BAB II GAMBARAN UMUM SEJARAH DAN TATA IBADAH AGAMA KATOLIK DI INDONESIA DAN MASYARAKAT TAMIL KATOLIK DI MEDAN 2.1 Sejarah Agama Katolik di Indonesia Agama Katolik adalah sebuah agama yang pengikutnya termasuk yang paling banyak di dunia ini. Agama Katolik yang awalnya dibawa oleh Yesus Kristus menyebar ke seluruh dunia, seperti Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika. Agama ini juga menyebar ke Indonesia, yang dapat dikaji melalui aspek sejarah. Menurut Garraghan (1957), yang dimaksud sejarah itu memiliki tiga makna yaitu: (1) peristiwa-peristiwa mengenai manusia pada masa lampau; aktualitas masa lalu; (2) rekaman mengenai manusia di masa lampau atau rekaman tentang aktualitas masa lampau; dan (3) proses atau teknik membuat rekaman sejarah. Kegiatan sejarah tersebut berkaitan erat dengan disiplin ilmu pengetahuan. Lengkapnya adalah sebagai berikut. The term history stands for three related but sharply differentiated concepts: (a) past human events; past actuality; (b) the record of the same; (c) the process or technique of making the record. The Greek ιστορια, which gives us the Latin historia, the French histoire, and English history, originally meant inquiry, investigation, research, and not a record of data accumulated thereby—the usual present-day meaning of the term. It was only at a later period that the Greeks attached to it the meaning of “a record or narration of the results of inquiry.” In current usage the term history may accordingly signify or imply any one of three things: (1) inquiry; (2) the objects of inquiry; (3) the record of the results of inquiry, corresponding respectively to (c), (a), and (b) above (Garraghan 1957:3). Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan kutipan di atas, maka sejarah sebagai sebuah ilmu itu tampaknya terfokus kepada rekaman dalam dimensi waktu dan ruang terhadap manusia. Jadi sejarah berkait erat dengan masalah-masalah dari satu waktu ke waktu berikutnya yang dikaji oleh para ahlinya. 2.1.1 Asal Mula Sejarah Gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku, yang dipimpin oleh Fransiscus Xaverius. Pada masa itu, orang pertama yang menjadi penganut agama Katolik adalah seorang Kolano atau Kepala kampung Mamuya (sekarang di Maluku Utara). Kolano ini kemudian dibaptis bersama seluruh warga kampungnya pada tahun 1534 setelah menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso, seorang saudagar Portugis. Setelah itu banyak pelaut dan pedagang dari Eropa yang datang ke wilayah Maluku. Karna di Maluku adalah pulau yang menghasilkan rempah rempah. Bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu imam Katolik yang datang di Indonesia itu adalah Santo Fransiskus Xaverius. Kemudian pada tahun 1546 sampai 1547, Santo Fransiskus Xaverius datang mengunjungi pulau Ambon, Saparua, dan Ternate. Santo Fransiskus Xaverius juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Inilah tempat-tempat awal di Indonesia yang menjadi tempat pengaruh utama agama Kristen Katolik. Dari kawasan ini, kemudian agama Katolik menyebar ke berbagai tempat di Indonesia, seperti ke Timor, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan lainnya. Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Era VOC Sejak kedatangan dan kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Indonesia tahun 1619-1799, VOC akhirnya mengambil alih kekuasaan politik di seluruh Indonesia. Seiring bergantinya penguasa di Nusantara, maka Gereja Katolik dilarang mengadakan kegiatan secara secara mutlak di seluruh wilayah VOC. Namun di beberapa wilayah kegiatan Katolik masih berjalan, dan hanya bertahan di beberapa wilayah yang tidak termasuk VOC yaitu Flores dan Timor. Situasi keagamaan berubah. Para penguasa VOC sebahagian besar beragama Protestan, sehingga