design smart home dalam upaya

advertisement
DESIGN SMART HOME DALAM UPAYA PENGHEMATANPEMAKAIAN ENERGY
LISTRIKPENGGUNA RUMAH TANGGA
Andi Setiawan
Teknik Informatika, STIMIK ATMA LUHUR, Selindung, Pangkalpinang.
[email protected]
Abstrak
Pemanfaatan energy listrik bagi masyarakat dengan daya 450-900VA masih medapatkan
subsidi dari pemerintah sehingga semakin tinggi pemakaian semakin besar pula subsidi yang diberikan.
Oleh karena itu perlu kiranya kita membuat system pengontrolan yang dapat membantu mengendalikan
peralatan listrik agar digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Sistem kontrol yang direncanakan sesuai
kebutuhan pelanggan dengan daya 450-900VA sehingga peralatan kontrol dan sensor disesuaikan untuk
kebutuhan pelanggan segment tersebut. Sistem kontrol yang dapat digunakan adalah PLC dengan jumlah
input output yang tidak terlalu banyak, sensor gerak, sensor pelampung dan sensor cahaya atau LDR.
Secara garis besar sensor pelampung digunakan untuk mengontrol mesin air, sensor cahaya untuk
mengontrol nyala lampu dan sensor gerak untuk mengontrol pemakaian pada stop kontak.
Kata kunci : Subsidi, PLC, Sensor gerak,, sensor pelampung, sensor cahaya.
1. PENDAHULUAN
Energy listrik adalah sumber energy yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Energy listrik memiliki kelebihan dari energy yang lain dimana energy listrik sangat mudah dikonversi ke
energy lain dan sangat mudah didistribusikan sehingga membuat energy ini sangat dibutuhkan dalam
menunjang kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang sudah terjangkau oleh listrik mempergunakan listrik
untuk kebutuhan sehari-hari dari menunjang kegiatan primer hingga kegiatan tersier misalnya untuk
penerangan, pompa air, informasi, telekomunikasi, memasak, lemari pendingin dan pendingin ruangan.
Sebagian besar pengguna listrik di Indonesia adalah pelanggan rumah tangga. Pelanggan rumah
tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA masih mendapat subsidi dari pemerintah secara langsung.
Dengan subsidi yang diberikan pemerintah pada segment tersebut maka jika semakin tinggi tingkat
pemakaian listrik masyarakat semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan belanja pemerintah untuk
memproduksi listrik.
Dengan teknologi komputer dapat memberikan solusi dalam mengatur pemakaian listrik
masyarakat dalam penggunaan energy listrik agar efektif dan efisien sesuai kebutuhan serta tidak boros.
Komputer mempunyai prinsip dasar yaitu input, proses dan output. Input adalah informasi yang diterima
oleh cental prosesor unit untuk kemudian diproses menjadi perintah atau output.
Kondisi yang ada pada konsumen dengan daya 450VA dan 900VA pada umumnya
mempergunakan listrik untuk penerangan, pompa air, informasi (televisi) dan lainnya. Sering sekali
ditemukan disekitar kita penggunaan energy listrik tidak dimanfaatkan dengan bijak seperti lampu
penerangan menyala pada kondisi terang, televisi menyala padahal yang menonton sudah tidur berjamjam, pompa air listrik menyala padahal tanki air sudah luber. Beban listrik yang telah diketahui
karakteristik operasinya tersebut dapat dikendalikan agar bekerja atau menyala pada kondisi yang
dibutuhkan. Teknologi komputer dapat membantu manusia dalam mengatur beban listrik tersebut dengan
melihat kebutuhan kondisi dilingkungan tersebut sehingga tidak terjadi pemborosan pemakaian yang tidak
perlu diluar kelalaian pemakai.
1
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik
atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser. Jenisjenis sensor yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Sensor Proximity
Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis
logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang
terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan.
Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil
atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
Pengertian lain proximity sensor merupakan perangkat yang mendeteksi keberadaan dan
kedekatan obyek baik berupa logam maupun non logam. Proximity hanya mendeteksi "keberadaan" dan
tidak memberi "kuantitas" dari obyek. Maksudnya, jika mendeteksi logam maka keluaran dari detektor
hanya "ada" atau "tidak ada" logam. Proximity tidak memberikan informasi tentang kuantitas logam
seperti jenis logam, ketebalan, jarak, suhu dll. Jadi hanya "ada atau tidak ada" logam. Juga sama untuk
non logam. Proximity untuk logam biasanya dengan "inductive proximity" sedang untuk non logam
dengan "capacitive proximity"
Didepan disebutkan "perangkat" karena sensor proximity sudah merupakan sirkuit yang terdiri
dari beberapa komponen untuk dirangkai menjadi sebuah sistem yang bekerja sebagai proximity sensor.
