BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa khususnya surat kabar mempunyai peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pergerakan nasional, media massa berperan menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Pada masa pendudukan Jepang, meski media massa menjadi suara pemerintah pendudukan Jepang namun dengan berbagai siasat selalu berusaha untuk tetap berpihak pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama perang kemerdekaan, media massa turut pulaberjuang mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia.1 Media massa sebagai alat penyampai berita bagi pemerintah, kelompok tertentu, dan rakyat pada umumnya. Terutama bagi orang Belanda yang selalu mengutamakan betapa pentingnya arti dokumentasi, segala hal ihwal dan kabar berita yang terjadi di negeri leluhurnya maupun di negeri jajahannya, selalu disimpan untuk berbagai keperluan. Dengan kata lain media massa telah dipandang sebagai alat pencatat atau pendokumentasian segala peristiwa di Hindia Belanda dan sangat perlu diketahui oleh pemerintah pusat di Nederland serta orang-orang Belanda pada umumnya. 1 Syamsul Basri, Pers dan Wartawan Sebagai Pembangkit Kesadaran Bangsa Melawan Penjajah dalam Oka Kusumayudha (Penyunting) Pemasyarakatan Pers Nasional Sebagai Pers Pancasila. (Jakarta: Deppen RI, 1987), hal. 28. 1 2 Kelahiran Pers Nasional, yaitu pers yang dikelola, dimodali, dan dimiliki oleh orang Indonesia sendiri, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh perkembangan pers yang dikelola oleh orang Belanda, Cina dan Indonesia. Pada akhir abad XIX dan awal abad XX orang-orang Belanda dan Cina telah menerbitkan dan memanfaatkan pers sebagai media yang efektif untuk membela kepentingan politik dan sosial mereka. Keadaan seperti itu kemudian disadari juga oleh golongan elite modern Indonesia untuk menerbitkan pers sebagai media untuk mensosialisasikan gagasan, cita-cita, dan kepentingan politik mereka, terutama dalam memajukan penduduk bumiputera di Indonesia.2 Periode revolusi fisik terjadi antara tahun 1945 sampai 1949.3 Pada masa ini pers terbagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh tentara pendudukan Sekutu dan Belanda yang selanjutnya dinamakan Pers Nica (Belanda). 2. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh orang Indonesia yang disebut Pers Republik/ Nasional. Kedua pers tersebut sangat berlawanan. Pers nasional disuarakan oleh kaum Republik yang berisi semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan Sekutu. Pers nasional menjadi alat perjuangan pada masa M.Gani, Surat Kabar Indonesia Pada Tiga Zaman, (Jakarta: Departemen Penerangan RI, tanpa tahun terbit), hlm.55. 2 Hamzah. A, Delik-Delik Pers di Indonesia,(Jakarta: Media Sarana Pers, 1987), hlm.25. 3 3 revolusi. Sebaliknya, pers Nica berusaha mempengaruhi bangsa Indonesia agar menerima kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia. 4 Beberapa contoh pers republik yang muncul pada masa revolusi antara lain di Jakarta terbit Merdeka, Berita Indonesia, Soember, Ra’jat, Pemandangan, Pedoman dan Negara Baroe; di Bogor ada Gelora Rakjat; di Cirebon ada Republik dan Genderang; di Magelang ada Penghela Rakjat; di Yogyakarta, selain Kedaulatan Rakjat, ada Al Djihad, Boeroeh, dan Nasional.5 Suratkabar pada masa revolusi digunakan sebagai alat untuk mempropagandakan kemerdekaan Indonesia. Pers masa revolusi adalah mitra bagi pemerintah dalam mencari kebenaran,mempertahankan kemerdekaan dan menggerakkan rakyat untuk melawan penjajah. Pers yang lahir pada masa revolusi tentu amat kental menyuarakan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi yang telah dikumandangkan.6 Pers masa revolusi sering disebut dengan pers perjuangan, karena sifatnya yang berani pada kebenaran perjuangan itu sendiri. Pers masa revolusi merupakan suatu kekuatan baru dalam perjuangan meskipun tidak menggunakan fisik melainkan tulisan. Melalui ketajaman pena yang ditampilkan maka pers Soebagijo I.N, Sejarah Pers Indonesia, (Jakarta: Dewan Pers, 1977), hlm.37. 