Kode Etik yang berkenaan dengan mahasiswa internasional pada

advertisement
Kode Etik yang berkenaan dengan mahasiswa internasional
pada pendidikan tinggi Belanda
Mukadimah
Mempertimbangkan bahwa:
pendidikan tinggi Belanda bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat lebih lanjut
kerjasama internasional dan Negeri Belanda ingin memprofilkan dirinya di luar negeri
sebagai masyarakat ilmu pengetahuan bersama-sama dengan institusi pendidikan
tingginya;
institusi pendidikan tinggi, pada prinsipnya, memberi perlakuan yang sama terhadap
mahasiswa Belanda dan mahasiswa internasional, tetapi informasi untuk pengurusan
mahasiswa internasional memerlukan peraturan lebih lanjut sampai tingkat tertentu,
yang ingin dicapai institusi pendidikan tinggi dengan menggunakan kode etik ini;
institusi pendidikan tinggi bermaksud menarik mahasiswa internasional yang
berkualitas dan menetapkan pedoman yang efektif dan terkoordinasi yang mengatur
hubungan diantara mahasiswa internasional dan institusi Belanda dengan
menggunakan kode etik ini;
kode etik ini melengkapi kerangka hukum yang ada, yaitu Pasal 3.41 dari Keputusan
tentang Imigrasi 2000 (Vreemdelingenbesluit) dan Bab B6 dari Pedoman
Implementasi Undang-Undang Imigrasi 2000 (Vreemdelingencirculaire);
institusi pendidikan tinggi perlu memberi mahasiswa internasional gambaran yang jelas
dan tidak ambigu mengenai sistem pendidikan tinggi Belanda dan pendidikan yang
disediakan sesuai dengan deskripsi dalam suplemen Diploma yang ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan (OCW);
Dalam kerangka tersebut, institusi pendidikan tinggi bermaksud menyediakan
informasi yang jelas dan dapat diakses tentang kualitas program studi, posisinya
dalam Sistem Belanda, pelayanan dan ketentuan yang ditawarkan kepada mahasiswa
internasional, biaya studi dan biaya hidup serta persyaratan pendaftaran untuk
mahasiswa internasional;
institusi pendidikan tinggi hanya boleh menggunakan instrument kebijakan
internasionalisasi pemerintah ketika mereka memberikan pelayanan yang baik untuk
mahasiswa internasional;
Pemerintah
menganggap
institusi
pendidikan
tinggi
yang
menyetujui,
mengimplementasikan dan menerapkan kode etik ini akan memberikan pelayanan
yang baik untuk mahasiswa internasional;
Pemerintah Belanda telah menetapkan bahwa penandatanganan kode etik oleh
institusi pendidikan tinggi adalah suatu prasyarat untuk diberikannya ijin tinggal kepada
penduduk non Uni Eropa (EU) untuk studi di tingkat pendidikan tinggi;
1
Pemerintah Belanda mendukung dan menyediakan informasi yang relevan melalui
kantor-kantornya di luar negeri untuk institusi pendidikan tinggi yang menyetujui dan
melaksanakan kode etik ini;
Institusi pendidikan tinggi yang menyetujui kode etik ini menganggapnya sebagai
prasyarat untuk hubungan yang baik antara mahasiswa dan institusi pendidikan tinggi;
dengan menandatangani kode ini, institusi pendidikan tinggi wajib untuk memenuhi
kewajiban yang diatur dalam kode etik ini;
Institusi pendidikan tinggi telah menyetujui untuk memenuhi kewajiban berikut.
1. Definisi
Agen:
Individu, perusahaan atau organisasi lain yang menyediakan jasa, baik yang komersial
maupun non-komersial, kepada calon mahasiswa internasional yang ingin belajar di
Negeri Belanda atau menyediakan jasa kepada institusi pendidikan tinggi dalam
perekrutan mahasiswa internasional mereka.
Pihak yang berkepentingan:
Mahasiswa internasional, institusi pendidikan tinggi yang terdaftar, Departemen Luar
Negeri (BZ), Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu pengetahuan (OCW),
Departemen Pertanian, Alam dan Kualitas Makanan (LNV) dan Departemen
Kehakiman.
Kode etik:
Kode etik saat ini yang berkenaan dengan mahasiswa internasional pada pendidikan
tinggi Belanda.
Mahasiswa internasional:
mahasiswa warga negara asing yang telah memperoleh pelatihan persiapan dan telah
memperoleh kualifikasi di luar Negeri Belanda dan setelah memperoleh pelatihan
persiapan tersebut ingin meneruskan pendidikannya sepenuhnya atau sebagian pada
sebuah institusi pendidikan tinggi di Negeri Belanda.
