Analisis Biaya Pengiriman Barang dan Rancangan Pemilhan Rute Perjalanan pada Perusahaan Ekspedisi PT ABC Vito Indriano Bhakti Chaerul D. Djakman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Abstrak Biaya pengiriman barang merupakan komponen biaya paling penting dalam menentukan laba atau rugi dari perusahaan ekspedisi. Salah satu faktor yang dominan dalam menentukan besar atau kecilnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah rute perjalanan yang ditempuh oleh perusahaan serta biaya jasa transportasi yang digunakan. Pada pilihan rute perjalanan terkini, dari dua tujuan yang diteliti, Banjarmasin dan Bontang, PT ABC telah menerapkan alternatif dengan biaya paling optimum meski dengan waktu tempuh yang sama dengan lead time. Penerapan rute terkini dari PT ABC untuk dua tujuan lain yang diteliti, yakni Makasar dan Balikpapan belum optimum dari segi waktu dan biaya sehingga PT ABC dapat mengambil alternatif lain untuk kedua tujuan tersebut. Kata Kunci : Biaya Pengiriman Barang, Rute, Pemilihan Abstract Delivery cost is the most important cost component in determining profit or loss of freight forwarding company. One of the dominant factors in determining high or low cost to be incurred by the company is the route taken by the company and the cost of transportation services used by the company. At the current route selections of two destinations examined, Banjarmasin and Bontang, PT ABC has implemented the most optimum cost alternative although with the same delivery time to the lead time offered. Current route seletions of two other destinations examined, Makasar and Balikpapan, have not been optimum in terms of cost and time so that PT ABC can take other alternatives for both destination. Keywords: Delivery Cost, Route, Selection Pendahuluan Pada saat ini, dunia usaha sudah berkembang ke arah era perdagangan bebas yang membuat persaingan antar pelaku usaha semakin ketat. Persaingan dalam dunia usaha ini menuntut pelaku usaha untuk terus mengembangkan potensinya. Persaingan bisnis seperti ini tidak hanya dialami oleh industri – industri tertentu saja. Semua industri mengalami hal yang sama, termasuk bisnis jasa pengiriman barang atau ekspedisi. Sumantri dan Lau (2011) berpendapat bahwa lingkungan domestik dan regional Asia Tenggara memberikan pengaruh bagi pertumbuhan penyedia jasa logistik di Indonesia, termasuk jasa ekspedisi. Perbaikan 1 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 infrastruktur dan pertumbuhan industri seperti tambang, minyak, gas, telekomunikasi, dan retail mempengaruhi perkembangan dari industri logistik di Indonesia. Hal tersebut memperlihatkan bahwa peluang bisnis dalam industri ini sangat menjanjikan, baik bagi pemain lama maupun pemain baru dalam industri ini. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya, perusahaan harus merespon kebutuhan pelanggan dengan cepat pada tingkat biaya yang optimum. Oleh karena itu, banyak perusahaan ekspedisi berkembang yang menawarkan berbagai kemudahan dengan tujuan membangun kepercayaan pelanggan. Salah satu caranya adalah dengan membiayai terlebih dahulu semua keperluan pengiriman hingga ke tempat tujuan dan mengirimkan tagihan kepada pelanggan setelahnya. Tawaran kemudahan ini membolehkan pelanggan membayar tagihan setelah barang yang dikirim benar – benar telah sampai di tempat tujuan sehingga pelanggan lebih merasa aman ketika melakukan pembayaran. Di sisi lain, tawaran kemudahan ini pun menuntut perusahaan untuk menyediakan modal yang tidak sedikit untuk membiayai operasional perusahaan ketika pelanggan memberikan pesanan pekerjaan. Salah satu komponen biaya yang sering muncul dalam daftar biaya operasional perusahaan ekspedisi adalah berasal dari biaya pengiriman barang. Banyak faktor yang dapat menyebabkan besar atau kecilnya biaya pengiriman barang yang akan ditanggung oleh perusahaan ekspedisi. Dari sekian banyak faktor tersebut, yang paling dominan mempengaruhi adalah rute perjalanan yang ditempuh selama pengiriman barang berikut biaya jasa transportasi yang digunakan perusahaan. Salah satu perusahaan ekspedisi, PT ABC, menerapkan sistem tersebut. Dalam upayanya mempertahankan pelanggan, salah satu strategi dari PT ABC adalah dengan sebisa mungkin mempertahankan harga jual yang diberikan kepada pelanggan mereka agar para pelanggan mereka tetap menikmati tarif yang sama ketika para kompetitor mulai menaikkan harga jual mereka. Dibalik kesuksesannya menambah jumlah pelanggan, PT ABC juga harus mengurangi profit margin yang didapatkannya karena mereka tetap mempertahankan harga jual mereka sementara biaya yang diperlukan untuk membiayai operasional pengiriman barang perusahaan semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh PT ABC untuk tetap dapat mempertahankan atau paling tidak mencegah kehilangan profit margin dalam jumlah yang banyak adalah dengan meningkatkan efisiensi pada biaya