BISNIS INTERNASIONAL DALAM PERSPEKTIF GLOBALISASI Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Internasional yang dibina oleh Pak Imam. Oleh Fahmy Zulkifli NIM 135030301111036 Master Prayogi NIM Kurnia Indrawan NIM 135030307111018 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN BISNIS INTERNASIONAL SEPTEMBER 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia adalah tempat umat manusia memimplementasikan setiap refleksi dari kegiatannya.Implementasi dari setiap refleksi ini biasa bermacam-macam, dan didalam makalah ini akandibahas salah satu bentuknya yakni dalam bisnis internasional. Bisnis internasional adalahBisnis yang kegiatannya melampaui batas Negara. Definisi tersebut mencakup perdaganganinternasional. pemanufakturan diluar negeri juga industri jasa diberbagai bidang sepertitransportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi,perdagangan eceran, perdaganganbesar dan komunikasi massa. Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukanantara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe,dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda.Kalsifikasi bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan.Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukanmelewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional(International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatunegara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasionalatau International Marketing. Pemasaran internasional berbeda dengan Bisnis Internasional,yaitu :a. Perdagangan Internasional (International Trade) Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanyadilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanyatransaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread).Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan atau devisit neracaperdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negaratersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yangdilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalamisurplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara ituakan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besarkecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balanceof paymnets). Jika neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negaramengalami pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neracaperdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannyadengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran danmenghadapi pengurangan devisa Negara.b. Pemasaran International (International Marketing) Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalamsuatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi danpemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkandapat berupa barang dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:Licencing- Franchising- Management Contracting- Marketing in Home Country by Host Country- Joint VenturingMultinational Coporation (MNC)Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee.Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak padaperlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara sedangkan pemasaraninternasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatanbisnis yang lebih aktif, lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatanketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentinganyang sering kali menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Olehkarena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu : 1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk. 2. Perbedaan bahasa, social budaya/culturalPerbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnisInternasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vitalbaik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnissukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa saat ini semakin berkurangkarena adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris.Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalammelakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki artitertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan. 3. Kondisi politik dan hukum/perundang-undanganHubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain akanmengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Misalnya, Amerikayang mengembargo komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis.Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang jugamembatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yangmengandung babi. 4. Hambatan operasional. Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain.Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belummemiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biayapengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanyamelayani satu negara itu saja. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu bisnis internasional ? 2. Mengapa suatu perusahaan ingin melakukan Go internasional ? 3. Siapa saja Peserta dalam bisnis internasional ? 4. Bagaimana perspektif global bisnis internasional ? 5. Mengapa kita perlu belajar bisnis internasional ? C. Tujuan Dan Manfaat 1. Untuk mengetahui apa itu bisnis internasional. 2. Untuk mengetahui mengapa suatu perusahaan melakukan Go Internasional. 3. Untuk mengetahui siapa saja peserta dalam bisnis internasional. 4. Untuk mengetahui bagaimana perspektif global pada bisnis internasional. 5. Untuk mengetahui mengapa kita perlu belajar Bisnis Internasional. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Bisnis Internasional Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade). Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam sutu Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita dapat membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu : a. Perdagangan Internasional (International Trade) Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul “NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai “NERACA PEMBAYARAN” atau “BALANCE OF PAYMENTS”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa Negara ini mengalami PERTAMBAHAN DEVISA NEGARA. Sebaliknya apabila Negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan Negara lain tersebut. Dengan demikian maka Negara tersebut akan mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi PENGURANGAN DEVISA NEGARA. b. Pemasaran International (International Marketing) Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis internasional semacam ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain : - Licencing Perjanjian lisensi (licensing) mewajibkan sebuah perusahaan untuk menyediakan teknologi (hak cipta, merek dagang atau nama dagang, dan paten) sebagai imbalan atas fee atau kompensasi tertentu yang diterima. - Franchising Perjanjian waralaba (franchising) mewajibkan sebuah perusahaan untuk menyediakan strategi penjualan atau pelayanan tertentu, bantuan, dan mungkin dana investasi awal dengan imbalan fee periodic. - Management Contracting Perusahaan-perusahaan umumnya mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain di luar negeri sebagai salah satu cara untuk memasuki pasar asing. Metode ini memungkinkan sebuah perusahaan mengendalikan bisnis luar negerinya secara penuh dan mendapatkan pangsa pasar dalam jumlah besar secara cepat. - Marketing in Home Country by Host Country Perusahaan dapat juga memasuki pasar luar negeri dengan mendirikan operasi-operasi baru di negaranegara asing untuk memproduksi dan menjual produk mereka. - Joint Venturing Suatu usaha patungan (joint venture) adalah suatu yamg dimiliki dan dioperasikan secara bersama oleh dua perusahaan atau lebih. - Multinational Coporation (MNC) Semua bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu Negara atau Home Country harus membayar sedangkan pengirim atau Host Country akan memperoleh pembayaran fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dikacaukan atau sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti kita lihat dalam uraian diatas ternyata memang berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan internasional. 2. Alasan Perusahaan melakukan Go Internasional Ketika beroperasi secara internasional, perusahaan harus mempertimbangkan misinya (apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan Apakah tujuan keberadaan perusahaan?) Perusahaan terlibat dalam bisnis internasional untuk: • Minimalkan risiko kompetitif Meminimalkan risiko kompetitif. Banyak perusahaan Go Internasional untuk alasan defensif. Mereka ingin melindungi diri terhadap perusahaan domestik yang mungkin mendapatkan keuntungan di pasar luar negeri, dan kemudian menggunakan keuntungan di pasar domestik. Perusahaan X mungkin takut bahwa perusahaan Y akan menghasilkan profits besar dari pasar luar negeri jika dibiarkan sendirian untuk melayani pasar tersebut. Perusahaan Y kemudian mungkin menggunakan profits itu untuk meningkatkan posisi competi-tive dalam negeri. Dengan demikian, perusahaan, takut dari aktivitas tersebut, mungkin memasuki pasar asing terutama untuk mencegah pesaing dari mendapatkan keuntungan. • Memperoleh sumber daya Memperoleh sumber daya. Produsen dan distributor mencari produk, Layanan, dan komponen yang diproduksi di luar negeri. Mereka juga mencari Modal Asing, teknologi, dan informasi yang dapat mereka gunakan di negera asal mereka. Kadang-kadang mereka melakukan ini untuk mengurangi biaya mereka. Sebagai contoh, Nike bergantung pada operasi murah manufaktur di negara-negara Asia Tenggara untuk membuat produk-produknya. Memperoleh sumber daya dapat memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan membedakan dirinya dari pesaing, berpotensi meningkatkan pangsa pasar dan profits. Meskipun perusahaan mungkin awalnya menggunakan sumber daya domestik untuk memperluas di luar negeri, setelah operasi luar negeri di tempat, pendapatan asing kemudian dapat melayani sebagai sumber daya untuk operasi domestik; sebagai contoh, McDonald's digunakan financial kuat kinerja operasinya asing untuk berinvestasi di lebih banyak sumber daya untuk perkembangan domestik. • Memperluas penjualan Memperluas penjualan. Dengan mencapai pasar internasional, perusahaan meningkatkan penjualan mereka lebih cepat daripada ketika mereka fokus pada satu pasar, yang menjadi satu domestik. Penjualan ini tergantung pada minat konsumen produk dan kemampuan mereka untuk membeli produk. Biasanya, penjualan yang lebih tinggi berarti lebih tinggi profits dan itu sendiri adalah motif bagi perusahaan untuk go internasional. Banyak perusahaan terbesar di dunia berasal lebih dari setengah penjualan mereka dari luar negara asal mereka, seperti BASF Jerman, Electrolux Swedia, Gillette dan Coca-Cola Philips Amerika Serikat, Michelin dari Perancis, Belanda, Sony Jepang, Nestle dari Swiss. • Diversifikasi sumber penjualan dan persediaan. Diversifikasi sumber penjualan dan persediaan. Untuk meminimalkan fluktuasi dalam penjualan dan profits, banyak perusahaan mungkin terlihat untuk pasar luar negeri untuk mengambil keuntungan dari siklus bisnis perbedaan antara negara-negara. Penjualan meningkat di negara yang sedang berkembang secara ekonomi dan penurunan lain yang ada di dalam resesi. Akibatnya, perusahaan mungkin mampu menghindari dampak harga fluctuasi atau kekurangan dalam setiap satu negara, dengan mendapatkan pasokan produk yang sama atau komponen dari berbagai negara. Selain alasan tersebut untuk bisnis internasional, ada beberapa faktor tambahan yang kadangkadang saling terkait, yaitu (1) peningkatan dalam persaingan global (2) pengembangan dan perluasan teknologi (3) liberalisasi gerakan lintas-perbatasan dan (4) pengembangan mendukung layanan. 3. Peserta dalam Bisnis Internasional Perusahaan dari semua jenis dan ukuran, dan dalam semua jenis industri, masuk ke dalam transaksi bisnis internasional. Manufaktur perusahaan, perusahaan jasa, dan perusahaan ritel semua mencari pelanggan di luar negara mereka. Seperti disebutkan sebelumnya, perusahaan internasional adalah sebuah bisnis yang terlibat secara langsung dalam segala bentuk kegiatan bisnis internasional seperti ekspor, impor, atau produksi internasional. Tidak peduli apa sifat transaksi bisnis internasional, ada berbagai jenis perusahaan internasional. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan perdagangan internasional dapat di bedakan menjadi beberapa kelompok antara lain : KELOMPOK EKSPORTIR Sering disebut dengan penjual (seller) atau pensuplai (pemasok) atau supplier, terdiri dari : Produsen-Eksportir Para produsen yang sebagaian hasil produksinya memang diperuntukkan untuk pasar luar negri, pengurusan ekspor dilakukan oleh perusahaan produsen yang bersangkutan. Confirming House Perusahan lokal yang didirikan sesuai dengan perundang-undangan dan hukum setempat tetapi bekerja untuk dan atas perintah kantor induknya yang berada diluar negri. Perusahaan asing banyak yang mendirikan kantor cabang atau bekerja sama dengan perusahaan setempat untuk mendirikan anak perusahaan di dalam negri. Kantor cabang atau anak perusahaan yang semacam ini bekerja atas perintas dan untuk kepentingan kantor induknya. Badan usaha semacam ini disebut dengan confirming house. Tugas kantor cabang atau anak perusahaan biasanya melakukan usaha pengumpulan, sortasi, up grading, dan pengepakan ekspordari komoditi lokal. Pedagang Ekspor ( Eksport-Merchant ) Badan usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam surat tersebut. Export Merchant lebih banyak bekerja untuk dan atas kepentingan dari produsen dalam negri yang diwakilinya. Agen Ekspor ( Eksport-Agent ) Jika hubungan antara Export Merchant dengan produsen, tidak hanya sebagai rekan bisnis tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan perjanjian keagenan, maka dalam hal ini Export Merchant disebut juga sebagai Export Agent. Wisma Dagang ( Trading House ) Bila suatu perusahaan atau eksportir dapat mengembangkan ekspornya tidak lagi terbatas pada satu atau dua komoditi saja, tapi sudah beraneka macam komoditi maka eksportir demikian mendapat status General Exporters. Perusahaan yang telah memiliki status seperti ini sering disebut dengan Wisma Dagang (Trading House) yang dapat mengekspor aneka komoditi dan mempunyai jaringan pemasaran dan kantor perwakitan di pusat-pusat dagang dunia, dan memperoleh fasilitas tertentu dari pemerintah baik dalam bentuk fasilitas perbankan maupun perpajakan. KELOMPOK IMPORTIR Dalam perdagangan internasional, memikul tanggungjawab atas terlaksananya dengan baik barang yang diimpor. Hal ini berarti pihak importir menanggung resiko atas segala sesuatu mengenai barang yang diimpor, baik resiko kerugian, kerusakan, keterlambatan serta resiko manipulasi dan penipuan. Kelompok ini biasanya sering disebut dengan pembeli (buyer), yang terdiri dari: Pengusaha Impor (Import-Merchant) Lazim disebut dengan Import Merchant adalah badan usaha yang diberikan izin oleh pemerintah dalam bentuk Tanda Pengenal Pengakuan Impor (TAPPI) untuk mengimpor barang-barang yang bersifat khusus yang disebutkan dalam izin tersebut, dan tidak berlaku untuk barang lain selain yang telah diizinkan. Aproved Importer (Approved-Traders) Merupakan pengusaha impor biasa yang secara khusus disistimewakan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Perdagangan untuk mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu pulayang dipandang perlu oleh pemerintah. Importir Terbatas Guna memudahkan perusahaan-perusahaan yang didirikan dalam rangka UU PMA/PMDN maka pemerintah telah memberi izin khusus pada perusahaan PMA dan PMDN untuk mengimpor mesin-mesin dan bahan baku yang diperlukannya sendiri (tidak diperdagangkan).Izin yang diberikan dalam bentuk APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas), yang dikeluarkan oleh BKPM atas nama Menteri Perdagangan. Importir Umum Perusahaan impor yang khusus mengimpor aneka macam barang dagang, perusahaan yang biasanya memperoleh status sebagai impotir umum ini kebanyakan hanyalah Persero Niaga yang sering disebut dengan Trading House atau Wisma Dagang yang dapat mengimpor barang-barang mulai dari barang kelontong sampai instalasi lengkap suatu pabrik. Sole Agent Importer Perusahaan asing yang berminat memasarkan barang di Indonesia seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai Kantor Perwakilannya atau menunjuk suatu Agen Tunggal yang akan mengimpor hasil produksinya di Indonesia. KELOMPOK IDENTOR Bilamana kebutuhan atas suatu barang belum dapat dipenuhi dari produksi dlam negri, maka terpangsa diimpor dari luar negri. Di antara barang-barang kebutuhan itu ada yang di impor untuk konsumsi sendiri dan adakalanya untuk dijual kembali. Dalam melakukan pembelian barang terkadang importir atau pembeli membeli langsung ke penjual ataau eksportir tapi terkadang juga pihak pembeli menggunakan pihak ketiga sebagai importir, hal ini karena mereka telah terbiasa dalam mengimpor barang dengan cara memesannya (indent). Para indentor ini pada umumnya terdiri atas: Para pemakai langsung Para kontraktor minyak dari Amerika sudah biasa memesan makanan dan minuman kaleng langsung dari negrinya, yang impor untuk kebutuhan konsumsi tenaga asing yang bekerja di Indonesia. Para pedagang Pengusaha toko yang ada di Tanah Abang, para pengelola swalayan, department store biasanya melakukan indent dalam memenuhi kebutuhan barang-barang dagangnya. Para pengusaha perkebunan, industriawan, dan instansi pemerintah Kebanyakan para pengusaha industri dan perkebunanserta instansi pemerintahdalam memenuhi kebutuhannya biasanya menempatkan indentpada para importir. Dalam menyusun dan menandatangani kontrak indentantara indentor dan importir, kedua belah pihak seyogyanya haruslah berhati-hati. Dalam prakteknya tidak jarang kontrak indent dapat membawa kericuhan, dan bahkan seringkali dijadikan alat manipulasi impor, baik oleh indentor maupun importir. KELOMPOK PROMOSI Masalah perdagangan luar negri sudah merupakan bagian yang tidak dapat dipasahkan dari masalah ekonomi nasional seluruhnya. Agar kegiatan perdagangan ekspor impor dapat berjalan dan mendatangkan devisa yang besar bagi negara perlu pula dukungan dari berbagai pihak yang secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan tersebut, salah satunya adalah kelompok promosi. Kelompok promosi ini terdiri atas berbagai bagian antara lain : 1. Kantor Perwakilan dari produsen / eksportir asing di negara konsumen atau importir 2. Kantor Perwakilan Kamar Dagang dan Industri dalam dan luar negri 3. Misi perdagangan dan pameran dagang internasional 9trade fair) yang senantiasa diadakan di pusat perdagangan dunia seperti Jakarta Fair, Tokyo Fair, Hannover Fair dan sebagainya. 4. Badan Pengembangan Ekspor Nasional ( BPEN )- suatu instansi khusus yang didirikan oleh Departemen Perdagangan untuk melakukan kegiatan pengembangan dan promosi komoditi Indonesia ke luar negri, serta badab usaha lain seperti Indonesian Trade Center yang didirikan disejumlah negara. 5. Kantor Bank Devisa ( DN/LN ) 6. Atas Perdagangan di tiap-tiap kedutaan di luar negri. 7. Majalah Dagang dan Industri termasuk lembaran buku kuning buku petunjuk telepon yang merupakan sarana promosi yang lazim juga. 8. Brosur dan leaflet yang dibuat oleh masing-masing pengusaha ekspor termasuk price list yang dikirim dengan cuma-cuma. KELOMPOK PENDUKUNG Walaupun ekspotir maupun importir menjadi pelaku utama dalam perdagangan internasional namun kita tidak dapat mengabaikan peran dari pihak lain yang dapat melancarkan kegiatan eksportir dan importir. Pihak-pihak yang dimaksud adalah kelompok pendukung, yang mendukung terlaksananya kegiatan ekspor impor atau perdagangan internasional. Termasuk dalam kelompok ini antara lain : Badan Usaha Transportasi Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan adanya perombakan dalam bidang angkutan baik darat, laut maupun udara, dengan munculnya jasa pengangkutan yang dikenal dengan istilah freight forwader. Tugas dari badan ini adalah pengumpulan muatan, penyelenggaraan pengepakan sampai membukukan muatan yang diperdagangkan. Bank Devisa. Pihak yang memberikan jasa perkreditan dan pembiayaan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan L/C impor. Disamping itu bank devisa sangat diperlukan pada pembukaan L/C, penerimaan L/C, penyampaian dokumen-dokumen, maupun pada saat menegosiasi dokumen-dokumen tersebut. Maskapai Pelayaran Perusahaan pelayaran masih memegang peranan yang amat penting dalam pengangkutan barang atau muatan hingga sampai ke tujuan. Maskapai Asuransi Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tidak mungkin dipikul sendiri oleh para eksportir dan importir. Dalamhal ini maskapai asuransi memegang peranan yang tidak dapat diabaikan dalam merumuskan persyaratan kontrak yang dapat menjamin resiko yang terkecil dalam tiap transaksi itu. Kantor Perwakilan atau Kedutaan Selain untuk membantu promosi, kantor kedutaan di luar negri dapat pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti consuler invoice yang berfungsi mengecek dan mensahkan pengapalan suatu barang dari negara tertentu. Surveyor Badan ini bertugas sebgai juru periksa terhadap kualitas, cara pengepakan, keabsahan dokumen-dokumen bagi barang-barang yang akan di ekspor atau di impor, di Indonesia perusahaan yang ditunjuk sebagai juru periksa adalah PT. Sucofindo. Pabean. Pabean sebagai alat pemerintah yang bertindak sebagai pengaman lalulintas barang serta dokumen yang masuk ke wilayah pabean. 4. Perspektif Global dalam Bisnis Internasional Orang di seluruh dunia lebih terhubung satu sama lain daripada sebelumnya. Informasi dan uang juga flow lebih cepat daripada sebelumnya. Barang dan jasa yang diproduksi di satu bagian dunia yang semakin tersedia di semua bagian dunia. Komunikasi internasional adalah biasa. Fenomena ini telah telah berjudul "globalisasi." Era globalisasi cepat menjadi istilah yang disukai untuk menggambarkan arus kali. Karena kita adalah orang-orang bijaksana yang prihatin tentang urusan dunia, tugas kita adalah untuk mengambil "globalisasi" memeriksa dari semua sisi, menelaah, dan kemudian memelihara dan mempromosikan bagian-bagian yang baik atau memperlambat bagian yang buruk. Globalisasi seperti api. Api itu sendiri tidak baik tidak juga buruk. Digunakan dengan benar, dapat memasak makanan, mensterilkan melengkapi-ment, membentuk besi, dan panas rumah kita. Digunakan sembarangan, api dapat menghancurkan kehidupan, kota dan hutan dalam sekejap. Globalisasi dapat sangat memberdayakan dan sangat koersif. Globalisasi memiliki bahaya dan sisi gelap yang jelek. Tetapi juga dapat membawa peluang luar biasa dan keuntungan yg luar biasa oula. Sama seperti kapitalisme, globalisasi membutuhkan kewaspadaan dan aturan hukum. Globalisasi pasar merujuk kepada penggabungan pasar historis yang terpisah menjadi salah satu pasar global yang besar. Ia telah menyatakan untuk beberapa waktu bahwa selera dan preferensi konsumen di negara-negara yang berbeda mulai berkumpul di norma beberapa global, sehingga membantu untuk membuat global market penerimaan global produk konsumen seperti Citicorp kartu kredit, Coca-Cola, Levi's jeans, Sony Walkman, Nintendo permainan pemain dan McDonald's hamburger semua dianggap sebagai prototypica contoh dari tren ini. Dengan menawarkan produk standar di seluruh dunia, mereka membantu untuk menciptakan pasar global. Dalam banyak pasar global, firms sama sering menghadapi satu sama lain sebagai pesaing dalam bangsa demi bangsa. CocaCola persaingan dengan Pepsi adalah satu global, karena persaingan antara Ford dan Toyota, Boeing dan Airbus, Caterpillar dan Komatsu, dan Nintendo dan Sega. Seperti saingan mengikuti saingan di seluruh dunia, perusahaan-perusahaan multinasional ini muncul sebagai pendorong penting dari konvergensi dari pasar nasional yang berbeda menjadi satu, dan semakin homogen, global pasar. Globalisasi produksi mengacu pada kecenderungan di kalangan firms untuk sumber barang dan Jasa dari lokasi di seluruh dunia untuk mengambil keuntungan dari Nasional perbedaan dalam biaya dan kualitas faktor produksi (seperti tenaga kerja, energi, tanah, dan modal). Dengan demikian, perusahaan berharap untuk menurunkan mereka secara keseluruhan struktur biaya atau meningkatkan kualitas atau fungsi dari produk mereka menawarkan, sehingga memungkinkan mereka untuk bersaing lebih efektif. Mempertimbangkan perusahaan Boeing pesawat penumpang jet komersial terbaru 777. 777 Mengandung komponen utama 132,500 bagian-bagian yang diproduksi di seluruh dunia oleh 545 pemasok. Jepang pemasok membuat bagian untuk pesawat, pintu, dan sayap, pemasok di Singapura membuat pintu bagi hidung landing gear; tiga pemasok di Italia memproduksi flaps sayap, dan itulah bagian Boeing on. alasan untuk outsourcing produksi begitu banyak pemasok asing bahwa pemasok-pemasok tersebut adalah yang terbaik di dunia pada melakukan aktivitas tertentu. Hasilnya memiliki web global pemasok adalah produk final yang lebih baik, yang meningkatkan kemungkinan Boeing memenangkan pangsa total pesanan pesawat daripada saingan global, Airbus. Boeing juga outsources beberapa produksi ke luar negeri untuk meningkatkan nya kemungkinan menang significant pesanan dari pesawat yang berbasis di negara itu. 5. Mengapa kita perlu belajar bisnis Internasional Bisnis Internasional mempengaruhi kegiatan setiap konsumen setiap pekerja, perusahaan, dan pemerintah semua penjuru dunia, apakah mereka berada di Siprus, Islandia, Amerika Serikat, Australia, Brasil, Nepal, Nigeria, atau Rusia. Hambatan perdagangan jatuh, meningkatnya persaingan, dan konvergen selera konsumen menciptakan pasar global untuk banyak produk yang berbeda dan/atau ser-kejahatan. Konsumen di seluruh dunia menikmati pilihan produk lebih besar pada harga yang lebih baik daripada sebelumnya. Pekerja sering belajar sendiri untuk bersaing di dalam bisnis internasional. Growth dalam Volume dari Merchandise perdagangan dunia oleh daerah dipilih, 2000–2004 (tahunan persentase perubahan) Exports 2000–2004 Imports 2003 2004 2000–2004 2003 2004 4.0 5 .0 9 .0 World 4.5 5 .5 10 .0 0.0 1 .0 7.5 North America 3.5 4.5 10.5 6.5 6.0 13.0 South and Central America 1.5 1.5 17.5 3.0 2.0 6.5 2.5 3.0 6.5 3.0 1.5 6.5 2.0 2.5 6.0 9.5 13.0 13.0 CIS 15.0 13.0 15.0 8.0 11 .5 14.0 Asia 8.0 13.0 14.5 3.0 5.0 10.5 Japan 3.5 7 .0 7 .0 6.5 10.5 14.5 4.5 5.5 14 Europe European Union (25) Six East Asian traders Source: http://www.wto.org/ statis_e/its2005_e/section1_e/i02.xls.english/res_e pekerjaan terhadap pekerja di negara lain ribuan mil jauhnya. Com-panies secara langsung terlibat dalam produksi internasional atau pemasaran menghadapi budaya, sistem politik dan sistem ekonomi yang bisa sangat berbeda dari mereka sendiri. Kerja lokal, regional, dan pemerintah nasional untuk menarik pekerjaan dengan menawarkan insentif bagi perusahaan untuk mencari di tempat specific. Setiap dari kita mengalami hasil dari puluhan transaksi bisnis internasional setiap hari. Anda memakai Gap T-shirt yang dibuat di Mesir; Anda drive Toyota Anda Jepang yang dirakit di Kentucky, Amerika Serikat, dengan bagian-bagian yang diproduksi di 120 negara yang berbeda; Anda memakai sepatu Nike yang berkumpul di Cina, dengan bagian-bagian yang berasal dari berbagai negara; Anda minum kopi di kafe lokal di kota asal Anda di Nicosia, Cyprus, dengan biji kopi yang dipanen di Brasil atau di Kenya, dll. Anda bahkan tidak harus menginjakkan kaki dari kota Anda sendiri akan terpengaruh oleh bisnis internasional. Melalui e-commerce, Anda dapat melakukan transaksi bisnis internasional-mem, misalnya, membeli Sony CD player dari Tokyo, Jepang, dengan menggunakan kartu kredit Anda, sementara Anda berada di Moskow, Rusia. Sebagai siswa internasional Bisnis, Anda adalah konsumen, suatu hari Anda mungkin bekerja untuk sebuah perusahaan yang dapat terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam bisnis internasional dan Anda akan definitely menjadi suatu tempat, Apakah negara Anda sendiri atau negara lain. Definitely Anda tahu seseorang yang berasal dari negara lain, atau Anda mengenal seseorang yang tahu seseorang dari negara lain, dan seterusnya dan sebagainya. Dengan mempelajari internasional bisnis Anda akan menjadi seorang konsumen yang lebih cerdas, lebih selektif aplikasi-cant/calon untuk pekerjaan, lebih berpikiran terbuka dan berpengetahuan "mahasiswa" dunia di sekitar Anda, dan lebih sensitif terhadap budaya lain. Beberapa tren bisnis internasional akan terus berlanjut di masa depan. Ada tekanan pada manajemen internasional untuk mengimbangi laju peningkatan jumlah bisnis internasional dan persaingan yang semakin meningkat di dunia, dari blokblok perdagangan besar dan dari ekonomi yang baru dikembangkan (NDE). Perusahaan di seluruh dunia membuat komitmen yang serius untuk memenuhi bahwa persaingan dengan investasi internasional yang cukup besar. Tren masa depan yang lain akan semakin kompleks sifat lingkungan bisnis secara keseluruhan. Dalam dunia lebih saling bergantung, cepat dan tidak terduga perubahan politik, ekonomi, teknologi, peraturan, dan variabel financial akan memberikan tekanan konstan untuk menyesuaikan untuk bersaing. Untuk benefit dari masa depan peluang, manajer yang cerdas akan mempertahankan orientasi global; yaitu, mereka akan melihat dunia sebagai salah satu pasar raksasa yang mana "cooper-ASI dan saling ketergantungan, tidak conflict dan kemerdekaan, adalah prasyarat untuk kelangsungan hidup." BAB III PENUTUP Kesimpulan International business berbeda dari usaha domestik dalam berbagai cara. Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk go internasional banyak faktor perlu dipertimbangkan dalam hal lingkungan negara lain, seperti legal–political, lingkungan ekonomi dan budaya. Bisnis adalah didefinisikan seperti semua transaksi komersial — pribadi dan pemerintah — antara dua atau lebih negara. Lain definition bisnis internasional mengacu pada profit yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan di seluruh perbatasan nasional. Alasan mengapa perusahaan-perusahaan go internasional untuk meminimalkan risiko yang kompetitif, memperoleh sumber daya, memperluas penjualan, dan diversifikasi sumber penjualan dan persediaan. Selain itu, beberapa faktor tambahan yang telah berkontribusi untuk kegiatan bisnis internasional yang meningkat di tahun-tahun terakhir, yang kadang-kadang saling terkait. Ini adalah peningkatan dalam global com-permohonan; pengembangan dan perluasan teknologi; liberalisasi gerakan lintasperbatasan; dan pengembangan mendukung layanan. Para peserta dalam bisnis internasional bervariasi dari usaha kecil untuk perusahaan multinasional dalam lingkungan global di mana orang-orang di seluruh dunia lebih terhubung satu sama lain daripada sebelumnya. Globalisasi pasar ini merujuk kepada penggabungan pasar historis yang terpisah menjadi salah satu pasar global yang besar, yang menciptakan globalisasi produksi. Dengan demikian ada kecenderungan diantara firms untuk sumber barang dan Jasa dari lokasi di seluruh dunia untuk mengambil keuntungan dari Nasional perbedaan dalam biaya dan kualitas faktor produksi. Kita mempelajari internasional bisnis sehingga kami dapat menjadi konsumen lebih berpendidikan dan lebih berpengetahuan tentang acara internasional yang berdampak pada kita setiap hari. Karena kami beroperasi di global ini desa, peluang bisnis yang semakin internasional akan menjadi tersedia, dengan demikian kita harus siap untuk menghadapi tantangan-tantangan ini dan untuk mengambil keuntungan dari mereka. DAFTAR RUJUKAN Sumber : Katsiouloudes, I Marios dan Spyros Hadjidakis. 2007. International Bussines, A Global Perspective. Amsterdam: Elsevier http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/pelaku-perdagangan-internasional/ diakses pada tanggal 22 September 2013. Jam 14:16 WIB http://musliadipnl.wordpress.com/2012/06/18/bab-v-bisnis-internasional/ diakses pada tanggal 22 September 2013. Jam 14:16 WIB Teori Perdagangan Internasional Makalah Disusun untuk memenuhi tugas pengantar bisnis internasional yang di bimbing oleh bapak Imam Suyadi, DR.MSI Oleh : Aden Budi Wahyu I (135030301111022) Afinsza Wahyu B (135030301111033) Rinaldi Febrian H. (135030307111017) FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURUSAN BISNIS INTERNASIONAL Oktober 2013 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi saat ini perdagangan internasional sangat penting keberadaannya karena setiap negara di dunia memiliki keterbatasan dalam memproduksi suatu komoditas tertentu. Setiap satu negara dengan negara lain memiliki sumber daya yang berbeda serta produksi barang dan jasa yang berbeda pula. Setiap negara yang satu dengan negara lain berusaha memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa yang berbeda. Barang dengan kualitas yang terbaik dengan harga yang minimalis sangat di minati dalam perdagangan internasional, oleh sebab itu setiap negara berusaha memproduksi se efisien mungkin penggunaan sumberdaya yang di miliki.Karena setiap satu negara dengan negara lain memiliki keterbatasan dalam memproduksi barang dan jasa barang dengan kualitas terbaiklah yang akan di pilih oleh konsumen. Sejak dahulu banyak para pemikir telah mencetuskan banyak teori tentang perdagangan internasional. Hingga sekarang banyak teori-teori yang dipergunakan dalam perdagangan internasional. Maka dari itu perlu kita untuk mempelajari teori perdagangan internasional untuk menguasai perdagangan internasional hari ini. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat ditarik beberapa pertanyaan yaitu : 1. Pengertian teori perdagangan internasional secara umum? 2. Bagaimana teori perdagangan internasional menurut para ahli? 3. Teori manakah yang berpengaruh terhadap perdagangan internasional saat ini? MANFAAT 1. Mengerti tentang pengertian teori perdagangan internasional secara umum. 2. Penjabaran teori menurut para ahli. 3. Seberapa pengaruh teori-teori terhadap perdagangan internasional saat ini. BAB II PEMBAHASAN Perdagangan Internasional pada umumnya Negara-negara terhubung dalam berbagai cara. apakah itu melalui politik,kegiatan sosial,budaya ,atau kegiatan komersial. Salah satunya adalah perdagangan internasional, yang merupakan pertukaran barang dan jasa antara pihak (individu) ,organisasi, dan negara. Dalam lima dekade terakhir , perdagangan di antara negara telah berkembang dalam proporsi yang besar,dan sekarang sudah lebih bebas daripada sebelumnya. Pertukaran ini terjadi karena perbedaan dalam biaya produksi antar negara dan bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi masing-masing negara dengan memperluas berbagai produkdan layanan yang tersedia untuk dikonsumsi. Selama negara dan bisnis masih ada ,perdagangan nasional telah menjadi sarana penting dari negara dan bisnis ekonomi. Mengapa perdagangan internasional terjadi dan bagaimana hal itu mempengaruhi negara-negara dan usaha-usaha,serta keberadaan dan kelangsungan hidup? Apakah perdagangan berlangsung antar negara atau antar perusahaan? Apa pentingnya teori perdagangan internasional dalam kerangka daya saing suatu negara? Apakah perdagangan internasional meningkatkan kesejahteraan warga suatu negara? Mengapa mahasiswa bisnis internasional perlu mempelajari perdagangan internasional? Semua pertanyaanpertanyaan ini akan dibahas dalam konteks bab ini , dan mudah-mudahan siswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik dari perdagangan internasional dan implikasinya dalam lingkungan global saat ini. Sejumlah teori perdagangan internasional akan dibahas untuk memastikan bahwa pembaca menghargai kontribusi dari teori perdagangan dibidang perdagangan internasional sepanjang tahun. Selanjutnya, para siswa akan ditantang untuk menentukan apakah teori ini berlaku untuk perdagangan valuta global saat ini. Adam Smithdalam bukunyaAn Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, yang muncul pada tahun 1776, menjadi fondasi yang dibangun tradisi selanjutnya seluruh ekonomi klasik Inggris. Smith lebih berfokus kepada faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kekayaan dalam masyarakat dan ia menolak pandangan physiocrat tentang posisi unggul pertanian, mengakui kontribusi paralel dari industri manufaktur. Ia memulai analisisnya dengan cara sketsa masyarakat primitif pemburu.Jika harga dua kali harga tenaga kerja dia akan membunuhberang-berangseperti halnyamembunuhrusa. Tenaga kerja ukurannya sangat penting dari nilainya. Meskipun sebenarnya harga komoditas ditentukan oleh sebuah penawaran dan permintaan pasar. Ada dua elemen dalam masalah meningkatkan kekayaan. (1) keahlian tenaga kerja (2) perbandingan jumlah tenaga kerja yang produktif dan tidak produktif. Menurut pendapat smith pelayanan industry tidak memberikan kontribusi yang nyata bagi kekayaan. Kuncinya (1) adalah pembagian tenaga kerja. Untuk menjelaskan hal ini dia mengutip contoh penghasil pin. Bila seseorang memberikan tugas untukmelaksanakansemua operasipembuatan pin, menggambar kawat, memotong, paskepala, mengasah, outputnya akan meningkat seratus kali. Ukuran pasar perlu di batasi oleh ukuran pasar. Kunci (2) adalah akumulasi dari modal. Bukan hanya melakukan perencanaan dan perlengkapan untuk membantu tenaga kerja tapi juga membayar tenaga kerja. Selanjutnya adalah dana untuk upah. Pekerja harus di beri makan dan pakaian selama masa produksi dalam meningkatkan pendapatan yang diperoleh dari usahanya. Smith percaya bahwa sistim ekonomi telah harmonis dengan sedikit campur tangan pemerintah. Walaupun masing – masing individu termotifasi oleh kepentingan pribadi, mereka bertindak untuk seluruh kebaikan. Dipandu oleh tangan tersembunyi dimungkinkan olehpermainan bebaspersaingan. Unsure Persaingan bebas penting untuk ekonomi yang efisien. Bagaimana pun dari kekayaan Negara bahwa jelas bahwatidak hanyaberbagaibeasiswaluasatas bidangsejarah danbisnis kontemporer, tapi bahwa, di saat yang sama dia adalah seorang yang sangat berguna, dia cukup sadar, untuk contoh, darikekuatankekuatan yangsedang bekerjauntuk membatasipersaingan : Orang-orangdari perdagangan yang samajarangbertemu bersamabahkan untukkegembiraandan penyelewengan, tapi percakapan berakhir dalam konspirasi melawan publik ,atau pada beberapa penemuan untuk menaikkan harga . Dalam diskusi pada keuangan publik ,ia meletakkan bawah empat prinsip perpajakan : ( a) kesetaraan ( pajak proporsional dengan kemampuan membayar),(b)kepastian,(c)kenyamanan,dan(d)ekonomi.Berdasarkan untuk pembahasan tersebut dan kontribusi untuk perdagangan internasional, ia mengembangkan teori keunggulan absolut . menurut teori ini, suatu negara dapat memproduksi beberapa barang lebih efisien daripadanegara-negara lain . Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa keunggulan suatu negara akan berupa alam (iklim dan sumber daya alam ) atau diperoleh ( teknologidanketerampilan) dalam produksi barang.Smith diperpanjang divisinya kerja dalam proses produksi untuk pembagian kerja dan produk khusus di seluruh negara . Setiap negara akan mengkhususkan diri dalam produk yang unik. Lebih akan diproduksi. Dengan demikian, sebuah negara dengan keunggulan absolut dapat menghasilkan lebih total dan pertukaran produk perdaganga rumah. Relatif diukur barang Contoh dalam efisiensi dengan yang lebih murah Tampilan 3.1 masing-masing membandingkan jumlah dalam harga mengilustrasikan negara jam kerja dalam yang daripada teori yang diproduksi keunggulan produksi dibutuhkan absolut dua untuk di . produk menghasilkan 1 unit dari setiap produk Merkantilisme Merkantilisme merupakan filosofi ekonomi dan budaya dari abad XVI dan XVII , mencerminkan munculnya perekonomian berbasis commerce.Mercantilists melekat sangat penting untuk pencapaian net inflow logam mulia dan impor yang dianjurkan oleh tugas . Kebijakan tersebut juga ditandai dengan nasionalisme agresif terhadap koloni di luar negeri . Teori perdagangan ini menyatakan bahwa pemerintah harus menetapkan kebijakan ekonomi yang dipromosikan ekspor dan impor putus asa , sehingga surplus perdagangan yang diciptakan harus dibayar untuk emas dan perak . Ini adalah saat bangunan negara, ketika raja nasional berusaha untuk mengkonsolidasikan dan memperluas mereka sendiri kekuasaan, dan untuk meningkatkan kekuatan dan prestise negara mereka , dengan segala cara yang tersedia . Merkantilisme , atau " state building ekonomi , " sering terlibat intervensi pemerintah yang luas dalam kehidupan ekonomi dengan tujuan mendorong pertumbuhan perdagangan dan industri nasional . Pembebasan pajak , pinjaman , subsidi , dan bentuk lain dari bantuan negara justru mendorong industri baru didirikan , dan skema regulatif rumit yang dilembagakan untuk mengontrol pembangunan dan menjamin kualitas produk mereka . Merkantilis Doktrin : Langkah-langkah yang diambil oleh Jean Baptiste Colbert (1619-1683) , yang terbesar dari semua negarawan merkantilis , sebagai menteri keuangan untuk Louis XIV dari Perancis , adalah typical.2 Sebuah tujuan utama colbertismeadalah untuk meningkatkan kekayaan kena pajak kerajaan sehingga raja akan memiliki pendapatan yang cukup untuk mendukung kebijakan ambisius konsolidasi politik dan ekspansi wilayah . Tujuan kedua program Colbert adalah untuk memperluas produksi industri dengan tujuan untuk mencapai swasembada dan berkurangnya impor diperlukan barang dan jasa dari luar negeri . Ekspor Perancis , di sisi lain , itu harus ditingkatkan ke titik di mana mereka melebihi impor , sehingga membawatentang " keseimbangan yang menguntungkan perdagangan " begitu banyak diinginkan oleh hampir semua merkantilis .Hasilnya akan menjadi masuknya bersih bullion ( emas dan perak ) . Hal ini diinginkan karena diasumsikan bahwa perdagangan akan dirangsang oleh peningkatan sirkulasi moneter. Selain itu, negara-negara tanpa emas dalam negeri atau tambang perak bisa berharap untuk memperoleh cadangan dari logam mulia yang dibutuhkan untuk memberikan " urat perang " hanya dengan cara ini . Dalam kredit agewhenbank dan uang kertas yang masih belum berkembang , pasokan emas diasumsikan penting yang tidak seimbang . Colbert dan sezaman merkantilis nya tampaknya juga percaya bahwa jumlah total perdagangan di dunia itu tetap atau , setidaknya, hanya perlahan-lahan berubah.Akibatnya, bangsa yang dapat meningkatkan berbagi hanya dengan mengorbankan para pesaingnya . Ini berarti bahwa negarawan merkantilissiap untuk menggunakan cara apapun , bahkan termasuk perang yang sebenarnya ,untuk memajukankepentingan perdagangan mereka atau untuk melukai orang-orang dari pesaing mereka .Merkantilis persaingan diperluas ke bidang kolonial . negara dicari koloni sebagai pasar bagi mereka manufaktur , sebagai sumber makanan dan bahan baku , dan sebagai daripada outlet untuk bersaing kelebihan dengan , penduduk ekonomi . Koloni adalah rumah. Setiap untuk kekuatan melengkapi kolonial , adalah bertekad untuk cadangan untuk dirinya sendiri manfaat seluruh perdagangan dengan luar negeri sendiriharta Spanyol , dan dan penyusup Portugal asing berusaha dikeluarkan untuk menegakkan sebanyak monopoli mungkin hampir . lengkap perdagangan dengan koloni mereka , sementara Perancis , Inggris , dan terutama Belanda mencoba menerapkan kebijakan yang lebih fleksibel . Inggris Kisah Navigasi , dari 1651 dan seterusnya , yang ditujukan untuk menciptakan monopoli perdagangan tercatat antara koloni Inggris dan seluruh dunia .Di Eropa Tengah, di mana perdagangan luar negeri dan ekspansi kolonial yangkurang menekankan , berbagai jenis merkantilisme tumbuh , terutama di Austriadan Prusia . Ini dikenal sebagai Cameralism karena itu berorientasi berat terhadap mengisi kas kerajaan (Kammer). Dorongan diberikanuntuk industri-industri baru .Imigran terutama mereka yang memiliki ekonomi khususkemampuan - disambut . Model peternakan didirikan untuk meningkatkanmetode pertanian dan untuk mempromosikan penggunaan tanaman yang lebih baik dan ternak strain.Perpajakan direformasi sehingga mendorong investasi baru dan pendudukpertumbuhan, dan berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada impor . DAVID RICARDO & TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF David Ricardo (18 April 1772 – 11 September 1823) seorang pakar ekonomi dan politik dari Inggris. Beliau telah mencetuskan banyak teori-teori, namun salah satu teori yang amat dikenal adalah teori keunggulan komparatif. Ricardo berpendapat dalam bukunya (Principles of Political Economy and Taxation)bahwa suatu negara haruslah berfokus pada industri-industri yang paling berkompetitif di perdagangan internasional. Untuk menjelaskan hal ini di ilustrasikan dengan kasus yang ada. Di ilustrasikan bahwa Dua negara yaitu Italia dan Spanyol sama – sama memproduksi minyak zaitun dan sepatu. Jika di dua negara tersebut memiliki kesamaan dalam harga produksi dua barang tersebut, maka tidak akan terjadi perdagangan antara keduanya dikarenakan tidak ada keuntungan dari transaksi tersebut. Namun ada perbedaan antar dua negara ini. Ada 2 versi perbedaan namun memiliki arti yang sama. Pertama, pembuatan minyak zaitun lebih murah di Spanyol sedangkan di Italia adalah sepatu. Maka, perdagangan akan terjadi. Kedua, teori ini juga menyatakan dimana transaksi antara dua negara tersebut digelar, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa sala satu negara memproduksi kedua komoditi tersebut lebih murah dibanding yang lain. Comparative Advantage Country Olive oil Shoes Spain 120∗ 100 Italy 80 90 ∗Man hours per unit of olive oil Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jika Italia mengekspor 1 unit minyak zaitun (olive oil) dan mengimpor 120/100 unit sepatu. Jika Italia memperkerjakan 80 orang dalam pembuatan minyak zaitun, maka Italia hanya memproduksi 80/90 unit sepatu. Italia akan mendapat keuntungan selama mereka berhasil menukarkan minyak zaitun dengan sepatu yang lebih besar dari 80/90. Sebaliknya, jika Spanyol berhasil mengekspor 1 unit sepatu ke Italia dan mengimport 90/80 minyak zaitun, dan Spanyol memperkerjakan 100 orang dalam pembuatan sepatu. Maka, untuk memperoleh keuntungan dapat menukar sepatu dengan minyak zaitun di Italia selama lebih dari 100/120. Dalam transaksi penukaran selama masih di antara 120/100 dan 80/90 untuk pertukaran minyak zaitun dengan sepatu maka kedua negara akan mendapat keuntungan. Teori keunggulan komparatif telah digunakan hingga sekarang sebagai aspek penting dalam teori perdagangan internasional. Dimana Ricardo berpendapat unutk lebih memfokuskan 1 produk saja daripada produk lainnya. TeoriPerdaganganKontemporer. Globalisasiadalah fenomena yangtelah dibuat ulangekonomidanneraca perdaganganhampirsetiap bangsa, mengubah bentukhampir setiap industri, dan menyentuhmiliarankehidupan, seringkalidengan cara yang mengejutkandan ambigu. Cerita-ceritamengisihalaman depandiakhirminggu-tentang krisis ekonomi danpenyakit menulardi Argentina, PresidenBushmendapatkanperdaganganbill18ia Uruguay, ingin-adalah bagian dan dari Brasil, cerita tentang yang sama, ceritaterbesarzaman kita: apaglobalisasitelah dilakukan, ataugagallakukan dalam halperdagangan, danyang merupakan negaraperdaganganyang dominandi dunia.Tidak ada bangsayang pernahdikembangkandalam jangka panjangtanpaperdagangan Asia Timur adalah contoh terbaru . Sejak pertengahan 1970-an , Jepang , Korea , Taiwan ,Cina,dan tetangga mereka telah mengangkat 300 juta orang keluar dari kemiskinan , terutama melalui perdagangan. Amerika Serikat , Jerman, Perancis , dan Jepang semua menjadi kaya dan negara-negara kuat di balik hambatan proteksionisme . Asia Timur dibangun dan industri dengan know-how ekspor mewajibkan . Ini dengan investor semua melindungi untuk praktek membeli berkecil perdagangan Selain itu, pasar hati dan bank dari persaingan asing produk lokal dan membangun lokal atau dibuat ilegal oleh hari dengan retorika dan ancaman aturan ini. pembalasan dipanaskan , yang transatlantik memperebutkan keputusan Presiden Bush untuk menaikkan tarif terhadap baja mungkin terlihat seperti hanya perdagangan lain dispute.19 Tetapi Pascal Lamy , komisaris perdagangan untuk Uni Eropa , menggunakan baja meludah untuk membuat Uni Eropa pembuat aturan baru untuk perdagangan internasional . Ini dan headline terbaru yang serupa mengatur panggung untuk teori perdagangan kontemporer dan relevansinya dengan hari ini dominasi perdagangan dunia . Sebelumnya dalam bab ini kita telah melihat bahwa faktor kelimpahan mengarah ke komparatifkeuntungan . Mungkin teori ini menghadap poin penting. Ketika faktor yang berlimpah , mungkin menyebabkan tidak efisiennya penggunaan faktor karena ada sedikit insentif untuk menggunakan faktor ini dalam cara yang efisien . Misalnya, penebangan industri di British Columbia , di Kanada , telah mengalami sedikit innovational aktivitas ( misalnya , diversifikasi ke bisnis daur ulang ) , industri ini puas dan stagnan karena sumber daya utama tersedia deras .Sebaliknya , jika faktor-faktor yang langka , perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk membuat efisien penggunaan sumber daya yang tersedia , dan inovatif . Ada banyak contoh kasus di mana kelangkaan telah menyebabkan inovasi . Kelangkaan Jepang memiliki membebaskan kita produksi just-in -time . Di Laut Utara, platform minyak mahal untuk membangun dan memelihara , kelangkaan mereka telah menyebabkan pengembangan pengeboran horizontal untuk mencapai jauh reservoir minyak bawah laut . bangunan pendek musim di Swedia telah menyebabkan rumah prefabrikasi. Teori keuntungan nasional oleh porter Michael Porter(1990), 20seorang teori klasikpadakeunggulan profesorbisnisHarvard, komparatiftidak percaya memadai. bahwastandar Ia belajar100 perusahaan dalamsepuluhnegara-negara majuuntuk mengetahui apakahdominasisuatu negaradalam suatu industridapat dijelaskanlebih manateorikeunggulan memadaioleh komparatifdan variabellain teoriHOdidasarkan. selainfaktor-faktor Menurut Porter, produksidi suatu negaramencapaikeunggulan kompetitifjikaperusahaanyangkompetitif. Firmsbecomekompetitifmelalui inovasi. Inovasidapat mencakupperbaikanteknis untukprodukatauproses produksi. Iamengusulkan sebuah modelyang menyediakankondisi yangharus dipenuhibagi perusahaanuntuk menjadikompetitif secara internasionaldan sukses. Model ini berfokus pada empat kondisi utama yang dia diatur dalam berbentuk berlian ( maka nama " Porter diamond " ) . Keempat elemen kunci keberhasilan kewirausahaan internasional adalah: Kondisi Faktor (yaitu, posisi bangsa dalam faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja terampil dan infrastruktur) Kondisi Permintaan (yaitu , pelanggan yang canggih di pasar rumah ) Terkait dan pendukung industri ( misalnya , pentingnya pengelompokan ) Strategi, struktur, dan persaingan (yaitu, kondisi organisasi perusahaan, dan sifat persaingan domestik ). Kondisi faktor Kondisi faktor mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi – seperti tenaga kerja, tanah , sumber daya alam , modal, dan infrastruktur. Ini terdengar mirip teori ekonomi produksi ( standar, atau faktor tetapi khusus Porter ) berpendapat diciptakan , bahwa tidak " kunci" diwariskan . faktor khusus faktor-faktor produksi adalah tenaga kerja terampil , modal, dan infrastruktur. Selanjutnya , " Nonkey " faktor atau faktor penggunaan umum , seperti tenaga kerja dan terampil bahan baku , dapat diperoleh oleh perusahaan dan, karenanya , tidak menghasilkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Namun, faktor khusus melibatkan berat , investasi berkelanjutan . Mereka lebih sulit ditiru dan akhirnya ini mengarah pada keunggulan kompetitif , karena jika perusahaan lain tidak dapat dengan mudah menduplikasi faktor-faktor ini , mereka berharga . Porter berpendapat bahwa kurangnya sumber daya sering sebenarnya membantu negara-negara untuk menjadi kompetitif ( menyebutnya dipilih faktor kelemahan ) , dengan demikian , kelimpahan menghasilkan limbah dan kelangkaan menghasilkan pola pikir yang inovatif . Negara-negara tersebut dipaksa untuk berinovasi untuk mengatasi masalah mereka sumber daya yang langka . Seberapa benar ini? Swiss adalah negara pertama yang mengalami kekurangan tenaga kerja . Mereka meninggalkan jam tangan laborintensive dan berkonsentrasi pada inovatif / jam tangan high-end . Jepang harga tinggi tanah memiliki begitu ruang pabrik adalah pada premium . Hal ini menyebabkan justin - waktu persediaan perusahaan teknik -Jepang tidak bisa memiliki banyak stok mengambil ruang , sehingga untuk mengatasi potensi tidak memiliki barang sekitar ketika mereka membutuhkannya , mereka inovasi teknik persediaan tradisional . Swedia memiliki musim bangunan pendek dan biaya konstruksi yang tinggi . Kedua hal ini dikombinasikan menciptakan kebutuhan rumah prefabrikasi . Di beberapa negara Timur Tengah , karena iklim kondisi - banyak sinar matahari , curah hujan terbatas , kelangkaan air kebutuhan untuk menggunakan energi surya untuk memanaskan air menjadi suatu keharusan . BAB III PENUTUP RANGKUMAN Bahwasannya teori perdagangan internasional memiliki banyak tokoh pemikir yang membuat teori-teori perdagangan internasional tersebut. Dan dari kebanyakan praktek penerapan perdagangan internasional di dunia, teori-teori yang telah dijabarkan ini berpengaruh nantinya pada kegiatan perdagangan internasional tersebut. Pemikir teori-teori tersebut diantaranya David Ricardo, Adam Smith, dan Hecscher Ohlin. Teori-teori tersebut relevan dengan perdagangan saat ini, sehingga bagi mahasiswa bisnis internasional diharapkan bisa memahami dan mengerti tentang teori-teori yang telah dibahas yang nantinya bisa diterapkan dalam perdangan internasional dimasa yang akan datang. Integrasi Ekonomi dan Moneter Nama Anggota: Aya Sofia (135030300111015) Ayukha Asna Levia (135030301111028) Debby Citra Indah (135030307111021) Jurusan Bisnis Internasional Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya 2013 Globalisasai Globalisasi adalah hasil dari proses teknologi terutama di bidang teknologi informasi, telekomunikasi, energi, transportasi, dan bioteknologi serta perubahan dalam kebijakan ekonomi. Memahami Integrasi Ekonomi dan Moneter Integrasi ekonomi di Eropa : Uni Eropa Informasi latar Belakang Belgia , Prancis , Jerman Barat , Italia , Luksemburg , dan Belanda membentuk Uni Eropa , kemudian disebut Masyarakat Ekonomi Eropa , pada 1 Januari 1958 setelah penandatanganan Perjanjian Roma pada Maret 1957. Asal-usul Masyarakat Eropa dapat ditelusuri dalam kondisi ekonomi dan politik yang berlaku pada masa setelah Perang Dunia II . Perekonomian negara-negara Eropa yang hancur oleh perang , Jerman dibagi menjadi zona pendudukan militer , dan Eropa sedang menanggung beban perang dingin antara dua blok saingan. Keenam anggota pendiri MEE mulai negosiasi untuk pem - lish struktur kelembagaan untuk kerjasama ekonomi meningkat antara negara-negara Eropa Barat , yang menyebabkan Perjanjian yang mendirikan Batubara dan Baja Eropa Masyarakat ( ECSC ) pada tahun 1951 , Masyarakat Energi Atom Eropa ( EURATOM ) , dan EEC pada tahun 1957 . ECSC ini telah didirikan dalam rangka untuk mengontrol batubara dikumpulkan dan besi dan baja sumber daya dari enam anggota pendiri . Dengan mempromosikan perdagangan bebas dalam batubara dan baja antara anggota dan dengan melindungi terhadap bukan anggota, ECSC yang berhasil merevitalisasi industri ini . Euratom ini didirikan oleh enam sama negara-negara dalam rangka untuk mempromosikan pertumbuhan dalam industri nuklir dan penggunaan damai energi atom . Pembentukan MEE diserap dua komunitas yang mendahuluinya . Integrasi ekonomi didorong oleh politik dan ekonomi pertimbangan-pertimbangan karena pada akhirnya melibatkan pengurangan kekuasaan yang berdaulat dan peningkatan simultan dari otoritas supranasional . Akibatnya, ada pendekatan yang berbeda untuk integrasi. Tiga pendekatan utama telah muncul . Federalis disukai pengaturan dari otoritas federal yang supranasional yang akan didahulukan atas kekuasaan yang berdaulat . Fungsionalis mengadopsi pendekatan yang lebih pragmatis daripada federalis dan disukai ekonomi ker-jasama sebagai titik awal untuk pencapaian integrasi politik sejak mereka menganggap bahwa pemerintah nasional tidak mudah menyerah kedaulatan atas wilayah politik seperti keamanan , pertahanan , dan kebijakan luar negeri . Jean Monnet , salah satu pendiri dari Komunitas Eropa , adalah seorang pendukung kuat dari fungsionalisme . Akibatnya , integrasi pasar pasti akan mengarah pada integrasi politik. Groupwithin lain yang fungsionalis , neo- fungsionalis , disukai sistem campuran di mana lembaga-lembaga supranasional dan pemerintah nasional awalnya berbagi tanggung jawab dan secara bertahap kekuasaan berdaulat nasional akan ditransfer ke negara supranasional . Nasionalis menentang tatanan politik baru dan enggan untuk mentransfer kekuatan kedaulatan nasional apapun. Mereka siap untuk berpartisipasi dalam organisasi-organisasi Eropa tetapi menganggap integrasi ekonomi Eropa sebagai kerjasama antar antara kepala negara berdaulat . Meskipun tujuan dari kedua federalis dan fungsionalis adalah umum , perbedaan penting antara kedua pendekatan adalah sarana untuk mencapai tujuan ini . Fungsionalis mendukung pendekatan bertahap untuk integrasi di mana sebagai federalis lebih memilih " shock treatment " di mana integrasi dicapai dengan perubahan konstitusi dan kelembagaan langsung . Nasionalis, di sisi lain, menganggap bahwa otoritas supranasional hanya bisa berkembang jika manfaat yang luar biasa muncul dan tidak dapat dijamin dengan kerja sama antarpemerintah. Sengketa ini telah mempengaruhi perkembangan Uni Eropa. Struktur organisasi masyarakat mencerminkan kurangnya konsensus dan memiliki campuran karakteristik supranasional dan antar pemerintah. The Rome Treaty berangkat untuk meningkatkan standar hidup dan mencapai hubungan yang lebih erat antara negara-negara anggota, tujuan ini adalah untuk dicapai dengan integrasi ekonomi jauh melampaui tingkat kerja sama yang diperlukan untuk keanggotaan serikat pabean. Pasal 2 dari Perjanjian Roma menyatakan