EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG & PEMBULUH DARAH Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul Page 2 Page 3 Page 4 Page 5 Page 6 HT 52,2% Stroke 13,6% Page 7 Indonesia; HT 46,5% Stroke 14,3% Page 8 Page 9 Empat macam PJPD yang mendapat perhatan 1. Aterosklerosis 2. Hipertensi 3. Penyakit Jantung Koroner (PJK) 4. Penyakit Cerebrovaskuler (stroke) Page 10 ATEROSKLEROSIS Page 11 Aterosklerosis Atherosklerosis adalah keadaan pengerasan dinding pembuluh darah. Proses terjadinya aterosklerosis: Page 12 Akibat Aterosklerosis Akibat dari atherosklerosis Penyempitan liang pembuluh darah Aliran darah berkurang Insufisiensi oksigen dan makanan yang dialiri pembuluh darah tersebut Kerusakan organ yang diserang Page 13 Table 1. Risk factors for atherosclerosis Evidence for causality Modifiable comments Hypercholesterolemia Low HDL level Strong Strong Yes Yes Varies inversely with plasma triglyceride level Hypertension Male gender Diabetes Mellitus Strong Strong Strong Yes No Possibly Family history of prematurecoronary artery disease High lipoprotein level Cigarette smoking Post-menopausal state Strong No Strong Good Good Modestly Yes Possibly Skewed distribution Hyperfibrinogenemia Hyperhomocysteinemia Good Good Possibly Yes Fibric acid derivatives may reduce Some patients respond to folate supplementation Good Good Controversial Yes Yes No Factor Physical acitivity Obesity Angitensin converting enzyme polymorphism Effectiveness of stringent control uncertain Premature onset before age 55 in first degree relative Estrogen replacement therapy being evaluated Homozygous associated infarctions (sumber: Harrison’s Priciples Internal Medicine 14 th ed, vol 1. 1998, page:1349) Page 14 glycemia deletion mutant with myocardial HIPERTENSI Page 15 Hipertensi Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (otak), penyakit jantung koroner (pembuluh darah jantung) dan hipertrofi ventrikel kiri (untuk otot jantung). TDS ≥ 140 mmHg TDD ≥ 90 mmHg Hipertensi dibagi atas : 1. Hipertensi esensial 2. Hipertensi sekunder Page 16 Page 17 Page 18 KLASIFIKASI Katagori Tek darah (mm Hg) Anjuran Pemantauan Sistolik Diastolik < 130 < 85 Control 2 th 130-139 85-89 Control 1 th •Ringan 140-159 90-99 Chek dlm 2 bl •Sedang 160-179 100-109 Nilai & rujuk 1 bl •Berat 180-209 110-119 Nilai & rujuk 1 mg ≥ 210 ≥120 Normal Normal Tinggi Hipertensi •Sangat berat Page 19 Rujuk segera Ten-year risk for CHD by SBP and presence of other risk factors. Source: Derived from K.M. Anderson, P.W.F. Wilson,P.M. Odell, W.B. Kannel. An updated coronary risk profile. Page 20 Besaran Masalah Hipertensi Page 21 27% of adults are controlled at <140/90 mm Hg. Almost 50% of the 42 million hypertensive patients (>140/90 mm Hg) are either unaware (13 million) or are aware and untreated (7 million) Of those treated, 58% are uncontrolled. Of those uncontrolled, 73% have systolic blood pressure (BP) between 140 and 160 mm Hg with diastolic BP < 90 mm Hg. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. 50% penderita tidak menyadari dirinya sebagai penderita hipertensi sehingga cenderung menjadi hipertensi berat. 70% adalah hipertensi ringan yang banyak diabaikan sehingga menjadi hipertensi berat (maligna) Gejala dan Faktor Risiko Hipertensi Gejala: symptoms & signs of hypertension.JPG Faktor Risiko Hipertensi 1. Umur : > 40 tahun, 2. Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia bervariasi, 3. Urban / Rural : kota > desa 4. Geografis : Pantai > pegunungan 5. Seks: Wanita > Pria pada usia > 50 tahun Pria > wanita pada usia < 50 tahun 6. Gemuk : Gemuk > kurus Page 22 7. Stress 8. Personaliti : tipe A > B 9. Diet : tinggi garam 10. Diabetes Mellitus 11. Komposisi air : kadar timbal (kemungkinan ada hubungan) kadar kadmium (ada bukti dari studi) kadar sodium (inkonsisten) 12. Alkohol : risiko meningkat bila minum > 3x / hari jumlah moderate, efeknya protektif 13. Rokok : inconsistent Poster1.doc, Poster2b.doc 14. Kopi : belum ditemukan 15. PIL KB : risiko meninggi bila sudah lama pakai Table 2 Risk factor for an adverse prognosis in Hypertension Risk factor Black race Youth Male sex Persistents diastolic pressure >115 mmHg Smoking Diabetes mellitus Hypercholesterolemia Obesity Excess alcohol intake Evidence of end organ damage A. Cardiac 1. cardiac enlargement 2. electrocardiographic signs of ischemia or left ventricular strain 3. myocardial infarction 4. congestive heart failure B. Eyes 1. retinal exudates and hemorrhages 2. papilledema C. Renal: impaired renal fuction D. Nervous system: cerebrovascular accidents Page 23 Pencegahan Hipertensi 1. Pencegahan Primer - pola makan seimbang: pembatasan asupan kolesterol dan lemak jenuh, mengurangi asupan sodium, meningkatkan asupan kalium dan kalsium - pengurangan atau eliminasi asupan alkohol - berhenti merokok - olahraga teratur - pengurangan berat badan - mengatasi stres dengan baik - pengendalian terhadap faktor risiko yang memberi kontribusi terhadap aterosklerosis. Page 24 2.Pencegahan Sekunder - Deteksi dini - Pengobatan - manajemen diet 3. Pencegahan Tersier : rehabilitasi Page 25 PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 26 Penyakit Jantung Koroner PJK adalah penyakit jantung akibat perubahan obstruktif pada pembuluh darah koroner yang menyebabkan fungsi jantung terganggu, yang disebabkan terutama oleh proses aterosklerosis. Bentuk PJK yang umum dikenal yaitu : 1. Angina pektoris 2. Infark miocardium akut (IMA) 3. Penyakit Jantung Iskhemia 4. Kematian mendadak (sudden death) Page 27 Patofisiologi PJK Jantung dialiri oleh arteri coronaria yang mensuplai darah kebutuhan jantung sendiri. Gangguan pada arteri inilah yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit ini berkaitan dengan gangguan suplai darah pada otot – otot jantung sehingga jantung akan mengalami kekurangan darah yang menimbulkan manifestasinya. Page 28 Patofisiologi PJK Page 29 Patofisiologi PJK Page 30 Patofisiologi PJK Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang mengenai pembuluh darah yang disebut arteriosklelorosis. Hal ini berarti menjadi kekakuan dan penyempitan lubang pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung. Keadaan ini akan menimbulkan apa yang disebut iskemia miokard Page 31 Patofisiologi PJK Angina pectoris terjadi akibat adanya plaque atau fissure yang mendasari pembentukan thrombus. Episode iskemik disebabkan oleh sumbatan thrombus total secara intermitten atau emboli bagian distal yang tersusun oleh palet dan kolesterol yang terlepas dari plaque Infark miokard akut terjadi akibat oklusi pada koroner sehingga terjadi nekrosis miokard akibat gangguan suplai darah yang sangat kurang Page 32 Riwayat Alamiah PJK Bersifat Kronik dan effectnya bersifat akut PJK merupakan manifestasi dari berbagai faktor risiko (multiple cause) Biasanya ditemukan gejala-gejala sebelum terjadinya PJK, namun kadang-kadang penyakit ini tidak diiringi oleh gejala umum (silent) Page 33 Faktor Risiko PJK Faktor risiko adalah semua faktor penyebab (etiologi) ditambah dengan faktor epidemiologis yang berhubungan (secara metodologik adalah faktor independen) dengan penyakit. Faktor risiko merupakan faktor – faktor yang ada sebelum terjadinya penyakit Faktor Risiko - Changeable factor - Unchangeable factor Page 34 Faktor Risiko PJK Unchangeable factor - umur - jenis kelamin - anatomi pembuluh koroner - faktor metabolisme Page 35 Faktor Risiko PJK Changeable factor - Hipertensi Hiperkolesterolemia Merokok Ras Diet Obesitas Diabetes Kurang gerak (exercise) Perilaku dan Kebiasaan lainnya Stress Keturunan Page 36 Pencegahan Primer dan Upaya Promotif Pencegahan primer