Pertemuan 12 (Epidemiologi Penyakit PD)

advertisement
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT JANTUNG &
PEMBULUH DARAH
Prodi Kesehatan Masyarakat
Univ Esa Unggul
Page  2
Page  3
Page  4
Page  5
Page  6
HT 52,2%
Stroke 13,6%
Page  7
Indonesia;
HT 46,5%
Stroke
14,3%
Page  8
Page  9
Empat macam PJPD yang
mendapat perhatan
1. Aterosklerosis
2. Hipertensi
3. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
4. Penyakit Cerebrovaskuler (stroke)
Page  10
ATEROSKLEROSIS
Page  11
Aterosklerosis
Atherosklerosis adalah keadaan pengerasan
dinding pembuluh darah.
Proses terjadinya aterosklerosis:
Page  12
Akibat Aterosklerosis
Akibat dari atherosklerosis
Penyempitan liang pembuluh darah
Aliran darah berkurang
Insufisiensi oksigen dan
makanan yang dialiri pembuluh darah tersebut
Kerusakan organ yang diserang
Page  13
Table 1. Risk factors for atherosclerosis
Evidence for
causality
Modifiable
comments
Hypercholesterolemia
Low HDL level
Strong
Strong
Yes
Yes
Varies inversely with plasma triglyceride
level
Hypertension
Male gender
Diabetes Mellitus
Strong
Strong
Strong
Yes
No
Possibly
Family history of
prematurecoronary
artery disease
High lipoprotein level
Cigarette smoking
Post-menopausal state
Strong
No
Strong
Good
Good
Modestly
Yes
Possibly
Skewed distribution
Hyperfibrinogenemia
Hyperhomocysteinemia
Good
Good
Possibly
Yes
Fibric acid derivatives may reduce
Some patients respond to folate
supplementation
Good
Good
Controversial
Yes
Yes
No
Factor
Physical acitivity
Obesity
Angitensin
converting
enzyme
polymorphism
Effectiveness of stringent
control uncertain
Premature onset before age 55 in first
degree relative
Estrogen replacement therapy being
evaluated
Homozygous
associated
infarctions
(sumber: Harrison’s Priciples Internal Medicine 14 th ed, vol 1. 1998, page:1349)
Page  14
glycemia
deletion
mutant
with
myocardial
HIPERTENSI
Page  15
Hipertensi
 Hipertensi adalah keadaan peningkatan
tekanan darah yang memberi gejala yang akan
berlanjut untuk suatu target organ seperti
stroke (otak), penyakit jantung koroner
(pembuluh darah jantung) dan hipertrofi
ventrikel kiri (untuk otot jantung).
 TDS ≥ 140 mmHg
 TDD ≥ 90 mmHg
 Hipertensi dibagi atas :
1. Hipertensi esensial
2. Hipertensi sekunder
Page  16
Page  17
Page  18
KLASIFIKASI
Katagori
Tek darah (mm Hg)
Anjuran
Pemantauan
Sistolik
Diastolik
< 130
< 85
Control 2 th
130-139
85-89
Control 1 th
•Ringan
140-159
90-99
Chek dlm 2 bl
•Sedang
160-179
100-109
Nilai & rujuk 1 bl
•Berat
180-209
110-119
Nilai & rujuk 1 mg
≥ 210
≥120
Normal
Normal Tinggi
Hipertensi
•Sangat berat
Page  19
Rujuk segera
Ten-year risk for CHD by SBP and presence of other
risk factors. Source: Derived from K.M. Anderson, P.W.F.
Wilson,P.M. Odell, W.B. Kannel. An updated coronary risk
profile.
Page  20
Besaran Masalah Hipertensi







Page  21
27% of adults are controlled at <140/90 mm Hg.
Almost 50% of the 42 million hypertensive patients (>140/90
mm Hg) are either unaware (13 million) or are aware and
untreated (7 million)
Of those treated, 58% are uncontrolled.
Of those uncontrolled, 73% have systolic blood pressure (BP)
between 140 and 160 mm Hg with diastolic BP < 90 mm Hg.
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat
menurut usia.
50% penderita tidak menyadari dirinya sebagai penderita
hipertensi sehingga cenderung menjadi hipertensi berat.
70% adalah hipertensi ringan yang banyak diabaikan sehingga
menjadi hipertensi berat (maligna)
Gejala dan Faktor Risiko Hipertensi
 Gejala: symptoms & signs of
hypertension.JPG
 Faktor Risiko Hipertensi
1. Umur : > 40 tahun,
2. Ras/Suku : Di USA, orang kulit
hitam > kulit putih.
Di Indonesia bervariasi,
3. Urban / Rural : kota > desa
4. Geografis : Pantai > pegunungan
5. Seks:
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
6. Gemuk : Gemuk > kurus
Page  22
7. Stress
8. Personaliti : tipe A > B
9. Diet : tinggi garam
10. Diabetes Mellitus
11. Komposisi air : kadar timbal
(kemungkinan ada hubungan)
kadar kadmium (ada
bukti dari studi)
kadar sodium
(inkonsisten)
12. Alkohol : risiko meningkat bila
minum > 3x / hari jumlah moderate,
efeknya protektif
13. Rokok : inconsistent
Poster1.doc, Poster2b.doc
14. Kopi : belum ditemukan
15. PIL KB : risiko meninggi bila sudah
lama pakai
Table 2 Risk factor for an adverse prognosis in Hypertension
Risk factor
Black race
Youth
Male sex
Persistents diastolic pressure >115 mmHg
Smoking
Diabetes mellitus
Hypercholesterolemia
Obesity
Excess alcohol intake
Evidence of end organ damage
A. Cardiac
1. cardiac enlargement
2. electrocardiographic signs of ischemia or left ventricular strain
3. myocardial infarction
4. congestive heart failure
B. Eyes
1. retinal exudates and hemorrhages
2. papilledema
C. Renal: impaired renal fuction
D. Nervous system: cerebrovascular accidents
Page  23
Pencegahan Hipertensi
1. Pencegahan Primer
- pola makan seimbang: pembatasan
asupan kolesterol dan lemak jenuh,
mengurangi asupan sodium,
meningkatkan asupan kalium dan
kalsium
- pengurangan atau eliminasi asupan
alkohol
- berhenti merokok
- olahraga teratur
- pengurangan berat badan
- mengatasi stres dengan baik
- pengendalian terhadap faktor risiko
yang memberi kontribusi terhadap
aterosklerosis.
Page  24
2.Pencegahan
Sekunder
- Deteksi dini
- Pengobatan
- manajemen diet
3. Pencegahan Tersier :
rehabilitasi
Page  25
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Page  26
Penyakit Jantung Koroner
 PJK adalah penyakit jantung akibat perubahan
obstruktif pada pembuluh darah koroner yang
menyebabkan fungsi jantung terganggu, yang
disebabkan terutama oleh proses
aterosklerosis.
 Bentuk PJK yang umum dikenal yaitu :
1. Angina pektoris
2. Infark miocardium akut (IMA)
3. Penyakit Jantung Iskhemia
4. Kematian mendadak (sudden death)
Page  27
Patofisiologi PJK
 Jantung dialiri oleh arteri coronaria yang mensuplai darah
kebutuhan jantung sendiri. Gangguan pada arteri inilah yang
menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).
 Penyakit ini berkaitan dengan gangguan suplai darah pada
otot – otot jantung sehingga jantung akan mengalami
kekurangan darah yang menimbulkan manifestasinya.
Page  28
Patofisiologi PJK
Page  29
Patofisiologi PJK
Page  30
Patofisiologi PJK
 Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang
mengenai pembuluh darah yang disebut arteriosklelorosis.
 Hal ini berarti menjadi kekakuan dan penyempitan lubang
pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan atau
kekurangan suplai darah untuk otot jantung.
 Keadaan ini akan menimbulkan apa yang disebut iskemia
miokard
Page  31
Patofisiologi PJK
 Angina pectoris terjadi akibat adanya plaque atau fissure
yang mendasari pembentukan thrombus. Episode iskemik
disebabkan oleh sumbatan thrombus total secara intermitten
atau emboli bagian distal yang tersusun oleh palet dan
kolesterol yang terlepas dari plaque
 Infark miokard akut terjadi akibat oklusi pada koroner
sehingga terjadi nekrosis miokard akibat gangguan suplai
darah yang sangat kurang
Page  32
Riwayat Alamiah PJK
 Bersifat Kronik dan effectnya bersifat akut
 PJK merupakan manifestasi dari berbagai faktor risiko (multiple
cause)
 Biasanya ditemukan gejala-gejala sebelum terjadinya PJK,
namun kadang-kadang penyakit ini tidak diiringi oleh gejala
umum (silent)
Page  33
Faktor Risiko PJK
 Faktor risiko adalah semua faktor penyebab (etiologi)
ditambah dengan faktor epidemiologis yang berhubungan
(secara metodologik adalah faktor independen) dengan
penyakit. Faktor risiko merupakan faktor – faktor yang ada
sebelum terjadinya penyakit
 Faktor Risiko
- Changeable factor
- Unchangeable factor
Page  34
Faktor Risiko PJK Unchangeable factor
- umur
- jenis kelamin
- anatomi pembuluh koroner
- faktor metabolisme
Page  35
Faktor Risiko PJK Changeable factor
-
Hipertensi
Hiperkolesterolemia
Merokok
Ras
Diet
Obesitas
Diabetes
Kurang gerak (exercise)
Perilaku dan Kebiasaan lainnya
Stress
Keturunan
Page  36
Pencegahan Primer dan Upaya Promotif
 Pencegahan primer dan upaya promotif bertujuan untuk
mencegah terjadinya proses patologis yang mendasari
penyakit jantung koroner.
 Pencegahan primer pada penyakit jantung koroner terutama
untuk :
Mencegah timbulnya aterosklerosis,
memberantas faktor-faktor
risiko
dengan cara
Mencegah timbulnya hipertensi dengan
konsumsi garam
membatasi
Page  37
Pencegahan Primer dan Upaya Promotif

Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat luas
mengenai faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner.

Meningkatkan pembinaan pola hidup sehat (kebersihan
perorangan dan lingkungan, tidak merokok, memeriksakan
tekanan darah secara teratur, makanan seimbang, menjaga berat
badan ideal, mengendalikan stres dan olahraga teratur)

Perbanyak pengkonsumsian makanan yang mengandung serat
alami.

Kurangi makanan yang berlemak tinggi seperti daging berlemak,
jeroan, kuning telur, dan lain-lain

Kurangi pengkonsumsian garam

Meningkatkan upaya memperbaiki lingkungan hidup.
Page  38
Pencegahan sekunder dan tersier

Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah timbulnya
serangan ulang atau progresifitas penyakit.

Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kematian
atau cacat.
Page  39
Pencegahan Sekunder
Pada penyakit jantung koroner :
-
Penggunaan aspirin dan meneruskan
penanggulangan faktor risiko
Menyebarluaskan informasi tentang tanda- tanda
serangan jantung.
Memperbanyak orang yang mampu
bantuan hidup dasar
(Resusitasi).
melakukan
Pada hipertensi :
Page  40
Penggunaan obat-obatan dan meneruskan
penanggulangan faktor risiko.
Tanda-tanda umum
serangan jantung (heart attack) :
a. Nyeri dada (chest pain) berlangsung menetap  10
menit
b. Lokasi sakit terasa dibagian belakang tulang dada kiri
c. Rasa sakit terasa mulai dari bagian bawah lengan atas
dan dapat menjalar keatas, kebahu kiri, keleher atau
rahang bawah.
Page  41
Gambaran Distribusi PJK
a. Lebih banyak pada masyarakat negara berkembang
dibandingkan negara sedang berkembang
b. Lebih banyak ditemukan diperkotaan daripada pedesaan
c. Lebih banyak mengenai golongan masyarakat sosial ekonomi
menegah keatas dibandingkan sosial ekolomi rendah.
d. Lebih banyak mengenai pria daripada wanita, namun yang
mati banyak wanita. Insiden PJK pada pria = 5-7x lebih banyak
dibandingkan pada wanita tetapi setelah menopause
perbedaan berkurang.
e. Meninggi setelah umur 40 tahun. Risiko tinggi sudah terjadi
jika memasuki umur 50 tahun.
f. Lebih banyak yang mati daripada yang selamat
Page  42
Faktor Risiko
1. Hipertensi
- Hasil studi Framingham:
TD 160/95 mmHg, risiko terkena PJK  5x TD 110/90 mmHg
DM + HT  risiko terkena PJK 2x daripada non DM
HT lebih sering ditemukan1,6 kali pada PJK dibandingkan tanpa HT
2. Kolesterol
- LDL (Low Density Lipoprotein) bersifat atherogenik.
- HDL (High Density Lipoprotein) bersifat protektif terhadap PJK.
3. Rokok
- Merokok ↓ kadar HDL Cholesterol.
- Resiko PJK 70% > bukan perokok.
- tergantung pada: jumlah rokok yang dihisap, lama merokok
Framingham study : > 30 batang / hari  3-5x risiko PJK
> 40 batang /hari  6,5 risiko PJK
Page  43
Faktor Risiko (cont’d)
4. Diabetes Mellitus (DM)
- Risiko PJK 50% > dibandingkan dengan non DM
- Framingham studi : pria DM, risiko PJK 2x
wanita DM, risiko PJK 3x
5. Kelainan EKG
6. Stres
7. Pola makanan yang salah
8. Gaya hidup
9. Kurang olah raga
Page  44
Faktor Risiko Mayor PJK:
a. Hipertensi
b. Hiperkolesterolemi
c. Merokok
d. Obesitas
Page  45
Sumber: DIET, NUTRITION AND THE PREVENTION OF CHRONIC DISEASES, 2002
Sumber: DIET, NUTRITION AND THE PREVENTION OF CHRONIC DISEASES, 2002
Page  46
Tabel 2 Hasil penelitian MRFIT terhadap 347.978 pria berusia antara 35 - 57 tahun
Variabel
Perbedaan
Risiko relatif
Total kolesterol serum
(mg/dl)
0,0064 *
230 vs 190
1,29
Tekanan darah sistolik
(mmHg)
0,0222 *
138 vs 118
1,56
Merokok /hari
0,0230 *
20 vs 0
1,58
Diabetes mellitus
1,1676 *
ya vs tidak
3,21
Ras
- 0,0397
Hitam vs
Putih
0,96
Pendapatan
0,1328 *
Rendah
vsTinggi
1,14
Usia (tahun)
0,0901*
* p < 0,001
Page  47
Koefisien
50 vs 45
1,57
Page  48
Sumber: DIET, NUTRITION AND THE PREVENTION OF CHRONIC DISEASES, 2002
STROKE
Page  49
EPIDEMIOLOGI STROKE
(Cerebrovascular accident/CVA)
 Pengertian stroke:
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi secara akut
dengan tanda klinis fokal maupun global yang terjadi lebih
dari 24 jam atau menyebabkan kematian yang disebabkan
oleh karena gangguan peredaran darah otak (kriteria WHO).
 Klasifikasi stroke:
1. Iskemia-Infark Serebral
 Oklusi trombotik
 Oklusi Embolik (arteri ke arteri, kardigenik)
2. Perdarahan Intrakranial
 Perdarahan Intraserebral
 Perdarahan Subarakhnoid
Page  50
Page  51
gambar 1. Stroke Hemoragik
gambar 2. Stroke nonhemoragik
Page  52
DEFINISI DAN ASPEK KLINIS
Istilah stroke sinonim dengan “apoplexi”,lebih
menggambarkan kondisi klinis daripada kondisi patologis
Definisi menurut WHO :
• Stroke merupakan kondisi dimana terjadi perubahan
secara cepat tanda-tanda klinis dengan gangguan yang
bersifat lokal ataupun umum dari fungsi otak,
berlangsung dalam waktu lebih dari 24 jam atau dapat
sampai meninggal, dan disebabkan oleh adanya
gangguan vaskuler
Page  53
53
Dengan kata lain :
Adanya gangguan fungsi otak yang bersifat lokal ataupun
global dan berkembang dengan cepat berlangsung lebih
dari 24 jam atau sampai penderita meninggal yang
disebabkan oleh adanya kelainan vaskuler
Definisi dari WHO mengkesampingkan kausa yang bersifat
non vaskuler, walaupun secara klinis sulit dibedakan
Page  54
54
Biasanya : stroke diartikan sebagai kondisi akut yang
parah sebagai manifestasi gangguan cerebrovaskuler
Istilah cerebrovasculer accident  digunakan sebagai
implikasi suatu kecelakaan atau trauma
Batasan 24 jam dalam definisi dipakai untuk
membedakan dengan “Transient Ischaemic Attack” (TIA).
Pada TIA serangan bersifat akut, gejala dan tanda
penyakit tidak ada lagi diluar serangan
Page  55
55
Istilah cerebrovasculer diseases (penyakit-penyakit pembuluh
darah otak) dapat dipakai untuk semua/setiap penyakit yang
menunjukkan adanya satu atau lebih pembuluh darah otak dalam
kondisi patologis
Kondisi patologis dari pembuluh darah di otak dapat diartikan
sebagai :
• Abnormalitas dinding pembuluh darah
• Penutupan pembuluh darah oleh thrombus atau emboli
• Ruptur dari pembuluh darah
• Menurunnya aliran darah ke otak oleh karena tekanan darah
yang menurun
• Perubahan kaliber lumen pembuluh darah otak
Page  56
56
Proses patologis tersebut diatas memberikan akibat pada otak :
Ischaemia  dengan atau tanpa infark
Hemorrhagia  desakan
• Obstruksi pembuluh darah otak oleh thrombus atau
emboli menyebabkan kondisi ischaemia dan infark
jaringan otak.
• Luasnya jaringan infark otak tergantung kepada
parahnya kondisi ischaemia.
Page  57
57
Parahnya gangguan neurologis yang muncul
tergantung kepada luasnya infark
Luasnya infark tergantung kepada :
• Parahnya kongesti oleh karena thrombus
• Banyaknya perdarahan pada jaringan otak
Page  58
58
SINDROMA STROKE
• Pada kondisi yang parah terjadi hemiplegi, bahkan koma
• Pada kondisi yang sangat ringan dapat terjadi
gangguan neurologis ringan yang tidak mengganggu
kegiatan sehari-hari
• Karakteristik yang paling sering untuk stroke adalah
bersifat temporer
• Sindroma yang terjadi secara tiba-tiba,
• Terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat,
bervariasi dalam menit, detik, jarang dalam jam atau hari
Page  59
59
Stroke yang disebabkan oleh karena emboli atau perdarahan
biasanya:
• Terjadi tiba-tiba dengan gangguan neurologis
mencapai kondisi maksimal dalam waktu yang singkat
Stroke yang disebabkan oleh thrombus biasanya :
• Dimulai dengan model mirip dengan stroke yang
disebabkan oleh emboli dan perdarahan,
• Tapi berkembangnya secara perlahan dalam bebeberap
hari,
• Perubahan neurologis biasanya bertahap dan tiba-tiba
munculnya (tidak smooth)
Page  60
60
Kesembuhan berjalan perlahan :
• Kalau tidak fatal  kondisi stabil terjadi
kemudian diikuti dengan derajat perkembangan
yang bertahap
• Defisit neurologis tergantung kepada area otak
yang mengalami infark
Page  61
61
ASPEK EPIDEMIOLOGIS
Secara klinis diagnose stroke mudah, tapi secara patologis sulit
Klasifikasi dari ICD (international classification of disease) edisi ke 8 dan 9
Haemorrhagia/perdarahan
430. Subarachnoid haemorrhage
431. cerebral haemorrhage
Obstruksi
432. Occlusion of pre-cerebral arteries
433. Cerebral thrombosis
434. Cerebral embolism
435. TIA (transient cerebral ischaemia)
Page  62
62
• Diagnose stroke ditinjau dari segi patologis sangat
bervariasi,
sehingga pada penelitian epidemiologis sering mengakibatkan bias
• Studi-studi mengenai stroke sulit dibandingkan oleh karena
diagnosanya berbeda-beda
• Beberapa peneliti hanya memasukkan infark cerebri saja sebagai
kriteria diagnosa,
• Yang lain mengikutsertakan perdarahan cerebri tapi tidak
perdarahan subarachnoidea
• Beberapa peneliti memasukkan stroke yang disebabkan oleh
gangguan extracerebral, sedang peneliti yang lain tidak
• Dengan demikian validitas data tidak dapat dibandingkan dari satu
penelitian dengan penelitian yang lain
Page  63
63
PENENTUAN INSIDENS DAN PREVALENS STROKE
• Penentuan insidens dan prevalens
tergantung kepada diagnosa dari stroke
dari
stroke
sangat
• Lebih mudah mendiagnosa secara klinis daripada secara
patlogis
• Kriteria dari diagnose stroke selalu berbeda-beda diantara
peneliti, dan berubah sesuai dengan ICD
• Dapat terjadi pada suatu negara /suatu regional suatu
provinsi penentuan kriteria stroke hanya berdasarkan diagnose
klinis tanpa pemeriksaan tambahan
Page  64
64
MORTALITAS
Variasi secara geografis
• Variasi secara geografis mengenai mortalitas karena stroke
sulit diinterpretasikan  karena kualitas data
• Variasi oleh karena stroke di AS lebih rendah daripada di
Inggris.
• Pada tahun yang sama (1977)
• mortality rate pada pria usia 35-74 tahuun di AS
101/100.000, di Inggris 136/100.000
• mortality rate pada wanita usia 35-74 tahun di AS
85/100.000, di Inggris 121/100.000
Page  65
65
Trend
Kematian oleh karena stroke bervariasi sesuai
dengan waktu :
• Di negara-negara yang dingin puncak kejadian pada saat
“winter”
• Di negara-negara yang panas  puncak kejadian pada saat
puncak “summer”
Banyak negara terutama negara-negara maju berhasil menurunkan
kematian oleh karena stroke dalam 30 tahun terakhir tapi sulit
diinterpretasikan dengan pasti karena pada kenyataannnya terdapat
perubahan-perubahan
berubah-ubah)
Page  66
dalam
pengklasifikasian
penyakit
66
(ICD
Mortalitas berdasarkan umur, sex, ras dan pekerjaan
• Mortalitas oleh karena stroke meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia.
• Mortalitas oleh karena stroke lebih tinggi pada wanita dari pada
pria, tapi bervariasi antar negara berbeda-beda.
• Mortalitas oleh karena perdarahan subarachnoidea lebih sering
pada wanita dan merupakan penyebab paling sering pada
kelompok usia muda
• Kematian oleh karena stroke lebih sering pada orang-orang yang
pekerjaannya buruh yang tidak profesional dari pada orang-orang
yang profesional
Page  67
67
Data dari AS :
• Orang kulit berwarna lebih sering meninggal oleh karena stroke
daripada orang kulit putih
• Orang Jepang yang tinggal di AS dan mempunyai life-style yang sama
dengan orang kulit putih  kematian oleh karena stroke sama dengan
orang kulit putih
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Penyakit-penyakit atau kondisi yang ada kaitannya
dengan stroke antara lain :
•Penyakit jantung
•Hipertensi
•Transient ischaemic attack
•Umur tua
Page  68
68
Faktor resiko yang lain adalah :
•Diet lipid
•Diabetes Mellitus
•Perokok
•Alkohol
•Berat badan
•Viskositas darah
•Pemakaian kontrasepsi oral
•Faktor-faktor pembekuan dan fibrinolisis darahfaktorr
resiko mirip dengan faktor resiko pada penyakit
jantung koroner
Page  69
69
Hipertensi hanya selalu konsisten sebagai faktor resiko pada
perdarahan cerebri, tidak pada perdarahan Subarachnoidea
Perdarahan subarachnoidea berkaitan dengan :
•Hipertensi
•Merokok
•Pemakaian pil kontrasepsi
Faktor-faktor resiko diatas bervariasi berdasarkan kultur,
Jepang  kasus stroke tinggi pada komunitas dengan
kolesterol rendah.