Bandingkan dengan sensor cahaya (misalnya) : LDR yang betul-betul stand alone/ komponen bukan suatu
rangkaian elektronik.
2. Sensor Magnet
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet
dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang
digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan
yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
3. Sensor Sinar
Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang
mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan
menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif
(fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi
intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik
adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber
sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan
penerima.
4. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini
menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai
dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya
kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil.
5.
Sensor Tekanan
Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan
pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
2
6.
Sensor Kecepatan (RPM)
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana
suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding
dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang
mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.
7. Sensor Penyandi (Encoder)
Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi
sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri
dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah
tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek
yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing
posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa
gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.
8. Sensor Suhu
Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C),
resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari
sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat
perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai
pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari
logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat
konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan
karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang
peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka
tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga
mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan
rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai
konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.
B. Programmable Logic Control (PLC)
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan
(user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka
ragam . Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :
“Sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri,
dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal
instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital
maupun analog”
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang
dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni
melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi,
AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan
output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan
3
dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara
khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila
program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan.
Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu
tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa
keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC
juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan
teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses
sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat
ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
C. Output
Di dalam sebuah system terdapat suatu keluaran yang dikendalikan oleh PLC yang disebut
output. Output pada keluaran PLC berupa kontak on atau off yang pada penerapannya dapat dihubungkan
keperalatan lain contohya:
1. Lampu
2. Auxilarry Relay
3. Kontaktor
4. Sirine
5. Motor
6. Sakeral Elektronik
D. Pemograman
Pemograman pada PLC dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti; menggunakan ladder
diagram, function block diagram, dan kode mnemonic. Setiap pabrikan PLC menyediakan software untuk
melakukan pemograman PLC.
1.
Ladder Diagram
Sifat-sifat ladder diagram adalah sebagai berikut:
a. Dinyatakan dalam suatu bentuk umum simbolik untuk relay yang dikontrol oleh rakngkaian
elektrik
b. Program ditampilkan pada layar dan elemen-elemen seperti kontak Normally Open, Kontak
Normally Close, timer, counter dan lain-lain dinyatakan dalam bentuk gambar
c. Listrik mengalir dari sisi kiri ke sisi kanan, disebut dengan ladder line (ROW).
Aturan umum menggunakan suatu program diagram ladder adalah sebagai berikut:
a. Aliran listrik atau tenaga dari rel kiri ke rel kanan.
b. Suatu coil atau keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel (rail) sebelah kiri.
c. Tidak ada kontak yang ditempatan di kanan dari suatu coil keluaran.
d. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line
e. Tiap coil keluaran umumnya hanya satu kalai dalam suatu program.
Untuk mengerti dari diagram ladder, perlu mengetahui hubungan antara diagram ladder dan
rangkaian logika. Contoh diagram ladder adalah seperti gambar. 18.
4
Gambar. 2.19
Ladder Diagram
Perbedaan antara hardwired dan rangkaian logika dijembatani oleh diagram ladder seperti contoh gambar
20.
Gambar. 2.20
Rangkaian Logika di konversi ke Ladder Diagram
2.
Function Block Diagram
Function Block Diagram adalah bahasa gambar untuk pemograman PLC, yang menjelaskan
fungsi antara input dan output. Sebuah fungsi merupakan bagian dari satu blok program. Input output
fungsi terhubung dengan garis antara satu fungsi dan fungsi lainnya. Seperti diagram ladder Function
Block Diagram merupakan rangkaian-rangkain logika seperti contoh gambar 20.
Gambar. 2.21
Function Block Diagram
3.
Pemograman PLC
Pemograman PLC mengakomodir fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Digital Input dan Digital Output yaitu fungsi pembaca dan pengeluran berupa sinyal-sinyal digital
sesuai dengan spesifikasi PLC biasanya di representasikan dengan bilangan-bilangan biner
2. Analog input dan analog output yaitu fungsi pembaca dan pengluaran berupa sinyal-sinyal analog
umumnya di representasikan dengan nilai-nilai decimal.
3. Fungsi Timer, digunakan untuk menunda dan mengedalikan suatu proses sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
4. Fungsi Counter, digunakan untuk menghitung jumlah perubahan input dan membatasi banyaknya
perubahan input. Ada dua jenis counter yaitu menghitung naik (up-counter) dan menghitung
5
turun (down-counter). Counter dapat mengeluarkan nilai logika 0 dan 1 bilai nilai preset telah
tercapai.
