Ebola virus disease (Indonesian Version) 22 Agustus 2014 Penyakit virus Ebola Penyebab Penyakit Penyakit virus Ebola (EVD; sebelumnya dikenal dengan nama Demam Berdarah Ebola) disebabkan oleh infeksi virus Ebola yang termasuk keluarga yang disebut Filoviridae. EVD pada manusia mempunyai tingkat fatalitas kasus hingga 90%. Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 di Sudan dan Republik Demokratik Kongo, di Republik Demokratik Kongo di sebuah desa yang terletak di dekat Sungai Ebola, yang menjadi nama penyakit tersebut. Sejak itu penyakit ini muncul secara sporadis. Kasus EVD yang dikonfirmasi telah dilaporkan di sub-Sahara Afrika termasuk Republik Demokratik Kongo, Gabon, Sudan, Pantai Gading, Uganda, dan Kongo. Sejak Maret 2014, kasus baru dan kematian karena EVD terus dilaporkan di kawasan Afrika Barat. Fitur klinis EVD adalah penyakit virus yang sangat akut yang sering ditandai dengan serangan mendadak demam, tubuh yang sangat lemah, nyeri otot, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Hal ini diikuti dengan muntah, diar, ruam kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, pendarahan dalam dan luar. Cara penularan Virus Ebola masuk ke dalam populasi manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari binatang yang terinfeksi. Beberapa kelelawar buah dianggap menjadi korban parasit alami virus Ebola. Di Afrika, infeksi telah didokumentasikan melalui penanganan simpanse, gorila, kelelawar buah, kera, antelop hutan, dan landak yang terinfeksi yang ditemukan sakit atau mati di hutan hujan. Penyakit ini kemudian menyebar di masyarakat melalui penularan dari manusia ke manusia, dengan infeksi yang merupakan akibat dari kontak langsung (melalui kulit yang rusak atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi, dan kontak langsung dengan lingkungan yang tercemar cairan tersebut. Orang terinfeksi selama darah dan sekresinya mengandung virus tersebut. Upacara pemakaman di mana orang yang berkabung melakukan kontak langsung jasad orang yang meninggal juga dapat berperan dalam penularan Ebola. Petugas perawatan kesehatan di negara yang terjangkit seringkali terinfeksi melalui kontak langsung dengan pasien yang menderita EVD apabila tindakan kontrol infeksi tidak dipraktikkan secara ketat. Sampel dari pasien secara biologis berbahaya dan pengujian harus dilaksanakan di bawah kondisi pengamanan biologis yang tepat. Masa Inkubasi Berkisar mulai 2 sampai 21 hari. Pengobatan Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit ini. Pasien harus dirawat di ruang yang terisolasi untuk mencegah penyebaran infeksi. Pasien yang sangat parah memerlukan perawatan suportif yang intensif. Pasien sering mengalami dehidrasi dan memerlukan rehidrasi oral dengan larutan yang mengandung elektrolit atau cairan intravenous. Petugas perawatan kesehatan harus mengenakan peralatan pelindung dan menerapkan tindakan kontrol infeksi yang ketat ketika merawat pasien yang diduga terinfeksi. Pencegahan Tidak ada vaksin berlisensi yang tersedia untuk EVD. Untuk mencegah penyakit ini, adalah penting bagi para pelancong untuk mematuhi hal-hal berikut: o o o o o o Menghindari perjalanan yang tidak perlu ke kawasan yang terjangkit Mematuhi kesehatan pribadi dan lingkungan yang baik; selalu ingat untuk menggunakan sabun cair atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol untuk membersihkan tangan sebelum menyentuh mata, hidung dan mulut; Menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit demam atau orang sakit dan menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien, termasuk benda yang mungkin bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh orang yang terjangkit; Menghindari kontak dengan binatang; Memasak makanan hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi; dan Setelah kembali dari kawasan terjangkit, memperhatikan dengan cermat kondisi kesehatan selama 21 hari. Jika mempunyai gejala EVD, Anda harus menghubungi 999 dan memberikan informasi kepada petugas tentang kondisi Anda untuk mengatur konsultasi di Unit Kecelakaan dan Unit Gawat Darurat