Gambar 4.56 Morfologi umum ikan Cakalang (Scombridae). Karakteristik utama: hanya mempunyai satu spesies – Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758); 6 strip berwarna hitam (longitudinal) pada bagian perut dan sisi badan ialah karakter pembeda yang paling jelas dengan jenis lain pada famili (Foto: Pasar Ikan Waegio, Raja Ampat – oleh Kartika Sumolang). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No 1 Nama Latin Nama lokal Katsuwonus pelamis Skipjack Tuna, Kausa, (Linnaeus, 1758) Tjaka-long, Tjakalong lelaki, Tjakalong merah, Tjaka-long perem-puan, Tjakalang Keterangan Komersial tinggi, ukuran umum 80cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Nets, Perangkap dan Trawls; habitat: di perairan lepas pantai; makanan: ikan, Crustaceans, Cephalopods dan Mollusks; ditemukan di: Kepulauan Mentawai, Utara Sumatera, Selatan Barat Sumatera, Selatan Jawa dan Laut Timur Indonesia. (1.44) Ikan Tongkol, Eastern Little Tuna – Scombridae. Karakteristik: badan bulat seperti cerutu dan padat. Terdapat 8 sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur dan pada ekor terdapat satu keel diantara 2 keel pada setiap sisi tubuh. Punggung berwarna gelap dengan garis tidak teratur berwarna biru kehitaman. Sedangkan perut berwarna cerah. Jenis yang paling umum tertangkap di Indonesia adalah Euthynnus affinis. Nama lokal: Tongkol Komo, mangkok, Ambu-Ambu, Tongkok Kurik, Sembak. Habitat: termasuk ikan yang hidup pada perairan Laut epas namun dekat dengan garis pantai. Ikan-ikan muda sering masuk ke dalam teluk atau pelabuhan. Gerombolannya terbentuk bersama spesies lain, terdiri dari 100 sampai 5.000 ekor. Termasuk predator oportunistik dengan jenis makanan dari ikan kecil (Clupeidae dan Engraulidae), Cumi-cumi, Crustacea sampai Zooplankton. 190 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Perikanan: Ikan Tongkol biasa ditangkap dengan Huhate (Pole&Line). Untuk mempertahankan ikan tetap dalam gerombolan disekitar perahu, nelayan melemparkan ikan Teri hidup ke dalam air. Belakangan ini ikan Tongkol juga ditangkap dengan Pancing Tonda yang diisi dengan umpan Bulu. Seperti Ikan Cakalang, armada Tonda yang terkenal adalah Kedo-Kedo dan Bubu Cakalang. Ikan Tongkol bisa dijual dalam bentuk pindang dan ikan kaleng. Jenis ini termasuk komoditas ekonomis penting bagi nelayan skala kecil dan menengah. Ikan Tongkol bisa mencapai ukuran 100 cm, dan lebih sering tertangkap pada ukuran 40 – 60 cm. Gambar 4.57 Morfologi umum ikan Tongkol (Scombridae). Karakteristik utama: bagian pungung terdapat sadel berwarna hitam yang dimulai dari (bawah) pertengahan sirip punggung pertama (Foto: Pasar Ikan Waegio, Raja Ampat – oleh Kartika Sumolang). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal 1 Auxis rochei rochei (Risso, 1810) Bullet Tuna 2 Auxis thazard thazard (Lacepède, 1800) Frigate Tuna, Balaki 3 Euthynnus affinis (Cantor, 1849) Kawakawa, Tongkol, Tongkol komo 191 Keterangan Komersial tinggi, ukuran umum < 50cm; tertangkap: Seines, Gill Net, Perangkap, Trawls dan Liftnets; habitat: di Perairan Pantai dan mengelilingi pulau; makanan: ikan-ikan kecil, Anchovies, Crustaceans (Kepiting dan Stomatopod Larvae) dan Cumi-cumi; ditemukan di Selatan Barat Sumatera, Jawa, Bali dan Laut Timur Indonesia. Komersial tinggi, ukuran umum 60cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Net, Perangkap, Trawls dan Liftnets; habitat: Epipelagic di perairan Neritic dan perairan Laut; makanan: ikan-ikan kecil dan Cumicumi, Planktonic Crustaceans (Megalops), dan Stomatopod Larvae; ditemukan di Selatan Barat Sumatera, Jawa, Bali dan Laut Timur Indonesia. Komersial tinggi, ukuran umum 60cm; tertangkap dengan alat tangkap Hooks&Lines, Seines, Gill Net, Perangkap dan Trawls; habitat: di perairan terbuka Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 4 Sarda orientalis (Temminck & Striped bonito Schlegel, 1844) berbatasan dengan garis pantai; makanan: memangsa ikan-ikan kecil, Clupeoids dan Atherinids, dan juga Cumi-cumi, Crustaceans dan Zooplankton; ditemukan di Utara Sumatera, Selatan Barat Sumatera, Mentawai, Selat Jawa, Selatan Jawa dan Laut Timur Indonesia. Minor komersial, ukuran umum 50cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Net dan Perangkap; habitat: jenis ikan Pantai, bergerombol dengan ikan Tuna kecil; makanan: Clupeoids, ikan, Cumi-cumi dan Decapod Crustaceans; ditemukan di Laut Selatan Barat Sumatera sampai selat Bali. (1.45a) Ikan Lain: Beronang, Rabitfishes – Siganidae Karakteristik: badan pipih dan lebar (vertikal). Mulut kecil dengan posisi terminal, rahang tidak bisa ditarik. Sisik jenis cycloid dan berukuran kecil. Sirip dengan duri keras mengandung kelenjar untuk mengeluarkan racun. Ikan-ikan yang hidup di karang umumnya berwarna terang dan beragam. Spesies yang hidup di luar karang umumnya berwarna kecoklatan. Nama lokal: Lada, Samdanar, Masadar, Limaran, Belais. Habitat: lebih banyak hidup di dasar (demersal) pada Perairan Pantai sampai kedalaman 50 m. Beberapa hidup secara berpasangan pada habitat karang. Jenis lain hidup bergerombol di sekitar Karang, Bakau, Estuari, Air Payau dan Laguna (Nambo). Termasuk jenis ikan herbivor dengan jenis makanan Zooplankton (umur muda) sampai rumput Laut, lamun, Spons dan Tunikata. Namun jika dipancing dengan umpan ikan, dia bisa memakan umpannya. Perikanan: ikan Beronang umumnya ditangkap di Pantai dengan alat tangkap Pancing, Bagan, Jaring Insang dan Muro Ami. Untuk jenis yang suka bergerombol, nelayan kadang menggunakan alat peledak yang sudah dilarang oleh pemerintah. Dulunya ikan ini tidak termasuk jenis ikan ekonomis penting. Ikan ini bisa mencapai ukuran 40 cm (tergantung jenisnya). Pada umumnya ditangkap pada ukuran sekitar 25 cm. Pasar ikan Beronang dalam bentuk segar, kering dan asin. Gambar 4.58 192 Morfologi umum ikan Beronang (Siganidae). Karakteristik utama: bentuk badan oval dan kompres (tipis secara vertikal), mulut sangat kecil dan posisi terminal, sirip keras Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan pertama mempunyai kelenjar untuk mengeluarkan racun (Foto: Pasar Ikan Waegio, Raja Ampat – oleh Kartika Sumolang). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal 1 Siganus argenteus (Quoy & Gaimard, 1825) 2 Siganus canaliculatus (Park, Siganus 1797) canaliculatus, Beronang lada Komersial, ukuran umum 20cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Net, Perangkap dan Trawls; habitat: di perairan Teluk dangkal dan Terumbu Karang; makanan: Benthic dan Lamun; ditemukan di Bali, Kepulauan Mentawai, Raja Ampat, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. 3 Siganus corallinus (Valenciennes, 1835) Blue-spotted spinefoot Komersial, ukuran umum 20cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Net, Perangkap dan Spears; habitat: di area Terumbu Karang pada Laguna; makanan: Poisonous; ditemukan di Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor, dan Kepulauan Mentawai. 4 Siganus doliatus (GuérinMéneville, 1829-38) Barred spinefoot, Masadar Minor komersial, ukuran umum 20cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Net, Perangkap dan Spears; habitat: hidup di Terumbu Karang pada Laguna dan Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; makanan: Benthic; ditemukan di Selat Jawa dan Laut Timur Indonesia. 5 Siganus fuscescens (Houttuyn, 1782) Mottled spinefoot, Madar Komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Net, castnets, Perangkap, Spears, Trawls dan Liftnets; habitat: hidup di Alga dan Padang Lamun dan Laguna dangkal; dan Terumbu Karang; makanan: Alga dan Lamun; ditemukan di Utara Sumatera, Selatan Barat Sumatera, dan Laut Timur Indonesia. 6 Siganus guttatus (Bloch, 1787) Orange-spotted Komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat spinefoot, Mulia tangkap Seines, Gill Net dan Perangkap; habitat: di asu perairan keruh diantara Terumbu Karang dan Bakau; makanan: Benthic Algae; ditemukan di Selat Bali sampai Laut Timor, termasuk Kepulauan Mentawai dan Papua, juga terekam di Kepulauan Raja Ampat, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 7 Siganus javus (Linnaeus, 1766) Streaked spinefoot, Beronang 193 Streamlined spinefoot Keterangan Komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Perangkap dan Trawls; habitat: mengelilingi Terumbu Karang; makanan: alga; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Pulau Bintan. Komersial, ukuran umum 30cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Net dan Perangkap; habitat: di Perairan Pantai dangkal, perairan Laguna Payau, Terumbu Karang; makanan: Alga; ditemukan di Bali, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Pulau Seribu dan Pulau Bintan. Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 8 Siganus labyrinthodes (Bleeker, 1853) Labyrinth spinefoot Ukuran umum < 25cm; habitat: Ikan Pantai yang mengelilingi Terumbu Karang; ditemukan di: Endemic di Bali, Jawa dan Maluku. 9 Siganus lineatus (Valenciennes, 1835) Golden-lined spinefoot, Baronang Komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dan Gill Net dan Perangkap; habitat: berlindung di perairan Laguna dan Teluk yang mempunyai dasar Terumbu Karang; makanan: Alga yang merambat yang tubuh di Terumbu Karang rusak; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Togean dan Kepulauan Banggai. 10 Siganus magnificus (Burgess, 1977) Magnificent rabbitfish Ukuran umum < 23cm; habitat: hidup di Terumbu Karang; makanan: Algae dan Small Invertebrates; ditemukan di Kepulauan Mentawai, dan Jawa. 11 Siganus puellus (Schlegel, 1852) Masked spinefoot Minor komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap dan Spears; habitat: di perairan dangkal, area Terumbu Karang pada Laguna; makanan: Algae, Tunicates, dan Sponges; ditemukan di: Ternate, Flores juga ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Bali, Komodo, Manado, Pulau Seribu, kepulauan Sangalakki, Togean dan kepulauan Banggai. 12 Siganus punctatissimus (Fowler & Bean, 1929) Peppered spinefoot Minor komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat tangkap Trawls; habitat: Laguna dan Terumbu Karang; makanan: Benthic; ditemukan di Indonesia Utara 13 Siganus punctatus (Schneider, 1801) Goldspotted spinefoot Komersial, ukuran umum 30cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap dan Spears; habitat: Laguna dan Terumbu Karang; makanan: Benthic Algae; ditemukan di Selat Bali sampai Laut Timor, dan Kepulauan Mentawai. 14 Siganus spinus (Linnaeus, 1758) Little spinefoot Minor komersial, ukuran umum 18cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Perangkap dan Spears; habitat: perairan dangkal berterumbu Karang; makanan: algae; ditemukan di: kepulauan Raja Ampat, Bali, Selat Maumere, Komodo, Manado, Pulau Seribu, kepulauan Sangalakki dan Pulau Weh. 15 Siganus stellatus (Forsskål, 1775) Brownspotted spinefoot Komersial, ukuran umum 35cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap dan Spears; habitat: umumnya pada Terumbu Karang; makanan: Benthic; ditemukan di Pulau Weh, Sumatera; penyebaran di Indonesia dari Jawa sampai utara Sumatera. 16 Siganus vermiculatus (Valenciennes, 1835) Vermiculated spinefoot, Beronang tulis Komersial, ukuran umum 30cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Net dan Perangkap; habitat: Laguna dan Terumbu Karang; makanan: Alga yang sedang tumbuh pada Padang Lamun, Bakau rusak; ditemukan di Bali, juga ditemukan di Teluk Maumere dan Manado. 