PRINSIP.PRINSIP GENETIKA MOLEKUL DALAM ANALISIS GENETIKA TERKINI Oleh : Dr. Daniel Joko Wahyono' M.Biomed. Pendahuluan Kemajuan teknik dan konsep dari disiplin ilmu biologi molekuler dalam tiga dasarwarsa terakhir ini telah membawa pengaruh luarbiasa di dalam penguasaan bioteknologi. Tidak ketinggalan pula disiplin ilmu genetika turut serta menikmati kemajuan tersebut. Pada saat ini, jika kita bicara tentang genetika, tidak lagi hanya sebatas membicarakan bagaimana seekor lalat bisa mewarisi warna mata tertentu, bagaimana cacat bawaan buta warna bisa diwariskan, dan hal-hal konvensional lainnya. Semakin banyak bukti penelitian dengan pendekatan genetika berhasil menerangkan patogenesis sebuah penyakit yang sebelumnya tidak pernah didiskusikan dengan tinjauan genetika. Oleh karena itu cukup beralasan apabila saat ini genetika menjadi sebuah ilmu yang banyak dipakai di dalam biomedis. Pemahaman tentang konsep dasar DNA sebagai pembawa informasi genetik, pada akhirnya melahirkan sub disiplin ilmu baru dari disiplin ilmu genetik4 genetika molekuler. Kehadirannya melengkapi sub disiplin yang lainnya seperti: genetika formal, genetika populasi, genetika klinik, dan pelayanan konsultasi genetika. Genetika molekuler berbicara banyak tentang: DNA sebagai pembawa informasi genetik; Stnrktur DNA, replikasi, dan reparasi; Konsep dasar transkripsi dan translasi; Konsep dasar kode genetik, gen, dan mutasi; serta rekayasa genetika. DNA sebalai pembawa informasi genetik Pada tahun 1928, Fred Griffith seorang ahli mikrobiologi dari inggris menemukan tanpa sengaja sebuah fenomena menarik di dalam penelitiannya yang menggunakan bakteri pneumococcus. Namun demikian pada masa itu, tidak ada yang bisa menerangkan alasan sebuah strain pneumococcus yang tidak virulen bisa berofek mematikan terhadap bio.unsoed.ac.id tikus percobaan, jika pada saat menginjeksi tikus tersebut dicampurkan strain pnegmococcus yang virulen namun sudah diinaktifasi dengan dipanasi. Bahkan lebih aneh lagi, pada tikus percobaan hanya ditemukan pneumococcus virulen saja. Lalu kemanakah strain avirulen yang disuntikan terebut ? Pada saat itu, tidak ada yang berhasil memahami mekanisme yang mendasari fakta pneumococcus avirulen berubah menjadi sebuah pneumococcus yang virulen. Fenomena ini selanjutnya mengilhami O.T. Avery dan kawan-kawan (1944) untuk mempelajari lebih jauh. Mereka membuat ekstrak dari pneumococcus yang virulen. Semua komponen protein, lipid, dan polysaccharides dihilangkan. Menarik sekali, temyata kemampuan untuk mentransformasi pneumococcus avirulen manjadi virulen tetap dimiliki oleh ekstrak tersebut. Dengan beberapa studi lanjutan akhirnya diyakini bahwa DNA mentransformasi merupakan komponen ekstrak yang mempunyai kemampuan ini. Hal ini sejalan dengan teori yang hingga kini masih diyakini kebenaranny4 bahwa bakteri mempunyai kemampuan untuk menerima segmen DNA asing yang selanjutnya digabungkan dengan genomenya sendiri. Inilah yang bisa menerangkan perubahan tersebut. Bukti langsung tentang DNA sebagai pembawa informasi genetik pertama kali diajukan oleh A.D Hersley dan M. Chase pada tahun 1952. Mereka menggunakan bakteriofaga untuk percobaan ini. Komponen protein kapsular dari bakteriofaga diberi label radioanir 135s; yang berbeda dengan DNA 132r;. rada saat bakteriofaga ini menginfeksi bakteri, dibuktikan bahwa hanya DNA yang masuk kedalam bakteri, sementaxa komponen kapsularnya tetap berada di luar sel bakteri. Namun, seperti halnya diyakini hingga kini, meskipun hanya DNA yang masuk ke dalam sel bakteri, pada akhirnya setelah DNA bakteriofaga ini memperbanyak diri, terbentuk bakteriofaga sempurna dengan kapsulnya. Terlihat dengan jelas bahwa DNA merupakan pembawa informasi genetik. Konsep