operasional pengiriman barang. Indikator penting dalam penetapan harga layanan ini adalah harga beli dari PT ABC terhadap perusahaan pelayaran maupun angkutan darat yang dipilih oleh PT ABC untuk membantu operasionalnya yang nantinya akan muncul sebagai biaya operasional yang harus ditanggung oleh PT ABC. Tingkat harga beli ini dapat dipengaruhi beberapa hal, 2 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 diantaranya adalah tingkat harga yang ditetapkan oleh perusahaan penyedia jasa transportasi untuk PT ABC serta rute yang ditempuh oleh PT ABC dalam mengirimkan barang. Dengan adanya masalah tersebut, penulis memfokuskan permasalahan pada analisis biaya pengiriman barang PT ABC berdasarkan rute perjalanan terkini dan rancangan pemilihan rute perjalanan yang akan menentukan beban jasa transportasi optimum yang diterapkan oleh PT ABC. Adapun tujuan pembuatan penelitian ini antara lain yaitu untuk melakukan analisis terhadap biaya operasional PT ABC berdasarkan rute perjalanan terkini dan membuat rancangan pemilihan rute perjalanan yang akan memberikan beban jasa transportasi optimum yang diterapkan oleh PT ABC. Landasan Teori Akuntansi biaya, menurut Horngren (2009), adalah proses mengukur, menganalisa, dan melaporkan laporan finansial dan informasi non-finansial terkait dengan biaya mendapatkan maupun menggunakan segala sumber daya dalam organisasi. Menurut Mulyadi (1993), akuntansi biaya memiliki tiga tujuan pokok, yakni: 1. Penentuan harga pokok produk Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya – biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. 2. Pengendalian biaya Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya telah ditetapkan, akauntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. Dari analisis penyimpangan dan penyebabnya tersebut manajemen akan dapat mempertimbangkan tindakan koreksi, jika hal ini perlu dilakukan. Dari analisis ini juga manajemen puncak akan dapat mengadakan penilaian prestasi para manajer di bawahnya. Akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam perusahaan. 3 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 3. Pengambilan keputusan khusus Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang. Akuntansi biaya untuk pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang. Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Karena keputusan khusus merupakan sebagian besar kegiatan manajemen perusahaan, laporan akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan pengambilan keputusan adalah bagian dari akuntansi manajemen. Menurut Hansen dan Mowen, cost behavior adalah istilah umum untuk menjelaskan bagaimana biaya berubah ketika jumlah output berubah. Cost behavior membagi biaya menjadi tiga jenis, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya gabungan. 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah terhadap perubahan output. Biaya tetap adalah biaya – biaya yang konstan secara total dalam relevant range terhadap variasi tingkatan dari activity driver. Biaya tetap total ditunjukkan oleh persamaan berikut : F = Biaya Tetap Total 2. Biaya Variabel (Variabel Cost) Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sesuai perubahan output. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya – biaya yang secara total berubah secara langsung sesuai perubahan pada sebuah activity driver. Biaya variabel total ditunjukkan oleh persamaan berikut : YV = VX Dimana: YV = Biaya variabel total V = Biaya variabel per unit X = Jumlah unit driver 4 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 3. Biaya Gabungan (Mixed Cost) Biaya gabungan adalah biaya – biaya yang terdiri atas komponen tetap dan variabel. Biaya gabungan ditunjukkan oleh persamaan berikut : Y = Biaya Tetap + Biaya Variabel Total Y = F + VX Dimana : Y = Biaya total / biaya gabungan Biaya produksi adalah jumlah biaya yang ditetapkan ke sebuah produk untuk tujuan tertentu (Horngren, 2009). Menurut Jain (2000), dalam perusahaan jasa, biaya produksi diterapkan dengan cara menghitung biaya per jasa yang dihasilkan. Dalam hal ini, biaya per unit dari suatu jasa didasarkan pada biaya rata – rata yang muncul. Untuk perhitungan biaya rata – rata yang muncul dari perusahaan penyedia jasa transportasi, salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan metode biaya per ton per kilometer. Biaya per unit : Teori grafik merupakan cabang dari ilmu matematika menyangkut jaringan titik yang terhubung oleh garis (Cheung, 2010). Konsep ini telah berkembang dan telah digunakan dalam berbagai aplikasi seperti ikatan kimia, genetika, ilmu komputer, dan rute perjalanan. Dalam aplikasi rute perjalanan, teori grafik digunakan untuk menentukan arah mengemudi dan rute tercepat. Menurut Taylor (2010), sebuah jaringan adalah suatu pengaturan jalur yang terhubung pada berbagai titik, di mana satu atau lebih item bergerak dari satu titik ke titik lain. Jaringan diilustrasikan sebagai diagram yang terdiri dari dua komponen utama, yakni : 1. Simpul (node) Simpul merepresentasikan titik persimpangan. Simpul dalam diagram jaringan digambarkan sebagai sebuah lingkaran. Simpul biasanya merepresentasikan daerah, seperti kota, persimpangan, pelabuhan, atau lapangan terbang. Dalam diagram yang menggambarkan jaringan, nama sebuah tempat dalam sebuah simpul biasanya diwakilkan oleh angka karena dianggap lebih nyaman untuk diartikan dibanding menyebut nama dari daerah tersebut sendiri. 