17 Siganus virgatus (Valenciennes, 1835) Barhead spinefoot, Beronang kuning Minor komersial, ukuran umum 20cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Net dan Spears; habitat: di perairan dangkal pantai, mengelilingi Terumbu Karang keras dan area berpasir dan Terumbu Karang lunak; makanan: Benthic; ditemukan di: Selatan Barat Sumatera sampai Selat Bali,Kepulauan Mentawai, 194 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Kepulauan Raja Ampat, Manado, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. 18 Siganus vulpinus (Schlegel & Foxface Müller, 1845) Minor komersial, ukuran umum 20cm; tertangkap dengan alat tangkap Spears; habitat: daerah Territorial, Laguna dan Terumbu Karang; makanan: Alga yang tumbuh di Terumbu Karang Branching mati; ditemukan di Flores dan Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Manado, Bali, Komodo, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean dan kepulauan Banggai. (1.45b) Ikan Lainnya, Kakatua, Parrotfishes – Scaridae Karakteristik: badan umumnya oblong (segi empat) dan pipih. Gigi pada rahang menyatu seperti pada burung Kakatua. Mulut kecil; sisik cycloid berukuran besar. Sirip ekor bervariasi dari bundar (rounded) sampai lunate, namun tidak sampai bercagak (forked). Warna bervariasi dan beragam sesuai dengan habitatnya pada Terumbu Karang. Nama lokal: Kerotong, Angke, Bayan, Perencong. Spesies yang paling terkenal sebagai ikan Kakatua adalah Bolbometopon muricatum. Habitat: Semua jenis ikan Kakatua hidup pada habitat Terumbu Karang di sekitar pantai sampai kedalaman 30 m. Termasuk ikan jenis ikan demersal dan bersifat herbivor, ikan ini sering memakan Alga yang menempel pada karang mati. Karena giginya yang kuat, ikan ini memakan Alga bersama karang. Kotorannya sering membentuk pasir Laut. Perikanan: Ikan Kakatua termasuk salah satu jenis ikan penting untuk konsumsi lokal, namun tidak termasuk dalam catatan statistik perikanan di Indonesia. Alat tangkap yang digunakan adalah perangkap, Jaring Muro Ami maupun Spear Fishing. Gambar 4.59 195 Morfologi umum ikan Kakatua (Scaridae). Karakteristik utama: bentuk badan oblong dan kompres, bagian kepala bundar, gigi menjadi satu seperti gigi burung Kakatua (Foto: ikan kaka tua oleh Peter J. Mous). Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Deskripsi spesies: No Nama Latin Nama lokal Keterangan 1 Bolbometopon muricatum (Valenciennes, 1840) Green humphead parrotfish, Angke Komersial, ukuran umum 70cm; tertangkap: spears&Trawls; habitat: di luar Laguna dan di Terumbu Karang; makanan: Benthic Algae dan Terumbu Karang hidup; ditemukan di: Jawa, Flores, Kepulauan Mentawa, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Komodo, Kepulauan Sangalakki, Togean, dan Kepulauan Banggai. 2 Cheilinus chlorourus (Bloch, 1791) Floral wrasse, Kakatua putih Minor komersial, ukuran umum < 45cm; tertangkap: Hooks&Lines; habitat: hidup di Laguna dan Terumbu Karang(Ref. 9710); makanan: Benthic Invertebrates ( Mollusks dan Crustaceans; ditemukan ditemukan di Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Pulau Seribu, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh). 3 Cheilinus fasciatus (Bloch, 1791) Redbreast Minor komersial, ukuran umum < 40cm; tertangkap: wrasse, Bdaned hooks&lines; habitat: hidup di Laguna dan Terumbu maori wrasse Karang, termasuk Mollusks, Crustaceans; ditemukan di Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Pulau Seribu, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 4 Cheilinus oxycephalus (Bleeker, 1853) Snooty wrasse, Lama Ukuran umum < 17cm; habitat: di area Terumbu Karang yang mengelilingi Laguna dan Terumbu Karang yang mengerah ke Laut sampai kedalaman 40 m; ditemukan di Ambon, Bali dan Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Manado ,Pulau Seribu, Togean Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 5 Cheilinus oxyrhynchus (Bleeker, 1862) Eared maori wrasse Ukuran umum < 20cm; habitat: di perbatasan Perairan Pantai dan di Terumbu; ditemukan di Ambon. 6 Cheilinus trilobatus (Lacepède, 1801) Tripletail wrasse, Kilu Minor komersial, ukuran umum < 45cm; tertangkap: Hooks&Lines; habitat: hidup di Laguna dan Terumbu Karang pada kedalaman 1-30 m; makanan: Benthic Invertebrates (Mollusks dan Crustaceans), tapi biasanya juga makan ikan; ditemukan, Flores, Kepulauan Mentawai, Raja Ampat, Manado, Togean, dan Kepulauan Banggai. 8 Cetoscarus bicolor (Rüppell, 1829) Bicolour parrotfish, Kakatua Komersial, ukuran umum < 90cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap dan Trawls; habitat: Laguna dan Terumbu Karang; ditemukan di: Ditemukan dari Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado , Pulau Seribu, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 9 Hipposcarus longiceps (Valenciennes, 1840) Pacific longnose Komersial, ukuran umum 48cm; tertangkap: Trawls; parrotfish, Red- habitat: Perairan keruh pada Laguna yang banyak stripe parrotfish Terumbu Karang; ditemukan di: Waigeo, Flores, kepulauan Raja Ampat, Bali, Komodo, kepulauan 196 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Sangalakki, Togean, dan kepulauan Banggai, penyebaran di Indonesia dari Papua sampai Sumatera. 10 Scarus chameleon (Choat & Rdanall, 1986) Chameleon parrotfish, Chameleon parrotfish 11 Scarus dimidiatus (Bleeker, 1859) Yellowbarred Komersial, ukuran umum < 40cm; tertangkap dengan parrotfish, Blue- alat tangkap Trawls; habitat: hidup dan berlindung di bridle parrotfish Terumbu Karang; makanan: Alga; ditemukan di Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Pulau Seribu, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean dan kepulauan Banggai. 12 Scarus festivus (Valenciennes, Festive 1840) parrotfish, Happy parrotfish 13 Scarus flavipectoralis (Schultz, Yellowfin Ukuran umum < 40cm; habitat: Laguna dan Terumbu 1958) parrotfish, King Karang, biasanya di kedalaman 20 m; ditemukan di parrotfish Flores, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Komodo, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 14 Scarus forsteni (Bleeker, 1861) Forsten's parrotfish Komersial, ukuran umum < 55cm; habitat: di Luar Laguna dan di Terumbu Karang; ditemukan di Celebes (Sulawesi), Maluku, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. 