POLA PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus PADA MEDIA AGAR DARAH MANUSIA GOLONGAN O, AB, DAN DARAH DOMBA SEBAGAI KONTROL Dwi Krihariyani1, Evy Diah Woelansari1, Entuy Kurniawan2 1 Poltekkes Kemenkes Surabaya 2 Poltekkes Kemenkes Bandung Email: [email protected] ABSTRACT Blood Agar Plate (BAP) with sheep blood is the medium used for the identification and isolation of the bacterium Staphylococcus aureus. Because to produce is difficult, but is needed in health education institutions, BAP then used media as a human blood substitute. This study was to observe the pattern of growth of Staphylococcus aureus in media BAP human blood group O, AB and the blood of the sheep as a controle. With the aim to test the feasibility of using human blood group O and AB as essential compounds in the manufacture of a blood substitute sheep BAP media. Staphylococcus aureus growth patterns observed macroscopically to colony morphology, the number of colonies, and the diameter of the haemolysis zone. The suspension of bacteria used were pure cultures of Staphylococcus aureus (ATCC 25923) which is synchronized with Mc Farland 0.5 Standart solution, then do thinning 10-2. The suspension of bacteria that are already experiencing thinning planted in the media BAP human blood group O, AB and sheep blood each at 9 petri dish.From the observation of colony morphology, the number of colonies, and the diameter of the zone of haemolysis performed statistical tests using Kruskal Wallis test values obtained Asymp. Sig of 0.352 for the number of colonies and haemolysis zone diameters greater than α (0.05), which means there is no significant difference between the growth pattern of Staphylococcus aureus in media BAP using human blood group O, AB and sheep blood as a medium BAP controle. Keywords: BAP, haemolysis, colony count, Staphylococcus aureus ABSTRAK Media agar darah domba adalah media yang digunakan untuk identifikasi dan isolasi bakteri Staphylococcus aureus. Namun karena pengadaaanya yang cukup sulit, tetapi sangat dibutuhkan pada instansi pendidikan kesehatan maka digunakan media agardarah manusia sebagai penggantinya.Penelitian ini untuk mengamati pola pertumbuhan Staphylococcus aureus pada media agar darah manusia golongan O, AB dan darah domba sebagai kontrol. Dengan tujuan untuk menguji kelayakan penggunaan darah manusia golongan O dan AB sebagai senyawa esensial dalam pembuatan media agar darah pengganti darah domba. Pola pertumbuhan Staphylococcus aureus diamati secara makroskopis terhadap morfologi koloni, jumlah koloni, dan diameter zona hemolisa. Suspensi bakteri yang digunakan adalah biakan murni Staphylococcus aureus (ATCC 25923) yang disetarakan dengan larutan Standart Mc Farland 0,5, kemudian dilakukan penipisan 10-2.Suspensi bakteri yang sudah mengalami penipisan ditanam pada media agar darah manusia golongan O, AB dan darah domba masing-masing pada 9 cawan petri. Dari hasil pengamatan terhadap morfologi koloni, jumlah koloni, dan diameter zona hemolisa dilakukan uji statistik 191 192 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 191-200 menggunakan Kruskal Wallis Test didapatkan nilai Asymp. Sig sebesar 0.352 untuk jumlah koloni dan diameter zona hemolisa lebih besar dari α (0.05) yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara pola pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media agar menggunakan darah manusia golongan O, AB dan darah domba sebagai media BAPkontrol. Kata kunci : Media agar darah, Hemolisa, Hitung koloni,Staphylococcus aureus Dwi, Pola Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Pada Media Agar Darah Manusia