5 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 2. Cabang (branch) Cabang menghubungkan antar simpul dan merefleksikan arus dari satu titik ke titik yang lain. Cabang biasanya digambarkan sebagai garis yang menghubungkan lingkaran yang menggambarkan simpul. Cabang merepresentasikan jalur yang menghubungkan simpul, seperti jalan raya yang menghubungkan antar kota, jalur kereta api, atau jalur udara atau laut yng menghubungkan antar terminal atau pelabuhan. Pada cabang dalam sebuah jaringan, tertera sebuah nilai yang merepresentasikan jarak, waktu tempuh, atau biaya yang diperlukan untuk menempuh jalur tersebut. Tujuannya adalah untuk membantu dalam menentukan jarak terpendek, jalur tercepat, atau biaya terendah yang muncul antar simpul dalam jaringan tersebut. Model rute terpendek adalah salah satu model jaringan yang mencoba untuk memecahkan masalah pemilihan jaringan paling efisien yang akan menghubungkan satu simpul dengan simpul yang lain (Siswanto, 2007). Dalam teori grafik, masalah rute terpendek adalah masalah menemukan jalan antara dua simpul (atau node) dalam grafik sedemikian rupa sehingga jumlah dari bobot cabang penyusunnya diminimalkan. Penelitian ini akan membahas mengenai permasalahn rute terpendek dengan tujuan minimasi biaya total dari urutan sejumlah aktivitas atau pekerjaan dalam suatu jaringan. Tinjauan Umum Perusahaan PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di industri jasa transportasi yang didirikan pada tanggal 5 Mei 2005 dengan status perusahaan perseroan terbatas. PT ABC, berkantor pusat di daerah Sunter, Jakarta Utara, merupakan salah satu perusahaan berkembang di Indonesia yang menyediakan jasa ekspedisi atau pengiriman barang bagi pelanggannya, baik dari perusahaan maupun individu. Hingga saat ini, hampir seluruh pelanggan dari PT ABC merupakan perusahaan yang operasinya tidak hanya di pulau Jawa saja, namun juga di pulau – pulau lainnya yang tersebar di Indonesia sehingga membutuhkan jasa perusahaan ekspedisi seperti PT ABC untuk mendukung operasinya. Dalam operasinya, PT ABC menggunakan jasa perusahaan – perusahaan transportasi lainnya untuk mendukung kinerjanya. Disini PT ABC mengintegrasikan jasa – jasa transportasi yang dibutuhkan oleh pelanggan agar barang kiriman milik pelanggan dapat sampai ke tempat tujuan. Perusahaan yang bekerja sama dengan PT ABC adalah beberapa perusahaan jasa trucking dan perusahaan 6 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 pelayaran. Khusus perusahaan trucking, PT ABC bekerja sama dengan perusahaan yang juga bertindak sebagai agen khusus PT ABC di wilayah – wilayah tertentu diluar Jakarta untuk memudahkan mobilisasi barang kiriman milik pelanggan di luar Jakarta dan sekitarnya. Pada PT ABC, divisi operasional merupakan divisi yang menangani pengiriman barang. Divisi operasional terdiri atas tiga bagian yang memiliki spesialisasi tugas masing – masing: bagian traffic, operasional umum, dan operasional lapangan. Bagian traffic bertugas untuk mengatur jadwal keberangkatan barang kiriman milik pelanggan. Bagian operasional lapangan bertugas sebagai checker, yakni mengawasi kondisi di lapangan, seperti mendata supir dari perusahaan afiliasi terkait dan mengawasi, mendata, dan mencocokkan jumlah barang kiriman milik pelanggan dalam catatan dan di lapangan. Sedangkan bagian operasional umum bertugas untuk melakukan pencatatan terkait data – data perusahaan trucking dan pelayaran yang digunakan oleh PT ABC untuk melakukan pengiriman barang pada masing – masing job order. Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang jasanya digunakan oleh PT ABC terkait dengan proses pengiriman barang milik pelanggan : 1. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, III, dan IV PT Pelabuhan Indonesia merupakan perusahaan pengelola pelabuhan di Indonesia. Pelayanan dari PT Pelindo II, III, dan IV yang digunakan oleh PT ABC adalah pelayanan bongkar muat pelabuhan. 2. PT SK PT SK merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa sewa truk yang digunakan oleh PT ABC. Saat ini, jasa dari PT SK tidak hanya digunakan oleh PT ABC di cabangnya yang ada di Jakarta saja, tetapi juga di beberapa daerah tujuan pengiriman barang PT ABC di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. 