Modul Kewirausahaan I - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KEWIRAUSAHAAN I
MODUL 7
IDENTIFIKASI PELUANG DAN
MEMILIH USAHA
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ekonomi dan
Bianis
Manajemen
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
Hartri Putrato,SE.MM.
Abstract
Kompetensi
Mata Kuliah ini membahas tentang
proses usaha dalam mensiasati
pendirian suatu usaha berdasarkan
strategi-strategi ilmiah dan
intuisi.Pendekatan dunia entreprener l
untuk membantu suatu usaha.
Mahasiswa diharapkan memiliki
wawasan yang luas dan mampu
menjelaskan dan membuat suatu usaha
yang mandiri..
.
1
A. Tujuan Umum Perkuliahan
Agar mahasiswa memahami secara dasar arti pentingnya jiwa kewirausahaan dalam
perekonomian. Dengan demikian diharapkan mahasiswa tertarik, terangsang dan
terdorong untuk terus belajar kewirausaahaan sehingga tumbuh jiwa kewirausahaan
yang kreatif, inovatif, mandiri dan dinamis serta selalu berusaha mencapai dan
mengembangkan peluang baru dengan lebih baik
Mata kuliah ini bertujuan agar dapat mendorong mahasiswa untuk berwirausaha
setelah
menyelesaikan
studinya
dan
mempersiapkan
pemahaman praktis.
B. Pembahasan
Yang dibahas pada modul 7 ini adalah :
A. Cara Memasuki Dunia Usaha
B. Profil Usaha Kecil
C. Model Penembangan Usaha Kecil
2
dengan
pemahaman-
VII.
MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL
PENGEMBANGANNYA
Cara Memasuki Dunia Usaha
Terdapat tiga cara yang dapat ditempuh untuk memulai suatu usaha atau
memasuki dunia usaha, yaitu :
1.Merintis usaha baru (starting)
Membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Menurut Lambing terdapat dua
pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu :
Pendekatan inside-out (idea generation), berdasarkan gagasan sebagai
kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
Pendekatan out-side in (opportunity recognition), pendekatan yang
menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil
apabila dapat menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
Berdasarkan pendekatan in-side out, bahwa untuk memulai usaha seorang calon
wirausaha harus memiliki kompetensi usaha dan menurut, Norman Scarborough
kompetensi usaha yang diperlukan adalah :
a. Kemampuan teknik
b. Kemampuan pemasaran
c. Kemampuan finansial
d. Kemampuan hubungan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merintis merintis usaha baru :
i.
Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
ii.
Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
iii.
Lokasi dan tempat usaha yang dipilih
iv.
Bentuk organisasi usaha yang akan digunakan.
v.
Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
vi.
Pengaruh lingkungan usaha yang mungkin.
3
Bidang usaha dan bentuk kepemilikan
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki : bidang usaha pertanian,
pertambangan,
pabrikasi,
konstruksi,
perdagangan,
jasa
keuangan,
jasa
perorangan, jasa-jasa umum dan jasa wisata. Bentuk-bentuk kepemilikan usaha
baru, terdiri dari :
a. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang
dimiliki dan kelola sendiri oleh seorang wirausaha.
b. Persekutuan (partnership), suatu bentuk usaha yang dimiliki dua orang
atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal berasal dari saham-saham.
Penentuan lokasi usaha
Lokasi usaha kadang-kadang menjadi keputusan yang sangat penting
karena :
a. Menjadi pertimbangan utama seorang pelanggan.
b. Mempunyai kepentingan strategik usaha karena bisa digunakan untuk
mengembangkan sebuah keuntungan kompetitif yang mendukung
Pemilihan tempat usaha harus mempertimbangkan aspek efisiensi dan
efektivitas. Alternatif pemilihan lokasi usaha antara lain :
a. Membangun bila ada tempat yang strategis
b. Membeli atau menyewa jika lebih strategis dan menguntungkan.
c. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan.
Evaluasi lokasi atau tempat terdiri dari :
a. Jalur pejalan kaki
b. Jalur sepeda motor
c. Fasilitas parkir : kualitas dan luas area perparkiran dengan ketersediaan
sarana dan prasarana seperti parkir karyawan dengan pengamanan dan
dekat.
d. Ketersediaan transportasi :

Ketersediaan transportasi umum

Akses dari jalan utama

Mudah untuk dijangkau
4
e. Komposisi (ukuran dan jumlah) :
f.