bahwa tujuannya adalah "untuk mendirikan sebuah pasar umum, untuk mempromosikan seluruh Masyarakat pembangunan yang harmonis dari kegiatan ekonomi, yang terus-menerus dan seimbang peluasan, peningkatan stabilitas, sebuah peningkatan percepatan standar hidup dan hubungan yang lebih erat antara negara-negara yang berada di dalamnya. "Ini secara efektif berarti bahwa semua pembatasan pada pergerakan bebas barang, modal, dan tenaga kerja itu harus dihilangkan. Penghapusan hambatan tarif pada industri perdagangan antara anggota dan pengenaan tarif eksternal umum pada impor dari nonanggota dipandang sebagai langkah pertama dalam penciptaan penyatuan ekonomi dengan harmonisasi kebijakan ekonomi nasional negara-negara anggota. The original "Enam" menjadi "Sembilan" ketika Inggris, Denmark, dan Irlandia bergabung pada tahun 1973, dan "Dua Belas" setelah Yunani bergabung pada tahun 1981, dan Spanyol dan Portugal pada tahun 1986. Pada bulan Januari 1995, "Belas" menjadi "Lima belas" dengan masuknya Austria, Finlandia, dan Swedia. Struktur kelembagaan terdiri dari Dewan Menteri perwakilan-senting themember menyatakan, Komisi ditunjuk oleh Traktat Roma sebagai badan eksekutif dan pengusul legislasi dan Parlemen Eropa dipilih secara langsung dengan 518 anggota. Mahkamah Pengadilan memastikan bahwa hukum diamati dan memiliki kekuasaan untuk memutuskan konstitusionalitas keputusan Komisi dan Dewan Menteri. Bank Sentral Eropa (ECB), dibahas di bawah ini, diberdayakan untuk melakukan kebijakan moneter umum dari Uni Eropa. Pada tahun 1986 Uni Eropa telah diubah Perjanjian Roma dengan Single European Act, yang disediakan untuk penghapusan semua hambatan yang tersisa dengan aliran bebas barang, jasa, dan faktor produksi. Ini merupakan perkembangan besar karena menciptakan pasar tunggal Eropa pada tahun 1993. Perjanjian tentang Uni Eropa (Maastricht Treaty) juga diubah Perjanjian Roma, tetapi juga memasukkan perjanjian sebelumnya. Menurut Perjanjian Maastricht, Uni Eropa adalah struktur didasarkan pada tiga pilar: (a) Com-munity, (b) kebijakan umum luar negeri dan keamanan Eropa, dan (c) kerjasama dalam keadilan dan urusan rumah. Perjanjian Amsterdam pada tahun 1997 konsolidasi masing-masing pilar di atas. Integrasi ekonomi antarNegara Berkembang Negara-negara berkembang membentuk pengaturan regional dalam upaya untuk membantu pertumbuhan dan mencapai perubahan struktural yang mendasar . Seperti penataan daerah akan menciptakan pasar yang cukup besar untuk mendukung produksi besar -besaran dan akhirnya akan membawa pengurangan biaya produksi melalui skala ekonomi yang akan memungkinkan kompetisi internasional tanpa per-lindungan . Ide ini menarik dalam teori tetapi tidak terlalu berhasil dalam praktek karena pembentukan pengaturan daerah tersebut tidak memiliki mengikat com - mitments perdagangan bebas . Selain itu, distribusi manfaat yang setara dan pencapaian skala ekonomi menyebabkan konsentrasi industri di beberapa pusat-pusat industri .Akibatnya , sebagian besar usaha selama 1960-an dan 1970-an menyebabkan kelompok-kelompok kecil dengan perjanjian bilateral minimal. Penerapan kebijakan berwawasan ke luar selama tahun 1980 dan 1990 menyusul reformasi ekonomi terhadap liberalisasi perdagangan dan keuangan , gelombang globalisasi , dan jatuhnya komunisme membawa momentum baru untuk regionalisme dimana banyak pengaturan tersebut diperkuat dan yang baru terbentuk . Bagian berikut memberikan penjelasan singkat tentang pengaturan regional yang paling penting di Asia , Afrika, Amerika Latin , dan Timur Tengah. Integrasi Ekonomi di Asia Integrasi ekonomi adalah masalah kurang menonjol di Asia mengingat keberadaan negara-negara besar seperti India dan China. Skema integrasi regional paling terkenal adalah Asosiasi Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) diikuti oleh Asosiasi Asia Selatan untuk Kerjasama Regional (SAARC) dan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Asosiasi Negara Asia Tenggara Asosiasi ini terdiri dari sepuluh negara : Brunei , Kamboja, Indonesia , Laos, Malaysia , Myanmar, Filipina , Singapura, Thailand , dan Vietnam . ASEAN didirikan pada tahun 1967 oleh tujuh negara tersebut. Brunei bergabung pada tahun 1984 , Vietnam pada tahun 1996 , Laos tahun 1997 , dan Myanmar pada tahun yang sama . Ini berasal kembali di tahun 1960-an dari keinginan untuk memiliki lebih dekat politik dan kerjasama keamanan di wilayah tersebut . Unsur-unsur yang paling penting dari kerjasama ekonomi adalah liberalisasi perdagangan , pembangunan industri , perbankan dan keuangan , dan investasi . Liberalisasi perdagangan diintensifkan pada tahun 1992 dengan pembentukan ASEAN Free Trade Area ( AFTA ) selama sepuluh tahun . Juga , berbagai skema kerjasama industri didirikan pada tahun 1970 dan 1980 dan ada kerjasama di bidang pariwisata, jasa , dan kekayaan intelektual . Meskipun AFTA tidak akan mengarah untuk menyelesaikan perdagangan bebas dan proses liberalisasi perdagangan telah sederhana , ia telah tumbuh menjadi suatu pengaturan regional yang penting . Integrasi Ekonomi di Afrika Integrasi regional di Afrika menjadi tujuan setelah pembentukan Organisasi Persatuan Afrika untuk ( OAU ) pada tahun 1963 . Ide integrasi ekonomi semua negara Afrika berawal pada OAU meskipun kegiatannya bersifat sangat politis . Aunique karakteristik integrasi ekonomi di Afrika adalah banyak sebagian tumpang tindih pengaturan regional . Perjanjian Masyarakat Ekonomi Afrika ( AEC ) tahun 1991 memperkirakan penyatuan ekonomi dan moneter Afrika selama 35 tahun , tahap pertama adalah konsolidasi pengaturan yang ada . OAU , bersama-sama dengan Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika ( UNECA ) , telah berusaha untuk merasionalisasi dan menyelaraskan pengaturan regional tetapi dengan sedikit kemajuan karena pengaturan yang ada lemah dan ada komitmen politik yang rendah. Pengaturan regional yang paling penting dalam hal PDB agregat adalah Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat ( ECOWAS ) , yang COMESA , SADC , dan African Customs Union Selatan ( SACU ) . Integrasi ekonomi di Amerika Latin dan Karibia Pengaturan regional di Amerika Latin telah cukup stabil sejak pengalaman 1960-an dan 1970-an adalah berbeda dari tahun 1980-an . Integrasi Ekonomi di Timur Tengah Timur Tengah memiliki kurang sukses dengan integrasi ekonomi daripada memiliki bagian lain dari dunia . Ada beberapa pengaturan tetapi beberapa melampaui wilayah geografis Timur Tengah karena ada negara-negara Arab di beberapa bagian Afrika . Ada beberapa upaya integrasi regional . Liga Arab ( AL ) diciptakan pada tahun 1945 dalam rangka untuk mempromosikan hubungan dekat antara negaranegara Arab dan mempromosikan kerja sama politik , ekonomi , sosial , dan militer . The AL memiliki 22members membentang dari Teluk ke Mauritania dan Maroko . Langkah kedua diambil pada tahun 1957 dengan pembentukan Dewan Persatuan Ekonomi Arab ( CAEU ) yang bertujuan untuk mempromosikan integrasi ekonomi semua negara AL . Pada tahun 1965 Mesir, Irak , Yordania , dan Yaman mendirikan Pasar Bersama Arab untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan integrasi tetapi praktis tidak pernah turun tanah . Pada tahun 1981 Dewan Kerjasama Teluk ( GCC ) didirikan antara Bahrain, Kuwait , Oman , Qatar , Arab Saudi , dan Uni Emirat Arab yang tujuannya adalah untuk membentuk pasar bersama . Beberapa kemajuan telah dibuat dalam bidang integrasi ekonomi dengan menghapus tarif dan pembatasan lainnya pada saling perdagangan dan ada kebebasan relatif pada mobilitas tenaga kerja tetapi tarif eksternal umum belum didirikan . integrasi ekonomi, juga disebut 'integrasi regional,' yang mengacu pada pengurangan diskriminasi atau penghapusan hambatan perdagangan antara negara-negara yang berpartisipasi, datang menjadi ada. Ini juga berarti pendirian beberapa bentuk kerjasama dan koordinasi antara peserta, yang akan tergantung pada tingkat integrasi ekonomi yang berkisar dari daerah perdagangan bebas untuk ekonomi dan moneter Serikat. Dampak Integrasi Ekonomi dan Moneter terhadap Bisnis Internasional Negara-negara berkembang membentuk daerah pengaturan dalam upaya untuk membantu pertumbuhan dan mencapai perubahan struktural mendasar. Pengaturan daerah tersebut akan menciptakan pasar yang cukup besar untuk mendukung produksi skala besar dan akhirnya membawa pengurangan biaya produksi melalui ekonomi skala yang akan memungkinkan kompetisi internasional tanpa perlindungan. Adopsi kebijakan yang tampak ke luar selama 1980-an dan 1990-an mengikuti reformasi ekonomi terhadap perdagangan dan liberalisasi keuangan, gelombang globalisasi dan kejatuhan komunisme membawa momentum baru bergairah dimana banyak pengaturan seperti itu diperkuat dan baru yang dibentuk. StrategiPerencanaan Global LATAR BELAKANG Di zaman modern inisegalamacamurusanharuslahdiaturdenganstrategi yang matang.Takterkecualiduniabisnis,denganbegituakanlebihmudahdalammenghadapipersaingan.Me lampauistandarlangkah-langkahdalamrencanabisnistradisional, perencanaanstrategisdiarahkanterutamauntuktujuanmenjadikompetitif. Tingkat manaindividu, perusahaan, suatubangsa, atauwilayahdapatmenghasilkanbarangdanjasa yang memenuhitespasar global sementaramempertahankanataumeningkatkanpendapatan real semakintergantungpada proses operasional, bukanhanyaprodukdanpasar. Makin pentingnyakepasardanprodukadalahpertanyaan-pertanyaantentangbagaimanaprodukdibuat; bagaimanahalinidiambiluntukpasar; Bagaimanamenerima, dijual, dandilayani di pasar; danbagaimanaperubahandalamkaitannyadenganperubahanlingkungan. SeputarStrategiPerencanaan Global Perencanaan global memerlukankesadaranbahwakeputusan yang diambilolehmanajer, perusahaan, industri, bangsa, dandaerahadalahmelakukannya di lingkunganlintasbudaya. Dayasaingadalahsekarangfaktakehidupanbisnis global, dansemuaperusahaanharusberpikirsecarainternasionaldanrencanasecara global. Bahkanjikaperusahaan yang bersangkutanpasarproduk-produknyahanyadalamnegeri, perencanaanstrategis yang harusmempertimbangkansifatindustri di seluruhdunia, kebijakannasionalpemerintahpadaisuisuinternasional, wilayahsecarakeseluruhanlingkungan, danbahkan global perdagangandanmasalahkeuanganantara lain. Pindahkeabadkeduapuluhsatu, manajer di seluruhduniaakandihadapkandengantantangantambahan. Merekaakandiharapkanuntukmenemukanlebihbanyakdancara yang lebihbaiklebihbaikmengelolasumberdaya: manusia, keuangan, fisik, daninformasi. SepertiElashmawidan Harris mengatakan, "beberapaorganisasiakanmencobauntukbertahanhidupdengancaramelewatibeberapatantangantantanganbarudengantinggal di tepiterkemukapengembanganprodukdanteknologi, ataudenganmemperkenalkanlebihotomatisasidanrobotika. Pertimbanganlingkunganeksternalperusahaan (misalnya, neracaperdaganganNasional) danlingkungan internal (misalnya, labor–management hubungan di perusahaan) harusdiperhitungkandalam proses perencanaan. Bagaimanaaspek internal daneksternalmempengaruhidayasaingintiuntukperencanaanstrategisdan, olehkarenaitu, lebihdarimemperolehkeunggulankompetitif. Iniadalahstrategiuntukdatangdenganpersaingan, untukmencapaidayasaing. Untukdayasaing global dankeberhasilan, organisasisaatinimembutuhkanmanajer yang multikulturalharusmemilikibudaya yang diperlukansensitivitasdanketerampilan yang memungkinkanorganisasimerekauntukberadaptasidenganlingkungan di Negara lain. Jadidapatdisimpulkanbahwastrategiperencanaan global adalahsuatucaraatautindakan yang dilakukanuntuklebihmempersiapkandiriterhadapanpersaingan global. Foreign Direct Investement FDI (Foreign Direct Investment) atauinvestasilangsungluarnegeriadalahsalahsatuciripentingdarisistemekonomi yang kianmengglobal. Iabermulasaatsebuahperusahaandarisatunegaramenanamkanmodalnyadalamjangkapanjangkese buahperusahaan di negara lain. Dengancarainiperusahaan yang ada di negaraasal (biasadisebut ‘home country’) bisamengendalikanperusahaan yang ada di negaratujuaninvestasi (biasadisebut ‘host country’) baiksebagianatauseluruhnya. FDI sebagaiindikatorekonomi FDI kinimemainkanperanpentingdalam proses internasionalisasibisnis. Perubahan yang sangatbesartelahterjadibaikdarisegiukuran, cakupan, danmetode FDI dalamdekadeterakhir. Perubahan-perubahaniniterjadikarenaperkembanganteknologi, penguranganpembatasanbagiinvestasiasingdanakuisisi di banyaknegara, sertaderegulasidanprivatisasi di berbagaiindustri. Berkembangnyasistemteknologiinformasisertakomunikasi global yang makinmurahmemungkinkanmanajemeninvestasiasingdilakukandenganjauhlebihmudah. Para ekonommenganggap FDI sebagaisalahsatupendorongpertumbuhanekonomikarenamemberikontribusipadaukuranukuranekonominasionalsepertiProdukDomestikBruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (GFCF, total investasidalamekonominegaratuanrumah) dansaldopembayaran. Merekajugaberpendapatbahwa FDI mendorongpembangunankarenabaginegaratuanrumahatauperusahaanlokal yang menerimainvestasiitu-FDI menjadisumbertumbuhnyateknologi, proses, produksistemorganisasi, danketrampilanmanajemen yang baru. Lebihlanjut, FDI jugamembukapasardanjalurpemasaran yang barubagiperusahaan, fasilitasproduksi yang lebihmurahdanaksespadateknologi, produk, ketrampilan, danpendanaan yang baru. Manajer yang baikharusdapatmelakukanhalberikut: 1. Berpikir di luarpersepsilokal, danmengubahstereotipmenjadipositif 2. Siapkanpikiran yang barudanmenghilangkanpolapikir yang lama 3. Menciptakankembalisuatubudaya ,norma, danpraktikbaruberadsarkanwawasandanpengalaman. 4. Adaptasidanselalusiapdengankeadaandangayahidupbarudan yang tidakbiasa 5. Memperolehkompetensimultikulturaldanketerampilantermasukbahasaasing . 6.Beroperasisecaraefektifdalamlingkunganmultinasional / multikultural . 7. Membuatskenariooptimisdanbisadilakukanuntukmasadepan . 8. Terbuka danfleksibeldalammenanganikeragaman orang. 9. Nyamandengan orang danberbagaidisiplinilmu, ras ,danjeniskelamin . 10. Fasilitatorpendatangbaru , orang asing , kaumminoritas , danimigranketempatkerja . 11. Melakukanmitradalamusahapatungan ,konsorsium , ataukoalisi . 12. Menjadiagenperubahan yang direncanakandanfuturis . 13. Selalumudahberadaptasidenganbudayaasing ,sehinggamenjadiakrabdengannilainilaibudayamasyarakat yang terlibatdalam proses perencanaanstrategis KESIMPULAN Jadi kesimpulannya strategi perencanaan global ini adalah suatu cara cara atau langkah langkah yang dilakukan seorang manajer dalam mempertahankan dan memajukan perusahaan. Misalnya dengan cara melakukan koalisi, melakukan intensifikasi dan diversivikasi dalam suatu produk. Jadi seorang manajer harus bisa memutuskan dan mencari jalan keluar ataupun cara yang baik dalam menentukan suatu keputusan untuk kebaikan perusahaan nya. TUGAS PENGANTAR BISNIS INTERNASIONAL “ENTERING THE INTERNATIONAL MARKET” OLEH: KELOMPOK 7 AdityasNarendra (135030301111032) Christian Richard (135030307111015) KemasVerryan(135030307111014) Kepentingan dan persoalan menuju internasional Strategi bisnis, strategi pemasaran dan pertimbangan managerial, merupakan faktor penentu sebuah perusahaan untuk meneliti ketika memutuskan untuk masuk ke pasar asing, sebagian besar perusahaan didirikan dengan ambisi untuk melayani kebutuhan pasar tertentu dalam pasar nasional tertentu, namun karena kegiatan beberapa perusahaan memperluas dan jika produk mereka tampaknya memiliki daya tarik yang sangat kuat untuk segment pasar tertentu atau mereka secara substansial berbeda dari produk atau jasa yang bersaing dengan mereka, perusahaan perusahaan dihadapkan dengan situasi dimana mereka diminta untuk melayani beberapa pelanggan di luar negeri, dan memberikan protect atau jasa mereka ke pasar luar negeri dan jauh, dengan cara ini sebagian besar perusahaan mengembangkan pertimbangan bertahap tentang cara mereka harus melakukan peluang, mereka memperluas kegiatan mereka melalui pasar luar negeri yang lebih hati hati dirancang dan dikelola. Jumlah yang relatif kecil dari usaha bisnis meskipun, biasanya terkait dengan aplikasi teknologi yang tinggi atau bidang yang sangat khusus lainnya. Motivasi Pertambahan liberaisasi perdagangan internasional bersama dengan bertahap penurunan hambatan perdagangan dan investasi telah menciptakan lingkungan bisnis dimana hampir setiap perusahaan mungkin akan tunduk pada kompetisi internasional sebagai akibatnya sifat bisnis internasional telah berubah dan banyak perusahaan internasional telah mengembangkan pasar dalam negeri secara regional antar wilayah, bukannya pasar nasional. Keperihatian, Resiko dan Masalah Pemasar Internasional harus membuat banyak keputusan mengenai mode entri yang mungkin termasuk prodak target, tujuan dari target pasar, modus masuk, saat masuk, rencana bauran pemasaran dan sistem kontrol untuk memeriksa kinerja pasar yang dimasuki Dalam market asing ( resource orientated) bersama dengan metode alternatif untuk masuk market asing 1. Pasar Dalam Negeri Ekspor langsung 1. Perusahaan dagang 2. Perusahaan ekspor 3. Piggyback Ekspor tidak langsung 1. Distributor Asing 2. Agen 3. Pemasaran Tambahan 2. Sumber Produksi Luar Negeri Memperbaiki Kontrak Perjanjian Pertemuan Joint Venture Kepemilikan penuh Walaupun beberapa opsi mungkin akan tersedia ketika perusahaan sedang mempertimbangkan atau merancang masuk pasar luar negeri, pilihan dan kompromi harus dibuat antara tingkat yang diinginkan atau diperlukan kontrol, penanaman modal dan profitabilitas yang diharapkan. Beberapa modus masuk seperti ekspor dan lisensi , yang berhubungan dengan rendahnya tingkat kontrol atas operasi dan pemasaran, tetapi juga terkait dengan rendahnya tingkat resiko. Sebagian klasifikasi kriteria keputusan untuk modus daftar masuk kriteria berikut: Ukuran Pasar dan Pertumbuhan Resiko Peraturan Pemerintah Lingkungan yang Kompetitif Infrastruktur Lokal Tujuan Perusahaan Sumberdaya Internal Aset dan Kemampuan Keluwesan Untuk memilih antara tingkat optimal dari faktor-faktor tersebut perusahaan harus mempertimbangkan semua elemen lingkungan eksternal yang akan dihadapi setelah memasuki pasar luar negeri, kebanyakan studi terdahulu tentang strategi masuk pasar luar negeri perusahaan multinasional telah terutama terkonsentrasi pada faktor-faktor dan kondisi dibalik penggunaan setiap modus masuk dan empat skala utama telah dirumuskan untuk menjelaskan pilihan modus masuk. Salah satu pendekatan analisis biaya transaksi yang meresakan kegiatan internasional sesuai dengan alasan ekonomi bahwa perusahaan akan meminimalkan semua biaya yang terkait dengan seluruh rantai nilai tambah. Faktor negara tuan rumah khusus meliputi resiko negara dan keakraban lokasi sedangkan faktor kepemilikan dan internalisasi fokus pada spesifik dan tegas variabel industri tersebut. Penelitian Bisnis Internasional Riset pemasaran adalah sangat penting untuk mencapai informasi yang diperlukan yang akan memungkinkan pembuatan keputusan yang benar dan menghindari kesalahan yang mahal baik kemudian akan memungkinkan perusahaan untuk membangun posisi yang kompetitif di pasar luar negeri ditargetkan akan memiliki konsekuensi jangka panjang bagi perusahaan. Sehingga membutuhkan jangka waktu yang cukup sehingga investasi menghasilkan keuntungan yang memadai, literatur tentang faktor yang mempengaruhi pilihan masuk pasar asing telah menyarankan bahwa jarak fisik dan budaya memiliki efek pada modus masuk pasar luar negeri. Persaingan yang ada di setiap negara pasti membutuhkan analisis mendalam, cara cara tambahan penting untuk memperkirakan potensi permintaan dan potensi pasar harus di pertimbangkan dalam bentuk mengunjungi pameran dagang utama. Distribusi dan Identifikasi saluran penjualan Terutama dalam hal jenis pemasaran ekspor masuk pasar luar negeri perusahaan perihatin tentang tingkat cakupan pasar bahwa agen distributor atau perusahaan manajemen ekspor dan agen aktif dalam saluran distribusi cenderung beroperasi disegmen pasar yang berbeda sehingga perusahaan yang ingin melayani basis pelanggan tertentu, sementara agen yang bertujuan untuk mencapai tingkat tinggi cakupan pasar dan penetrasi pasar harus hati-hati dalam memilih mitra distribusi asing. Strategi Masuk Pasar Asing Pasar Ekspor Kebanyakan perusahaan biasanya beroperasi dalam pasar nasional sampai batas mereka memulai mempertimbangkan ekspansi internasional mereka baik melalui membalas permintaan yang tidak diminta untuk melayani pelanggan asing atau dengan sistimatis meneliti dan merancang program pembangunan ekonomi internasional mereka di era modern. Menerapkan langkah-langkah perlindungan pasar melalui berbagai jenis hambatan untuk memasuki pasar tertentu telah menjadi bagian dari kebijakan ekonomi dari kebanyakan pemerintah nasional untuk waktu yang lama. Tarif dan Bea dua instrumen perlindungan pasar utama yang digunakan dalam kebijakan tersebut sedangkan hambatan perdagangan tarif dari berbagai jenis juga sering berlatih dengan hasil yang sama atau mirip dengan yang diperoleh dengan perlindungan pasar. Tingkat tarif preferensial adalah modus yang sering diadopsi oleh perjanjian bilateral pemerintah di masa lalu. Sehingga untuk menerapkan tarif dan bea dikurangi untuk ekspor berbagai dinyatakan sebagai jumlah mata uang tertentu. Ketika sebuah fenomena pembuangan terjadi ketika produsen menawarkan barang mereka pada tingkat harga yang tidak wajar atau dibawah tingkat biaya produksi. Modus Masuk Investasi Perusahaan yang mempertimbangkan untuk berinvestasi di pasar asing biasanya mendasarkan diri pada beberapa pengalaman yang telah mereka miliki dengan baik produksi atau transaksi pemasaran. Dokumen Investasi oleh Perusahaan Multinasional Dalam rangka mempertahankan dokumen investasi yang seimbang MNC umumnya berinvestasi di perusahaan asing untuk memperoleh presentase yang relatif kecil dari modal mereka dalam kerangka strategi perusahaan mereka untuk secara sistematis memantau peluang dan kondisi di pasar luar negeri dan mengevaluasi penyertaan modal dalam negeri yang paling menjanjikan perusahaan. Investasi Asing Langsung Literatur awal masuk pasar asing terfokus pada pilihan antara ekspor dan investasi asing langsung (FDI). Pandangan berbasis biaya keputusan ini menyarankan bahwa perusahaan harus memiliki keunggulan tertentu yang akan mengatasi biaya keasingan teknologi unggul dan keterampilan telah diidentifikasi sebagai faktor kompensasi tersebut. Ini bisa berkontribusi pada masuknya investasi asing yang sukses. Pendekatan serupa disarankan oleh peneliti lain adalah ”Kompetensi inti” yang diidentifikasi sebagai keunggulan spesifik perusahaan yang merupakan faktor terpenting keberhasilan untuk investasi asing langsung. Usaha Patungan Meskipun usaha patungan kerjasama antara dua atau lebih perusahaan adalah yang paling sering patungan di Internasional, dalam kasus dimana pemerintah memberlakukan pembatasan untuk tingkat maksimum yang diperbolehkan kontrol untuk sebuah perusahaan dalam penanda tuan rumah, minoritas ekuitas perusahaan patungan menjadi alternatif yang paling tepat Keunggulan: Pengembalian yang lebih tinggi dan kontrol lebih besar atas pengoperasiannya Penciptaan sinergi melengkapi aset sumberdaya atau berbagi harga dan resiko Akes cepat untuk pendistribusian jaringan Kontrak dengan persediaan lokal dan pejabat pemerintahan Kerugian: Kurangnya kontrol penuh Konflik yang timbul atas hal hal meliputi strategi alokasi sumberdaya dan aset kepemilikan kritis Kerentanan terhadap ketidakpercayaan dan konflik terkait budaya Perusahaan yang Sepenuhnya dimiliki Modus masuk seluruhnya dimiliki dan dikendalikan sepenuhnya terutama anak cabang dan anak perusahaan merupakan tingkat teringgi dari komitmen sumberdaya di pasar sasaran Penggabungan dan Akuisisi Akuisisi mengacu pada pembelian saham yang cukup dari sebuah perusahaan yang sudah ada dalam rangka mendapatkan kontrol. Penggabungan dan akuisisi biasanya dibahas dibandingkan usaha lapangan hijau sebagai bagian dari analisis organisasi dari perusahaan multinasional Usaha Lapangan Hijau Investasi lapangan hijau memerlukan membangun anak perusahaan dari awal dan biasanya menargetkan produksi lokal dan pemasaran di pasar sendiri juga. Keuntungan: Fleksibel, kontrol baik dan keuntungan lebih besar Komitmen kuat untuk pasar lokal dalam bagian perusahaan Kemampuan untuk mengelola investor dan mengatur pasar industri, produksi dan sumber keputusan Kerugian: Resiko besar karena kepemilikan penuh Kehadiran pemerintah menjadi orang ketiga yang mana bisa menunda dan mengurangi/ menenggelamkan harga Masalah budaya dan kedaulatan ekonomi di negara asal Strategi Aliansi Strategi aliansi Internasional dapat berupa berbagai bentuk yang berbeda meliputi persetujuan lisensi antara dua partner. Kesuksesan aliansi Internasional, aliansi harus memiliki kekuatan pasar yang sama Aliansi antara yang kuat dan yang lemah tidak akan bisa bekerja Semua aliansi mempertahankan otonomi mereka dan fleksibelitas tingkat tinggi Partisipan tiap pemilik harus sama, khususnya mempertahankan kontribusinya terus menerus Internasional logistik dan msalah transportasi yang berhubungan dengan masuknya pasar asing Sebagai bagian dari bauran pemasaran bahwa perusahaan-perusahaan Internasional akan merancang dan mengimplementasikan dalam rangka untuk beroperasi di pasar tertentu. Itu harus, namun perlu dicatat bahwa sebagian besar perusahaan sangat berinvestasi dan bergantung pada sistem distribusi dan jaringan rantai pasokan dalam rangka meningkatkan efektifitas dari sistem. Isu isu utama yang perlu di pertimbangkan: Cakupan pasar, klien, penetrasi, penetrasi sistem distribusi tidak hanya di negara tuan rumah tetapi juga dalam kaitannya dengan sistem distribusi global Tingkat Infrastruktur dan integrasi IT untuk aplikasi logistik yang modern Induvidu yang berkulitas dan berkompeten PEMASARAN INTERNASIONAL MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Internasional yang dibina oleh Bapak Kandarisman H, DRS, MSI Oleh: NURUL KHUROTIN (135030301111037) MUTIARANI NASYITA P (135030300111017) RURI YULIARISTA (135030301111039) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN BISNIS INTERNASIONAL November 2013 PEMASARAN INTERNASIONAL Nike membuat sebuah kebijakan dengan atlet papan atas yang bernama Steve Prefontaine, dia merupakan pelari tercepat yang menggunakan sepatu Nike. Nike telah melanjutkan perluasan merek dengan melibatkan altlet, pelatih. team, dan liga olahraga secara menyeluruh dan mendukung beberapa acara olahraga. Nike tidak hanya menguasai altet pada semua cabang olahraga, perusahaannya juga mengenalkan kepada setiap orang. Melalui motto “Just Do it” pada tahun 1988, Nike meluncurkan dan dapat embuat kesuksesan kampanye. Motto tersebut masih digunakan dalam kampanye untuk kesuksesan kepada anggota menyampaikan dengan budaya yang terkenal. Kesuksesan kampanye Nike membuat penjualan produk Nike melambung tinggi. Pada tahun 1990, Nike melalkukan pendekatan baru untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat .Maka dibuka “Nike Town” pertama kali yang merupakan salah satu cara untuk menarik pelanggan. Visi dan strategi global Pandangan dan perluasan operasi di segmen pasar, Nike mengeluarkan sebuah pernyataan misi besar : “Memaksimakanl pendapatan untuk pemegang saham terus memproduksi dan pelayanan dalam kesejahteraan” Ini merupakan strategi objektif serta penyediaan sebuah lingkungan untuk menganjurkan seseorang untuk memaksimalkan sumbangan untuk nike, pemakai mengidentifikasikan dari segmen peluang, mutu keuntungan dan jasa inovatif dan produk internal dan eksternal, mendirikan dan memelihara faktor emosional dengan pertalian. Bagian konsumsi dan memaksimalkan pendapatan. “keksusesan nike untuk era selanjutnya mencari desain keterampilan dan mengembangkan produksi dan pemasaran, tapi penambahan nike menyimpan aplikasi dari penemuan hak paten, desain, dan kemajuan NIKE dan desain resah sasaran perdagangan mempertimbangkan asset berharga dan terbesar. Nike terus-menerus berusaha untuk inovasi Pada tahun 1990 ditandai dengan awal dekade nike memasarkan sepatu dengan keunggulan untuk menahan udara , desain dengan memberi kesenangan dan keseruan untuk pemberi muda, dan melanjutkan inovasi dengan memperkenalkan sepatu pelari “ air huarache,” dengan tehnologi mengikat tali. Pada saat ini nike memperkenalkan seluruhnya rangkaiannya produk terbaru, setiap sesuatu desain dengan memperbaiki keistimewaan dari kemampuan, ketahanan tampilan luar, dan/ atau rupa estetis. Terbaru “nike goddess” bermacam-macam target untuk segmen perempuan diseluruh dunia dan ACG diluar pemakaian, perlengkapan, dan pemakaian sangat diperlukan dari segi strategi pemasaran nike untuk memperluas pasar terbaru dari segmen lagi pula atlet dan pemuda. Patut diperhatikan ketika tiba definisi dari atlet, nike mendefinisikan atlet adalah memfokurang dengan dua kaki” untuk memfokuskan tinggi kualitas produksi dan desain inovatif, nike memperluas produk dan menjual poster, persediaan sekolah, dan perlengkapan media elektronik (CD dan MP3 player) Komunikasi yang inovatif Sebuah taktik baru dari nike dibidang iklan adalah yang disebut pemasaran gerilya, nike menggunakan