Golongan O, Ab, Dan Darah Domba Sebagai Kontrol 193 PENDAHULUAN sulit dikembangbiakkan dan tidak dapat Media pertumbuhan mikroorganisme hidup beradaptasi dengan iklim tropis adalah suatu bahan yang terdiri dari seperti iklim di Indonesia. Oleh karena campuran zat-zat makanan (nutrisi) itu, sebagai alternatif digunakan darah yang diperlukan mikroorganisme untuk manusia pertumbuhannya. untuk Mikroorganisme sebagai senyawa pembuatan esensial mediaagar darah memanfaatkan nutrisi media berupa (Entjang, 2003, Abdat, 2010). Darah molekul-molekul kecil yang dirakit manusia untuk menyusun komponen sel. Isolasi golongan darah O dan AB, karena mikroorganisme untuk menjadi kultur golongan murni perbedaan dapat dilakukan menggunakan media dengan pertumbuhan (Tenny O, 2014). yang digunakan untuk pembuatan media agar darah, dan media ini menjadi media standar untuk isolasi digunakan darah ini dalam adalah mempunyai hal susunan antigennya. Sehingga perlu dilakukan uji Darah domba adalah senyawa esensial yang kelayakan penggunaan darah manusia golongan O dan AB sebagai senyawa esensial dalam pembuatan media agar darah, pengganti darah domba. bakteri yang mempunyai kemampuan Perbenihan bakteri bermanfaat untuk untuk menghemolisa darah. Media agar mengidentifikasi darah mamalia penyakit, keperluan pengobatan, jika (umumnya domba) yang tidak beku ditanam pada biakan murni dapat sebanyak 5-10%. Penambahan darah digunakan untuk mempelajari sifat-sifat tersebut bertujuan untuk mempersubur dari setiap jenis bakteri dan untuk perbenihan dan untuk menumbuhkan keperluan industri dapat digunakan bakteri sebagai awal dari pembuatan antibiotik mengandung yang darah sukar tumbuh pada perbenihan biasa. Disamping itu media ini dapat bakteri, membedakan eritrosit negara (Russell, 2006). bakteri Nutrien dalam media perbenihan yang (Entjang, dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri 2003). Darah penyebab sifat-sifat kemampuan menghancurkan bakteri yaitu sumber energi, sumber karbon, domba wol (Wool Sheep) di seperti Indonesia tidak mudahdidapatkan, karena domba wol sumber nitrogen, pH 7,2-7,6, potensial oksidasi-reduksi yang tepat, garamgaram sulfat, fosfat, dan lain-lain 194 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 191-200 Umumnya bahan yang digunakan untuk sebagai berikut : 1. Nutrient Agar kebanyakan media mikrobiologi adalah Plate.Medium tersebut penting untuk agar, polisakarida asam yang diekstrak mengetahui dari alga merah tertentu (Jawetz dkk, pigmen dan Staphylococcus aureus 2005). akan membentuk pigmen berwarna adanya pembentukan kuning emas. Koloni yang tumbuh Staphylococcus aureus merupakan sel berbentuk bulat, berdiameter 1-2 mm, berbentuk bola dengan garis tengah konveks dengan tepi rata, permukaan sekitar 1 m dan tersusun dalam mengkilat dan konsistensi lunak. 2. kelompok-kelompok Media agar darah.Untuk pertumbuhan tak beraturan. Pada biakan cair tampak juga kokus optimum tunggal, berpasangan, berbentuk tetrad diperlukan 11 asam amino. Bakteri ini dan berbentuk rantai. Kokus muda juga tidak dapat tumbuh pada media bersifat gram positif kuat, sedangkan sintetik yang tidak mengandung asam pada biakan yang lebih tua, banyak sel amino atau protein. Selain asam amino menjadi gram negatif. Staphylococcus atau aureus memerlukan tidak bergerak dan tidak bakteri protein, Staphylococcus Staphylococcus vitamin juga misalnya : membentuk spora. Oleh pengaruh obat- threonin, asam nikotinat dan biotin. obat penisilin, Pada media agar darah, kebutuhan akan dilisiskan protein seperti Staphylococcusaureus penambahan (Jawetz, dkk 2005). Suhu optimal untuk membiakkan Staphylococcus adalah 