LAPORAN PROYEK Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komponen Sistem Kontrol SENSOR THERMALERT Disusun oleh: David / 0922020 Edy / 0922023 Regie / 0922030 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2011 1. Definisi Thermalert merupakan salah satu sensor suhu yang menggunakan inframerah dalam pengukuran dimana tidak perlu kontak fisik langsung dengan objek yang akan diukur sehingga sistem pengukurannya tidak terkontaminasi dan rusak. Thermalert dapat disebut juga sebagai Termometer Inframerah. Thermalert ditujukan pada permukaan obyek dan secara langsung memberikan pembacaan suhu. Alat ini sangat berguna untuk pengukuran di tungku atau suhu permukaan dan lain sebagainya dalam situasi dimana objek tidak bisa dicapai atau bergerak, atau kontak tidak mungkin dilakukan karena temperatur terlalu tinggi atau dibawah pengaruh listrik. Panas dan suhu adalah dua hal yang berbeda. Panas adalah energi total dari gerak molekular di dalam zat, energi panas bergantung pada kecepatan partikel, jumlah partikel (ukuran atau massa), dan jenis partikel di dalam sebuah benda. Sedangkan suhu adalah ukuran energi rata-rata dari gerak molekular di dalam zat. Suhu tidak bergantung pada ukuran atau jenis benda. Radiasi inframerah merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang inframerah biasanya dinyatakan dalam mikron, dengan spektrum inframerah diantara 0.7-1000 mikron. Hanya 0.7-14 mikron yang digunakan untuk pengukuran temperatur menggunakan inframerah. Diatas panjang gelombang ini level energi sangat rendah, dimana detektor tidak cukup peka untuk mendeteksi. Radiasi inframerah tidak bisa dilihat, namun manusia bisa merasakannya sebagai panas. Gambar 1. Spektrum Elektromagnetik, dengan range 0.7-14 µm. Masing-masing benda dengan temperatur diatas nol Kelvin memancarkan radiasi elektromagnetik dari permukaannya, dimana radiasi ini sebanding dengan temperatur. Bagian dari temperatur ini adalah radiasi infra merah yang kemudian bisa digunakan untuk mengukur temperatur benda. 2. Benda Hitam Benda yang secara keseluruhan non-reflective dan buram akan menyerap energi radiasi yang diterima permukaan benda itu. Tipe benda ini adalah absorber sempurna dan akan menjadi pemancar sempurna radiasi infra merah yang biasa disebut benda hitam. Perlu diingat bahwa benda hitam adalah alat secara teori, dimana tidaklah sama dengan hitam pada warna. Di lapangan, ditemukan bahwa permukan benda bukan absorber sempurna dan cenderung untuk memancarkan dan merefleksikan energi infra merah. Objek non-benda hitam akan menyerap energi lebih sedikit dibanding benda hitam pada kondisi yang sama. Karena itu objek non-benda hitam akan meradiasi lebih sedikit energi infra merah meskipun pada temperatur yang sama. 3. Emisivitas Emisivitas adalah perbandingan antara energi yang diradiasi oleh material terhadap energi yang diradiasi benda hitam pada temperatur yang sama. Ini berhubungan dengan mengukur kemampuan material untuk menyerap dan meradiasi energi. Benda hitam sesungguhnya memiliki ε = 1 sedangkan benda nyata memiliki ε < 1. Gambar 2 menunjukkan mengapa benda bukan hitam tidak merupakan pemancar inframerah yang sempurna. Selama energi internal objek bergerak ke arah permukaan, satu bagian akan direfleksikan ke dalam, dan refleksi energi internal ini tidak akan pernah meninggalkan alat radiatif. Gambar 2. Refleksi Internal. Emisivitas merupakan nilai numerik dan tidak memiliki satuan. ε= energi yang diradiasi material energy yang diradiasi benda hitam Kemampuan benda untuk memancarkan energi infra merah tergantung pada beberapa faktor, yakni jenis material, kondisi permukaan, panjang gelombang, dan temperatur. Faktor-faktor ini memiliki pengaruh emisivitas untuk variasi besar. Harga emisivitas untuk objek adalah ekspresi kemampuannya untuk meradiasikan energi inframerah. Tabel berikut memberikan harga emisivitas untuk beberapa material. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi emisivitas material. Perlu diketahui bagaimana pengaruh faktor-faktor ini pada harga emisivitas: Panjang Gelombang Emisivitas logam berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Material non-logam emisivitasnya cenderung meningkat seiring peningkatan panjang gelombang. Material semi tembus cahaya seperti film plastik menunjukkan variasi yang tajam dengan panjang gelombang. Kondisi Permukaan Pada kasus material logam, emisivitas akan menurun dengan pengkilapan dan akan meningkat dengan kekesatan atau kekasaran permukaan dan kadar oksidasi. Logam yang menjadi bahan dalam proses industri, sebagai contoh baja biasanya memiliki lapisan oksida berat dan memiliki emisivitas tinggi dan stabil. Material yang memiliki lapisan oksida yang tipis seperti logam ringan (bright metals) bisa memiliki emisivitas yang bergantung pada ketebalan oksida. Temperatur Emisivitas akan selalu berubah terhadap temperatur jika sifat permukaan material berubah. Sebagai contoh, jika lapisan menjadi berkilau atau menjadi buram. 4. Thermalert Alat ini mengukur panas (energi infra merah) dari objek dengan memfokuskan energi ini melalui sistem optik menggunakan detektor. Signal dari detektor kemudian disajikan dalam suhu setelah melalui serangkaian proses. Gambar 3. (Manual Book Raytek Thermalert) Respon spektral Resolusi Optik Range Temperatur Akurasi Sistem Pengulangan Sistem Koefisien Temperatur Resolusi Temperatur Waktu Respon Sistem Emisivitas Transmisi Pemrosesan Sinyal Spesifikasi Pengukuran 8 – 14 micron 2:1 atau 10:1 -40 – 600oC (-40 – 1112oF) ±1% pembacaan atau ±1oC ±0.5% pembacaan atau ±0.5oC(1oF) 0.15K per K 0.3oC atau 0.5oF 150ms (95%) 0.100 – 1.100 disesuaikan secara digital dengan penambahan 0.001 0.100 – 1.100 disesuaikan secara digital dengan penambahan 0.001 Peak Hold, Valley Hold, Variable Averaging Filter, adjustable up to 998 seconds Thermalert dibuat untuk merespon panjang gelombang dalam spektrum infra merah. Hampir semua pancaran inframerah tidak terlihat oleh mata. Hal ini bisa diatasi dengan pemfokusan yang dilakukan dengan menggunakan sistem optik pada detektor dalam thermalert. Desain utama Thermalert terdiri dari lensa pemfokus energi infra merah pada detektor, dapat mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan. Konfigurasi fasilitas pengukur suhu ini bekerja dari jarak jauh tanpa menyentuh objek. Dengan demikian, thermalert berguna mengukur suhu pada keadaan dimana termokopel atau sensor tipe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa keperluan pengukuran. 5. Proses Sistem Pengukuran Thermalert bisa dianalogikan dengan mata manusia. Lensa mata merepresentasikan optik dimana radiasi (aliran foton) dari objek menyentuh lapisan fotosensitif (retina) via atmosfer untuk kemudian diubah menjadi signal untuk dikirim ke otak. Gambar 4 menunjukkan aliran proses sistem pengukuran inframerah. Gambar 4. Sistem Pengukuran Inframerah. 