BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masyarakat Malaysia terdiri atas

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Masyarakat Malaysia terdiri atas berbagai suku dan etnik sehingga
memberikan variasi pada ukuran gigi. Ukuran gigi yang bervariasi ini tidak hanya
penting dalam bidang kedokteran gigi tetapi turut penting dalam bidang forensik
kedokteran gigi dan antropologi dengan menentukan seksual dimorfisme seseorang.
Ukuran gigi manusia sangat dipengaruhi oleh genetik dan pengaruh lingkungan
hanyalah sedikit.
2.1 Ukuran Gigi
Rasio ukuran gigi merupakan suatu data yang dapat membuat perkiraan
tentang rencana perawatan dan memperkirakan hasil perawatan. Diagnosa dan
perawatan maloklusi dalam ortodontik memerlukan pengetahuan yang tepat
mengenai dimensi gigi karena oklusi yang stabil tergantung kepada ketepatan jarak
interkuspal gigi. Informasi mengenai ukuran gigi populasi manusia penting dalam
bidang kedokteran gigi sama seperti bidang ilmu pengetahuan lain seperti anatomi
dan antropologi.6
Ukuran rata-rata serta ciri-ciri gigi, rahang dan wajah yang ideal berguna
sebagai alat pembanding untuk mengetahui penyimpangan anomali dari normalitas
dan dipakai sebagai panduan untuk menentukan rencana perawatan kelainan
dentomaksilofasial.7 Menurut Al-Khateeb dan Abu Alhaija (2006) jarak mesiodistal
Universitas Sumatera Utara
gigi diperlukan dalam ilmu antropologi karena memberikan informasi yang berguna
mengenai evolusi manusia dengan perubahan teknologi dan diet manusia. Ukuran
mesiodistal gigi turut memberikan informasi yang signifikan terhadap masalah
biologikal dan odontologi klinikal.8 Singh dan Goyal (2006) menyatakan ukuran gigi
sangat berguna untuk dokter gigi terutama dalam bidang pedodontik dan ortodontik
dalam mendiagnosa dan merancang perawatan masalah ruang pada gigi.9
Mikrodontia adalah gigi yang memiliki ukuran lebih kecil dari normal.
Mikrodontia lokal yang hanya mengenai satu atau beberapa gigi lebih sering ditemui
daripada yang mengenai seluruh gigi. Kelainan ini lebih sering terjadi pada gigi-gigi
permanen dibandingkan gigi-gigi sulung. Selain itu juga lebih sering terjadi pada
perempuan daripada laki-laki. Mikrodontia lebih sering terjadi pada gigi insisif dua
rahang atas dan gigi molar tiga rahang atas. Kelainan ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor. Mikrodontia yang mengenai seluruh gigi jarang terjadi dan bisa
ditemukan pada kelainan yang diturunkan dari orangtua (congenital hypopituitarism).
Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya radiasi atau perawatan kemoterapi saat
pembentukan gigi. Kelainan ini juga bisa merupakan bagian dari sindroma tertentu
(penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang timbul bersama sama), seperti
sindroma trisomy 21 atau sindroma ectodermal dysplasia. Selain itu mikrodontia juga
sering ditemui pada kelainan cleft lip and palate (bibir sumbing dan celah pada
langit-langit rongga mulut).10
Makrodontia adalah gigi yang memiliki ukuran lebih besar dari normal.
Kelainan ini bisa mengenai semua gigi atau hanya beberapa gigi saja. Makrodontia
total yang meliputi seluruh gigi sangat jarang terjadi, biasanya hanya satu gigi saja
Universitas Sumatera Utara
yang mengalami kelainan ini. Makrodontia lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan. Makrodontia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling
mempengaruhi. Makrodontia yang mengenai seluruh gigi dapat terjadi pada kelainan
pituitary gigantism, yaitu suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya gangguan
keseimbangan hormonal. Makrodontia yang hanya mengenai gigi tertentu saja
(makrodontia lokal) kadang ditemukan pada kelainan unilateral facial hyperplasia
yang menyebabkan perkembangan benih gigi yang berlebihan. Selain itu,
makrodontia juga dapat berhubungan dengan beberapa penyakit yang diturunkan.
Gejala klinisnya adalah ukuran gigi tampak lebih besar daripada gigi normal.