4 Wartini Santoso, Katalog Surat Kabar Koleksi Perpustakaan Nasional 18101984 (Jakarta: Perpusnas-Depdikbud, 1984), hlm.33. 5 Samuel Pandjaitan, Kesaksian Perdjoengan Pena Jilid I, (Jakarta:Yayasan Sumber Agung, 2005), hlm.8. 6 4 pada masa revolusi terasa ikut berperan besar sebagai saksi pemurnian cita-cita proklamasi Indonesia. Pada akhirnya penulisan skripsi ini akan difokuskan pada Peranan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik (1945-1949). Penelitian ini akan mengkaji tentang kehidupan pers, khususnya surat kabar, yang terbit di Jakarta pada masa revolusi fisik. Pembahasan akan difokuskan pada tiga surat kabar yang terbit di Jakarta, yaitu Berita Indonesia, Merdeka, Soember. Pemilihan pada tiga surat kabar tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, ketiga surat kabar tersebut merupakan pers yang berpengaruh pada zamannya bila dilihat dari jumlah oplah dan daerah penyebaranya yang relatif luas bila dibandingkan dengan pers lain yang terbit pada masa revolusi Indonesia. Dengan demikian maka apa yang disajikan oleh tiga surat kabar tersebut, baik dalam bentuk berita (news) maupun pandangan-pandangan (views), dianggap penting oleh pemerintah dan masyarakat pembacanya. Kedua, ketiga surat kabar tersebut relatif independen dalam artian tidak memiliki hubungan secara formal dengan organisasi sosial dan politik tertentu. Dengan demikian, dalam derajat tertentu pandangan-pandanganya pun relatif independen dengan lebih mementingkan kepentingan masyarakat banyak daripada kepentingan partai politik tertentu. Adapun kurun waktu yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah dari tahun 1945 sampai dengan 1949. Periode antara tahun 1945 sampai dengan akhir tahun 1949 disebut periode “revolusi fisik”, membawa coraknya tersendiri dalam 5 sifat dan fungsi pers nasional. Pers yang lahir pada periode tahun 1945-1949 dikenal sebagai pers perjuangan.Pers Nasional menjadi salah satu alat perjuangan revolusi untuk bangsa Indonesia. B . Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan judul yang telah diuraikan, maka rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana Perkembangan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik (1945-1949) ? 2) Bagaimana Kedudukan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik (1945-1949) ? 3) Bagaimana Peranan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik (1945-1949) ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah dalam menganalisa setiap gejala yang terjadi pada peristiwa revolusi fisik khususnya mengenai peranan pers. b. Menerapkan Teori dan Metodologi yang telah di dapat selama berada di bangku perkuliahan. 6 c. Memberikan pemahaman bahwa perjuangan melawan penjajahan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah melalui perjuangan pena, dalam hal ini adalah lembaga pers. 2. Tujuan Khusus a. Memberikan gambaran tentang perkembangan pers di Jakarta masa revolusi fisik. b. Memberikan sebuah wacana tentang peranan dan perjuangan pers pada masa mempertahankan kemerdekaan tahun 1945-1949. c. Dapat mengetahui berbagai macam hambatan yang pernah dialami pada masa revolusi fisik khususnya dalam bidang Pers. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pembaca a. Memperoleh gambaran tentang pers di Jakarta pada masa revolusi fisik tahun1945-1949. b. Dapat menilai secara kritis tentang peranan dan kontribusi pers di Jakarta masa revolusi fisik. c. Memperluas khasanah dan wawasan pembaca akan pentingnya peranan pers dalam dinamika perjuangan bangsa Indonesia. 7 2. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan tentang sejarah serta peranan pers di Indonesia pada masa revolusi fisik. b. Memacu untuk bisa berkarya dalam bidang tulis-menulis dengan mencoba mendeskripsikan kehidupan pers Indonesia masa revolusi fisik khususnya di Jakarta. c. Memberikan suatu pelajaran dari sejarah bahwa dengan adanya semangat dan tekad yang kuat maka hambatan apapun dapat dilewati. E. Kajian Pustaka Kepustakaan selalu diperlukan dan mesti dipergunakan untuk menulis karya ilmiah, terdiri dari buku-buku yang sebagian besar berfungsi acuan (references book), yaitu karya tulis yang digunakan untuk mencari di dalamnya hal yang perlu diketahui dan dicatat.7 Buku-buku tersebut seharusnya sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Kajian Pustaka akan menguraikan beberapa buku yang digunakan sebagai landasan pemikiran dalam mengkaji dan menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini. Adapun hal yang dilakukan dalam kajian pustaka adalah dengan mengklarifikasikan buku berdasarkan permasalahan yang diangkat. Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Jakarta: Depdikbud, 1996), 7 hlm.21. 8 Kemudian menelaah sumber untuk mengambil informasi yang relevan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Buku-buku yang berkaitan dengan kajian tersebut adalah: Buku pertama yang akan ditelaah adalah Kesaksian Perdjoeangan Pena.8 Buku ini menuturkan bagaimana pengaruh idealisme redaktur dalam penulisan surat kabar, dalam hal ini Samuel Pandjaitan sebagai pemimpin umum. Idealisme Soember jelas digambarkan tidak menjadi surat kabar pendukung pemerintah melainkan untuk mengkritik pemerintah sesuai dengan fungsinya sebagai alat kontrol sosial. Walaupun demikian, tetap saja kebebasan pers di Indonesia masih terbatas dan bisa disebut sebagai pers yang diarahkan. Ada alasan tertentu pers diperkenankan untuk memberitakan tetapi juga ada yang sama sekali tertutup untuk ditulis. Buku sejarah ini merupakan kumpulan kliping artikel yang pernah dimuat di Harian Soember. Selanjutnya, Buku yang menjelaskan tentang pers dan perkembanganya di Indonesia diantaranya: Buku yang ditulis oleh Drs. I. Taufik, diterbitkan pada tahun 1977 dengan Judul Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia. I. Taufik dalam kesimpulanya mengemukakan bahwa pers nasional sejak zaman penjajahan hingga masa sekarang sudah merupakan alat untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Pandjaitan, Op.Cit., hlm.8. 8 9 sebagai usaha dalam memperbaiki nasib rakyat. Selain itu dalam pertumbuhan dan perkembangan Pers, Spesialisasi dan Diferensiasi dalam tugaskegiatan pers merupakan tuntunan-tuntunan yang tidak terelakan lagi. Selanjutnya, F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers, Analisa Deskriptif Sistem Pers di Berbagai Negara menyebutkan bahwa pola hubungan pers dan pemerintah di suatu Negara erat sekali kaitanya dengan sistem dan struktur politik yang berlaku di dalam Negara tempat kedua lembaga itu (pers dan pemerintah) berada. Hubungan itu bahkan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi yang bersangkutan. Atas dasar pandangan ini, maka pers tidak mempunyai kehidupan mandiri, melainkan dipengaruhi dan mempengaruhi lembaga masyarakat yang lain. Berikutnya adalah karya Andi Suwirta yang berjudul Pers, Revolusi, dan Demokratisasi: Kehidupan Pers di Jawa Masa Awal Revolusi Indonesia, secara nyata tersirat mengenai cara-cara menganalisis peristiwa sejarah dengan menggunakan surat kabar yang digambarkan dengan baik, terutama mengenai permasalahan yang berkenaan dengan kehidupan pers pada masa revolusi. Selain itu juga di paparkan bahwa pers merupakan pantulan dan realitas sosial pada zamannnya. Pers juga memberikan pandangan dan penilaianya yang turut memperkaya khasanah sejarah bangsa Indonesia. 