Ukuran dan jumlah ruangan

Keseimbangan usaha
Tempat khusus :

Kelayakan tempat

Penempatan lokasi

Kondisi dan umur bangunan
g. Kepemilikan :

Milik sendiri atau disewa

Biaya operasi dan pemeliharaan

Pajak

Batasan wilayah

Aturan yang berlaku.
h. Penilaian menyeluruh terhadap lokasi umum dan tempat.
Organisasi usaha
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan
usaha dan skala usaha. Semakin besar lingkup usaha semakin kompleks
organisasinya dan sebailknya semakin kecil lingkup usaha maka semakin
sederhana organisasinya. Usaha kecil yang identik dengan business owner
manager, apabila tumbuh menjadi lebih besar pengelolaanya tidak bisa
dikerjakan sendiri tetapi harus melibatkan orang lain. Fungsi-fungsi bisnis
seperti bagian pemasaran, keuangan, pembelian, sumber daya manusia
dan informasi teknologi, memerlukan tenaga tersendiri dan perlu bantuan
orang lain.
5
Wirausaha
Karyawan
Karyawan
Karyawan
[email protected]
Gambar : Struktur organisasi sederhana
Pada perusahaan kecil fungsi manajemen relatif tidak begitu besar
sedangkan fungsi kewirausahaan mempunyai peran yang sangat besar
karena dasarnya adalah kreatifitas dan inovasi.
Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang mempengaruhi jalannya usaha/ perusahaan
yaitu :
a. Lingkungan mikro : lingkungan yang mempunyai kaitan langsung
dengan operasional perusahaan, terdiri dari pemasok, supplier,
karyawan dan distributor.
b. Lingkungan makro : lingkungan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi : ekonomi, sosiopolitik,
demografi dan gaya hidup.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying)
Memasuki dunia usaha dengan membeli perusahaan yang telah didirikan,
dirintis atau di organisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi usaha
yang sudah ada. Permasalahan yang harus dihadapi jika membeli
perusahaan antara lain :
Masalah eksternal : berhubungan dengan banyaknya pesaing dan ukuran
peluang pasar.
6
Masalah-masalah internal : masalah-masalah yang berasal dari dalam
perusahaan sendiri.
Terdapat beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dan dianalisis oleh
pembeli dalam membeli perusahaan :
a. Alasan pemilik menjual perusahaan
b. Potensi perusahaan
c. Aspek legal perusahaan
d. Kondisi keuangan perusahaan
3. Kerja sama manajemen (franchising)
Suatu bentuk kerja sama usaha antara entrepreneur (franchisee) dengan
perusahaan besar (franchisor) melalui persetujuan jual-beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha. Franchise : suatu persetujuan lisensi menurut hukum
antara suatu perusahaan penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain
untuk melaksanakan usaha. Perusahaan pemberi lisensi disebut franchisor dan
perusahaan yang diberi lisensi adalah franchisee. Kerjasama ini diawali dengan
bantuan dari franchisor dalam pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian
peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, administrasi dan keuangan,
akuntansi, konsultasi, penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset,
nasehat hukum dan sumber-sumber permodalan.
Profil Usaha Kecil
Batasan usaha kecil berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahan
masing-masing organisasi. Menurut komisi untuk perkembangan ekonomi,
kriteria usaha kecil adalah :
Manajemen berdiri sendiri dan manajer adalah pemilik.
Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil
Daerah operasi bersifat lokal
Ukuran keseluruhan relatif kecil
Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1995 dan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun
1999,
UKM
didefenisikan
sebagai
berikut
:
(http://www.apindo.or.id/images/_res/SinergiKebijakanMendorongUMKM.pdf.)
7
sumber
1.
Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan angunan
tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp. 1 milyar dan milik warga negara Indonesia.
2.
Usaha Menengah adalah :
a.
Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai dengan
paling banyak Rp. 10
milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
b.
Milik warga negara Indonesia.
c.
Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha besar.
d.
Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum dan atau badan usaha yang berbadan hukum.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia kepada Semua Bank Umum di
