1 ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI KUE TRADISIONAL BARUASA PADA UD. BARUASA MEMBIRI KENDARI Arnisa Putri Riskiya Arifin Utha Muh.Yusuf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo ([email protected]) ABSTRAK Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari yaitu berjumlah 22 karyawan tetap. Penarikan sampel menggunakan teknik Total Sampling dengan populasi dijadikan sampel yaitu 22 dan informan penelitian yaitu Pimpinan UD. Baruasa Membiri Kendari, Kepala Bagian Produksi, Pemasaran, dan Kepala Bagian Keuangan pada UD. Baruasa Membiri Kendari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan usaha industri yang dilakukan pada UD. Baruasa Membiri Kendari secara umum dapat dikatakan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari laba yang diperoleh UD. Baruasa Membiri Kendari yang meningkat dari tahun ke tahun seiring meningkatnya jumlah pelanggan, serta peningkatan jumlah pelanggan seiring dengan bertambahnya daerah pemasaran dan bertambahnya varian rasa produk yang diproduksi. Tetapi dalam pengembangan sarana dan prasarana serta tenaga kerja masih perlu dikembangkan lagi mengingat jumlah pelanggan yang bertambah dan daerah pemasaran yang semakin luas. Kata Kunci: Pengembangan Usaha, Faktor-Faktor Pengembangan Usaha. PENDAHULUAN Pengembangan dunia usaha ditujukan untuk menjadi kekuatan dan penggerak utama pembangunan nasional serta peningkatan peran aktif masyarakat yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam mencapai masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Disamping itu memperluas kesempatan berusaha serta kesempatan kerja sesuai dengan upaya pembangunan dan pemanfaatan wilayah serta pola usaha yang sesuai dengan potensi dan keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah di Indonesia. Setiap perusahaan harus mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2008:129). 2 Pemahaman perusahaan berawal dari produk yang akan dikembangkan oleh perusahaan tersebut, perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun yang akan datang. Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapat informasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain kemudian membandingkan produk satu dengan produk lain sampai akhirnya kepada keputusan membeli produk tersebut. Perilaku konsumen sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penerapan kegiatan (Basu Swasta, 2005:30). Kotler & Armstrong (2008:29) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing bisnis. Jadi hanya perusahaan yang menghasilkan produk yang memiliki kualitas paling baik yang akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil daripada perusahaan yang lainnya. Oleh karena itu, kualitas produk menjadi faktor yang sangat penting, karena dengan terciptanya produk yang unggul dan baik maka akan mendorong konsumen dalam melakukan pembelian produk tersebut. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian yaitu di UD. Baruasa Membiri Kendari. UD. Baruasa Membiri Kendari merupakan industri rumah tangga yang bergerak dibidang industri pangan sejenis kue kering yaitu kue Baruasa (salah satu kuliner yang menjadi ciri khas daerah Sulawesi Tenggara). Jenis kue Baruasa yang diproduksi oleh UD. Baruasa Membiri Kendari yaitu kue kelapa, mete gula pasir, mete gula merah, mete wijen gula pasir. UD. Baruasa Membiri memiliki lokasi yang strategis karena berada dekat dengan pusat Kota Kendari dan dekat dengan Terminal Puwaatu tepatnya berada di Jalan R. Suprapto, Kompleks BTN Membiri Blok E 16 Puuwatu Kendari. Sedangkan daerah pemasaran hingga saat ini meliputi wilayah Kota Kendari, Kolaka, Konawe Selatan, Makassar, Muna dan Buton. UD. Baruasa Membiri Kendari merupakan salah satu perusahaan dagang yang lagi berkembang dan menjadi pesaing yang cukup kuat dalam menguasai pasar kue kering di Kendari. Hal ini dapat dilihat dari tabel peningkatan jumlah penjualan kue dari tahun 2011-2015 yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Perkembangan