10 F. Historiografi yang Relevan Sumber merupakan modal pokok dalam merekonstruksi peristiwa sejarah karena dari sumber itulah dapat ditarik fakta sejarah yang kemudian menjadi dasar yang menghidupkan masa lampau.9 Peristiwa sejarah hanya berlangsung sekali saja, seperti banyak disebut dalam beberapa buku pengantar ilmu sejarah. Meskipun demikian, dalam perkembanganya akan disuguhkan dengan berbagai peristiwa sejarah yang terkadang mempunyai kemiripan, meskipun tidak sama baik itu terkait ruang, waktu dan peristiwa. Oleh sebab itu, untuk memberi dan menjelaskan perbedaan antar satu penelitian dengan penelitian lainya, perlu dilakukan perbandinganperbandingan. Historiografi yang relevan berarti upaya membandingkan sebuah penelitian yang akan dilangsungkan dengan penelitan-penelitian sejarah yang telah ada. Tujuannya supaya didapatkan karya sejarah yang benarbenar baru, dengan harapan tidak terjadi repetisi-repetisi pembahasan, apalagi Plagiarisme. Dari penjelasan mengenai historiografi yang relevan tersebut, maka beberapa historiografi yang relevan terkait dengan penelitian skripsi penulis antara lain, sebagai berikut. Skripsi berjudul Pemanfaatan Pers Nasional Oleh Organisasi Politik Di Indonesia (1950-1960) yang ditulis oleh Mochammad Makhrus 9 Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi, (Jakarta: Gramedia, 1987), hlm.23. 11 mahasiswa program studi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian sejarah ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara detail peranan surat kabar bagi partai politik di Indonesia pada tahun 1950-1960. Surat kabar dijadikan sebagai terompet partai politik untuk menarik simpati masyarakat, dan sebagai penyambung inspirasi atau ide-ide dari pemimpin partai politik yang bersangkutan. Skripsi ini lebih menekankan pada peran surat kabar yang memberikan pengaruh besar bagi kelangsungan politik parlementer pada waktu itu dan khususnya bagi organisasi politik. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang akan dikaji adalah ruang lingkup temporal kajian. Skripsi Mochamad Makhrus secara umum mengamati tentang peranan pers sebagai terompet partai politik masa era pers liberal. Skripsi dalam kajian ini lebih memfokuskan pada peranan pers nasional sebagai pers perjuangan masa revolusi fisik khususnya di Jakarta tahun 1945-1949. Skripsi yang berjudul Peranan Surat Kabar “Kedaulatan Rakyat” Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan Tahun 1945-1950 yang ditulis oleh Hariyani Purnomosari mahasiswi program studi ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang peranan pers khususnya surat kabar kedaulatan rakyat yang lahir pada masa Yogyakarta yang sedang mengalami masa revolusi. Keberadaan surat kabar Kedaulatan Rakyat ini diterbitkan untuk membantu perjuangan di Yogyakarta dan memberikan 12 informasi-informasi kepada masyarakat Yogyakarta khususnya pada pejuang dan pemuda pergerakan. Skripsi ini merupakan karya yang relevan dengan kajian ini. Skripsi tentang Peranan Surat Kabar Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta ini melengkapi informasi tentang Peranan pers pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.Perbedaan keduanya adalah terletak pada kajian skripsi. Hariyani Purnomosari membahas tentang Surat kabar Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta sedangkan dalam skripsi ini membahas mengenai Peranan Pers di Jakarta dengan difokuskan pada tiga surat kabar yang terbit di Jakarta yaitu, surat kabar Berita Indonesia, Merdeka, dan Soember . G. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penulisan penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu suatu perangkat aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang secara sistematis dipergunakan untuk mencari atau menggunakan sumber-sumber sejarah yang kemudian menilai sumber-sumber itu secara kritis dan menyajikan hasil-hasil dari penelitian itu umumnya dalam bentuk tertulis dari hasil-hasil yang telah dicapai. Menurut Louis Gottschalk, metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.10 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, ( Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986). Hal.32. 