Makrodontia merupakan kelainan yang cukup jarang ditemukan pada gigi permanen.
Biasanya mengenai gigi molar tiga rahang bawah dan premolar dua rahang bawah,
serta insisif sentral rahang atas.11
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Gigi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran gigi yaitu:
1. Genetik
Ukuran gigi tahan terhadap pengaruh luar dan dikendalikan oleh faktor
keturunan.6 Ukuran gigi geligi sangat dipengaruhi oleh faktor genetik.12 Menurut
Rakosi dkk (1993), berdasarkan pengetahuan terkini, jaringan-jaringan utama yang
dapat mengalami deformitas dentofasial karena pengaruh genetik antaranya
termasuklah gigi geligi yang meliputi ukuran, bentuk, jumlah, mineralisasi gigi, letak
erupsi dan posisi benih gigi.13
Universitas Sumatera Utara
Penelitian terhadap saudara kembar jelas menunjukkan hampir separuh dari
faktor mempengaruhi ukuran gigi adalah faktor keturunan yang berperan untuk
mengontrol ukuran gigi sewaktu proses odontogenesis. Garn, Lewis dan Kerewsky
(1965) telah
melakukan penelitian
terhadap pasangan adik-beradik
untuk
membuktikan rantai-X sebagai mekanisme herediter yang berpengaruh terhadap
ukuran mesiodistal gigi menggunakan „paired sibling mean-product moment
correlations‟. Hasil penelitian ditemukan bahwa korelasi sesama saudara perempuan
(sister-sister correlations) adalah lebih tinggi dibanding korelasi sesama saudara lakilaki (brother-brother correlations) dan korelasi saudara laki-laki dan perempuan
(brother-sister correlations). Ini jelas dari turunan rantai-X, saudara perempuan
biasanya berkongsi kromosom X paternal sedangkan pasangan saudara laki-laki dan
perempuan mempunyai peluang yang sama rata untuk berkongsi kromosom X
maternal yang sama.14
Penelitian telah menunjukkan banyak anomali gigi pada individu dengan
Sindrom Down (DS). Individu DS cenderung memiliki gigi permanen yang lebih
kecil dibanding anak normal, dengan gigi permanen lebih terpengaruh dibanding gigi
desidui. Menurut Prahl-Andersen & Oerleman (1976), mereka juga menunjukkan
pengurangan jarak intercuspal pada bagian molar dan fluktuasi asimetri yang lebih
besar dalam ukuran gigi. Tampaknya pada kedua dimensi eksternal dari mahkota gigi
(mesiodistal dan bukolingual) dan parameter oklusal (jarak interkuspal) yang
terpengaruh pada gigi DS.15,16
Ukuran gigi ditentukan oleh genetik, namun begitu jenis dan rasio
kandungan genetik yang mengawal mungkin berbeda antar gigi, individu dan
Universitas Sumatera Utara
populasi. Lingkungan turut memainkan peranan dalam keragaman genetik untuk terus
memberi variasi dalam ukuran gigi.6
2. Lingkungan
Menurut Dempsey dan Townsend (2001) ukuran gigi dikontrol oleh faktor
genetik dan lingkungan.17 Ukuran gigi manusia akan terus bervariasi selama
berlangsungnya evolusi manusia yang dimulai pada gigi molar diikuti gigi anterior.
Baillit menyatakan variasi ukuran gigi merupakan pencerminan proses evolusi yang
sedang berlangsung dan ukuran gigi terkait dengan faktor genetik, sedangkan faktor
lingkungan setelah kelahiran hanyalah sedikit pengaruhnya.18
Telah banyak penelitian mengenai pengukuran mahkota gigi dilakukan antara
laki-laki dan perempuan dan dijumpai beberapa variasi. Walaupun, morfologi struktur
gigi antara laki-laki dan perempuan itu sama, tetapi gigi-gigi tersebut tidak
mempunyai ukuran yang sama karena ukuran gigi sangat dipengaruhi oleh faktor
genetik dan faktor-faktor lain seperti aktivitas pengunyahan, nutrisi, aktivitas
metabolisme dan lain-lain.4
Perubahan karena faktor lingkungan termasuk status ibu hamil yang
mempengaruhi tumbuh kembang gigi geligi anaknya. Menurut Garn, masa kehamilan
yang lebih panjang, ukuran tubuh saat lahir panjang dan berat badan lahir yang tinggi
ditemukan berhubungan dengan gigi yang lebih besar. Hipotiroidisme dan diabetes
maternal juga memberi gigi yang lebih besar. Sebaliknya, kehamilan yang pendek,
berat lahir rendah, panjang tubuh pada kelahiran yang pendek dan hipertensi maternal
dikaitkan dengan berkurangnya dimensi gigi.19 Jika ada aspek intrauterin yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi ukuran mahkota gigi, kemungkinan besar akan ditunjukkan pada gigi
sulung dan gigi molar pertama permanen.17
Menurut Hanihara and Ishida dimensi gigi lebih kecil pada populasi
Eurasia Barat terkait dengan perubahan budaya dalam persiapan makanan dalam
kelompok
dengan
penerapan
pertanian
(Hanihara,Ishida.2005;c.f.