komunikasi tidak resmi dengan penonton, melalui media alternatif dan bukan melalui pendekatan konvensional secara resmi dalam mensponsori acara olahraga terbesar, seperti olimpiade dan piala sepakbola dunia. Inovasi melalui integrasi logistik dan rantai suplai Nike adalah pertama yang menerapkan metode menentukan lebih dahulu pengecer dalam menentukan control dan ketentuan baik mereka. Itu adalah bisnis yang revolusioner waktu, tetapi menjadi praktek standar dalam bisnis. Kegiatan nike di tenggara asia: etika dilema dan pertanggung jawaban social politik Sumberdaya asia sangat penting tidak hanya untuk nike tapi juga untuk semua perusahaan yang memasarkan produknya dengan menambah elemen biaya untuk buruh. Meskipun nike dalam beberapa tahun terakhir mendapat kritik terkait manufaktur yang parah dinegara-negara maju “pesuruh” di mana pemuda bekerja menerima upah rendah dan bekerja berjam-jam dalam kondisi, tidak menyenangkan dan tidak sehat padahal mereka harus pergi ke sekolah. . Reaksi awal dari nike adalah untuk mengecilkan seluruh masalah dengan mengadopsi posisi defensive dan melakukan apa-apa yang ilegal sejak tahun ini. Lingkungan global Pemasaran global Peran pemasaran dalam sistem organisasi sosial adalah untuk secara efektif menanggapi kebutuhan konsumen dan keinginan, dengan menyediakan pilihan optimal antara kombinasi tertentu produksi alternatif yang didasarkan pada sumber daya yang terbatas. Jika tugas tampak besar dalam lingkungan pasar nasional, satu dengan mudah dapat menghargai lingkup usaha ketika dituang ke aksi dalam skala global. Pemasaran Internasional berkaitan dengan seperangkat alat metodologis yang telah dikembangkan untuk membuka banyak dan masalah yang kompleks berhubungan dengan beberapa alternatif pilihan yang tersedia ketika sebuah perusahaan internasional. Perdagangan internasional, pada kenyataannya, telah praktek umum yang telah berkembang seiring dengan meningkatnya beberapa peradaban paling canggih seperti yang terletak di cekungan Mediterania Timur, selama Milenium pertama SM. Produsen lokal, pedagang dan city Serikat telah bersaing sejak itu, bahkan di pasar yang terpencil, menekankan keunggulan dari barang dagangan mereka dalam hal sifat-sifat unik, menjanjikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Sebagai perusahaan dan organisasi yang berusaha untuk terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi untuk menjaga daya saing mereka, mereka mencari peluang di lokasi-lokasi geografis yang terpencil atau segmen pasar lain untuk mencapai pertumbuhan yang vital kecepatan. Volume perdagangan internasional, Apakah keuangan atau ekonomi, meningkat dengan perbaikan teknologi dan kemajuan pengembangan institusi yang cocok. Perusahaan besar (seperti Coca-Cola, McDonald, dan DaimlerChrysler) adalah koordinasi operasi pemasaran dan produksi mereka strategis pada skala global. Berbeda dengan pendekatan pemasaran internasional awal, sebagian besar perusahaan yang beroperasi di beberapa negara saat ini mengakui kebutuhan untuk berpikir secara global tapi bertindak secara lokal, tanpa mengabaikan setiap peluang menyeragamkan banyak elemen pemasaran mereka mungkin, campuran menurut ikatan dan persyaratan lingkungan. pasar lokal Dengan istilah bertindak secara lokal, kita merujuk kepada perlu untuk beradaptasi pemasaran campuran elemen untuk persyaratan lingkungan setempat sedangkan oleh berpikir secara global, kita menyiratkan proses standarisasi, digunakan sebagai metode untuk meningkatkan efisiensi ketika produk ini dipasarkan di beberapa lingkungan. Kita harus menekankan bahwa pemasaran global tidak istilah modern digunakan untuk mengganti istilah pemasaran internasional yang telah digunakan selama puluhan tahun. Pemasaran global harus dianggap sebagai sebuah berbeda dan berbeda bagian pemasaran Internasional. Ketika sebuah perusahaan pemasaran menjadi lebih terlibat dalam kegiatan di berbagai lingkungan setempat di mana ia yang beroperasi, sebuah marketer diharapkan untuk menerapkan metode pemasaran, internasional yaitu untuk bekerja sama dengan penjualan anak perusahaan lokal untuk mengembangkan strategi pemasaran seluruh untuk setiap pasar asing itu beroperasi. Dengan perkembangan perusahaan multinasional, yang memperluas operasi mereka di beberapa lingkungan domestik secara bersamaan dengan memobilisasi sumber daya di semua lingkungan ini, lebih tepat jenis lain pemasaran, pemasaran pendekatan, multinasional telah diadopsi. Dalam kerangka ini strategi multi domestik yang diterapkan untuk memaksimalkan tingkat adaptasi terhadap pasukan kompetitif lokal, dengan strategi pemasaran yang benar-benar sesuai kebutuhan. Dalam upaya untuk menggunakan sumber daya lebih efisien, perusahaan-perusahaan multinasional kadang-kadang cenderung menggabungkan strategi-strategi dalam daerah yang memiliki tingkat tinggi kesamaan, seperti Uni Eropa (EU), maka menerapkan pan-regional jenis pemasaran. Strategi pemasaran global adalah strategi yang perusahaan-perusahaan internasional yang berkembang dalam rangka mengambil keuntungan dari yang ada skala ekonomi, karena mereka cenderung untuk melayani sebagian besar pasar global seluruh yang menunjukkan kesamaan tertentu. Dengan strategi pemasaran global, perusahaan bertujuan untuk mengembangkan salah satu umum strategi yang dapat diterapkan di seluruh dunia, dengan beberapa adaptasi kecil untuk kebutuhan pasar lokal setiap kali ini mungkin dianggap perlu. Penilaian Pasar Internasional Proses evaluasi pasar internasional tidak memperhatikan hanya faktor-faktor yang ada di lingkungan masing-masing pasar. Sebaliknya, setiap perusahaan membangun proses evaluasi yang harus dimulai dari evaluasi lingkungan internal perusahaan dengan menganalisis tujuan perusahaan dan persediaan daya yang tersedia atau diakses yang akan menentukan dasar untuk eksploitasi di pasar internasional. Untuk mengembangkan apresiasi untuk kesempatan yang ada di pasar dunia, sangat penting untuk mengembangkan metode yang akan memungkinkan untuk penilaian akurat dari potensi yang ada di pasar tersebut. Lingkungan Pemasaran Global Dengan tujuan untuk menganalisis lingkungan global dengan cara yang tepat sehingga memungkinkan pemasar untuk melanjutkan pengambilan keputusan dalam kerangka strategi pemasaran internasional, kita harus mulai dengan pembukaan kompleksitas lingkungan pemasaran global. Distinction pertama mungkin dapat dilakukan pada jenis sistem ekonomi di suatu negara, dimana perbedaan yang dibuat antara pasar kapitalisme, sebuah sistem sosialis rencana pusat atau sistem sosialisme rencana pusat kapitalistik/pasar. Dalam semua sistem ekonomi ini, pasar dan perencanaan pusat hidup berdampingan hingga tingkat tertentu. Dengan demikian, itu semua berasal dari salah satu dari dua elemen yang memiliki aturan utama dalam ekonomi dan, lebih khusus lagi, Bagian mana dari ekonomi yang diatur oleh salah satu aturan ini. Parameter khas kedua yang mencirikan negara adalah tahap pembangunan ekonomi. Kriteria yang digunakan dalam hal ini adalah rata-rata pendapatan penduduk negara itu. Bank Dunia saat ini menggunakan sistem klasifikasi empat tingkat tersebut. Negara-negara berpenghasilan rendah memiliki jumlah penduduk 2283 juta, tetapi memberi kontribusi hanya 3 persen dari produk Produk Nett Bruto (PNB), dengan rata-rata GNP per kapita $355 pada tahun 2000. Kategori berikutnya dari negara-negara berpenghasilan rendah hampir sama padat dengan 2283 juta orang, memberikan kontribusi 10 persen untuk GNP dunia, dengan rata-rata per kapita GNP pada tingkat $1303. Negara-negara berpenghasilan menengah atas terdiri dari 449 juta orang berkontribusi 7 persen untuk GNP dunia, dengan rata-rata per kapita GNP dari $4476. Akhirnya, segmen atas negara-negara berpenghasilan tinggi terdiri dari 983 juta orang yang menyumbang 80 persen untuk GNP dunia, dengan rata-rata per kapita GNP pada tingkat $24,693. Selain dua jenis sebelumnya, kriteria untuk menunujukan ciri lingkungan pasar global, ada banyak upaya untuk mengklasifikasikan negara, dan berbagai penulis, analis, dan lembaga-lembaga telah menggunakan kriteria yang berbeda sebagai dasar untuk klasifikasi mereka. Untuk beberapa nama, Dichter telah digunakan pada ukuran dan perkembangan kelas menengah di suatu negara untuk membedakan antara masyarakat hampir tanpa kelas, negara-negara yang puas, negara-negara makmur, negara-negara dalam transisi, dan negara negara/primitif revolusioner. Rostow telah menggunakan elemen pertumbuhan ekonomi untuk mengklasifikasikan negara dalam Kategori: masyarakat tradisional, pengembangan prasyarat untuk lepas landas, lepas landas, menuju kedewasaan dan usia konsumsi massa tinggi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagian besar menggunakan klasifikasi pasar berkembang, pengembangan pasar, dan sentral direncanakan bangsa-bangsa. Namun, metode alternatif telah digunakan seperti dalam kasus Liander et al., yang dikelompokkan negara menurut lokasi geografis mereka di wilayah Eropa Barat, Amerika Latin, Timur Tengah dan Afrika Utara, Timur jauh dan SsubSahara Afrika. Kotler menggunakan jenis struktur industri dan tingkat pendapatan nasional sebagai kriteria. Ia membedakan antara subsisten ekonomi; mentah-bahan mengekspor ekonomi; ekonomi industri; pendapatan keluarga sangat rendah/ekonomi; Kebanyakan rendah pendapatan/perekonomian; sangat rendah, sangat tinggi pendapatan/perekonomian; rendah, sedang, tinggi pendapatan/perekonomian; sebagian besar media pendapatan/perekonomian. Pendekatan klasifikasi lain yang telah dicoba oleh Sethi, Goodnow dan Hansz, dan lain-lain, yang menggunakan berbeda beberapa variabel (misalnya, agregat produksi dan transportasi, konsumsi pribadi, perdagangan, kesehatan dan pendidikan, indikator stabilitas politik, Variabel peluang pasar, pembangunan ekonomi, budaya kesatuan, hambatan hukum, hambatan yang indah, jarak geocultural dan kinerja) untuk membedakan kelompok tertentu dari negara. Lingkungan Pemasaran Nasional Keputusan dan lingkungan dari International Marketing Beberapa elemen paling khas dari salah satu lingkungan Nasional bertarget yang harus ditinjau ulang seperti proses evaluasi keprihatinan berikut: Dimensi Lingkungan Pasar Nasional • Pasar karakteristik seperti teknologi, investasi dan stok barang modal, tahap pengembangan, tahap siklus hidup produk, tingkat kejenuhan, karakteristik perilaku pembeli, faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan fisik, volume, dan berbagai barang • pemasaran lembaga, yaitu sistem distribusi, media komunikasi, pemasaran layanan (advertising, penelitian, ukuran perdagangan daerah, sistem transportasi, dll) • industri kondisi, ukuran kompetitif, dan praktek-praktek pengembangan teknis • hukum lingkungan (undang-undang, peraturan, kode, tarif, pajak, dll.) • Sumber daya, tenaga kerja (ketersediaan, keterampilan, potensi, biaya), keuangan (ketersediaan, biaya) • lingkungan keuangan seperti neraca pembayaran, kurs Asing, peraturan • lingkungan politik, saat ini pemerintah kebijakan dan sikap, jarak jauhnya lingkungan politik • demografis lingkungan, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, tingkat persentase tahunan peningkatan populasi, persentase populasi usia kerja, melek (persentase populasi melek berusia 15 dan lebih dari), pertanian penduduk sebagai persentase dari total penduduk, urbanisasi (persentase populasi di kota dengan lebih dari 20.000 orang), keutamaan (penduduk kota utama sebagai persentase dari total penduduk dari empat kota terbesar) • Lingkungan sosial, etnografi kepadatan (jumlah kelompok etnografi yang berbeda yang terdiri dari 1 persen dari total penduduk), agama keseragaman dan identifikasi, keseragaman rasial dan identifikasi, keseragaman linguistik, unit sosial, struktur, pola perilaku, dan nilai-nilai. Sementara itu, untuk menganalisis unsur-unsur lingkungan nasional setiap negara pemasar yang harus mencari perbedaan Menurut karakteristik unik / membedakan pengaruh sehingga ia mampu membentuk kelompok dengan sikap dibedakan; di sisi lain, seorang pemasar harus mencari serupa karakteristik/mempersatukan pengaruh begitu untuk segmen pasar Menurut karakteristik penting dan untuk menghindari tidak perlu atau mahal pemisahan. Unsur khas yang memberikan kontribusi untuk memahami perilaku sosial dalam setiap masyarakat adalah struktur kelas dan mobilitas sosial. Pada sebagian besar masyarakat mungkin untuk membedakan antara orang-orang dari berbagai tingkat status sosial dan kekuatan dan ini adalah kode di bawah istilah "kelas." Bahkan dalam masyarakat Komunis, yang menggambarkan diri mereka sebagai "classless masyarakat", mungkin untuk membuat perbedaan antara mereka yang menjadi milik Partai elit di bagian atas, profesional, seniman, ilmuwan, dan para manajer dan para pekerja di bagian bawah. Apa yang penting bagi pemasar adalah untuk mengidentifikasi perbedaan dalam pola konsumsi masingmasing kelas. Perbedaan terlihat seperti itu ada di perabotan rumah dan rumah misalnya. Anggota dari setiap kelas umumnya tinggal di berbagai jenis rumah dan membeli berbagai macam perabotan rumah, meskipun perbedaan pendapatan mereka sering mungkin tidak signifikan. Perbedaan-perbedaan kelas ini berlaku dalam berbagai kategori konsumsi. Jenis-jenis makanan yang dikonsumsi, pakaian yang dipakai, dan hiburan yang dikejar bervariasi antara kelas. Selain mengidentifikasi struktur kelas yang ada, pemasar internasional juga harus mencurahkan perhatian mereka untuk tingkat mobilitas sosial. Beberapa masyarakat cenderung akan ditandai oleh mobilitas tinggi dan orang-orang yang telah lahir dan dibesarkan di kelas menengah dapat pindah ke kelas-kelas lain yang lebih tinggi melalui pendidikan dan prestasi kerja. Masyarakat kelas struktur adalah kurang cairan; seseorang mewarisi kelas menentukan peluang pendidikan dan pekerjaan yang dia atau dia mungkin memiliki. Pola konsumsi justru jauh lebih cenderung menjadi berbeda di seluruh kelas sosial dalam sosial kaku negara daripada orang-orang dengan mobilitas tinggi. Tingkat mobilitas sosial umumnya tertinggi di Barat, seperti Amerika Serikat, dimana motto "tanah kesempatan tanpa akhir" menunjukkan kesempatan bagi kelas bawah individu untuk bergerak ke atas dalam masyarakat. Tingkat mobilitas sosial penting bagi pemasar karena dalam masyarakat sosial mobile, status sosial orang sering diukur setidaknya sampai batas tertentu dengan mana mereka tinggal, apa yang mereka kenakan, apa jenis mobil mereka drive, dll. Berdasarkan pada tingkat mobilitas sosial dalam tiap masyarakat, produk yang sama mungkin memerlukan strategi pemasaran yang berbeda untuk berhasil di pasar yang berbeda. Dimensi penting lain dari struktur kelas, bagaimanapun, adalah ukuran relatif dan jumlah kelas yang berbeda dalam masyarakat. Gambar berikut mengilustrasikan masyarakat yang berbeda dalam hal ukuran kelas sosial yang berbeda (persegi panjang atas menunjukkan ukuran kelas atas relatif terhadap kelas bawah untuk tiap masyarakat dan menengah pada gambar). Ernest Dichter percaya bahwa kelas atas tampaknya lebih mirip satu sama lain daripada mereka kepada masyarakat mereka sendiri. Kelas bawah yang cenderung budaya lain terikat; yaitu, mereka kurang menyadari budaya lain dan mereka sesuai "gaya hidup." Pola konsumsi dan perilaku mereka karena itu lebih berbeda dari orang-orang dari kelas-kelas lain dalam hal sikap-sikap mereka pakaian, makan, perumahan, dan rekreasi. Kelas menengah lebih tepat untuk melakukan budaya "meminjam" ketika ada mobilitas beberapa sosial dari bawah untuk kelas menengah dan kelas menengah. Pemasar internasional lebih mungkin untuk alamat lebih tinggi dan kelas-kelas menengah di pasar luar negeri dengan pendekatan Standardisasi, sementara adaptasi ini lebih mungkin diperlukan bahwa kelas bawah akan ditargetkan. Penilaian Risiko Negara Analisis risiko negara berakar dalam asal-usul pinjaman lintas-perbatasan, yang, pada gilirannya, berevolusi bersama dengan tipe yang sama perdagangan yang berkembang antara negara-negara kota di Mediterania Timur pada abad keempat SM. Selama masa penjajahan, ada beberapa insiden gagal untuk memenuhi syarat-syarat pinjaman yang diberikan kepada kekuasaan kolonial seperti Spanyol, Portugal, Inggris serta koloni-koloni di Amerika abad kesembilan belas.Akibatnya, kerugian itu terjadi karena kurangnya informasi mengenai posisi keuangan debitur sebenarnya, atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan atau keinginan untuk membayar utang. Dalam lingkungan ekonomi internasional saat ini, kategori politik dan sosial ekonomi adalah dua penggolongan utama faktor risiko yang terkait, biasanya mengakibatkan beberapa jenis kerusakan keuangan atau ketidakstabilan. Stabilitas politik secara luas dianggap sebagai elemen pengurangan risiko, sementara kerusuhan sosial dan politik sering mengakibatkan tiba-tiba atau bahkan kekerasan rezim perubahan dan merupakan faktor yang meningkatkan ketidakpastian, sehingga meningkatkan risiko. Perang sipil, revolusi, dan Angkatan Darat invasi kasus-kasus yang paling karakteristik politik kerusuhan dan tentu saja menyiratkan efek sosial dan ekonomi yang besar. Adapun konten ekonomi negara risiko kita dapat mengidentifikasi tiga dimensi yang berbeda itu: risiko politik, ekonomi dan keuangan. Untuk menganalisis lebih lanjut sifat risiko ini, kita sebut berdaulat risiko sebagai kemampuan dan kemauan untuk membayar utang, risiko transfer (yang mungkin terjadi dalam pembatasan) untuk mengirimkan dana lintas batas yang mungkin pada gilirannya dikaitkan dengan perubahan-perubahan struktural ekonomi, neraca pembayaran atau eksternal aset atau kewajiban manajemen menyebabkan. Perbedaan tambahan unsur risiko negara adalah durasi risiko, yang menandakan risiko yang terkait dengan panjang periode pembayaran, dan lama semakin besar kemungkinan itu adalah bahwa aset mungkin terkena risiko pasar atau negara tertentu yang lebih besar. Rekanan risiko mengacu pada jenis entitas yang dikontrak, dan membedakan antara pemerintah berdaulat, yang menikmati tingkat lebih tinggi kelayakan kredit, semi pemerintah dan organisasi, dan perusahaan-perusahaan swasta. Industri risiko berkaitan dengan tren, harapan, posisi kompetitif yang relevan, tahap perkembangan, dan peristiwa-peristiwa aktual dalam setiap industri tertentu. Akhirnya, produk dan risiko terkait kontrak yang terkait dengan aturan khusus dan persyaratan kontrak. Saat ini, analisis risiko negara mengandalkan intelijen dalam bentuk agregat komparatif indeks, atau wilayah atau industri laporan, yang secara teratur disediakan oleh banyak layanan khusus bisnis lingkungan risiko intelijen (BERI) S.A., pengendalian risiko informasi Layanan (CRIS), Economist Intelligence Unit (EIU), Investor institusi dan Moody's Investor Jasa, Jasa risiko politik: International risiko negara panduan (ICRG), Layanan risiko politik: Coplin-O'Leary sistem peringkat, dan kelompok Rating Standard and Poor's. ICRG, menjadi salah satu penyedia terkemuka negara kecerdasan, mengkompilasi data bulanan mengenai berbagai faktor risiko politik, keuangan dan ekonomi untuk menghitung risiko indeks di masing-masing kategori ini serta indeks komposit risiko. 13 Keuangan, lima tiga belas politik, dan 6 enam faktor ekonomi yang digunakan untuk kompilasi indeks. Beberapa sumber analisis pasar internasional khusus dan menyeluruh yang disediakan oleh berikut: • Berita Internasional BMI laporan kondisi politik dan ekonomi di 21 negara seperti Chili, Cina, Mesir, Hongaria, Iran, Meksiko, Rusia, Turki dan Vietnam, dalam empat wilayah global (Asia, negara berkembang Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika) berkembang dan menawarkan perkiraan untuk kinerja mereka. • Interfax berita internasional menyediakan lintas dan countryspecific politik, ekonomi, keuangan dan berita bisnis, ditambah dengan analisis mendalam. Interfax adalah sumber utama informasi politik, ekonomi dan keuangan dari pasar-pasar baru dari Timur Tengah dan negara-negara Eropa (CEECs), Cina, Rusia, Commonwealth negara merdeka (CIS) dan negara-negara Baltik. • PRS kelompok negara memberikan informasi dasar tentang sebuah negara, termasuk struktur politik, ekonomi, kependudukan, dan sosial. Laporan ini juga mencakup rincian geografis, sengketa teritorial dan Maritim, struktur kekuasaan, dan iklim usaha. • PRS kelompok internasional negara risiko panduan menyediakan rincian negara-negara dengan rinci untuk lebih dari 130 negara pada resiko komparatif beroperasi di, investasi, atau pinjaman kepada negara-negara tertentu. Pemerintah AS dan berbagai lembaga juga menghasilkan laporan intelijen, seperti berikut: • Panduan komersial negara, yang mencakup negara-negara 146 dan mengandung informasi tentang bisnis dan situasi ekonomi dari negara-negara asing dan iklim politik. • BISNIS Reports (Business Information Service for the Newly Independent States), yang menyediakan negara dan industri laporan tentang prospek untuk US bisnis di Rusia dan NIS — Armenia, Azerbaijan, Belarus, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan. Dalam proses penilaian pasar untuk setiap negara yang mungkin target pasar potensial, sangat penting bagi pemasar untuk melihat melampaui risiko ekonomi Umum dan berkonsentrasi pada risiko yang mungkin mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan. Risiko terkait pemasaran seperti berkaitan dengan akses pasar, negara infrastruktur dan logistik. Perusahaan berharap untuk menilai lingkungan pemasaran harus mengumpulkan intelijen dan membuat analisis sendiri pada isu-isu seperti analisis industri dan tren, potensi pasar dan risiko, pasar strategi masuk, potensi ekspansi, pelanggan dan analisis produk. Informasi Pasar Analisis Kesempatan Pasar Global Ketika sebuah perusahaan memperluas operasinya di luar pasar domestik, itu harus mengembangkan sistem untuk mengambil, proses, dan menganalisis informasi yang diperlukan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berbasis informasi dalam rangka strategi pemasaran terpadu. Proses dan metode yang disajikan dalam dua bagian sebelumnya akan membantu perusahaan dalam membentuk dasar evaluasi lingkungan global, melalui analisis yang ada peluang internasional serta kekuatan kompetitif harus menangani untuk memutuskan apakah akan "go international" atau tetap di pasar domestik. Kecerdasan penilaian risiko pasar dan juga akan diperlukan dalam konteks yang sama, memungkinkan untuk klasifikasi dan perbandingan antara negara atau wilayah, karena karena keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk sebuah perusahaan, akan selalu ada untuk membuat pilihan yang pasar untuk masuk. Ini bagian dari kecerdasan harus memungkinkan untuk penentuan konteks politik, prospek pertumbuhan ekonomi, tahap siklus ekonomi, daya beli, tren pertumbuhan industri terkait, dan kebijakan pemerintah dan peraturan. Informasi tambahan mengenai ukuran pasar, potensi hambatan perdagangan, transportasi dan logistik biaya, kompetisi lokal, kebijakan pemerintah dan stabilitas politik akan digunakan untuk memutuskan bagaimana untuk memasuki pasar masing-masing. Kompetisi perlu dianalisis dalam hal pesaing kekuatan dan kelemahan, taktik, strategi, ada relatif pasar saham, peluncuran produk baru, harga posisi kebijakan dan biaya, dan persepsi citra dan merek. Kelompok terakhir informasi diperlukan elemen keprihatinan pengambilan keputusan berkaitan Manajemen Pemasaran campuran unsur-unsur, yaitu informasi mengenai profil nasabah, saluran distribusi, promosi praktek dan perilaku konsumen. Adapun elemen produk itu sendiri, analisis akan fokus pada profil pengguna ditargetkan, baik konsumen individu atau industri pembeli, dengan data mengenai karakteristik mereka demografis, tingkat pertumbuhan segmen, respon pelanggan untuk kampanye promosi, peluncuran produk baru, harga responsif, switching perilaku, dan perbedaan budaya lainnya. Untuk unsur-unsur lain dari bauran pemasaran, data yang harus dikumpulkan pada struktur, evolusi, dan kinerja saluran distribusi, kebijakan harga relatif, elastisitas harga, jenis kampanye iklan dan promosi, Layanan yang ditawarkan, dan efektivitas berfungsi jaringan logistik. Cara Mencapai Sumber Informasi yang Diperlukan Sumber yang relevan dari informasi yang ada dalam kelimpahan saat ini untuk pemasar internasional yang perlu menjadi sangat selektif, berdasarkan kebutuhan informasi proyek tertentu. Web menawarkan sejumlah sumber informasi di Internet yang dapat digunakan untuk evaluasi awal yang paling umum jenis data. Selain itu, ada banyak perusahaan riset pasar khusus dengan berbagai layanan dalam bentuk database online dan siap atau tailor-made laporan. Beberapa sumber yang disediakan oleh: • Edimax Market Newsletters, yang berisi informasi tentang empat wilayah berikut: Afrika dan Timur Tengah, Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Latin. Laporan berisi informasi tentang perubahan tren pasar di berbagai sektor seperti komunikasi, asuransi, perawatan kesehatan, dan dijadikan konsumen, bersama dengan analisis laporan kegiatan ekonomi mikro dan makro. • Euromonitor Reports, dengan pasar yang berhubungan dengan analisis dan latar belakang statistik untuk 185 negara. Topik meliputi segmentasi konsumen dan pola, makan dan minum kebiasaan, belanja menggunakan media, indikator ekonomi, dan kinerja industri. Lebih dari 6000 dokumen ditutupi dari Euromonitor’s Consumer Lifestyle and World Marketing Data & Statistics series. Sumber informasi tambahan dapat ditemukan, misalnya, dalam laporan dari berbagai instansi pemerintah AS, seperti berikut: • International Market Insight Reports, yang mencakup 189 negara dengan ekspor laporan pasar yang dirancang untuk perusahaan-perusahaan yang berminat melakukan usaha di luar negeri AS. • Industry Sector Analysis (ISA) Reports, yang menganalisis industri tertentu dalam negara dan menutupi 73 negara. • GAIN Reports, yang berfokus pada pasar pertanian di suatu negara. Mereka memberikan informasi tentang produksi pertanian, perdagangan ramalan, regulasi asing dan peraturan, dan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi perdagangan AS perdagangan. • Central and Eastern Europe BIS Reports, yang berfokus pada pembiayaan, pemasaran, dan mengubah kondisi bisnis dan peraturan di 15 CEECs. Sistem Informasi Pemasaran Teknologi informasi telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pilihan yang tersedia saat ini untuk pemasar. Sistem informasi pemasaran (MIS) mungkin dirancang untuk menggabungkan data dari aplikasi spesifik seperti elektronik point of sales (POS), pertukaran data elektronik, intranet, dan konsumen yang efisien sistem tanggap, semua yang dirancang sedemikian rupa sehingga terutama membantu dalam mengelola berbagai bagian dari kegiatan bisnis, sementara pada saat yang sama memberikan data bagi peningkatan pemasaran pengambilan keputusan. Data mengenai kecepatan volume dan pengisian saham, volume penjualan pada produk tertentu item, penjualan sibuk, terutama bila dikombinasikan dengan harga atau promosi data, dapat berkontribusi secara signifikan desain program campuran pemasaran yang efektif. Perusahaan paling Internasional mempertahankan beberapa jenis MIS internasional yang mengumpulkan data dalam bentuk online elektronik melalui jaringan mereka agen, distributor, perwakilan penjualan, pengirim, grosir dan pengecer mengenai persediaan, dan angka penjualan per produk, jangka waktu dan lokasi geografis. Program Riset Pemasaran Internasional Setelah mengamati pasar global dan mengidentifikasi pasar yang paling menarik yang mungkin bisa menentukan target pasar, perusahaan internasional harus menilai apakah itu harus mengejar peluang atau menolak mereka karena kemungkinan tidak kompatibel dengan strategi pemasaran global perusahaan. Dengan demikian dalam rangka untuk memperoleh informasi rinci dan tepat dari perkiraan biaya dan manfaat dari proyek tertentu, seperti memasuki pasar baru / segmen, atau memperkenalkan lini produk baru, perusahaan telah mengembangkan khusus dibuat pemasaran program penelitian yang akan memungkinkan untuk objektif menilai kesempatan yang disajikan. Metode dasar untuk merancang rencana penelitian pemasaran internasional tidak berbeda terlalu banyak dari yang untuk rencana penelitian serupa yang ditujukan untuk pasar tunggal. Bagian penting dari penelitian akan dapat mengidentifikasi masalah penelitian, kemudian proses tersedia sekunder atau meja data penelitian yang tersebut dalam paragraf sebelumnya untuk mengumpulkan banyak informasi yang diperlukan dalam cara yang paling efektif, diikuti oleh bagian penelitian survei dan data utama. Namun, apa yang membuat perbedaan nyata dalam riset pemasaran internasional adalah ketidakcocokan statistik yang hampir konstan dan data sekunder untuk topik yang sama antara negaranegara dan sistem, sejalan dengan budaya terkait persepsi yang perlu dibawa ke pertimbangan dalam desain dari rencana penelitian yang efektif. Sering itu adalah penting bahwa banyak