dan upaya promotif bertujuan untuk mencegah terjadinya proses patologis yang mendasari penyakit jantung koroner. Pencegahan primer pada penyakit jantung koroner terutama untuk : Mencegah timbulnya aterosklerosis, memberantas faktor-faktor risiko dengan cara Mencegah timbulnya hipertensi dengan konsumsi garam membatasi Page 37 Pencegahan Primer dan Upaya Promotif Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat luas mengenai faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner. Meningkatkan pembinaan pola hidup sehat (kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak merokok, memeriksakan tekanan darah secara teratur, makanan seimbang, menjaga berat badan ideal, mengendalikan stres dan olahraga teratur) Perbanyak pengkonsumsian makanan yang mengandung serat alami. Kurangi makanan yang berlemak tinggi seperti daging berlemak, jeroan, kuning telur, dan lain-lain Kurangi pengkonsumsian garam Meningkatkan upaya memperbaiki lingkungan hidup. Page 38 Pencegahan sekunder dan tersier Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah timbulnya serangan ulang atau progresifitas penyakit. Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kematian atau cacat. Page 39 Pencegahan Sekunder Pada penyakit jantung koroner : - Penggunaan aspirin dan meneruskan penanggulangan faktor risiko Menyebarluaskan informasi tentang tanda- tanda serangan jantung. Memperbanyak orang yang mampu bantuan hidup dasar (Resusitasi). melakukan Pada hipertensi : Page 40 Penggunaan obat-obatan dan meneruskan penanggulangan faktor risiko. Tanda-tanda umum serangan jantung (heart attack) : a. Nyeri dada (chest pain) berlangsung menetap 10 menit b. Lokasi sakit terasa dibagian belakang tulang dada kiri c. Rasa sakit terasa mulai dari bagian bawah lengan atas dan dapat menjalar keatas, kebahu kiri, keleher atau rahang bawah. Page 41 Gambaran Distribusi PJK a. Lebih banyak pada masyarakat negara berkembang dibandingkan negara sedang berkembang b. Lebih banyak ditemukan diperkotaan daripada pedesaan c. Lebih banyak mengenai golongan masyarakat sosial ekonomi menegah keatas dibandingkan sosial ekolomi rendah. d. Lebih banyak mengenai pria daripada wanita, namun yang mati banyak wanita. Insiden PJK pada pria = 5-7x lebih banyak dibandingkan pada wanita tetapi setelah menopause perbedaan berkurang. e. Meninggi setelah umur 40 tahun. Risiko tinggi sudah terjadi jika memasuki umur 50 tahun. f. Lebih banyak yang mati daripada yang selamat Page 42 Faktor Risiko 1. Hipertensi - Hasil studi Framingham: TD 160/95 mmHg, risiko terkena PJK 5x TD 110/90 mmHg DM + HT risiko terkena PJK 2x daripada non DM HT lebih sering ditemukan1,6 kali pada PJK dibandingkan tanpa HT 2. Kolesterol - LDL (Low Density Lipoprotein) bersifat atherogenik. - HDL (High Density Lipoprotein) bersifat protektif terhadap PJK. 3. Rokok - Merokok ↓ kadar HDL Cholesterol. - Resiko PJK 70% > bukan perokok. - tergantung pada: jumlah rokok yang dihisap, lama merokok Framingham study : > 30 batang / hari 3-5x risiko PJK > 40 batang /hari 6,5 risiko PJK Page 43 Faktor Risiko (cont’d) 4. Diabetes Mellitus (DM) - Risiko PJK 50% > dibandingkan dengan non DM - Framingham studi : pria DM, risiko PJK 2x wanita DM, risiko PJK 3x 5. Kelainan EKG 6. Stres 7. Pola makanan yang salah 8. Gaya hidup 9. Kurang olah raga Page 44 Faktor Risiko Mayor PJK: a. Hipertensi b. Hiperkolesterolemi c. Merokok d. Obesitas Page 45 Sumber: DIET, NUTRITION AND THE PREVENTION OF CHRONIC DISEASES, 2002 Sumber: DIET, NUTRITION AND THE PREVENTION OF CHRONIC DISEASES, 2002 Page 46 Tabel 2 Hasil penelitian MRFIT terhadap 347.978 pria berusia antara 35 - 57 tahun Variabel Perbedaan Risiko relatif Total kolesterol serum (mg/dl) 0,0064 * 230 vs 190 1,29 Tekanan darah sistolik (mmHg) 0,0222 * 138 vs 118 1,56 Merokok /hari 0,0230 * 20 vs 0 1,58 