bone morphogenic protein dan paramesonephric inhibitory hormone. Daftar istilah: Proliferasi, Proliferation (Eng.), Proliferatio (Lat.): Perbanyakan jumlah sel melalui proses pembelahan mitosis Diferensiasi, Differentiation (Eng.), Differentiatio (Lat.): Perubahan bentuk dan fungsi sel atau sekelompok sel menjadi lebih spesifik atau khusus. Apoptosis, Apoptosis (Eng.): Mekanisme kematian sel yang terprogram dan terencana. Terjadi pada proses perkembangan normal. page 3 / 3