10 13 Dengan metode sejarah juga dapat merekonstruksi sebanyak-banyaknya peristiwa masa lampau manusia.11 Metode penelitian sejarah kritis terdiri dari empat tahapan pokok yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi fakta dan historiografi. a. Heuristik Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Berhasil tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung wawasan penulis mengenai sumber yang diperlukan dan ketrampilan teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, surat kabar, buku, jurnal, dan lain-lain. 1). Sumber Primer Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Penulis harus mengetahui benar, yang menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah ilmiah tidak cukup hanya menggunakan sumber sekunder. Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, dua unsur penunjang heuristik harus diperhatikan. Nugroho Notosusanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah (Jakarta:Mega Book Store, 1984), hlm.22-23. 11 14 a) Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan kerangka tulisan. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang tersirat dalam kerangka tulisan (bab dan subbab), penulis akan mengetahui sumber - sumber yang belum ditemukan. b) Dalam mencari sumber di perpustakaan, penulis wajib memahami sistem katalog perpustakaan yang bersangkutan.12 Dalam pengumpulan sumber, penulis melakukan penelusuran datadata yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jogja Library Center, yang dianggap relevan dengan penulisan skripsi penulis. Sumber primer sebagai berikut: Undang-Undang No.16 tentang badan-badan pengumuman dan penilikan pengumuman dan penerangan” Osamu Seirei (Gabungan Persurat Kabaran di Djawa) Pada Masa Jepang. “Berita Makloemat Kepada Rakjat dalam Berita Indonesia 7 Oktober 1945. “Soerat Terboeka Oentoek Wartawan Indonesia” dalam Merdeka 11 Nopember 1946. “Sekitar Van Mook” dalam Soember 19 September 1947 terkait dengan opini yang menyebabkan Soember mengalami pembredelan. Irawati Singarimbun, “Pemanfaatan Perpustakaan”, dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 45. 12 15 Selain itu untuk menunjang data yang diperoleh, penulis juga mengadakan wawancara dengan informan yang terlibat langsung dalam peristiwa, yaitu narasumber sezaman, salah satu dewan redaksi Soember, yakni ibu Ostina Emanuel Nasution Pandjaitan. 2). Sumber Sekunder Sumber sekunder diperoleh melalui riset kepustakaan meliputi buku-buku karangan ilmiah yang ditulis oleh para ahli yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa melalui penelusuran dan penelaahan kepustakaan, dapat dipelajari bagaimana mengungkapkan buah pikiran secara sistematis dan kritis. Adapun sumber sekunder yang digunakan penulis untuk menunjang penulisan skripsi adalah: Abdurrachman Surjomihardjo, Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia, Jakarta: Buku Kompas, 2002. Chaniago, J.R., Ditugaskan Sejarah: Perjuangan Merdeka 1945-1985. Jakarta: Pustaka Merdeka, 1989. David T. Hill, Jurnalisme dan Politik di Indonesia, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011. Don Michael Flournoy (Ed), Analisa Isi Suratkabar-Suratkabar Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers, 1989. Edward C. Smith, Sejarah Pembreidelan Pers di Indonesia, Jakarta: Grafiti Pers, 1983. Gani.M., Surat Kabar Indonesia Pada Tiga Zaman, Jakarta: Departemen Penerangan RI, tanpa tahun terbit 16 Samuel Pandjaitan, Kesaksian Perdjoeangan Pena Jilid 1-6, Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 2005. Taufik. I, Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia, Jakarta: P.T Triyinco, 1977. b. Kritik Sumber Kritik sumber adalah suatu proses pengujian dan menganalisa secara kritis mengenai keauntetikan sumber-sumber yang berhasil dikumpulkan. Kritik sumber ada dua macam meliputi kritik meneliti kebenaran terhadap isi, bahasa yang digunakan, situasi penulisan, gaya dan ide pada sumber lisan maupun sumber dokumen. Kritik ekstern adalah mengkaji sumber sejarah dari luar, mengenai keaslian dari kertas yang dipakai, ejaan, gaya tulisan dan semua penampilan luarnya untuk mengetahui autensitasnya. Kritik intern yaitu, penilaian terhadap sumber sejarah dari isi sumber dokumen tersebut, maka keaslian dokumen dianalisis berdasarkan isinya. Kritik Sumber sangat diperlukan dalam penulisan sejarah karena semakin kritis dalam menilai suatu sumber sejarah, maka semakin autentik penelitian sejarah yang dilakukan.13 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1999), hlm.99. 