pelestarian budaya lokal dengan

advertisement
PELESTARIAN BUDAYA LOKAL DENGAN
PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Esty Wulandari, S.Sos., M.Si
Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual
Fakultas Sastra Dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
The effect of globalization is the world become “global village”, It means
that the world is just like “the village” which interact with people from another
nation in the world. People with different culture, ideology they can be
communicate with other to do good relationship in economic, sosial politics, etc.
Every nations must be understanding another culture to create mutual
relationship. The effect of globalization are the people had to choice, first they
follow the effect of globalization or second to keep the local culture. If the people
can maintain and manage the local culture by keeping the culture, the language,
the art, the various traditions customs itself they can develop the local culture.but
if the local culture is not being maintain by the local people the local culture will
be disappear.
To keep the local culture, we have to look at the component of culture
which statement by Koentjaraningrat. The component of culture consist of
language, knowledge, job, art, the various traditions customs. One of component
of culture is language. Local Language used to maintain the local culture. In
communication, language used to transmitt the message from sender to receiver.
Communication culture used to understand the other people with different culture.
If the communication can be effective needs the similarity culture so the message
can be understand with other. Understanding the Local Language is important,
not just learning about the language itself but the culture needs to be
understanding by the people. To keep the local culture can be understanding by
the individual itself. They have to realize that they have responsiblity to keep the
local culturealthough they live with various culture.
Keywords : Communication, Local culture, globalization
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi seperti sekarang ini, sudut-sudut dunia seakan-akan
sangat dekat di kehidupan kita sehari-hari. Melalui teknologi komunikasi dan
Informasi, dari sudut dunia manapun sangat mudah untuk kita ketahui. Akibatnya
tanpa disadari difusi atau persebaran ide-ide, baik berupa sistem sosial ataupun
budaya dari luar masuk ataupun masyarakat luar menyebar dan mungkin ikut
terinternalisasi dalam kehidupan suatu masyarakat regional tertentu, seperti
masyarakat suatu negara. Persebaran ide-ide tersebut, makin intens karena
didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan para penyedia informasi yang
berlomba-lomba menginovasi diri sebagai penyedia jasa pemberi informasi.
Pengaruh yang kompleks tersebut, sudah pasti mempengaruhi kehidupan
masyarakat/bangsa suatu negara, tak terkecuali masyarakat dan bangsa Indonesia.
Perkembangan globalisasi yang masuk, pada akhirnya akan mempengaruhi
budaya yang ada.
Pada saat pengaruh globalisasi mulai masuk pada budaya lokal, maka
masyarakat akan dihadapkan pada pilihan apakah akan mengikuti pengaruh
globalisasi atau akan tetap mempertahankan budaya yang ada. Jika masyarakat
mempertahankan budaya lokal, melalui adat istiadat, norma, bahasa, kesenian,
dengan baik maka tidak pengaruhi terhadap pengaruh luar. Namun, sebaliknya
jika nilai nilai budaya sudah mulai ditinggalkan maka masyarakat terpengaruh
dengan budaya dari luar tersebut. Memahami budaya lokal sangat penting
terutama dalam upaya untuk memahami karakteristik budaya setempat, perlu
sikap saling menghargai dan menghormati budaya yang ada.
Pada saat kita berbicara tentang budaya, pastilah yang ada di benak kita
bahwa budaya erat kaitannya dengan wilayah atau tempat, misalnya Budaya
2
Amerika Latin, pastilah kita berpikir
ketika kita akan mempelajari budaya
Amerika latin berarti kita harus mempelajari wilayah yang meliputi wilayah
Meksiko, Rio de Janeiro,Brazil, dsbnya. Padahal
Menurut Gerry Philipsen
seorang ahli komunikasi dari University Of Washington, menyatakan bahwa
mempelajari budaya tidak saja terkait dengan mempelajari wilayah atau letak
geografisnya saja, atau hanya terbatas pada mempelajari suku atau etnik tertentu.
Meskipun,kadangkala ketika kita berpikir dalam konteks budaya kita juga
mempelajarti tentang pola perilaku, adat istiadat masyarakatnya.
Budaya adalah sebuah kontruksi Sosial dan memiliki nilai historis yang
ada, yang disalurkan melalui simbol-simbol, gagasan, serta aturan yang terkait
dengan norma yang ada. Budaya erat kaitanya dengan proses penyampaian pesan
dengan kode-kode tertentu (Griffin, 2000:390). Melalui berkomunikasi dan
memahami bentuk komunikasi non verbalnya, yang dilakukan oleh seseorang
maka kode budaya bisa dipahami. Artinya ada kesadaran dari seseorang untuk
memahami budaya setempat.