5. Counter Comparator digunakan untuk membandingkan 2 buah nilai counter. Operator
pembandng dapat berupa “=; > ; >=; <; <=; ≠”
6. Fungsi gerbang logika, yang menemukan Gerbang Logika pertama kali adalah Dean Christiano
pada tahun 1782-1879. Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas
dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik
menjadi sebuah sinyal keluaran logik.
Nama
Fungsi
Lambang dalam rangkaian
IEC 60617-12
US-Norm
GerbangAND
(AND)
GerbangOR
(OR)
Tabel
kebenaran
DIN 40700
(sebelum
1976)
A
B
Y
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
A
B
Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
\
GerbangNOT
(NOT,
Gerbangkomplemen,
Pembalik(In
verter))
GerbangNAND
(Not-AND)
6
A
Y
0
1
1
0
A
B
Y
0
0
1
GerbangNOR
(Not-OR)
GerbangXOR
(Antivalen,
ExclusiveOR)
atau
GerbangXNOR
(Ekuivalen,
NotExclusiveOR)
atau
0
1
1
1
0
1
1
1
0
A
B
Y
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
A
B
Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
A
B
Y
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
Tabel. 2.1
Gerbang Logika
3. PERANCANGAN ALAT
A. Instalasi Listrik Pelanggan Daya 450-900VA
Diasumsikan pelanggan listrik dengan daya 450-900VA, dapat kita ambil study kasus dengan
denah rumah dan instalasi listrik sebagai berikut:
7
1.1
3
3
1.9
D
Tanki
2.3
D
D
D
1.5
D
D
3
D
D
3
D
Gambar. 4.1
Denah Rumah dan Instalasi Listrik
Instalasi listrik terdiri dari titik lampu dan titik stop kontak dengan rincian sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Ruangan
Teras depan
Ruang Tamu
Ruang Tamu
Ruang Keluarga
Ruang Keluarga
Ruang Keluarga
Kamar Tidur Depan
Kamar Tidur Depan
Kamar Tidur Belakang
Kamar Tidur Belakang
Dapur
Dapur
Lorong
Teras Samping
Diluar Bangunan
Total
Beban
Lampu
Lampu
Stop Kontak
Lampu
Televisi
Kulkas
Lampu
Stop Kontak
Lampu
Stop Kontak
Lampu
Stop Kontak
Lampu
Lampu
Mesin Air
Tabel. 4.1.
Jumlah Titik Instalasi
8
Daya (watt)
5
12
300
8
125
180
5
150
5
150
5
150
5
5
250
1437
B. Rancangan Sistem Kontrol Pada PLC
1. Sensor
Untuk membuat suatu system kontrol dibutuhkan sensor untuk membaca lingkungan, sesuai
dengan kebutuhan system maka dapat disimpulkan sensor-sensor yang akan digunakan adalah sebagai
berikut:
No.
Kebutuhan
Spesifikasi
Keterangan
1
Membaca kondisi
cahaya
24V DC Button
Photocell Sensor
2.
Membaca kondisi
gerakan
Sensor PIR Motion
Detector Versi 2
3
Membaca kondisi level
air
Penguin PS-70AB
Tabel. 4.2
Kebutuhan Sensor
2. Flowchart
Dari kebutuhan system yang telah dianalisa maka dibuatlah suatu aliran program untuk
memenuhi kebutuhan system tersebut. Adapun flowchart program PLC yang akan diterapkan adalah
sebagai berikut:
9
Mulai
Baca System Date
Baca Sensor
Cahaya
Apakah Jam 03:00 s/d
06:00
Apakah Terang
Baca Gerakan
Manusia
Nyalakan Lampu
Baca Sensor
Pelampung
Apakah Air Kosong
Nyalakan Stop
Kontak 15 mnt
Sandi 3 Kali Gerakan
Nyalakan Stop
Kontak 15 mnt
Selesai
Jalankan Mesin
Air
Gambar. 4.8
Flowchart Program
3. Program
Setelah membuat flowchart program maka sesuai dengan kebutuhan system kontrol flowchart
diterjemahkan kedalam bahasa Programable Logic Control (PLC) dapat berupa function block diagram
atau menggunakan diagram ladder. Berikut ini program PLC yang adakan diimplementasikan
menggunakan diagram ladder.
10
Q1, Indikator Auto
I1, Man/
Auto
Sys Date
Auto
Man
I2, Saklar
Pelampung
Q2 Mesin
Air
I3, Sensor
Cahaya
Q3 Lampu
Saklar Manual
Mesin Air
Saklar Manual
Lampu
I4, Sensor Timer
Internal
FIR
15mnt
Counter I4,
Sandi 3 x
Saklar Manual
Stop Kontak
Q4 Stop
Kontak
Timer
Gambar. 4.9
Diagram Ladder
Gambar. 4.10
Function Block Diagram
11
Gambar. 4.11
Simulaasi Program
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab analisa dan pembahasan ini ditampilkan hasil pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat. Adapun titik pengujian dari blok yang akan diuji meliputi
pengujian Keseluruhan Sistem.
