Tentang ABM About ABM Dari Manajemen From the Management Tinjauan Bisnis Business Review Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Tinjauan Keuangan Financial Review Data Perusahaan Corporate Data Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements KEMAMPUAN MEMBAYAR LIABILITAS DAN KOLEKTIBILITAS PIUTANG ABILITY TO PAY LIABILITIES AND COLLECTIBILITY OF RECEIVABLES Kemampuan Membayar Liabilitas Rasio total liabilitas terhadap ekuitas meningkat dari 229,5% pada tahun 2011 menjadi 265,1% pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh penerbitan obligasi dan sukuk Ijarah berdenominasi Rupiah senilai Rp 1 triliun yang dilakukan pada akhir tahun 2012 dan penambahan utang sewa pembiayaan. Ability to Pay Liabilities The ratio of total liabilities to equity increased from 229.5% in 2011 to 265.1% in 2012. This increase was due to the issuance of Rupiah-denominated bonds and sukuk Ijarah worth Rp 1 trillion at the end of 2012 and the addition of lease payables. Kolektibilitas Piutang Pada akhir tahun 2012, periode menagih piutang ratarata menjadi 79 hari dibandingkan dengan jangka waktu 74 hari untuk tahun 2011. Kenaikan ini diakibatkan dari efek dari industri batubara yang agak memburuk di tahun 2012 yang mengakibatkan tagihan dari beberapa pelanggan segmen kontraktor tambang dan tambang batubara mengalami perlambatan kolektibilitasnya. Collectibility of Receivables At the end of 2012, the period of accounts receivable collection averaged 79 days compared to 74 days for the period of 2011. This increase resulted from the effects of the declining coal industry in 2012 that resulted in receivables from the customers of mining contractors and coal mining to lengthen. STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan pinjaman/utang yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Struktur modal dengan minimum biaya penggunaan dana (Weighted Average Cost of Capital-WACC) dapat mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan. Namun demikian, bukan berarti meningkatkan laba bersih per saham (Earnings Per Share-EPS). Leverage yang besar dapat meningkatkan EPS, namun juga sekaligus meningkatkan risiko. Oleh karena itu, Perseroan menetapkan kebijakan struktur permodalan yang optimal agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. CAPITAL STRUCTURE AND CAPITAL STRUCTURE POLICY Capital structure is a balance between the use of own capital and loan/ debt consisting of short-term debt and long-term debt. A Capital structure with a Weighted Average Cost of Capital (WACC) may result in an increase in share value. However, this does not mean an increasing Earnings Per Share (EPS). Substantial leverage may increase the EPS, but at the same time increasing the risk. Therefore, the Company established a policy for an optimal capital structure in order to maximize its value. Pada tahun 2012, rasio liabilitas dan ekuitas sebesar 73% : 27%. Dari total liabilitas selama 2012 yang sebesar US$ 917.337.707 tersebut, terdapat Rp 1 triliun yang merupakan utang obligasi. Juga terdapat utang sewa pembiayaan sebesar US$ 201.691.008. In 2012, the ratio of liabilities and equity of 73% : 27%. Of the total liabilities in 2012 amounted to US$ 917,337,707, there is US$ 1 trillion of bonds. There is also a lease payables of US$ 201,691,008. IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODAL Selama tahun 2012 tidak ada ikatan yang material atas investasi barang modal. MATERIAL COMMITMENTS ON CAPITAL INVESTMENTS During 2012, there was no material commitments on capital investments. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Selama tahun 2012 tidak ada fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. MATERIAL INFORMATION AND FACTS AFTER THE REPORTING DATE During 2012, there was no material facts occurring after the date of the accountant’s report. 2012 ABM Investama - Annual Report 255