3. PT SS PT SS merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa pelayaran yang jasanya digunakan oleh PT ABC. Pelayanan dari PT SS yang digunakan oleh PT ABC yang dibahas dalam penelitian ini adalah pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju Pelabuhan Semayang, Balikpapan. 4. PT SI PT SI merupakan perusahaan penyedia jasa pelayaran lainnya yang jasanya digunakan oleh PT ABC. Pelayanan dari PT SI yang digunakan oleh PT ABC yang dibahas dalam penelitian ini adalah pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju Pelabuhan Soekarno Hatta, Makasar, dan Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. 7 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 5. CV PC CV PC merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang khususnya port to port atau antar pelabuhan. Jasa CV PC berkantor pusat di Semarang, Jawa Tengah dan membantu PT ABC dalam melayani pengiriman barang dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang, ke pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, dan pelabuhan Semayang, Balikpapan. 6. CV SPL CV SPL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang khususnya port to port atau antar pelabuhan. Jasa CV SPL berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur dan membantu PT ABC dalam melayani pengiriman barang dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, ke ke pelabuhan Trisakti (Banjarmasin), pelabuhan Semayang (Balikpapan), dan pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar). Saat ini, PT ABC melayani pengiriman barang ke seluruh wilayah di Indonesia. Berkut ini adalah data daerah tujuan pengiriman barang PT ABC selama tahun 2012 : Tabel 3.1 Daerah Tujuan Pelanggan PT ABC Tahun 2012 Sumber : Data Perusahaan Daerah Asal Tujuan Jumlah Job Order % Batam/Riau 76 16,24 Makassar 65 13,89 Banjarmasin 62 13,25 Bontang 45 9,62 Balikpapan 42 8,97 Samarinda 37 7,91 Cikarang / Sengkang 37 7,91 Tangerang Pontianak 32 6,84 Medan 22 4,70 Palu 16 3,42 Manado 10 2,14 Cepu 6 1,28 Surabaya 5 1,07 Lain - Lain 13 2,78 468 100 Total 8 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 Pembahasan Saat ini, PT ABC melayani pengiriman barang ke seluruh kota di Indonesia. Masing – masing tujuan memerlukan biaya produksi yang berbeda – beda, tergantung pada beban atau kapasitas barang yang dikirim, penyesuaian waktu dengan lead time yang ditentukan, layanan jasa transportasi yang digunakan oleh PT ABC dalam melakukan pengiriman barang, serta jarak tempuh perjalanan. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri jasa transportasi, PT ABC memiliki berbagai biaya yang bersifat umum dan khusus yang dihasilkan dalam proses produksinya. Biaya umum yang dimaksud adalah biaya – biaya yang umum dikeluarkan oleh perusahaan, dalam hal ini adalah biaya yang muncul akibat penggunaan jasa transportasi dari perusahaan lain yang bekerja sama dengan PT ABC dalam proses pengiriman barangnya. Sedangkan biaya khusus adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan karena sifat bisnisnya, mislnya biaya legal pada perusahaan yang bergerak dalam industri jasa transportasi. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai biaya umum, yakni biaya yang muncul akibat operasional perusahaan serta penggunaan jasa transportasi dari perusahaan lain yang bekerja sama dengan PT ABC dalam proses pengiriman barangnya. Komponen biaya yang dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi umum ini adalah biaya gaji pegawai di divisi operasional, biaya sewa kendaraan yang digunakan untuk mobilisasi barang kiriman, biaya jasa pelayaran, dan biaya bongkar muat yang terjadi dalam satu proses pengiriman barang. Menurut Hansen dan Mowen (2009), metode penentuan biaya produksi adalah metode yang menggambarkan cara memperhitungkan unsur – unsur biaya ke dalam komponen biaya produksi. PT ABC menggunakan metode variabel costing dalam penentuan biaya produksinya. PT ABC hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya gaji di divisi operasional, biaya sewa kendaraan yang digunakan untuk mobilisasi barang kiriman, biaya jasa pelayaran, dan biaya bongkar muat. Dalam memproduksi jasa pengiriman barang, PT ABC melakukan kegiatan produksi berdasarkan pesanan yang masuk dari pelanggan. Biaya produksi dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan (job order costing method). Oleh karena itu, biaya – biaya produksi dikumpulkan berdasarkan pesanan – pesanan tertentu. Menurut Hansen dan Mowen, job order costing adalah metode yang menghitung harga pokok produksi dengan cara 9 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. PT ABC melakukan perhitungan harga pokok produksi setiap satu pesanan selesai dikerjakan. Dalam analisa biaya produksi PT ABC terkini, penulis menggunakan asumsi barang yang dikirim sebesar muatan maksimal sebuah truk jenis Fuso, yakni ukuran standar truk yang banyak digunakan untuk pengiriman barang di PT ABC. Asumsi lain yang digunakan adalah barang yang dikirim adalah barang berjenis panel, alat – alat berat, serta alat elektronik. Muatan maksimal dari truk jenis Fuso tersebut dapat disetarakan dengan 28 meter kubik ukuran maksimal muatan atau 7 ton berat maksimal muatan. Selain itu, 95% dari barang pelanggan yang dikirim oleh PT ABC adalah berupa panel, alat berat, serta komponen elektronik sehingga diasumsikan barang yang dikirim adalah salah satu dari jenis tersebut. 