Institusi pendidikan tinggi (sampai dengan implementasi Undang-Undang Pendidikan
Tinggi dan Penelitian - WHOO):
Suatu institusi yang disubsidi atau diakui sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan
Tinggi dan Penelitian (WHW) atau suatu institusi pendidikan tinggi yang disubsidi
dalam kerangka Pasal 2 Undang-Undang Kerangka (Dana Bantuan/Hibah)
Departemen Luar Negeri (kaderwet subsidies Ministerie van Buitenlandse Zaken) dan
Pasal 2.4.6, 2.4.11 (butir c) dan Pasal 2.4.12 (butir a dan b) dari Peraturan tentang
Dana Bantuan Departemen Luar Negeri (subsidieregeling Ministerie van Buitenlandse
Zaken) tertanggal 22 November 2004 atau suatu institusi yang menyediakan
pendidikan tinggi yang terakreditasi melalui Badan Akreditasi Negeri Belanda dan
Flander (NVAO) atau kerangka akreditasi yang serupa dan yang telah
menandatangani kode etik ini dan terdaftar sebagai institusi yang berpartisipasi pada
“register administrator”.
institusi pendidikan tinggi (setelah implementasi WHOO)
2
suatu institusi pendidikan tinggi yang menyediakan pendidikan tinggi yang terakreditasi
oleh NVAO atau organisasi akreditasi yang sejenis, yang telah menandatangani kode
etik ini dan tercatat sebagai institusi yang berpartisipasi pada “register administrator.”
Komite nasional:
Komite yang disebut dalam Bagian 7.
Register
daftar institusi pendidikan tinggi yang telah menandatangani kode etik yang diurus oleh
“register administrator.”
Register administrator:
Informatie Beheer Groep (IB-GROEP).
Pendidikan:
semua pendidikan tinggi yang disediakan oleh institusi pendidikan tinggi untuk
mahasiswa internasional.
2. Pemberian informasi
2.1. Institusi pendidikan tinggi menyediakan informasi tepat waktu, dapat dipercaya
dan mudah diakses kepada mahasiswa internasional mengenai:
a. status dari program studi dalam kaitannya dengan akreditasi;
b. kriteria kualitas yang harus dipatuhi program studi dan prosedur internal
yang menjamin kualitas tersebut ;
c. deskripsi program studi dan sertifikat yang akan diperoleh dan peraturan
tentang ujian atau ringkasannya;
d. persyaratan pendaftaran untuk program studi, termasuk prosedur
penerimaan mahasiswa baru dan registrasi serta biaya-biaya yang terkait;
e. bahasa yang dipergunakan dalam pengajaran;
f. biaya tambahan yang dikenakan oleh institusi pendidikan tinggi pada
mahasiswa untuk biaya pelayanan yang disebutkan di atas atau jasa-jasa
yang disebutkan dalam Bagian 3, 4 dan 5;
g. kode etik ini.
Informasi di atas terdiri dari deskripsi pengetahuan dan ketrampilan yang akan
diperoleh mahasiswa internasional setelah berhasil menyelesaikan program
studi tersebut.
2.2. Informasi yang diberikan oleh institusi pendidikan tinggi kepada mahasiswa
internasional berdasarkan kode etik tersebut harus disediakan dalam Bahasa
Inggris atau bahasa yang digunakan dalam program studi atau dalam bahasa
ibu mahasiswa internasional tersebut.
2.3. Institusi pendidikan tinggi memastikan bahwa pemasaran dan presentasi
eksternal dengan jelas menyatakan sifat institusi pendidikan tinggi dan
program pendidikannya, dan dalam perekrutan mahasiswa internasional,
mereka akan bertindak sesuai dengan aturan dan standar yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-undangan tentang Periklanan dari Komisi
Peraturan Perundang-undangan tentang Periklanan Belanda (Nederlandse
Reclame Code Commissie), terutama Peraturan Perundang-undangan yang
umum (I) dan Peraturan Perundang-undangan periklanan khusus untuk
3
perkuliahan (II-B). Institusi pendidikan tinggi menyebutkan namanya dalam
bahasa Inggris sehingga dengan jelas mengindikasikan sifat institusi tersebut.
3. Para Agen
3.1. Jika institusi pendidikan tinggi mempekerjakan agen untuk merekrut
mahasiswa internasional, institusi pendidikan tinggi tersebut akan memastikan
bahwa agen bertindak sesuai dengan kode etik ini. Institusi pendidikan tinggi
akan menambahkan dalam perjanjiannya dengan agen sebuah klausul yang
menyatakan bahwa perjanjian akan diakhiri dengan segera jika agen tidak
mematuhi kode etik atau Peraturan Perundang-undangan tentang periklanan
yang diterapkan di negara tempat perekrutan. Jika proses perekrutan
dikontrakkan kepada pihak lain seluruhnya maupun sebagian, institusi
pendidikan tinggi tetap bertanggung jawab atas pendaftaran mahasiswa.
3.2. Mahasiswa internasional membayar biaya studi dan biaya pendaftaran kepada
institusi pendidikan tinggi atau, dalam hal program “double degree”, kepada
institusi pendidikan tinggi (asing) yang ditunjuk.