28-380C atau sekitar 350C, tercukupi namun pembentukan biasanya dengan adanya darah. Darah yang digunakan adalah darah mamalia. Koloni yang tumbuh tampak besar, sedang, kecil, berwarna putih pigmen yang paling baik adalah pada hingga suhu kamar (20 ºC – 25 ºC). Apabila permukaan mengkilat dan pada galur bakteri tersebut diisolasi dari seorang yang ganas biasanya memberikan zona penderita, suhu optimal yang diperlukan hemolisa yang jernih di sekitar koloni adalah 370C. pertumbuhan adalah 7,4. pH Optimal untuk Staphylococcus aureus Pada umumnya Staphylococcus dapat tumbuh pada medium-medium yang biasa dipakai di laboratorium bakteriologi, misalnya yang kekuningan, mirip dengan cembung, koloni Streptococcus -hemolyticus (Sjoekoer dkk, 2003). Dwi, Pola Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Pada Media Agar Darah Manusia Golongan O, Ab, Dan Darah Domba Sebagai Kontrol 195 METODE Dalam penelitian ini menggunakan Pembuatan eksperimen Pengamatan Komposisi Media Agar Darah: Nutrient pola pertumbuhan bakteri substrate 40 gram : sebagai sumber Staphylococcus aureus pada media agar energi / nutrisi bagi bakteri ; Natrium darah dengan menggunakan senyawa chloride (Merck) 5% (v/w) : sebagai esensial darah manusia golongan O, AB pengatur dan darah domba dilakukan pengamatan osmosis ; Agar 15% : sebagai bahan secara makroskopis terhadap morfologi pemadat media. terhadap laboratoris. media agar kesetimbangan darah : tekanan koloni, jumlah koloni, dan diameter zona hemolisa. Prosedur pembuatan media agar darah: Menimbang 40 gram Blood Agar Base Bahan Penelitian : Sampel yang (Oxoid). Selanjutnya ditambahkan digunakan adalah media agar darah base aquades hinga 1000 ml, dan disterilkan (Oxoid)yang ditambahkan 5% darah dengan autoklaf selama 15 menitpada manusia golongan O, AB, dan darah suhu 1210C. Setelah keluar dari autoklaf domba. Menggunakan suspensi bakteri dibiarkan sampai suhunya mencapai 450 Staphylococcus aureus (ATCC 25923) -500C yang larutan menambahkan darah manusia golongan standart Mc.Farland 0,5(150 juta koloni O, AB, dan darah domba steril yang bakteri) dan dilakukan penipisan 10-2. sudah Data diperoleh dari pengamatan secara sebanyak 7 % kemudian dituang pada makroskopis terhadap morfologi koloni, cawan petri masing-masing 9 petri menghitung sebanyak 15 ml. disetarakan mengukur jumlah diameter dengan koloni, zona dan atau hangat kemudian didefibrinasimasing-masing hemolisa koloni yang tumbuh pada media agar Pengenceran darah media percobaan :Inokulasi bakteri yang menggunakan senyawa dan penanaman esensial darah manusia golongan O, dipersiapkan AB, dan darah domba mensuspensikan bakteri Staphylococcus kemudian dengan pada cara diinkubasi 370C selama 24 dan 48 jam. aureus (ATCC25923) ke dalam ± 1 ml Pengambilan darah pada manusia : Pz.Kemudian Lokasi : Vena mediana cubiti. Diambil standart Mc.Farland 0,5(0,5 ml BaCl2 darah vena sebanyak 10 ml dan 1,175%+ 99,5 ml H2SO4 1%). Jika dilakukan defibrinasi. terlalu keruh bisa ditambahkan Pz steril disetarakan dengan 196 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 191-200 dan jika terlalu jernih bisa ditambahkan Analisa suspensi menggunakan Uji Kruskal Wallis. bakteri hingga kekeruhan Data. Data dianalisa sebanding dengan kekeruhan standart Mc.Farland0,5.Suspensi bakteri -2 kemudian dibuat penipisan 10 dengan Pz steril sebagai pengencer.Suspensi 10 2 - ditanam sebanyak 1 ose standart pada HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap morfologi koloni, menghitung mengukur jumlah diameter koloni, zona dan hemolisa 1 plate media agar darah domba sebagai yang terbentuk pada media agar darah kontrol