MODUL PERKULIAHAN 14 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Pokok Bahasan: Teknik Pengambilan Gambar Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Penyiaran Kuliah Kode MK Disusun Oleh 14 41024 Morissan, M.A Abstrak Kompetensi Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk kegiatan lainnya. Program berita membutuhkan reporter atau jurnalis untuk menjalankannya, maka dari sini muncul jurnalistik televisi. Pada bagian ini akan dibahas mengenai karakteristik televisi sebagai media massa. Setelah membaca dan mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Memahami dan dapat menjelaskan gambar televisi. 2. Memahami dan dapat menjelaskan beberapa prinsip logika gambar. Pembahasan Juru kamera pada dasarnya dapat menggerakan kameranya kemana saja yang diinginkan ketika ia merekam gambar. Juru kamera dapat menggerakan kameranya ke atas, ke bawah, ke kanan, ke kiri dan seterusnya. Namun pertanyaan yang perlu dijawab adalah mengapa juru kamera perlu menggerakan kameranya ketika mengambil gambar? Juru kamera harus dapat memberikan penjelasan atau alasan mengapa ia menggerakan kamera. Dengan demikian, pergerakan kamera harus memiliki alasan dan tujuan, jadi bukan asal bergerak. Jika dilihat dari arahnya terdapat beberapa pergerakan kamera yang dapat dilakukan juru kamera antara lain dengan menggerakan kamera secara horisontal atau secara vertikal. Pergerakan kamera dapat pula dilakukan dengan merubah ukuran objek menjadi lebih besar atau lebih kecil dengan mengatur zoom ring pada kamera. Dengan memutar zoom ring ini maka suatu objek dapat bergerak mendekati kamera (membesar) atau bergerak menjauhi kamera (mengecil). Reporter televisi harus mengetahui istilah-istilah dari berbagai gerakan kamera ini. Secara lebih rinci pergerakan kamera berdasarkan arah gerakan ini terbagai atas : PAN, yaitu pergerakan kamera secara horisontal yaitu gerakan kamera dari kiri ke kanan (PAN KANAN) atau dari kanan ke kiri (PAN KIRI). TILT, yaitu pergerakan kamera secara vertikal yang terdiri atas gerakan kamera dari atas ke bawah (TILT DOWN) atau gerakan kamera dari bawah ke atas (TILT UP). ZOOM OUT, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dari CLOSE UP pada suatu objek dan kemudian objek terlihat bergerak menjauh dari kamera yang secara gradual memperlihatkan lingkungan di sekitar subjek. Teknik ini dilakukan dengan memutar lingkaran zoom pada kamera. ZOOM IN, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan sudut pengambilan yang melebar (wide) dan kemudian bergerak mendekati ke arah subjek . Teknik ini dilakukan dengan memutar lingkaran zoom pada kamera. 2012 2 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id TRACK, yaitu gerakan kamera secara konstan, caranya dengan meletakkan kamera pada suatu benda bergerak misalnya pengambilan gambar dari kendaraan seperti mobil atau kereta api. Proses pengambilan gambar adalah kegiatan yang sangat dinamis dan penuh dengan kreativitas. Seorang juru kamera yang baik akan selalu mengambil sudut pengambilan gambar yang menurutnya baik dan menarik. Juru kamera akan berpindah lokasi untuk mendapatkan sudut pengambilan gambar (angle) dan komposisi gambar yang variatif sehingga sekuen gambar tampak lebih hidup dan dinamis. Juru kamera harus merubah komposisi gambarnya dengan komposisi yang baru atau merubah posisinya ke posisi yang baru jika rekaman gambar telah berlangsung selama 10 detik. Jadi durasi 10 detik itu dimulai ketika juru kamera menekan tombol recorder (kamera 'on') hingga ia kembali menekan tombol itu (kamera 'off'), dan ini disebut dengan satu kali SHOT. Dengan kata lain suatu shot atau pengambilan gambar hanya dapat digunakan untuk durasi 10 detik. Pergerakan kamera dilakukan dengan merubah jarak kamera terhadap objek. Pergerakan kamera dapat dilakukan dengan merubah posisi juru kamera ke posisi yang baru atau dengan kata lain juru kamera pindah ke posisi yang lain. Juru kamera tidak dapat