DESIGN SMART HOME DALAM UPAYA PENGHEMATANPEMAKAIAN ENERGY LISTRIKPENGGUNA RUMAH TANGGA Andi Setiawan Teknik Informatika, STIMIK ATMA LUHUR, Selindung, Pangkalpinang. [email protected] Abstrak Pemanfaatan energy listrik bagi masyarakat dengan daya 450-900VA masih medapatkan subsidi dari pemerintah sehingga semakin tinggi pemakaian semakin besar pula subsidi yang diberikan. Oleh karena itu perlu kiranya kita membuat system pengontrolan yang dapat membantu mengendalikan peralatan listrik agar digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Sistem kontrol yang direncanakan sesuai kebutuhan pelanggan dengan daya 450-900VA sehingga peralatan kontrol dan sensor disesuaikan untuk kebutuhan pelanggan segment tersebut. Sistem kontrol yang dapat digunakan adalah PLC dengan jumlah input output yang tidak terlalu banyak, sensor gerak, sensor pelampung dan sensor cahaya atau LDR. Secara garis besar sensor pelampung digunakan untuk mengontrol mesin air, sensor cahaya untuk mengontrol nyala lampu dan sensor gerak untuk mengontrol pemakaian pada stop kontak. Kata kunci : Subsidi, PLC, Sensor gerak,, sensor pelampung, sensor cahaya. 1. PENDAHULUAN Energy listrik adalah sumber energy yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Energy listrik memiliki kelebihan dari energy yang lain dimana energy listrik sangat mudah dikonversi ke energy lain dan sangat mudah didistribusikan sehingga membuat energy ini sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang sudah terjangkau oleh listrik mempergunakan listrik untuk kebutuhan sehari-hari dari menunjang kegiatan primer hingga kegiatan tersier misalnya untuk penerangan, pompa air, informasi, telekomunikasi, memasak, lemari pendingin dan pendingin ruangan. Sebagian besar pengguna listrik di Indonesia adalah pelanggan rumah tangga. Pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA masih mendapat subsidi dari pemerintah secara langsung. Dengan subsidi yang diberikan pemerintah pada segment tersebut maka jika semakin tinggi tingkat pemakaian listrik masyarakat semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan belanja pemerintah untuk memproduksi listrik. Dengan teknologi komputer dapat memberikan solusi dalam mengatur pemakaian listrik masyarakat dalam penggunaan energy listrik agar efektif dan efisien sesuai kebutuhan serta tidak boros. Komputer mempunyai prinsip dasar yaitu input, proses dan output. Input adalah informasi yang diterima oleh cental prosesor unit untuk kemudian diproses menjadi perintah atau output. Kondisi yang ada pada konsumen dengan daya 450VA dan 900VA pada umumnya mempergunakan listrik untuk penerangan, pompa air, informasi (televisi) dan lainnya. Sering sekali ditemukan disekitar kita penggunaan energy listrik tidak dimanfaatkan dengan bijak seperti lampu penerangan menyala pada kondisi terang, televisi menyala padahal yang menonton sudah tidur berjamjam, pompa air listrik menyala padahal tanki air sudah luber. Beban listrik yang telah diketahui karakteristik operasinya tersebut dapat dikendalikan agar bekerja atau menyala pada kondisi yang dibutuhkan. Teknologi komputer dapat membantu manusia dalam mengatur beban listrik tersebut dengan melihat kebutuhan kondisi dilingkungan tersebut sehingga tidak terjadi pemborosan pemakaian yang tidak perlu diluar kelalaian pemakai. 1 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Sensor Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser. Jenisjenis sensor yang umum digunakan adalah sebagai berikut: 1. Sensor Proximity Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar. Pengertian lain proximity sensor merupakan perangkat yang mendeteksi keberadaan dan kedekatan obyek baik berupa logam maupun non logam. Proximity hanya mendeteksi "keberadaan" dan tidak memberi "kuantitas" dari obyek. Maksudnya, jika mendeteksi logam maka keluaran dari detektor hanya "ada" atau "tidak ada" logam. Proximity tidak memberikan informasi tentang kuantitas logam seperti jenis logam, ketebalan, jarak, suhu dll. Jadi hanya "ada atau tidak ada" logam. Juga sama untuk non logam. Proximity untuk logam biasanya dengan "inductive proximity" sedang untuk non logam dengan "capacitive proximity" Didepan disebutkan "perangkat" karena sensor proximity sudah merupakan sirkuit yang terdiri dari beberapa komponen untuk dirangkai menjadi sebuah sistem yang bekerja sebagai proximity sensor. Bandingkan dengan sensor cahaya (misalnya) : LDR yang betul-betul stand alone/ komponen bukan suatu rangkaian elektronik. 