para pemimpin VOC mengambil tindakan. Pemimpin VOC yang ada segera mengusir imam-imam Katolik yang berkebangsaan Portugis dan menggantikan seluruh Imam imam Katolik dengan pendeta-pendeta Protestan dari Belanda. Akibatnya banyak umat Katolik yang kemudian diprotestankan saat itu, salah satu contohnya seperti yang terjadi dengan komunitas-komunitas Katolik di Amboina. Imam-imam Katolik diancam hukuman mati, kalau ketahuan berkarya di wilayah kekuasaan VOC. Hal ini terjadi seperti pada 1924, di mana Pastor Egidius d’Abreu SJ dibunuh di Kastel Batavia pada zaman pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, dengan dakwaan kesalahan karena mengajar agama Katolik dan merayakan Misa Kudus bersama para tahanan di penjara. Sedangkan Pastor A. de Rhodes, seorang Yesuit Perancis, pencipta huruf abjad Vietnam, dijatuhi hukuman berupa menyaksikan pembakaran salibnya dan alat-alat ibadat Katolik lainnya di bawah tiang gantungan, tempat dua orang Universitas Sumatera Utara pencuri baru saja digantung,contoh lainnya adalah ketika Pastor A. de Rhodes diusir tahun 1646 karena terlibat dalam penyebaran agama Katolik. Yoanes Kaspas Kratx, penganut Katolik yang berkebangsaan Austria, terpaksa meninggalkan Batavia karena usahanya dipersulit oleh pejabat-pejabat VOC, dengan alasan akibat bantuan yang ia berikan kepada beberapa imam Katolik yang singgah di pelabuhan Batavia. Kemudian Yoanes Kaspas Kratx pindah ke Makau, lalu bergabung dengan Serikat Jesuit dan meninggal sebagai seorang martir di Vietnam pada tahun 1737. Pada akhir abad ke-18 Eropa Barat diliputi perang dahsyat antara Perancis dan Britania Raya bersama sekutunya masing-masing. Simpati masyarakat Belanda terbagi, ada yang memihak Perancis dan sebagian lagi memihak Britania, Hal ini mengakibatkan negeri Belanda kehilangan kedaulatannya karena ikut terlibat dalam perang. P3rancis memenangkan pertempuran tersebut yang terjadi di Eropa Barat. Pada tahun 1806, pemimpin Perancis Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya, Lodewijk atau Louis Napoleon yang menganut, agama Katolik, menjadi raja Belanda. Sehingga pada Pada tahun 1799 VOC dinyatakan bangkrut dan dibubarkan. 2.1.3 Era Hindia Belanda Perubahan politik di Belanda, khususnya setelah pemerintahan Raja Lodewijk yang seorang Katolik, membawa pengaruh yang cukup positif. Kebebasan umat beragama mulai diakui pemerintah. Pada tanggal 8 Mei 1807 pimpinan Gereja Katolik di Roma mendapat persetujuan dari Raja Louis Napoleon untuk mendirikan Prefektur Apostolik Hindia Belanda di Batavia. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 4 April 1808, dua orang Imam dari Negeri Belanda tiba di Jakarta, yaitu Pastor Jacobus Nelissen, Pr dan Pastor Lambertus Prisen, Pr. Kemudian oleh gereja Katolik yang diangkat menjadi Prefek Apostolik pertama adalah Pastor J. Nelissen,Pr. Gubernur Jendral Daendels (1808-1811) berkuasa setelah VOC diganti dengan kekuasaan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada saat ini Kebebasan beragama kemudian diberlakukan, walaupun agama Katolik saat itu agak dipersukar. Hal ini dapatt dilihat dengan Imam saat itu hanya 5 orang untuk memelihara umat sebanyak 9.000 orang, dengan luas wilayah dan tempat tinggal yang hidup berjauhan satu sama lainnya. Akan tetapi pada tahun 1889, kondisi ini membaik, di mana ada 50 orang imam di Indonesia. Di daerah Yogyakarta, misi penyebaran agama dan kegiatan Katolik dilarang oleh pemerintahan Hindia Belanda sampai tahun 1891. Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. van Lith, S.J. yang datang ke Muntilan pada tahun 1896. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggal 15 Desember 1904, rombongan pertama orang Jawa berjumlah 178 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak di antara dua batang pohon Sono. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono. Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu Normaalschool di tahun 1900 dan Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) di tahun 1904. Pada tahun 1918 sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu Universitas Sumatera Utara yayasan, yaitu Yayasan Kanisius. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik berkembang pesat. Pada 1911 Van Lith mendirikan Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1926 dan 1928, yaitu Romo F.X.Satiman, S.J., A. Djajasepoetra, S.J., dan Alb. Soegijapranata, S.J. 2.1.4 Era Perjuangan Kemerdekaan Albertus Soegijapranata menjadi Uskup berkebangsaan Indonesia yang pertama ditahbiskan pada tahun 1940. Tanggal 20 Desember 1948 Romo Sandjaja terbunuh bersama Frater Hermanus Bouwens, S.J. di dusun Kembaran dekat Muntilan, ketika penyerangan pasukan Belanda ke Semarang yang berlanjut ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II. Romo Sandjaja dikenal sebagai martir pribumi dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia. Mgr. Soegijapranata bersama Uskup Willekens, S..J. menghadapi penguasa pendudukan pemerintah Jepang dan berhasil mengusahakan agar Rumah Sakit St. Carolus dapat berjalan terus. Banyak di antara pahlawan-pahlawan nasional yang beragama Katolik, seperti Adisucipto, Agustinus (1947), Ignatius Slamet Riyadi (1945), dan Yos Sudarso (1961). 2.1.5 Era Kemerdekaan Kardinal pertama di Indonesia adalah Justinus Kardinal Darmojuwono diangkat pada tanggal 29 Juni 1967. Mulai pada saat ini, Gereja Katolik Indonesia Universitas Sumatera Utara berperan aktif dan terlibat dalam kegiatan yang diadakan Gereja Katolik dunia. Contohnya ketika Uskup Indonesia mengambil bagian dalam Konsili Vatikan II (1962-1965). Katolik di Indonesia semakin di kenal di dunia ketika pimpinan tertinggi umat Katolik sedunia yaitu Paus Paulus VI berkunjung ke Indonesia pada 1970. Kemudian tahun 1989 Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Indonesia. Kota-kota yang dikunjunginya adalah Jakarta, Medan (Sumatra Utara), Yogyakarta (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Maumere (Flores), dan Dili (Timor Timur).(Wikipedia : Sejarah Katolik di Indonesia ) 2.2 Ibadah Katolik 2.2.1 Iman dan Agama Iman merupakan suatu sikap “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah” (Devosi 5). Iman adalah jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan Diri kepada manusia. Iman itu sebagai jawaban, maka untuk beriman diperlukan sebuah keyakinan bahwa Allah itu ada dan penting bagi hidup manusia, tidak hanya dengan pikiran tetapi juga dengan kehendak dan perbuatan. Iman menyangkut hidup manusia seluruhnya, budi, hati, dan kehendaknya. Iman bukan hanya soal hati dan emosi atau moral dan kewajiban, tetapi juga rasionalitas kehidupan manusia. Oleh karena itu iman tidak terlepas dari pengalaman hidup dan riligius manusia setiap hari. Iman adalah pengalaman menyerahkan diri secara total kepada Allah. Dalam hidup manusia sikap batin itu harus dinyatakan keluar, baik kepada sesama maupun dengan alam sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Agama adalah ungkapan hubungan antara manusia dengan Yang Ilahi, yaitu kekuasaan yang kudus yang dianggap lebih tinggi dari keberadaan manusia itu sendiri. Terhadap Yang Ilahi tersebut manusia mengalami daya tarik, rasa takut dan ketergantungan, manusia menyebut kepada Yang Ilahi tersebut dengan berbagai nama : Allah, Tuhan, Dewa, Gusti, dan lainnya sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Jelas sekali bahwa yang pokok dalam agama adalah sikap batin. Agama yang bersifat lahiriah melulu dengan sendirinya menjadi formalisme dan sering kosong, tanpa isi. Namun tanpa bentuk yang nyata komunikasi