menggunakan sudut pengambilan gambar yang itu-itu saja selama bermenit-menit, jika hal itu yang terjadi maka ini menunjukkan bahwa ia malas bergerak dan tidak kreatif. Dengan demikian juru kamera harus aktif bergerak mencari posisi atau sudut pengambilan gambar yang baru walaupun objeknya tetap sama. Ini adalah upaya agar penonton tidak merasa bosan melihat suatu objek yang tampil di layar televisi. Dengan berganti-ganti posisi pengambilan gambar maka suatu objek akan terlihat lebih dinamis. Bayangkan jika gambar suatu bangunan direkam dari satu sudut saja, tentunya akan sangat membosankan. Pergerakan kamera pada dasarnya mengacu kepada perubahan ukuran, komposisi dan perspektif dari objek terhadap bingkai layar kamera (frame). Pergerakan kamera tidak mengacu kepada perubahan posisi kamera. Pada dasarnya semakin sering komposisi gambar berganti. maka akan semakin baik, rangkaian gambar terasa hidup. Namun untuk melakukan ini diperlukan sejumlah shot, semakin banyak shot maka gambar akan terlihat semakin baik. Penonton televisi tidak menyadari seorang juru kamera merubah posisinya 10 kali atau 100 kali ketika mengambil gambar. Apa yang dilihat penonton adalah rangkain gambar yang 'mengalir' karena berbagai perubahan komposisi gambar di layar televisi dan karena itu gambar terlihat menarik. 2012 3 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pergerakan kamera dapat dilakukan dengan tiga cara: 1. Merubah posisi atau kedudukan kamera terhadap objek 2. Mengatur zoom ring pada kamera 3. Menggerakan camcorder secara horisontal (pan) dan vertikal (tilt) Kecuali yang pertama, pergerakan kamera dengan memutar lingkaran zoom atau dengan cara menggerakan kamera (pan dan tilt) harus dilakukan dengan hati-hati dan harus dilakukan seminimal mungkin. Juru kamera sebaiknya tidak menggunakan gerakan pan atau tilt terlalu sering karena ini akan mempersulit editor gambar pada saat pengeditan. Editor tidak dapat memotong gambar yang sedang bergerak karena ini dapat menimbulkan lompatan (jump) atau hentakan yang akan menganggu penonton yang melihat gambar itu. Biasanya akan lebih efektif jika juru kamera memilih cara pertama yaitu dengan menahan kamera tetap diam selama maksimal lima detik dan merekam gerakan alami didalam shot. Satu hal yang harus diingat: objek bergerak, kamera statis akan lebih efektif daripada kamera bergerak, objek statis. Ini berarti apabila juru kamera sedang merekam objek yang bergerak maka usahakan agar kamera dalam keadaan statis sejak permulaan pergerakan objek hingga objek selesai bergerak. Seringkali akan lebih baik apabila juru kamera lebih sering memakai shot statis daripada shot yang bergerak, misalnya, ketika juru kamera merekam gambar seorang pedagang di pasar maka ia dapat membuat dua shot dengan durasi masing-masing lima detik yaitu: long shot yang memperlihatkan si pedagang dan situasi geografis di sekelilingnya dan close up yang memperlihatkan wajah di pedagang. Cara ini akan lebih baik daripada melakukan zoom in ke wajah pedagang dalam hanya satu kali shot. Jadi daripada menggunakan zoom, akan lebih baik menggunakan dua shot statis dari wide shot kemudian close up. Motivasi gerakan Pergerakan kamera bukanlah sesuatu yang buruk untuk dilakukan. Beberapa shot bahkan menuntut gerakan kamera. Namun kapan pergerakan kamera dapat dilakukan. Biasanya juru kamera memakai pan atau tilt apabila sedang mengikuti suatu aksi atau tindakan, misalnya juru kamera menggunakan pan ketika mengikuti pertandingan atletik lomba lari mulai dari garis awal hingga finish. Sama halnya apabila seseorang melompat dari jembatan ke sungai dibawahnya maka juru kamera akan menggunakan tilt untuk mengikuti kejatuhan orang itu. Dalam hal ini gerakan kamera pan dan tilt memiliki motivasi. 