15 Scarus frenatus (Lacepède, 1802) Bridled parrotfish Komersial, ukuran umum < 47cm; tertangkap dengan alat tangkap Trawls; hahitat: di Terumbu Karang luar dan biasanya ke perairan dangkal Pantai; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Manado , Togean dan Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 16 Scarus fuscocaudalis (Forsskål, 1775) Darktail parrotfish, Black-tail parrotfish Komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap dan Trawls; habitat: hidup di Laguna dan Terumbu Karang; ditemukan di Bali dan Teluk Maumere. 17 Scarus ghobban (Valenciennes, 1840) Blue-barred parrotfish Komersial, ukuran umum 45cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap; habitat: umumnya berlindung dan hidup di Terumbu Karang; ditemukan di Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. 18 Scarus globiceps (Valenciennes, 1840) Globehead parrotfish Komersial, ukuran umum 45cm; tertangkap: various gears (Perangkap); habitat: Terumbu Karang sebagai tempat perlindungan; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat dan Teluk Maumere. 19 Scarus hypselopterus Yellow-tail Komersial, ukuran umum < 31cm; habitat: di Perairan Pantai dan di Terumbu Karang; ditemukan di 197 Ukuran umum 24,8cm; habitat: Terumbu Karang pada Laguna yang berkedalaman 3-30 m; makanan: Alga; ditemukan di Manado, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Manado , Togean dan Kepulauan Banggai. Minor komersial, ukuran umum < 45cm; tertangkap: Perangkap; Laguna; makanan: Benthik dan Alga; ditemukan di Teluk Maumere dan Togean dan Kepulauan Banggai. Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan (Bleeker, 1853) parrotfish Kepulauan Raja Ampat, Manado, Pulau Seribu dan Kepulauan Sangalakki. 20 Scarus niger (Forsskål, 1775) Dusky parrotfish Komersial, ukuran umum < 40cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap; habitat: area Terumbu Karang di sekitar Laguna dan Karang Tebing; makanan: Benthic Algae; ditemukan di Kepulauan Mentawai. Juga terekam di Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 21 Scarus oviceps (Valenciennes, Dark capped 1840) parrotfish, Yellow-barred parrotfish Komersial, ukuran umum < 35cm; habitat: hidup di Laguna dan di Terumbu Karang pada kedalaman sampai 10 m; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Togean dan Kepulauan Banggai. 22 Scarus prasiognathos (Valenciennes, 1840) Singapore parrotfish, Green-face parrotfish Komersial, ukuran umum < 70cm; tertangkap: Perangkap (Trawls); habitat: di Terumbu Karang tetapi bisa masuk di perairan dangkal di area perlindungan; ditemukan di Bali, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Pulau Seribu, Pulau Bintan, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 23 Scarus psittacus (Forsskål, 1775) Common parrotfish, Gogos Komersial, ukuran umum < 30cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap; di bagian Terumbu Karang pada Laguna samapi kedalaman kurang lebih 25 m; ditemukan di Jakarta, Jawa dan Butung, Juga terekam di Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 24 Scarus quoyi (Valenciennes, 1840) Quoy's parrotfish, Green-blotched parrotfish Komersial, ukuran umum < 40cm; Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; ditemukan di Flores dan Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Komodo, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai, dan Pulau Weh. 25 Scarus rivulatus (Valenciennes, 1840) Rivulated Komersial, ukuran umum 20cm; habitat: Karangdan parrotfish, Surf Terumbu Karang sampai kedalaman kurang lebih 10 parrotfish m; ditemukan di Jawa, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Pulau Bintan, Togean dan Kepulauan Banggai. 26 Scarus rubroviolaceus (Bleeker, 1847) Ember parrotfish, Half & half parrotfish Komersial, ukuran umum < 70cm; tertangkap dengan alat tangkap Trawls; habitat: Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; makanan: Benthic Algae; ditemukan di: Jawa, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 27 Scarus scaber (Valenciennes, 1840) Scarus scaber, Five-saddle parrotfish Komersial, ukuran umum 37cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap; habitat di perairan dangkal Laguna yang ada Terumbu Karang; makanan: Alga; ditemukan di Pulau Weh. 28 Scarus schlegeli (Bleeker, 1861) Yellowbdan parrotfish, Schlegel's Komersial, ukuran umum < 40cm; tertangkap: Trawls; habitat: di Laguna dan di Terumbu Karang; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, 198 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan parrotfish Komodo, Togean dan Kepulauan Banggai. Greensnout parrotfish, Yellow-head parrotfish Ukuran umum 30cm; habitat: di area luar Laguna yang berTerumbu Karang; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Togean dan Kepulauan Banggai. 29 Scarus spinus (Kner, 1868) 30 Scarus tricolor (Bleeker, 1847) Tricolour parrotfish, Kakatua Komersial, ukuran umum < 55cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap dan Trawls; habitat: Laguna dan Terumbu Karang; makanan: Benthic Algae; ditemukan di Jawa, Bali, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. 31 Scarus viridifucatus (Smith, 1956) Komersial, ukuran umum < 45cm; tertangkap dengan alat tangkap Perangkap; habitat: di perairan dangkal Terumbu Karang; makanan: Benthic Algae; ditemukan di Kepulauan Mentawai, Bali dan Pulau Weh, Sumatera. 