1. Rute Cikarang – Makasar Gambar 4.1 Gambaran Rute Terkini dan Alternatif Cikarang - Makasar Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Keterangan : Simpul 1 : gudang pelanggan di Cikarang Simpul 2 : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Simpul 3 : Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang Simpul 4 : Pelabuhan Soekarno Hatta, Makasar Simpul 5 : Kota Makasar Untuk pengiriman barang tujuan Makasar, saat ini PT ABC menggunakan pilihan rute 1-2-4-5 atau melalui pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebagai titik penyebrangan. Pengiriman barang dari Cikarang menuju Makasar dengan menggunakan rute dan jasa transportasi ini menempuh jarak sejauh 1.494 km. Waktu yang harus ditempuh melalui jalur tersebut total selama 150 jam atau barang akan sampai pada hari ke tujuh. Waktu tempuh ini masih berada dalam jangkauan lead time yang ditawarkan oleh PT ABC kepada pelanggan – 10 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 pelanggannya, yakni tujuh hari. Alternatif ini menghabiskan total biaya sebesar Rp 20.820.805 Sebagai alternatif, pengiriman barang dapat dilakukan melalui cabang 1-3-4-5, yakni melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pengiriman barang dari Cikarang menuju Makasar dengan menggunakan rute dan jasa transportasi ini menempuh jarak sejauh 1.621 km menghabiskan waktu selama sekitar 98 jam atau akan sampai pada hari ke lima setelah barang diberangkatkan dari Cikarang. Alternatif ini menghabiskan total biaya sebesar Rp 21.225.005. Alternatif terakhir yang disediakan adalah alternatif 2, yakni dngan menggunakan jasa trucking dengan rute yang sama dengan alternatif 2, namun dilakukan tanpa proses bongkar muat. Waktu yang ditempuh dengan menggunakan rute ini adalah kurang lebih selama 62 jam atau barang akan sampai di tempat tujuan pada hari ke tiga. Alternatif ini menghabiskan total biaya sebesar Rp 28.728.205. Tabel 4.1 Perbandingan Antar Rancangan Rute Cikarang – Makasar Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Lead time 7 hari Pilihan Rute Waktu Tempuh Biaya Jarak Biaya per ton km Rute Terkini 7 hari Rp20.827.805 1.494 Rp1.992 Alternatif 1 5 hari Rp21.225.005 1.621 Rp1.871 Alternatif 2 3 hari Rp28.728.205 1.621 Rp2.532 Jika membandingkan antara rute terkini dengan kedua alternatif yang dapat ditempuh, alternatif 1 memberikan total biaya per ton kilometer paling optimum dengan Rp 2.390 per ton kilometer. Waktu tempuh dari alternatif 1 pun masih lebih cepat daripada lead time yang ditentukan. Rute terkini yang diaplikasikan oleh PT ABC berada diperingkat kedua yang memberikan biaya optimum. Sedangkan biaya pada alternatif 2 memiliki selisih yang jauh dengan rute terkini yang dapat mengurangi profit margin yang ditargetkan oleh PT ABC apabila tetap menerapkan tarif reguler. 11 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 2. Rute Cikarang – Banjarmasin Gambar 4.2 Gambaran Rute Terkini dan Alternatif Cikarang - Banjarmasin Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Keterangan : Simpul 1 : gudang pelanggan di Cikarang Simpul 2 : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Simpul 3 : Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang Simpul 4 : Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Simpul 5 : Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin Simpul 6 : Kota Banjarmasin Untuk pengiriman barang tujuan Banjarmasin, PT ABC menggunakan rute 1-2-5-6 melalui pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pengiriman barang dari Cikarang menuju Banjarmasin dengan menggunakan rute dan jasa transportasi ini menempuh jarak sejauh 1.391 km dan menghabiska waktu selama 152 jam atau barang akan sampai pada hari ke tujuh setelah pengiriman. Alternatif pada rute terkini yang diaplikasikan oleh PT ABC ini menghabiskan biaya sebesar Rp21.367.805,00. Alternatif lain untuk tujuan ini adalah dengan menggunakan rute 1-3-5-6 atau melalui pelabuhan Tanjung Emas, Semarang yang menempuh jarak sejauh 1.259 km. Perjalanan dari Cikarang ke dalam kota Banjarmasin ini total menghabiskan waktu selama sekitar 94 jam atau pada hari ke empat setelah barang diberangkatkan dari Cikarang. Biaya yang dikeluarkan untuk alternatif ini adalah sebesar Rp 22.175.005. Alternatif berikutnya adalah dengan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dengan mengikuti rute 1-4-5-6. Perjalanan pada rute alternatif 2 ini akan menempuh perjalanan sejauh 1.301 km dan menghabiskan waktu selama 94 jam atau empat hari. Biaya yang dikeluarkan pada alternatif ini adalah sebesar Rp 22.325.005. 