2012 4 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh lain pergerakan kamera yang memiliki motivasi adalah pengambilan gambar long shot yang memperlihatkan kegiatan, misalnya, kesibukan pada sebuah bank. Pada posisi long shot petugas bank dan nasabah tampak duduk berhadapan, mereka dipisahkan sebuah meja. Pada shot ke-2, juru kamera mengambil gambar close up wajah petugas bank dan kemudian kamera bergerak turun (tilt down) memperlihatkan meja dimana terdapat papan nama si petugas bank, tulisannya adalah 'Ernawati'. Gerakan kamera seperti ini merupakan pergerakan kamera yang memiliki motivasi yaitu ingin memperlihatkan wajah si petugas secara lebih jelas dan kemudian menunjukkan nama si petugas yaitu Ernawati. Di ruang editing, penyunting gambar hanya dapat melakukan pemotongan (cut out) terhadap shot yang bergerak (pan atau tilt) ketika gerakan itu selesai atau berakhir secara alamiah. Apabila tidak terdapat akhir yang alamiah maka juru kamera harus membiarkan kamera berada dalam posisi diam atau statis dan membiarkan orang-orang atau objek yang bergerak meninggalkan shot tersebut. Misalnya, seorang juru kamera mengambil gambar kedatangan presiden yang akan menghadiri suatu pertemuan penting. Mobil presiden akan tiba di depan gedung pertemuan dan presiden akan keluar dari mobil dan berjalan lurus menuju ke pintu utama gedung pertemuan. Juru kamera menempatkan kameranya di tengah-tengah antara pintu gedung pertemuan dengan posisi dimana mobil presiden akan berhenti. Pada saat mobil presiden tiba di depan gedung pertemuan, juru kamera mulai merekam gambar. Juru kamera melakukan satu kali shot saja yang memperlihatkan gambar sebagai berikut: -mobil presiden tiba -pintu mobil terbuka -presiden keluar dari mobil -presiden berjalan lurus ke arah gedung pertemuan -presiden menengok ke arah wartawan dan melambaikan tangan -presiden berjalan melewati pintu dan menghilang dari pandangan Dalam contoh ini juru kamera menempatkan kameranya statis, ia hanya menggerakan kameranya secara horisontal (pan), dan kamera bergerak mengikuti gerakan presiden mulai dari keluar mobil, berjalan lurus hingga hilang dibalik pintu gedung pertemuan. Ini adalah satu-satunya cara yang digunakan dimana kamera dapat mengikuti pergerakan (aksi) presiden yang sedang berlangsung. Sama halnya apabila seorang juru kamera merekam gambar seseorang yang melompat dari jembatan ke sungai dibawahnya, juru kamera akan menggunakan tilt untuk mengikuti kejatuhannya. 2012 5 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Editor gambar hanya dapat memotong gambar yang bergerak ketika geraka itu berakhir secara alamiah. Misalnya pengambilan gambar subjek yang sedang berjalan, maka subjek bergerak keluar dari sisi kanan bingkai (frame) kamera, subjek berjalan sepanjang bingkai kamera ke arah kiri dan menghilang pada sisi kiri bingkai kamera atau sebaliknya. Pada contoh diatas presiden bergerak dari mobil hingga menghilang di balik pintu gedung pertemuan. Pengambilan gambar dari subjek yang bergerak seperti yang dicontohkan diatas berakhir dengan alamiah. Editor gambar tidak dapat memotong gambar subjek yang tengah bergerak. Gambar tidak bisa dipotong ditengah gerakan (aksi) subjek yang sedang berlangsung karena gambar menjadi tidak alamiah. Masih dari contoh diatas, editor tidak boleh memotong gambar presiden yang sedang berjalan (bergerak) menuju ke gedung pertemuan dan menggantinya dengan gambar lain. Editor gambar tidak dapat memotong gambar ditenga-tengah gerakan. Gambar hanya dapat dilanjutkan dengan gambar lain setelah si presiden menghilang di balik pintu. Apabila tidak terdapat akhir yang alamiah, juru kamera harus membiarkan kamera dalam kondisi statis dan membiarkan orang atau objek yang bergerak meninggalkan shot tersebut. Mereka yang bekerja mengambil gambar untuk program berita televisi harus mengenal dua hal penting dalam memahami gambar yaitu apa yang disebut dengan SHOT dan SEKUEN. Adapun yang dimaksud dengan shot adalah satu kali perekaman gambar yang diambil dari satu posisi tertentu. Juru kamera akan menekan tombol record pada kameranya ketika ia merasa sudah mendapatkan posisi