Dalam hal berkomunikasi, maka seseorang akan berjalan lancar jika para
pelaku yang terlibat dalam komunikasi itu mempunyai latar belakang budaya yang
sama. Orang Jawa akan lebih mudah berkomunikasi dengan Orang Jawa
ketimbang dari budaya lain. Dengan kata lain, perbedaan latar belakang budaya
cenderung menganggu komunikasi, mengapa hal ini terjadi karena adanyanya
perbedaan kebiasaan, nilai, norma yang dipakai ketika komunikasi berlangsung.
Maka makna pesan yang diterima pun kemungkinan besar tidak bisa sepenuhnya,
bahkan bisa jadi tidak dapat dipahami oleh komunikan.
Para ahli etnografi mempelajari bagaimana bentuk komunikasi yang
dilakukan, dan komunikasi Non Verbal yang dilakukan bisa memecahkan “sandi
bahasa” yang ada diantara masyarakat sekitar. Ini artinya, untuk memahami
budaya lain perlu komunikasi, perlu proses pertukaran ide, gagasan, makna antara
satu dengan yang lain.
Komunikasi dan kebudayaan, merupakan dua hal yang tidak bisa
terpisahkan. Pusat perhatian bidang komunikasi dan kebudayaan terletak pada
bagaimana cara manusia berkomunikasi melintasi komunikasi manusia atau
3
kelompok sosial.Jalur lintas komunikasi pastilah menggunakan kode-kode pesan,
baik secara verbal maupun non verbal yang secara alamiah selalu digunakan
dalam semua konteks interaksi. Dalam mempelajari studi komunikasi dan
kebudayaan terdapat proses untuk dapat memahami makna yang ada, pola-pola
tindakan dan bagaimana makna serta pola-pola itu diartikulasi dalam sebuah
kelompok sosial, kelompok budaya, kelompok politik, lingkungan pendidikan dan
lingkungan yang lainnya yang melibatkan interaksi antarmanusia (Alo
Liliweri,2007: 12)
Ketika para anggota dalam sistem sosial masyarakat bisa saling
berinteraksi maka pada saat itulah kebiasaan, nilai dan norma tersebut bisa
dibagikan atau (sharing) diantara mereka, sehingga lama kelamaan kebiasaan,
nilai dan norma itu menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari para anggota
sistem sosial tersebut.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pelestarian Budaya Lokal Dengan Pendekatan Komunikasi
Antar Budaya?
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN BUDAYA LOKAL
Pada dasarnya setiap manusia yang lahir kedunia ini hidup dan dibesarkan
dalam budaya tertentu. Demikian pula dalam proses internalisasi budaya.
Seseorang bisa mempelajari (diajari) disuruh menjalankan hal-hal yang baik dan
menghindari hal yang dianggap buruk karena proses internalisasi dalam budaya
masyarakat yang sudah meresap dan menjadi bagian dari hidup seseorang tersebut
serta menjadi acuan dalam berpikir dan berperilaku. Sehingga, seseorang akan
berperilaku serta bertindak karena pengaruh dari perilaku sesuai dengan kaidahkaidah yang berlaku. Misalnya jika ia dibesarkan dalam budaya Jawa maka ia
akan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada didalam budaya
tersebut.
Demikian pula jika seseorang dianggap harus bisa memahami budaya
yang ada disekitarnya, maka dia pun harus bisa mengetahui bagaimana kaidahkaidah yang ada dalam budaya tersebut. Ketika dia bisa mempelajari kaidah
budaya yang ada dalam masyarakat, maka dalam bertindak dan berperilaku pasti
akan mengacu pada kaidah budaya yang ada. Begitupula jika ingin
mengembangkan potensi budaya lokal makan peran komunikasi antar budaya
harus dapat memahami adat istiadat, norma, yang berlaku dalam budaya tersebut.
Pengertian Budaya lokal yaitu meliputi kebiasaan dan nilai bersama yang
dianut masyarakat tertentu. Pengertian budaya lokal sering dihubungkan dengan
kebudayaan suku bangsa. Konsep Suku bangsa sendiri sering dipersamakan
dengan konsep kelompok etnik. Menurut Fredrik Barth sebagaimana dikutip oleh
Parsudi Suparlan, suku bangsa hendaknya dilihat sebagai golongan yang khusus.