32 Scarus xanthopleura (Bleeker, Red parrotfish, 1853) Kakatua Roundhead parrotfish, Green-snout parrotfish Ukuran umum < 52cm; habitat: umum hidup di Laguna dan Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; ditemukan di Jawa, Bali, Teluk Maumere, Togean dan Kepulauan Banggai. (1.45c) Ikan Lainnya, Kulit Pasir, Surgeonfish – Acanthuridae Karakteristik: badan pipih (vertikal) dan lebar. Pada caudal peduncle terdapat 1 atau lebih keel yang disebut juga ‘peduncular spines’. Mulut kecil terletak agak jauh di bawah kepala, namun posisi mulut terminal. Gigi pada rahang tersusun dalam satu baris; bentuk gigi incisor/gigi potong. Ukuran sisik kecil, jenis ctenoid. Warna dominan adalah coklat dan grey, beberapa spesies mempunyai warna yang beragam (warna warni). Teridi dari spesies yang beragam (> 90 spesies). Habitat: Ikan kulit Pasir selalu berasosiasi dengan habitat Terumbu Karang. Termasuk jenis ikan demersal, sampai kedalaman < 100 m, namun pemijahan terjadi secara pelagis. Beberapa jenis ikan Kulit Pasir termasuk pemakan Zooplankton. Sebagian besar lainnya adalah herbivor pemakan alga yang melekat pada Terumbu Karang. Perikanan: ikan Kulit Pasir dulunya bukan termasuk ikan ekonomis penting walaupun sudah sering ditangkap sejak dulu. Belakangan ini alat tangkap yang sudah berkembang menangkap ikan ini adalah Bubu (Perangkap). Alat tangkap lainnya yang juga dikembangkan adalah Muro Ami dan Spear Gun. 199 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Gambar 4.60 Morfologi umum ikan Kulit Pasir (Acanthuridae). Karakteristik utama: bentuk badan oval seperti pada beronang, mempunyai pisau tajam pada caudal peduncle tua (Foto: Resource Use Training, Taman Nasional Teluk Cendrawasih). Deskripsi spesies: No 1 2 3 4 5 6 Nama Latin Nama lokal Acanthurus auranticavus (Rdanall, 1956) Keterangan OrangeKomersial, ukuran umum < 35cm; habitat: perairan dangkal socket berTerumbu Karang dan Laguna; ditemukan di Kepulauan, surgeonfish Barat dan Timur Indonesia Indonesia, Bali, Teluk Maumere, Togean dan Kepulauan Banggai. Acanthurus bariene (Lesson, Black-spot Komersial, ukuran umum < 50cm; habitat: Lereng Terumbu 1831) surgeonfish Karang yang mengarah ke Laut, sampai 15 m, biasanya sampai 30 m; makanan: Algal Film; ditemukan di Selatan Barat Sumatera sampai Selat Bali, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere dan Komodo. Acanthurus blochii Ringtail Komersial, ukuran umum < 42cm; tertangkap dengan alat (Valenciennes, 1835) surgeonfish tangkap Perangkap dan Trawls; habitat: Laguna luar dan Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; makanan: Algal Film, Diatoms dan Detritus; ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. Acanthurus chronixis (Rdanall, Chronixis Tidak komersial, habitat: dasar berpasir dan Terumbu 1960) surgeonfish, Karang; ditemukan di Laut Timur Indonesia. Botana abu abu, Mimic surgeonfish Acanthurus dussumieri Eyestripe Minor komersial, ukuran umum 35 cm; tertangkap dengan (Valenciennes, 1835) surgeonfish alat tangkap Perangkap; habitat: di Terumbu Karang pada kedalaman lebih dari 9 m; makanan: Surface Film Of Fine Green dan Blue-Green Algae, Diatoms, dan Detritus; ditemukan di Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor. Acanthurus fowleri (de Fowler's Ukuran umum < 27cm; habitat: Terumbu Karang; ditemukan Beaufort, 1951) surgeonfish di Flores, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, 200 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Togean dan Kepulauan Banggai. Finelined Komersial, ukuran umum < 35cm; tertangkap dengan alat surgeonfish tangkap Trawls; habitat: Pantai berkarang; ditemukan di Selatan Barat Sumatera dan Laut Timur Indonesia. Acanthurus guttatus (Forster, Whitespott Komersial, ukuran umum < 26cm; habitat: area Terumbu 1801) ed Karang yang mengarah ke Laut; ditemukan di Laut Barat surgeonfish, Indonesi, Manado dan Pulau Weh. Botana mutiara Acanthurus japonicus Japan Ukuran umum < 21cm; habitat: Laguna dan di Terumbu (Schmidt, 1931) surgeonfish, Karang yang mengarah ke Laut, biasanya di area perairan Botana dangkal; ditemukan di: Laut Timur Indonesia. kacamata Acanthurus leucocheilus Palelipped Habiat: di Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; (Herre, 1927) surgeonfish ditemukan di Bali, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Togean, Kepulauan Banggai, dan Pulau Weh. Acanthurus leucosternon Powderblue Minor komersial, ukuran umum 19cm; tertangkap dengan (Bennett, 1833) surgeonfish, alat tangkap Perangkap; habitat: hidup di perairan Botana biru dangkal,pulau berkarang; makanan: Benthic Algae, Scattered Algae; ditemukan di Selatan Barat Indonesia, Kepulauan Mentawai. Acanthurus lineatus (Linnaeus, Lined Komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat 1758) surgeonfish, tangkap Gill Net, Perangkap dan spears; habitat: territorial Botana species, Terumbu Karang; makanan: Crustaceans; kasur ditemukan di Selat Bali sampai Laut Timor, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. Acanthurus maculiceps (Ahl, WhiteKomersial, ukuran umum < 25cm; habitat: di bagian terluar 1923) freckled Terumbu Karang dan Terumbu Karang yang mengarah ke surgeonfish Laut; ditemukan di Bali, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Komodo, Togean, Kepulauan Banggai, dan Pulau Weh. Acanthurus mata (Cuvier, Elongate Ukuran umum < 50cm; tertangkap dengan alat tangkap 1829) surgeonfish, Perangkap dan Trawls; habitat: di bagian lereng, sering juga Buntana di perairan keruh, umunya di area Terumbu Karang; makanan: Zooplankton; ditemukan di Selat Bali sampai Laut Timor termasuk kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Pulau Weh, Togean dan Kepulauan Banggai. Acanthurus nigricans Whitecheek Perikanan subsisten, ukuran umum < 21,3cm; tertangap (Linnaeus, 1758) surgeonfish, dengan alat tangkap Gill Net dan Perangkap; habitat: di Botana biru dasar yang kesar pada Laguna dan di Terumbu Karang; palsu ditemukan di: Flores, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Komodo, Kepulauan Sangalakki, Togean, dan Kepulauan Banggai. Acanthurus nigricauda Epaulette Komersial, ukuran umum < 40cm; tertangkap dengan alat (Duncker & Mohr, 1929) surgeonfish tangkap Perangkap; habitat: Laguna dan Terumbu Karang; ditemukan di Bali Jawa, Sumatera Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. Acanthurus nigrofuscus Brown Komersial, ukuran umum < 21cm; tertangkap dengan alat (Forsskål, 1775) surgeonfish tangkap Perangkap; perairan dangkal Laguna dan Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; makanan: Filamentous Algae; ditemukan di Flores, Jawa dan Sumatera dan juga Kepulauan Mentawai, Komodo, Manado, Kepulauan Acanthurus grammoptilus (Richardson, 1843) 201 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Sangalakki, Togean dan kepulauan Banggai. Bluelined Ukuran umum < 25cm; habitat Laguna dan Terumbu Karang surgeonfish yang mengarah ke Laut; makanan: Filamentous Algae, Diatoms dan Fine Algal Film; ditemukan di Indonesia Timur. Acanthurus nubilus (Fowler & Bluelined Ukuran umum < 26cm; habitat: perairan berarus; Bean, 1929) surgeon ditemukan di Pulau Buka, Celebes dan Kepulauan Dodepo, Celebes. Acanthurus olivaceus (Bloch & Orangespot Komersial, ukuran umum < 35cm; habitat: Terumbu Karang Schneider, 1801) surgeonfish, yang mengarah ke Laut; makanan: Film of Detritus Botana permukaan, Diatoms, dan Fine Filamentous Algae; coklat ditemukan di Selat Bali sampai Laut Timor, Kepulauan Raja Ampat, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. Acanthurus pyroferus (Kittlitz, Chocolate Komersial, ukuran umum < 25cm; habitat: Laguna dan 1834) surgeonfish, Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; ditemukan di: Bali Botana dan Flores, Kepulauan Raja Ampat, Komodo, Manado, model Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai. Acanthurus tennentii Doublebdan Komersial, ukuran umum 25cm; tertangkap dengan alat (Günther, 1861) surgeonfish tangkap Gill Net, Castnets dan Perangkap; habitat: Laguna dan Terumbu Karang yang mengarah ke Laut dengan kedalaman 1 sampai 20 m; ditemukan di Bali dan Pulau Weh. Acanthurus thompsoni Thompson's Ukuran umum < 27cm; tertangkap dengan alat tangkap (Fowler, 1923) surgeonfish Perangkap; habitat: biasanya bergerombol di lereng Terumbu Karang(Ref. 1602); makanan: Zooplankton, Gelatinous Forms, dan telur ikan dan Crustaceans; ditemukan di: Flores, juga ditemukan di Jawa, Sumatera, Kepulauan Raja Ampat, Bali, Komodo, Kepulauan Sangalakki, Togean, dan Kepulauan Banggai. Acanthurus triostegus Convict Komersial, ukuran umum 17cm; tertangkap dengan alat (Linnaeus, 1758) surgeonfish, tangkap Seines, Gill Net, Castnets dan Trawls; habitat: di Botana Laguan dan Terumbu Karang yang mempunyai subtrat lorek keras; makanan: Filamentous Algae; ditemukan di: Bali, Jawa, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Pulau Seribu, Togean dan Kepulauan Banggai. Acanthurus tristis (Rdanall, Indian Ukuran umum < 25cm; habitat: perairan dangkal Laguna 1993) Ocean dan Terumbu Karang yang mengarah ke Laut; ditemukan di mimic surge Kepulauan Mentawai, Pulau Weh, Sumatera. Acanthurus xanthopterus Yellowfin Minor komersial, ukuran umum 50cm; tertangkap dengan (Valenciennes, 1835) surgeonfish alat tangkap Perangkap, spears; habitat: Perairan Pantai tepai sering ke teluk dan Laguna untuk area perlindungan; makanan: Diatoms, Detritus Film, Filamentous Algae, Hydroids; ditemukan di Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor, dan Kepulauan Mentawai. Ctenochaetus binotatus Twospot Ukuran umum < 22cm; tertangkap dengan alat tangkap (Rdanall, 1955) surgeonfish Perangkap; habitat: hidup di Terumbu Karang; makanan: Film of Detritus dan Unicellular Algae; ditemukan di Kepulauan Maluku dan Kepulauan Mentawai, Juga terekam di Kepulauan Raja Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, dan Pulau Weh. Ctenochaetus cyanocheilus Ukuran umum < 13,7cm; ditemukan di Flores, Wetar, dan (Rdanall & Clements, 2001) Manado, Sulawesi. Ctenochaetus striatus (Quoy & Striated Komersial, ukuran umum 18cm; tertangkap dengan alat Gaimard, 1825) surgeonfish tangkap Gill Net, Perangkap dan Spears; habitat: Terumbu Acanthurus nigroris (Valenciennes, 1835) 202 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 30 Ctenochaetus tominiensis (Rdanall, 1955) 31 Ctenochaetus truncatus (Rdanall & Clements, 2001) Paracanthurus hepatus (Linnaeus, 1766) 32 33 Prionurus chrysurus (Rdanall, 2001) Karang dan Laguna sampai kedalaman 30 m; ditemukan di Bali, Kepulauan Mentawai, dan Sumatera, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, Komodo, Manado, dan Kepulauan Sangalakki. Tomini Ukuran umum < 13cm; habitat: jenis ikan sendiri dan surgeonfish bergerombol kecil di Terumbu Karang; ditemukan di: Ditemukan dari Bali dan Sulawesi (Celebes), Juga terekam di Teluk Maumere dan Manado; penyebaran di Indonesia dari Papua sampai Bali dan Sulawesi. Ukuran umum < 15,2cm; ditemukan di: ditemukan di Pulau Weh. Palette Ukuran umum < 31cm; habitat: Terumbu Karang; makanan: surgeonfish, Zooplankton; ditemukan di: ditemukan di Kepulauan Raja Blue tang Ampat, Bali, Teluk Maumere, Komodo, Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai dan Pulau Weh. Ditemukan di: Ditemukan dari Bali dan Komodo. 4.5.2 Rajungan, Swimming Crabs – Portunidae Karakteristik: kulit luar (cangkang) keras. Lebarnya bisa mencapai 2x panjang. Pada ujung depan kulit luar terdapat 9 buah duri (anterolateral tooth), duri terakhir lebih besar dan panjang. Kaki belakang terakhir pipih dan bulat. Semua kaki berbulu, kecuali kaki pertama. Habitat: Swimming Crabs termasuk jenis organisme bentik dan semipelagik dengan tingkah laku yang sangat beragam. Makanan utamanya adalah Detritus dengan tingkah laku filter feeder. Perikanan: jenis yang komersial di Indonesia termasuk Portunus pelagicus, P. sanguinolentus dan P. trituberculatus. Alat tangkap yang biasa dipakai adalah Bagan yang dilengkapi dengan umpan, jermal, Bubu dan jaring. 