BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini negara

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini negara-negara enggan mendeklarasikan keterlibatannya secara terus
terang dalam situasi konflik bersenjata sehingga sulit mendefinisikan negara
tersebut terlibat perang atau tidak. Perang hanya melibatkan aktor-aktor negara,
namun makna tersebut menjadi kabur ketika aktor non-negara seperti kelompok
teroris gerakan perlawanan lintas batas, gerakan-gerakan etnis internasional, dan
sebagainya juga terlibat dalam konflik (Ambarwati, Denny Ramahany, dan Rina
Rusman, 2012: xii). Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian dan pemahaman
terhadap intrumen hukum universal. Hal tersebut berguna untuk menyelaraskan
pemikiran mengenai hukum perang yang berbeda tiap negara dalam melaksanakan
perang untuk kemudian dirumuskan sebuah hukum yang mengatur tata cara
perang yang lebih manusiawi dan bisa ditaati oleh negara-negara di dunia.Suatu
definisi mengenai perang antara lain disampaikan oleh Oppenheim-Lauterpacht,
sebagai berikut (Arlina Permanasari, 1999: 2)
War is a contection between two or more states throught their armed
forces, for the pupose overpowering each other and imposing such
condition od peaces as the victor pleases.
Perang menurut Mochtar Kusumaatmadja adalah suatu keadaan ketika satu
negara atau lebih terlibat dalam suatu persengketaan bersenjata, disertai dengan
pernyataan niat salah satu pihak untuk mengakhiri hubungan damai dengan fihak
lain(Haryomataram,1994: 4). Sejalan perkembangan situasi maka istilah perang
kemudian diganti dengan sengketa bersenjata (armed conflict). Hal ini
dikarenakan orang berusaha untuk tidak lagi menggunakan istilah perang agar
tidak dikatakan sebagai agresor tetapi dalam kenyataannya tetap ada konflik yang
secara teknis intensitasnya sama dengan perang kemudian timbulah istilah armed
conflict sebagai pengganti istilah perang. Orang-orang awam sebagian besar
mampu memahami dan mendefinisikan suatu peristiwa sebagai perang tetapi bila
ditinjau dari sudut pandang Hukum Humaniter Internasional (HHI) hal tersebut
1
2
tidak sesederhana itu. HHI mengatur lebih kompleks segala sesuatu terkait dengan
perang baik yang terjadi sebelum dan saat perang, sesudah perang, alat
persenjataan, mengatur pihak yang terlibat dalam perang, perlakuan terhadap
tawanan perang, serta penduduk sipil. Sumber Hukum HHI terdiri dari Hukum
Den Haag, Hukum Jenewa dan Protokol Tambahan 1977, serta konvensi-konvensi
lain yang termasuk dari yang dahulu disebut hukum perang (Haryomataram,
2007: 44).
HHI membagi dua bentuk perang atau konflik bersenjata, yaitu konflik
bersenjata yang bersifat internasional dan yang bersifat noninternasional. Pada
perkembangannya, pengertian sengketa bersenjata internasional diperluas dalam
Protokol Tambahan I tahun 1977 yang juga mengatur perlawanan terhadap
dominasi kolonial, perjuangan melawan pendudukan asing dan perlawanan
terhadap rezim rasialis sebagai bentuk-bentuk lain dari sengketa bersenjata
internasional. Hukum humaniter juga mengatur konflik bersenjata yang bersifat
non-internasional, yaitu konflik bersenjata yang terjadi didalam suatu wilayah
negara. Sengketa bersenjata yang sebelumnya bersifat internal (non-internasional)
dapat berubah sifat menjadi sengketa bersenjata bersifat internasional, atau dapat
disebut dengan internasionalisasi konflik internal (internationalized internal
conflict). Namun demikian, tidak semua sengketa bersenjata internal bisa menjadi
bersifat internasional apabila ada campur tangan dari negara lain, seperti halnya
campur tangan Rusia terhadap konflik yang terjadi di Ukraina yang saat ini
sedang terjadi.
Konflik bersenjata di Ukraina merupakan salah satu isu internasional yang
banyak dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir. Ukraina merupakan sebuah
negara di Eropa Timur yang juga merupakan salah satu negara pecahan Uni
Soviet. Ditinjau dari etnis dan bahasa, penduduk Ukraina dibagi kedalam dua
kelompok utama, yaitu kelompok etnis Ukraina yang populasinya terkonsentrasi
di Ukraina bagian barat dan utara, dan kelompok etnis Rusia yang populasinya
terkonsentrasi di Ukraina bagian timur dan selatan.Konflik bersenjata yang
melibatkan pasukan pemerintahan Ukraina dengan pasukan kemerdekaan Donetsk
dan Luhansk, bahkan pada akhirnya terdapat indikasi intervensi dari Rusia telah
3
menimbulkan
banyak
korban
tewasyaitu
sekitar
6000
korban
jiwa.