A.
H.
Brook.2009).20
Proses odontogenesis dapat terganggu dengan pemberian beberapa agen
kemoterapi, seperti cyclophosphamide, vincristine, actinomycin D, doxorubicin, dan
daunorubisin. Secara umum, berdasarkan dosis, dapat ditemui dentin niches
(pengurangan ketebalan dinding dentin); konstriksi (penurunan lebar gigi) dan pada
dosis tinggi, terganggunya odontogenesis dan degenerasi sel pembentuk gigi.21
Efek terapi radiasi pada gigi sudah banyak diketahui. Konsekuensi klinis
khas radiasi pada perkembangan gigi manusia termasuk mikrodontia, agenesis dan
terhambatnya pertumbuhan akar gigi. Dentin niches seperti yang dilihat pada
perawatan kemoterapi juga dapat terjadi. Efek radiasi pada gigi tergantung pada
kepekaan sel dan dosis radiasi yang diberi. 21
Saglam et al (2004) telah melakukan penelitian terhadap dimensi
mesiodistal mahkota gigi pada subjek dengan fluorosis dan tanpa fluorosis di Turki.
Hasilnya, dimensi mesiodistal mahkota gigi pada subjek tanpa fluorosis adalah lebih
besar dibandingkan subjek dengan fluorosis.22 Pada tahun 1972, dalam projek
penelitian terbesar oleh National Institute of Neurological Disorder and Stroke di
Amerika Serikat yaitu “ Genetic-odontometric study of pre- and neonatal growth”,
Universitas Sumatera Utara
Alvesalo menemukan bahwa ibu yang merokok menyebabkan pengurangan ukuran
gigi pada anak-anak mereka.23
3. Jenis Kelamin
Dalam populasi manusia kontemporari, mahkota gigi laki-laki adalah lebih
besar dibanding perempuan. Ini akibat dari periode proses amelogenesis yang panjang
pada gigi desidui dan permanen laki-laki.2 Penelitian Stroud et al (1994)
menunjukkan setiap gigi geligi laki-laki mempunyai diameter mesiodistal yang lebih
besar dibandingkan dengan perempuan akibat penebalan lapisan dentin.24
4.