modifikasi (mengenai, misalnya, ungkapan dari pertanyaan atau struktur bermakna evaluasi timbangan) dibuat sesuai rencana penelitian Nasional ketika survei untuk dijalankan di beberapa negara. Strategi Pemasaran Internasional dan Manajemen Perencanaan Pemasaran antar Budaya dan Strategi Pengembangan Strategi dan perencanaan adalah dua istilah yang, meskipun mereka sering digunakan secara bergantian, dua konsep yang berbeda. Strategi pembentukan lebih tentang pilihan daripada rencana tindakan atau keseluruhan efektivitas optimasi, sementara perencanaan tentang memilih cara yang optimal untuk mengejar tujuan-tujuan tertentu atau proses optimasi efisiensi mengenai pilihan strategis yang telah berjalan. Namun, sejauh bahwa perusahaan secara teratur mencurahkan sumber daya mereka untuk strategi pembentukan dan pengembangan dalam jangka panjang, proses itu sendiri adalah tunduk pada kerangka perencanaan. Dalam pengertian ini, kita sering mengacu pada istilah strategis perencanaan menunjukkan proses pengambilan keputusan strategis rencana jangka panjang. Strategi pemasaran internasional biasanya terkait dengan pilihan perluasan pasar. Perusahaan mungkin memperluas di pasar baru yang baik dengan diversifikasi kegiatan dan produk mereka dengan melayani segmen pasar yang berbeda atau dengan memperluas di negara-negara lain untuk meningkatkan kompetensi dan pasar berbagi dengan berkonsentrasi di segmen global yang sama di seluruh negara. Kombinasi yang berbeda antara konsentrasi dan diversifikasi arealso mungkin; negara diversifikasi dan pasar segmen konsentrasi, misalnya, adalah contoh klasik dari sebuah perusahaan global berfokus pada melayani satu kebutuhan konsumen, tetapi di beberapa negara, sehingga berkonsentrasi pada satu segmen global untuk mencapai keahlian yang dikombinasikan dengan struktur biaya kompetitif. Setelah keputusan dibuat, kebutuhan muncul untuk memutuskan dan merancang strategi bisnis kompetitif yang tepat untuk masing-masing kegiatan usaha yang perusahaan yang terlibat dalam untuk setiap segmen pasar. Pilihan pada tingkat ini mungkin didasarkan pada model Porter's yang membedakan antara tiga strategi bisnis generik, yaitu biaya kepemimpinan, diferensiasi, dan fokus. Setiap strategi bertujuan untuk menciptakan dan mencapai keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar masing-masing itu memilih untuk enter.18 pilihan dapat didasarkan pada jenis analisis SWOT yang menganggap pasar peluang dan ancaman dalam kombinasi dengan kekuatan dan kelemahan ketika perusahaan dibandingkan pesaing. Pemasar internasional juga sering terlibat dalam tambahan proses perencanaan perusahaan, yang mungkin merujuk secara luas diterapkan model pendekatan Boston Consulting Group (BCG), pendekatan General Electric McKinsey (GE), pendekatan keuntungan dampak dari pasar strategi (PIMS), atau bahkan skenario perencanaan. Ini adalah model perencanaan perusahaan utama tradisional tetapi karena mereka lebih berkonsentrasi pada unsur-unsur seperti profitabilitas, pasar pertumbuhan, pasar saham, dan lainnya operasional atau unsur-unsur lingkungan pasar, pemasaran internasional bukanlah masukan utama dalam proses ini. Melampaui fase awal pengambilan-keputusan strategis yang telah dirujuk untuk sampai titik ini di sini (komitmen segmen pasar, pilihan negara, modus entri, dan strategi pemasaran), perencanaan pemasaran internasional juga memiliki operasional dan mengontrol bagian. Rencana operasional seperti pemasaran mungkin merujuk kepada masa jangka menengah (2 sampai tahun −4), untuk periode jangka pendek (1 tahun), atau bahkan untuk rencana aksi triwulanan, yang pada dasarnya rencana. Rencana tersebut dari perusahaan internasional mengandung target dan tonggak yang harus dipenuhi sama sekali mengontrol kadar (Kantor kepala, regional dan lokal), merujuk kepada seluruh pemasaran campuran elemen (semacam produk dikembangkan, segmen seleksi, posisi, harga, penjualan dan distribusi saluran tujuan). Rencana ini, melalui penerapan tujuan dan sasaran, mengaktifkan eksekutif pemasaran untuk mengevaluasi strategi dilaksanakan dan, bila perlu, untuk melakukan tindakan untuk meningkatkan atau mengubah bagian-bagian yang kurang efektif itu. Internasional Pemasaran Campuran: Produk, Promosi, Harga, dan Menempatkan Strategi Tugas merancang pemasaran internasional campuran yang efektif harus memasukkan keputusan yang dibuat pada tahap strategi pemasaran internasional sebelumnya. Keputusan mengenai masalah segmentasi pasar, memasuki pasar, strategi pemasaran generik, serta tujuan dan kebijakan yang perusahaan harus mengejar di lokasi geografis yang berbeda, terdiri dari dasar pembentukan pemasaran internasional yang sesuai. Produk Definisi dari apa itu produk untuk setiap segmen pasar ini sangat penting untuk menentukan unsur-unsur yang membentuk total produk Selain produk inti. Ini termasuk nama merek, Gambar, standar produk, Kemasan, label, garansi, instalasi, layanan purna jual, dan kredit. Pilihan antara produk adaptasi dan standardisasi (global) tidak hanya untuk desain produk total tetapi juga untuk setiap aspek lain dari unsur-unsur campuran pemasaran. Konsep inti pemasaran adalah, setelah semua, untuk mengoptimalkan kepuasan pelanggan dengan menawarkan solusi untuk masalahmasalah yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, meneliti dan menganalisis preferensi konsumen dan sesuai dengan mengembangkan produk yang cocok langsung berarti perlu menyesuaikan produk perusahaan-perusahaan global untuk kebutuhan setempat. Namun demikian, seperti sebelumnya telah dijelaskan dalam memperkenalkan bab ini, semakin tinggi tingkat adaptasinya maka lebih tinggi biaya. Di sisi lain, lebih global Standardisasi cenderung menjadi, yang lebih hemat biaya seluruh operasi pemasaran perusahaan. Strategi produk lainnya adalah ekstensi produk dalam kombinasi dengan komunikasi adaptasi, yang bertujuan untuk menjaga biaya rendah sekaligus meningkatkan efektivitas komunikasi melalui adaptasi terhadap kondisi setempat, yang lebih sering disukai karena perbedaan budaya. Selain strategi tersebut yang berhubungan dengan lini produk yang sudah ada dari ibu perusahaan, dan pertama memperkenalkan produk-produk di pasar domestik, perusahaan-perusahaan internasional juga mengikuti strategi inovasi terutama ketika mereka memperkenalkan lini produk baru melalui produk penemuan dan pengembangan lini produk baru. Strategi produk ini diperlukan ketika perbedaan tidak dapat dikompromikan antara segmen pasar yang ada dan baru ditargetkan. Harga Pengaturan harga pada tingkat yang tepat bukanlah tugas sederhana ketika pemasaran produk di pasar apapun. Ketika tugas diterapkan ke pasar internasional, namun, itu menjadi elemen penting menguji batas-batas semua bidang usaha pemasaran. Ada dua membatasi Rentang harga internasional produk. Biaya adalah faktor yang menentukan batas bawah dan harga produk-produk yang sebanding untuk batas atas .Pertanyaan intinya untuk apa menentukan harga yang tepat dalam kisaran tersebut. Jika pasar global memang homogen, satu harga global juga harus menang. Tapi karena ada banyak sekali faktor yang membedakan antara kondisi yang berlaku di pasar internasional, perbedaan harga cenderung mencerminkan setidaknya analogi tertentu dari perbedaan-perbedaan ini. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan strategi harga internasional dapat dibedakan sebagai orang-orang yang ada di lingkungan internal perusahaan (yaitu, variabel tetap, biaya produksi dan pemasaran, pangsa pasar, posisi, profitabilitas) serta faktor-faktor mengenai produk (yaitu, tahap siklus hidup produk, atribut produk) dan orang-orang yang mencirikan pasar lokal (yaitu, konsumen kemampuan untuk membayaradaptasi membutuhkan, saluran distribusi, hambatan-hambatan perdagangan), dan lingkungan pasar eksternal (yaitu, kompetisi, peraturan pemerintah, nilai tukar, inflasi). Sesuai dengan strategi keseluruhan internasional, dan setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, ada alternatif strategi penetapan harga. Pasar menggelapkan harga strategi diterapkan ketika sengaja keinginan perusahaan untuk membatasi segmen pasar, dengan memaksakan tingkat harga yang sangat tinggi, maka segera membedakan dari segmen pasar massa dan massa produsen / pesaing. Strategi harga yang berlawanan adalah strategi penetrasi harga, yang pada dasarnya adalah suatu usaha untuk menembus pasar luar negeri melalui penawaran harga yang seringkali ditentukan lebih rendah daripada biaya dan pada tingkat yang dapat diberikan oleh konsumen dari segmen pasar sasaran. Meskipun perusahaan tidak dapat bertahan dengan menawarkan di bawah biaya harga Lama, strategi ini harga ini sering diperlukan untuk membuat awal basis pelanggan yang akan memungkinkan kelanjutan, pertumbuhan pasar yang memadai, volume, dan skala ekonomi, sehingga menyebabkan secara bertahap meningkatkan profitabilitas melalui biaya produksi yang rendah. Ekstensi atau Serikat etnosentris harga adalah strategi yang menetapkan harga per unit pada tingkat yang sama di semua pasar di mana perusahaan adalah operasi, disregarding kondisi lokal, yang tentu saja, pendekatan sederhana tapi mungkin (seperti yang sering terjadi) memberikan tanah subur bagi pesaing untuk menanggapi dengan produk-produk berkualitas serupa yang ditawarkan dengan harga yang lebih rendah. Untuk menanggapi kondisi setempat dan lebih baik mengkoordinasikan strategi pemasaran, perusahaan internasional sering mengikuti adaptasi/polycentric harga strategi dengan menetapkan tanggung jawab untuk menetapkan harga untuk anak perusahaan lokal. Ketika sebuah perusahaan mempertimbangkan isu-isu seperti fakta bahwa harga harus mencerminkan kualitas produk, itu harus sesuai dengan kompetisi lokal, atau bahwa itu harus membedakan antara segmen pasar, maka strategi harga bumi lebih mungkin untuk diimplementasikan untuk kesesuaian lebih efisien untuk tujuan pasar lokal dan persyaratan. Tempat Strategi Pemasaran Internasional dan manajemen keputusan yang berkaitan dengan penempatan, yang tepat ,produk dalam saluran distribusi lokal di seluruh dunia harus dipertimbangkan bersama dengan keseluruhan sasaran strategi pemasaran internasional. Untuk mencapai setiap pasar nasional,ada beberapa alternatif, mulai dari pasar domestik dimana mungkin untuk memilih antara perusahaan manajemen ekspor, ekspor agen, dan ekspor langsung dilakukan melalui pembentukan departemen internal. Beberapa perusahaan bahkan memilih untuk berdagang melalui Internet, menggunakan berbagai jenis sistem distribusi di pasar luar negeri yang terdiri dari beberapa tingkatan impor perantara (agen), grosir, pembeli industri dan pengecer. Tujuan dari strategi pemasaran internasional yang telah ditetapkan pemasar harus memilih antara sistem distribusi selektif yang mana ia harus hati-hati memilih satu atau beberapa distributor yang akan mampu memenuhi beberapa kriteria seleksi yang ketat (seperti dukungan keahlian dan layanan) dan sistem distribusi intensif yang bertujuan untuk mengambil keuntungan dari semua pilihan distribusi memungkinkan untuk mencapai cakupan mungkin terluas dari pasar. Di tingkat eceran, saluran distribusi menawarkan banyak alternatif, yang berkembang di bawah konsep-konsep yang berbeda, mengenai layanan dan pilihan yang ditawarkan. Pilihan lain yang menjadi semakin populer termasuk kemungkinan beroperasi melalui rantai dimiliki sepenuhnya toko atau toko-toko yang independen di bawah perjanjian waralaba. Banyak perusahaan semakin menggunakan Internet untuk mengembangkan e-commerce pilihan-pilihan seperti ritel (menjual langsung ke konsumen akhir). Karena kemajuan teknologi, distribusi fisik, manajemen logistik, dan transportasi, solusi alternatif yang cepat berubah, sehingga memungkinkan tingkat yang lebih tinggi efisiensi untuk jaringan distribusi yang inovatif, tetapi perusahaan internasional yang adalah tentang untuk masuk ke dalam pasar baru dan mitra distribusi harus waspada dan memonitor terus-menerus mengubah pilihan yang akan secara drastis mempengaruhi posisi kompetitif. Promosi Berbagai bentuk komunikasi adalah elemen yang sangat diperlukan untuk keberhasilan strategi pemasaran internasional. Iklan, hubungan masyarakat, promosi penjualan, penjualan pribadi, dan berbagai bentuk-bentuk baru komunikasi pemasaran melalui media baru biasanya dipelajari dalam promosi elemen dari bauran pemasaran perusahaan. Komunikasi yang efektif adalah inti di semua elemen promosi. Dalam sistem komunikasi, itu adalah perusahaan internasional yang bertindak sebagai pengirim (sumber) yang mengirimkan sinyal (informasi) dianggap penting dalam kaitannya dengan produk total ditawarkan kepada penerima yang terakhir (nasabah) melalui iklan, kontak pribadi, dan sarana lain. Pada saat yang sama, saluran komunikasi harus memungkinkan umpan balik informasi mengalir mundur, dari pelanggan terhadap perusahaan. Namun demikian, iklan global dan agen pemasaran berkembang di pasar global, berfokus pada melayani akun global (besar kampanye promosi perusahaan-perusahaan global dengan anggaran yang tinggi) dan mengelola campuran promosi atas nama klien mereka. Agen periklanan global dapat mengambil keuntungan dari skala untuk menggunakan sumber daya kreatif yang langka dalam kombinasi dengan jaringan media, yang dapat mengamankan cakupan global ekonomi. Terlepas dari kenyataan bahwa agen iklan lokal membatasi operasi mereka hanya untuk iklan dan tidak untuk layanan tambahan, mereka akan lebih cocok ketika datang untuk mengikuti persuasif daripada pendekatan informatif seperti mereka dapat lebih baik berhubungan dengan budaya lokal. Selain itu, promosi internasional campuran yang efektif harus memutuskan apakah itu tepat untuk mengikuti menarik atau mendorong strategi promosi. Strategi tarik adalah salah satu yang perusahaan mengejar ketika perusahaan ingin berkomunikasi secara efektif dengan konsumen akhir, yang pada gilirannya bereaksi dengan meningkatnya permintaan, benar-benar menarik saluran distribusi untuk beroperasi dari titik akhir terhadap sumber. Strategi promosi yang berlawanan ini ditandai sebagai strategi push, dimana perusahaan melakukan sumber daya untuk memperkuat fungsi saluran distribusi sehingga efektifitasnya meningkat akhirnya akan mencapai konsumen akhir. Ketika datang ke produk industri atau tahan lama, atau produk dengan kandungan teknologi tinggi, kemudian menjual pribadi dan kinerja personil penjualan yang baik sangat penting untuk efektivitas kampanye. Dengan demikian, mendorong strategi pilihan, seperti memberdayakan saluran distribusi untuk bekerja di arah ini. Pemasaran kepada Konsumen Lintas Budaya Elemen keputusan yang paling rumit adalah untuk memahami, mengevaluasi, dan memodifikasi bauran pemasaran internasional (melalui seluruh proses riset pasar, penilaian, pemasaran, strategi, pembentukan perencanaan, manajemen dan kontrol), untuk menebus perbedaan budaya yang ada di antara orang-orang di seluruh dunia. Karena budaya meliputi semua aspek pemasaran, yang banyak, dan karena luas cakupan masalah ini dalam bagian sebelumnya dari buku, kita secara singkat dapat mengidentifikasi dampak dari perbedaan budaya dalam pemasaran internasional. Perilaku konsumen, yaitu adalah landasan dari pemasaran, berbeda di seluruh negara dan budaya dengan berbagai persepsi manusia dasar tentang ruang dan waktu, konsep diri dan orang lain, sifat bawaan manusia, jalan satu berinteraksi dengan orang lain yang didasarkan pada faktor-faktor sosial seperti "kekuatan jarak," "maskulinitas/kewanitaan," ketidakpastian penghindaran, interaksi bentrokan dan self-eliance versus ketergantungan. Faktor lain yang terkait budaya juga memainkan peran penting dalam komposisi bauran pemasaran internasional. Kita mungkin misalnya merujuk sejauh mana kelompok negara atau konsumen berbagi sifat-sifat budaya yang sama, atau ke perbedaan dalam utilitas yang berasal dari atribut produk atau persepsi konsumen mengenai merek atau negara asal, sebagai faktor bentuk citra merek. Kami juga dapat merujuk ke tawar-menawar ritual dan harga yang berhubungan dengan persepsi yang mempengaruhi harga keputusan dan akhirnya pentingnya kontak pribadi dan saluran gaya dan layanan sebagai parameter penting untuk pilihan saluran distribusi. Industri pemasaran pemasaran bisnis, atau dikenal sebagai industri pemasaran, digunakan sebagai istilah untuk membedakannya dari pemasaran konsumen. Kedua daerah ini pemasaran dibahas dan dianalisis dengan tubuh umum pengetahuan, prinsip-prinsip dan teoritis dan metodologis alat. Namun, karena mereka diterapkan untuk pembeli yang berbeda dan pasar, mereka harus juga ditangani secara berbeda. Apa yang pasti berbeda adalah sifat pasar, permintaan fungsi, perilaku individu/institusi/pembeli dan penjual, pengaruh lingkungan pasar, sesuai strategi pemasaran dan pemasaran Komposisi campuran yang harus diterapkan. Sifat transaksi berbeda juga, karena industri atau bisnis pembeli tidak berasal utilitas pribadi dari produk-produk yang mereka beli. Sebaliknya, mereka melakukannya untuk menanggapi permintaan yang berasal. Dengan kata lain, bisnis industri produk ditakdirkan untuk digunakan lebih lanjut hilir untuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tahap berikutnya. Dengan demikian, kolaborasi atau kemitraan antara perusahaan antara, dan supplier awal sebelum Produk "disintesis" gabungan mereka mencapai tingkat konsumen, adalah persyaratan yang penting dan vital dan metode untuk meningkatkan hasil. Aplikasi pemasaran internasional industri pasar untuk produk industri internasional untuk tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasar produk konsumen. Budaya dan pengaruh pribadi yang jauh kurang relevan dalam industri pemasaran seperti yang muncul hanya dalam beberapa bagian dari transaksi/membeli dan proses (pribadi) dan tidak dalam pembentukan dan ekspresi kebutuhan dan preferensi seperti dalam kasus untuk produk konsumen. Peran orang terbatas sehingga dapat menjaga komunikasi yang efektif antara dua transaksi pihak mengenai isi dari produk yang ditransaksikan, dan bukan kepada pengaruh atasnya. Tahap-tahap awal dalam rantai nilai dari banyak industri seperti mobil, elektronik, peralatan komputer, dan industri-industri lain hampir global, dengan sebagian besar bagian standar, diproduksi dan diperdagangkan di seluruh dunia. Titik lain yang mana perhatian harus fokus dalam industri pemasaran internasional berkaitan dengan metode yang berbeda dari harga. Metode estimasi biaya seperti berbasis aktivitas biaya, yang merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan ukuran setiap aktivitas yang khas, atau biaya total kepemilikan, yang mencoba untuk mengungkapkan semua jenis tersembunyi (kadang-kadang) biaya yang berhubungan dengan seluruh proses bahwa produk atau layanan yang terlibat dalam, sangat penting untuk pemilihan secara benar. Vertikal koordinasi di sektor ritel menanggapi perubahan demografi, sikap konsumen, menurun rata-rata rumah tangga ukuran, preferensi kenyamanan dan masalah risiko kesehatan, pengecer menggantikan transaksional model sederhana hubungan (informasi paling penting adalah hilang dengan penyelesaian setiap transaksi di pasar spot), membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok kunci untuk menggunakan semua informasi yang tersedia melalui kelanjutan dari arus informasi, mengalir sejajar dengan produk yang ada, untuk menawarkan layanan yang lebih baik (management mutu) dalam cara yang lebih efisien. Tanggapan efisien konsumen (ECR) adalah istilah yang digunakan untuk pendekatan yang sama, yang digambarkan sebagai sistem yang responsif, konsumen-driven, di mana distributor dan pemasok bekerja sama sebagai sekutu bisnis untuk memaksimalkan kepuasan konsumen sementara efisiensi biaya tetap parameter sama penting juga. Informasi yang akurat dan produk berkualitas tinggi mengalir melalui sistem paperless antara manufaktur baris dan checkout counter. ECR dibagi menjadi empat kegiatan: efisien pengisian, bermacam-macam efisien, efisien promosi, dan pengenalan produk yang efisien. Jaringan pemasaran Dari perspektif pemasaran, ECR terdiri dari beberapa metode dan sistem yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih efektif. Informasi yang dikumpulkan untuk beberapa aktor di segmen, misalnya, dengan menggunakan kartu klien. Jadi, pemasaran dapat melayani nasabah individual dan efektif beradaptasi dengan pola belanja konsumen. Transparansi telah menjadi elemen yang sangat penting dari upaya pemasaran dan komunikasi pengecer besar. Dengan demikian, sistem informasi harus mampu menyampaikan informasi penting (biasanya terkait dengan keamanan pangan) atau informasi deskriptif hanya semata-mata sehubungan dengan asal dan metode yang diterapkan untuk produksi setiap item. Jaringan pemasaran mengacu pada pemasaran produk yang mempertimbangkan interaksi dari link dalam rantai terlalu. Pendekatan semacam ini penting untuk mengoptimalkan operasi seluruh produksi, pemrosesan, dan langkah-langkah distribusi dalam rantai. Terpadu manajemen dan pemasaran informasi sistem memfasilitasi pengembangan internal (antara semua mitra dalam rantai) dan eksternal (nasabah) komunikasi, dengan lingkup twofold, yang digunakan secara internal untuk meningkatkan efektivitas manajemen dan menghasilkan produk dan layanan yang memuaskan konsumen dan eksternal untuk meningkatkan teknik promosi dan komunikasi dengan pelanggan. Jaringan setrategi pasokan dan pengecer manajemen mengejar peningkatan kinerja di setiap bagian produk, telah memperkenalkan prinsip manajemen kategori, bertujuan untuk menawarkan produk-produk highquality yang unik dan menarik untuk konsumen pada tingkat harga yang bersaing. Kategori manajemen menetapkan kembali atas investasi (ROI) sebagai prinsipnya mengemudi mengenai keputusan yang harus dibuat pada bermacam-macam, ruang di rak-rak, dan unsur-unsur lain dari bauran pemasaran. Ketika pemasok ingin mendapatkan status dari pemasok"pilihan" mereka harus dapat menawarkan pemasaran dan jasa manajemen kerjasama erat dengan pengecer, kadang-kadang bahkan dengan menerima tantangan untuk melakukan tugas penting manajemen bagian itu tertentu di supermarket. Jaringan manajemen mengacu terus memantau dan mengontrol mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Semua mitra harus mengevaluasi pelaksanaan kegiatan kesesuaian dengan perencanaan, untuk meningkatkan fungsi rantai. Manajemen jaringan didedikasikan untuk manajemen yang meliputi semua link serta untuk pengelolaan individu link dari perspektif jaringan. 26 Penerapan manajemen modern (jaringan) alat, seperti operasional metode perencanaan, penganggaran teknik, dan meninjau metode, bersama dengan sistem informasi terpadu, dianggap penting untuk manajemen yang efektif dan efisien jaringan. Sistem informasi tersebut adalah sistem yang mempersambungkan POS data dengan kontrol stok di eksternal DCs (pusat distribusi) dan sistem identifikasi mencari produk dalam berbagai tahapan dalam jaringan. Metode Jaringan manajemen penting lain adalah berbagi sumber daya, yang mengacu pada penggunaan bersama sumber internal dan eksternal oleh mitra dalam jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Seperti contoh berbagi sumber daya adalah pengetahuan dasar tentang perilaku konsumen, fasilitas laboratorium dan sumber daya keuangan. Pemasaran Internasional implementasi di menantang bidang Ekonomi Global Pemasaran dalam membangun dunia Yang membedakan pemasaran internasional di negara berkembang adalah kondisi lingkungan pasar yang dramatis yang mencirikan berkembang: rendah produk domestik bruto (PDB) per kapita, kemiskinan, pengangguran tinggi, berbagai jenis struktur sosial, persepsi, perilaku dan pola konsumsi, untuk beberapa nama. Laporan perkembangan dunia UN menunjukkan bahwa jumlah orang yang tinggal di negaranegara berkembang (sebagian besar di Asia Timur, Pasifik dan Asia Selatan, sub-Sahara Afrika, Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur Tengah, Asia Tengah, Amerika Latin, dan Karibia) tinggal di kurang dari $1 per hari. Pada tahun 1999 Nomor ini adalah 1,2 milyar dan pada tahun 2005 proporsi penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrim terdiri 23 persen dari total populasi. Sebagai konsekuensi langsung, kelaparan dan gizi buruk masih menimbulkan tantangan utama bagi banyak negara berkembang; terutama karena malnutrisi dimulai lingkaran setan kesehatan yang buruk, menurunkan belajar kapasitas, dan miskin pertumbuhan fisik Strategi adaptasi produk jadi penting dalam kebanyakan kasus, setidaknya ketika perusahaan internasional target pelanggan besar segmen di pasar ini, sementara juga pertimbangan harus diberikan untuk pemasaran lainnya campuran elemen (harga, tempat, promosi) mengenai kebutuhan untuk beradaptasi dalam rangka untuk memenuhi lokal kebutuhan, atau untuk membakukan untuk mengurangi biaya, yang adalah juga penting perlu untuk segmen konsumen yang besar di pasar ini. Saluran distribusi terfragmentasi dan multi level ini sering struktur jaringan distribusi yang berlaku di negara berkembang, oleh karena itu memerlukan modifikasi cocok untuk strategi distribusi internasional perusahaan. Pemasaran dalam perekonomian baru muncul dan mantan Blok Timur Negara-negara yang tengah dan Eropa Timur sebagai daerah pasar negara berkembang adalah penting bagi pemasar internasional, karena kombinasi unik dari unsur-unsur ekonomi, budaya, kelembagaan dan struktur yang berbeda. Perbedaan budaya terutama karena karakter sentral direncanakan masyarakat telah memberikan kontribusi untuk sikap konsumen yang berbeda, yang ketika digabungkan dengan kesulitan fase transisi ke arah baru mengungkapkan struktur ekonomi dan kelembagaan profil lengkap kondisi yang berlaku di wilayah itu. Ini kelompok negara terdiri dari pasar potensial yang besar karena itu dihuni oleh 430 juta orang dan, meskipun saat ini rata-rata pendapatan sekali pakai segmen pasar terbesar di wilayah adalah cara di bawah tingkat masing-masing wilayah Eropa Barat dibandingkan, karena pertumbuhan pesat negara mereka dari kelompok telah menerima perhatian meningkat dari perusahaan internasional, selalu bersemangat untuk menarik peluang untuk memperluas operasi mereka. Perusahaan-perusahaan global melihat wilayah sebagai sumber penting dari pertumbuhan dan sering mengikuti strategi pemasaran yang ambisius, berharap untuk membangun posisi kepemimpinan dan setuju pangsa pasar yang signifikan dengan memasukkan pada tahap awal. MAKALAH STRATEGI HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INTERNASIONAL Kelompok 10 : Dean Diyantha Putrandi K. Pandu Triwiyana Mika Putri Priga S (135030301111034) (135030307111019) (135030301111038) Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Internasional Malang A. Apa itu Strategi Human Resource Management Internasional? HRM Strategis mendefinisikan niat organisasi dan rencana tentang bagaimana tujuan bisnis yang harus dicapai melalui orang. Hal ini didasarkan pada tiga proposisi: pertama, bahwa modal manusia adalah sumber utama keunggulan kompetitif, kedua, bahwa orang-orang yang melaksanakan rencana strategis, dan, ketiga, bahwa pendekatan sistematis harus diadopsi untuk mendefinisikan mana organisasi ingin pergi dan bagaimana harus sampai di sana. HRM Strategis adalah proses yang melibatkan penggunaan pendekatan menyeluruh untuk pengembangan strategi SDM, yang terintegrasi secara vertikal dengan strategi bisnis dan horizontal dengan satu sama lain. Strategi ini menentukan niat dan rencana yang berhubungan dengan pertimbangan organisasi secara keseluruhan, seperti efektivitas organisasi, dan untuk aspek-aspek yang lebih spesifik manajemen orang, seperti sumber daya, pembelajaran dan pengembangan, penghargaan dan hubungan karyawan. B. Pendekatan yang Berbeda Dalam Staff Internasional Literatur HRM internasional menggunakan empat istilah untuk menggambarkan pendekatan untuk mengelola arah kepegawaian mereka.Istilah-istilah ini berasal dari Perlmutter yang mengidentifikasi di kalangan eksekutif internasional yaitu tiga sikap yang berbeda, etnosentris, polisentris, dan geosentris untuk membangun sebuah perusahaan multinasional.Perbedaan didasarkan pada asumsi top management di mana keputusan fungsional dan geografis mengenai produk utama.Perbedaan Perlmutter antara tiga pendekatan yang berbeda ini kemudian disempurnakan oleh Heenan dan Perlmutter, yang menambahkan sikap keempat yaitu regiocentris. 1. Pendekatan Etnosentris. Keputusan strategis yang dibuat di kantor pusat, dan anak perusahaan asing memiliki otonomi kecil. Pekerjaan utama pada operasi domestik dan luar negeri dipegang oleh manajemen personalia kantor pusat dan anak perusahaan dikelola oleh ekspatriat dari negara asal. 2. Pendekatan Polisentris. Dalam kasus ini, pemecatan tidak lagi menjadi pusat dalam strategi pembangunan internasional.Para multinational company memperlakukan setiap anak perusahaan sebagai entitas nasional yang berbeda dan memberdayakanya untuk pengambilan keputusan otonomi. 