dan masing-masing plate media menggunakan senyawa esensial darah agar darah manusiagolonganO dan AB manusia golongan O, AB, dan darah dengan cara streak platepada 9 plate. domba.Hasil pengamatan pertumbuhan Menggunakan plate bakteri Staphylococcus aureus adalah (Prinsip metode ini yaitu mendapatkan berkoloni satu-satu, kecil, bulat, halus, koloni yang benar-benar terpisah dari berpigmen putih pada masa inkubasi 24 koloni jam metode yang streak lain, mempermudah sehingga proses dan berukuran sedang serta berpigmen putih kekuningan pada masa isolasi).Menginkubasi selama 24 dan 48 inkubasi jam 37°C.Mengamati koloninya. Di sekeliling koloni tampak yang daerah pada morfologi suhu koloni tumbuh. 48 jam terang serta yang berarti Menghitung jumlah koloni bakteri yang menghemolisa. tumbuh dengan mempunyai ciri-ciri terbentuk di antara keduanya adalah Staphylococcus aureus dan tumbuh sama, yaitu β-hemolisa, seperti pada berpencar satu-satu. Mengukur diameter tabel dibawah ini. zona hemolisa yang terbentuk.Metode Hemolisa dihitung yang Dwi, Pola Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Pada Media Agar Darah Manusia Golongan O, Ab, Dan Darah Domba Sebagai Kontrol 197 Tabel 1 Hasil rata-rata perhitungan jumlah koloni, morfologi koloni, dan diameter zona hemolisa Senyawa Esensial Rata-rata Jumlah Koloni Rata-rata Morfologi Koloni Rata-rata Jumlah Koloni 24 Jam Darah manusia golongan O Darah manusia golongan AB Darah Domba 113 104 Putih, cembung berukuran kecil 122 Putih, cembung berukuran kecil D Rata-rata Diameter Zona Hemolisa 48 Jam Putih, cembung berukuran kecil A Rata-rata Morfologi Koloni 128 Putih kekuningan, cembung berukuran sedang 0,3 102 Putih kekuningan, cembung berukuran sedang 0,3 133 Putih kekuningan, cembung berukuran sedang 0,3 B E C F 198 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 191-200 Gambar 1. Pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus Keterangan : A = Media agar darah manusia golongan O dengan waktu inkubasi 24 jam B = Media agar darah manusia golongan AB dengan waktu inkubasi 24 jam C = Media agar darah domba dengan waktu inkubasi 24 jam D = Media agar darah manusia golongan O dengan waktu inkubasi 48 jam E = Media agar darah manusia golongan AB dengan waktu inkubasi 48 jam F = Media agar darah domba dengan waktu inkubasi 48 jam Dari Uji Kruskal Wallis terlihat nilai mikroorganisme sebagi sumber energi Asymp. Sig (Radji,dkk. jumlah sebesar 0.352 untuk koloni dan diameter 2010).Hanya saja zona peningkatan jumlah bakteri ini tidak hemolisa yang berarti lebih besar dari α bisa terkontrol dengan baik. Mayoritas (0.05) sehingga Ho di terima dan Hi jumlah bakteri meningkat setelah waktu ditolak yang inkubasi 48 jam, namun pada beberapa berarti tidak ada perbedaan signifikan antara Pola cawan petri jumlah ini justru mengalami Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus penurunan. Penanaman secara streak aureus darah plate akan mendapatkan hasil yang menggunakan senyawa esensial darah lebih bagus jika ose yang digunakan manusia golongan O, AB, dan darah adalah ose standart domba. dikorelasikan antara jumlah bakteri Secara umum, tidak ada perbedaan yang yang akan ditanam dan jumlah bakteri signifikan yang pada Media antara agar jumlah bakteri akan tumbuh. sehingga bisa Atau bisa Staphylococcus aureus pada media agar menggunakan sistem tuang, sehingga darah menggunakan senyawa esensial pertumbuhan darah manusia golongan O, AB, dan diseluruh permukaan media. darah domba pada waktu inkubasi 24 Dari hasil pengamatan, pembentukan dan 48 jam. Hal ini dikarenakan jenis zona hemolisa pada waktu inkubasi 24 darah jam masih belum