Penjualan Kue Baruasa Tahun 2011-2015 Tahun Jumlah Produksi (Kemasan) Harga Jual Per Kemasan (Rp) 2011 20.400 21.000 2012 25.700 23.000 2013 32.100 25.000 2014 37.800 27.000 2015 46.800 29.000 Sumber : UD. Baruasa Membiri Kendari (data diolah) Hasil Penjualan (Rp) 428.400.000 591.100.000 802.500.000 1.020.600.000 1.357.200.000 Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa baik dari jumlah produksi, serta hasil penjualan terjadi peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa UD. Baruasa Membiri Kendari mengalami perkembangan industri dari segi pendapatan. Jika diliat dari perkembangan dalam hal kualitas dan kuantitas perusahaan, perkembangan yang ditunjukkan hanya sedikit. Jumlah pegawai yang belum bertambah secara signifikan, 3 jumlah sarana dan prasarana yang belum menunjukkan perkembangan pesat padahal dilihat dari daerah pemasaran UD. Baruasa Membiri Kendari yang cukup luas. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Industri 1. Pengertian Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia (Sumaatmaja, 1981). 2. Pengelompokan Jenis Industri Departemen Perindustrian mengelompokan industri nasional Indonesia dalam 3 kelompok besar yaitu: a. Industri Dasar Industri dasar meliputi kelompok industri mesin dan logam dasar (IMLD) dan kelompok industri kimia dasar (IKD). Yang termasuk dalam IMLD atara lain industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi baja, alumunium, tembaga dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk IKD adalah industri pengolahan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri silikat dan sebagainya. Industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi yang digunakan adalah teknologi maju, teruji dan tidak padat karya namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja secara besar. b. Aneka industri Yang termasuk dalam aneka industri adalah industri yang menolah sumber daya hutan, industri yang menolah sumber daya pertanian secara luas dan lain-lain. Aneka industri mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah atau teknologi maju. c. Industri Kecil Industri kecil meliputi industri pangan (makanan, minuman dan tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penebitan, barang-barang karet dan plastik), industri kerajinan umum (industri kayu, rotan, bambu dan barang galian bukan logam) dan industri logam (mesin, listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dan logam dan sebagainya). 4 Dalam mendukung suatu industri dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi antara lain (Partadirja, 1985) : a. Faktor Produksi Modal, yang terdiri atas: - Modal buatan manusia yang terdiri dari bangunan-bangunan, mesinmesin, jalan raya, kereta api, bahan mentah, persediaan barang jadi dan setengah jadi. - Lahan terdiri dari tanah, air, udara, mineral di dalamnya, termasuk sinar matahari. b. Faktor produksi tenaga kerja terdiri dari: - Tenaga kerja atau buruh berupa jumlah pekerja termasuk tingkat pendidikan dan tingkat keahliannya - Kewirausahaan sebagai kecakapan seseorang untuk mengoganisasi faktor-faktor produksi lain beserta resiko yang dipikulnya berupa keuntungan dan kerugian. B. Konsep Perkembangan Usaha Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007:66). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar. Kegiatan bisnis dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalh kemana arah bisnis tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM, teknologi dan lain-lain. Menurut Glendoh (2001:120) mengatakan pengembangan usaha adalah salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi peningkatan permintaan konsumen terhadap suatu produk. Pengembangan usaha terjadi jika adan peningkatan pendapatan, aset perusahaan dan jumlah pelanggan. Pengembangan usaha meliputi: 1. Jumlah pendapatan 2. Aset perusahaan 3. Jumlah pelanggan. Menurut Pandji Anoraga (2007:90), ada beberapa tahapan pengembangan usaha antara lain: 1. Tahap I: Identifikasi Peluang