3. Pendekatan Geosentris. Dengan pendekatan ini, MNC merancang strategi dari sudut pandang internasional sejak awal.Organisasi memiliki kemampuan dan pengalaman lebih dari sekedar kebangsaan.Parent Country, Third Country, danHost Countrysetara secara internasional. 4. Pendekatan Regiosentris. MNC yang mendukung pendekatan regiocentric mengadopsi praktek-praktek yang seragam untuk semua manajer di dalam zona geografis yang sama. Seperti MNC yang berfungsi dengan pendekatan geosentris, itu memanfaatkan peluang yang lebih luas dari manajer, tetapi dengan memberikan daerah yang terbatas. C. Fungsi dari Tugas Internasional. Mengapa menggunakan karyawan internasional?,Alasanya pasti berbeda antar organisasi satu dengan yang lain. Tetapi analisis literatur menunjukkan bahwa karyawan internasional memenuhi lima peran utama. Tiga peran yaitu peran taktis, sedangkan dua peran lainnya peran strategis. a. Fulfilling a Specific Need for Personnel and Know How. Peran pertama tugas internasional adalah untuk memenuhi kompetensi teknis dan manajerial yang memadai di negara-negara tertentu di mana struktur pasar sering ditandai oleh kekurangan insinyur, teknisi senior, dan manajer yang terlatih. b. Sharing and Transferring Knowledge. Alasan lain untuk menggunakan tugas internasional adalah untuk berbagi dan bertukar informasi. Sebuah organisasi multinasional dapat mengirim seorang karyawan ekspatriat dalam rangka untuk lebih memahami kegiatan anak perusahaan dalam konteks tertentu, untuk berbagi pengetahuan tentang jenis baru dari peralatan atau alat tertentu, atau untuk berkomunikasi unsur budaya organisasi, proses, atau kompetensi. D. Perkembangan Manajer dan Pengaruhnya terhadap Organisasi. Setiap unit manajer pasti memiliki tugas masing masing didalamnya. Tugas manajer satu dengan manajer yang lain tidaklah sama tetapi masih saling terkati antara satu dengan lainnya. Kebanyakan manajer yang sudah senior lebih memiliki pengalaman yang lebih banyak.Staff internasional dapat memberikan peran penting dalam mengembangkan kompetensi manajerial.Ekspratiasi memberikan keadan baru terhadap junior manajer atau karyawan yang memiliki potensi tinggi untuk menghadapi situasi yang baru untuk dihadapi. Berikut sifat sifat yang harus dikembangkan oleh manajer dan yang akan berpengaruh terhadap suatu organisasi : 1. Control of Activities. Dari sudut pandang organisasi, manajer umumnya beragam pada fase awal dari proses internalisasi, dalam rangka untuk mengontrol kegiatan pegawai. Dalam konteks internasional, transfer manajer merupakan mekanisme pengawasan informal, yang dapat melengkapi atau mengganti lebih tindakan pengendalian formal seperti penjabaran norma dan prosedur umum untuk semua pegawai. 2. Coordination Activities. Ekspatriat memainkan bagian penting dalam koordinasi kegiatan pegawai. Meskipun proses diaclectic kompleks, tugas internasional yang bertujuan memperkuat integrasi dinamika antar individial dan organisasi yang berkontribusi terhadap kohesi suatu perusahaan. E. Tujuan Strategi Human Resources Management. Tujuan dari HRM strategis adalah keuntungan yang dirasakan memiliki dasar yang disepakati dan dipahami untuk mengembangkan pendekatan untuk manajemen manusia dalam jangka panjang . Telah disarankan oleh Lengnick -Hall dan Lengnick - Hall ( 1990) yang mendasari pemikiran ini dalam bisnis adalah konsep mencapai keunggulan kompetitif melalui HRM . Strategi HRM memberikan perspektif tentang cara di mana masalah penting atau faktor keberhasilan yang berhubungan dengan orang-orang dapat diatasi , dan keputusan-keputusan strategis yang dibuat yang berdampak besar dan jangka panjang pada perilaku dan keberhasilan organisasi . Tujuan mendasar dari HRM strategis adalah untuk menghasilkan kemampuan strategis dengan memastikan bahwa organisasi memiliki karyawan yang terampil , berkomitmen dan termotivasi dengan baik dibutuhkan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan . Tujuannya adalah untuk memberikan rasa arah dalam lingkungan yang sering bergejolak sehingga kebutuhan bisnis dari organisasi , dan kebutuhan individu dan kolektif karyawan dapat dipenuhi oleh pengembangan dan pelaksanaan kebijakan dan program SDM yang koheren dan praktis . Seperti Dyer dan Holder ( 1988) berkomentar bahwa HRM strategis harus memberikan ' kerangka pemersatu yang sekaligus luas , kontingensi dan integratif berbasis '. Ketika mempertimbangkan tujuan strategis HRM perlu mempertimbangkan bagaimana strategi HR akan mempertimbangkan kepentingan semua pemegang kepentingan dalam organisasi : karyawan pada umumnya serta pemilik dan manajemen . Dalam Storey (1989 ) istilah , ' HRM strategis lunak' akan menempatkan penekanan lebih besar pada aspek hubungan manusia dari orang-orang manajemen , menekankan pembangunan berkelanjutan , komunikasi , keterlibatan , keamanan kerja , kualitas kehidupan kerja dan keseimbangan kehidupan kerja . Pertimbangan etis akan menjadi penting .' HRM strategis Keras ' di sisi lain akan menekankan hasil yang akan diperoleh dengan berinvestasi pada sumber daya manusia demi kepentingan bisnis . Strategic HRM harus berusaha untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara elemen keras dan lunak . Semua organisasi ada untuk mencapai tujuan dan mereka harus memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya dan bahwa mereka menggunakannya secara efektif . Tapi mereka juga harus memperhitungkan pertimbangan manusia yang terkandung dalam konsep HRM strategis lembut . Dalam kata-kata Quinn Mills ( 1983) , mereka harus merencanakan dengan orang-orang dalam pikiran , dengan mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi semua anggota organisasi . Masalahnyaadalah bahwa pertimbangan keras dalam banyak bisnis masalah yang muncul pertama kali adalah, meninggalkan yang tidak bisa berkompetensi dibelakang . F. Strategic Management of International Management. Banyak perusahaan yang mengirimkan karyawan dan manajer luar negeri untuk menerapkan strategi global mereka dan untuk mengontrol atau mengkoordinasikan pegawai mereka yang sangat luas.Tapi mengirim manajer ke luar negeri sangatlah mahal. Hitam dan Gregersen menunjukkan bahwa biaya ekspatriat dua sampai tiga kali apa yang mereka capai selama dalam jabatanya. Selain itu, antara 10 dan 20 persen dari ekspatriat datang kembali sebelum akhir kontrak mereka dikarenakan mereka tidak bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan atau kehidupan di negara itu.Di antara mereka yang tinggal, posisi mereka di luar negeri, sepertiganya tidak memenuhi harapan atasan mereka.Manajer internasional merupakan sumber penting dan kompetitif bagi perusahaan multinasional, sumber daya yang perlu dikelola dan dikembangkan. G. Kesimpulan Sepanjang bab ini , kita telah mempelajari lima topik yang terkait dengan iHRM . Pertama , kami telah memeriksa empat pendekatan utama untuk mendapatkan petugas operasi di luar negeri : etnosentris , polisentris , geosentris , dan regiocentric. Kedua , kita telah meneliti alasan untuk menggunakan tugas internasional : posisi mengisi, berbagi dan mentransfer pengetahuan , mengembangkan karyawan , pengendalian dan koordinasi kegiatan internasional .Ketiga, kita dengan rinci menjelaskan kategori personil internasional : PCN , HCNs , dan TCNs , dan impatriates . Kami juga telah menyajikan berbagai jenis tugas internasional untuk PCN :expatriates , short time assigners , international commuters dan frequent flyers , global manger, dan high potentials . Keempat, kita menjelaskan langkahlangkah yang berbeda dari Waxin ( 2007) model manajemen strategis dari tugas internasional . Model ini terdiri dari delapan langkah : perencanaan strategis dan analisis pekerjaan , rekrutmen, seleksi , persiapan untuk mentransfer , penyesuaian lintas budaya dan dukungan organisasi , penilaian kinerja , kompensasi , dan repatriasi dan retensi. MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Internasional yang dibina oleh Drs. Kadarisman H., M. Si Oleh Kelompok 11 : Fadilla Azhari 135030300111016 Natasya Halida D. 135030301111041 Kidung Sekaringtias 135030301111042 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN BISNIS INTERNASIONAL 2013 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dewasa ini bisnis tidak hanya dilakukan secara nasional tetapi juga internasional. Salah satu komponen penting dalam bisnis internasional adalah manajemen operasi internasional. Manajemen operasi internasional merupakan kegiatan operasi yang jangkauannya luas. Manajemen operasi internasional fokus kepada proses produksi barang dan jasa yang berkaitan dengan perusahaan internasional. Manajemen operasi internasional sangat berpengaruh terhadap suatu perusahaan. Jika suatu manajemen operasi dalam suatu perusahaan itu baik, maka berkemungkinan menjadikan perusahaan tersebut berkembang atau bahkan mencapai kesuksesan. Sebaliknya pun demikian. Seorang manajer operasi harus memiliki kemampuan yang baik dalam bidang manajemen proyek dan juga memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang kemungkinan muncul. Seorang manajer operasi juga harus memiliki kemampuan untuk memperkirakan kemungkinan di masa yang akan datang. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan produksi dan operasi? 2. Apakah yang dimaksud dengan manajemen operasi? 3. Apa sajakah yang dilakukan manajer operasi? 4. Bagaimana manajemen opearasi di lingkup internasonal? 5. Bagaimana manajemen operasi yang baik dapat membantu perusahaan penerbangan yang belum sukses menjadi sukses? 6. Bagaimana aplikasi manajemen operasi? 7. Bagaimana manajemen proyek membantu operasi manajemen internasional? TUJUAN 1. Mengetahui yang dimaksud dengan produksi dan operasi. 2. Mengetahui yang dimaksud dengan manajemen operasi. 3. Mengetahui yang dilakukan manajer operasi. 4. Mengetahui bagaimana manajemen opearasi di lingkup internasonal. 5. Mengetahui bagaimana manajemen operasi yang baik dapat membantu perusahaan penerbangan yang belum sukses menjadi sukses. 6. Mengetahui bagaimana aplikasi manajemen operasi. 7. Mengetahui bagaimana manajemen proyek membantu operasi manajemen internasional. BAB II PEMBAHASAN 1. PRODUKSI DAN OPERASI Semua organisasi, dari perusahaan kecil hingga perusahaan multinasional, memiliki tujuan untuk dicapai. Biasanya tujuannya adalah menciptakan barang atau jasa yang akan bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dikonsumsi oleh konsumen. Operasi dapat didefinisikan sebagai proses yang mengubah sumber daya (input) menjadi barang atau jasa (output). Pengoprasian dilakukan keduanya, dalam hal ini organisasi-organisasi yang memproduksi barang dan organisasi-organisasi yang menawarkan jasa. Namun, dalam organisasiorganisasi yang tidak membuat produk-produk fisik, fungsi produksi mungkin kurang jelas sebagai hasil akhir karena tidak dapat dilihat dalam bentuk produk yang nyata. 2. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MANAJEMEN OPERASI? Penciptaan barang dan Jasa memerlukan pengubahan sumber daya menjadi barang atau jasa. Manajemen operasi termasuk yang bertanggung jawab untuk mengubah input ke output, yang mengubah sumber daya ke barang atau jasa. Dengan kata lain, manajemen operasi termasuk manajemen sistem atau proses yang membuat barang atau jasa untuk dikonsumsi masyarakat. Seperti semua organisasi yang melibatkan transformasi seperti menghasilkan output, pengelolaan transformasi ini adalah hal yang penting untuk setiap organisasi. Hal ini membuat fungsi operasional menjad salah satu fungsi yang paling penting dalam sebuah organisasi, terlepas dari jenis, ukuran, industri, atau negara. Manajemen operasi adalah salah satu dari empat fungsi dasar dalam sebuah organisasi. Selain manajemen operasi, fungsi dasar manajemen organisasi, termasuk permintaan manajemen, manajemen uang, dan desain manajemen. 3. APA SAJAKAH YANG DILAKUKAN MANAJER OPERASI? Pekerjaan manajer operasi bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya, sebagian besar karena jenis operasi yang dijalankan organisasi. Manajer operasi, seperti semua manajer lain, harus mampu melakukan fungsi-fungsi dasar manajemen yaitu planning, organizing, leading, dan controlling. Planning adalah tentang menetapkan tujuan, menetapkan strategi dan mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. Organizing adalah tentang menentukan tugas apa dan dilakukan oleh siapa. Leading termasuk memotivasi karyawan, mengarahkan kegiatan, memili komunikasi yang paling efektif dan menyelesaikan konflik. Controlling adalah proses pemantauan kinerja, membandingkannya dengan tujuan, dan mengoreksi penyimpangan. Manajer operasi harus mengikuti misi dan keseluruhan strategi yang organisasi mereka miliki. Berdasarkan hal ini, kemudian manajer operasi dapat menghasilkan rencana untuk fungsi operasi organisasi. Selain kemampuan teknis baik di bidang manajemen proyek dan perkiraan, manajer operasi juga harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan kemampuan untuk menyelesaikan konflik. Manajer operasi juga harus memiliki pengetahuan yang baik dari berbagai teori motivasi dan mempertahankan tenaga kerja yang sangat termotivasi. Fungsi controlling sangat penting dalam operasi, karena kelalaian atau kesalahan yang dibuat selama operasi apapun pasti akan mempengaruhi kualitas produk, baik barang atau jasa. Manajer operasi dapat melakukan kontrol baik serentak atau kontrol umpan balik, yang akan memungkinkan mereka untuk memberikan umpan balik kepada karyawan dan pasti akan menjadi pilihan yang lebih realistis dalam organisasi besar yang melakukan sejumlah besar operasi. Selain melakukan empat fungsi dasar planning, organizing, leading, dan controlling, manajer operasi juga harus membuat keputusan. Tergantung pada gaya manajemen mereka, manajer operasi mungkin melibatkan staf mereka dalam proses pengambilan keputusan, dalam upaya untuk menawarkan produk yang lebih baik kepada konsumen. Dalam fungsi manajemen, keputusan manajemen dapat dibagi menjadi dua Kategori: keputusan strategis dan operasional. Keputusan-keputusan strategis menyangkut pengembangan rencana jangka panjang (biasanya meliputi lima tahun periode), yang bertujuan untuk menempatkan organisasi dalam lingkungannya. Keputusan operasional menyangkut pengembangan rencana jangka pendek (kurang dari satu tahun), yang menentukan bagaimana organisasi sasaran akan tercapai. Strategi pengambilan keputusan yang digunakan manajemen operasional, adalah bagaimana manajer operasi menangani masalah tertentu, akan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut mungkin telah ditentukan untuk manager operasi oleh orang lain, atau bersamasama, atau sebagian besar oleh manajer operasi sendiri. Bagaimana manajer operasi menyelesaikan suatu masalah juga perlu membayangkan apa kemungkinannya. Yang, pada gilirannya, mungkin dipengaruhi oleh jenis organisasi dan sifat dari operasi yang dilakukan. Besarnya dua kendala akan memisahkan sebagian besar jangkauan yang manajer operasi perlu mengaplikasikan pilihan, yang merupakan 'kebebasan bergerak' mereka. Salah satu tanggung jawab utama manajer operasi adalah efisiensi transformasi sumber daya menjadi barang atau jasa. Dan efisiensi produksi barang atau jasa memerlukan aplikasi yang efektif dari metode dan peralatan manajemen operasi. Hal ini penting untuk membedakan antara menjadi efektif dan menjadi efisien. Menjadi efektif berarti melakukan hal yang benar (yaitu, menghasilkan produk yang tepat), sedangkan menjadi efisien berarti untuk melakukan hal yang benar menggunakan sumber daya minimal. Walaupun efisiensi dan efektivitas merupakan istilah yang berbeda, mereka saling terkait dan berhubungan erat. Sumber daya yang lebih efisien diubah menjadi barang atau jasa, organisasi menjadi lebih produktif dan ada nilai lebih pada barang atau jasa yang disediakan. Manajer operasi harus memastikan bahwa organisasi berhasil menggunakan apa yang mereka miliki secara produktif, yang memperoleh efek maksimum dari sumber daya mereka dan meminimalkan kerugian, penggunaan, atau limbah. Produktivitas dapat didefinisikan sebagai rasio output (barang atau jasa) dibagi dengan input (sumber daya seperti tenaga kerja atau bahan). Manajer operasi dapat meningkatkan produktivitas dalam dua cara : dengan mengurangi input dan menjaga output agar tetap sama atau dengan meningkatkan output dan menjaga konstan input Produktivitas terkait erat dengan kinerja. Kinerja menjelaskan bagaimana organisasi dalam hal waktu, biaya, kualitas dan fleksibilitas. Ketika ada kesenjangan antara yang sebenarnya dan tingkat kinerja yang diinginkan, manajer operasi perlu membuat perbaikan untuk mengatasi kesenjangan. 4. MANAJEMEN OPERASI DI LINGKUP INTERNASIONAL Dunia telah menjadi sebuah "global village" — suatu istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada produksi dan pemasaran barang dan jasa di seluruh dunia. Dunia memang terasa lebih kecil daripada sebelumnya. Lima puluh tahun yang lalu, sangat mahal dan memakan waktu bagi orang untuk bepergian ke luar negeri, sesuatu yang juga memiliki efek pada perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk melewati batas-batas negara asal mereka. Hari ini, jauh lebih mudah dan lebih cepat untuk orang yang pindah dari satu negara ke negara yang lain — sesuatu yang juga berlaku untuk manajer yang melakukan bisnis internasional. Kemajuan teknologi komputer dan khususnya World Wide Web (WWW) juga memiliki dampak penting pada organisasi, terutama pada bagaimana mereka melakukan operasi mereka. Sebelum ada Internet, orang harus ke bank untuk melaksanakan beberapa transaksi dasar, seperti transfer uang ke rekening tabungan atau pembayaran tagihan. Sekarang, orang dapat melakukan transaksi tersebut menggunakan Internet tanpa harus pergi ke bank. Globalisasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa orang-orang di seluruh dunia lebih terhubung satu sama lain daripada sebelumnya; informasi dan uang mengalir lebih cepat daripada sebelumnya; barang dan jasa yang diproduksi di satu bagian dunia yang semakin tersedia di semua bagian dunia; dan komunikasi internasional adalah hal yang biasa. Globalisasi memiliki dua komponen utama: globalisasi pasar dan globalisasi produksi. Keduanya mempengaruhi cara organisasi melakukan operasi mereka dan pekerjaan dari manajer operasi. Manajemen operasi adalah bidang yang dinamis, yang beradaptasi dengan era baru globalisasi dan perubahan ekonomi global. Dalam lingkungan baru ini, manajer operasi dihadapkan dengan tantangan sebagai berikut: 1. Global Focus. Pasar global telah membuat harga komunikasi dan transportasi menurun Tetapi pada saat yang sama, sumberdaya dalam bentuk bahan, bakat, dan tenaga kerja juga telah menjadi global. Manajer operasi menanggapinya dengan inovasi. 2. Just-in-time performance. Sumber daya keuangan yang sangat banyak digunakan untuk menginventarisasi, sehingga membuatnya mahal. 3. Supply-chain partnering. Siklus hidup produk lebih pendek, serta perubahan yang cepat dalam bahan dan proses teknologi, sehingga memerlukan partisipasi lebih oleh pemasok. 4. Rapid product development. Cepatnya komunikasi internasional dari berita, hiburan dan gaya hidup secara dramatis terpisah dengan rentang hidup barang. 5. Mass customization. Perbedaan budaya yang diperparah oleh perbedaan individu, dalam dunia dimana konsumen semakin sadar mengenai pilihan. 6. Empowered employees. Kemajuan pengetahuan dan tempat kerja yang lebih teknis telah digabungkan untuk mendapatkan lebih banyak kompetensi di tempat kerja. 7. Environmently sensitive production. Manajer operasi melanjutkan perjuangan untuk meningkatkan produktivitas dengan merancang produk dan proses yang ramah lingkungan. 5. MANAJEMEN OPERASI EASYJET AIRLINES EasyJet merupakan sebuah maskapai Inggris yang bertarif rendah yang berbasis di sebelah tenggara Inggris. EasyJet didirikan pada pertengahan tahun 1990 oleh Stelios Haji-Ioannou, pengusaha Yunani muda yang sampai saat itu tidak memiliki kemampuan yang cukup di bidang industri penerbangan. Stelios mengambil ide dari Southwest Airlines — maskapai Amerika yang bertarif rendah yang terbang lebih dari 70 juta penumpang per tahun ke 60 kota di Amerika Serikat. Dia berpikir bahwa membuat sebuah maskapai penerbangan yang dapat menawarkan tarif rendah untuk pelanggan akan menjadi usaha yang sukses di Eropa. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan membawa ide-ide baru, bagaimana perusahaan akan melakukan operasi internasional. Rute pertama Easyjetadalah antara London dan Scotland (Edinburgh dan Glasgow). Perusahaan ini berbasis di bandara Luton, alternatif yang jauh lebih murah daripada Bandara Heathrow. Untuk mengurangi biaya, perusahaan tidak menggunakan agen perjalanan tapi menawarkan jasa langsung ke pelanggan. Pelanggan dapat memperoleh informasi dan memesan tiket mereka dengan menelepon perusahaan pusat menggunakan nomor nasional. Tergantung pada dari mana panggilan itu berasal, akan dijawab oleh seorang agen reservasi dwibahasa tertentu yang menyapa pelanggan dan melaksanakan semua percakapan dalam bahasa negara yang menelepon tersebut (kecuali, tentu saja, pelanggan memulai percakapan dalam bahasa Inggris). EasyJet telah membuat sebuah situs web yang akan mewakili perusahaan. Menjual tiket di Internet sekarang telah menjadi pilihan yang disukai oleh banyak orang, karena perusahaan bertujuan untuk secara bertahap mengurangi keterlibatan agen pemesanan, dengan menjual tiket melalui telepon dan meningkatkan kinerja customer service mereka. Untuk mendorong pelanggan untuk membeli tiket mereka di Internet, perusahaan menawarkan diskon untuk semua kursi yang dibeli secara elektronik. Cara Easyjet melakukan operasi telah membantu perusahaan menjaga biaya turun dan menawarkan penghematan besar kepada pelanggan. Meskipun perusahaan menghadapi persaingan yang kuat dari British Airways, serta dari maskapai bertarif rendah lainya yang telah mengikuti model Easyjet. Sekarang salah satu maskapai penerbangan bertarif rendah yang paling sukses di Eropa yang menawarkan rute 222 seluruh 67 Bandara utama di Eropa. Cara yang dilakukan perusahaan adalah melakukan operasi internasional untuk membantu agar EasyJet teatp bertahan dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan bertahan pada masa-masa yang sulit untuk industri penerbangan. 6. APLIKASI MANAJEMEN OPERASI Organisasi yang terlibat dalam bisnis internasional menghadapi banyak kompetisi yang lebih besar dan tantangan yang jauh lebih besar daripada yang beroperasi dalam batas-batas nasional mereka. Manajemen yang baik dari operasi internasional memerlukan manajer dengan analisa yang baik dan pemahaman yang baik tentang metode kuantitatif. Metode tersebut dapat membantu manajer operasi dalam pengambilan keputusan dan memecahkan masalah. Forecasting / Prediksi Prediksi berkaitan dengan membuat perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Meramalkan masa depan adalah kegiatan penting yang sering dilakukan manajer operasi untuk melaksanakan sesuatu, karena dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik dan mengendalikan beberapa ketidakpastian yang masa depan. Hal ini terjadi terutama ketika perusahaan melakukan operasi di luar batas negara. Terlepas dari industri atau apakah perusahaan adalah manufaktur, grosir, pengecer atau penyedia jasa, prediksi membantu organisasi mengidentifikasi peluang pasar dengan efektif, meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi investasi persediaan, menghilangkan produk usang, meningkatkan distribusi operasi, dan jadwal produksi yang lebih efisien. Berikut adalah beberapa hal yang mempengaruhi pengelolaan operasi dalam suatu organisasi di mana forecasting memainkan peran penting: 1. Scheduling. Penggunaan sumber daya yang efisien mengharuskan untuk menjadwalkan produksi, transportasi, uang tunai, karyawan dan sebagainya. 2. Acquiring resources. Waktu untuk memperoleh bahan baku, mempekerjakan karyawan atau membeli mesin dan peralatan dapat bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa tahun. Forecasting diperlukan untuk menentukan kebutuhan sumber daya masa depan. 3. Determining resource requirements. Semua organisasi harus menentukan sumber daya apa yang ingin mereka miliki dalam jangka panjang. Perencana dapat menggunakan metode prediksi untuk memperkirakan hasil dari rencana alternatif. Jika hasil prediksi tidak memuaskan, mereka dapat merevisi rencana dan mendapatkan perkiraan baru, dan kemudian mengulangi proses ini sampai hasil prediksi memuaskan. Mereka kemudian dapat menerapkan dan memonitor hasil yang aktual untuk digunakan dalam perencanaan periode berikutnya. Meskipun proses ini mungkin tampak jelas, dalam praktek banyak organisasi merevisi prediksi mereka tetapi tidak merevisi rencana mereka, percaya bahwa mengubah perkiraan akan mengubah perilaku. Prediksi dapat digunakan dalam manajemen operasi untuk mengambil keputusan jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya, memprediksi permintaan produk tertentu selama enam bulan berikutnya akan menjadi prediksi jangka pendek, sedangkan memprediksi tingkat pengangguran dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi permintaan tenaga kerja selama lima tahun ke depan akan menjadi prediksi jangka panjang. Berdasarkan waktunya, prediksi dibagi menjadi: jangka pendek (hingga satu tahun ke depan) jangka menengah (dari satu sampai tiga tahun ke depan) jangka panjang (untuk lebih dari tiga tahun ke depan). Klasifikasi utama metode prediksi adalah statistik dan menghakimi. Metode prediksi statistik didasarkan pada pengukuran. Dengan kata lain, mereka menggunakan data yang ada atau dapat diperoleh melalui eksperimen. Metode prediksi menghakimi, berdasarkan pada penilaian pribadi dan/atau pendapat ahli. Karena metode ini tidak menggunakan data numerik, mereka sangat subjektif. Pada umumnya, metode peramalan menghakimi lebih digunakan untuk prediksi jangka panjang, sedangkan metode prediksi statistik lebih digunakan untuk prediksi pendek dan menengah. Ketika memprediksi harus diingat bahwa masa depan adalah dengan definisi yang tak terduga. Tidak ada metode prediksi yang dapat menjamin bahwa hal itu akan menghasilkan perkiraan yang sangat akurat. Exponential smoothing Exponential smoothing adalah serangkaian waktu dalam metode prediksi yang meratakan fluktuasi data yang acak. Exponential Smoothing adalah prediksi rata-rata dari pendekatan yang hanya membutuhkan tiga data : prediksi yang paling baru, nilai yang aktual pada periode waktu tertentu, dan nilai smoothing constant. 7. MANAJEMEN PROYEK Keberhasilan sebuah organisasi sangat bergantung pada proyek-proyek yang selesai tepat waktu dan sesuai anggaran. Manajemen proyek berkaitan dengan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek yang terdiri dari berbagai tugas atau kegiatan yang dilakukan oleh berbagai departemen atau individu dan menggunakan sumber daya yang berbeda. Ada contoh dari beberapa teknik yang dapat digunakan untuk merencanakan, menjadwal, dan mengontrol proyek-proyek. Dua teknik yang paling terkenal adalah Project Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM). PERT dirancang untuk menangani ketidakpastian yang ada dalam memprediksi waktu yang diperlukan untuk membandingkan berbagai kegiatan proyek, sementara CPM diasumsikan bahwa waktu dan biaya diketahui dengan pasti. Manajer operasi cenderung menggunakan kombinasi dari PERT dan CPM dan hal ini telah menghasilkan sebuah teknik baru yang PERT CPM. Teknik PERT CPM adalah alat deskriptif, yang menentukan waktu penyelesaian proyek dan mengidentifikasi kegiatan yang sangat penting untuk selesai tepat waktu. Dengan informasi ini, manajer operasi dapat bekerja ke arah menyelesaikan proyek tepat waktu dan sesuai anggaran. Teknik PERT CPM menggunakan jaringan sederhana untuk mewakili kegiatan yang berlangsung di sebuah proyek, serta bagaimana kegiatan ini saling berhubungan. BAB III KESIMPULAN Manajemen operasi termasuk semua mekanismenya bertanggung jawab untuk mengubah input ke output, yang mengubah sumber daya ke barang atau jasa. Dengan kata lain, operasi manajemen melibatkan manajemen sistem atau proses yang membuat barang atau jasa yang dikonsumsi masyarakat. Kemajuan dalam teknologi komputer dan khususnya World Wide Web (WWW) yang mempunyai dampak penting pada organisasi dan khususnya bagaimana mereka melakukan operasi mereka. Era baru globalisasi dan pasar global yang berkembang membawa peluang baru serta ancaman terhadap semua organisasi yang melakukan bisnis yang melintasi perbatasan nasional. Organisasi yang terlibat dalam bisnis internasional menghadapi banyak kompetisi yang lebih besar dan tantangan yang jauh lebih besar daripada yang beroperasi dalam batas-batas nasional mereka. Manajemen yang baik dari operasi internasional memerlukan manajer dengan kemampuan yang baik dalam planning, organizing, leading, dan controlling. DAFTAR PUSTAKA I. Katsioloudes, Marios dan Hadjidakis, Spyros. 