6. Optik atau Window Sistem optik Thermalert menangkap energi inframerah yang dipancarkan objek melalui circular measurement spot dan memfokuskannya pada detektor. Target harus menempati spot ini, jika tidak, thermalert akan “melihat” radiasi temperatur yang lain dari lingkungan sehingga nilai pengukuran menjadi tidak akurat. Resolusi optik didefenisikan sebagai hubungan antara jarak alat ukur dalam hal ini thermalert dari target dan diameter spot (D:S). Gambar 5. Perbandingan Spot dan Terget untuk pengukuran. 7. Detektor Bentuk Detektor merupakan inti dari thermalert. Detektor mengubah radiasi inframerah yang diterima menjadi signal listrik, yang kemudian dipancarkan sebagai nilai temperatur oleh sistem elektronik. Detektor inframerah dibagi menjadi 2 kelompok utama yakni detektor Quantum (foton detector) dan detektor termal. Gambar 6. Detektor Inframerah Detektor termal mengubah temperatur tergantung pada radiasi tumbukan. Pada detektor termal peristiwa radiasi diserap sebagai panas, kenaikan temperatur hasil menghasilkan signal keluaran yang menyerap semua panjang gelombang, respon spektral menjadi terbatas oleh tranmisi ke sistem optik. Karena operasi tergantung pada pencapaian keseimbangan temperatur, jumlah radiasi terbatas diperlukan tergantung pada massa termal. Respon cepat membutuhkan konstruksi tipis dan adalah tidak mudah untuk membuat detektor dengan respon waktu kecil dari 100 ms. Menentukan perbedaan antara detektor quantum dengan detektor termal adalah reaksi cepat pada radiasi yang diserap. Cara operasi detektor quantum berdasarkan efek foto. Foton tertahan dari radiasi inframerah menuju peningkatan elektron ke level energi tinggi didalam material semikonduktor. Temperatur elemen sensitif pada detektor termal berubah relatif lambat. Konstanta waktu detektor termal biasanya besar daripada konstanta waktu detektor quantum. 8. Pengujian Alat VOLTMETER DC SUPPLY 15V Kontroler Suhu IRtek M400 Black Body D B Permukaan IRtek M400 Black Body yang akan diuji A E C 9. Proses Kerja Sensor Inframerah Diarahkan Ke Objek Pada lensa, energi inframerah yang dipancarkan objek dikumpulkan dan difokuskan ke detektor Detektor mengubah energi inframerah menjadi sinyal listrik Untuk keperluan display, sinyal kemudian diubah menjadi sinyal digital oleh ADC Pengolahan sinyal digital mengubah sinyal menjadi harga keluaran yang sesuai dengan temperature objek Temperatur bisa ditampilkan pada display 10. Data Pengamatan Pengukuran Suhu Benda Hitam BLACK BODY 50 75 100 125 150 175 200 TEMPERATUR (oC) THERMALERT THERMALERT THERMALERT THERMALERT THERMALERT POSISI A POSISI B POSISI C POSISI D POSISI E 49.8 49.5 49.6 49.2 49.4 73.5 73 73.5 73 74 99 98.5 98.6 96.5 99 123 122.6 123.2 120 122.6 147.3 147.6 147.4 146.5 147.4 171 169.8 170.1 168 171.3 194 193 192.5 193 193.6 Tabel 1. Data Pengukuran Suhu Black Body Menggunakan Thermalert 250 200 150 BLACK BODY 100 THERMALERT POSISI A 50 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 1. Grafik Perbandingan Suhu Black Body Dengan Thermalert Pada Posisi A 250 200 150 BLACK BODY 100 THERMALERT POSISI B 50 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 2. Grafik Perbandingan Suhu Black Body Dengan Thermalert Pada Posisi B 250 200 150 BLACK BODY 100 THERMALERT POSISI C 50 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 3. Grafik Perbandingan Suhu Black Body Dengan Thermalert Pada Posisi C 250 200 150 BLACK BODY 100 THERMALERT POSISI D 50 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 4. Grafik Perbandingan Suhu