dasar terbatas ini hingga kini diyakini kebenarannya tidak hanya di dalam prokario! namun juga di dalam sel eukariot seperti halnya pada sel manusia. Gen merupakan komponen operasional pembawa informasi genetilc Gen dapat didefinisikan sebagai sebuah segmen molekul DNA yang memiliki informasi biologiVgenetis, merupakan cetak biru untuk pembentukan RNA dan molekul bio.unsoed.ac.id polipeptida. Seperti kita ketahui bahwa urutan nukleotida di dalam genome merupakan penentu urutan asam amino penyusun polipeptida yang dikode olehnya. Hal I ini bisa terjadi setelah melalui proses transkripsi dan translasi. Gen sebagai komponen operasional pembawa informasi genetik bekerja melalui berbagai tahapan. Gen alau dalam hal ini lebih mudah dikatakan sebagai DNA ditranlasikan tedebih dahulu menjadi 6RNA (messanger RNA). mRNA ditranskripsikan dengan cara mengkopi DNA sebagai cetakannya. Hasil akhirnya adalah rangkaian ribonukleat yang komplemen dari DNA. Untuk selanjutnya mRNA ini ditranslasikan menjadi rangkaian asam amino-asam amino sesuai dengan urutan kode genetiknya. Genom merupakan peristilahan untuk seluruh molekul DNA yang dimiliki oleh sebuah individu, sementara gen rnerupakan komponen-komponen kecil yang secara operasional akan membawa informasi genetik tersebut. Dengan kata lain setiap gen akan mengkode sebuah polipeptida tertentu. Dengan cara seperti inilah informasi genetik yang dibawa di dalam genome dipecah-pecah dan diterjemahkan. Konsep gen dan regulasi ekspresinya dikemukakan pada tahun 60-an, yang diawali dengan penterjemahan hasil penelitian pada Drosophila yang menghasilkan sebuah teori: satu gen mengkode satu macam enzym. Akumulasi banyak penelitian pada eukariot tingkat tinggi (contoh: manusia) diternukan kenyataan bahwa satu gen bisa mengkode lebih dari satu macam polipeptida melalui mekanisme alternative splicing yang menghasilkan isoform-isoform protein. Definisi gen mungkin harus ditinjau ulang. Meskipun demikian, pengertian gen sebagai komponen operasional pembawa informasi genetik tetap relevan hingga saat ini. Struktur Gen Eukariot dan Prokariot Secara umurn sel eukariot mempunyai struktur dan fungsi yang lebih kompleks dibandinglqrn sel prokariot. Oleh karenanya pula maka eukariot selalu dikatakan mempunyai tingkat lebih tinggi dibandingkan prokariot. Secara genetis perbedaan ini juga terlihat pada struktur gen maupun fungsi pengaturan gen pada dua macam sel tersebut. Genome eukariot tersebar di dalam khromosom linear yang biasanya lebih dari satuo sementara genome prokariot hanya terdiri dari satu buah ,,khromosom'o yang berbentuk circular. Pada umumnya gen eukariot bisa dipilatr menjadi bagian intron dan bio.unsoed.ac.id exon. Hanya exon yang akan diterjemahkan menjadi polipeptida. Prokariot diyakini tidak mempunyai komponen intron. Hal ini dimungkinkan karena genome prokariot sangat pendek sehingga perlu penghematan tempat untuk mengalokasikan gen-gennya. Pada proses transkripsi sel eukariot awalnya dibentuk pre-messenger RNA . Di dalam RNA ini masih terdapat nukleotida yang termasuk di dalam intron. Pada proses maturasi pre-messenger RNA menjadi messenger RNA, bagian RNA yang disebut intron (disebut juga: intervening sequence) dihilangkan melalui proses splicing. Sehingga pada messenger RNA matur hanya dijumpai exon saja. Mekanisme ini tidak dijumpai di dalam prokariot. Kode Genetik Untuk menterjemahkan urutan nucleotide di dalam gen menjadi urutan amino di asam dalam polipeptida membutuhkan satu set aturan baku. Inilah yang disebut dengan kode genetik. Kode genetik pertama kali diterangkan pada tahun 1966. Gen tidak bisa diterjemahkan langsung mer{adi urutan asam amino, melainkan melalui perantaraan messenger RNA (mRNA). Kodon untuk asam amino