2007. International Business : a global perspective. Amsterdam: Elsevier PRESPEKTIF GLOBAL INDONESIA DALAM BISNIS INTERNASIONAL Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Internasional Oleh Kelompok 12 NUGRAHANTI KHAIRANI A. 135030300111019 MISA FAJARI R. 135030301111021 DIAH PUSPA INDAH 135030301111040 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN BISNIS INTERNASIONAL November 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam perspektif global sering diartikan sebagai perkembangan era sebagai jaman modern. Globalisasi memiliki makna yang sangat luas. Globalisasi dapat mencakup segala aspek, mulai dari politik, hubungan internasional, ekonomi, perdagangan, hingga bisa mencakup hubungan politik internasional, perdagangan, ekonomi, komunikasi, sampai badan intelijen. Dewasa ini, eksistensi globalisasi memberikan pengaruh begitu besar terhadap dunia internasional. Melalui perkembangan teknologi komunikasi elektronik, menjadikan dunia dapat dijangkau dari jarak yang jauh dalam waktu yang singkat. Yang pada akhirnya memberikan efek yang mempengaruhi politik, ekonomi, dan organisasi sosial. Dengan adanya globalisasii dengan perspektif global, maka semua yang terjadi di belahan dunia lain dapat kita ketahui dengan baik. Dengan bantuan media seperti VOA (Voice Of America) Indonesia, misalnya, mempermudah semua berita-berita yang terjadi di wilayah Amerika diketahui oleh masyarakat yang ada di negara Indonesia. VOA didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita yang tepat, jujur dan bisa diandalkan. Bukan hanya kemampuan VOA dalam era globalisasi, situs Google pun menjadi salah satu sarana yang patut diperhitungkan. Google memudahkan seluruh masyarakat untuk mengakses informasi, pengetahuan, dan bahkan bisnis dengan hanya sekali klik. Internet memberikan kemudahan dan keuntungan yang besar bagi penikmat berita baik nasional maupun internasional. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pekembangan ekspor impor di Indonesia dan perkembangan modal? 2. Apa yang dimaksud dengan regulasi dalam perdagangan? 3 .Apa potensi-potensi yang ada dalam Bisnis Internasional? 4. Bagaimana proses eReadness memasuki Bisnis Internasional? BAB II BAB II PEMBAHASAN Perkembangan Internasional 2012:IV Kinerja Perdagangan Internasional Indonesia kembali memburuk di bulan Oktober 2012, ditunjukkan oleh nilai ekspor yang menurun 1,45% menjadi USD 15.667,3 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Menurunnya nilai ekspor terutama disebabkan oleh penurunan nilai ekspor nonmigas sebesar 3,42% pada bulan Oktober 2012 dibandingkan dengan September 2012. Baik secara bulanan maupun secara year to date (Januari-Oktober 2012) ekspor Indonesia mengalami penurunan. Nilai total ekspor Indonesia selama Januari-Oktober 2012 mencapai USD 158.664,3 juta, turun 6,62% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang mencapai USD 169.183,5 juta. Hal ini menunjukkan bahwa pelemahan perekonomian global masih memukul ekspor Indonesia. Sementara itu, nilai impor Indonesia mencapai USD 17.214,3 juta pada Oktober 2012, meningkat 12,16% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya nilai impor nonmigas sebesar 11,1% dan migas sebesar 3,53%. Perkembangan yang terjadi pada nilai ekspor dan impor menyebabkan Neraca Perdagangan Indonesia defisit USD 1.547 juta di bulan Oktober 2012. Neraca perdagangan Januari-Oktober 2012 Indonesia secara kumulatif mengalami defisit sebesar USD 516,17 juta. Nilai ekspor migas di bulan Oktober 2012 mencapai USD 2.988,6 juta, naik 7,87% dari USD 2.770,5 juta pada September 2012. Peningkatan nilai ekspor minyak sebesar 31,09%, gas sebesar 7,84% dan minyak mentah sebesar 0,8% dari bulan September ke Oktober 2012 mendorong peningkatan nilai ekspor migas. Namun demikian nilai ekspor migas sejak Januari-Oktober 2012 masih tergolong lemah karena turun 8,23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu nilai impor migas Indonesia mengalami kenaikan 11,48%, dari USD 3.443 juta pada September 2012 menjadi USD 3.838,1 juta pada Oktober 2012. Peningkatan nilai impor minyak mentah sebesar 37,86% dan impor gas sebesar 10,01% pada bulan Oktober 2012 menjadi faktor utama peningkatan impor migas Indonesia. Neraca perdagangan migas defisit sebesar USD 849,50 juta pada bulan Oktober 2012. Secara kumulatif neraca perdagangan migas defisit sebesar USD 3.159,26 juta dari Januari-Oktober 2012. Neraca Perdagangan nonmigas kembali melemah pada Oktober 2012 dengan defisit USD 697,5 juta setelah surplus USD 1.222,07 juta pada September 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai ekspor nonmigas sebesar 3,42% dari USD 13.127,6 juta pada September 2012 menjadi USD 12.678,7 juta pada Oktober 2012. Penurunan ekspor nonmigas berdasarkan sektor (Januari-Oktober 2012) disebabkan oleh penurunan ekspor Sektor Industri sebesar 5,30% serta pertambangan dan lainnya sebesar 9,53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian nilai ekspor yang masih tumbuh adalah produk pertanian yang meningkat 10,54% pada Januari-Oktober 2012 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, nilai impor nonmigas Indonesia mengalami peningkatan dari USD 11.905,6 juta pada September 2012 menjadi USD 13.376,2 juta pada Oktober 2012. Nilai ekspor nonmigas JanuariOktober 2012 hanya sebesar USD 127.032,92 juta, turun 5,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan nilai impor nonmigas pada Oktober 2012 secara umum didominasi oleh impor bahan baku dari beberapa negara mitra dagang utama seperti Cina dan Jepang yang tumbuh 12,05% dibandingkan September 2012. Impor bahan baku selama Januari-Oktober 2012 berkontribusi sebesar 73,04% dari total impor Indonesia. Defisit transaksi berjalan menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat. Penurunan defisit transaksi berjalan dari USD 7.687 juta pada kuartal II tahun 2012 menjadi USD 5.336 juta di kuartal III tahun 2012, sebagian besar didorong oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang yang tercatat surplus USD 817 juta pada kuartal II tahun 2012 menjadi surplus USD 3.039 juta di kuartal III tahun 2012, seiring dengan penurunan impor. Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2011, kinerja transaksi berjalan Indonesia kuartal III tahun 2012 mengalami penurunan tajam. Pada kuartal III tahun 2012, transaksi berjalan Indonesia defisit USD 5.336 juta, padahal pada kuartal III tahun 2011 tercatat surplus USD 766 juta. Keadaan transaksi modal dan finansial Indonesia semakin membaik di kuartal III 2012. Surplus transaksi modal dan finansial meningkat dari USD5.054 juta di kuartal II tahun 2012 menjadi USD 5.960 juta di kuartal III tahun 2012. Dibandingkan dengan kuartal III tahun 2011, transaksi modal dan finansial Indonesia juga mengalami peningkatan yang tajam pada kuartal III tahun 2012. Transaksi modal dan finansial Indonesia yang semula defisit USD 3.293 juta pada kuartal III tahun 2011 meningkat menjadi surplus USD 5.959 juta pada kuartal III tahun 2012. Surplus transaksi modal dan finansial ditopang oleh kenaikan investasi langsung dan investasi portfolio. Kenaikan surplus Investasi langsung yang semula USD 2,119 juta pada kuartal III tahun 2011, meningkat menjadi USD 3,583 juta pada kuartal III tahun 2012, sedangkan investasi portfolio yang semula defisit USD 4.649 juta meningkat menjadi surplus USD 3.846 juta. Derasnya aliran masuk dana asing ini mencerminkan sentimen positif perekonomian domestik. Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal III 2012 surplus USD 834 juta, setelah pada kuartal III tahun 2011 mengalami defisit. Surplus neraca pembayaran ditopang oleh menurunnya defisit nilai transaksi berjalan serta meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Nilai transaksi berjalan pada kuartal III 2012 tercatat defisit USD 5.336 juta, turun jika dibandingkan kuartal II 2012 dengan defisit USD 7.687 juta. Membaiknya transaksi berjalan didukung oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang pada kuartal III. Demikian juga pada kuartal III 2012, surplus transaksi modal dan finansial mengalami peningkatan sebesar 17,92% jika dibandingkan dengan kuartal II 2012. Surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2012 tercatat sebesar USD 5.960 juta. Membaiknya surplus neraca pembayaran mendorong peningkatan cadangan devisa pada akhir September menjadi sebesar USD 110.172 juta. Potensi-Potensi dalam Bisnis Internasional Perdagangan internasional sebagai salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis, dalam dekade terakhir ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, ditengah semakin meningkatnya perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis internasional. Fenomena ini dapat dicermati dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antarnegara, serta berkembangnya kegiatan bisnis melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual serta berbagai jenis perdagangan internasional lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi dunia juga telah mengalami beberapa perubahan besar, dengan terciptanya pasar dunia, hampir semua perekonomian dunia cenderung untuk membangun hubungan lebih dan lebih saling bergantung satu sama lain. Pada awal abad ke-21 kita menyaksikan munculnya ekonomi baru dunia sebagai pasar global sebagai “buah” dari perdagangan internasional. Perdagangan internasional telah men “drive” perdagangan dalam negeri untuk bertransformasi menjadi perdagangan global, di mana seluruh dunia adalah pasar global, globalisasi berarti bahwa arus barang, jasa, modal, teknologi dan orang menyebar di seluruh dunia, Unsur inti dari globalisasi adalah ekspansi perdagangan dunia melalui penghapusan atau pengurangan hambatan perdagangan, seperti tarif impor. Ekonomi "globalisasi" sebagai hasil dari perdagangan internasional adalah proses sejarah, hasil dari inovasi manusia dan kemajuan teknologi. Hal ini mengacu pada peningkatan integrasi ekonomi seluruh dunia, terutama melalui pergerakan barang, jasa, dan modal lintas batas. Istilah ini kadangkadang juga mengacu pada pergerakan manusia (tenaga kerja) dan pengetahuan (teknologi) melintasi perbatasan internasional. Dalam perkembangan historis, perdagangan internasional pada awalnya dimotori oleh munculnya kebebasan dalam melaksanakan perdagangan antar negara, yang termotivasi oleh paham atau teori yang dikemukakan Adam Smith dalam bukunya berjudul “The Wealth of Nations”,dengan ”Teori Pasar Bebas”, premis dasar yang dibangun bahwa kesejahteraan masyarakat suatu negara justru akan semakin meningkat, jika perdagangan internasional dilakukan dalam pasar bebas dan intervensi pemerintah dilakukan seminimal mungkin. Menurut teori ini, suatu negara yang mempunyai keunggulan absolut relatif terhadap negara mitra dagangnya dalam memproduksi barang atau komoditi tentu, akan mengekspor komoditi tersebut ke negara mitra yang tidak memiliki keungulan absolut (absolut disadventage). Demikian pula sebaliknya, sehingga dalam sistem perdagangan bebas, di antara negara-negara mitra dagang tersebut akan memiliki nilai ekspor yang sama dengan nilai impornya. Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan internasional, sejatinya telah lama dilakukan oleh Suku Bugis, hal ini dinyatakan oleh PH.O.L.Tobing dalam Huala Adolf, bahwa bangsa Indonesia telah mengenal perdagangan Internasional sejak abat ke 17. Salah satunya adalah Amanna Gappa, kepala suku Bugis yang sadar akan pentingnya dagang (dan pelayaran) bagi kesejahteraan sukunya. Keunggulan suku Bugis dalam berlayar yang hanya menggunakan perahu-perahu Bugis yang kecil telah mengarungi lautan luas hingga ke Malaya (sekarang menjadi wilayah Singapura dan Malaysia) Dalam perkembangan yang lebih terkini, perdagangan internasional sebagai konsekuensi dari globalisasi, tampaknya semakin menjadi pusat perhatian dunia, kepentingan penetrasi pasar semakin membutuhkan “space” yang semakin melebar dari teritori suatu negara, hubungan dalam kerangka yang saling menguntungkan, menjadi pokok bahasan dalam berbagai forum kerja sama, baik bilateral, regional maupun multilateral seperti pertemuan APEC, WTO pada 2013 di Indonesia nanti. Berbagai kontraversi tentang manfaat liberalisasi perdagangan terus menjadi diskursus global, sebagian kalangan memandang liberalisasi perdagangan secara negatif, liberalisasi perdagangan dianggap turut berperan dalam menciptakan ketimpangan global (global inequality), hanya membawamanfaat bagi negara-negara yang terhitung maju ekonomi, teknologi dan produksi yang bervariasi (negara core areas), sebaliknya menjadi malapetaka bagi negara-negara ekonomi terbatas, teknologi minim dan produksi yang sederhana (negara peripheral areas) . Disisi lain kelompok positif memandang perdagangan internasional akan memberikan manfaat atau keuntungan yang diperoleh masing-masing negara yang terlibat di dalamnya, manfaat yang dapat dipetik antara lain meningkatnya kualitas konsumsi, mendatangkan devisa bagi negara, membuka kesempatan kerja, menstabilkan harga-harga dan mempercepat transfer teknologi. WTO dan Peluang bagi Indonesia Terlepas dari berbagai kontroversi terkait masa depan liberalisasi perdagangan, pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi terhadap ketentuan WTO, dengan keluarnya UU.No. 7 Tahun 1994 tentang Persetujuan berdirinya World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia sebagai satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Dalam WTO tersebut secara lebih rinci mengatur tentang sistem perdagangan multilateral sebagai suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional, hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun ditandatangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan. Dengan diratifikasi persetujuan berdirinya WTO tersebut, artinya Indonesia telah resmi menerima kesepakatan WTO, sebagai tindak lanjutnya Pemerintah Indonesia telah pula mengeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pengaturan perdagangan internasional antara lain, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan dan Tindakan Pengamanan Perdagangan. Keberadaan peraturan perundang-undangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan ekonomi, khususnya di dalam sektor-sektor industri, pertanian dan perdagangan. Undangundang ini diharapkan dapat mendukung upaya Indonesia dalam mengembangkan perdagangan luar negeri, terutama ekspor non migas, yang merupakanpendukung utama pembangunan perekonomian nasional. Melalui keanggotaannya di WTO, diharapkan peran Indonesia dalam mendorong perwujudan tatanan baru di bidang perdagangan internasional dapat terus ditingkatkan, sehingga nilai tambah ekonomi dari perdagangan internasional membawa manfaat nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Pemetaan peluang dan tantangan perdagangan internasional perlu terus dilakukan sebagai strategi fundamental dalam menyikapi perkembangan konstelasi perdagangan internasional, agar dapat ditransformasikan bagi kejayaan ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dicermati melalui telaah atas kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Semester I tahun 2013, yang mengindikasikan perlunya dilakukan diversifikasi pasar ekspor, mengingat masih terbatasnya pasar ekspor Indonesia, yakni Jepang, China, dan Singapura dengan nilai masing-masing sebesar 14,1 miliar dollar AS; 10,8 miliar dollar AS dan 8,4 miliar dollar AS. Disamping itu beberapa produk manufaktur perlu terus ditingkatkan kinerjanya, saat ini produk manufaktur memberikan kontribusi peningkatan ekspor yang signifikan, antara lain kapal laut meningkat 542,8 juta dollar AS, naik 294,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Produk alas kaki ekspornya meningkat sebesar 176,8 juta dollar AS (naik 9,9%), dan ekspor pakaian jadi naik sebesar 74,9 juta dollar AS (3,9%). Diluar produk manufaktur, Indonesia memiliki potensi yang sangat potensial untuk dapat ditransformasi menjadi nilai tambah bagi kemajuan ekonomi Indonesia, diantaranya melalui akselerasi hilirisasi industri yang tengah gencar-gencarnya diupayakan pemerintah RI, hal ini didasari keyakinan akan besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, sehingga perlu diolah, tidak hanya berorientasi ekspor bahan mentah, sehingga memiliki nilai tambah ekonomi. Kemajuan ekonomi Indonesia di masa depan akan sangat bergantung kepada kemajuan industri nasional, pengembangan industri harus diarahkan pada basis kemampuan sumber daya manusia termasuk penguasaan teknologi, inovasi dan kreativitas. Oleh karena itu dukungan dari berbagai pihak perlu terus ditingkatkan dalam menyukseskan hilirisasi terhadap industri berbasis agro (CPO, kakao, karet, rotan), industri berbasis sumber daya mineral (besi, aluminium, nikel, tembaga) dan industri berbasis migas (petrokimia), serta pengembangan industri berbasis sumber daya manusia dan teknologi, sehingga produk-produk Indonesia bisa menguasai pasar global. Peluang di bidang kelautan dan perikanan juga perlu dioptimalkan penanganannya untuk dapat bersaing dalam perdagangan internasional, di pasar internasional, Indonesia merupakan produsen South Sea Pearls SSP terbesar, memasok 43 persen untuk pasar dunia dan bersaing dengan produk dari Australia, Philipina, Myanmar dan Malaysian. Dengan demikian, perlu dukungan semua pihak dalam peningkatan kualitas mutiara komoditas unggulan sektor kelautan dan perikanan, yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek cerah. Peluang bidang kelautan dan perikanan lainnya dapat digenjot dari komoditi udang melalui revitalisasi tambak-tambak udang sebagai alternatif strategi penetrasi pasar internasional, melihat potensi yang dimiliki Indonesia, data menunjukkan pada 2012 tercatat angka ekspor udang Indonesia ke AS sebesar 71 ribu ton dengan nilai 634 juta dollar AS. AS merupakan negara tujuan ekspor udang Indonesia yang mencapai 38 % dari total ekspor perikanan, dengan prediksi merosotnya produksi udang Thailand tahun ini karena EMS, udang Indonesia seyogyanya bisa ambil alih pasar AS. Di bidang pariwisata angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) yang dikeluarkan WTO, yakni 1,046 miliar orang pada 2010 dan menjadi 1,602 miliar orang pada 2020, diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik.Jumlah wisatawan tersebut diperkirakan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar 2 triliun dollar AS pada 2020. Tak berlebihan kalau sejumlah ekonom mengkategorikan pariwisata sebagai kelompok industri terbesar dunia (the world’s largest industry), bagi Indonesia hal ini menjadi peluang emas yang harus dimanfaatkan mengingat kekhasan budaya dan kekayaan alam menjadi nilai jual tersendiri yang tidak dimiliki negara lain. Berbagai peluang ekonomi tersebut di atas seyogyanya dapat kita manfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam perdagangan internasional, dengan dukungan peningkatan nilai tambah dan kemampuan dalam diplomasi ekonomi sebagai suatu keniscayaan, liberalisasi tidak dapat kita hindari dan kita hentikan. Namun, gerak laju liberalisasi dapat kita imbangi bila kita dapat mengambil sejumlah manfaat darinya. Untuk itu dukungan dari berbagai pihak perlu terus ditingkatkan dalam menyukseskan agenda besar pemerintah RI dalam memperbaiki iklim investasi, mengembangkan produk unggulan, peningkatan daya saing produk barang dan jasa serta berbagai upaya peningkatan kualitas faktor-faktor pendukung daya saing Indonesia sesuai dengan arah pengembangan kebijakan perdagangan internasional. Penerapan Indonesia Incorporatedsebagai sinergi dari semua pihak untuk mencapai satu tujuan, serta perbaikan infrastruktur hukum yang mendukung perdagangan internasional dan capacity building penegak hukum mengenai perdagangan internasional menjadi pekerjaan besar kita bersamaguna didorong percepatan capainnya sebagai prasyarat memenangkan kompetisi di pasar global. Perbaikan koodinasi antar institusi dan kemitraan Indonesia dengan pelaku bisnis dan pihak terkait lainnya perlu terus kita upayakan sehingga perannya dapat optimal dalam melakukan negoisasi perundingan kerja sama perdagangan internasional (trade negotiation), dan memenangkan persengketaan (dispute) perdagangan internasional. Kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan dalam dekade akhir ini diproyeksikan akan menciptakan ketimpangan antar, intranegara dan kebijakan non-tarif serta domestik dari berbagai negara diperkirakan kian meningkat sebagai “proteksi” terhadap ekonomi dalam negerinya, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk mensiasatinya. Momentum Konferensi Tingkat Menteri WTO pada akhir Desember 2013 di Bali nanti, diharapkan dapat semakin mendorong berkembangkan perdagangan internasional dalam semangat nilai-nilai non-diskrimintif, adil, inklusif, dan peduli dengan paradigma pembangunan yang memihak kepentingan seluruh negara anggota dan tentunya memberi manfaat nyata bagi peningkatan perekonomian Indonesia Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual. Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai. Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya. Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut. Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun berikutnya. Tahap-tahap dalam Memasuki Bisnis Internasional Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Dalam memasuki bisnis internasional ada beberapa yaitu: 1. Ekspor Insidentil Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian ada yang membeli barang-barang kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu. 2. Ekspor Aktif (Purchasing) Tahap terdahulu dan dapat berkembang terus kemudian adanya hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu, bahkan transaksi yang semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai dengan semakin berkembangnya jumlah dan jenis komoditi perdagangan Internasional. Pada tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif melaksanakan manajemen atas transaksi itu. 3. Penjualan Lisensi Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut. 4. Franchising Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai Franchisee dan perusahaan pemberi disebut sebagai Franchisor. Pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya bidang kuliner (makanan). Contohnya KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken (CFC), Hoka Bento, Hanamasa, dan sebagainya. Contoh Franchise dari Indonesia adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, dan sebagainyaKebaikanyangantaralain: a. Manajemen sistem yang sudah teruji. b. Memiliki nama yang sudah terkenal. c. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian. Sebaliknya bentuk ini juga memiliki kejelekan yaitu : a. Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise b. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor c. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan akan timbul anggapan bahwa bentuk franchise yang lain juga tidak baik. 5. Pemasaran di Luar Negeri (Active Marketing) Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif. 6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”. Tahap ini juga disebut sebagai “Total International Business”. Bentuk inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut. Kesimpulan Seluruh bab ini, kita pelajari empat yang topik yang terkait dengan Prespektif Global dalam Bisnis Internasional. Untuk tujuan pendidikan, perspektif global bertujuan untuk mensosialisasikan sekelompok orang sehingga unsur-unsur dalam perspektif global itu dapat dipahami oleh kelompok orang tersebut. Dalam pengertian ini, perspektif global merupakan suatu variabel yang dimiliki oleh penduduk tertentu dengan ciri-ciri tertentu menurut kapasitas, kecenderungan, dan sikap anggota kelompok tersebut. Walaupun variabel perspektif global itu telah sampai pada suatu kelompok tersebut, namun tidak berarti setiap anggota akan memiliki perspektif global yang sama. Agar perspektif global dapat sampai dan dimiliki oleh setiap anggota kelompok tertentu umumnya oleh setiap warga negara, maka peran lembaga pendidikan menempati posisi yang sangat strategis. Dalam hal ini, peran guru di sekolah perlu mempersiapkan diri untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengajar: (1) mengapresiasi perbedaan dan persamaan budaya termasuk caracara mengajar keragaman dan kesadaran akan perspektif, (2) dunia sebagai suatu system dan konsep saling ketergantungan dan saling terkait; dan (3) bagaimana keberadaan siswa yang ada pada suatu tempat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan orang dan organisasi global di seluruh dunia DAFTAR PUSTAKA http://www.setkab.go.id/artikel-9931-.html http://candygloria.wordpress.com/2010/12/15/bisnis-internasional/ DOING BUSINESS IN INDUSTRIALIZED COUNTRY Assignment Made to fullfill the task in Introduction of International Business that guide by Mr. Kadarisman Novaldi Nur R.P Mu’adz Shidqi Giovanni Tamara M. By (135030301111030) (135030301111025) (135030301111041) (135030301111020) Brawijaya University Faculty of Administration International Business November 2013 CHAPTER 1 INTRODUCTION Background in this era, Industrialized country seems improve a developing country to move toward for the better future.Manydeveloping countriesare increasing theproductivity ofthe country tobe able todominatethe global market.This led toa lot ofnew businesses popping upin order to achievethe idealstodominatein theglobalmarket. And the globalization took a very big place regarding of the trade in the market. We are the youth need to know what is Industrialize country and what to do regarding this kind of case. And through this implementation we might know how to make a business in a Industrialize country. And further so, we can prepared and anticipate this kind of even, and make it a whole lot of money from just doing business. Problem Formulation Based onthe description aboveproblemscan be formulatedas follows: 1. What is the role of Industrialize country regarding the business environtment? 2. Are the labor force have it role in economic factor? 