4.5.3 Kepiting Bakau, Mangrove Crabs – Portunidae Karakteristik: kulit luar (cangkang) keras. Terdapat duri (anterolateral tooth) pada setiap sisi dari ujung kulit luar, namun duri terkahir ukurannya sama. Kulit mempunyai tonjolan-tonjolan kecil. Kaki depan mempunyai tonjolan seperti duri. Warna kulit dominan hijau. Jenis yang paling umum ditemukan adalah scylla serrata. Habitat: jenis Kepiting ini hidup di hutan bakau; termasuk jenis demersal dan melakukan proses ganti kulit setiap 15 hari sekali (proses pertumbuhan). Jenis makanannya adalah Detritus. Perikanan: nelayan menangkap jenis Kepiting ini tidak menggunakan alat khusus. Mereka hanya menggunakan sepotong kayu Bakau untuk menusuk lubang yang ditinggali oleh Kepiting. Penangkapan umumnya dilakukan pada malam hari. Jenis Kepiting bakau akhir-akhir ini termasuk jenis komoditas ekspor maupun dijual segar untuk konsumsi restoran. 203 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 4.5.4 Udang Barong, Spiny Lobster Karakteristik: kerangka kepala (carapace) tebal dan ditutupi oleh duri besar dan kecil. Ujung kepala bagian atas mata terdapat dua tonjolan yang keras. Diantara dua tonjolan tersebut terdapat dua pasang sungut. Sungut kedua keras, kaku dan panjang. Ekornya seperti kipas berwarna merah. Pada badan terdapat garis melintang berwarna hitam. Jenis yang paling umum ditemukan di Indonesia adalah genus Panulirus spp. Tubuh umumnya berwarna warni. Habitat: semua Udang Barong termasuk jenis penghuni karang. Dia hidup pada lobang-lobang diantara karang; termasuk tipe scavenger, dengan jenis makanan Detritus maupun Makrofauna lainnya. Perikanan: penangkapan Udang Barong dilakukan dengan cara menyelam dan dengan bantuan Hookah Compressor. Karena jenis yang beragam, ukuran Udang ini juga bervariasi. Panjang maksimum yang bisa dicapai adalah 50 cm, umumnya tertangkap pada ukuran 20 – 30 cm. Udang Barong termasuk komoditas ekspor dan ditangkap oleh nelayan skala kecil. Udang umumnya dijual dalam kondisi hidup. Gambar 4.61 Morfologi umum Udang Barong (Palinuridae). Karakteristik utama: Udang Karang dengan warna yang beragam (Foto: Kofiau Raja Ampat – oleh Andreas Muljadi). 4.5.5 Udang Windu, Tiger Prawn - Penaeidae Karakteristik: kulit (carapace) agak keras tapi tidak kaku. Pada badan terdapat ‘ban’ berwarna ungu kehitaman. Masing-masing ruas badan mempunyai dua bean. Warna ini tampak jelas ketika Udang masih hidup. Kaki umumnya berwarna merah. Nama ilmiah untuk jenis ini adalah Penaeus monodon. Jenis lainnya adalah Udang Putih atau Penaeus merguiensis. Habitat: Udang Windu dan Putih termasuk jenis demersal dan menyenangi substrat dasar yang halus (pasir dan sedikit lumpur). Termasuk jenis Scavenger, jenis makanan utamanya adalah Detritus. Perikanan: Udang ini bisa mencapai panjang 35 cm, namun umumnya tertangkap pada ukuran 10 – 20 cm. Dulunya Udang ini ditangkap dengan alat Trawl. Lokasi potensial untuk perikanan Udang adalah Pantai Sumatera, Utara Jawa, Kalimantan Timur dan Laut Arafura. Saat ini, alat tangkap yang biasa digunakan adalah Jaring Klitik, Dogol dan Sero. Hasil tangkapan umumnya dijual beku untuk konsumsi ekspor (headless) dan pasar domestik. Perikanan Udang ini bernilai ekonomis tinggi dan penting bagi nelayan lokal. 204 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 4.5.6 Udang Putih, Banana (White) Prawn – Penaeidae Karakteristik: kulit (carapace) halus, licin dan mengkilap. Badan berwarna putih kekuningan dengan bintik coklat dan hijau samar-samar. Ujung ekor dan kaki berwarna merah. Nama ilmiah untuk jenis Udang ini adalah Penaeus merguiensis. Habitat: Udang Putih termasuk jenis demersal dan menyenangi substrat dasar yang halus (pasir dan sedikit lumpur). Termasuk jenis Scavenger, jenis makanan utamanya adalah Detritus. Perikanan: Udang ini bisa mencapai panjang 30 cm, namun umumnya tertangkap pada ukuran 15 – 25 cm. Dulunya Udang ini ditangkap dengan alat Trawl. Lokasi potensial untuk perikanan Udang adalah Pantai Sumatera, Utara Jawa, kalimantan Timur dan Laut Arafura. Saat ini, alat tangkap yang biasa digunakan adalah Jaring Klitik, Dogol dan Sero. Hasil tangkapan umumnya dijual beku untuk konsumsi ekspor (headless) dan pasar domestik. Perikanan Udang ini bernilai ekonomis tinggi dan penting bagi nelayan lokal. 4.5.7 Cumi-cumi dan Sotong Karakteristik: badan bulat panjang (Cumi-cumi), bulat telur dan pendek (untuk Sotong). Pada masing-masing sisi tubuh terdapat sirip (berupa daging) yang bersatu dengan tubuh. Bagian punggung keras karena di dalamnya disangga oleh kerangka tulang dari kapur. Di sekitar mulut terdapat 8 tangan pendek dengan dua buah baris lobang penghisap. Juga terdapat dua tangan panjang dengan empat baris tangan penghisap. Warna tubuh umumnya putih dengan bintik merah kehitaman. Habitat: Cumi-cumi dan Sotong tersebar pada seluruh wilayah Perairan Pantai Indonesia. Jenis khewan ini bersifat pelagis dan tertarik dengan cahaya lampu. Jenis makanannya adalah ikan kecil. Perikanan: Dulunya Selat Malaka merupakan lokasi penangkapan yang ideal. Setelah itu lokasi penangkapan bergeser ke perairan Selat Bali dan Lombok. Fishing Gound potensial setelah itu adalah Perairan Flores. Saat ini, lokasi yang cukup terkenal adalah perairan di sekitar Pulau Sumba. Alat tangkap paling dominan menangkap jenis ini adalah Bagan dengan bantuan lampu. Operasi penangkapan terutama dilakukan pada saat bulan mati. Jenis ini juga bisa ditangkap dengan menggunakan alat pancing, namun tidak bersifat komersial seperti Bagan. 