tersusun oleh urutan tiga buah nukleotida tertentu. Kode genetik merupakan bahasa yang universal, dipakai oleh semua organisme di muka bumi ini. Setiap kodon mengkode satu asam amino, tetapi satu asam amino mungkin dikode oleh lebih dari satu kodon. Sebagai contoh: Lysine bisa dikode oleh AAA maupun AAG, sementara AUG hanya untuk methionine dan UGG hanya untuk tryptophane. Urutan asam amino untuk memudahkan penulisan bisa digantikan dengan hanya menuliskan satu hurui misalnya P untuk proline dan R untuk Arginine. Setelah muncul konsep kode genetik ini, timbul masalah lebih lanjut tentang titik awal mulaipembacaan kode genetik tersebut. Dengan adanya hukum pembacaan kodon tigatiga ini, memungkinkan untuk pembacaan mRNA dengan tiga macam cara (reading frome), bergantung pada titik awal yang dipakai. Sudah pasti yang benar hanya satu cara yang disebut sebagai open reading frame (ORF). Dengan mendeteksi ORF melalui sebuah program komputer, dapat merupakan langkah awal untuk menemukan sebuah gen baru yang mepunyai fungsi tertentu. Dengan selesainya human genome project, bio.unsoed.ac.id pendekatan ini bisa dilakukan dengan sangat cepat untuk meng-klon sebuah gen yang tadinya belum diketahui sifat dan fungsinya. 4 Mutasi Urutan nukleotida di dalam genome menentukan urutari asam amino di tingkat polipeptida melalui proses transkripsi dan translasi. Apabila terjadi perubahan urutan nukleotida di dalam satu titik tertentu, maka terjadi pula perubahan urutan asam amino. perubahan pada urutan nukelotida ini disebut dengan mutasi. Mutasi ini bisa dipropaganda oleh banyak penyebab, atara lain: sinar gamma, sinar ultra violet, serta zat kimia tertentu, seperti ethidium bromide' Hingga saat ini terdapat banyak bukti penelitian bahwa mutasi ini diturunkan dari individu parental ke anakannya. Banyak penyakit genetik yang diturunkan ke individu anakan ini, didasari oleh adanya proses mutasi. Mutasi bertanggung jawab pada proses terjadinya berbagai penyakit pada manusi4 seperti: penyakit degenerafif, penyakit keganasan, penyakit inborn error metabolism,penyakit kongenital, bahkan pada penyakit infeksi. Untuk memudahkan pemahaman, mutasi dibagi dalam tiga golongan: (l) Pergantian nukelotida" (2) Penambahan nukleotida (insersi), dan (3) Pengurangan nukleotida (delesi). Mutasi akibat pergantian nukleotida bisa dibagi-bagi lagi menjadi: (a) Silent mutation, mutasi ini hanya mengakibatkan pergantian nukleotida saja, sementara asam amino tidak berubah. Hal ini terjadi pada asam amino yang dikode oleh lebih dari satu kodon. (b) Mutasi missense, pergantian urutan nukleotida berakibat pula pada pergantian asam amino. (c) Nonsense mutation, mutasi yang merubah sebuah kodon yang mengkode asam amino tertentu menjadi stop eodon Akibatnya, proses pembentukan polipeptida terhenti seketika di posisi tersebut. Oleh karena pembacaan kode genetik tergantung pada ORF, maka muncul sebuah istilah frame shifi mutation. Mutasi ini terjadi pada*insersi maupun delesi yang tidak in frame, tidak kelipatan tiga- Oleh karena insersi atau delesi tersebut menyebabkan pembacaan kodon menjadi berubah. Setiap mutasi mempunyai posisi yang sudah pasti. Artinya" setiap kali terdapat mutasi di titik tertentu, dapat dipastikan pula titik di dalam level polipeptida yang akan mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat mutasi dapat berupa: (1) bio.unsoed.ac.id Dijumpai stop codon lebih awal dari semestinya, dengan akibat polipeptida yang terbentuk menjadi lebih pendek dari yang semestinya" (2) Terjadi pergantian asam amino pada satu titik lokasi yang dapat dilacak berdasarkan letak nucleotida yang mengalami mutasi. Hal ini asam amino. satu atau lebih pada kasus mutasi missense (3) Terjadi penyisipan (4) Terjadi