12 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 Alternatif terakhir adalah menggunakan jasa trucking dimana rute yang ditempuh sama dengan alternatif 2, namun barang tidak melalui proses bongkar muat pelabuhan sehingga waktu yang ditempuh lebih cepat, yakni 64 jam atau sekitar tiga hari. Biaya yang dikeluarkan pada alternatif ini adalah sebesar Rp 24.528.205. Tabel 4.2 Perbandingan Antar Rancangan Rute Cikarang – Banjarmasin Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Lead time 7 hari Pilihan Rute Waktu Tempuh Biaya Jarak Biaya per ton km Rute Terkini 7 hari Rp21.367.805,00 1.393 Rp2.191 Alternatif 1 4 hari Rp22.175.005,00 1.259 Rp2.516 Alternatif 2 4 hari Rp22.325.005,00 1.301 Rp2.451 Alternatif 3 3 hari Rp24.528.205,00 1.301 Rp2.693 Dibandingkan dengan rute terkini, alternatif 1, 2, dan 3 menghabiskan biaya lebih banyak. Alternatif rute terkini memberikan biaya paling optimum dengan Rp 2.796 per ton kilometer. Ketiga alternatif lainnya dapat digunakan apabila perusahaan ingin mengurangi risiko terjdinya keterlambatan pengiriman barang karena faktor – faktor eksternal. Namun, pemilihan alternatif 1 dan 2 sudah cukup untuk mengantisipasi terjadinya risiko melihat dari waktu tempuh kedua alternatif tersebut dibandingkan dengan lead time yang ditawarkan dan selisih biaya yang lebih sedikit dengan alternatif 3. 3. Rute Cikarang – Bontang Gambar 4.3 Gambaran Rute Terkini dan Alternatif Cikarang - Bontang Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Keterangan : Simpul 1 : gudang pelanggan di Cikarang Simpul 2 : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 13 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 Simpul 3 : Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang Simpul 4 : Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Simpul 5 : Pelabuhan Semayang, Balikpapan Simpul 6 : Kota Bontang Untuk pengiriman barang tujuan Bontang, PT ABC menggunakan rute 1-2-5-6. Pengiriman barang dari Cikarang menuju Bontang melalui rute ini menempuh jarak sekitar 2.090 km. Waktu yang harus ditempuh melalui jalur tersebut total selama 182 jam atau barang akan sampai pada hari ke delapan. Waktu ini masih berada dalam jangkauan lead time yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggannya. Total biaya yang dihabiskan pada rute ini adalah sebesar Rp 26.007.805. Alternatif berikutnya, yakni alternatif 1, adalah dengan menggunakan rute 1-3-5-6 melalui pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Melalui rute ini, jarak yang harus ditempuh adalah sejauh 1.987 km. Perjalanan dari Cikarang menuju kota Bontang ini total menghabiskan waktu selama sekitar 136 jam atau pada hari ke enam setelah barang diberangkatkan dari Cikarang dan menghabiskan biaya Rp 27.725.005. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan rute 1-4-5-6 melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya yang harus ditempuh sejauh 1.999 km. Perjalanan dari Cikarang ke kota Bontang ini total menghabiskan waktu selama sekitar 130 jam atau pada hari ke enam setelah barang diberangkatkan dari Cikarang. Biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 26.125.005. Alternatif terakhir adalah dengan menggunakan jasa trucking melalui pelabuhan Tanjung Perak. Jarak yang ditempuh sama dengan pada alternatif sebelumnya, namun waktu tempuh yang dihabiskan hanya 94 jam atau sekitar empat hari. Biaya yang dikeluarkan pun harus lebih besar, yakni Rp 34.328.205. Tabel 4.3 Perbandingan Antar Rancangan Rute Cikarang – Bontang Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Lead time 8 hari Pilihan Rute Waktu Tempuh Biaya Jarak Biaya per ton km Rute Terkini 8 hari Rp26.007.805,00 2.090 Rp1.778 Alternatif 1 6 hari Rp27.725.005,00 1.987 Rp1.993 Alternatif 2 6 hari Rp26.125.005,00 1.999 Rp1.867 Alternatif 3 4 hari Rp34.328.205,00 1.999 Rp2.453 Pengaplikasian rute terkini oleh PT ABC untuk tujuan Bontang merupakan alternatif dengan biaya paling optimum. Dibandingkan dengan biaya yang keluar dengan 14 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 pengaplikasian rute terkini, biaya pengiriman barang pada alternatif 2 dengan biaya Rp 2.356 per ton kilometer merupakan pilihan terbaik apabila pengiriman barang dengan rute terkini terkendala masalah waktu yang dikarenakan faktor – faktor eksternal. Selisih biaya yang sangat kecil memberikan alternatif 2 keunggulan dibandingan dengan alternatif lainnya. Sedangkan alternatif 3 memiliki selisih biaya yang sangat besar dengan rute terkini walaupun alternatif tersebut menjanjikan waktu tempuh tercepat dibandingkan seluruh alternatif. 