sempurna dan terjadi yang mengandung digunakan sama-sama karbohidrat yang mengalami mendukung zona bakteri. bisa merata pada semua cawan petri. Namun setelah merupakan sumber nutrisi utama untuk pertumbuhan bakteri inkubasi selama 48 jam, hemolisa terbentuk secara Glukosa merupakan jenis karbohidrat sempurna yaitu β-hemolisa dan terjadi yang paling sering dimanfaatkan oleh pada semua plate. Dari pengukuran Dwi, Pola Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Pada Media Agar Darah Manusia Golongan O, Ab, Dan Darah Domba Sebagai Kontrol 199 diameter zona hemolisa yang terbentuk merah (SDM) Sedangkan unsur utama pada media agar darahmenggunakan yang diperlukan untuk pertumbuhan senyawa manusia bakteri seperti kabohidrat dan protein golongan O, AB, dan darah domba telah sama-sama terkandung dalam didapatkan hasil dengan rentang yang darah dengan berbagi jenis golongan tidak terlalu jauh. Perbedaan yang tidak darah. begitu signifikan ini disebabkan karena golongan O dan AB juga bisa dijadikan adanya perbedaan morfologi eritrosit sebagai bahan alternatif pembuatan manusia memiliki diameter 6-8 µm, media agar darah (Sadikin, 2001). esensial darah Sehingga darah manusia jauh lebih besar daripada eritrosit domba yang hanya berdiameter 1-2,6 SIMPULAN µm. Dari Dari pola pertumbuhan bakteri hasil disimpulkan pengamatan bahwa tidak dapat ada Staphylococcus aureus yang diamati perbedaan signifikan pola pertumbuhan berdasarkan morfologi koloni, jumlah bakteri Staphylococcus aureus pada koloni, dan diameter zona hemolisa media pada media agar darahmenggunakan darah manusia golongan O, AB, dan senyawa manusia darah domba. Sehingga darah manusia golongan O, AB, dan darah domba golongan O dan AB dapat dijadikan mempunyai hasil yang hampir sama. sebagai bahan alternatif pembuatan Hendaknya media agar darah. esensial darah darah yang digunakan agar darahsenyawa esensial berasal dari manusia yang sehat dan tidak mengkonsumsi antibiotik sehingga DAFTAR RUJUKAN madia dapat menumbuhkan bakteri Abdat, Amali. 2010. Pertumbuhan Streptococcus pneumoniae pada Agar Darah Manusia dan Agar Darah Domba. Artikel Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dengan baik. Perbedaan golongan darah dalam pembuatan media agar darah tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan bakteri. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan molekul monosakarida (karbohidrat sederhana) yang berada di bagian ujung dari oligosakarida yang terikat ke protein serta glikolipid membran sel darah Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi, Bandung : PT Citra Aditya Bakti Indra. 2008. http//ekmon-saurus/bab-2Mediapertumbuhan/.htm. Diakses pada tanggal 08 maret 2009. 200 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 191-200 Jawetz, E., J.L. Melnick and E.A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Label, Caray. 2008. http//Caray label makalah –dan – skripsi pembuatan-media- agar dansterilisasi/htm. Diakses pada tanggal 08 maret 2009. Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi. Jakarta :EGC Russell, F.M., et al. 2006. As a Bacterial Culture Medium, Citrated Sheep Blood Agar Is a Practical Alternative to Citrated Human Blood Agar in Laboratories of Developing Countries, Journal Clinical Microbiology, 2006 Sep; 44(9): 3346-3351. Doi: 10.1128/JCM.02631-05 Sadikin, Mohamad. 2002. Biokimia Darah. Jakarta : Widya Medika Tenny, O., Egwuatu. 2014. Effect of Blood Agar from Different Animal Blood on Growth Rates and Morphology of Common Pathogenic Bacteria. Advances in Microbiology, 4, 1237-1241 Published Online December 2014 in SciRes. http://www.scirp.org/ journal/aim