Perlu mengidentifikasi peluang dengan didukung data dan informasi. Informasi biasanya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: a. Rencana Perusahaan b. Saran dan usul manajemen kecil c. Program dan pemerintah d. Hasil berbagai riset peluang usaha e. Kadin atau asosiasi usaha sejenis 2. Tahap II: Merumuskan alternatif usaha Setelah informasi berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka. 3. Tahap III: Seleksi Altenatif 5 Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik dan prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Ketersediaan Pasar b. Resiko Kegagalan c. Harga 4. Tahap IV : Pelaksanaan Alternatif Terpilih Setelah penentuan alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha yang terpilih. 5. Tahap V : Evaluasi Evaluasi dimaksud untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya. Menurut David (2009:259) ada enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, yaitu: - Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik. - Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya. - Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul. - Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi. - Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih. - Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global dalam cakupannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha industri tidak lepas dari faktor internal dan faktor ekstrernal. Dimana menurut Kotler dan Armstrong (2001:22) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha industri adalah: a. Faktor internal - Bahan baku - Tenaga kerja - Peralatan produksi b. Faktor eksternal - Kerjasama - Persaingan C. Konsep Kue Baruasa Baruasa adalah makanan kudapan yang tebuat dari tepung terigu dan gula merah, namun beberapa resep menganti gula merah dengan gula pasir. Warna baruasa sangat tergantung dari jenis gula yang digunakan, jika menggunakan gula pasir, tentu saja hasil akhirnya berwarna putih, begitu pula jika menggunakan gula merah, maka baruasa yang dihasilkan berwarna kecoklatan. Baruasa diolah dengan cara pengovenan sehingga memiliki cita rasa yang khas. Baruasa merupakan salah satu makanan lokal yang bernilai gizi tinggi, khususnya kandungan kalorinya, meskipun demikian kue ini juga masih memiliki kandungan protein karena pada beberapa resep biasanya menggunakan 3-4 butir kuning telur ayam. Teksturnya yang cukup keras, baruasa sangat nikmat disajikan dengan teh atau kopi hangat, menikmati baruasa tidak mengenal waktu dan jarak, dimana pun, kapan pun dan siapa pun bisa menikmatinya (Anonim, 2012). Keberagaman suku bangsa dan budaya, sejalan dengan keaneka ragaman penganan yang dapat dihasilkan pada tiap-tiap daerah di Indonesia. 6 . Bahan baku yang sama cenderung menggunakan tahap awal yang hamper sama satu dengan yang lain. Bedasarkan bahan baku yang digunakan, kudapan tradisional dapat dikelompokkan pada: a. Bahan baku beras dan ketan b. Bahan sagu dan terigu/gandum c. Bahan baku ketela dan ubi-ubian d. Bahan baku kacang-kacangan dan buah-buahan. e. Bahan dan proses pembuatan baruasa sering kali berbeda-beda f. antara lokasi satu dengan lokasi lainnya. Secara umum bahan yang g. digunakan dalam pembuatan baruasa adalah 2 1/2 kg beras, 1/2 kg gula pasir, 6 butir telur, 1 1/2 butir kelapa agak muda, 1 mangkuk air dan 1 sendok teh soda kue. Proses pembuatan barusa dilakun dengan merendam beras satu malam dan dikeringkan, giling beras, hingga menjadi tepung dan disangrai, kelapa diparut, lalu disangrai serta ditumbuk sampai berminyak. h. Selanjutnya campur 1/2 kg gula pasir dengan telur, kocok hingga naik (mengembang), sisa dari gula pasir, rebus dengan air, tuangkan cairan gula kedalam campuran telur dan beri soda kue,vanili serta kelapa, masukkan tepung, aduk hingga adonan bentuk bulat-bulat dan taruh di loyang yang telah di olesi dengan minyakdan masukkan kedalam oven kemudian bakar dengan api sedang (Yashilah, 2013). Wawancara yang dilakukan dengan masyarakat lokal