iman tidak akan mungkin terjadi. Biarpun sikap batin paling penting, namun tanpa pengejawantahan yang jelas iman tidak sungguh manusiawi. Penghayatan iman memerlukan agama. Perbedaan pokok berhubungan dengan sikap batin sendiri dan gambaran Allah. Perbedaan pengalaman, pemahaman dan perumusan menyebabkan perbedaan antara agama, dimana Allah dipahami secara berbedabeda, tidak hanya menurut perbedaan agama, tetapi juga dalam satu agama itu sendiri. Perjumpaan dengan saudara-saudari yang beragama lain akan memperkaya kehidupan beriman dan beragama. Inilah pluralisme pandangan mengenai Allah dalam hidup beragama. Apapun agamanya, agama harus berfungsi dalam hidup manusia. Agama dapat memberi dukungan, hiburan dan rekonsiliasi bagi manusia. Agama juga dapat sebagai kontrol sosial, berperan serta aktif untuk mengevaluasi dan memberi masukan dalam kehidupan ini sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan kata lain agama dapat memberikan pedoman penilaian secara kritis terhadap norma-norma yang ada dalam masyarakat. Agama juga harus berperan Universitas Sumatera Utara untuk pertumbuhan dan pendewasaan individu dalam perkembangan kepribadian manusia. Dan lewat upacara dan ibadah, agama memberi dasar bagi rasa aman dan identitas yang lebih mengena dan utuh ditengah-tengah perubahan jaman yang tidak pasti ini. 2.2.2 Pengertian Ibadah Walaupun ibadah ada di dalam setiap agama, namun dalam ibadahlah nampak perbedaan antara agama. Dalam perspektif agama Katolik, ibadah dipandang sebagai pertemuan antara Allah dan manusia, sebagai ungkapan ketakwaan dan saling mengukuhkan dalam iman. Biasanya dalam ibadah Katolik dipakai simbol-simbol atau tanda yang khusus, karena baik untuk pengungkapan iman maupun untuk tanda kehadiran Allah, pemakaian bahasa atau ekspresi yang biasa dianggap kurang memadahi. Karena misteri Allah dan penyelamata-nNya hanya dapat ditunjuk dengan tanda-tanda, tidak pernah dapat dirumuskan atau diungkapkan secara penuh oleh manusia. Ibadah adalah kegiatan manusia yang beragama, lalu pertanyaanya mengapa perlu ibadah dalam hidup beragama? Yang pokok dalam agama adalah sikap batin, namun untuk mewujudnyatakan iman perlu pengungkapan yang nyata lewat tata cara ibadah. Gereja Katolik mengungkapkan imannya melalui perayaan-perayaan liturgi.Untuk membentuk hidup yang saleh bagi umat, diperlukan berbagai bentuk ibadah. Tidak akan ada agama tanpa iman dan tidak ada ibadah tanpa agama. Dalam agama Katolik ibadah memiliki makna-makna sebagai berikut ini. a. Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan manusia dengan Tuhan. Universitas Sumatera Utara b. Mengungkapkan karya Tuhan yang menyelamatkan hidup manusia. c. Meningkatkan dan menjamin mutu hidup sebagai orang beriman. d. Menggairahkan iman dan kasih kepada Allah. e. Mengantar umat pada penghayatan iman yang benar. f. Untuk memperoleh buah-buah rohani. Setiap bentuk kegiatan manusia baik yang rohani maupun jasmani adalah ibadah, sehingga manusia perlu menata hidupnya dengan mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup, suci dan berkenan kepada Tuhan. 2.2.3 Bentuk Ibadah dalam Katolik Secara garis besar dalam agama katolik ibadah digolongkan dalam 2 bagian besar. Dimana terpisah menjadi ibadah Rohani dan Ibadah Sosial. Yang dimaksudkan dengan ibadah rohani adalah setiap ibadah yang dilakukan dalam Roh oleh setiap orang Katolik. Dalam urapan Roh, seluruh hidup umat Katolik dapat dijadikan satu ibadah rohani. Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas Gereja untuk menguduskan umatnya, oleh karena itu Gereja bertekun dalam doa, memuji Allah, dan mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup, suci dan berkenan kepada Allah. Itulah ibadah rohani yang sejati. 