pengambilan gambar dan komposisi yang diinginkan. Dengan menekan tombol record maka kamera akan merekam gambar yang diterima lensa dan menyimpannya di dalam kaset atau media penyimpanan lainnya. Durasi dari satu shot dimulai ketika kamera mengaktifkan tombol record kamera hingga dimatikan kembali. Jika juru kamera menghidupkan kembali tombol record maka ia melakukan shot kedua yang akan berakhir hingga ia mematikan kembali tombol record-nya. Ketika mengambil gambar, juru kamera biasanya akan mengambil sejumlah shot. Juru kamera tidak boleh mengambil shot tanpa dasar yang jelas karena antara satu shot dengan shot selanjutnya harus memiliki keterkaitan. Rangkaian dari sejumlah shot dari satu kegiatan ini disebut dengan sekuen. Dengan kalimat lain sekuen adalah kompilasi beberapa shot dari suatu aksi yang sama. Sekuen merupakan rangkaian shot yang memiliki cerita yang dapat dimengerti oleh orang yang melihat tanpa perlu harus dijelaskan lagi dengan kata-kata (narasi). 2012 6 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Setiap juru kamera harus mengetahui bagaimana merekam suatu sekuen dasar sedangkan editor harus mengetahui bagaimana menyatukannya dan reporter harus mengetahui bagaimana mengarahkannya. Juru kamera ketika mengambil gambar harus memiliki "editing mind" di kepalanya. Ia harus menyadari bahwa gambar yang direkamnya akan diolah menjadi suatu sekuen dan ia harus bekerja mengambil gambar dengan dasar sekuen itu pula. Pada umumnya teknik atau metode penyusunan sekuen gambar terdiri atas tiga bagian yaitu sekuen naratif, sekuen deskriptif dan sekuen penjelasan 1. Sekuen Naratif, yaitu sekuen yang digunakan untuk menceritakan suatu peristiwa yang kuat. Sekuen ini menggambarkan rangkaian kegiatan dari subjek. Ciri dari sekuen ini adalah menggunakan gambar pertama yang menarik rasa ingin tahu penonton, dengan cara ini penonton merasa penasaran dan bertahan untuk terus mengikuti jalan ceritanya misalnya peristiwa mengenai hari pertama seorang anak masuk sekolah; dimulai dari anak bangun tidur, mandi, memakai seragam baru hingga tiba ke sekolah; atau cerita mengenai seorang atlet juara yang sedang latihan (lihat contoh dibawah). Dalam menyusun sekuen naratif perlu diperhatikan untuk memasukkan shot yang akan menarik perhatian pemirsa. Shot yang menarik ini dapat merupakan sesuatu yang akan menimbulkan tanda tanya di benak penonton atau karena ada hal yang belum terungkap. Ini akan menyebabkan penonton akan bertahan di depan televisi untuk terus menonton. Jadi dalam bagian sekuen ini rasa penasaran dan ingin tahu penonton dipancing terlebih dahulu sebelum diberikan jawaban yang memuaskan rasa ingin tahu mereka. Sekuen Deskriptif, rangkaian gambar yang digunakan untuk menopang narasi yang merupakan informasi latar belakang. Gambarnya kebanyakan adalah suasana suatu tempat (atmosphere). Misalnya sekuen yang menceritakan seorang yang terkenal karena keahliannya pada suatu bidang (artis, seniman, ahli teknik, olahragawan dan lain-lain), maka sekuen akan dimulai dengan gambar suasana tempat dimana orang itu bekerja atau dimana karya-karya orang itu bisa dilihat. Misalkan kita ingin menceritakan tentang seorang seniman lukis terkenal maka gambar dapat dimulai dengan menampilkan gambar aneka lukisan karya orang itu yang berada di galeri atau di rumahnya sebelum menampilkan wawancara dari orangorang yang terkait dengan cerita (partisipan). Sekuen deskriptif sebenarnya berfungsi sebagai selingan yang disisipkan diantara rangkaian wawancara dengan subjek atau partisipan 2012 7 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lainnya. Sekuen ini banyak digunakan untuk menceritakan profil seorang tokoh. Rangkaian shot yang menunjukkan aneka lukisan pada contoh diatas merupakan sekuen deskriptif. Sekuen Penjelasan (explanatory), sesuai dengan namanya maka sekuen penjelasan adalah sekuen yang bersifat menjelaskan sesuatu, apakah itu konteks ceritanya, fakta-fakta mengenai