Pengujian dan Pengamatan Keseluruhan Sistem
Untuk mengetahui cara kerja keseluruhan system dimulai dari sensor cahaya, sensor gerak, sensor
pelampung dan timer. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
 Memberikan sumber tegangan 220V pada MCB pengaman yang akan diterukan kepower supply
dan PLC
 Menghidupkan saklar utama dan melakukan pengukuran pengukuran pada MCB (pengaman) dan
peralatan yang terpasang.
 Mengoperasikan peralatan satu persatu mulai dari sensor pelampung, sensor cahaya dan sensor
gerak.
 Sensor pelampung dioperasikan pada batas atas dan batas bawah ditambah parameter waktu pada
PLC sehingga cara kerja system ini adalah ketika sensor pelampung membaca batas bawah
terpenuhi settingan waktunya maka motor air bekerja. Ketika batas atas terpenuhi maka motor
air berhenti bekerja. Motor air bekerja berdasarkan logika “AND” antara sensor pelampung dan
settingan waktu di PLC.
 Sensor cahaya dioperasikan menggunakan plastic anti UV, dengan menutup dan membuka sensor
sehinggan output lampu beroperasi “ON” ketika sensor ditutup plastic dan lampu tidak
beroperasi “OFF” ketika sensor lampu dibuka plastic.
 Sensor gerak dioperasikan dengan merubah ubah kondisi benda di depan sensor sebanyak tiga
kali sehingga sensor memberikan pulsa pada digital input PLC tiga kali. PLC membaca input
sensor gerak tiga kali sehingga mengaktifkan timer selama 15 menit, selama 15 tersebut sensor
12
memberikan pulsa sebanyak satu kali maka timer akan menambah kembali 15 menit. Timer akan
habis selama tidak menerima input dalam waktu 15 menit.
13
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisa yang dilakukan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan
mengajukan saran yang bias dipergukan untuk pengembangan analisa dan perancangan system desain
SMART HOME.
6.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari Tugas Akhir Design Smart Home Dalam Upaya Penghematan
Pemakaian Energy Listrik Pengguna Rumah Tangga, adalah sebagai berikut:
1. Penggunakan teknologi system kontrol pada instalasi listrik rumah tangga dapat menghemat
pemakaian energy listrik.
2. Dengan system kontrol pekerjaan manusia semakin terbantu
3. Tingkat akurasi pengaturan lebih presisi
4. Keamanan manusia yang mengoperasikan peralatan listrik lebih aman karena tidak berhubungan
langsung dengan peralatan
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah penulis buat, maka penulis menyampaikan
saran-saran agar penulisan Tugas Akhir ini dapat dikembangkan. Berikut saran-saran yang penulis
ajukan:
1. Perlu tambahan pengkondisian (sensor-sensor) untuk mendukung peralatan-peralatan listrik lain yang
akan dikontrol
2. Dikembangan aplikasi cloud computing untuk semua orang mengakses kondisi rumah-rumah yang
dikontrol
3. Perlu ditambahakan modul komunikasi agar dapat terbaca secara remote
4. Dikembangkan peralatan system kontrol untuk rumah bukan industrik sehingga pengguna umum lebih
mudah dikuasai.
14
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Budiyanto M dan A Wijaya “ Pengenalan Dasar-dasar PLC”, Gava Media, Yogyakarta, 2003
Hartono, Jogyanto, Konsep Dasar Informasi: Uraian tentang konsep Dasar Informasi,
Yogyakarta : Sudjowo, 2005
Munawar. Pemodelan Basis Data Berorientasi Objek: Konsep Dasar Perancangan Sistem,
Yogyakarta: Andi, 2005
Cekdin Cekmas dan Barlian Taufik “ Transmisi Daya Listrik”,Yogyakarta: Andi, 2013
Ir. Wahyudi Sarimun N, MT “Buku Saku Pelayanan Teknik”, Garamond, 2011
http://www.pln.co.id/dataweb/KIP/Subsidi.pdf, Tinjauan Ekonomi dan Prospek Usaha (Laporan
tahunan PLN 2013
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kendali
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerbang_logika
http://royansyah-putra.blogspot.com/2013/02/gambar-instalasi-listrik-rumah-tinggal.html
http://cara-pasang-instalasi-listrik-rumah.blogspot.com/2014/01/alat-listrik-yang-digunakan-dirumah.html
Dani Jumadil Akhir, Jurnalis . Okezone.com
Zelio Datasheets
PIR Sensor Datasheets
15
Download