2. Sensor Magnet Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. 3. Sensor Sinar Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima. 4. Sensor Ultrasonik Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil. 5. Sensor Tekanan Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya. 2 6. Sensor Kecepatan (RPM) Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi. 7. Sensor Penyandi (Encoder) Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu. 8. Sensor Suhu Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C), resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear. B. Programmable Logic Control (PLC) Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam . Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah : “Sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog” Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut : 1. Programmable Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya. 2. Logic Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya. 3. Controller Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan 3 dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak. Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut: 1. Sekuensial Control PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat. 2. Monitoring Plant PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator. C. Output Di dalam sebuah system terdapat suatu keluaran yang dikendalikan oleh PLC yang disebut output. Output pada keluaran PLC berupa kontak on atau off yang pada penerapannya dapat dihubungkan keperalatan lain contohya: 1. Lampu 2. Auxilarry Relay 3. Kontaktor 4. Sirine 5. Motor 6. Sakeral Elektronik D. Pemograman Pemograman pada PLC dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti; menggunakan ladder diagram, function block diagram, dan kode mnemonic. Setiap pabrikan PLC menyediakan software untuk melakukan pemograman PLC. 1. Ladder Diagram Sifat-sifat ladder diagram adalah sebagai berikut: a. Dinyatakan dalam suatu bentuk umum simbolik untuk relay yang dikontrol oleh rakngkaian elektrik b. Program ditampilkan pada layar dan elemen-elemen seperti kontak Normally Open, Kontak Normally Close, timer, counter dan lain-lain dinyatakan dalam bentuk gambar c. Listrik mengalir dari sisi kiri ke sisi kanan, disebut dengan ladder line (ROW). Aturan umum menggunakan suatu program diagram ladder adalah sebagai berikut: a. Aliran listrik atau tenaga dari rel kiri ke rel kanan. b. Suatu coil atau keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel (rail) sebelah kiri. c. Tidak ada kontak yang ditempatan di kanan dari suatu coil keluaran. d. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line e. Tiap coil keluaran umumnya hanya satu kalai dalam suatu program. Untuk mengerti dari diagram ladder, perlu mengetahui hubungan antara diagram ladder dan rangkaian logika. Contoh diagram ladder adalah seperti gambar. 18. 4 Gambar. 2.19 Ladder Diagram Perbedaan antara hardwired dan rangkaian logika dijembatani oleh diagram ladder seperti contoh gambar 20. Gambar. 2.20 Rangkaian Logika di konversi ke Ladder Diagram 2. Function Block Diagram Function Block Diagram adalah bahasa gambar untuk pemograman PLC, yang menjelaskan fungsi antara input dan output. Sebuah fungsi merupakan bagian dari satu blok program. Input output fungsi terhubung dengan garis antara satu fungsi dan fungsi lainnya. Seperti diagram ladder Function Block Diagram merupakan rangkaian-rangkain logika seperti contoh gambar 20. Gambar. 2.21 Function Block Diagram 3. Pemograman PLC Pemograman PLC mengakomodir fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Digital Input dan Digital Output yaitu fungsi pembaca dan pengeluran berupa sinyal-sinyal digital sesuai dengan spesifikasi PLC biasanya di representasikan dengan bilangan-bilangan biner 2. Analog input dan analog output yaitu fungsi pembaca dan pengluaran berupa sinyal-sinyal analog umumnya di representasikan dengan nilai-nilai decimal. 