(http://internasional.kompas.com/read/2015/03/10/04431681/Presiden.Ukraina.1.5
49.Tentara.Tewas.Selama.Perang.dengan.Milisi.Pro.Rusia, diakses pada Senin, 11
Mei 2015 pada pukul 18.45 WIB). Perlu dikaji dan diteliti siapa saja pihak yang
terlibat dalam konflik yang terjadi di Ukraina tersebut.Perlunya kajian dalam
konflik tersebut karena terdapat implikasi-implikasi hukum tertentu yang timbul
jika telah terjadi perang. Implikasi yang timbul apakahHHI dipakai dalam konflik
bersenjata lebih dapat diterapkan karena negara-negara telah mengetahui aturanaturan dalam berperang dibandingkan dengan Hukum Perang yang masih banyak
memakai aturan hukum yang belum ditentukan sebelumnya
Atas dasar uraian tersebut, penulis melakukan kajian lebih mendalam
mengenai jenis konflik bersenjata di wilayah Ukraina dan berlakunya HHI melalui
penulisan hukum (Skripsi) dengan judul “KONFLIK BERSENJATA DI
WILAYAH UKRAINA TAHUN 2014 MENURUT HUKUM HUMANITER
INTERNASIONAL”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis
merumuskan kerangka permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa jenis konflik yang terjadi di wilayah Ukraina?
2.
Apakah Hukum Humaniter Internasional berlaku berdasarkan jenis konflik
bersenjata yang terjadi di Ukraina?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penulisan hukum ini terdiri dari
tujuan obyektif dan tujuan subyektif. Tujuan obyektif adalah tujuan yang berasal
dari tujuan penelitian itu sendiri, sedangkan tujuan subyektif berasal dari peneliti:
1.
Tujuan Obyektif
Adapun tujuan obyektif dari penulisan hukum ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan mengkaji jenis konflik di dalam sengketa
bersenjata di wilayah Ukraina.
4
b. Untuk
mengetahui
dan
mengkaji
berlakunya
Hukum
Humaniter
Internasionalberdasarkan jenis konflik bersenjata yang terjadi di wilayah
Ukraina.
2.
Tujuan Subyektif
Tujuan subyektif dari penulisan hukum ini adalah:
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis di bidang ilmu
hukum khususnya dalam bidang Hukum Internasional.
b. Untuk melengkapi syarat akademis guna memperoleh gelar sarjana di
bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
c. Untuk menerapkan dan mengasah ilmu dan teori-teori hukum yang telah
penulis peroleh sehingga bermanfaat bagi penulis dan memberi kontribusi
pada perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum.
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian mempunyai nilai apabila penelitian tersebut dapat
memberikan manfaat bagi para pihak. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
penulisan hukum ini antara lain:
1.
Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum
khususnya dalam bidang Hukum Internasional (HI) yang berkaitan dengan
masalah sengketa bersenjata yang sedang terjadi di wilayah Ukraina.
b. Memperkaya referensi dan literatur kepustakaan HI tentang jenis sengketa
bersenjata yang terjadi khususnya di wilayah Ukraina.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitianpenelitian yang sama (sejenis) pada tahap selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
a. Memberikan jawaban atas permasalahan yang telah diteliti.
b. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait langsung dengan
penelitian ini.
5
c. Menjadi
sarana
bagi
penulis
untuk
mengembangkan
penalaran,
membentuk pola pikir ilmiah, membentuk pola pikir dinamis, dan untuk
mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,
maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter
Mahmud Marzuki, 2011 : 35). Dalam proses penelitian hukum, diperlukan metode
penelitian yang akan menunjang hasil penelitian tersebut. Metode penelitian yang
akan digunakan penulis dalam penelitian hukum ini adalah :
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum. Penelitian hukum disebut
juga penelitian normatif memiliki definisi yang sama dengan penelitian
doktrinal yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum yang fokusnya
pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder.
Bahan-bahan hukum tersebut disusun secara sistematis, dikaji, dan ditarik
suatu kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti (Peter
Mahmud Marzuki, 2011 : 95).
2.
Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian yang dilakukan adalah bersifat preskriptif.Preskripsi
itu harus timbul dari hasil telaah yang dilakukan, tetapi preskripsi yang
diberikan harus koheren dengan gagasan dasar hukum yang berpangkal dari
moral (Peter Mahmud Marzuki,2013:69-70).