2.2.3.1 Doa a) b) Arti Doa • Berbicara dengan Tuhan secara pribadi. • Ungkapan iman secara pribadi dan bersama-sama. Fungsi Doa Universitas Sumatera Utara • Mengkomunikasikan dan mempersatukan diri dengan Tuhan. • Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kita dengan Tuhan. c) Macam-macam doa • Doa permohonan • Doa syukur • Doa pujian d) Syarat doa yang baik • Berdoa dengan hati • Doa yang berakar dan bertolak dari pengalaman hidup • Diucapkan dengan rendah hati • Dengan sederhana dan jujur 2.2.3.2 Perayaan Sakramen a) Arti Sakramen • Kata sakramen berasal dari bahasa Latin Sacramentum, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi. • Sakramen juga berarti tanda, lambang atau simbol keselamatan Allah yang diberikan kepada Manusia • Sakramen biasanya diungkapkan dengan kata-kata dan tindakan. Maka sakramen dalam Gereja Katolik mengandung 2 (dua) unsur hakiki yaitu : - Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi - Materia artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan. b) Fungsi/makna Sakramen • Mengungkapkan karya Tuhan yang menyelamatkan Universitas Sumatera Utara • c) Meningkatkan dan menjamin mutu hidup sebagai orang Kristiani Jenis-jenis Sakramen, yaitu : • Sakramen Baptis/permandian • Sakramen Ekaristi • Sakramen Tobat • Sakramen Krisma • Sakramen Perkawinan • Sakramen Perminyakan suci • Sakramen Imamat 2.2.3.3 Perayaan Sakramentali a) Arti Sakramentali Tindakan liturgi dengan mengadakan tanda-tanda suci yang diperoleh melalui doa-doa permohonan. b) Jenis perayaan sakramentali Pemberkatan orang, benda/barang rohani, tempat, makanan dsb. 2.2.3.4 Devosi a) Arti Devosi Devosi bukanlah liturgi. Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan cinta kasih, atau yang lebih lazim: devosi adalah kebaktian khusus kepada berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu. Universitas Sumatera Utara b) Jenis devosi • Devosi kepada sengsara Yesus, • Devosi kepada Hati Yesus, • Devosi kepada Sakramen Mahakudus, • Devosi kepada Maria, • Ziarah c) Tujuan Devosi • menggairahkan iman dan kasih kepada Allah; • mengantar umat pada penghayatan iman yang benar akan misteri karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus; • mengungkapkan dan meneguhkan iman terhadap salah satu kebenaran misteri iman; • memperoleh buah-buah rohani. 2.2.3.5 Ibadah Sosial Ibadah sosial dapat diartikan sebagai semua kegiatan sebagai perwujudan nyata iman. Dalam Agama Katolik ibadah sosial didasarkan pada ajaran Yesus Kristus sendiri yang begitu solider dengan kehidupan manusia, sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 25:35-36 dimana sebagai manusia kita dapat memberi makan minum yang lapar dan haus, mengunjungi yang dipenjara, melawat yang sakit, memberi tumpangan bagi orang asing dan memberikan pakaian bagi yang telanjang. Universitas Sumatera Utara 2.3 Simbol simbol dalam Ibadah Katolik 2.3.1 Tanda Salib Tanda Salib, dibuat ketika : 1) Memasuki gereja sambil menandai diri dengan air suci tanda peringatan pembaptisan yang telah kita terima. 2) Mengawali dan Mengakhiri Perayaan ibadah 3) Memulai bacaan injil dengan membuat tanda salib pada dahi, mulut dan dada. 4) Menerima berkat mengutusan pada bagian penutup. 2.3.2 Perarakan Perarakan dilakukan oleh Pemimpin ibadah beserta pembantunya berjalan bersama menuju altar, juga dilakukan oleh beberapa wakil umat untuk mengantarkan persembahan berupa: roti, anggur, lilin, bunga dan kolekte ke altar. 