3. Fungsi Timer, digunakan untuk menunda dan mengedalikan suatu proses sesuai dengan waktu yang ditentukan. 4. Fungsi Counter, digunakan untuk menghitung jumlah perubahan input dan membatasi banyaknya perubahan input. Ada dua jenis counter yaitu menghitung naik (up-counter) dan menghitung 5 turun (down-counter). Counter dapat mengeluarkan nilai logika 0 dan 1 bilai nilai preset telah tercapai. 5. Counter Comparator digunakan untuk membandingkan 2 buah nilai counter. Operator pembandng dapat berupa “=; > ; >=; <; <=; ≠” 6. Fungsi gerbang logika, yang menemukan Gerbang Logika pertama kali adalah Dean Christiano pada tahun 1782-1879. Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Nama Fungsi Lambang dalam rangkaian IEC 60617-12 US-Norm GerbangAND (AND) GerbangOR (OR) Tabel kebenaran DIN 40700 (sebelum 1976) A B Y 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 A B Y 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 \ GerbangNOT (NOT, Gerbangkomplemen, Pembalik(In verter)) GerbangNAND (Not-AND) 6 A Y 0 1 1 0 A B Y 0 0 1 GerbangNOR (Not-OR) GerbangXOR (Antivalen, ExclusiveOR) atau GerbangXNOR (Ekuivalen, NotExclusiveOR) atau 0 1 1 1 0 1 1 1 0 A B Y 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 A B Y 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 A B Y 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 Tabel. 2.1 Gerbang Logika 3. PERANCANGAN ALAT A. Instalasi Listrik Pelanggan Daya 450-900VA Diasumsikan pelanggan listrik dengan daya 450-900VA, dapat kita ambil study kasus dengan denah rumah dan instalasi listrik sebagai berikut: 7 1.1 3 3 1.9 D Tanki 2.3 D D D 1.5 D D 3 D D 3 D Gambar. 4.1 Denah Rumah dan Instalasi Listrik Instalasi listrik terdiri dari titik lampu dan titik stop kontak dengan rincian sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ruangan Teras depan Ruang Tamu Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Keluarga Ruang Keluarga Kamar Tidur Depan Kamar Tidur Depan Kamar Tidur Belakang Kamar Tidur Belakang Dapur Dapur Lorong Teras Samping Diluar Bangunan Total Beban Lampu Lampu Stop Kontak Lampu Televisi Kulkas Lampu Stop Kontak Lampu Stop Kontak Lampu Stop Kontak Lampu Lampu Mesin Air Tabel. 4.1. Jumlah Titik Instalasi 8 Daya (watt) 5 12 300 8 125 180 5 150 5 150 5 150 5 5 250 1437 B. Rancangan Sistem Kontrol Pada PLC 1. Sensor Untuk membuat suatu system kontrol dibutuhkan sensor untuk membaca lingkungan, sesuai dengan kebutuhan system maka dapat disimpulkan sensor-sensor yang akan digunakan adalah sebagai berikut: No. Kebutuhan Spesifikasi Keterangan 1 Membaca kondisi cahaya 24V DC Button Photocell Sensor 2. Membaca kondisi gerakan Sensor PIR Motion Detector Versi 2 3 Membaca kondisi level air Penguin PS-70AB Tabel. 4.2 Kebutuhan Sensor 2. Flowchart Dari kebutuhan system yang telah dianalisa maka dibuatlah suatu aliran program untuk memenuhi kebutuhan system tersebut. Adapun flowchart program PLC yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: 9 Mulai Baca System Date Baca Sensor Cahaya Apakah Jam 03:00 s/d 06:00 Apakah Terang Baca Gerakan Manusia Nyalakan Lampu Baca Sensor Pelampung Apakah Air Kosong Nyalakan Stop Kontak 15 mnt Sandi 3 Kali Gerakan Nyalakan Stop Kontak 15 mnt Selesai Jalankan Mesin Air Gambar. 4.8 Flowchart Program 3. Program Setelah membuat flowchart program maka sesuai dengan kebutuhan system kontrol flowchart diterjemahkan kedalam bahasa Programable Logic Control (PLC) dapat berupa function block diagram atau menggunakan diagram ladder. Berikut ini program PLC yang adakan diimplementasikan menggunakan diagram ladder. 10 Q1, Indikator Auto I1, Man/ Auto Sys Date Auto Man I2, Saklar Pelampung Q2 Mesin Air I3, Sensor Cahaya Q3 Lampu Saklar Manual Mesin Air Saklar Manual Lampu I4, Sensor Timer Internal FIR 15mnt Counter I4, Sandi 3 x Saklar Manual Stop Kontak Q4 Stop Kontak Timer Gambar. 4.9 Diagram Ladder Gambar. 4.10 Function Block Diagram 11 Gambar. 