Suku dan Ras
Menurut Ho dan Freer (1994) gigi geligi tidak hanya bervariasi pada jenis
kelamin yang berbeda tetapi turut menunjukkan variasi pada kelompok ras yang
berbeda(Ho,Freer.1994;c.f. Hussien KW.2008).6 Untuk masyarakat Indonesia,
penelitian Sumantri terhadap ukuran gigi suku Jawa, menemukan bahwa ukuran gigi
tetap sampel suku Jawa lebih besar dibandingkan dengan ukuran gigi suku bangsa
Kaukasoid. Sedangkan ukuran gigi laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan
perempuan.25 Mundijah (1982) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada
perbedaan ukuran gigi dan lengkung rahang antara suku Batak dan Melayu dengan
ras Kaukasoid.(Mundijah.1982;c.f.Mieke Sylvia MAR.1993)7
Lavelle
melakukan
penelitian
yang
lebih
terperinci
dengan
membandingkan perbedaan jenis kelamin pria dan wanita dari 3 kelompok populasi
yaitu populasi Kaukasoid, Negroid dan Mongoloid. Ia menyimpulkan bahwa suku
bangsa Negroid mempunyai ukuran gigi terbesar, kemudian suku bangsa Mongoloid
Universitas Sumatera Utara
dan yang terkecil adalah suku bangsa Kaukasoid.(Lavelle.1972;c.f.Budiman
JA.1997)25
2.3 Penilaian Ukuran Gigi Secara Konvensional
2.3.1 Diameter Ukuran Mesiodistal dan Bukolingual
Ukuran gigi lazimnya diperhitungkan dengan mengukur diameter mahkota
gigi: panjang atau mesiodistal dan lebar atau bukolingual. Walaupun ada dimensi lain
yang mungkin tampaknya memiliki penjelasan yang lebih kuat, seperti panjang akar
atau tinggi gigi, ukuran gigi telah disimpulkan dengan panjang mahkota dan lebar
mahkota (Mayhall, 2000).26
Banyak peneliti selama bertahun-tahun telah menawarkan definisi dan
pendekatan yang berbeda. Menurut Moorres dan Reed (1954), diameter mahkota
mesiodistal harus diambil berdasarkan dimensi terbesar dari mesial ke distal, yang
pada saat yang sama, sejajar dengan permukaan oklusal gigi. Sesuai dengan ini,
diameter mahkota bukolingual adalah jarak terbesar antara permukaan bukkal (atau
labial) dan lingual (atau palatal), pada bidang yang tegak lurus dengan diameter
mesiodistal.26
Goose (1963) mengusulkan bahwa sumbu diameter mesiodistal harus berjalan
di antara titik kontak mahkota gigi dengan gigi tetangganya.26
Diameter bukolingual mahkota pada molar jauh lebih sukar karena sering
mungkin untuk mengambil lebih dari satu ukuran maksimum antara sisi bukkal dan
lingual karena biasanya ada dua tonjolan di sisi bukkal dan satu tonjolan di sisi
lingual. Oleh karena itu, berdasarkan definisi sebelumnya, sumbu ukuran bukolingual
Universitas Sumatera Utara
seharusnya tegak lurus dengan sumbu mesiodistal. Menurut Tobias satu-satunya cara
untuk mencapai ukuran maksimum adalah dengan memutar mahkota sehingga
pengukuran adalah antara tonjolan lingual dan dua tonjolan bukkal; namun, dalam hal
ini, sumbu tidak lagi tegak lurus terhadap diameter mesiodistal. Selain itu, baik untuk
molar atas maupun molar bawah, kontur utama permukaan gigi pada sisi lingual
adalah sekitar pertengahan tinggi mahkota gigi, sedangkan pada sisi bukkal lebih
turun ke arah servikal.26
2.4 Seksual Dimorfisme
Salah satu perbedaan antara laki-laki dan perempuan adalah karakteristik dari
skeleton. Tulang dan tulang tengkorak bervariasi antara laki-laki dan perempuan dan
perbedaan ini biasanya berdasarkan profil tulang yang lebih menonjol pada laki-laki
daripada perempuan.3
Dimorfisme yang paling besar dapat terlihat pada mandibular dan gigi yang
ada di mandibula. Balwan et al (2007) telah melakukan penelitian untuk menentukan
kriteria morfometrik menggunakan 102 tulang mandibula dari populasi Haryana
antara usia 20-60 tahun. Ukuran interlingula dan jarak interkaninus menunjukkan
persentase seksual dimorfisme yang paling besar sebanyak 9.6% dan yang paling
kecil adalah diameter mesiodistal gigi kaninus mandibula sebanyak 9.2% (Grafik 1).3
Universitas Sumatera Utara
Grafik 1. PERSENTASE SEKSUAL DIMORFISME PADA TULANG
MANDIBULA POPULASI HARYANA3
2.4.1 Definisi Seksual Dimorfisme