3. What is political, legal, and regulatory force in business? Purpose ofDiscussion Discussion ofthe materialis intended that: 1. Know the role of Industrialize country regarding the business environtment 2. The importanceof labour force in economic factor 3. Understand what is political, legal and regulatory force in business Discussion Benefits 1. Expected that the communityin generalandstudents in particularcan enhancetheir understanding ofthe importance of being anentrepreneur 2. Expected that the communityin generalandstudents in particularcan enhancetheir understanding ofthe regulation, legal, and political environtment of business CHAPTER 2 DISCUSSION Introduction—About the Industrialized Countries The challenge of competing in the business arena of the industrialized countriesis unparalleled, and matched only by the satisfaction of proving oneself of being worthy of such challenge. Doing business in the industrialized countries demands the ability to simultaneously handle a multitude of factors and forces, both in the macro- and in the micro-environments, and the wisdom to treat each one with the knowledge that they form the chain that supports an organization—a chain, though, only as strong as its weakestlink. This chapter will investigate and individually present the parametersaffecting businesses in the industrialized countries, while retaining a spherical perspective that reveals their most important interrelationships. Strategy and marketing, organizational management and culture, external and internal environments, suppliers and intermediaries, competitors and customers, chance and the unknown are all studied and explained as the interwoven threads that make up the fabric of modern business. The aim of this chapter is not to provide a new perspective on business management theory nor to deepen or elaborate on any individual parts of it. The purpose is to provide a clear and comprehensive picture of the circumstances under which businesses in the most developed economies try to survive and succeed, and also the strategies, relationships, and organizational management approaches they employ in order to achieve their goals. The various subjects are dealt with in the context of business activity. This necessitates, at a first level, the prioritization of the factors and elements according to their relative weight in relation to business. Secondly, a general assumption that the term “industrialized countries” refers to those which are widely accepted as being the most economically advanced ones, not merely as a matter of wealth and/or economic output, but also as a matter of their corresponding social organization and consumer behavioral complexity and development. At the time of publication of this book, this definition relates to countries such as the USA, Canada, most of the EU countries, Israel, Japan, the so-called “Tiger economies” of Asia, Australia, New Zealand, South Africa, and others. It is also stated that this chapter does not necessarily fully relate to all areas of these countries, as some are characterized by large internal economic and other macroenvironmental differences, whileit may well relate to specific areas of some countries, which would not be considered as belonging to the groups under study here, for example some of the metropolizes of the former East-European Block. A Changing World—The Role of the Industrialized Countries Change in the business environment is the work of events caused by historicalforces or streams of related events such as the industrial revolution, the impact of dominant ideologies, the inequality of human circumstances, science and technology, the rise of the nation-states, great leaderships, and change. This first decade of the third millennium finds the world changingat a pace once unimaginable, and organizations struggling to keep up while having a very hard time with longer-term planning. Globalization is shrinking, even eradicating distances and bringing down physical and cultural frontiers. Technological advances, cultural diversity, economic integration, political change, and root-deep human social evolution are forcing the business world to add a new word to its dictionary: globality.These historical developments that appeared at first to be largely economic and/or sociopolitical phenomena now fully present themselves as being an interrelated web of forces with complex direct and profound implications on the full spectrum of aspects of our human existence: economic, political, social, technological, cultural, psychological, and even natural. The industrialized countries lie at the heart of these changes as their main originators and the driving force behind the incessant reorganization of our world and our view of it. Some of these countries have in fact led many of the major changes of the past few centuries either through largely cultural forces (e.g., the Renaissance), technological forces (e.g., the industrial revolution), military forces (e.g., the two World Wars), political forces (e.g., the European integration), or a combination of these. Now, the industrialized countries, through their combined power, ability, influence, and weight on the world stage have lured, pulled, or pushed almost every country and nation into the dance of change and integration. A dance choreographed—perhapsfor the first time—not by a close set of powerful individuals, but by the spontaneous improvization of the combined elements of investment, technology, information, politics, and militia—a choreography with means but no conscious or visible ends, a choreography for the dance and the dance alone. Economic and Demografic Force The economic and their associated forces (demography, labor, etc.) constitute the driving power behind most social, political, cultural, and general historical developments in human evolution. For modern businesses, the interest in the economic environment relates primarily to factors that affect competition, the consumer purchasing power, and spending patterns.3 The business manager, nevertheless, of a company operating in a democratic and free-enterprise country—a description largely fitting the industrialized countries—must answer a number of questions of general economic nature to understand the specific effects on his or her business, for example how and when will commodity prices change, what will be the implications, how will the interest rates change, how will consumer purchasing be affected, will stock and prices rise or fall, what will be the repercussions on wage-rates?4 This section will list and describe the economic factors that mostly affect businesses, with a special emphasis on the ways in which these differ in the industrialized countries. Income and Purchasing Power Markets require not only people but people with money. Per capita income figures are averages of income per person and vary widely across countries, with the richest country (Switzerland) having an average of approximately 500 times that of the poorest ones (e.g., Mozambique). The industrialized countries have an income of over eight thousand euros per person.10_11 Per capita income alone, though, is not enough to understand the potential of the market in relation to a product. Another factor that needs to be considered is the distribution of income, in other words the degree to which wealth in a country is divided equally among its citizens. This is important information since the average income in a country with uneven distribution can imply, for example, that most of the population can afford certain goods while in reality the concentration of wealth in fact limits the purchasing power only to a small fraction of the population. Although very few countries have a moderately equal distribution of income, the industrialized countries are generally better at it (Exhibit 13.2) and therefore per capita income is more useful for these. Labour Force Labor is a major economic factor and its major determinants are its cost, quality, quantity, composition/diversity, mobility, organization, and regulation. With regard to the industrialized countries, these characteristics are not uniform, though some patterns are easily observed. The cost of labor is undoubtedly on average very high in these countries and largely and naturally also relates to their income per capita. Labor quality again is very high in industrialized countries, both as a result of their high levels of education, but also as a result of their culture and mentality toward work and business. Even within industrialized countries, labor quantity varies from country tocountry, industry to industry and level to level. Additionally, the prospect of much higher earnings and/or political conditions in their own countries has pushed millions of workers from poorer countries to the industrialized ones. This has provided the latter with cheaper-than-local labor willing to undertake tasks normally avoided by locals and helped the industrialized countries’ business to remain cost-effective and competitive. In the United States, over 10 percent of the residing population is foreign-born (US Census Bureau). This phenomenon—in combination with the demographic changesin age structure, the liberalization of women, and the social and cultural freedom found in the industrialized countries—has created a diverse workforce with mixed characteristics in terms of age, skill, gender, race, and religion. Organization of the labor force relates mostly to unionism with strong unions found in all the industrialized countries with different roles and behavior. In Europe, for example, unions identify with political parties, and historically they have played major roles in social and political developments. In the United States, they are less politically positioned and deal more with the immediate needs of workers rather than broad socioeconomic issues. Lastly, regulation and legal control of the labor force is more evident in the industrialized countries, where the workers are protected from economic exploitation, unsafe working conditions and anti-social working environments, while securing not only their rights but also their responsibilities. Politic, legal, and regulatory Force Business activities in any country take place within the political and legalenvironment of governmental institutions, political parties, and organizations through which people and rulers exercise power. These spring from collective ideological beliefs and practical necessities, and affect business in a variety of ways such as stability, sovereignty, taxation, tariffs, conflict resolution methods, employment laws, product liability laws, and many others. Political Force The political environment of all countries is the result of its historicaldevelopment as it resulted from the interaction of the various macroenvironmental forces as well as chance. Perhaps the most obvious, most universal, and at the same time most precious characteristic of industrialized countries’ political environment is its stability and law supremacy. These countries, often having passed through considerable political turbulence with catastrophic consequences, have managed to contain political and ideological passions and extremities thus providing the stability to foster economic and social development. Contrary to many of the poorer countries where businesses feel the effects of political risks such as expropriation, disruption of activities, legal insecurity and unreliability, and so on, businesses in industrialized countries can rely on the continuation of their operations within a nurturing environment. An environment that protects property rights (both of the physical means of production and outputs, as in the case of intellectual property rights which guarantee the fruits of continued invention and innovation to the creators), the operation of the market mechanism, and relative justice and equality. These are safeguarded by the same institutions and powers that guarantee the existence of the countries themselves: personal and organizational equality before the law, supremacy of the law, and most importantly a collective acceptance and support to these principles by the populations of the industrialized countries. Legal and Regulatory Even the most liberal advocates of free-market economies agree that the system works best with at least some regulation. The need for these has risen largely experientially as a result of the various problems and complicationshistorically associated with business activities. Some of these are: monopolies, damaging natural resource exploitation, destructive competition, externalities, inadequate information, quality-of-life issues, lack of protection of individual rights, and others.25 Overall, the industrialized countries have enacted business legislation for three reasons: to protect companies from each other, to protect consumers, and to protect the interests of society against unrestrained business behavior. The main types of laws are presented hereby. Taxation in industrializedcountries exists to redistribute income, to encourage consumption of local products rather than imported ones, to discourage investment abroad, and other reasons. Taxation is not a factor that normally differentiates the industrialized countries, and it varies in terms of level, ranging from relatively high in some, especially Western European countries, to zero in tax havens. The three most usual types of taxation in the industrialized countries are income tax, value-added tax (VAT), and tariffs.28_29 Anti-trust laws are designed to combat restrictive business practices and to encourage competition. In the industrialized countries, these laws are strictly imposed and the business environment is constantly monitored for any activities that prevent, restrict, and distort competition.30 Civil and criminal product liability laws exist to hold a company and its officers and directors liable when their product causes death, injury, or damage. Amongst the industrialized countries, these laws are predominantly found and most frequently applied in the United States. The EU countries and Japan have been slower to adopt such laws, partly because of their major differences in legal procedures and context compared to the United States and partly (perhaps) because of the general attitudes toward and within the business community where parties are more hesitant to resort to legal action.31 Intellectual property protection is of primary concern to industrialized countries not only as a matter of principle and proper business contact, but also as a natural result of the fact that innovation, information, and knowledge are the major competitive advantages of these countries. Consequently, a number of laws and regulations have been developed toward this aim as well as a number of national and international organizations. These protection laws refer to patents, trademarks, trade names, copyrights, trade secrets, and industrial espionage. A distinguishable problem regarding these laws is the difficulty in extending either their adoption or their implementation in other, especially nonindustrialized countries where illegal copying and use of trademarks, music, software, and so on are widespread.Employment laws in industrialized countries exist to protect the rights of both the employees and the companies by setting minimum wage limits, securing safe, humane, and nondiscriminating working environments and conditions, and stipulating the rights, obligations, and limits of each side.These laws are especially strict in the industrialized countries and in fact raise the standard of employment conditions, relationships, and benefits to heights quite unimaginable in most of the less affluent countries of the world. Corrupt practices laws have been introduced to limit the ability of organizations to operate through actions such as bribery and other unethical means. It is worth noting here that many companies in industrialized countries have formal internal regulations that safeguard the ethical, personal, and business behavior of their management, and not just as a matter of abiding by the law, since often internal regulations are actually much stricter than law requirements.36_37 Anti-boycott laws exist to forbid the compliance to international boycotts that were not sanctioned by the country enacting the law. The most notable example in the industrialized countries is the Anti-Arab Boycott legislation of the United States to prevent American companies from boycotting Israel in their attempt to enter the bigger Arab markets.It is noted that although laws and regulations are powerful champions of proper business conduct, they are not the only ones and they cannot exist without the other forces that support both their creation and implementation. These other forces are the increasing social and ethical concerns of citizens, the purchasing power of the citizens and therefore the markets themselves, the consequent formation and strength of public interest and consumer protection groups and organizations, and finally the right general political environment that allows and nurtures such civil mentalities and behaviors. International Political/Economical Agreements and Cooperation Formalized cooperation or associations between industrialized countries andalso between industrialized and nonindustrialized countries result in environmental conditions that frequently and substantially affect businesses. The most important example is the European Union (EU), the North American Free Trade Agreement (NAFTA), and theAssociation of Southeast Asian Nations (ASEAN). The nature of the effect of the above agreements on the business world varies according to their type and degree, ranging from reduced tariffs, quotas, and trade restrictions to the complete elimination of these and to absolute freedom of movement of goods, labor, and capital. Knowledge of these will allow businesses in the industrialized countries to better comprehend the actual extent and nature of their markets, which maybe in fact much bigger than the country they operate in. Equally essential is the information needed in understanding and predicting the competitive environment and its forces, which again are not only larger in number andcomplexity, but are also dependent on conditions and regulation outside andover and above the ones within a specific country. Costumer Behaviour in Industrialized Country Consumer behaviorincludedecision-makingactivitiesconductedphysicallyconsumersinthe evaluation,acquisition, use, andobtaingoodsorservices(loudon:1995). Consumer behavior is defined as the activities people undertake when obtaining,consuming, and disposing of products and services. The aim of this discussion is to note the reasons why consumer behavior knowledge is of utmost importance for doing business in the industrialized countries, and note those ways in which consumer behavior in these countries differs. Starting with the importance of consumer behavior knowledge, the answer rests in the foundation of modern marketing philosophy which recognizes the consumer as being the focus of business activity, and also prescribes that the successful business must be able to attain and use knowledge of the customer to achieve organizational objectives. As it has already been described in the previous section, the industrializedcountries are characterized by economic prosperity, freedom of business activity, high-education levels, technological superiority, upgraded role of knowledge and information, and a socio-cultural environment that supports personal and collective development and expression. The effect of these on behavior is profound in every step of the consumer decision process which distinguishes itself from the reciprocal ones in other countries on a number of factors. Before investigating these factors, though, one has to comprehend the conceptual basis of these differences, and to do that the very personal, internal, psychological motivation that lies behind them must be understood. One way to achieve this is through the use of Maslow’s Theory ofMotivation.55 While the theory bears a number of faults that diminish its reliability as a process of understanding motivation at an individual consumer level, it is an appropriate approach to do so at a collective level. In industrialized countries, while the minority of people are still preoccupiedwith the first two levels, the majority has moved on to satisfy the higherneeds. The combined effect of personal and macro-environmental situation potentially allows the average individual in the industrialized country to be motivated toward higher needs than the individual with a similar personal situation in another country. The characteristics that differentiate the industrialized countries therefore(economic prosperity, etc.) are the ones that push the average individualmotivation level higher in the scale. Business Social Responcibility and Ethic Modern businesses largely rely on a simple principle to build their success: the societal marketing concept, that is “the idea that organizations should determine the needs, wants and interests of target markets and deliver the desired satisfactions more effectively and efficiently than competitors in a way that maintains or improves the consumer’s and society’s well-being.”66 Retaining a realistic perspective on this mentality, it is not difficult to observe an obvious fact: this concept does not differ at all from the traditional marketing concept which does not include the phrase “in a way that maintains or improves the consumer’s and society’s wellbeing.” So, where does the ingenuity and philosophical innovation lie? In the consumers themselves of course. What has necessitated the introduction of this extra phrase in the concept is the change in the demands of consumers and their overall consumer behavior that requires the businesses to act in an ethically and socially responsible manner. Businesses in their turn understand this requirement and deliver accordingly, thus raising the level of acceptable business responsibility as perceived by consumers, who raise the bar even higher, to effectively end up with a dynamically selfimproving system. For this reason, in the industrialized countries, the regulatory environment, although much stricter on businesses than elsewhere, is not the driving force behind social responsibility but simply a catalyst that reinforces the conviction of consumers of what to expect from businesses. This cycle is not exclusive to the industrialized countries but a numberof macro-environmental conditions have contributed to its more effective application. First, there is protection of free competition and therefore little control on consumer behavior. Secondly, there is freedom of expression and therefore companies find it very difficult to build perceptions of being socially responsible without really being so. Thirdly, their strong economies allow the people to be interested in other factors than their immediate personal situation. Fourthly, higher education levels enable people to understand that their own personal situation is dependent on the wider social conditions and if the former is to improve, the latter must do so in parallel. Social responsibility and general business ethics, therefore, have been, are, and will continue to build a better and more transparent relationship between businesses and society. Communication and Media What is unquestionable in the industrialized countries is the immense power,control, and influence of marketing communications. This has been the effect of technological advancements enhancing availability and potentialities of communication, the diminishing influence of other factors (see above), improved marketing knowledge, experience and application, and a harsh competitive environment, often demanding extensive reliance on communication for businesses to succeed. This factor is further enhanced by the integration of industries and media to achieve the maximum support to each other, and the maximum impact on consumers. Music, fashion, sports, soft-drinks, movies, and many more apparently independent industries arejoining forces, often under common ownership, to become the primary influencers of consumer behavior. For an industrialized world with few concerns about the immediate needs for survival, consumerism appears to have become a point in itself and, through it, consumers find a voice of expression, the way to promote their understanding of a better society, an abstract escape from the predetermined, and the means to build an identity for themselves. Other Issues Small Firms Despite the concentration of existing literature on larger organizations, theeconomies of the industrialized countries also depend on the small businesses. Small business theory will not be presented here. Nevertheless, as a matter of comprehensively covering the question of doing business in these countries, some special note is hereby made to distinguish the differences relating to small firms. First of all, the trend of the past few years is for smaller companies to be able to compete with larger ones in geographic markets traditionally unreachable to them. Secondly, and largely opposing the above-mentioned force, small firms find it difficult to compete with larger ones, even in their own territory, on account of their limited resources, and the increased costs of marketing communication and product development.As a consequence, many small firms chose to specialize, focusing on a productor geographic niche market. Another form of reaction is the formation of networks that allows them access to more resources, a greater spectrum of expertise and wider coverage and exposure. Thirdly, small firms, although businesses themselves, are often characterized by aims and goals that are personal as much as they are business related. In other words, the direction, context, and culture of small firms are often based not on purely business criteria, but on a mixture of business rational and the personal aims and values of the owners and/or managers. Fourthly, practically, small firms are usually much simpler not just in structure but with regard to the various managerial processes as well, such as planning, and so on. While management theory and evidence stress that fundamental processes such as strategic planning, environmental analyses and so on are equally important to small as they are to large organizations, either due to lack of will or ability, they are less frequently applied. Lastly, small firms are more sensitive to macro-environmental conditions since they do not have neither the scale of operations that will spread risks, nor the financial capability to withstand long adverse conditions or recessions. At the same time, their small size allows for flexibility, speedy reactions to external changes, and adaptability which largely counteract these disadvantages. But these differences are not found only in the industrialized countries.Are there any characteristics that differentiate them therefore? The answer is positive. First, the technological infrastructure for the widening of the operations of small companies is clearly better in the industrialized countries. Furthermore, the ability to take advantage of the infrastructure demands a certain level of education and specialization less frequently met outside these countries. Another difference is the protection offered by the regulatory systems that do not allow the control of the markets by the large organizations. This same regulatory system, though, also works against thesmall companies through the many and strict laws and regulations which are more difficult to be followed by these firms. Finally, small firms in the industrialized countries are not simply a result of economic dimensions. As mentioned earlier, the workforce in these countries has greater demands than its salary from their employer. It wants to satisfy other, higher needs which are often not satisfied. As a result, many employees start a business of their own not because it necessarily makes more financial sense but because that is their only option to find what they are looking for from their work. The Future It is tempting to endeavor a preview of the things to come, but this would be to no avail as much as it would be unscientific and irrational. Existing literature on the matter is contradicting, unenlightening, and hardly useful. Some speak of technological wonders beyond our imagination that will change all business parameters in the not-so-long-term future, others speak of a two- or three- or four-speed world that will divide countries distinctly into have and have-nots, other project current globalization trends to assume a uniform future world, others cry over the luck of resources that will sinkhumanity into regression, and others hope for a future of alternative energy sources and endless prosperity. No one is convincing and no one sounds ridiculous. The absolute truth is that we do not know and we cannot know. What is definite is change itself. A change of increasing pace, a change that is uncontrolled, a change that we are given no option to accept or reject. We live in a world of change, with occasional interruptions of stability. The successful business therefore is not the one to adapt to change, but the one to live with it and for it. CHAPTER 3 CLOSING Chapter Summary Doing business in the industrialized countries is bound by the same philosophy,concepts, and processes met in most other countries, including good knowledge of the macro- and microenvironments, understanding of consumer behavior, needs, and wants, and a management system, attitude, and vision adapted to the situation. What differentiates business activity in the industrialized countries therefore is not the theoretical context, but the variables to be considered within it. These have been presented and discussed throughout this chapter with four main issues clearly transpiring from the study: 1. The “physical/tangible” characteristics of the industrialized countries’ environment are different, including greater wealth, very developed business and technological infrastructure, focus on information, pluralistic marketing channels, and a frequently saturated, harsh competitive environment. 2. The simultaneous cause and result of the above, that is the “abstract/intangible” distinctions, including higher education levels, consumer and employee motivation at qualitatively different levels, more socially sensitive attitudes, and businesses’ integral social role. 3. Businesses are people focused - externally, aiming to satisfy customers’ needs and wants, and internally, treating their employees as their most valuable asset, and aiming to maximize both the potentialities of human resource and their utilization of it, and finally 4. The industrialized countries’ business environment is characterized by constant change which is neither controlled nor significantly affected by any company, industry, or government, and it occurs through the interrelation of a myriad of forces, many unleashed through the liberalization of economies and business activity. END NOTES 1. George A. Steiner and John F. Steiner, Business, Government, and Society – A Managerial Perspective, 9th edn, McGraw Hill, 2000 2. Donald A. Ball, Wendell H. McCulloch Jr., Paul L. Frantz, J. Michael Geringer and Michael S. Minor, International Business – The Challenge of Global Competition, International Edition, McGraw Hill, 2002 3. Philip Kotler, Gary Armstrong, John Saunders and Veronica Wong, Principles of Marketing, 3rd European Edition, Pearson Education, 2002