Indonesia No.3/9/BKr, tgl 17 Mei 2001, Usaha Kecil adalah usaha yang
memenuhi kriteria sebagai berikut : sumber
(http://www.apindo.or.id/images/_res/SinergiKebijakanMendorongUMKM.pdf.)
1.
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)
3.
Milik Warga Negara Indonesia
4.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung, maupun
tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
5.
Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Kekuatan dan kelemahan usaha kecil
Kekuatan usaha kecil :
1. Memiliki kebebasan untuk bertindak
2. Fleksibel
3. Tidak mudah goncang
8
Kelemahan perusahaan kecil :
1. Kelemahan
struktural,
kelemahan
usaha
kecil
dalam
manajemen,
organisasi, teknologi, sumber daya dan pasar. Salah satu kelemahan usaha
kecil yang paling menonjol adalah kurangnya permodalan. Permodalan
menyangkut pada bahan baku, teknik desain dan standar, dan pemasaran.
2. Kelemahan kultural, kelemahan dalam budaya perusahaan yang kurang
mencerminkan perusahaan sebagai “corporate culture”.
Model Pengembangan Usaha Kecil
Hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan Kim Leahy mengidentifikasi 6
(enam) tahap pengembangan bisnis, yaitu :
Tahap konsepsi, tahap awal pengembangan bisnis harus menajalankan
konsep-konsep yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya
dan dalam
perjalanannya diupayakan untuk diperbaiki dan ditingkatkan secara terus
menerus untuk menjadi lebih baik.
Tahap survival, menjaga keberadaan usaha perlu dilakukan. Sebuah usaha
harus mampu terus bertahan dan berkembang dimasa yang akan datang.
Tahap
stabilisasi,
jalannya
operasional
usaha
yang
stabil,
perolehan
keuntungan yang stabil dan terus meningkat dan peluang usaha dapat
dijaga dengan baik merupakan faktor penting yang dapat mendorong
perkembangan usaha kecil.
Tahap orientasi pertumbuhan, merupakan tahap persiapan sebelum menjalani
pertumbuhan usaha.
Tahap pertumbuhan cepat, saat ini merupakan momen yang ditunggu karena
waktu pertumbuhan cepat usaha dapat dikembangkan dan membangun
citra.
Tahap kematangan, usaha yang mampu bertahan sampai tahap kematangan
telah mengalami berbagai ujian. Biasanya usaha tersebut sudah
mempunyai kekuatan dalam menghadapi berbagai persoalan, biasanya
mampu mengatasinya dengan baik.
Menurut Lambing ada dua keterampilan yang sangat diperlukan oleh pemilik
perusahaan untuk pengembangan usaha, yaitu keterampilan manajemen
keuangan dan manajemen personal.
9
Dalam konsep strategi bersaing dikemukakan bahwa keberhasilan suatu
perusahaan tergantung pada
kemampuan internal. Kemampuan internal
perusahaan yaitu kompetensi khusus berupa kreativitas dan inovasi. Dalam
konteks persaingan bebas yang semakin dinamis, menurut D’Aveni perusahaan
harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi inti, yaitu
pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan keunggulan. Keunggulan
tersebut diciptakan melalui The New 7-S strategy (The New 7-Ss), yaitu :
1.
Superior stakeholder satisfaction, mengutamakan kepuasan stakeholder
2.
Strategic sooth saying, merancang strategi untuk membuat kejutan
3.
Position for speed, posisi mengutamakan kecepatan
4.
Position for surprise, posisi untuk membuat kejutan.
5.
Shifting thre role of the game, strategi untuk mengadakan perubahan/
pergeseran peran yang dimainkan.
6.
Signaling strategic intent, mengindikasikan tujuan strategi
7.
Simultanous and sequential strategic thrusts, yaitu membuat rangkaian
penggerak/pendorong strategi secara simultan dan berurutan.
KASUS USAHA WIRAUSAHA
KASUS RM.PADANG SEDERHANA
Dengan modal Rp27.000 Bustaman memulai usahanya di Jakarta sebagai pedagang
asongan. Tekad yang bagaikan "api nan tak kunjung padam", Bustaman mulai
membuka usaha warung makan kecil-kecilan di atas sebuah gerobak di kawasan
Bendungan Hilir. Di situ, Bustaman dan teman-temannya sesama pedagang kaki lima
pun harus main kucing-kucingan dengan para petugas keamanan dan ketertiban
(kamtib). Hingga akhirnya mereka terpaksa pindah tempat ke kawasan Roxy, yang
sekarang dikenal dengan Roxy Mas. Tak lama di Roxy, lagi-lagi Bustaman harus
mengungsi ke tempat lain, lantaran kawasan pedagang kaki lima ini pun dibongkar.
"Masa-masa itu adalah masa yang teramat sulit dan menuntut banyak pengorbanan.