Diabetes mellitus 1,1676 * ya vs tidak 3,21 Ras - 0,0397 Hitam vs Putih 0,96 Pendapatan 0,1328 * Rendah vsTinggi 1,14 Usia (tahun) 0,0901* * p < 0,001 Page 47 Koefisien 50 vs 45 1,57 Page 48 Sumber: DIET, NUTRITION AND THE PREVENTION OF CHRONIC DISEASES, 2002 STROKE Page 49 EPIDEMIOLOGI STROKE (Cerebrovascular accident/CVA) Pengertian stroke: Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi secara akut dengan tanda klinis fokal maupun global yang terjadi lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak (kriteria WHO). Klasifikasi stroke: 1. Iskemia-Infark Serebral Oklusi trombotik Oklusi Embolik (arteri ke arteri, kardigenik) 2. Perdarahan Intrakranial Perdarahan Intraserebral Perdarahan Subarakhnoid Page 50 Page 51 gambar 1. Stroke Hemoragik gambar 2. Stroke nonhemoragik Page 52 DEFINISI DAN ASPEK KLINIS Istilah stroke sinonim dengan “apoplexi”,lebih menggambarkan kondisi klinis daripada kondisi patologis Definisi menurut WHO : • Stroke merupakan kondisi dimana terjadi perubahan secara cepat tanda-tanda klinis dengan gangguan yang bersifat lokal ataupun umum dari fungsi otak, berlangsung dalam waktu lebih dari 24 jam atau dapat sampai meninggal, dan disebabkan oleh adanya gangguan vaskuler Page 53 53 Dengan kata lain : Adanya gangguan fungsi otak yang bersifat lokal ataupun global dan berkembang dengan cepat berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai penderita meninggal yang disebabkan oleh adanya kelainan vaskuler Definisi dari WHO mengkesampingkan kausa yang bersifat non vaskuler, walaupun secara klinis sulit dibedakan Page 54 54 Biasanya : stroke diartikan sebagai kondisi akut yang parah sebagai manifestasi gangguan cerebrovaskuler Istilah cerebrovasculer accident digunakan sebagai implikasi suatu kecelakaan atau trauma Batasan 24 jam dalam definisi dipakai untuk membedakan dengan “Transient Ischaemic Attack” (TIA). Pada TIA serangan bersifat akut, gejala dan tanda penyakit tidak ada lagi diluar serangan Page 55 55 Istilah cerebrovasculer diseases (penyakit-penyakit pembuluh darah otak) dapat dipakai untuk semua/setiap penyakit yang menunjukkan adanya satu atau lebih pembuluh darah otak dalam kondisi patologis Kondisi patologis dari pembuluh darah di otak dapat diartikan sebagai : • Abnormalitas dinding pembuluh darah • Penutupan pembuluh darah oleh thrombus atau emboli • Ruptur dari pembuluh darah • Menurunnya aliran darah ke otak oleh karena tekanan darah yang menurun • Perubahan kaliber lumen pembuluh darah otak Page 56 56 Proses patologis tersebut diatas memberikan akibat pada otak : Ischaemia dengan atau tanpa infark Hemorrhagia desakan • Obstruksi pembuluh darah otak oleh thrombus atau emboli menyebabkan kondisi ischaemia dan infark jaringan otak. • Luasnya jaringan infark otak tergantung kepada parahnya kondisi ischaemia. Page 57 57 Parahnya gangguan neurologis yang muncul tergantung kepada luasnya infark Luasnya infark tergantung kepada : • Parahnya kongesti oleh karena thrombus • Banyaknya perdarahan pada jaringan otak Page 58 58 SINDROMA STROKE • Pada kondisi yang parah terjadi hemiplegi, bahkan koma • Pada kondisi yang sangat ringan dapat terjadi gangguan neurologis ringan yang tidak mengganggu kegiatan sehari-hari • Karakteristik yang paling sering untuk stroke adalah bersifat temporer • Sindroma yang terjadi secara tiba-tiba, • Terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat, bervariasi dalam menit, detik, jarang dalam jam atau hari Page 59 59 Stroke yang disebabkan oleh karena emboli atau perdarahan biasanya: • Terjadi tiba-tiba dengan gangguan neurologis mencapai kondisi maksimal dalam waktu yang singkat Stroke yang disebabkan oleh thrombus biasanya : • Dimulai dengan model mirip dengan stroke yang disebabkan oleh emboli dan perdarahan, • Tapi berkembangnya secara perlahan dalam bebeberap hari, • Perubahan neurologis biasanya bertahap dan tiba-tiba munculnya (tidak smooth) Page 60 60 Kesembuhan berjalan perlahan : • Kalau tidak fatal kondisi stabil terjadi kemudian diikuti dengan derajat perkembangan yang bertahap • Defisit neurologis tergantung kepada area otak yang mengalami infark Page 61 61 ASPEK EPIDEMIOLOGIS Secara klinis diagnose stroke mudah, tapi secara patologis sulit Klasifikasi dari ICD (international classification of disease) edisi ke 8 dan 9 Haemorrhagia/perdarahan 430. Subarachnoid haemorrhage 431. cerebral haemorrhage Obstruksi 432. Occlusion of pre-cerebral arteries 433. Cerebral thrombosis 434. Cerebral embolism 435. TIA (transient cerebral ischaemia) Page 62 62 • Diagnose stroke ditinjau dari segi patologis sangat bervariasi, sehingga pada penelitian epidemiologis sering mengakibatkan bias • Studi-studi mengenai stroke sulit dibandingkan oleh karena diagnosanya berbeda-beda • Beberapa peneliti hanya memasukkan infark cerebri saja sebagai kriteria diagnosa, • Yang lain mengikutsertakan perdarahan cerebri tapi tidak perdarahan subarachnoidea • Beberapa peneliti memasukkan stroke yang disebabkan oleh gangguan extracerebral, sedang peneliti yang lain tidak • Dengan demikian validitas data tidak dapat dibandingkan dari satu penelitian dengan penelitian yang lain Page 63 63 PENENTUAN INSIDENS DAN PREVALENS STROKE • Penentuan insidens dan prevalens tergantung kepada diagnosa dari stroke dari stroke sangat • Lebih mudah mendiagnosa secara klinis daripada secara patlogis • Kriteria dari diagnose stroke selalu berbeda-beda diantara peneliti, dan berubah sesuai dengan ICD • Dapat terjadi pada suatu negara /suatu regional suatu provinsi penentuan kriteria stroke hanya berdasarkan diagnose klinis tanpa pemeriksaan tambahan Page 64 64 MORTALITAS Variasi secara geografis • Variasi secara geografis mengenai mortalitas karena stroke sulit diinterpretasikan karena kualitas data • Variasi oleh karena stroke di AS lebih rendah daripada di Inggris. • Pada tahun yang sama (1977) • mortality rate pada pria usia 35-74 tahuun di AS 101/100.000, di Inggris 136/100.000 • mortality rate pada wanita usia 35-74 tahun di AS 85/100.000, di Inggris 121/100.000 Page 65 65 Trend Kematian oleh karena stroke bervariasi sesuai dengan waktu : • Di negara-negara yang dingin puncak kejadian pada saat “winter” • Di negara-negara yang panas puncak kejadian pada saat puncak “summer” Banyak negara terutama negara-negara maju berhasil menurunkan kematian oleh karena stroke dalam 30 tahun terakhir tapi sulit diinterpretasikan dengan pasti karena pada kenyataannnya terdapat perubahan-perubahan berubah-ubah) Page 66 dalam pengklasifikasian penyakit 66 (ICD Mortalitas berdasarkan umur, sex, ras dan pekerjaan • Mortalitas oleh karena stroke meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. • Mortalitas oleh karena stroke lebih tinggi pada wanita dari pada pria, tapi bervariasi antar negara berbeda-beda. • Mortalitas oleh karena perdarahan subarachnoidea lebih sering pada wanita dan merupakan penyebab paling sering pada kelompok usia muda • Kematian oleh karena stroke lebih sering pada orang-orang yang pekerjaannya buruh yang tidak profesional dari pada orang-orang yang profesional Page 67 67 Data dari AS : • Orang kulit berwarna lebih sering meninggal oleh karena stroke daripada orang kulit putih • Orang Jepang yang tinggal di AS dan mempunyai life-style yang sama dengan orang kulit putih kematian oleh karena stroke sama dengan orang kulit putih ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Penyakit-penyakit atau kondisi yang ada kaitannya dengan stroke antara lain : •Penyakit jantung •Hipertensi •Transient ischaemic attack •Umur tua Page 68 68 Faktor resiko yang lain adalah : •Diet lipid •Diabetes Mellitus •Perokok •Alkohol •Berat badan •Viskositas