Kekhususan suku bangsa diperoleh secara turun temurun dan melalui interaksi
antar budaya. Budaya Lokal atau dalam hal ini budaya suku bangsa ini menjadi
indentitas pribadi ataupun kelompok masyarakat.Ciri-ciri yang telah menjadi
5
identitas itu melekat seumur hidupnya seiring kehidupanya. (Tedi Sutardi,
2007:11).
Menurut Zulyani Hidayah, terdapat lima ciri pengelompokan suku
bangsa yang dapat disamakan dengan pengertian budaya lokal, yaitu :
Pertama adanya komunikasi melalui bahasa dan dialek diantara mereka. Kedua,
pola-pola sosial kebudayaan yang menimbulkan perilaku sebagai bagian dari
kehidupan adat istiadat yang dihormati bersama. Ketiga,adanya perasaan
keterikatan antara satu dengan yang lainnya sebagai suatu kelompok bagian yang
menimbulkan
rasa
kebersamaan
diantara
mereka.
Keempat,
adanya
kecenderungan menggolongkan diri ke kelompok asli terutama ketika menghadapi
kelompok lain pada berbagai kejadian sosial kebudayaan. Kelima, adanya
perasaaan keterikatan dalam kelompok karena hubungan kekerabatan, genealogis
dan ikatan kesadaran teritorial diantara mereka.
B. PENGERTIAN KOMUNIKASI
1. Definisi Komunikasi
Kata atau istilah “ komunikasi” (dari bahasa inggris “Communication”)
berasal dari “communicatus”. Dalam bahasa Latin, yang artinya “berbagi” atau
menjadi milik bersama. Dengan demikian, komunikasi menurut Lexicographer
(ahli kamus bahasa) menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster‘s New Collegiate
Dictionary edisi tahun 1977 komunikasi adalah “suatu proses pertukaran
informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau
tingkah laku.”(Sasa Djuarsa, 1993 :7). Sedangkan, Menurut Hovland, Janis &
Kelley, Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
2. Menurut Saundra Hybels dan Richard L.Weafer,
Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan
perasaan. Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan
6
dan tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri atau
menggunakan alat bantu disekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan.
(Alo Liliweri, 2002 :3)
Dari berbagai definisi dari para ahli mengenai komunikasi,komunikasi
merupakan langkah untuk memahami dan menganalisi keterlibatan kita dalam
komunikasi manusia. Kita tidak bisa lepas dari komunikasi karena komunikasi
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Komunikasi juga merupakan proses
mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Dimana setiap pelaku komunikasi akan melakukan tindakan membentuk,
menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Pesan ini dapat berupa pesan
tertulis, lisan, gambar=gambar, gerak gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk
tanda-tanda lainnya ( Sasa Djuarsa, 1993 : 9).
C. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Jika dilihat dari asal kata maka istilah kebudayaan berasal dari kata
Sansekerta buddayah sebagai bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
akal. Maka kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan budi
dan akal”. Bahasa Inggrisnya adalah culture, sedangkan kata Latin adalah colere
artinya mengolah, mengerjakan atau sebagai segaa daya dan usaha manusia
mengubah alam. Dari pengertian ini dapat ditarik suatu definisi umum yang luas,
bahwa kebudayaan adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat, tidak hanya
mengenaik cara hidup yang dianggap lebih tinggi atau diinginkan. Melihat
batasan ini, kebudayaan berarti mencakup semua cara berpikir dan
berperilaku
manusia, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan merancang sesuatu. Secara
umum, kebudayaan adalah kehidupan manusia itu sendiri yang meliputi pikiran,
karya dan hasil karyanya. Sedangkan, dalam arti sempit, kebudayaan diartikan
dengan sesuatu yang indah atau seni, seperti lukisan, seni tari, musik dsbnya.
(Sasa Djuarsa, 1993:186).
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mencakung konsep yang luas
sehingga untuk kepentngan analisis, kebudayaan ini perlu dipecah lagi menjadi
7
beberapa unsur-unsur. Adapun unsur-unsur yang terbesar terjadi karena pecahan
tahap pertama yang disebut sebagai unsur-unsur kebudayaan yang universil. Dan
merupakan unsur-unsur yang pasti bisa didapatkan disemua kebudayaan didunia.
Unsur-unsur Universal yang merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di
Indonesia adalah :
1. Sistem religi dan upacara keaagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, bahwa kebudayaan
merupakan semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Artinya, bahwa
kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat.Tak ada suatu masyarakatpun yang
masih hidup tidak mempunyai kebudayaan. (Soleman,1994 123).
D. PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi dan kebudayan merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan terletak pada variasi
langkah dan cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia atau
kelompok sosial. Pelintas verbal maupun non verbal yang secara alamiah selalu
digunakan dalam konteks interaksi. Pusat Perhatian studi komunikasi dan
kebudayaan juga meliputi bagaimana menjajaki makna-makna, pola-pola,
tindakan dan bagaimana makna serta pola-pola itu diartikulasi dalam sebuah
kelompok sosial, kelompok budaya, kelompok politik, proses pendidikan bahkan
lingkungan teknologi yang melibatkan interaksi antar manusia.
Menurut Andrea L. Rich dan Dennis M.Ogawa menyatakan bahwa
komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda
kebudayaanya, misalnya antara suku bangsa, etnik, ras dan kelas sosial.
8
Sedangkan, Menurut Charles H.Dood, menyatakan bahwa Komunikasi antar
budaya melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antar pribadi, atau
kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang
mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta. (Alo Liliweri, 2002 :12).
9
BAB III
PEMBAHASAN
Pengembangan Budaya Lokal Dengan Pendekatan Komunikasi Antar
Budaya
Di era Globalisasi maka terjadi proses “penduniaan nilai nilai budaya”
kehidupan dari suatu ruang budaya ke suatu ruang budaya ke ruang budaya lain.
Proses penduniaan sebagai proses perubahan sosial yang cepat karena didukung
oleh teknologi komunikasi yang memungkinkan kecepatan pertukaran pesan bisa
melintasi ruang dan waktu. Sehingga, pesan-pesan yang dikirimkan itu berasal
dari dan menuju ke sasaran penerima yang berbeda budayanya.Menurut
Mc.Luhan dunia akan menjadi desa global dan memandang dunia hanya dalam
satu budaya, yakni budaya yang bersifat global.
Dampak dari globalisasi adalah dunia menjadi semakin sempit, bahkan
dunia menjadi global village artinya dunia menjadi tidak ubahnya dengan desa,
dimana interaksi antarbangsa didunia terlus berlangsung setiap waktu. Orang dari
berbagai bangsa dengan latar belakang nilai-nilai, adat-istiadat, ideologi,
keyakinan yang berbeda, bertemu dan berkomunikasi satu sama lain, baik untuk
hubungan ekonomi, sosial, politik dan keamanan. Oleh sebab itu, setiap bangsa
harus memahami budaya bangsa lain untuk menciptakan hubungan antarnegara
secara saling menguntungkan.
Disadari atau tidak sebagian besar kegiatan kita dilakukan oleh aktivitas
komunikasi. Jika seseorang berada dalam kebudayaan yang sama maka dalam
berkomunikasi akan menjadi lebih mudah karena adanya kesamaan dalam hal
latar belakang pengalamanya sehingga tujuan komunikasinya dapat berhasil. Ada
beberapa hal yang perlu kita pahami ketika kita akan mengembangkan budaya
10
lokal, tentunya akan ada kesamaan latar belakang budaya, adat istiadat, yang akan
mempermudah komunikasi yang dilakukan.
Untuk dapat terus mengembangkan budaya lokal, maka jika mengacu
pada unsur-unsur kebudayaan dari Koentjaraningrat, maka salah satu unsur
penting adalah bahasa, selain sistem pengetahuan, mata pencaharian, adat istiadat,
kesenian dan sistem peralatan hidup. Bahasa merupakan unsur kebudayaan yang
bersifat nonmaterial selain nilai, norma dan kepercayaan. Dalam komunikasi antar
budaya yang terjadi adalah unsur penggunaan bahasa lokal menjadi semakin
penting. Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam semua suku
bangsa terdiri dari kata kata dan simbol-simbol sehingga bahasa merupakan
susunan berlapis lapis dari simbol simbol yang ditata menurut ahli bahasa. Bahasa
lisan maupun tulisan sebagai bentuk dari komunikasi, mempunyai kode verbal
dimana mengacu pada naskah, teks dan dalam praktiknya kita temukan dalam
bentuk kata.
Untuk tetap mengembangkan budaya lokal, kita harus menjaga bahasa
lokal yang ada di daerah tersebut. Misalnya dalam Bahasa Jawa mengenal undhak
undhuk basa dan menjadi bagian integral dalam tata krama masyarakat Jawa. Di
surakarta, terdapat bentuk bagongan dan kedhaton yang dipakai sebagai bahasa
pengantar di lingkungan keraton. Dalam bahasa Jawa, terdapat tiga bentuk utama
variasi, yaitu ngoko ("kasar"), madya ("biasa"), dan krama ("halus"). Di antara
masing-masing bentuk ini terdapat bentuk "penghormatan" (ngajengake,
honorific) dan "perendahan" (ngasorake, humilific). Seseorang dapat berubahubah registernya pada suatu saat tergantung status yang bersangkutan dan lawan
bicara. Status bisa ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain. Seorang
anak yang bercakap-cakap dengan sebayanya akan berbicara dengan varian
ngoko, namun ketika bercakap dengan orang tuanya akan menggunakan krama
andhap dan krama inggil. Sistem semacam ini terutama dipakai di Surakarta,
Yogyakarta, dan Madiun.