4. Rute Cikarang – Balikpapan Gambar 4.4 Gambaran Rute Terkini dan Alternatif Cikarang - Balikpapan Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Keterangan : Simpul 1 : gudang pelanggan di Cikarang Simpul 2 : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Simpul 3 : Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang Simpul 4 : Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Simpul 5 : Pelabuhan Semayang, Balikpapan Simpul 6 : Kota Balikpapan Pengiriman barang dengan tujuan Balikpapan saat ini dilakukan oleh PT ABC dengan menggunakan rute 1-2-5-6 atau melalui pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perjalanan ini harus menempuh jarak sejauh 1.871 km. Waktu yang harus ditempuh melalui jalur tersebut total selama 174 jam atau barang akan sampai pada hari ke delapan setelah pengiriman. Biaya yang dihabiskan dengan menggunakan rute ini adalah Rp 22.207.805. Selain rute tersebut, terdapat alternatif lain yang dapat dipilih, yakni menggunakan rute 1-3-5-6 atau melalui pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Jarak yang harus ditempuhpada rute ini lebih dekat ketimbang rute pertama, yakni 1.768 km dan waktu tempuh pun lebih cepat, yakni 128 jam atau barang sampai pada hari ke enam setelah barang diberangkatkan dari Cikarang. Biaya yang muncul dengan rute ini adalah Rp 23.925.005. 15 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 Alternatif berikutnya adalah dengan melalui rute 1-4-5-6 yang melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Rute ini menempuh jarak sejauh 1.780 km dan menghabiskan waktu perjalanan selama 134 jam perjalanan atau sekitar enam hari. Biaya yang dihabiskan dalam rute alternatif 2 ini lebih sedikit dibanding alternatif 1, yakni Rp 22.325.005. Alternatif terakhir pengiriman barang menuju Balikpapan adalah dengan menggunakan trucking sepnjang perjalanan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dengan jarak yang sama dengan alternatif 2, waktu tempuh yang dihabiskan lebih cepat, yakni 86 jam atau empat hari. Namun, biaya yang harus dikeluarkan lebih besar, yakni Rp 25.228.205. Tabel 4.4 Perbandingan Antar Rancangan Rute Cikarang – Balikpapan Sumber: Hasil olahan penulis dari berbagai sumber Lead time 7 hari Pilihan Rute Waktu Tempuh Biaya Jarak Biaya per ton km Rute Terkini 8 hari Rp22.207.805,00 1.871 Rp1.696 Alternatif 1 6 hari Rp23.925.005,00 1.768 Rp1.933 Alternatif 2 6 hari Rp22.325.005,00 1.780 Rp1.792 Alternatif 3 4 hari Rp25.228.205,00 1.780 Rp2.025 Kesimpulan Dengan rute terkini yang dilalui oleh PT ABC dalam mengirimkan barang milik pelanggan untuk tujuan Banjarmasin dan Bontang, PT ABC telah menggunakan rute dan jasa transportasi dengan biaya paling optimum dibandingkan dengan alternatif – alternatif lain yang tersedia. Keseluruhan rute PT ABC pun dapat menawarkan pilihan ke pelanggannya apabila mereka membutuhkan pelayanan pengiriman barang yang lebih cepat dengan mengenakan tarif lebih besar dari tarif reguler mereka. Namun, untuk dua tujuan ini, PT ABC harus memastikan bahwa setiap proses yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Ini dikarenakan waktu tempuh untuk kedua tujuan tersebut sama dengan lead time yang ditawarkan oleh PT ABC kepada pelanggan – pelanggannya sehingga jika terus bergantung pada rute terkini yang diaplikasikan, perusahaan tidak boleh mentolerir keterlambatan sekecil apapun di dalam masing – masing proses yang dilakukan. Untuk pengiriman barang tujuan Makasar, rute terkini yang digunakan oleh PT ABC memberikan biaya paling minimum yang dapat dijalankan. Namun, jika melihat biaya per ton per kilometer yang dilalui pada rute terkini, rute tersebut belum memberikan biaya yang paling optimum. Setelah melihat kemungkinan alternatif lain, dapat ditemukan alternatif yang 16 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 membuat PT ABC melakukan pengiriman barang dengan biaya lebih optimum dan menawarkan penyampaian barang lebih cepat dari lead time dibandingkan dengan rute terkini. Untuk pengiriman barang tujuan Balikpapan, pengiriman barang dengan rute terkini sudah dilakukan dengan biaya paling sedikit dari semua kemungkinan alternatif yang tersedia. Sayangnya, waktu tempuh yang dilalui dengan penerapan rute terkini masih berpotensi melebihi lead time sehingga perlu dicari alternatif lain yang memberikan biaya optimum secara keseluruhan bagi tujuan Balikpapan dengan waktu dibawah lead time yang ditentukan dan biaya per ton kilometer terendah. Saran a. Untuk pengiriman barang tujuan Makasar, PT ABC dapat mempertimbangkan alternatif 1 sebagai alternatif utama dari pelayanan reguler mereka karena biaya pada rute alternatif 1 memberikan biaya yang paling optimum dibandingkan dengan alternatif – alternatif lainnya. Selain itu, perusahaan juga dapat menyediakan layanan ekspres dengan harga yang tentunya berbeda dengan menggunakan alternatif 2 sebagai upaya untuk menjaring pelanggan baru dan menambah layanan. b. Untuk pengiriman barang tujuan Banjarmasin, sebagai cadangan apabila rute terkini tidak dapat ditempuh, alternatif 2 juga dapat dipertimbangkan sebagai alternatif utama dari pelayanan reguler mereka. Namun, alternatif ini sebaiknya digunakan