13 17 c. Interpretasi Pada tahap interpretasi, dilakukan penafsiran terhadap sumbersumber yang sudah mengalami kritik internal dan eksternal dari data-data yang diperoleh. Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian penulis melakukan penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap obyektif. Apabila dalam hal tertentu bersikap subyektif, harus subyektif rasional, bukan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. d. Historiografi Historiografi yaitu penyampaian sintesis yang diperoleh melalui penelitian, setelah melalui tahapan-tahapan di atas dalam bentuk karya sejarah. Kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dapat dilakukan dengan heuristik literatur, yang tidak berbeda hakikatnya dengan kegiatan bibliografis yang lain, sejauh menyangkut buku-buku tercetak. Proses penulisan kembali peristiwa sejarah, dalam tahap ini fakta yang sudah disentesiskan dan dianalisis dipaparkan dalam bentuk tulisan.14 Tahap ini merupakan tahap akhir untuk menyajikan semua fakta dalam bentuk tulisan Nugroho Notosusanto, Norma-Norma Dasar Pemikiran dan Penulisan Sejarah, (Jakarta: Dephankam, 1971), hlm.13. 14 18 skripsi dengan judul: Peranan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik (1945-1949). 2. Pendekatan Penelitian Untuk mengkaji dan memahami suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, pendekatan merupakan suatu hal yang penting dalam proses penelitian.15 Pendekatan yang digunakan penulis dalam dalam penelitian ini adalah pendekatan interdisipliner, yaitu: dengan menggunakan bantuan disiplin ilmu-ilmu sosial dalam analisis-analisisnya. Hal ini bertujuan agar dapat mengungkap suatu peristiwa sejarah secara utuh dan menyeluruh, dengan menggunakan berbagai konsep dari disiplin ilmu sosial maka permasalahan akan dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman tentang permasalahan baik keluasan maupun kedalamannya akan semakin jelas, itulah diantara manfaat kegunaai disiplin ilmu sosial lainnya dalam penulisan sejarah. Pembahasan skripsi ini untuk lebih memperjelas permasalahannya, maka difokuskan pada pendekatan politik dan pendekatan sosiologi. Pendekatan politik menurut Deliar Noor adalah segala usaha, tindakan atas suatu kegiatan manusia yang berkaitan dengan kekuasaan dalam suatu Negara yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengubah dan Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 2. 15 19 mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.16 Pendapat lainya yang mencoba mendeskripsikan persoalan tentang politik adalah pendekatan yang mengarah pada struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, hierarki sosial, pertentangan dan lain sebagainya.17 Sistem media di satu negara mencerminkan sistem pemerintahan negara bersangkutan. Dengan kata lain perkembangan politik dan sistem pemerintahan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan media, terutama yang berkaitan dengan kebebasan. Hal ini terkait pula dengan salah satu teori pers yang dianalisis secara mendalam oleh Siebert yaitu: a). Teori Pers Otoriter (Authoritarian)18 Teori ini lahir abad ke XV sampai abad ke XVI pada masa bentuk pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut). Dalam masyarakat ini hal- hal yang benar bukanlah hasil rakyat banyak tetapi hasil beberapa orang pintar yang berkesanggupan memimpin serta membimbing pengikutpengikut mereka. Dalam teori ini, media massa berfungsi menunjang negara (kerajaan) dan pemerintah dengan kekuasaan untuk memajukan rakyat sebagai tujuan utama. Oleh karena itu, pemerintah langsung Deliar Noor, Pengantar ke Pemikiran Politik I, (Jakarta: Rajawali, 1983), 16 hlm.5. Sartono Kartodirdjo, Op.Cit.,hlm.144. 