Linni|PengobatanArtritisGoutuntukWanita43Tahun PengobatanArtritisGoutuntukWanita43Tahun LinniTawbariah FakultasKedokteran,UniversitasLampung Abstrak Artritisgoutmerupakanpenyakitperadangansendiyangdipengaruhiolehasupanmakananyangtinggipurin.Penyakitini merupakan gangguan metabolik karena asam urat yang menumpuk di dalam jaringan tubuh. Perilaku makan tinggi purin yangdimilikipasientidakdapatdiselesaikantanpamengikutsertakankeluargayanglainsehinggaperananggotakeluarga sangatdibutuhkanpadakasusini.Seorangperempuanusia43tahundatangkePuskesmasKarangAnyardengankeluhan nyeripadasendidibagianlututsebelahkanan,hasilpemeriksaanfisikdidapatkanpembengkakansendipadabagianlutut kanan tersebut, faktor internal adalah usia, faktor eksternal yaitu nutrisi, konsumsi makanan tinggi purin dan kurangnya pengetahuanmengenaipenyebab,faktoryangmemperberatsertaterapinutrisipadaartritisgout.Berbagaimakananyang mengandungtinggipurinsertatinggiproteinmenjadifaktorrisikoutamaterjadinyagoutartritis.Diperberatdenganmenu makananyangtidakterkontrol.Terapidenganintervensiperilakumakandanmanajemennyeriyangtidakbergantungpada aspekfarmakologismampumenyelesaikanmasalahkesehatan,komplikasidanmeningkatkankualitashiduppasien. Katakunci:artritisgout,makanantinggipurin,wanita GoutArtritisTreatmentfora43YearsOldWoman Abstract Goutarthritisisaninflammatorydiseaseofthejointsthatareaffectedbytheintakeofhighpurinefood.Thediseaseisa metabolic disorder due to accumulation of uric acid in body tissues. Behavior of consuming high-purine food in patient cannot be resolved without involving other family members. A woman 43 years old and came to the Karang Anyar clinic withcomplaintofjointpainatthethumbofhisrighthand.Theresultofaphysicalexaminationisswellingofthejointson the right thumb. Internal factor is age. External factors are nutrition, consumption of high purine foods and lack of knowledgeaboutthecausesofdisease,factorsthataggravatedandnutritionaltherapyingoutarthritis.Avarietyofhighpurinefoodcontainshighproteinandamajorriskfactoroccurrenceofgoutarthritis.Itrelatestotheeatingbehaviorof high-purineinthiscase,aggravatedbyuncontrolleddiet.Therapywitheatingbehaviorinterventionandpainmanagement thatdoesnotdependonthepharmacologicalaspectstosolveproblemsofhealth,complicationsandimprovethepatient’s qualityoflife. Keywords:goutartritis,highpurinfood,women Korespondensi:LinniTawbariah,S.Ked,[email protected] Pendahuluan Penyakitarthritisgoutadalahsalahsatu penyakit inflamasi sendi yang paling sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat didalam ataupun disekitar persendian. Monosodium urat ini berasal dari metabolisme purin. Hal penting yang mempengaruhi penumpukan kristal adalah hiperurisemia dan saturasi jaringan tubuhterhadapurat.Apabilakadarasamurat didalamdarahterusmeningkatdanmelebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit artritis gout ini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan kristal monosodiumuratsecaramikroskopismaupun makroskopisberupatophi.1,2 Etiologi yang menyebabkan keadaan hiperurisemia adalah ekskresi asam urat menurun(90%pasien)atausintesisasamurat meningkat (10% pasien). Keadaan ekskresi asam urat yang menurun terdapat pada pasien dengan penyakit ginjal, penyakit jantung, terapi obat-obatan seperti diuretik, dan penurunan fungsi ginjal karena usia. Sedangkan keadaan sintetis asam urat meningkat terdapat pada pasien-pasien denganpredisposisigenetik,diettinggipurin, dankonsumsialkohol.3 Selain etiologi dari hiperurisemia, beberapa faktor risiko juga dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk terkena penyakit artritis gout Secara garis besar, terdapat 2 faktor risiko untuk pasien dengan penyakit artritis gout, yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi danfaktor yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia dan jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup dan