orang-orang di dalam cerita (partisipan) atau fakta-fakta mengenai suatu peristiwa yang menjadi fokus cerita, atau penjelasan terhadap suatu ide. Sekuen penjelasan ini sangat membantu untuk mengakhiri suatu cerita dan menarik kesimpulan atau menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai peristiwa dari beberapa peristiwa yang telah diceritakan. Contoh: suatu berita ekonomi, misalnya, tentang kenaikan harga-harga kebutuhan pokok akan membutuhkan sekuen gambar-gambar umum dari stock shot atau gambar arsip misalnya gambar suasana pasar, aktivitas pedagang, suasana pusat perbelanjaan dan sebagainya. Gambar-gambar semacam ini disebut sebagai visual wallpappe yaitu gambar-gambar yang tidak spesifik dan tidak terlalu penting namun diperlukan untuk mendampingi penjelasan verbal (narasi). Gambar-gambar yang tidak spesifik ini bisa jadi akan mengurangi ketertarikan penonton karena itu perlu ditunjang dengan narasi atau penjelasan verbal yang kuat. Dalam berita semacam ini diperlukan lebih banyak penjelasan verbal, dalam hal ini kedudukan narasi menjadi lebih penting dari gambar. Mengarahkan sekuen Kadangkala sebuah sekuen harus diarahkan oleh reporter, ini berarti subjek yang akan diambil gambarnya juga bersedia untuk diarahkan. Mengarahkan seorang subjek untuk keperluan pengambilan gambar berita bukanlah sesuatu yang terlarang. Hal ini diperlukan agar rangkaian shot yang direkam dapat berjalan logis sehingga mudah dimengerti oleh penonton. Jika seorang reporter televisi ditugaskan untuk membuat sebuah berita tentang pendidikan atau kehidupan seorang guru maka mungkin dibutuhkan gambar seorang guru yang sedang mengajar di dalam kelas. Reporter harus merancang sejak awal apa aksi yang harus dilakukan si guru yang akan diambil gambarnya oleh juru kamera. Ketika juru kamera mengambil gambar dari objek yang sedang bergerak maka pada dasarnya objek itu selalu memiliki arah gerakan atau ke arah mana objek itu bergerak. Pada layar televisi arah gerakan itu adalah dari kiri menuju ke kanan atau dari kanan menuju ke kiri. Jadi setiap rangkaian gerak memiliki garis arah gerakan. 2012 8 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jika misalnya juru kamera mengambil gambar iring-iringan kendaraan tank tempur yang sedang berjalan (lihat contoh gambar berikut) maka prinsip dari garis arah gerakan adalah arah kemana kendaraan tank itu bergerak. Pada shot 1 hingga shot 4 (very long shot dan long shot) kendaraan tank bergerak dari kiri ke kanan (perhatikan laras meriam tank yang selalu mengarah ke kanan). Namun tiba-tiba pada shot 5, kendaraan tank tampak berubah arah; arah gerakan kendaraan tank berubah menjadi dari kanan ke kiri. Kontradiksi atau kejanggalan gerak pada layar ini adalah hasil dari juru kamera yang menyeberangi garis arah gerakan. Pada contoh diatas garis arah gerakan adalah arah kemana kendaraan tank itu menuju. Juru kamera mengambil shot 1 hingga shot 4 dari sisi sebelah kiri jalan, sedangkan shot 4 diambil dari sisi sebelah kanan jalan (perhatikan gambar). Dengan demikian juru kamera telah menyeberangi garis imajiner. Jika shot 5 ini digabungkan dengan shot sebelumnya maka gambar menjadi tidak logis. Menggabungkan dua gambar yang diambil dari dua sisi yang berseberangan maka hasilnya akan membingungkan karena objek tampak berbalik arah. Jika kita menggabungkan dua gambar yang diambil dari sisi yang sama maka efek yang membingungkan tidak akan terjadi dan gambar terlihat normal. ________________ 2012 9 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Prenada Media, 2010 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Prenada Media, 2012 Peter Herford, So You Want To Run a TV Station, Media Development Loan Fund, New York, 2000 J.B. Wahyudi, Jurnalistik Televisi, Tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI, Penerbit Alumni, Bandung, 1985 2012 10 Dasar-Dasar Jurnalistik Morissan, M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id