Tantangan bukan hanya dari petugas kamtib, tapi juga para preman yang kala itu bisa
dianggap sebagai musuh utama para pedagang," kenang Bustaman.
Namun, bagi
Bustaman, justru saat itu pula ada satu kenangan yang paling membekas dan paling tak
terlupakan seumur hidupnya.
"Sebelum pindah dari Roxy, saya sempat mencicipi
10
masakan gulai dari warung makan Padang di sebelah warung makan saya. Rasanya enak
sekali, jauh lebih enak dibandingkan masakan saya. Dan di suatu sore, saya dekati
tukang masaknya, saya ajak kenalan, ternyata orangnya sangat baik dan mau
menuliskan resep masakannya," tutur Bustaman.
"Saya olah lagi resep ini agar bisa dinikmati oleh semua orang, bukan hanya oleh orang
Padang. Salah satu olahan resepnya yang kini menjadi masakan favorit para pelanggannya
adalah "ayam pop", ayam goreng tanpa kulit dan tetap berwarna putih sesuai warna kulit
ayam aslinya. Resep-resep olahannya itu mulai ia gunakan ketika membuka warung makan
permanennya yang pertama di Pasar Inpres Bendungan Hilir pada tahun 1974, yang ia beli
dengan bantuan kredit dari sebuah bank. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkat
keuletannya, RM Sederhana telah "berkembang biak" hingga berjumlah 30 buah. Satu di
antaranya berada di Surabaya. "Namun yang dikelola sendiri ada lima belas dan sisanya
dikelola oleh famili dekat”, tutur Bustaman. Dalam waktu dekat, dua restoran lagi akan segera
menyusul dibuka di negara Malaysia. "Kedua rumah makan ini memang bukan milik saya. Yang
satu punya orang Malaysia, dia yang kelola dengan sistem waralaba. Satunya lagi punya
keponakan saya," jelas Bustaman.
Khusus untuk rumah makan yang dikelolanya, Bustaman menerapkan sistem bagi hasil yang
biasanya dibagikan setiap tiga bulan sekali. Inilah yang menurutnya menjadi kunci loyalitas 300
orang karyawannya yang merasa memiliki usaha ini. Omzet harian setiap rumah makan saya,
kurang lebihnya tiga juta rupiah,". Bustaman yakin, usahanya ini mampu bertahan negara kita
mulai dibanjiri oleh makanan fast-food dari luar negeri. Yang dirasakan oleh Bustaman saat ini
justru tantangan dari dalam, yaitu banyaknya "RM Sederhana" di mana-mana, yang
kebanyakan dimiliki oleh mantan karyawannya sendiri. Yang dikhawatirkan oleh Bustaman
adalah adanya "RM Sederhana" yang rasa masakannya "tak karuan". Dia khawatir hal itu akan
merusak citra dan kesetiaan pelanggan rumah makannya. Soal lainnya adalah regenerasi.
"Hampir tak ada usaha rumah makan Padang yang mampu bertahan sampai dua generasi.
Anak saya sendiri tak ada yang berminat terjun di usaha ini," ujar Bustaman miris. Ia pun
menyebutkan sejumlah nama restoran Padang yang sempat populer beberapa tahun lalu.
"Untuk itulah, atas saran teman-teman, saya buat PT SCM ini. Dengan usaha yang sudah
berbentuk badan hukum, saya akan bisa 'menertibkan' semuanya ini. Tujuan lainnya, agar kita
siap menghadapi perdagangan bebas dan era globalisasi," tegas Bustaman, yang juga mengaku
ikut senang jika ada koki atau bekas juru masaknya sukses membuka usaha warung makan
11
sendiri. Lebih jauh, Bustaman juga mengungkapkan kalau dia telah mendaftarkan hak paten
berupa logo, warna, dan gambar lengkung yang menjadi ciri khas RM Sederhana miliknya.
ULASLAH KASUS DIATAS
DAN ANDA DISKUSIKAN DALAM KELOMPOK ANDA UNTUK
MEMBAHASNYA BERDASARKAN PERTANYAAN-PERTANYAAN DIBAWAH INI ;
a. Jelaskan kiat-kiat penting kesuksesan yang dicapai pada kasus ini ?
b. Menurut anda bagaimanakah manajemen usaha yang diterapkan oleh Bustamam
sebutkan kelebihan dan kekurangannya ?
c.
Bagaimana Sikap mental Bustann dalam menjalankan bisnis ini sehingga bisa
sukses ?
d. Terapkan motivasi-motivasi apa yang bisa diambil dari kisah perjalanan Bustaman
?
e. Kembangkan ide-ide apa yang terlintas oleh anda dari kasus usaha tersebut ?
Daftar Pustaka
Longenecker Justin G, Moore Carlos W, Petty J. William ; Kewirausahaan :
Manajemen Usaha Kecil, 11th Edition, Salemba empat, Jakarta.
Meredith Geoffrey G. et al ; Kewirausahaan : Teori dan Praktek, Cetakan 6, LM
PPM & Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 2000.
Suryana Dr, MSi ; Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Edisi revisi, Salemba empat, Jakarta, 2003.
Zimmerer Thomas W., Scarborough ; Pengantar Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil, Second edition, Prenhalindo, Jakarta, 2005
12
13
Download