penyakitpenyakit penyerta lain seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, membuat individu JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|91 Linni|PengobatanArtritisGoutuntukWanita43Tahun tersebut memiliki risiko lebih besar untuk terserangpenyakitartritisgout.4,5 Beberapadekadeterakhir,prevalensi penyakitinimeningkathampir2kalilipatdi Amerika. Di Cina, penduduk Cina yang mengalamikeadaanhiperurisemiaberjumlah hingga 25%. Hal ini mungkin disebabkan karena gaya hidup seperti diet purin tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan medikasi-medikasi lain.6 Hubungan antara gout dan faktor makanan telah diakui selama berabad- abad, hanya saja penelitian yang meneliti hubungan antara keduanya baru marak akhir-akhir ini. Penelitian tersebut menggunakan berbagai metode yang terstandarisasi, baik seperti epidemiologi maupunstudieksperimental.7 Penulis melakukan studi kasus untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi artritis gout yang terjadi pada pasien yang memiliki perilaku makan tinggi purin dan dengan pelayanan dokter keluarga yang holistik komprehensif, berkesinambungan,integratif,dankoordinatif, penyelesaian masalah medis dan pengendalian diet rendah purin dapatdiselesaikan. Kasus Pasien Ny. H, seorang ibu rumah tangga usia 43 tahun pada hari sabtu tanggal 28 maret 2015 datang ke Puskesmas karang anyar untuk berobat dengan keluhan nyeri sendi di bagian lutut kanan di sertai bengkak danberwarnakemerahan,pasienmengatakan keluhan di rasakan sudah hampir 5 hari sebelum datang ke puskesmas, pasien juga mengatakan sudah pernah berobat, tapi keluhan tidak kunjung sembuh, keluhan berkurang pada saat minum obat saja, obatnya habis keluhan dirasakan muncul kembali, pasien mengatakan awalnya hanya di anggap pegal biasa atau di karenakan aktivitas yang terlalu banyak di lakukan di rumah,setelahmelakukantesdarahpadaibu H, ternyata kadar asam urat di dalam darahnyabernilai10mg/dl. Pasien pernah mengalami keluhan yangsamabeberapabulanyanglalu.Keluhan pertama yang dirasakan pasien adalah terdapat nyeri di persendian jari-jari tangan, sehinggasusahuntukmenggenggamdanlutut kaki kanan juga mempunyai keluhan yang sama. nyeri dirasakan sering kambuh JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|92 kambuhan sehingga pasien untuk melakuan aktivitas seperti sholat susah kalo lagi kambuh.Pasienmengatakanselamainisudah melakukan pengobatan rutin dan meminum obat secara teratur. Tidak ada riwayat konsumi obat- obatan lain selain obat asam urat. Keluarga inti yaitu terdiri dari ayah, ibu dan tiga orang anak yaitu anak pertama laki- laki dan anak ke dua dan ke tiga perempuan,hubunganantaranggotakeluarga baik, meskipun keluarga mempunyai aktivitas kesibukan masing-masing, pasien kurang dalam memperhatikan penyakit pasien, penyelesaian masalah dalam keluarga dilakukandengandiskusikeluarga. Pemeriksaan di dapatkan, Keadaaan umum tampak sakit ringan, suhu 36,8 oC, tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 78 x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm dengan statusgizibaik.Statusgeneralismata,telinga, hidung, kesan dalam batas normal. Leher, jugular vena pressure (JVP) tidak meningkat, kesan dalam batas normal. Paru, gerak dada dan fremitus taktil simetris, tidak didapatkan ronki dan wheezing, kesan dalam batas normal.Jantung,bataskirijantungtepatpada linea axillaris media, batas bawah jantung pada Intercostal space (ICS) 6, kesan batas jantung melebar. Abdomen, datar dan supel, tidak didapatkan organomegali ataupun ascites, kesan dalam batas normal. Ekstremitas didapatkan pada regio genus anterior patella dekstra terdapat pembengkakan di sertai kemerahan. Muskuloskeletal dan status neurologis kesan dalam batas normal. Pemeriksaan Lokalis: regio genus anterior patella dekstra terdapat pembengkakan, rasa nyeri di sertai kemerahanpadasaatberobatkepuskesmas. Diagnosis