Seksual dimorfisme adalah suatu karakteristik yang dimiliki oleh manusia
serta makhluk hidup lain, dimana adanya perubahan terhadap dimensi pada sebagian
jaringan yang disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin.1 Perubahan dimensi ini
merujuk kepada perbedaan ukuran, bentuk, warna dan lain-lain antara laki-laki dan
perempuan.2 Menurut Keisu (1990), seksual dimorfisme merujuk kepada perbedaan
dari segi ukuran, ketinggian dan paras wajah antara laki-laki dan perempuan yang
dapat diaplikasikan untuk identifikasi dental karena tidak akan pernah ada dua mulut
yang sama.27
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Seksual Dimorfisme pada Perkembangan Gigi
Kari et al (1980) dan Harila et al (2003) menyatakan beberapa bulan setelah
kelahiran seksual dimorfisme sudah terlihat pada ukuran mahkota gigi desidui.28
Diameter gigi desidui laki-laki adalah lebih besar dibandingkan perempuan.29 Jenis
kelamin seseorang yang ditentukan melalui gigi geligi berdasarkan pada
perbandingan dimensi gigi antara laki-laki dan perempuan ataupun ditentukan melalui
perbandingan secara non-metrik seperti frekuensi cusp carabelli.30
Menurut Lahdesmaki, ada perbedaan yang jelas antara jenis kelamin dalam
ukuran mahkota gigi, dimana laki-laki memiliki gigi yang lebih besar daripada
perempuan.31 Stroud et al (1994) menyatakan perbedaan ukuran gigi antara laki-laki
dan perempuan dapat terlihat melalui ketebalan dentin yang diukur dari foto radiograf
sebagai jarak antara mesial dan distal dentinoenamel junction.24 Pengaruh kromosom
Y pada pertumbuhan gigi lebih besar dibanding kromosom X dan ini menyebabkan
seksual dimorfisme yang diamati pada panjang akar gigi dimana laki-laki mempunyai
panjang akar yang lebih panjang daripada perempuan.31
Alvesalo dkk (1991) dalam studinya terhadap ukuran gigi insisivus sentralis
atas dan kaninus pada 47 laki-laki XXY (sindroma Klinefelter) telah menyimpulkan
bahwa kromosom X dan kromosom Y berpengaruh terhadap ukuran gigi. Alvesalo
turut menyimpulkan bahwa keberadaan seksual dimorfisme pada ukuran mahkota
gigi merupakan pengaruh dari kromosom Y.32 Lahdesmaki dan Alvesalo (2004)
menyimpulkan kromosom seks tidak hanya berpengaruh pada ukuran mahkota gigi
tetapi turut berpengaruh terhadap bentuk dan struktur gigi serta panjang akar
termasuklah profil kraniofasial, bentuk dan ukuran tubuh.33
Universitas Sumatera Utara
Para peneliti mengindikasikan bahwa gen pada kromosom seks terlibat pada
sebagian aspek dari dental ontogeny misalnya struktur gen untuk amelogenin terletak
pada kromosom X dan Y. Amelogenin berperan penting pada perkembangan enamel.
Protein ini membentuk hampir 90% komponen organik matriks enamel. Amelogenin
pada manusia hanya diproduksi oleh satu gen yaitu kromosom seks X dan Y. Keduadua kromosom ini memberi pengaruh yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan seksual pada proses amelogenesis yaitu proses pembentukan enamel
berhubungan perbedaan genetik ini.34 Alvesalo et al (1991) menyatakan kromosom Y
merangsang pertumbuhan mahkota gigi terhadap dentin dan enamel, sedangkan
kromosom X hanya tertumpu pada pembentukan enamel saja.32
Alvesalo (1997) berpendapat seksual dimorfisme yang terlihat pada jumlah
gigi, ukuran mahkota, panjang akar, morfologi mahkota, genetic pleiotropy dan sifat
somatik yang lain seperti tumbuh kembang dan rasio seksual dimorfisme pada waktu
kelahiran mungkin berhubungan dengan pengaruh kromosom X dan kromosom Y
yang berbeda terhadap fungsi sel dan proliferasi terutama kromosom Y.35
2.5 Ras, Suku dan Etnik
Ras adalah segolongan manusia yang mempunyai persamaan sifat-sifat lahir
tertentu yang dapat dilanjutkan kepada turunannya.36 Haldane menyatakan bahwa ras
adalah sekelompok manusia yang memiliki satu kesatuan karakter fisik dan asal
geografis dalam area tertentu.37
Suku dalam bahasa Inggeris diterjemahkan sebagai tribe. Pada akhir-akhir ini,
istilah suku mulai ditinggalkan karena berasosiasi dengan keprimitifan sedangkan