Black Body Dengan Thermalert Pada Posisi D 250 200 150 BLACK BODY 100 THERMALERT POSISI E 50 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 5. Grafik Perbandingan Suhu Black Body Dengan Thermalert Pada Posisi E SUHU (oC) BLACK BODY 50 75 100 125 150 175 200 TEGANGAN OUTPUT (Volt) THERMALERT THERMALERT THERMALERT THERMALERT THERMALERT POSISI A POSISI B POSISI C POSISI D POSISI E 0.49 0.496 0.496 0.491 0.494 0.732 0.73 0.735 0.731 0.74 0.991 0.986 0.988 0.965 0.99 1.22 1.216 1.223 1.19 1.227 1.463 1.462 1.467 1.46 1.465 1.697 1.686 1.692 1.67 1.701 1.92 1.92 1.916 1.93 1.933 Tabel 2. Tegangan Output Thermalert Thermalert Posisi A 2.5 2 1.5 Thermalert Posisi A 1 0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 6. Grafik Tegangan Output Thermalert Posisi A Thermalert Posisi B 2.5 2 1.5 Thermalert Posisi B 1 0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 7. Grafik Tegangan Output Thermalert Posisi B Thermalert Posisi C 2.5 2 1.5 Thermalert Posisi C 1 0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 8. Grafik Tegangan Output Thermalert Posisi C Thermalert Posisi D 2.5 2 1.5 Thermalert Posisi D 1 0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 9. Grafik Tegangan Output Thermalert Posisi D Thermalert Posisi E 2.5 2 1.5 Thermalert Posisi E 1 0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 Grafik 10. Grafik Tegangan Output Thermalert Posisi E Percobaan Objek Dihalangi Kaca Suhu Black Body= 75oC Suhu yang terbaca thermalert saat dihalangi kaca = 33oC Suhu yang terbaca thermalert saat tidak dihalangi kaca = 75oC 11. Sensitivitas SUHU (oC) BLACK BODY 50 75 100 125 150 175 200 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = THERMALERT SUHU Vout (oC) 49.5 73.4 98.32 122.28 147.24 170.04 193.22 (Volt) 0.4934 0.7336 0.984 1.2152 1.4634 1.6892 1.9238 △ 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑉𝑜𝑢𝑡 (1,9238 − 0,4934)𝑉 = = 0,009953 𝑉⁄℃ (193,22 − 49,5)℃ △ 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑆𝑢ℎ𝑢 12. Kesimpulan Dari percobaan pengukuran suhu Black Body yang suhunya dijaga konstan yang diukur menggunakan sensor Thermalert menunjukan bahwa Thermalert dapat mengukur suhu dengan cukup akurat di beberapa titik permukaan Black Body. Bisa dilihat pada grafik bahwa pembacaan suhu dengan menggunakan sensor Thermalert mendekati dengan suhu Black Body dan menunjukan kenaikan suhu yang cukup linear. Akan tetapi Thermalert tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang terhalang oleh kaca. 13. Sumber Temperatur Inframerah http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer_infra_merah Pengetahuan Tentang Pengukuran Temperatur Inframerah http://www.ir-family.com/id/category/pengetahuan-tentang-pengukuran-temperaturinframerah Manual Book Raytek Thermalert® MIDTM MICTM https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:lvPtJiEmjWAJ:infratemp.com.br/produtow.asp %3Fid%3D11,manual+manual+book+raytek+thermalert&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgd M8A8AUaTUN_6Mp4g6vVQ3tSTx8DCQjRKJtnXOwbta8Co718vz11oe2ii2L0o8t18bEVE2Dw0goOErCcyfvl6INDCKW135TZtA1MgxvXKM62H1JBWzPtOGLqIjyh5kOtf6Rs&sig=AHIE tbSm-0QbS_0SDCIC6bfs9vtehz3JaQ Temperature sensors type, http://www.temperatures.com/sensors.html Emissivity of Most Common Materials, http://www.raytek.com/Raytek/en-r0/IREducation/Emissivity.htm Key Elements of Correct Infrared Temperature Measurement, http://www.raytek.com/Raytek/en-r0/IREducation/AccurateMeasurement.htm LAMPIRAN