klinis artritis gout akut genusanteriorpatelladekstra.Faktorinternal perempuan usia 43 tahun memiliki perilaku diet yang tinggi purin. Faktor eksternal kurangnya pengetahuan pasien terhadap makanan diet rendah purin, memiliki perilaku buang air besar (BAB) jongkok yang terlalu lama, duduk terlalu lama karena mengajar pendidikanagama.Sekalafungsionalderajat2 karena walaupun merasa sakit pasien tetap bekerja dan aktivitasnya terganggu hanya sedikit. Terapi pada pasien ini berupa intervensi terhadap perilaku makan tinggi Linni|PengobatanArtritisGoutuntukWanita43Tahun purin yang dibantu oleh anggota keluarga seperti suami dan anak-anak pasien. Terapi lain yang diberikan berupa manajemen nyeri yang bukan berasal dari aspek farmakologis, namun lebih ke arah latihan fisik seperti melakukan aerobik, crynothermi, dan dyathermi.9,10 Pembahasan Artritis gout adalah penyakit metabolik yang, disebabkan penimbunan kristal monosodiumuratmonohidratdijaringanatau akibat adanya supersaturasi asam urat didalamcairanekstraseluler.4,12 Manifestasi klinik deposit urat ditandai dengan peningkatan kadar urat dalam serum, serangan artritis gout akut, terbentuknya tofus,nefropatigoutdanbatuasamurat. Gangguan metabolisme pada artritis gout adalah hiperurisemia yaitu peningkatan kadar asam urat >7,0 mg/dl pada laki-laki dan >6,0 mg/dl pada perempuan, sedangkan pada pasieninisaatpertamakaliberobatdilakukan pemeriksaaan kadar asam urat dan di dapatkan hasil 10 mg/dl sudah terlihat jelas adanya peningkatan kadar asam urat pada pasienini.1,12 Gejala arthritis gout akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan akibat pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolic. Terdapat2 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya artritisgoutyaitufaktorprimerdansekunder. Faktor primer (90% dari semua kasus bersifat idiopatik). Faktor sekunder (10% dari semua kasus) yaitu 1) meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan yang tidak terkontrol yaitu dengan mengkonsumsi makananyangmengandungtinggipurin.Purin merupakan salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat dan termasuk dalamkelompokasamaminoyangmerupakan unsurpembentukanprotein,2)produksiasam urat meningkat akibat suatu penyakit darah (penyakitsumsumtulang,polisitemia,anemia hemolitik), obat-obatan ( obat kanker, diuretik),3)obesitas,4)intoksikasi(keracunan timbal), dan 5) pada penderita diabetes melitus (DM) yang tidak terkontrol dengan baik. Kadar benda keton yang tinggi akan menyebabkan kadar asam urat yang meningkat. Pasien ini ditemukan gejala berupa nyeri sendi lutut yang dirasakan kumat kumatan sejak 6 bulan terakhir. Pasien mengaku mempunyai perilaku makan tinggi purin yaitu gemar mengkonsumsi ikan laut karena permintaan dari anak- anak pasien yangmemintadimasakinikanlaut,sedangkan si pasien sendiri suka sayur melinjo. Perilaku makan tinggi purin ini menunjukan bahwa pasien memiliki faktor risiko yang menyebabkandirinyamenderitaartritisgout. Hubungan antara gout dan faktor makanan telah diakui selama berabad- abad, hanyasajapenelitianyangmenelitihubungan antara keduanya baru marak akhir-akhir ini. Penelitian menggunakan berbagai metode yangterstandarisasi,baiksepertiepidemiologi maupunstudieksperimental.4 Pasien merupakan perempuan yang berumur 43 tahun, hal ini sesuai dengan penelitian epidemiologi yang dilakukan mengatakan bahwa insiden gout terbanyak terjadi pada usia diatas 35 tahun. Faktor pekerjaan juga memperberat artritis gout yang dimiliki pasien. Aktifitas berupa posisi jongkok pada saat buang air besar (BAB), duduk dalam waktu yang cukup lama saat mengajar mengaji, membuat monosodium urat lebih banyak terkumpul di sendi lutut. Akibatnya keluhan bengkak dan nyeri sendi timbulpadalututkananpadapasien.5,12 Pasien diedukasi dan dianjurkan melakukan latihan fisik berupa latihan fisik aerobik dan latihan fisik ringan secara teratur ,dalam penelitiannya "Effects of diet, physical activityandperformance,andbodyweighton incident gout in ostensibly healthy active men", menyebutkan bahwa risiko terjadinya goutlebihbesarterjadipadaorangyangtidak memiliki aktifitas fisik dan kardio respiratori fitnes dibandingkan dengan orang yang aktif secarafisikdankardiorespiratori.7 Pasien Ny. H berusia 43 tahun dengan diagnosis artritis gout. Diagnosis pada pasien ini berdasarkan dari anamnesis secara autoanamnesis kepada pasien dan pemeriksaan fisik terhadap pasien dan pemeriksaan penunjang. pasien mengalami nyeri di bagian lutut yang terdapat pembengkakan dan kemerahan nyeri dirasakankambuh-kambuhan.Keluhanterjadi sejak 5 hari sebelum datang berobat ke Puskesmas karang anyar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan, kemerahan, JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|93 Linni|PengobatanArtritisGoutuntukWanita43Tahun perabaan panas dan nyeri tekan di bagian lutut tersebut. Serta pemeriksaan penunjang laboratoriumyangdidapatkanhasilasamurat 10mg/dl. Pemberian obat Colchicine oral merupakan terapi lini pertama untuk gout akut, Satu studi double-blind placebo controlled menunjukkan bahwa dua pertiga pasien yang diterapi dengan colchicine membaik kondisinya dalam 48 jam. Agar efektif, kolkisin oral harus diberikan sesegera mungkin pada saat gejala timbul karena pada perkembangan gejala berikutnya colchicinekurangefektif.Biasanya,dosisawal 1 mg yang kemudian diikuti dengan 0.5 mg setiap 2-3 jam selama serangan akut sampai nyeri sendi mereda, pasien mengalamiefeksampinggastrointestinalatau jika dosis maksimum 6 mg telah diberikan. Untuk mentitrasi dosis antara dosis terapetik dan sebelum gejala toksik pada gastro intestinal muncul sulit dilakukan karena dosis terapeutiksangatberdekatandengandosis toksik gastrointestinal. Beberapa pengarang baru-baru ini menganjurkan untuk menggunakandosislebihrendah0,5mgtiap8 jam untuk mengurangi resiko toksik tersebut, terutama untuk pasien lanjut usia dan pasien dengan gangguan ginjal. Untuk menghindari efek toksik, pemberian colchicine tidak boleh diulang dalam 3 hari jika sebelumnya telah digunakan.6 Pelaksanaanpembinaanpadapasienini dilakukan dengan mengintervensi pasien beserta keluarga sebanyak 3 kali, dimana dilakukan kunjungan pertama pada tanggal 1 april 2015. Hal yang dilakukan yaitu berkenalan dengan pasien dan keluarganya serta meminta izin untuk dilakukan pembinaan. Kunjungan ini juga dilanjutkan dengan melakukan anamnesis secara keseluruhan kepada pasien dan anggota keluarganya.Berdasarkanpertemuanpertama maka diketahui bahwa pasien terkena gejala pertama kali 1 tahun lalu. Gelaja sering kambuh dan biasanya akan kambuh saat pasienbanyakmengkonsumsisepertisayuran kacang, daging. Ikan dari laut, Hal ini membuktikan bahwa artitis gout dipengaruhi olehmakanan. Pasientinggalbersamasuamidananakanaknya. Pengukuran tekanan darah pada suami pasien yaitu 130/80 mmHg. Suaminya terkadang mempunyai keluhan yang serupa JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|94 denganpasientapihanyanyerisendisaja,dan suami pasien juga mengatakan pernah melakukan tes darah dan di dapat kan hasil asam urat masih dalam batas normal (6,8), selanjutnya dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 6 april 2015 dimana pada hari ini dilakukan intervensi. Menurut pasien keluhannyasudahberkurangdariawalpasien datangberobat.Pasienmengatakantingkatke kambuhannya juga berkurang dari yang di rasakanpertamakali.Pasienjugamengatakan minum obat secara teratur, dan sudah mulai mengurangi makanan yang mempunyai tinggi purin. Intervensi yang dilakukan adalah edukasi tentang pengetahuan mengenai cara perawatan penyakitnya serta cara untuk mengurangi keluhan dan pengetahuan tentangkomplikasiyangmungkinterjadi.Pada pasienini,tidakhanyadilakukanpenyelesaian masalahsecaraklinis,namunmasalahperilaku makan tinggi purin