2.3.3 Berjalan Berjalan yang baik dilakukan dengan tegap dan khidmat serta pandangan kearah depan merupakan tanda penghormatan dan kesungguhan niat kita bertemu dengan Tuhan serta dengan tidak tergesa-gesa supaya suasana khidmat dan tenang terjaga, namun tidak lambat juga supaya tidak memberi kesan lamban. Universitas Sumatera Utara 2.3.4 Berdiri Berdiri sebagai ungkapan rasa hormat dan syukur, dilakukan waktu menyambut imam, pembacaan Injil, mengucapkan janji, menyampaikan doa Umat, memulai Doa Syukur Agung dan menyanyikan lagu Bapa Kami. 2.3.5 Duduk Duduk dilakukan ketika Kitab Suci dibacakan (selain Injil) sebagai suatu ungkapan kesediaan mendengar dan merenungkan sabda Tuhan. Persiapan persembahan sebagai ungkapan kesediaan memberi diri kepada Tuhan dengan penuh penyerahan. Petugas membacakan pengumuman sebagai tanda ungkapan kesediaan mendengarkan dan melaksakan tugas kewajiban. 2.3.6 Membungkuk Membungkukkan badan dan kepala merupakan tanda penghormatan terhadap Pemimpin ibadah, altar Tuhan, salib dan sakramen Maha Kudus. 2.3.7 Berlutut Berlutut merupakan sikap doa yang mengungkapkan kerendahan hati seseorang yang ingin memohon kepada Tuhan atau bersembah sujud kepada-Nya. 2.3.8 Mengangkat Tangan Sebagai sikap doa yang mengungkapkan permohonan dengan kebulatan hati yang disertai pengharapan, dilakukan oleh imam ketika mengangkat patena dan piala berisi roti dan anggur untuk dipersembahkan kepada Tuhan, serta Universitas Sumatera Utara mengangkat sibori atau patena dan piala yang berisi Tubuh dan Darah Kristus untuk diperlihatkan kepada umat. 2.3.9 Mengatupkan Tangan Mengatupkan tangan dibuat ketika sebelum dan setelah menerima komuni (mengatupkan tangan didada waktu berjalan) sebagai ungkapan kesetiaan pada Tuhan, juga dilakukan oleh umat ketika berdoa pribadi. 2.3.10 Tiarap/Menelungkup Tiarap atau menelungkup merupakan ungkapan tidak pantas, merasa berdosa dihadapan Allah, dilakukan oleh para calon Imam dan Uskup ketika ditahbiskan, serta oleh Umat sebagai sikap Doa, merasa diri berdosa besar dan tidak layak dihadapan Tuhan. 2.3.11 Memerciki Sebagai tanda penyucian dan peringatan akan pembatisan, memerciki dilakukan pada permulaan Ekaristi dan juga dilakukan setelah pembaharuan janji baptis pada malam Paskah, saat menerima daun Palma pada perarakan Minggu Palma. Memerciki juga dilakukan untuk kepentingan pernikahan, pemakaman, pemberkatan tempat/gedung, pemberkatan benda-benda devosi lainnya. 2.3.12 Mendupai Untuk menciptakan suasana doa dan kurban bagi Allah. Pendupaan altar bergerak dari bagian kiri ke kanan mengelilingi altar. Asap putih yang mengepul keatas melambangkan persembahan kita diterima oleh Allah. Universitas Sumatera Utara 2.3.13 Bersalaman Berjabat tangan atau bersalaman mengungkapkan wujud dari Kasih dan Persaudaraan. Bersalaman dilakukan oleh umat ketika saling memberikan Salam Damai. 2.3.14 Memberkati Memberkati adalah bentuk menguduskan umat yang dilakukan oleh seorang pemimpin ibadah, memberkati adalah Doa, ungkapan permohonan pada Tuhan, semoga yang diminta umat-Nya terkabulkan, terjadi, terlaksana. Memberkati disertai dengan gerakan tangan yang “bertanda salib” dengan mengucapkan “Atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus”. Tiada berkat imam yang tidak diberikan dalam tanda salib. 2.4 Etnik Tamil Katolik di Kota Medan 2.4.1 Sejarah Kedatangan Etnik Tamil di Medan Pada tanggal 7-7-1863, mendaratlah para pedagang tembakau dari Jawa yaitu Kuypers dan Nienhuys. Mereka mendapat hak konsesi tanah di Martubung dari Sultan Mahmud Deli untuk menanam tembakau deli yang kualitasnya baik dan berbau harum sebagai pembalut cerutu. Kemudian Nienhuys berhasil memperoleh kontrak tanah di Tg.Sepassai dari Sultan Deli untuk jangka waktu 99 tahun. Dengan kuli yang dimulai dengan berjumlah delapan puluh delapan orang cina dari Penang dan penduduk Melayu, sudah didapat keuntungan besar sehingga berduyun-duyunlah investor asing datang. Universitas Sumatera Utara Karena banyak perkebunan yang dibuka, maka banyak pula dibutuhkan buruh perkebunan.Buruh Cina yang didatangkan dari Malaya dan tiongkok terhambat karena berbagai peraturan yang