Kabupaten Jeneponto Kecamatan Bontoramba pada penelitian pendahuluan didapatkan bahan dan proses pembuatan baruasa yang sedikit berbeda. Bahan yang digunakan dalam pembuatan baruasa oleh masyarakat local adalah tepung beras 500 gr, gula pasir 250 gr, telur 4 butir, kelapa parut 100 gr, baking powder, TBM, dan vanili. Pembuatan diawali dengan proses pesiapan bahan yaitu merendam beras satu malam dan dikeringkan, beras kemudian digiling hingga menjadi tepung dan disangrai. Selanjunya kelapa diparut lalu disangrai selanjutnya ditumbuk. Campur gula pasir dengan telur, kocok hingga mengembang, masukkan baking powder, vanili, TBM serta kelapa, selama pencampuran harus di perhatikan untuk mendapatkan adonan yang homogen. Kelapa yang digunakan adalah kelapa yang telah disangrai dan di tubuk/dihaluskan dengan tujuan untuk mendapatkan aroma khas dari kelapa tersebut. Selanjutnya masukkan tepung beras sedikit demi sedikit hingga adonan siap untuk dibentuk. Pembentukan adonan dilakukan dengan bulat-bulat yang diinginkan dan taruh di loyang yang telah di olesi dengan minyak, pemberian minyak pada loyan bertujuan untuk mempermudah pengangkatan adonan dari loyan. Pemanggangan baruasa dilakukan dengan suhu sedang >100 C. tekstur dan pengembangan baruasa terbaik diperoleh dari pemanggangan dengan suhu sedang. Selam pemanggangan terjadi pengembangan dan pembentukan pecah-pecah disetiap permukaan baruasa, pecah-pecah yang terbentuk dipermukaan baruasa sehingga baruasa sering juga disebut dengan kue Pecah Seribu. Apabila baruasa selesai di oven selanjutnya diangkat dari oven dan dinginkan sebentar karena pada pada waktu keluar dari oven teksturnya masih lunak sehingga perlu didinginkan agar tidak mudah rusak. Kue baruasa yang sudah dingin siap di simpan di tempat yang kering dan tertutup rapat sehingga baruasa tetap dalam kondisi bagus dan tahan lama. D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka dalam penelitian ini yang menjadi pisau analisis yakni variabel pengembangan industri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perkembangan usaha industri menurut Glendoh (2001:120) yaitu meliputi jumlah pendapatan, aset perusahaan dan jumlah pelanggan. 7 Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan industri meliputi 2 hal yaitu faktor internal dan eksternal menurut Kotler dan Armstrong (2001:22). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut: Kerangka Pikir Perkembangan Usaha Industri Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Industri a. Jumlah Pendapatan a. Faktor Internal b. Aset perusahaan b. Faktor Eksternal c. Jumlah Pelanggan Glendoh (2001:120) Kotler Dan Armstrong (2001:22) METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada UD. Baruasa Membiri Kendari, pertimbangan yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini adalah terdapat hal-hal yang layak diteliti. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada UD. Baruasa Membiri Kendari, ditemukan bahwa perkembangan industri pada UD. Baruasa Membiri Kendari belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Padahal daerah pemasaran UD. Baruasa Membiri Kendari yang luas tidak diikuti perkembangan perusahaan dengan optimal. Oleh karena itu penulis tertarik meneliti pada UD. Baruasa Membiri Kendari Menurut Arikunto (2000:112) mengemukakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini populasi adalah keseluruhan karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari yang berjumlah 22 orang karyawan. Oleh karena jumlah populasi yang kecil, maka penarikan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling dengan mengambil seluruh jumlah populasi. Sehingga sampel yang digunakan sebanyak 22 karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu pimpinan UD. Baruasa Membiri Kendari, Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian Administrasi/Keuangan, dan Kepala Bagian Pemasaran pada UD. Baruasa Membiri Kendari. a. Angket (kuesioner) digunakan untuk menjaring data dan informasi melalui dalam bentuk pertanyaan. b. Wawancara (interview) digunakan untuk pengumpulan data dan informasi melalui wawancara langsung dengan informan. c. Dokumentasi, yaitu menelaah dan mempelajari berbagai laporan tertulis pada UD. Baruasa Membiri Kendari yang dianggap relevan dengan penelitian. d. Observasi, yaitu pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati keadaan terkait permasalahan penelitian. 