pengurangan terjadi pada kasus insersi, yang in frame' tdadi Hal ini pada kasus delesi yang in frame' (5) satu atau lebih asam amino. Hal ini terjadi sama sekali. Hal ini terjadi jika mutasi terjadi Polipeptida yang dimaksud tidak terbentuk proses transkripsi maupun pada daerah yang berperan di dalam pengaturan start codon' atau pada mutasi yang translasi,.misalnya mutasi pada daerah promoter, mempengaruhi Proses sPlicing' Polimorfisme Genetik di dalam populasi di mana Polimorfisme genetik didefinisikan sebagai kejadian genetis disebabkan oleh adanya terdapat variasi dua atau lebih fenotip yang secara pholymorphic jika alel yang jarat'g perbedaan alel. Sebuah lokus dikatakan sebagai l%' Dengan demikian kasus tedadi di dalam populasi mempunyai frekuensi minimal minimal2%' Polimorfisme dapat dijumpai heterozygote dapat dijumpai dengan frequensi dapat dijumpai polimorfisme fenotip' di dalam berbagai tingkatano pada tingkat individu biokimiawi, pada tingkat kromosom pada tingkat protein bisa dijumpai polimorfisme berupa variasi morfologi' pada bisa dijumpai polimorfisme kromosomal yang dapat berupa perbedaan nukleotida' tingkat DNA dijumpai polimorfisme DNA yang penelitian yang menghubungkan Akhir-akhir ini semakin banyak dilaporkan hasil Polimorfisme s (sNPs) polimorfisme DNA dengan penyakit tertentu. singk Nucleotide ratus ribu sNPs telah teridentifikasi banyak dijumpai di dalam genome manusia. Dua genom manusia. sebagai contoh adalah bersama-sama dengan selesainya sequencingdari oleh karena H' pilory dengan varian adanya hubungan antara kejadian kanker lambung urutanDNApadagenyangmengkodelnterleukin-l([.1).Sebuahaleldari risiko kejadian kanker polimorfisme DNA bertanggungiawab terhadap meningka8rya lambung akibat infeksi H- Pilory' Rekombinasi bio.unsoed.ac.id Rekombinasiseringdiartikansebagaipengaturankembalikomposisimolekul proses yang berakibat sebuah DNA. Dalam bentuk nyatanya rekombinasi adalah sebuah yang biasanya menjadi lanjutannya' dan segmen DNA terputus dari segmen DNA bersambung dengan segmen DNA yang lainnya. Sebagai hasil akhirnya adalah komposisi dan urutan nukleotida menjadi berubah. Lain dengan mutasi, rekombinasi dapat menyebabkan perubahan urutan nukleotida DNA yang signifikan dan meliputi lokus yang panjang. Hal ini terjadi karena dengan rekombinasi perubahan urutan nukleotida di dalam genome dapat berubah secara drastis dan dalam jumlah yang besar. Secara ekstrim dapat dicontohkan bahwa perubahan ini dapat berakibat pada sebagian besar khromosom, jika terjadi rekombinasi antara segmen DNA dari satu kromosom dengan koromosom tetangganya. Proses rekombinasi dan mutasi menyebabkan genomes menjadi dinamis dan berevolusi. Proses rekombinasi yang sudah diketahui dapat dikelompokkan dalam (1) Rekombinasi homologus (homologus recombination) yang sering dijumpai secara natural dalam proses crossing over yang terjadi pada meiosis sel eukariot. Proses ini melibatkan dua buah kromosom homolog. Hasil akhirnya adalatr sebuah kromosom baru yang merupakan gabungan dari dua buah kromosom homolog. Syarat terjadinya rekombinasi homolog adalah bagran yang akan mengalami rekombinasi harus diapit oleh dua daerah yang memiliki urutan nukleotida yang sama urutannya (homolog) dan cukup panjang. Contoh rekombinasi homologus dijumpai pula pada integrasi segmen DNA yang ditransfer dari luar sel ke dalam genome sel bakteri. (2) Site-speciJic recombination Lain dengan yang pertama model rekombinasi ini tidak memerlukan urutan DNA homolog yang panjang. Proses rekombinasi ini dapat dijumpai pada replikasi bakteriofaga. (3) Transposisi. Sebenarnya proses ini bukan jenis rekombinasi, namun sebuah proses yang memakai cara rekombinasi. Pada prinsipnya adalah, sebuah segmen