3.
Pendekatan penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
konseptual
(conceptual
approach) dan pendekatan undang-undangan (statute approach). Pendekatan
konseptual (conceptual approach) dilakukan manakala peneliti tidak beranjak
dari aturan hukum yang ada (Peter Mahmud Marzuki,2013 :177). Sedangkan
pendekatan Undang-Undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah
semua Undang-Undang dan regulasi yang bersangkut-paut dengan isu hukum
yang sedang dikaji (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 133).Pendekatan
6
konseptual yang dilakukan adalah tidak beranjak dari aturan HHI yang ada,
sedangkan dalam pendekatan Undang-Undang, penulis menelaah beberapa
konvensi internasional yang terkait dengan konflik bersenjata di Ukraina.
4.
Jenis Bahan Hukum
Penulis menggunakan jenis bahan hukum sekunder yang diperoleh dari
bahan pustakaketerangan-keterangan atau pengetahuan yang secara tidak
langsung diperoleh melalui studi kepustakaan, bahan-bahan dokumenter,
tulisan ilmiah dan sumber-sumber tertulis lainnya.
5.
Sumber Bahan Hukum
Sumber bahan hukum dibagi atas sumber bahan hukum primer dan
sumber bahan hukum sekunder. Sumber bahan hukum primer adalah bahanbahan yang didapat langsung dari lapangan. Sumber bahan hukum sekunder
adalah bahan hukum yang terdapt pada pendapat ahli, tulisan hukum, maupun
literatur hukum yang mendukung. Sumber bahan hukum sekunder dibagi atas
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer
adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif, yang artinya bahan hukum
tersebut digunakan sebagai sumber yang paling utama. Bahan hukum primer
terdiri atas perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam
pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.Sedangkan
bahan hukum sekunder berupa buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnaljurnal hukum dan komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter
Mahmud Marzuki,2013:181).
Adapun bahan hukum primer yang penulis gunakan dalam penelitian ini,
antara lain:
a.
Konvensi Den Haag 1899 dan 1907
b.
Konvensi Jenewa 1949
c.
Protokol Tambahan I 1977 dari Konvensi Jenewa 1949
d.
Protokol Tambahan II 1977 dari Konvensi Jenewa 1949
e.
Protokol Tambahan III 2005 dari Konvensi Jenewa 1949
Adapun bahan-bahan hukum sekunder yang penulis gunakan yaitu, buku-
buku, hasil penelitian, jurnal ilmiah, internet, artikel ilmiah, dan makalah
7
hasil seminar. Sedangkan bahan hukum tersier yang penulis gunakan yaitu,
bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder (Ronny Hanitijo Soemitro, 1994: 12), berupa kamuskamus seperti kamus Bahasa Indonesia, serta kamus-kamus keilmuan seperti
kamus istilah hukum.
6.
Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode studi dokumen (studi pustaka). Metode studi dokumen adalah
suatu alat pengumpulan bahan hukum tertulis dengan mempergunakan
content analysis (Peter Mahmud Marzuki, 2011 : 21).
7.
Teknik Analisis Bahan Hukum
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deduksi.Metode
deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis mayor kemudian premis
minor.Philipus M. Hadjon mengemukakan bahwa untuk penalaran hukum
yang merupakan premis mayor adalah aturan hukum sedangkan premis
minornya adalah fakta hukum. Dari kedua hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2011 : 47).
F. Sistematika Penulisan Hukum
Penulisan hukum ini dibagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan yang
berisi uraian latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum; tinjauan
pustaka berisi kerangka teori yang memberikan penjelasan secara teori, yang
didapat dari sumber bahan hukum yang digunakan penulis berkaitan mengenai
permasalahan yang diteliti. Kerangka teori tersebut meliputi tinjauan tentang
Hukum Humaniter Internasional mencakup Hukum Den Haag 1899 dan 1907,
Hukum Jenewa 1949 serta berisi kerangka pemikir penulis yang menjelaskan
mengenai alur berfikir penulis dalam membuat penelitian ini; hasil penelitian dan
pembahasan yang berisi mengenai uraian dan sajian pembahasan dari hasil
penelitian berdasarkan rumusan masalah yaitu, siapa jenis konflik bersenjata di
wilayah Ukraina dan berlakunya hukum humaniter ditinjau dari jenis sengketa
8
bersenjata yang terjadi di Ukraina, serta penutup yang berisi simpulan hasil
penelitian dan pembahasan; Adapun yang terakhir adalah Daftar Pustaka.
Download