205 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Gambar 4.62 Morfologi umum Cumi-Cumi, Sotong (Loliginidae, Sepiidae). Karakteristik utama: kelompok Cephalopoda yang mempunyai tentakel (Foto: Pasar Ikan Manokwari & Tuban Jawa Timur – MPA Training, Setyohadi) 4.5.8 Gurita – Octopus Karakteristik: badan bulat seperti cungkup, mata kecil. Di sekitar mulut terdapat 8 tangan yang melingkar. Panjang tangan bisa mencapai 6 – 7 kali panjang badan. Tangan bagian dalam dilengkapi dengan 2 baris alat penghisap yang relatif kuat. Warna badan bervariasi, dari kuning oranye, kemerahan, merah bata dan sering dilengkapi dengan bintik-bintik putih. Bisa mencapai panjang (termasuk tangan) 90 – 110 cm. Umumnya tertangkap pada ukuran 50 – 70 cm. Habitat: Gurita adalah penghuni Perairan Pantai dangkal, senang bersembunyi di bawah batu. Dia sering berada pada perairan di sekitar Terumbu Karang. Makanannya termasuk ikan-ikan kecil yang tertangkap dengan tangannya. Perikanan: Ikan ini bisa ditangkap dengan menggunakan alat bagan. Belakangan ini nelayan menangkap Gurita dengan menggunakan Tombak. Nelayan umumnya membuat umpan berupa Gurita palsu untuk merangsang Gurita keluar dari sarangnya. 4.5.9 Teripang, Sea Cucumber – Holothuroidea Karakteristik: badan bulat panjang seperti tabung. Seluruh tubuh ditutupi oleh duri-duri lunak (podia). Tubuh ditutupi oleh selapis kulit yang agak tebal. Pada ujungnya terdapat saluran untuk menghisap dan pembuangan (mouth dan anus). Teripang yang tertangkap di Indonesia berasal dari spesies yang beragam. Habitat: Teripang termasuk jenis dasar (demersal) dengan habitat utama pasir maupun Terumbu Karang. Individu yang masih muda umumnya berada pada perairan yang lebih dangkal (reef flat), setelah dewasa memilih perairan lebih dalam atau pada Terumbu Karang bagian luar 206 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan (outer reef slope). Termasuk jenis organisme scavenger atau filter feeder, jenis makanannya adalah Detritus. Perikanan: Teripang termasuk komoditas ekonomis penting belakangan ini karena prospeknya sebagai komoditas ekspor. Sebelum dijual hasil tangkapan diproses pemasakan, pengasapan dan pengeringan. Harga teripang kering mencapai ratusan ribu rupiah. Teripang umumnya ditangkap dengan menyelam menggunakan hookah kompresor. Pada awalnya, Teripang ditangkap oleh nelayan pada saat air surut (meting) dengan menggunakan sumpit atau diambil langsung dengan tangan. Sebagai jenis organisme yang sesil (menetap) dan meningkatnya permintaan ekspor, populasi Teripang cepat mengalami penurunan sehingga penangkapan dilakukan pada perairan yang lebih dalam. Gambar 4.63 Morfologi umum Teripang (Holothuriidae) – Karakteristik: badan bulat seperti tabung, permukaan badan mempunyai duri lunak yang disebut podia (Foto: Nelayan Kofiau, Raja Ampat – Andreas Muljadi). Bahan Bacaan Utama: Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1998. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 1: Seaweeds, Corals, Bivalves and Gastropods: 1-686. Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1998. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 2: Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Shark: 688-1396. Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1999. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 3: Batoid Fishes, Chimaeras and Bony Fishes Part 1 (Elopidae to Linophrynidae): 1398-2067. Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1999. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 4: Bony Fishes Part 2 (Mugilidae to Carangidae): 2069-2790. Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 2001. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 5: Bony Fishes Part 3 (Menidae to Pomacentridae): 2791-3379. 207 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 2001. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, PAO. Volume 6: Bony fishes part 4 (Labridae to Latimeriidae), Estuarine Crocodiles, Sea Turtles, Sea Snakes and Marine Mammals: 3381-4218. DJP, 1975. Standar Statistik Perikanan. Ketentuan Kerja Pengumpulan Pengolahan dan Penyajian Data Statistik Perikanan. DJP. Jakarta, Indonesia, Direktorat Jenderal Perikanan. Buku 1: 207. Yamamoto, T., 1980. 1973 Fishery census of Indonesia, survey methods, mode of analysis and major findings. A report prepared for the Fisheries Development and Management Project, Indonesia. FI:DP/INS/72/064, Field Document 5. Rome, FAO: 1-79. Ringkasan: 1. Total hasil tangkap yang dilaporkan dalam statistik perikanan di Indonesia cenderung lebih rendah dari kondisi sebenarnya pada tingkat lapang. Jelaskan terjadinya kencenderungan ini sejak statistik perikanan tahun 1976? 2. Perikanan sebagai kegiatan primer, di Indonesia, bisa dibedakan atas 8 sub-kegiatan atau subsektor. Sebutkan (dengan penamaan masing-masing) dari sub-sektor tersebut? 3. Jenis alat tangkap dibedakan atas: Pancing, Jaring dan kategori lain. Apa alasan yang membuat alat tangkap Pencar dan Sotok masuk ke dalam kategori lain? 4. Dari semua jenis alat tangkap yang ada di Indonesia, kategori mana yang termasuk paling selektif? Apa yang dimaksud dengan alat tangkap selektif? 5. Alat tangkap selektif sering dianggap tidak ekonomis dalam jangka pendek. Apa kemungkinan alasannya? 6. Apa perbedaan antara Jaring Trawl (Pukat Harimau) dengan pukat pantai atau Jaring Tarik (Beach Seine)? 7. Memegang ikan kulit pasir (Acanthuridae) di bagian caudal peduncle dianggap sangat berbahaya, apa alasannya? 8. Ikan Tuna (Thunnus spp.) sangat sulit ditangkap dengan jaring pukat cincin, apa alasannya? 9. Apa perbedaan yang paling dasar antara ikan Tongkol dengan ikan Cakalang (sama-sama berasal dari famili Scombridae)? 10. Ikan Beronang sering disebut beracun – bagian mana yang harus dihindari kalau memegang ikan Beronang? 208 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan