Setelah kemajuan telah didapatkan oleh pemerintah dinasti

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Nabi Muhammad saw., setelah resmi diangkat menjadi Rasulullah,
menyebarkan ajaran Agama Islam di Jazirah Arab dengan cara sembunyisembunyi, setelah pengikut Agama Islam telah banyak dari keluarga
terdekat Nabi dan sahabat, maka turun perintah Allah untuk menyebarkan
Islam
secara
terang-terangan.
Namun
dalam
penyebarannya tidak berjalan mulus, Rasulullah dalam menyebarkan Islam
mendapatkan tantangan dari suku Quraisy .
Islam disebarkan dan dipertahankan dengan harta dan jiwa oleh
para penganutnya yang setia membela Islam meski harus dengan
pertumpahan darah dalam peperangan, sehingga Islam dapat berkembang
dalam waktu yang relatif singkat. Sepeninggal Rasulullah saw.,
kepemimpinan Islam dipegang oleh Khulafā’ al-Rāsyidīn. Pada masa ini
Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat, bahkan telah meluas ke
seluruh Wilayah Arab. Meskipun Islam telah berkembang pada masa ini,
namun juga banyak mendapat tantangan dari luar dan dalam Islam sendiri.
Seperti pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib banyak terjadi
pemberontakan di daerah hingga terjadi perang saudara. Salah satu perang
dimasa Ali bin Abi Thalib ialah peperangan antara Muawiyah dengan
Khalifah Ali bin Abi Thalib yang menghasilkan abitrase, sehingga
Muawiyah menggantikan posisi Ali bin Abi Thalib. Dampak yang
ditimbulkan dari abitrase ini adalah pengikut Ali bin Abi Thalib
bersepakat untuk membunuh Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah karena
dianggap telah kafir dan halal dibunuh. Dalam rencana pembunuhan ini,
hanya
Ali
bin
Abi
Thalib
yang
berhasil
dibunuh.
Berakhirlah masa Khulafā’ al-Rāsyidīn dan digantikan oleh pemerintahan
Dinasti Umayyah dibawah pimpinan Muawiyah bin Abi Sofyan. Pada
1
masa pemerintahan Dinasti Umayyah, Islam semakin berkembang dalam
segala aspek hingga perluasan daerah kekuasaan.
Setelah
pemerintahan
Dinasti
Umayyah
berakhir,
maka
pemerintahan Islam digantikan oleh pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti kedua dalam sejarah pemerintahan
Umat Islam. Abbasiyah dinisbatkan kepada al-Abbas paman Nabi
Muhammad saw. Dinasti ini berdiri sebagai bentuk dukungan terhadap
pandangan yang diserukan oleh Bani Hasyim setelah wafat Rasulullah
saw., yaitu menyandarkan khilāfah kepada keluarga Rasulullah dan
kerabatnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana “Revolusi ‘Abbasiyah”?
2. Bagaimana Gerakan Sekitar Lahirnya Daulah ‘Abbasiyah?
3. Bagaimana Perkembangan Politik pada Masa Bani ‘Abbasiyah?
4. Bagaimana Perkembangan Sains?
5. Bagaimana Lembaga Pendidikan Madrasah?
6. Bagaimana Masa Kekuasaan Dinasti Buwaih?
7. Bagaimana Masa Kekuasaan Dinasti Saljuk?
8. Bagaimana Dinasti Fatimiyyah (Sebuah Model Negara)?
9. Bagaimana Dinasti Mamluk (Sumbangannya)?
C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan “Revolusi ‘Abbasiyah”.
2. Menjelaskan Gerakan Sekitar Lahirnya Dawlah ‘Abbasiyah.
3. Menjelaskan Perkembangan Politik pada Masa Bani ‘Abbasiyah.
4. Menjelaskan Perkembangan Sains.
5. Menjelaskan Lembaga Pendidikan Madrasah.
6. Menjelaskan Masa Kekuasaan Dinasti Buwaih.
7. Menjelaskan Masa Kekuasaan Dinasti Saljuk.
8. Menjelaskan Dinasti Fatimiyyah (Sebuah Model Negara).
9. Menjelaskan Dinasti Mamluk (Sumbangannya).
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. REVOLUSI ‘ABBASIYAH : GERAKAN SEKITAR LAHIRNYA
DAULAH ‘ABBASIYAH
Kekuasaan
dinasti
Bani
Abbas
atau
khilafah
Abbasiyah,
melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Ummayah. Dinamakan khilafah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa ini adalah keturunan AlAbbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn AL-Abbas.
Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun
132 H (750 M) - 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola
pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan
politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan
politik itu, biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi
lima periode :
1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode
pengaruh Persia petama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 335 H/ 946 M), disebut masa pengaruh
Turki pertama / Bani Buwaih.
3. Periode Ketiga ( 335 H/946M – 468 H/1075 M), disebut juga masa
pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (468 H/1075 M – 576 H/1180 M), biasanya disebut
juga dengan masa pengaruh Turki kedua / Bani Saljuk.
5. Periode Kelima (576 H/1180 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas
dari pengaruh dinasti lain.1
Raja-raja yang memerintah pada periode ini adalah sebagai berikut :
1. Peride pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M)
a. Khalifah Abdullah al Abbas (132-136 H/750-754 M)
1
Dr. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2015), hh 4950
3
Dengan nama lengkap Abu al Abbas Abdullah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas. Beliau diberi gelar
Abu Abbas As-Saffah yang artinya “penumpah darah”. Lahir pada
tahun 104 H di Humaimah. Dilantik sebagai khalifah pertama pada
13 Rabi’ul awal 132 H/750 M. Wafat pada 13 Dzulhijah 136 H
ketika berusia 33 tahun dan memerintah selama 4 tahun 9 bulan.
Jasa-jasa khalifah Abu Abbas As-Saffah adalah :

Mengadakan rumah-rumah api untuk panduan musafir (lampulampu jalan raya untuk panduan orang-orang yang berjalan
pada malam hari).

Memperbaharui jalan dan meletakkan batu tanda jarak diantara
Mekkah dengan Kuffah mengikut kiraan Batu Hasyimi.

Memperkukuhkan angkatan tentara untuk mempertahankan
ancaman musuh terutama dari Roma.

Membuka Bandar baru di Iraq yang dinamakan Bandar
Hasyimiah.
b. Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (136-158 H/754-775 M)
Dengan nama lengkap Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad
bin Ali bin Abdullah bin Abbas. Lahir pada tahun 101 H di
Humaimah. Dilantik menjadi khalifah pada tahun 136 H atas
wasiat Abu Abbas ketika berusia 35 tahun. Semasa hidupnya
beliaulah orang kanan As-Saffah, berjuang bersama-sama dalam
menegakkan Kerajaan Bani Abbasiyah. Beliau wafat pada tahun
158 H di Bikrul Maimun dalam perjalanan untuk mengerjakan haji
ketika berusia 57 tahun. Memerintah selama 22 tahun dan dianggap
sebagai bapak pembangun kerajaan Abbasiyah yang sebenarnya
karena ditangan beliaulah kerajaan Abbasiyah berdiri dengan
kukuh. Beliau berjaya menghapuskan segala anasir
yang
mengancam kerajaan. Memulakan pembangunan Negara secara
lebih pesat serta memulakan gerakan mengkaji ilmu pengetahuan
sehingga Kota Baghdad dianggap sebagai pusat pertemuan ilmu
4
pengetahuan dunia. Dan jasa-jasa khalifah Abu Ja’far Al-Mansur
semasa pemerintahannya adalah sebagai berikut :

Mendirikan Kota Baghdad di Iraq.

Membina Istana yang indah.

Membina sebuah pelabuhan yang besar di Sungai Furat untuk
persinggahan kapal-kapal.

Memajukan perkembangan ilmu pengetahuan, mempergiatkan
usaha menterjemah buku-buku pengetahuan kedalam Bahasa
Arab.

Mendirikan sekolah tinggi yaitu “Baitul Hikmah”.
c. Khalifah Al Mahdi (158-169 H/775-785 M)
Dengan nama lengkap beliau adalah Muhammad al Mahdi
bin al Mansur bin Ali bin Abdullah bin Abbas. Lahir di Humaimah
pada tahun 126 H. Dilantik menjadi khalifah pada tahun 158 H. Al
Mahdi melantik Yahya al Barmak (anak Khalid bin Barmak)
menjadi Menterinya. Beliau wafat pada tahun 169 H ketika berusia
43 tahun dalam perjalanan ke Jurjan untuk menjalankan tugasnya
bersama anaknya Harun al Rasyid. Jasa-jasa khalifah al Mahdi
adalah sebagai berikut :

Membebaskan tahanan politik semasa pemerintahan ayahnya
(Abu Ja’far al Mansur). Kecuali mereka yang bersalah dalam
jenayah.

Membina dan memperbaiki Istana.

Membina kolam-kolam air sepanjang jalan untuk kemudahan
musafir dan angkatan kafilah.

Menempatkan orang yang berpenyakit kusta ditempat yang
khas bagi mengelak dari penyakit.

Memerintah agar menambah bangunan Masjidil Haram di
Mekkah.

Memberikan bayaran saguhati kepada penyair-penyair sebagai
galakan.
5
d. Khalifah al Hadi (169-170 H/785-786 M)
Nama lengkap beliau adalah Musa al Hadi bin Muhammad
al Mahdi bin Abu Ja’far al Mansur. Lahir di Ray pada tahun 147 H
dan diangkat sebagai khalifah setelah ayahnya meninggal sesuai
dengan wasiat. Beliau wafat pada tahun 170 H dengan masa
pemerintahannya pendek dan penuh dengan pemberontakan serta
tidak berjaya melakukan pembangunan negara. Jasa-jasa pada
masa khalifah al Hadi ini adalah:

Membasmi kaum Zindiq
e. Khalifah Harun Ar-Rasyid (170-193 H/786-809 M)
Lahir pada tahun 145 H di Raiy. Pernah menjadi panglima
perang menyerang Roma semasa ayahnya menjadi gubernur di
Afrika Utara. Dilantik menjadi putra mahkota pada tahun 166 H
dan menjadi khalifah pada tahun 170 H ketika berusia 25 tahun.
Wafat pada tahun 193 H di Tus (Tours) dan memerintah selama 23
tahun. Jasa-jasa khalifah Harun Ar-Rasyid adalah :

Menjadikan Baghdad sebagai pusat perdagangan antarbangsa.

Mendirikan pusat-pusat pengajian rendah dan menengah serta
memberi pelajaran dengan percuma.

Menjemput para Ulama dan Cendekiawan ke Baghdad untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.

Mengusahakan penterjemahan buku-buku asing kedalam
bahasa arab.

Menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara asing.

Mendirikan Darul Hikmah (Perpustakaan awam).

Membina tempat meneropong bintang untuk ahli ilmu falak.
f. Khalifah Al Amin bin Harun Ar-Rasyid (193-198 H/809-813 M)
Nama lengkap Abdullah Muhammad al Amin bin Harun ArRasyid. Lahir pada tahun 170 H dan dilantik menjadi khalifah pada
tahun 193 H mengikuti wasiat ayahnya serta pernah menjadi
gubernur di Syam. Beliau dilantik sebagai putra mahkota sebelum
ayahnya wafat. Beliau mati terbunuh dalam peperangan saudara
6
menentang al Makmun pada tahun 198 H dan dibunuh oleh tentara
Tahir bin Husain. Jasa-jasa khalifah al Amin adalah :

Menumpas pemberontakan

Menstabilkan krisis politik dalam negeri
g. Khalifah al Makmun bin Harun Ar-Rasyid (198-218 H/813-833 M)
Dengan nama lengkapnya adalah Abdullah Al Makmun bin
Harun Ar-Rasyid. Lahir pada tahun 170 H/185 M yaitu pada hari
pelantikan ayahandanya menjadi khalifah. Dilantik sebagai
khalifah pada tahun 198 H ketika berusia 28 tahun dan pernah
menjadi gubernur di Khurasan semasa al Amin. Beliau wafat pada
tahun 218 H ketika berusia 48 tahun di Tarsus dalam perjalanannya
menghadapi satu peperangan dengan Roma. Jasa-jasa pada masa
khalifah al Makmun bin Harun Ar-Rasyid adalah berikut:

Usaha-usaha menterjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa
arab.

Mendirikan dua tempat pusat pengkajian angkasa lepas yaitu di
Damsyik dan Baghdad.

Menjemput para cerdik pandai ke Baghdad dan mereka diberi
hadiah.

Memperbaiki sistem hospital dan menambah bilangan hospital.

Mendirikan sekolah dan diberi kemudahan kepada pelajarpelajar.

Mempeluaskan dan memajukan Darul Hikmah.
h. Khalifah al Muktasim bin Harun Ar-Rasyid (218-227 H/833-842
M)
Dengan nama lengkap Abu Ishak Muhammad bin Harun
Ar-Rasyid. Lahir pada tahun 179 H. Menjadi khalifah pada tahun
218 H selepas kewafatan Al Makmun dan diberi gelar Al Muktasim
Billah yang artinya “yang berlindung kepada Allah”. Beliau pernah
menjadi gubernur di Syam dan Mesir dan wafat pada tahun 227 H
ketika berusia 48 tahun. Dan beliau memerintah selama 8 tahun 8
bulan 8 hari. Jasa-jasanya adalah :
7

Berhasil menghapuskan gerakan yang akan menjatuhkan
pemerintahannya.

Berhasil melucutkan jawatan kakitangan bangsa Arab dan Farsi
secara berangsur-angsur.

Berhasil menghapus golongan pemberontakan yaitu golongan
Syi’ah.

Berjaya mengalahkan tentara Roma yang membuat seangan ke
atas Negara Islam yang disebut dengan peperangan Amuriah.
i. Khalifah al Wathiq bin al Muktasim (227-232 H/842-847 M)
Nama lengkap Abu Ja’far Harun Al Wathiq Billah bin al
Muktasim. Lahir pada tahun 196 H dilantik menjadi khalifah pada
tahun 227 H selepas wafat ayahandanya. Beliau wafat pada tahun
232 H ketika berusia 32 tahun. Jasa-jasa pada masa khalifah ini
adalah :

Beliau menolong ilmu pengetahuan sepenuhnya.

Pada masa pemerintahannya banyak industri yang maju.

Serta berhasilnya perdagangan yang lancar.2
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 335 H/ 946 M)
a. Al-Mutawakkil ‘Ala Allah (232-247 H/847-861 M)
b. Al-Muntashir Billah Muhammad bin Abu Ja’far (247-248 H/861862 M)
c. Al-Musta’in Billah bin Abu Abbas (248-252 H/862-866 M)
d. Al-Mu’taz Billah bin Muhammad (252-256 H/866-869 M)
e. Al-Muhtadi Billah (256-257 H/869-870 M)
f. Al-Mu’tamid Billah (257-279 H/870-892 M)
g. Al-Mu’tadhid Billah bin Ahmad (279-290 H/892-902)
h. Al-Muktafi Billah bin Abu Muhammad (290-296 H/902-908 M)
i. Al-Muqtadir Billah bin Abu Al-Fadhal (296-320 H/908-932 M)
j. Al-Qahir Billah bin Abu Manshur (320-323 H/932-934 M)
k. Al-Radhi Billah bin Abu Al-Abbas (323-329 H/934-940 M)
l. Al-Muttaqi Lillah bin Abu Ishaq (329-333 H/940-944 M)
2
https://mrscd.files.wordpress.com/2008/04/nota-sejarah.pdf
8
m. Al-Mustakfi Billah bin Abu al-Qasim (333-335 H/944-946 M)
3. Periode Ketiga ( 335 H/946M – 468 H/1075 M)
a. Al-Muthi’ Lillah bin Abu al-Qasim (335-364 H/946-974 M)
b. Al-Thai’ Lillah bin Abu Bakar (364-381 H/974-991 M)
c. Al-Qadir Billah bin Abu al-Abbas (381-423 H/991-1031 M)
d. Al-Qaim Biamrillah bin Abu Ja’far (423-468 H/1031-1075 M)
4. Periode Keempat (468 H/1075 M – 576 H/1180 M)
a. Muqtadi Biamrillah (468-487 H/1075-1094 M)
b. Al-Mustazhir Abu al-Abbas (487-512 H/1094-1118 M)
c. Al-Mustarsyid Billah (512-530 H/1118-1135 M)
d. Al-Rasyid Billah (530-531 H/1135-1136 M)
e. Al-Muqtafi Liamrillah (531-555 H/1136-1160 M)
f. Al-Mustanjid Billah (555-566 H/1160-1170 M)
g. Al-Mustadhi’ Biamrillah (566-576 H/1170-1180 M)
5. Periode Kelima (576 H/1180 M – 656 H/1258 M)
a. An-Nashir Liddinillah (576-622 H/1180-1225 M)
b. Adh-Dhahir Biamrillah (622-623 H/1225-1226 M)
c. Al-Mustanshir Billah (623-640 H/1126-1242 M)
d. Al-Mu’tashim Billah bin Abu Ahmad (640-656 H/1242-1258 M)3
Proses berdirinya Abbasiyah dengan tokoh-tokohnya melalui beberapa
tahapan perjuangan, yaitu :
1.
Adanya gerakan rahasia (100-129 H/718-746 M) atau identik gerakan
bawah tanah. Gerakan ini dimaksudkan untuk menebarkan dan
membentuk opini publik tentang keburukan pemerintahan Ummayah.
2.
Adanya
gerakan
terang-terangan
yaitu
dengan
ditaklukannya
Khurasan dan Irak. Gerakan ini di bawah komando Abu Muslim Al
Khurasani.4
3
https://brainly.co.id
Istiananah Abu Bakar, M,Ag., Sejarah Peradaban Islam, (Malang : UIN-Malang Press, 2008), hh
64-65
4
9
B. PERKEMBANGAN POLITIK
Sebagai kekuatan baru yang mulai tumbuh dan ditegakkan di atas
puing-puing kehancuran dinasti Ummayah, menjadikan langkah awal yang
dijalankan oleh pemerintah bani Abbasiyah yang mewarisi seluruh luas
bekas wilayah dinasti Ummayah. Beberapa langkah strategis yang
dilakukan oleh pemerintahan Abbasiyah antara lain sebagai berikut :
1. Melenyapkan kekuatan dinasti Ummayah yang tersisa
Kenyataan masih adanya kekuatan Ummayah, menjadikan Abu
Abbas menyiapkan suatu pasukan elit yang terdiri dari laskar-laskar
pilihan di bawah pimpinan Abdullah bin Ali, paman Abu Abbas
sendiri. Pasukan ini terus maju sampai ke lembah sungai al-Zab dan
terjadi pertempuran yang sangat dahsyat antara pasukan Abbasiyyah
melawan pasukan Ummayah yang berjumlah tidak kurang dari
120.000 orang. Tetapi karena semangat perang yang dimiliki pasukan
Abbasiyyah sangat tinggi, akhirnya mereka dapat mengalahkan
pasukan Ummayah.
Semua kekuatan-kekuatan yang tersisa dan dianggap ancaman oleh
dinasti Abbasiyah dilumpuhkan. Upaya-upaya itu dilakukan biar tidak
ada lagi gangguan-gangguan yang akan muncul dalam perjalanan
pemerintahan Abbasiyah, dan Abbasiyah terbebas dari ancaman dalam
bentuk apapun.
2. Memadamkan upaya-upaya gerakan pemberontakan
Beberapa pemberontakan dan ancaman kemudian muncul yang
sewaktu-waktu mengancam kelangsungan daulat Abbasiyah. Ini adalah
ancaman internal Abbasiyah, orang-orang yang dalam gerakan-gerakan
ini adalah orang-orang di antaranya berjuang dalam rangka pendirian
dinasti Abbasiyah yakni :
a. Abdullah ibn Ali
b. Abu Muslim al-Khurasani
c. Gerakan Syi’ah5
5
Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (yogyakarta : PT Teras, 2011), hh 114120
10
Masyarakat
Islam
pada
masa
Abbasiyah
ini,
mengalami
kemajuanyang dipengaruhi faktor politik yaitu :
1. Pindahnya ibu kota negara dari Syam ke Irak dan Bagdad sebagai ibu
kotanya (146 H).
2. Banyaknya cendekiawan yang diangkat menjadi pegawai pemerintahan
dan istana.
3. Diakuinya Muktazilah sebagai mazhab resmi negara pada masa
khalifah Al Ma’mun pada tahun 827 M.6
C. PERKEMBANGAN SAINS
a. Filsafat
Filsafat muncul sebagai hasil integrasi antara Islam dengan
kebudayaan
klasik
Yunani
yang
terdapat
di
Mesir,
Suria,
Mesopotamia, dan Persia, dan Al-Ma’mun.
b. Kedokteran
c. Pada masa dinasti Abbasiyah, ilmu kedokteran telah mencapai
puncaknya yang tertinggi dan telah melahirkan para dokter yang sangat
terkenal.
d. Astronomi
Ilmu ini yang membantu orang islam dalam menentukan letak kakbah
serta garis politik para khalifah dan amir yang mendasarkan
perhitungan kerjanya pada peredaran bintang.
e. Matematika/Ilmu Pasti
Ilmu ini dibawa oleh ilmuwan India pada masa khalifah Al Mansur
dalam buku Sindahind, dan dari terjemahan buku ini yang telah
dilakukan oleh Al Fazzari dikenallah sistemangka arab dan angka nol
yang mempermudah dalam perhitungan, selanjutnya dikembangkan
lagi oleh Al Khawarizmi dan Habash al Hasib dengan membuat tabel
angka-angka.
f. Geografi
6
Aunur Rahim Faqih & Munthoha, Pemikiran & Peradaban Islam, (yogyakarta, UII Press, 1998),
hh 36-37
11
Pada masa dinasti Abbasiyah, daerah perdagangan semakin luas,
hubungan kota Bagdad sebagai ibukota negara dengan kota-kota lain,
baik darat maupun laut berkembang pesat dan lalu lintas ramai sekali.
Hal itu menimbulkan kegiatan untuk berusaha memeudahkan
perjalanan dan membuka jalan-jalan baru.
Dalam bidang lain seperti optika kita kenal Ibn Haytham dengan
teorinya bahwa bendalah yang mengirim cahaya ke mata dan karena
menerima cahaya, maka mata dapat melihat benda itu. Dalam ilmu kimia
dikenal Jabir Ibn Hayyan dan Abu Raihan Muhammad al Biruni (9731048 M) yang telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar
as-nya, serta melakukan penyelidikan tentang kecepatan suara dan cahaya
serta berhasil dalam menentukan berat dan kepadatan 18 macam permata
dan metal.7
D. LEMBAGA PENDIDIKAN MADRASAH
a. Ilmu Tafsir
Pada masa Abbasiyah, ilmu tafsir mengalami perkembangan yang
sangat pesat dengan dilakukannya penafsiran secara sistematis,
berangkai dan menyeluruh serta terpisah dari hadis.
b. Ilmu Hadis
Pada masa Abbasiyah, kegiatan dalam bidang pengkodifikasian hadis
dilakukan pula dengan giat sebagai kelanjutan dari usaha para ulama
sebelumnya.
c. Ilmu Kalam
Ilmu kalam lahir karena dorongan untuk membela Islam dengan
pemikiran-pemikiran filsafat dari serangan orang-orang Kristen
Yahudi yang mempergunakan senjata filsafat, dan untuk memecahkan
persoalan-persoalan agama dengan kemampuan akal pikiran dan ilmu
pengetahuan. Perkembangan ilmu kalam pada masa ini telah berjasa
besar dalam upaya memelihara dan membentengi akidah Islam dengan
menggunakan argumentasi manthiqi dan filosofis rasional.
7
Ibid, hh 48-51
12
d. Ilmu Fiqih
Diantara kebanggaan zaman pemerintahan Abbasiyah pertama adalah
terdapatnya empat imam mazhab fikih yang ulung yang merupakan
para ulama fikih yang paling agung dan tiada tandinganaya di dunia
Islam.
Selain itu semua, bidang ilmu agama lain seperti nahwu dan
tasawwuf juga mengalami kemajuan yang pesat.8
E. MASA KEKUASAAN DINASTI BUWAIH
Sejarah dinasti Buwaihi berasal dari tiga bersaudara yaitu Ali,
Hasan, dan Ahmad ibn Buwaihi. Ketiganya anak dari Buwaihi, keluarga
miskin yang pekerjaannya mencari ikan di negeri Dailam.mereka
diramalkan bahwa kelak akan memegang kekuasaan. Kemudian jauh hari,
sukseslah keluarga Buwaihi menjadi penguasa di dalam dinasti Abbasiyah
pada tahun 945 M, yang seterusnya nanti secara turun temurun
dipegangnya sampai tahun 1055 M.
Pada zaman pemerintahan ‘Adhdu al-Daulah inilah dinasti Buwaihi
mencapai kemajuan yang pesat. Keadaan politik yang kurang stabil
sebelumnya dapat diperbaiki dan hubungan dengan khalifah Al-Tha’i
waktu itu dinilai harmonis. Pada masa ini penguasa dikenal sebagai
seorang pencita ilmu dan mulai memakai gelar al-Malik.
Kota Syiraz dan Ray menjadi pusat terpenting bidang politik,ilmu
pengetahuan dan kesusastraan. Bermunculan para ahli berbagai ilmu yang
tidak terhitung jumlahnya. Diadakan perbaikan-perbaikan kota dan
pembangunan
gedung-gedung pemerintah serta rumah sakit
dan
meningkatkan hasil pertanian. Kemajuan-kemajuan diatas, juga diikuti
oleh kemajuan perdagangan, bidang ekonomi, pertanian dan industri.
Pada usia 47 tahun 11 bulan ‘Adhdu al-Daulah meninggal, dan
terjadi perebutan kekuasaan sehingga tidak stabil. Dengan demikian, maka
hancur dan jatuhlah kekuasaan bani Buwaihi yang telah memerintah
selama kurang lebih 110 tahun. Di zaman Buwaihi inilah dikenal sebagai
periode ketiga dinasti Abbasiyah dengan pengaruh Persianya.
8
Ibid, hh 43-48
13
F. MASA KEKUASAAN DINASTI SALJUK
Di antara dinasti yang berhasil menguasai pusat kekuasaan
Abbasiyah sekaligus memperkuat posisi pengaruhnya adalah dinasti
Salajiqah. Dinasti ini merupakan pengganti dinasti Buwaihi yang
menguasai Bagdad. Setelah mampu menguasai dinasti Abbasiyah ada
beberapa langkah yang dilakukan oleh penguasa Saljuk untuk memajukan
dinastinya, antara lain :
a. Politik
b. Ilmu Pengetahuan
c. Seni dan Bangunan
Setelah kemajuan telah didapatkan oleh pemerintah dinasti
Salajiqah, perlahan-lahan mengalami kemunduran dan terjadi perebutan
kekuasaan sehingga kekuatan mereka bertambah lemah. Selain faktor
internal, faktor luar juga ikut menambahbeban berat bani Saljuk. Faktor
luar itu adalah Perang Salib yang menguras energi umat Islam, banyak
provinsi yang melepaskankan diri dari dari pemerintahan pusat, adanya
konflik dalam keluarga, dan lahirnya dinasti-dinasti kecil yang
memerdekakan diri. Kekuasan dinasti Saljuk ini berakhi pada tahun 1199
M yang dengan demikian sekaligus menandai jatuhnya kekuasaan dinasti
Salajiqah dalam wilayah dinasti Abbasiyah.9
G. DINASTI
FATIMMIYAH
:
SEBUAH
MODEL
NEGARA
ISMA’ILIYAH
Fatimmiyah merupakan dinasti Syi’ah Isma’iliyah yang pendirinya
adalah Ubaidillah al Mahdi yang datang dari Syiria ke Afrika Utara yang
menisbahkan nasabnya sampai ke Fatimah putri Rosulullah dan isteri
Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib. Karena itu menanamkan Dinasti
Fatimmiyah. Dinasti ini dipimpin oleh 14 Khalifah atau Imam di Afrika
dan Mesir tahun 909-1171 M, selama lebih kurang 262 tahun atau kurang
lebih 3 abad.
9
Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (yogyakarta : PT Teras, 2011), hh 185208
14
Keberhasilan
pemerintah
Fatimmiyah
ini
ditandai
dengan
pindahnya pusat pemerintahan ke Kairo. Hampir seluruh daerah Afrika
Utara bagian Barat dapat dikuasai Fatimmiyah, terutama setelah
menaklukkan wilayah Maghrib dan menaklukkan Dinasti terakhir di
Fusthath
Ikhsyidiyyah.
Dinasti
Fatimmiyah
ini
akhirnya
makin
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, karena ditopang dengan
kekuasaan yang luas dan mampu membangkitkan berbagai macam aksi.
Sekitar tahun 1171 M, Dimasti Fatimmiyah ini berakhir. Dinasti ini
banyak mencapai kemajuan peradaban
dan peningkatan ekonomi dan
penyebab kemunduran dan kehancuran Fatimmiyah disebabkan karena
perpecahan diantara para khalifahnya.10
H. DINASTI MAMLUK : SUMBANGANNYA
Pemerintah dinasti Mamluk memberikan sumbangan yang besar
terhadap dunia islam dan berperan besar dalam sejarah Umat Islam, karena
berhasil mengalahkan pasukan Mongol beberapa kali dan mengkikis habis
pendudukan tentara salib di Timur kemudian Mesir menjadi tempat
pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Bagdad dari serangan Mongol dan juga
para ilmuwan yang datang dari Timur dan Barat.
Pada tahap berikutnya, ilmu berkembang di Mesir, seperti sejarah,
kedokteran, astronomi, matematika dan ilmu agama. Dalam pemerintahan
dinasti Mamluk, berkembang ilmu sosiologi dan filsafat sejarah dengan
munculnya “Muqaddimah” Ibnu Khaldun, sebagai kitab pertama dalam
bidang ini, disempurnakan penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu
peperangan dan ilmu kritik sejarah. Selain itu pada masa ini juga disebut
dengan “Zaman Mawsu’at”, karena banyak lahir mawsu’at dan majmu’ah.
Dinasti Mamluk juga banyak mengalami kemajuan di bidang
arsitektur dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang juga diikuti dalam
bidang perindustrian yang ditandai dengan banyaknya pabrik. Karena
kemajuan-kemajuan tersebut, Mesir khususnya Kairo menjadi pusat
terpenting bagi perkembangan kebudayaan Islam dengan bahasa Arab
sebagai basis, karena daerah lain yang dikuasai Mongol mengembangkan
10
http://Islamwiki.blogspot.co.id./2011/04/sejarah-dinasti-fatimmiyah.html., diakses pada 12 Maret
2017, pukul 20.40
15
budaya Islam yang sangat diwarnai Persia. Kemajuan-kemajuan yang
dicapai pada masa dinasti Mamluk diperoleh berkat kepribadian dan
wibawa sultan yang tinggi, menyukai ilmu pengetahuan dan solidaritas
yang tinggi terhadap sesama islam.11
11
http://Ejornal.iai.-tribakti.ac.id./2013/09/kontribusi-dinasti-mamluk-terhadap-peradabanislam.html.,diakses pada 15 Maret 2017, pukul 07:45
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kekuasaan
dinasti
Bani
Abbas
atau
khilafah
Abbasiyah,
melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Ummayah. Dinamakan khilafah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa ini adalah keturunan AlAbbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn AL-Abbas.
Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun
132 H (750 M) - 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola
pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan
politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan
politik itu, biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi
lima periode : Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut
periode pengaruh Persia petama. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/
945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama. Periode Ketiga ( 334
H/9465M – 447 H/1055 M), disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), biasanya disebut juga
dengan masa pengaruh Turki kedua. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656
H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain.
B. SARAN
Islam merupakan agama yang besar dengan perjalanan sejarah
yang panjang. maka dari itu, marilah kita menggali lebih jauh lagi ilmuilmu yang berkaitan dengan sejarah Islamiah. Demi menguatkan
keteguhan dan rasa kebanggaan hati kita terhadap agama Islam yang kita
peluk ini.
17
DAFTAR RUJUKAN
Aunur Rahim Faqih & Munthoha. 1998.Pemikiran & Peradaban Islam.
Yogyakarta. UII Press.
Dr. Badri Yatim. 2015.Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada.
https://brainly.co.id
http://ejournal.iai-tribakti.ac.id./2013/09/kontribusi-dinasti-mamluk-terhadapperadaban-islam.html
http://Islamwiki.blogspot.co.id./2011/04/sejarah-dinasti-fatimmiyah.html
https://mrscd.files.wordpress.com/2008/04/nota-sejarah.pdf
Istiananah Abu Bakar, M,Ag. 2008.Sejarah Peradaban Islam. Malang. UINMalang Press.
Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag. 2011.Sejarah Peradaban Islam.Yogyakarta. PT
Teras.
18
Download