DNA tertenfu di dalam genome eukariots maupun prokariots, transposons, memiliki kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Perpindahan ini bisa (a) disenai pengkopian, segmen DNA aslinya masih ada ditempat semula sementara yang berpidah adalah kopinya. (b) Tanpa proses pengkopian seperti layaknya mekanisme cut and paste. Segmen DNA yang asli secara fisik berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. (c) Perpindahan segmen DNA yang dilakukan dengan melalui proses RNA intermediate. bio.unsoed.ac.id Pengembangan Teknik Dasar Genetika Molekular yang sudah baku' TeknikGenetika molekular mempunyai beberapa teknik dasar terjadi beberapa teknik tersebut hingga kini masih banyak dipergunakan, meskipun molekuler' penyempurnaan akibat kemajuan-kemajuan teknik biologi pergeseran dan l. Genetics mopp@(pemetaan genetik) yang menunjukkan posisi gen-gen tertentu Pada prinsipnya adalah untuk membuat Wta dalam genome dengan fungsional lainnya dan potongan rangkaian nukleotida menggunakan teknik genetika. Untuk tujuan di ini, biasa digunakan cross'breeding pedigree pada manusia' experimentpada binatang, atau dengan menggunakan (morkcr)' seperti untuk menyusun sebuah peta genetik, diperlukan petanda untuk menggambarkan letak halnya peta geografis, tentu saja diperlukan petanda acuan Di dalam peta genetik sebagai sebuah objek, seperti jalan raya, sungaio gunung, dsb. (DNA marker). petanda bisa dipakai gen-gen tertentu dan petanda DNA Biasanya gen yang Pemakaian gen sebagai petanda mempunyai keterbatasan' jawab terhadap fenotip yang bisa dipakai sebagai petanda adalah gen yang bertanggung Dengan demikian gen yang ditihat secara visual, misalnya wafna m*a,jenis sayap, dsb' Keterbatasan yang lain adalah' bisa dipakai sebagai petanda jumlahnya sangat terbatas. multilocci, sangat sulit untuk pada saat kita memutuskan untuk mempelajari fenotip yang terhadap fenotip tertentu' mendeskripsikan gen yang benar-benar bertanggUngiawab PetandaDNAyangseringdipakaiuntukmelakukanpemetaangenetikadalah Length Restriction Fragment kngth Polimorfisme (wLPs), Simple sequence s (sNPs). Polimorfisme s (sslPs), dan single Nucleotide Polimorfisme { 2. Restriction maPPW pola distribusi sebuah potongan DNA dapat dianalisis dengan cara mempelajari adalah enzym yang letak tempat pemotongan enzym endonuclease.Enrym endonuclease posisi tertentu' setiap enzym mempunyai kemampuan untuk memotong DNA pada nukleotida yang menjadi mempunyai reeognitionsile sendiri-sendiri. Hanya pada urutan peta enzym recognition site-nya itulah enzym tersebut memotong. Mengetahui dan penelitian evolusi' endanuclease ini sangat penting di dalam genetika kedokteran bio.unsoed.ac.id Meskipun, dengan adanya database urutan nukleotida saat ini, fungsi dan kepentingannya menjadi menurun. 3. Polymerase chain reaction (PCR) Penemuan thermostable DNA polymerase yang pada akhirnya mengilhami pengembanganteh'rikpolynerase chain resction (PCR) merupakan loncatan besar dalam perkembangan teknik genetika molekular. Dengan PCR sebuah segmen kita dapat melipatgandakan DNA yang kita maksudkan. Untuk selanjutnya hasil amplifikasi dengan PCR ini dapat dipakai sebagai bahan dasar untuk menganalisis genome lebih lanjut, misalnya untuk melakukan RFLP, DNA sequencing, restriction en4)me analysis, analisis DNA rekombinan untuk analisis ekspresi gen tertentu. SNPs, bahkan membuat 4. DNA sequencing Pada akhir tahun I97A an metode DNA sequencing ditemukan. Teknik ini dipakai untuk menentukan urutan nukleotida dalam genome. Pada prinsipnya terdapat dua macam metode untuk DNA sequencing: metode khemis (maxam-Gilbert) dan metode enzymatik (metode Sanger). 