Universitas Sumatera Utara
istilah etnik lebih netral. Istilah etnik sendiri merujuk kepada pengertian kelompok
orang-orang, sementara etnis merujuk pada orang-orang dalam kelompok. Dalam
ensiklopedia Indonesia disebutkan istilah etnik berarti kelompok sosial dalam sistem
sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena
keturunan, adat, agama, bahasa dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok
etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan
ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi. Frederich Barth (1988)
istilah etnik menunjuk pada suatu kelompok tertentu karena kesamaan ras, agama,
asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai
budayanya.38
Wilkinson (1993) menyatakan etnik berarti kesamaan budaya dan gaya
hidup.39 Etnisitas secara umumnya membawa maksud kebudayaan, kepribadian,
agama, bahasa, dan atau secara geografikal mempunyai kesamaan yang menjadi milik
sekelompok manusia yang diwariskan secara turun temurun.40
2.5.1 Latar Belakang Masyarakat Malaysia
Masyarakat Malaysia pada dasarnya terdiri atas dua kelompok yang utama
yaitu Masyarakat Bumiputera dan Masyarakat bukan Bumiputera. Pada tahun 1990
penduduk Bumiputera 61,7% dari jumlah penduduk Malaysia, 38,3% penduduk
bukan Bumiputera, sebagian besar terdiri atas Etnik Cina 29,5%. Masyarakat
Bumiputera merupakan suku etnik yang lebih awal menetap di negara Malaysia
terdiri atas berbagai suku etnik dan merupakan penduduk pribumi atau penduduk asal
yang tinggal di Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak.41
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Karakteristik Ras dan Etnik
Kelompok ras mayor di dunia diklasifikasikan sebagai Kaukasoid,
Mongoloid, Negroid dan Australoid. Masyarakat Malaysia di Semenanjung Malaysia
terdiri atas tiga etnik terbesar yaitu Melayu, Cina dan India. Etnik Melayu dan Cina
termasuk dalam kelompok ras Mongoloid sedangkan etnik India termasuk dalam
kelompok ras Kaukasoid.42
Populasi Malaysia pada asalnya terbagi kepada dua fase yaitu prasejarah dan
modern. Terdapat
dua model
yang berguna dari fase prasejarah untuk
menggambarkan populasi yang bermigrasi dan populasi origin. Jacob (1997)
memperkenalkan dual layer model dimana model pertama menyatakan perpindahan
dan masuknya orang-orang Mongoloid ke Tanah Besar Asia Tenggara melalui China
Selatan sewaktu periode Neolitik telah menyebabkan pencampuran genetik baru
terhadap penduduk asal yang pada mulanya memiliki profil seperti orang
Australomelanesoid. Keberadaan penduduk asal ini mendapat dukungan dari Von
Koenigswald (1952), Bellwood (1978), dan Matsumura dan Majid (1999)
(Jacob.1997;c.f. Khamis MF.2005)43
Model kedua menyatakan bahwa penduduk Asia Tenggara modern berasal
dari orang-orang terdahulu yang tinggal di Sundaland yang mengalami perubahan
evolusi lokal tanpa percampuran genetik. Model ini mendapat dukungan dari Turner
(1987,1990), Hanihara (1992a,1992b).46 Menurut Zainuddin (2003) sejarah modern
populasi Malaysia termasuklah migrasi orang-orang Cina dari Cina Selatan dan
orang-orang India dari India Selatan ke Malaysia sewaktu abad ke 19. Migrasi etnik
Universitas Sumatera Utara
Cina dan India ini membawa kepada masyarakat modern Malaysia pada masa
sekarang.(Zainuddin,2003;c.f. Khamis MF.2005)43
Masyarakat Melayu kebanyakannya berada di Semenanjung Malaysia dan
sebagiannya di Kepulauan Asia Tenggara, Pantai Timur Sumatera, Pantai Borneo dan
kepulauan kecil sekitar area ini. Masyarakat Proto-melayu merupakan orang-orang
yang belayar dari pesisir pantai Borneo yang berkembang sehingga ke Sumatera dan
Semenanjung Malaysia. Masyarakat Melayu pada masa sekarang yang digelar
sebagai Melayu Modern di Semenanjung Malaysia dan Kepulauan Pantai Melayu
adalah campuran dari berbagai ras. Mereka digelar sebagai deutro-Melayu yang
merupakan campuran dari proto-Melayu dengan India, Thai, Arab dan Cina
modern.44
Universitas Sumatera Utara
Download