darah •Pemakaian kontrasepsi oral •Faktor-faktor pembekuan dan fibrinolisis darahfaktorr resiko mirip dengan faktor resiko pada penyakit jantung koroner Page 69 69 Hipertensi hanya selalu konsisten sebagai faktor resiko pada perdarahan cerebri, tidak pada perdarahan Subarachnoidea Perdarahan subarachnoidea berkaitan dengan : •Hipertensi •Merokok •Pemakaian pil kontrasepsi Faktor-faktor resiko diatas bervariasi berdasarkan kultur, Jepang kasus stroke tinggi pada komunitas dengan kolesterol rendah. Dipertimbangkan kolesterol tidak berdiri sendiri dalam meningkatkan insidens stroke tapi, protein yang inadekuat, diet tinggi garam, alkohol dll Page 70 70 PENCEGAHAN Pencegahan primer • Pemberian penyuluhan mengenai diet, olah raga , merokok sebagai faktor pencegah stroke : •Secara massal/umum •Individual yang datang ke klinik • Penggunaan aspirin dianjurkan tapi hasil studi masih kontradiksi : •Ada studi yang menunjukkan bahwa terjadi pengurangan /penurunan resiko untuk :mendapatkan stroke dan meninggal karena stroke, tapi tidak berefek pada wanita •Studi yang lain menunjukkan bahwa aspirin tidak berefek terhadap kejadian stroke Page 71 71 Pencegahan sekunder Skrining untuk hipertensi, pemerintah Kanada (1979) dan AS (1989) merekomendasikan pemeriksaan rutin tekanan darah secara teratur pada wanita atau pria usia 16-64 tahun. Page 72 72 Faktor Risiko 1. Umur : rate meninggi sesuai dengan pertambahan usia. 2. Ras : lebih tinggi pada kulit hitam daripada kulit putih. 3. Seks : lelaki > wanita. 4. Hipertensi : faktor risiko tertinggi dari stroke. 5. Diabetes mellitus ( kadar glukosa darah >120 mg/100 ml) : kuat asosiasinya. 6. Penyakit jantung sebelumnya : risiko meninggi sampai 3 kali. 7. Atrial Fibtilation/TIA : faktor risiko kuat 8. Obesitas : inconsistent findings. 9. Rokok : tidak ditemukan efek besar. 10. Page 73 Faktor Risiko Utama: Hipertensi Kolesterol dan trigliserida : inconsistent. Transient Ischemic Attack Hipercholesterolemia Diabtes Mellitus Gejala Klinis Gejala yang muncul bervariasi tergantung di mana terjadi serangan stroke iskemia, misalnya: unilateral weaknesses ----- biasanya hemiparesis (lumpuh separo) unilateral sensory complaints ---- numbness, paresthesia (mati rasa) Aphasia ----- language comprehension Monocular visual loss ----- gangguan penglihatan sebelah Page 74 Gejala Pada stroke hemoragik: onset manifestasi kliniknya cepat gejala fisik neurologis yang muncul tergantung pada tempat perdarahan dan besarnya perdarahan mayoritas pasien kehilangan kesadaran, dan banyak yang akhirnya meninggal tanpa sempat sadar lagi sebelum pingsan, pasien umumnya akan mengalami sakit kepala dan dizziness Page 75 Diagnosis Diagnosis: - gejala klinis - pemeriksaan penunjang: CT (Computed Tomography) scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging) Page 76 Page 77 Pencegahan 1. Pencegahan primer Health education (faktor risiko dan tanda, gejala stroke) Pemeriksaan tekanan darah secara rutin gaya hidup yang berkaitan dengan faktor risiko 2. Pencegahan sekunder Pengobatan yang tepat sesuai tipe strokenya. 3. Pencegahan tersier rehabilitasi family support Page 78 Prerequisites for effective strategies 1. Leadership for effective action 2. Effective communication 3. Functioning alliances and partnerships 4. Enabling environments, for example: to bicycle or walk to work or school, to buy fresh fruits and vegetables, and eat and work in smoke-free rooms. a. b. Supporting the availability and selection of nutrient-dense foods (fruits, vegetables, legumes, whole grains, lean meats and low-fat dairy products) Assessing trends in changing consumption patterns and their implications for the food (agriculture, livestock, fisheries and horticulture) economy c. Page 79 Sustainable development d. Physical activity e. Traditional diets Page 80