5. Deteksi mutasi - RFLP Metode untuk deteksi adanya mutasi sangat penting dengan semakin banyaknya hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mutasi di dalam suatu gen tertentu merupakan faktor penyebab terjadinya penyakit. Dengan RFLP ini bisa ditunjukkan secara langsung mutasi delesi maupun insersi yang ada di dalam gen tertentu. Hasil akhir deteksi bisa dilihat lan$sung melalui perubahan pola shoutern blot dari segmen genome yang dimaksud. RFLP juga mempunyai kemampuan untuk mendeteksi SNPs dan point mutation. 6. Kloning DNA DNA bisa diperbanyak dengan cara cloning. Hal ini bio.unsoed.ac.id cara demikian dapat kopi Sebuah segnen membantu karena dengan didapatkan sangat segmen DNA dalam jumlah yang besar. Untuk selanjutnya hasil perbanyakan ini bisa dipakai sebagai bahan 9 dasar untuk analisis lebih lanjut. Untuk tujuan cloning ini, diperlukan sebuah plasmid pembawa sebuah segmen DNA yang diinginkan untuk dimasukkan ke dalam sel bakteri (misalnya: E. coli). Oleh karena sifat dasar dari bakteri mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dalam waktu yang cepa! plasmid yang kitatransfromasikan ke dalam sel bakteri tersebut ikut pula dipertanyak. Pada akhirny4 kita akan mendapatkan plasmid yang mengandung segmen DNA yang diinginkan setelah mengekstraksinya dari dalam sel bakteri. 7. Sintesis cDNA Untuk beberapa tujuan analisis genetika, dimungkinkan untuk mensintesis complementary DNA (oDNA) dengan cetakan dari messenger RNA (mRNA). Untuk tujuan ini diperlukan en4)m reverse transcriptase. Dengan metode ini bisa didapatkan segemen DNA yang persis sama dengan mRNA yang tidak mengandung intron, yang notabene adalah cetak biru untuk translasi. Sebagai contoh, untuk mendeteksi splicing elFor) yaitu kesalahan dalam proses pengeluaran intron dari pre-mRNA pada saat pembentukan mRNA, bisa dilakukan dengan cara menganalisis cDNA. 8. Genomlc DNA dan aDNA librury Genomic DNA (gDNA) library adalah kumpulan dari fragmen-fragmen DNA yang secam keseluruhan akan menggambarkan genome secara utuh. Demikian pula gDNA library, hanya saja untuk cDNA library segmen DNA yang terdapat di dalam library berasal dari sintesis cDNA dengan mRNA sebagai cetakan. Pada prinsipnya, gDNA atau gDNA dipotong dengan restrictian enzyme tertentu, selanjutnya dimasukkan ke dalarnplasmid/vector. Vektor yang telah mengandung potongan-ptongan random gDNA dan cDNA ini selanjutnya ditransformasikan ke dalam bakteri. Dengan demikian bisa diperbanyak dan dikoleksi untuk menjadi bahan dasar analisis selanjutnya, misalnya untuk cloning dan identifikasi gen baru yang belum pernah diketatrui. 9. DNA microarroy Teknologi bio.unsoed.ac.id teknik dasar hibridisasi DNA. DNA ini menggunakan target ditempelkan pada media solid yang bisa berupa gelas, plastik atau silikon. Teknik ini juga 10 diketahui urutan basanya membutuhkan probe (reporter), yaitu segmen DNA yang telah melihat pendaran fluoresence dengan diberi label fluoresense. Analisis dilakukan dengan yang menunjukkan hasil hibridisasi DNA target dan probe' dapat dipakai untuk kepentingan pengukuran ekspresi gen (comparative genomic (expression profiling), mendeteksi genomic rearrangments dan menentukan protein hybridization), skrining SNP (single nucleotide polimorfsme ), Teknologi ini bindingsitepadagenome(chromatinimmunoprecipitation) Daftar Pustaka JD, 1994, Molecular Alberts B, Bray D, Lewis J, Raff M, Roberts K, dan watson Biologt-of tie Cell 3th ed. Garland Publishing Inc, New York. University Press, New York' Baumberg S., 1999, Prokaryofic Gene Exptession Oxford Brown TA, 1999, Genomes, John Wiley & son, New York' passarge E., 1995, color Atlus of Genetics, Thieme Medical Publishers, lnc, New York' 3th ed" Vogel F dan Motulsky A.G., 1996, Euman Genetlcs: Problems and Approaches Springer, Berlin-TokYo. bio.unsoed.ac.id ll