Dipertimbangkan kolesterol tidak berdiri sendiri dalam meningkatkan
insidens stroke tapi, protein yang inadekuat, diet tinggi garam, alkohol
dll
Page  70
70
PENCEGAHAN
Pencegahan primer
• Pemberian penyuluhan mengenai diet, olah raga ,
merokok sebagai faktor pencegah stroke :
•Secara massal/umum
•Individual yang datang ke klinik
• Penggunaan aspirin dianjurkan tapi hasil studi masih
kontradiksi :
•Ada studi yang menunjukkan bahwa terjadi pengurangan
/penurunan resiko untuk :mendapatkan stroke dan meninggal
karena stroke, tapi tidak berefek pada wanita
•Studi yang lain menunjukkan bahwa aspirin tidak berefek
terhadap kejadian stroke
Page  71
71
Pencegahan sekunder
Skrining untuk hipertensi, pemerintah Kanada
(1979)
dan
AS
(1989)
merekomendasikan
pemeriksaan rutin tekanan darah secara teratur
pada wanita atau pria usia 16-64 tahun.
Page  72
72
Faktor Risiko
1.
Umur : rate meninggi sesuai dengan pertambahan usia.
2.
Ras : lebih tinggi pada kulit hitam daripada kulit putih.
3.
Seks : lelaki > wanita.
4.
Hipertensi : faktor risiko tertinggi dari stroke.
5.
Diabetes mellitus ( kadar glukosa darah >120 mg/100 ml) : kuat
asosiasinya.
6.
Penyakit jantung sebelumnya : risiko meninggi sampai 3 kali.
7.
Atrial Fibtilation/TIA : faktor risiko kuat
8.
Obesitas : inconsistent findings.
9.
Rokok : tidak ditemukan efek besar.
10.
Page  73
Faktor Risiko Utama:
 Hipertensi
Kolesterol dan trigliserida : inconsistent.
 Transient Ischemic Attack
 Hipercholesterolemia
 Diabtes Mellitus
Gejala Klinis
Gejala yang muncul bervariasi tergantung di
mana terjadi serangan stroke iskemia,
misalnya:
unilateral weaknesses ----- biasanya
hemiparesis (lumpuh separo)
unilateral sensory complaints ---- numbness,
paresthesia (mati rasa)
Aphasia ----- language comprehension
Monocular visual loss ----- gangguan
penglihatan sebelah
Page  74
Gejala
Pada stroke hemoragik:
onset manifestasi kliniknya cepat
gejala fisik neurologis yang muncul
tergantung pada tempat perdarahan dan
besarnya perdarahan
mayoritas pasien kehilangan kesadaran, dan
banyak yang akhirnya meninggal tanpa
sempat sadar lagi
sebelum pingsan, pasien umumnya akan
mengalami sakit kepala dan dizziness
Page  75
Diagnosis
 Diagnosis:
- gejala klinis
- pemeriksaan penunjang:
CT (Computed Tomography) scan, MRI (Magnetic Resonance
Imaging)
Page  76
Page  77
Pencegahan
1. Pencegahan primer
 Health education (faktor risiko dan tanda, gejala
stroke)
 Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
 gaya hidup yang berkaitan dengan faktor risiko
2. Pencegahan sekunder
 Pengobatan yang tepat sesuai tipe strokenya.
3. Pencegahan tersier
 rehabilitasi
 family support
Page  78
Prerequisites for effective strategies
1.
Leadership for effective action
2.
Effective communication
3.
Functioning alliances and partnerships
4.
Enabling environments, for example: to bicycle or walk to work or
school, to buy fresh fruits and vegetables, and eat and work in smoke-free rooms.
a.
b.
Supporting the availability and selection of nutrient-dense foods
(fruits, vegetables, legumes, whole grains, lean meats and low-fat
dairy products)
Assessing trends in changing consumption patterns and their
implications for the food (agriculture, livestock, fisheries and
horticulture) economy
c.
Page  79
Sustainable development
d.
Physical activity
e.
Traditional diets
Page  80
Download