17 I. Taufik, Sejarah Perkembangan Pers Di Indonesia, (Jakarta: Triyinco, 1977), hlm. 10-13. 18 20 menguasai dan mengawasi kegiatan media massa. Akibatnya sistem media sepenuhnya di bawah pengawasan pemerintah. Pers di Indonesia dalam perkembanganya selalu menyesuaikan dengan kondisi sosial politik dan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia, sehingga berpengaruh pula dengan keadaan pers di suatu Negara tersebut. Pendekatan sosiologi menurut Max Weber yaitu sebagai upaya pemahaman interpretatif dalam memberikan penjelasan (eksplanasi) kausal terhadap perilaku-perilaku sosial dalam sejarah. Menurut Herbert Spencer, manusia seperti suatu organisme. Maksud organisme dalam hal ini yaitu pengertian sistem yang diartikan sebagai suatu himpunan atau suatu kesatuan dari unsur-unsur yang saling berhubungan selama jangka waktu tertentu atas dasar pola tertentu.19 Pers merupakan cerminan dari apa yang terjadi di masyarakat. Pers memberikan berita berupa fakta maupun opini yang beredar dalam masyarakat. Demikian halnya dengan masyarakat yang membutuhkan keberadaan pers sebagai sarana informasi yang dibutuhkan, sehingga terjadi hubungan antar keduanya yang bersifat dinamis. Pers merupakan media dalam menyampaikan berita yang terjadi di masyarakat. Penggunaan pendekatan sosiologi ini dapat mengetahui bahwa pers masa revolusi merupakan suatu parlemen masyarakat maupun parlemen bangsa dalam 19 Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm.6. 21 menyampaikan semua hasrat dan hal yang diinginkan maupun ditentang oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini terkait pula dengan teori pers yakni: b) Teori Pers Liberal (Libertarian) Teori ini mulai diterima abad XVIII dan semakin berkembang pada abad XIX. Teori Libertarian beranggapan bahwa pers harus mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya untuk membantu manusia dalam usahanya mencari kebenaran. Dalam mencari kebenaran, manusia memerlukan kebebasan untuk memperoleh informasi dan pikiran-pikiran yang dapat diterima secara efektif apabila disampaikan melalui pers. Kebebasan pers merupakan hal yang sangat pokok, karena kebebasan pers dapat menjadi ukuran atas kebebasan yang dimiliki oleh setiap manusia. Bahkan paham ini menganggap pers sebagai “kekuatan keempat” (fourth estate) di luar pemerintah dan bahkan dapat menentangnya. H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menguraikan hal-hal mendasar dari penulisan skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang berisi tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penelitian, kajian pustaka, historigrafi yang relevan, metode penelitian dan pendekatan 22 penelitian, serta sistematika pembahasan yang berfungsi untuk memudahkan dan memahami alur pembahasan. BAB II PERKEMBANGAN PERS MASA REVOLUSI FISIK DI JAKARTA TAHUN 1945-1949 Pada bab ini terbagi dalam dua sub bab. Pertama, membahas mengenai perkembangan pers nasional sebagai media cetak (secara umum). Sub bab kedua membahas mengenai perkembangan pers nasional di Jakarta khususnya masa revolusi fisik . BAB III KEDUDUKAN PERS NASIONAL DI JAKARTA TAHUN 1945-1949 Bab ini terbagi menjadi dua subbab. Pada bab pertama membahas mengenai perjuangan pers nasional melalui tulisan dan pada subbab kedua di fokuskan pada pandangan pers di Jakarta masa revolusi fisik oleh ketiga suratkabar di Jakarta yaitu Berita Indonesia, Merdeka, Soemberyang berorientasi pada harian perjuangan kemerdekaan Indonesia. BAB IV PERANAN PERS NASIONAL DI JAKARTA MASA REVOLUSI FISIK TAHUN 1945-1949 Bab ini terbagi menjadi dua subbab diantaranya menjelaskan mengenai pers sebagai alat perjuangan revolusi. Padab bab selanjutnya menjelaskan bagaimana Peranan pers nasional di Jakarta menjadi penyalur aspirasi masyarakat Indonesia. 23 BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. merupakan jawaban dari rumusan masalah. Kesimpulan yang diperoleh