8 Secara operasional kedua variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan beberapa sub variabel dan indikator sebagai berikut: No Variabel Sub Variabel Indikator 1. Jumlah - Perkembangan produksi pendapatan - Perkembangan pendapatan 1. Aset perusahaan - Perkembangan aset perusahaan Perkembangan 1 2. Jumlah - Peningkatan jumlah Usaha pelanggan pelanggan - Peningkatan daerah pemasaran - Peningkatan jenis produk 1. Internal - Bahan baku Faktor-Faktor Yang - Tenaga kerja Mempengaruhi - Peralatan produksi 2 Perkembangan 2. Eksternal - Kerjasama Usaha - Persaingan PEMBAHASAN 1. Sejarah Singkat UD. Baruasa Membiri Kendari Usaha Dagang Baruasa Membiri Kendari adalah industri kecil yang bergerak dibidang industri pangan sejenis kue kering yaitu kue Baruasa (salah satu kuliner yang menjadi ciri khas daerah Sulawesi Tenggara), yang berlokasi di BTN Membiri Blok E Nomor 16 Puwatuu, Kendari. Nama membiri diambil dari BTN Membiri (tempat proses produksi baruasa). Usaha Dagang Baruasa Membiri dimiliki oleh bapak Taggala sekaligus pimpinan UD. Baruasa Membiri yang didirikan pada tahun 2002. Pada awal usahanya masih home industry dengan memproduksi kue Baruasa secara kecil – kecilan dan kegiatan pengolahan tersebut dibantu oleh anggota keluarganya. Pada saat itu permintaan kue Baruasa masih kurang, namun berkat usaha keras bapak Taggala memasarkan produknya ke konsumen, maka tahap demi tahap usaha tersebut mulai berkembang dan permintaannya pun semakin bertambah. Setelah perkembangnya UD. Baruasa Membiri Kendari yang dikenal sebagai oleh – oleh khas Sulawesi Tenggara dan memperoleh Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Walikota Kendari Nomor: 02/ izin/ VI/ 2010/ 050.1 Tentang Izin Usaha serta telah mendapatkan serttifikat halal dan terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi BPOM RI MD 263710215027. 2. Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam perusahaan sangat diperlukan untuk menggambarkan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara bagian – bagian yang ada dalam perusahaan tersebut. Sehingga, dapat terjalin kerja sama yang baik dalam mencapai tujuan perusahaan. UD. Baruasa Membiri Kendari juga memiliki struktur organisasi dalam usahanya, maka struktur organisasinya tidak seperti struktur organisasi perusahaan besar lainnya yang memiliki banyak bagian – bagian dalam usaha dagangnya, usaha dagang ini memiliki struktur organisasi yang sederhana, yaitu bagian pemasaran, bagian produksi dan bagian administrasi keuangan. Berikut ini adalah skema yang menunjukkan struktur organisasi UD. Baruasa Membiri Kendari. 9 Struktur Organisasi UD. Baruasa Membiri Kendari Pemilik (Pimpinan Perusahaan) Bagian Administrasi Bagian Produksi Bagian Pemasaran 3. Keadaan Karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan keadaan karya wan pada UD. Baruasa Membiri Kendari yaitu sebanyak 22 orang. Untuk mengetahui lebih jelasnya keadaan karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari, berikut ini penulis menyajikan data mengenai rincian karyawan menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, serta masa kerja sebagai berikut. a. Keadaan karyawan menurut jenis kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data tentang jenis kelamin karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari yang digunakan sebagai responden berjumlah 22 orang. Persentase jenis kelamin responden disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1 .Keadaan Karyawan UD. Baruasa Membiri Kendari Menurut Jenis Kelamin, 2016 No 1 2 Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 9 40,91 Perempuan 13 59,09 Jumlah 22 100,00 Sumber : Data Sekunder, 2016 Tabel di atas menunjukkan bahwa menurut jenis kelamin karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari yang terdiri dari laki-laki berjumlah 9 orang atau 40,91% dan perempuan berjumlah 13 orang atau 59,09%. Dengan demikian tugas/pekerjaan yang ada pada UD. Baruasa Membiri Kendari dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Dimana sebagian karyawan laki-laki ditempatkan pada bagian lapangan, sedangkan karyawan perempuan ditempatkan bagian dapur atau rumah produksi. Tabel 2. Keadaan Karyawan UD. Baruasa Membiri Kendari Menurut Tingkat Pendidikan, 2016 No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1 Tidak Sekolah 11 50,00 2 SD 2 9,09 3 SMP 4 18,19 4 SMA 5 22,72 Jumlah 22 100,00 Sumbe: Data Sekunder, 2016 Tabel di atas menunjukkan bahwa menurut tingkat pendidikan karyawan pada UD. Baruasa Membiri Kendari yang tidak sekolah sebanyak 11 orang atau 50%, karyawan yang mempunyai tingkat pendidikan SD berjumlah 2 orang atau 9,09% , karyawan yang 10 mempunyai tingkat pendidikan SMP berjumlah 4 orang atau 18,19% dan berpendidikan SMA berjumlah 5 orang atau 22,72%. Adapun sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kerja pada UD. Baruasa Membiri Kendari dapat dilihat pada tbael berikut. Tabel 3. Keadaan Sarana dan Prasarana Kerja pada UD. Baruasa Membiri Kendari Tahun 2016 No Jenis Peralatan/Barang Jumlah Keadaan 1 Mobil Box 2 Baik 2 Oven Room 2 Baik 3 Pengaduk Adonan 5 Baik 4 Mesin Pencetak Kemasan 1 Baik 5 Mesin Fotocopy 1 Baik 6 Mesin Press Plastik 2 Baik 7 Pencetak Kemasan 1 Baik 8 Komputer 1 Baik 9 Telepon 1 Baik 10 Kursi tamu 5 Baik 11 Kursi panjang 2 Baik 12 Lemari arsip 1 Baik 13 Kursi putar 1 Baik 14 Meja panjang 4 Baik 15 Kipas angin gantung 3 Baik 16 Bendera merah putih 1 Baik 17 Kursi plastik 15 Baik Sumber: Data Sekunder, 2016 Tabel di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya keadaan sarana dan prasarana penunjang yang dimiliki oleh UD. Baruasa Membiri Kendari sudah cukup memadai dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan tetapi seiring dengan perkembangan waktu dengan kondisi kerja semakin besar dan kompleks maka sarana dan prasarana penunjang tersebut agar selalu diperhatikan keadaannya sehingga pelaksanaan pekerjaan ke depannya dapat berjalan dengan baik. Tabel 4. Bahan – Bahan 1 (Satu) Hari Proses Produksi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Jumlah 320 butir 20 liter 40 butir 20 kg 20 kg 21 kg 4 gr 9 kg 5 kg 10 kg 7.5 bungkus Nama Bahan Telur Minyak Goreng Kelapa Tepung Beras Tepung Terigu Gula Pasir Tepung Jagung Kacang mente Wijen Gula Merah Vanili 11 Sumber: Data Primer, 2016. Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dalam satu hari produksi Ud. Baruasa Membiri Kendari menghabiskan 320 butir telur, 20 liter minyak goreng, 40 biji kelapa, 20 kg tepung beras, 20 kg tepung terigu, 21 kg gula pasir, 4 gr tepung jagung, 9 kg kacang mente, 5 kg wijen, 10 kg gula merah, dan 7,5 bungkus vanili. Tabel 5.Perkembangan Pendapatan Kue Baruasa Tahun 2011-2015 Tahun Jumlah Produksi (Kemasan) Harga Jual / Kemasan (Rp) Hasil Penjualan (Rp) 2011 20.400 21.000 428.400.000 2012 25.700 23.000 591.100.000 2013 32.100 25.000 802.500.000 2014 37.800 27.000 1.020.600.000 2015 46.800 29.000 1.357.200.000 Sumber: Data Sekunder, 2016. Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa perkembangan pendapatan yang diperoleh UD. Baruasa Membiri Kendari yang terus menanjak dari tahun 2011 sampai tahun 2015. Pada tahun 2011 jumlah pendapatan mencapai Rp. 428.400.000, tahun 2012 mencapai Rp. 591.100.000, tahun 2013 mencapai Rp. 802.500.000, tahun 2014 mencapai Rp. 1.020.600.000 dan tahun 2015 mencapai Rp. 1.357.200.000. Dari tabel perkembangan pendapatan pada UD. Baruasa Membiri Kendari, maka diperoleh persentasi perkembangan pendapatan pada tahun 2012 sebesar 37,97%, tahun 2013 sebesar 35,76%, tahun 2014 sebesar 27,17 dan pada tahun 2015 sebesar 32,98%. Jika dirata-ratakan maka jumlah ratarata perkembangan pendapatan pada UD. Baruasa Membiri Kendari sebesar 33,47%. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh UD. Baruasa Membiri Kendari meningkat dari tahun ketahun. Tabel 6. Tanggapan Responden Tentang Perkembangan Aset Perusahaan Pada UD. Baruasa Membiri Kendari No 1 2 3 Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%) Meningkat 7 31,81 Cukup Meningkat 10 45,45 Kurang Meningkat 5 22,74 Jumlah 22 100,00 Sumber: Hasil Olahan Kuesioner, 2016 Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa diantara 22 responden terdapat sebanyak 7 orang responden atau 31,81% yang menyatakan meningkat, dalam artian bahwa terjadi peningkatan aset pada UD. Baruasa Membiri Kendari. Hal ini disebabkan semakin bertambah luas dari daerah pemasaran UD. Baruasa Membiri Kendari, sehingga jumlah aset perusahaan juga berkembang. Selanjutnya sebanyak 10 orang responden atau 45,45% yang menyatakan cukup meningkat, dalam artian bahwa terjadi peningkatan aset perusahaan pada UD. Baruasa Membiri Kendari. Tetapi masih terdapat berbagai aspek perusahaan yang 12 perlu ditingkatkan seperti jumlah pegawai dan jumlah sarana dan prasarana perusahaan. Kemudian sebanyak 5 orang responden atau 22,74% yang menyatakan kurang meningkat, dalam artian bahwa kurang terjadi peningkatan aspek perusahaan pada UD. Baruasa Membiri Kendari. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan usaha industri yang dilakukan pada UD. Baruasa Membiri Kendari secara umum dapat dikatakan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendapatan UD. Baruasa Membiri Kendari yang meningkat dari tahun ke tahun, serta peningkatan jumlah pelanggan yang ditandai dengan bertambahnya daerah pemasaran dan bertambahnya varian rasa produk. Tetapi aspek aset perusahaan dalam kategori cukup dimana tenaga kerja dan sarana dan prasarana perusahaan berkembang dengan lambat. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal UD. Baruasa Membiri Kendari meliputi bahan baku, tenaga kerja, serta peralatan produksi yang perlu ditingkatkan lagi. Sedangkan faktor eksternal meliputi kerjasama dengan pihak-pihak diluar perusahaan, serta persaingan secara sehat terhadap perusahaan lainnya. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan pengembangan usaha industri, maka perlu peninjauan ulang terhadap peningkatan permintaan konsumen terhadap produk dengan jumlah tenaga kerja dan peralatan produksi agar seimbang sehingga perkembangan usaha industri bisa lebih optimal lagi. 2. Perusahaan perlu mempertahankan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha yang telah dicapai. Dan meningkatkan lagi aspek-aspek yang belum sepenuhnya tercapai seperti tenaga kerja dan saran produksi. DAFTAR PUSTAKA Ahyari. 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi, Edisi Empat, Yogyakarta, BPFE. Anoraga, P. 2007. Dinamika Koperasi, Rineka Cipta,. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Assauri, S. 1995. Manajemen Produksi. Jakarta: FEUI. ______. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, LPFE-UI,. Jakarta. ______. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers. Basu, Swastha. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,. Yogyakarta 13 BPS. 2002. Statistik Indonesia : Biro Pusat Statistik. David, R. 2009. Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta . Glendoh. 2001. Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil, Artikel, Jurnal Management & Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, FE-UKP. Hatta, G. 1994. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia. ______. 2000. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan. Jakarta : Universitas Indonesia. Heizer, R. 2005. Operation Management, th. 7 ed., Prentice Hall,. New Jersey. Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2001, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 2,. Edisi Kedelapan, Jakarta, Erlangga.