11
Selain dengan menggunakan bahasa, maka pengembangan budaya lokal
dalam pendekatan komunikasi antar budaya, juga bisa dilakukan dengan cara :
1. Kesadaran pribadi, yaitu setiap individu harus memahami bahwa setiap
individu pada dasarnya mempunyai kepribadian, kecenderungan dan
kebiasaan (tingkah laku) masing-masing. Dalam keluarga pasti perbedaan
kebudayaan pribadi dapat ditemuai. Namun, jika ada rasa saling
menghargai, saling memahami akan adanya perbedaan budaya akan
mempererat
hubungan
yang
ada.
Ini
artinya,
jika
ingin
tetap
mempertahankan budaya lokal, kesadaran pribadi menjadi hal penting.
Harus ada rasa saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain.
2. Kesadaran domestik, yaitu dengan makin besarnya peluang setiap orang
untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki kebudayaan yang
berbeda, maka riskan ada konflik. Di Indonesia yang mempunyai ratusan
suku, pemahaman akan komunikasi antar budaya menjadi sangat penting,
supaya ada persatuan dan kesatuan.
3. Kesadaran Internasional, yaitu dengan semakin canggihnya teknologi
komunikasi dan informasi, maka pengaruh dari luar baik hal yang positif
dan hal negatif bisa masuk. Orang-orang dari berbagai latar belakang
suku, dengan nilai-nilai, adat istiadat, ideologi, keyakinan yang berbeda,
bertemu dan berkomunikasi satu sama lain, baik untuk hubungan ekonomi,
sosial, politik dsbnya. Ini artinya, meskipun globalisasi akan berpengaruh
terhadap budaya lokal, tetapi kita sadar bahwa kita harus tetap
mempertahankan budaya lokal yang ada.
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Salah satu kunci menghadapi era globalisasi adalah memahami budaya,
memahami budaya orang lain tidak hanya dilakukkan dengan memahami
bahasanya saja. Misalnya saja kalau kita ingin memahamai budaya Jawa, tidak
cukup memahami bahasa Jawanya saja seperti bahasa jawa ngoko, madya dan
krama tetapi juga harus paham budayanya kebudayaanya.
Salah satu cara untuk mempertahankan budaya lokal yang ada adalah
melalui bahasa, karena bahasa selalu digunakan untuk berinteraksi serta
berkomunikasi dengan orang lain. Pemahaman untuk memahami bahasa menjadi
salah satu unsur dalam komunikasi antar budaya. Selain itu, perlu adanya
Kesadaran pribadi, yaitu setiap individu harus memahami bahwa setiap individu
pada dasarnya mempunyai kepribadian, kecenderungan dan kebiasaan (tingkah
laku) masing-masing. Dalam keluarga pasti perbedaan kebudayaan pribadi dapat
ditemuai. Namun, jika ada rasa saling menghargai, saling memahami akan adanya
perbedaan budaya akan mempererat hubungan yang ada. Ini artinya, jika ingin
tetap mempertahankan budaya lokal, kesadaran pribadi menjadi hal penting.
Harus ada rasa saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain,
Kesadaran domestik, yaitu dengan makin besarnya peluang setiap orang untuk
berinteraksi dengan orang lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda, dan
Kesadaran Internasional, yaitu dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi
dan informasi, maka pengaruh dari luar baik hal yang positif dan hal negatif bisa
masuk. Namun dengan tetap mempertahankan budaya lokal maka pengaruh
negatif dari globalisasi tidak akan berpengaruh terhadap budaya setempat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Djuarsa, Sasa, 1993. Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka Press,
Jakarta
Griffin, EM.2000. Communication Theory, Mc Graw Hill, USA
Liliweri, Alo, 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, LKIS,
Yogyakarta
Sutardi, Tedi, 2007. Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya, PT. Setia
Purna Invest, Bandung
Taneko, Soleman,1994. Sistem Sosial Indonesia, CV.Fajar Agung, Jakarta
14
Download