memberatkan yang diterapkan pembesar-pembesar diwilayah tersebut. Disamping itu kuli Cina tidak mau menandatangani perpanjangan kontrak,tetapi minta kepada Deli Makapai agar bisa meminjam tanah konsesi mereka yang tidak ditanami supaya mereka bisa membuka kebun sayur dan memelihara ternak. Sejak 1875 maskapai perkebunan belanda mendatangkan kuli dari Jawa yang biayanya murah karena diperlakukan sebagai setengan budak. Pada tahun 1877 banyak migrasi dari wilayah India Selatan ke Deli dengan alasan bahaya kelaparan yang selalui menghantui. Mereka bekerja sebagai kuli di perkebunan. Pada tahun 1886 sudah ada 2000 orang kuli Tamil. Sejak 1875 dengan datangnya ribuan kuli kontrak dari Jawa, maka tidak dipakai lagi kuli asing. Orang India yang datang ke Sumatera Timur kemudian datang secara bebas. Selain mereka yang didatangkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan sebagai kuli, migran orang Cina, India, dan juga Arab mulai berdatangan ke Sumatera Timur untuk berdagang dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain. Migran dari India yang datang untuk berdagang antara lain adalah orang-orang dari India Selatan (Tamil Muslim) dan juga orang Bombay serta Punjabi. A. Mani (1980:58) menyebutkan bahwa di luar pekerja kontrak di perkebunan, orangorang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sektor usaha yang sedang tumbuh di kota ini; seperti kaum Chettiars atau Chettis (yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang, dan pengusaha kecil); kaum Vellalars dan Mudaliars (kasta petani yang juga terlibat Universitas Sumatera Utara dalam usaha dagang); kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh. Selain itu juga terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Maratti (Maharasthra), dll. Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak mengenali perbedaan mereka dan secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling dan orang Benggali saja. Pada masa pendudukan tentara Jepang, masyarakat Tamil dipersenjatai dengan membentuk pemerintah boneka India Merdeka dikepalai oleh Subhas Chandra Bose. Dia lalu membentuk tentara Indian National Srmy direkrut dari kalangan orang India bekas tentara Inggris yang ditawan Jepang. Dari Medan beberapa orang Tamil juga masuk Indian National Army dan dikirim ke front Burma Assam dan tidak pernah pulang kembali. Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 10 oktober-5 november 1945 berbagai unit tentara Inggris/Sekutu dari Divisi 26 yang didatangkan dari front Burma mendarat di Belawan. Divisi ini sepenuhnya terdiri dari bangsa India. Pada masa pertempuran dengan pejuang Indonesia, mereka para prajurit India ini banyak yang membelot dan menyeberang ke pihak Indonesia. Oleh para pemimpin tentara Indonesia, para prajurit India ini digabung didalam laskar unit bangsa India yang dipimpin oleh seorang bekas petinju, Young Sattar. Sesudah selesai perang kemerdekaan, kebanyakan dari mereka yang masih tingggal di Medan menjadi warga Negara Indonesia dan berpencar mencari nafkah ke berbagai tempat. ( Tuanku Luckman Sinar Basarsyah-II,SH: Orang India di Sumatera Utara. Forkala 2008) Universitas Sumatera Utara 2.4.2. Perkembangan Sosial Budaya Tamil di Medan Pada masa kolonial, orang-orang Tamil bermukim di sekitar lokasi-lokasi perkebunan yang ada di sekitar kota Medan dan Sumatera Timur. Setelah masa kemerdekaan, mereka pada umumnya berdiam di sekitar kota, yang terbanyak di kota Medan, juga di Binjai, Lubuk Pakam, dan Tebing Tinggi. Pemukiman mereka yang tertua di kota Medan terdapat di suatu tempat yang dulu dikenal dengan nama Kampung Madras, yaitu di kawasan bisnis Jl. Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcutta). Kawasan ini lazim juga dikenal dengan sebutan Kampung Keling. Lokasi perkampungan mereka terletak di pinggiran Sungai Babura, sebuah sungai yang membelah kota Medan dan menjadi jalur utama transportasi di masa lampau. Di kawasan ini hingga sekarang masih mudah ditemukan situs-situs yang menandakan keberadaan orang Tamil, misalnya tempat ibadah umat Hindu Shri Mariamman Kuil (sebagai kuil terbesar) yang dibangun tahun 1884 dan sejumlah kuil lainnya; juga pemukiman dan mesjid yang dibangun oleh orang Tamil Muslim sejak tahun 1887. Pada masa sekarang ini permukiman orang Tamil sudah menyebar di sejumlah tempat di seluruh Medan dan sekitarnya. Pada perkembangan terakhir penduduk Tamil terbagi atas 66 % yang menganut agama Hindu, 28 % agama Budha, 4,5 % beragama Katolik dan Kristen, dan 1,5 % yang beragama Islam. Pastor James Bharataputra,SJ pimpinan Graha Annai Maria Velankanni di Medan, menyebutkan bahwa jumlah umat Tamil Katolik di kota Medan saat ini ribuan orang. Di masa lalu pekerjaan orang-orang Tamil banyak diasosiasikan dengan pekerjaan kasar, seperti kuli perkebunan, kuli pembuat jalan, penarik kereta lembu, dan pekerjaanpekerjaan lainnya yang lebih mengandalkan otot. Hal ini terkait dengan latar belakang Universitas Sumatera Utara orang Tamil yang datang ke Medan, yaitu mereka yang berasal dari golongan rendah di India, yang tentu saja memiliki tingkat pendidikan yang amat rendah pula. Mereka inilah yang dipekerjakan di zaman kolonial sebagai kuli di perkebunan-perkebunan milik orang Eropa. Di masa sekarang keturunan mereka banyak yang bekerja sebagai karyawan swasta, buruh, dan juga sebagai sopir. Kalau di masa kolonial sebagian dari mereka menjadi penarik kereta lembu dan pembuat jalan, di masa kini keturunan mereka banyak yang sudah mengusahakan jasa transportasi angkutan barang (truk pick up) dan juga menjadi pemborong pembangunan jalan. Keahlian mereka dalam kedua bidang pekerjaan ini banyak diakui orang. Ada juga yang menjadi pedagang, di antaranya menjadi pedagang tekstil dan pedagang rempah-rempah di pusat-pusat pasar di Medan. Selain itu mereka juga banyak yang bekerja sebagai supir angkutan barang, bekerja di toko-toko Cina, dan menyewakan alat-alat pesta. Selain itu banyak juga yang melakoni usaha sebagai penjual makanan, misalnya martabak keling. Warga Tamil yang ada di kota Medan terdiri dari berbagai agama, ada yang Hindu,Islam, Protestan dan Katolik. Warga Tamil Katolik juga memiliki sebuah gereja Katolik yang dibangun pada tahun 1912, yang sebagian besar anggotanya juga tergolong Tamil Adi-Dravida, bahwa sejak tahun 1912 telah ada missionaris Katolik khusus untuk orang-orang India Tamil di Medan. Sebuah gereja lain dibangun pada tahun 1935 oleh pastor Reverend Father James. Warga Tamil Kristen dan Katolik bermukim di sebuah lokasi yang disebut Kampung Kristen. (Zulkifli B.Lubis : Kajian Awal Tentang Komunitas Tamil dan Punjabi di Medan. Jurnal Antropologi Sosial Budaya. USU 2005) Pastor James Bharataputra,SJ yang datang ke Indonesia tahun 1967 dan bertugas di Medan sejak 1972, pernah mendirikan sekolah khusus untuk orang-orang India Tamil yang miskin, bernama Lembaga Sosial dan Pendidikan Karya Dharma. Sekarang sekolah itu diambil alih oleh Yayasan Don Bosco, dan menjadi SD St. Thomas 56. Kemudian Pastor James Bharataputra membeli sebidang tanah di kawasan Tanjung Selamat pada tahun 1979, yang semula direncanakannya untuk tempat pemukiman baru bagi orang- Universitas Sumatera Utara orang Tamil Katolik yang menumpang di sekitar Jl. Hayam Wuruk. Pada tahun 2001 beliau membangun sebuah Kapel untuk umat Tamil Katolik di atas tanah tersebut, yang diresmikan oleh Uskup Agung Medan (Mgr A.G.P. Datubara, OFM,Cap); dan di sebelah bangunan kapel berukuran kecil itu sekarang berdiri sebuah gedung yang bernama Graha Annai Maria Velangkanni. Universitas Sumatera Utara