4.11 Simulaasi Program 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab analisa dan pembahasan ini ditampilkan hasil pengujian yang bertujuan untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat. Adapun titik pengujian dari blok yang akan diuji meliputi pengujian Keseluruhan Sistem. Pengujian dan Pengamatan Keseluruhan Sistem Untuk mengetahui cara kerja keseluruhan system dimulai dari sensor cahaya, sensor gerak, sensor pelampung dan timer. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: Memberikan sumber tegangan 220V pada MCB pengaman yang akan diterukan kepower supply dan PLC Menghidupkan saklar utama dan melakukan pengukuran pengukuran pada MCB (pengaman) dan peralatan yang terpasang. Mengoperasikan peralatan satu persatu mulai dari sensor pelampung, sensor cahaya dan sensor gerak. Sensor pelampung dioperasikan pada batas atas dan batas bawah ditambah parameter waktu pada PLC sehingga cara kerja system ini adalah ketika sensor pelampung membaca batas bawah terpenuhi settingan waktunya maka motor air bekerja. Ketika batas atas terpenuhi maka motor air berhenti bekerja. Motor air bekerja berdasarkan logika “AND” antara sensor pelampung dan settingan waktu di PLC. Sensor cahaya dioperasikan menggunakan plastic anti UV, dengan menutup dan membuka sensor sehinggan output lampu beroperasi “ON” ketika sensor ditutup plastic dan lampu tidak beroperasi “OFF” ketika sensor lampu dibuka plastic. Sensor gerak dioperasikan dengan merubah ubah kondisi benda di depan sensor sebanyak tiga kali sehingga sensor memberikan pulsa pada digital input PLC tiga kali. PLC membaca input sensor gerak tiga kali sehingga mengaktifkan timer selama 15 menit, selama 15 tersebut sensor 12 memberikan pulsa sebanyak satu kali maka timer akan menambah kembali 15 menit. Timer akan habis selama tidak menerima input dalam waktu 15 menit. 13 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa yang dilakukan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan mengajukan saran yang bias dipergukan untuk pengembangan analisa dan perancangan system desain SMART HOME. 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diambil dari Tugas Akhir Design Smart Home Dalam Upaya Penghematan Pemakaian Energy Listrik Pengguna Rumah Tangga, adalah sebagai berikut: 1. Penggunakan teknologi system kontrol pada instalasi listrik rumah tangga dapat menghemat pemakaian energy listrik. 2. Dengan system kontrol pekerjaan manusia semakin terbantu 3. Tingkat akurasi pengaturan lebih presisi 4. Keamanan manusia yang mengoperasikan peralatan listrik lebih aman karena tidak berhubungan langsung dengan peralatan 6.2. Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah penulis buat, maka penulis menyampaikan saran-saran agar penulisan Tugas Akhir ini dapat dikembangkan. Berikut saran-saran yang penulis ajukan: 1. Perlu tambahan pengkondisian (sensor-sensor) untuk mendukung peralatan-peralatan listrik lain yang akan dikontrol 2. Dikembangan aplikasi cloud computing untuk semua orang mengakses kondisi rumah-rumah yang dikontrol 3. Perlu ditambahakan modul komunikasi agar dapat terbaca secara remote 4. Dikembangkan peralatan system kontrol untuk rumah bukan industrik sehingga pengguna umum lebih mudah dikuasai. 14 Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Budiyanto M dan A Wijaya “ Pengenalan Dasar-dasar PLC”, Gava Media, Yogyakarta, 2003 Hartono, Jogyanto, Konsep Dasar Informasi: Uraian tentang konsep Dasar Informasi, Yogyakarta : Sudjowo, 2005 Munawar. Pemodelan Basis Data Berorientasi Objek: Konsep Dasar Perancangan Sistem, Yogyakarta: Andi, 2005 Cekdin Cekmas dan Barlian Taufik “ Transmisi Daya Listrik”,Yogyakarta: Andi, 2013 Ir. Wahyudi Sarimun N, MT “Buku Saku Pelayanan Teknik”, Garamond, 2011 http://www.pln.co.id/dataweb/KIP/Subsidi.pdf, Tinjauan Ekonomi dan Prospek Usaha (Laporan tahunan PLN 2013 https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kendali https://id.wikipedia.org/wiki/Gerbang_logika http://royansyah-putra.blogspot.com/2013/02/gambar-instalasi-listrik-rumah-tinggal.html http://cara-pasang-instalasi-listrik-rumah.blogspot.com/2014/01/alat-listrik-yang-digunakan-dirumah.html Dani Jumadil Akhir, Jurnalis . Okezone.com Zelio Datasheets PIR Sensor Datasheets 15