diselesaikan dengan metode berbasis kedokteran keluarga, anggota keluarga diajak berpartisipasi aktif untuk membantu menyelesaikan masalah, dalam hal ini istri (pasien) ditunjuk sebagai pelakurawatagardapatmendukungprogram diet rendah purin yang sudah direncanakan. Istri (pasien) dapat membantu untuk menyediakan menu makanan yang rendah purinbagikeluarga. Penelitian yang dilakukan oleh William yangberjudul”Effectsofdiet,physicalactivity and performance, and body weight on incident gout in ostensibly healthy, vigorously activemen”,mengatakanbahwapengurangan konsumsi dari daging serta makanan laut dan makalan lain yang mengandung purin yang tinggi dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah yang berati dapat menurunkan kejadianseranganakutpadaartritisgout.6 Johnstone mengatakan bahwa terapi lokal crynotermi, seperti spray & stretch menggunakan vapocoolant spray ataupun kompres dingin dengan es. Suhu dingin dipermukaankulitmenimbulkanrelaksasiotot yang memudahkan peregangan cukup sangat baik diaplikasikan pada fase akut. Terapi lain adalah suntikan ke daerah dengan nyeri terhebat atau pada titik picu. Dapat juga dengan suntikan kering disebut dry needling.7 Pada pasien ini anjuran untuk mengkompres dingin dimaksudkan untuk mengurangi nyeri Linni|PengobatanArtritisGoutuntukWanita43Tahun padafaseakutnyaagartidakbergantungpada terapifarmakologis. Pada kunjungan ketiga tanggal 09 april 2015 dilakukan evaluasi. pasien Mengatakan bahwa keluhan yang pasien rasakan sudah jauh berkurang dari sebelumnya dan tingkat ke kambuhan pasien di rasakan mulai berkurang. Pasien juga mengatakan sudah mengurangi konsumsi makanan yang banyak purin dengan mengurangi makan seperti daging, makanan laut dan sayuran sepeti kacangpanjang.Perilakutersebuttidakhanya di lakukan pada pasien sendiri, melainkan kepadaseluruhanggotakeluargapasienyaitu suamidananak-anakpasien.Padatanggal09 april 2015 juga di lakukan tes darah pada pasien dan di dapatkan hasil 6,0 gr/dl. Penyelesaian masalah medis dan masalah perilakutinggipurinpundapatdiselesaikan. Simpulan Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun disekitar persendian. Monosodium urat ini berasal dari metabolisme purin. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaaan fisik dan pemeriksaan penunjang Pasien di diagnosis artritis gout. Pemberian edukasi terhadap pasien dengan mengurangi makanan yang meningkatkan asam urat seperti daging kambing, jeroan, sayuran seperti kacang panjang,melinjo.Tatalaksanamedikamentosa pada pasien diberikan allopurinol tablet 100 mg sekali sehari, karena di puskesmas karang anyartidaktersedianyaobatcolchisine. DaftarPustaka 1. Mandell BF. Clinical manifestations of hyperuricemia and gout. Clev Clin J Med.2008;75(suppl5):S5-S8. 2. NeogiT.Clinicalpractice:gout.NEngJ Med2011;364:443–52. 3. Choi HK, Mount DB, Reginato AM. Phatogenesisofgout.AnnalsofInternal Medicine.2005;143(7):499-515. 4. Terkeltaub T. Novel therapies for treatment of gout and hyperuricemia. BioMed Central Ltd. 2009;11:236 5. Jasvinder A, Supriya G. Reddy, MPH, Joseph Kundukulam. Risk Factors for Gout and Prevention. Curr Opin Rheumatol.2011;23(2):192–202 6. Roddy E, Doherty M. Epidemiology of Gout. Arthritis Research & Therapy. 2010;12:223 7. William PT. Effects of Diet, Physical Activity and Performance, and Body Weight on Incident Gout In Ostensibly Healthy, Vigorously Active Men. Am J ClinNutr.2008;87:1480–7 8. Francis KT. Hamrick EM. Exercise and Uric Acid; Implication in Cardiovascular Disease. The Journal Of Orthopaedic And Sports Physical Therapy. 198; 40:52-6. 9. Sylvia A. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi ke-6. Jakarta:EGC;2006. 10. Yudistrie I, Setjowati N, Suryana P. Hubungan antara Profil Pasien dengan Frekuensi Serangan Akut pada Pasien Artritis Gout di RSU Dr Saiful Anwarm Malang.MKI.2012;24(11):12-9. JMedulaUnila|Volume4|Nomor2|Desember2015|95