setelah benar – benar terdapat ketidakcocokkan yang tidak dapat dihindari antara jadwal penyampaian barang yang dijadwalkan dengan jadwal pelayaran yang digunakan dalam rute terkini karena selisih biaya antara rute terkini dengan kedua alternatif tersebut cukup besar. Meski begitu, selisih waktu yang dapat dihemat dengan penggunaan kedua alternatif tersebut juga relatif material, yakni mencapai sekitar tiga hari dan barang akan menempuh jarak yang lebih pendek dibandingkan rute terkini. Selain itu, perusahaan juga dapat menyediakan layanan ekspres dengan harga yang tentunya berbeda dengan menggunakan alternatif 3 sebagai upaya untuk menjaring pelanggan baru dan menambah layanan. c. Untuk pengiriman barang tujuan Bontang, PT ABC dapat mempertimbangkan alternatif 2 sebagai alternatif utama dari pelayanan reguler mereka apabila pelayanan dengan rute terkini tidak dapat dilakukan. Selisih biaya antara dengan menggunakan rute terkini jika dibandingkan dengan menggunakan alternatif 2 tergolong kecil. Keuntungan lainnya adalah jarak tempuh yang lebih sedikit dibandingkan jarak yang 17 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 ditempuh pada rute terkini. Selisih waktu yang dapat dihemat pun cenderung besar, yakni sekitar dua hari, dan dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi tertundanya waktu pengiriman barang akibat jadwal pelayaran yang tidak sesuai. Selain itu, perusahaan juga dapat menyediakan layanan ekspres dengan harga yang tentunya berbeda dengan menggunakan alternatif 3 sebagai upaya untuk menjaring pelanggan baru dan menambah layanan. d. Untuk pengriman barang tujuan Balikpapan, PT ABC harus mengubah aplikasi rute terkininya menjadi menggunakan alternatif lain karena dengan rute terkini mereka akan mengalami keterlambatan pengiriman sekitar satu hari meskipun rute terkini merupakan opsi rute dengan biaya paling sedikit. Sebagai alternatif, PT ABC dapat mempertimbangkan alternatif 2 sebagai alternatif utama dari pelayanan reguler mereka. Selisih biaya antara dengan menggunakan rute terkini jika dibandingkan dengan menggunakan alternatif 2 pun tergolong kecil, hanya sekitar Rp 120 per ton kilometer. Selisih waktu yang dapat dihemat pun cenderung besar, yakni sekitar dua hari, dan dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi tertundanya waktu pengiriman barang akibat faktor – faktor eksternal yang memungkinkan terjadi. Selain itu, perusahaan juga dapat menyediakan layanan ekspres dengan harga yang tentunya berbeda dengan menggunakan alternatif 3 sebagai upaya untuk menjaring pelanggan baru dan menambah layanan. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penulis dalam penulsan dan penelitian karya akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Penulis akan membahas rute dari empat besar daerah tujuan pelanggan yang terbanyak. Namun, salah satu daerah yang masuk ke dalam empat besar, yakni tujuan Batam dan Riau, hanya memiliki satu rute alternatif perjalanan utama atau tidak memiliki rute alternatif lain sehingga penulis tidak memasukkan daerah tersebut sebagai pembahasan dan memasukkan daerah tujuan pelanggan terbanyak ke lima, yakni Balikpapan ke dalam pembahasan. 2. Dalam mengukur estimasi jarak tempuh, penulis menggunakan global positioning system (GPS) sebagai alat pengukur sehingga tingkat keakuratan yang diperoleh dapat berbeda dengan menggunakan metode lain. 18 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 3. Dalam melakukan estimasi waktu pelaksanaan sebuah proses pekerjaan, penulis menggunakan hasil wawancara dengan pihak perusahaan sehingga tingkat keakuratan yang diperoleh dapat berbeda dengan menggunakan metode lain. 4. Pengiriman barang dalam penelitian ini diasumsikan dilakukan dalam waktu dengan arus lalu lintas yang normal, tidak pada saat waktu sibuk atau puncak pengiriman atau waktu sepi pengiriman. 19 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013 DAFTAR REFERENSI Cheung, Kevin. (2010). Practical Applications of Graph Theory: Route Planning. Mathematics Journal, 4 th Hansen, D & Mowen, M. (2009). Cost Management: Accounting and Control, 7 edition. Ohio: Thomson-Southwestern th Horngren, Charles T. (2009). Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 13 edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall Jain, P.K. (2000). Cost Accounting. Noida: Tata McGraw-Hill Mulyadi. (1993). Akuntansi Biaya Edisi ke-5. Yogyakarta: BP-STIE YKPN Siswanto. (2007). Operations Research, Jilid 1. Jakarta: Erlangga Sumantri, Yeni & Lau, Sim K. (2011). The Current Status of Logistics Performance Drivers in Indonesia: An Emphasis on Potential Contributions of Logistics Service Providers. Journal of Asia Pacific Business Innovation & Technology Management, 42-43 Taylor, Bernard. W. (2007). Introduction to Management Science 9th Edition. New Jersey: Prentice Hall 20 Analisis biaya..., Vito Indriano Bhakti, FE UI, 2013