3.3. Jika biaya perekrutan atau biaya broker harus dibayarkan kepada agen,
perjanjian di antara institusi pendidikan tinggi dan agen akan menyatakan
siapa yang harus membayar biaya-biaya ini kepada agen tersebut. Mahasiswa
internasional harus diberitahu dengan jelas tentang isi dari ketentuan ini dalam
perjanjian berdasarkan Pasal 2.1.
3.4. Institusi pendidikan tinggi membuat pengaturan dengan agen mengenai
pengawasan atas tindakannya. Institusi pendidikan tinggi juga secara teratur
menanyakan pengalaman mahasiswa internasional. Atas permintaan komisi
nasional (lihat Pasal 7), institusi pendidikan tinggi akan memberikan
penjelasan tentang perjanjiannya dengan agen. Institusi pendidikan tinggi
dengan segera melaporkan pengalaman negatif manapun dengan agen
kepada “register administrator”. “Register administrator” menyusun daftar agen
yang pernah mengecewakan institusi pendidikan tinggi tersebut dan
melaporkan penemuannya kepada komisi nasional. Berdasarkan penemuan
ini, komisi nasional dapat membuat rekomendasi kepada institusi pendidikan
tinggi tersebut. Institusi pendidikan tinggi menetapkan dalam perjanjian
dengan agen bahwa perjanjian tersebut dapat diberikan kepada pihak ketiga
untuk diteliti/dipelajari.
4. Penerimaan Mahasiswa Baru
4.1. Mahasiswa internasional yang melakukan pendaftaran di institusi pendidikan
tinggi harus menunjukkan bahwa mereka telah menjalani pendidikan
persiapan dan ketrampilan bahasa yang memadai yang dipersyaratkan (lihat
Pasal 4.2) dan ijazah untuk program studi spesifik di mana mahasiswa
tersebut mendaftar. Institusi pendidikan tinggi menentukan persyaratan
pendidikan persiapan sebelum perekrutan mahasiswa internasional untuk
program studi yang dimaksud dan sebelum pendaftaran memeriksa apakah
mahasiswa internasional tersebut memenuhi persyaratan.
4.2. Institusi pendidikan tinggi menentukan persyaratan bahasa minimum yang
harus mereka penuhi untuk pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa
internasional dan memastikan bahwa mereka benar-benar memenuhi
4
persyaratan ini. Dalam hal program studi diselenggarakan dalam bahasa
Inggris, mahasiswa harus lulus ujian IELTS dengan nilai paling rendah 5 (lima)
atau nilai yang setara agar dapat diterima di tahun persiapan dan untuk tingkat
Bachelor (S1) dan Master (S2) nilainya minimal 6 ( enam).
4.3. Institusi pendidikan tinggi akan menolak untuk menerima pendaftaran
mahasiswa internasional, dengan alasan (i) dia tidak memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh institusi pendidikan tinggi dan/atau program studi, (ii) dia
tidak memperoleh tempat karena jumlah mahasiswa dibatasi (numerus fixus)
atau (iii) penerimaan mahasiswa baru tersebut tidak sesuai dengan kebijakan
institusi pendidikan tinggi. Yang terakhir hanya berlaku untuk mahasiswa nonEropa, karena mahasiswa Eropa menerima perlakuan yang sama dengan
mahasiswa Belanda.
4.4. Institusi pendidikan tinggi memberitahu mahasiswa internasional secara tertulis
dan dengan disertai alasannya jika institusi tersebut tidak dapat merekrut
dan/atau menerima mahasiswa internasional tersebut sebagaimana yang
disebutkan dalam Pasal 4.3. Institusi pendidikan tinggi juga memberitahu
tentang upaya hukum yang dapat dilakukan oleh mahasiswa internasional
tersebut sehubungan dengan penolakan tersebut.
4.5. Institusi pendidikan tinggi dapat mengenakan biaya untuk pengujian
ketrampilan berbahasa, pendidikan persiapan dan ijazah. Institusi pendidikan
tinggi wajib untuk memberitahu mahasiswa internasional terlebih dahulu
sesuai dengan Pasal 2.1.
4.6. Jika institusi pendidikan tinggi menawarkan/mengharuskan mahasiswa
internasional untuk mengikuti program studi persiapan maksimum 1 tahun,
termasuk studi persiapan bahasa, agar dapat terdaftar dalam program
pendidikan, institusi pendidikan tinggi tersebut harus memastikan terlebih
dahulu bahwa mahasiswa internasional tersebut mampu menyelesaikan
program studi persiapan tersebut.
5. Penawaran dan bantuan kepada mahasiswa internasional
5.1. Institusi pendidikan tinggi memenuhi persyaratan hukum nasional yang berlaku
pada institusi.
5.2. Institusi hanya menawarkan pendidikan program gelar yang terakreditasi
kepada mahasiswa internasional. Akreditasi program studi telah dilaksanakan
oleh NVAO atau oleh suatu organisasi akreditasi yang memberikan akreditasi
yang setara kualitasnya. Komisi nasional akan menyusun daftar organisasi
yang melakukan akreditasi tersebut. Terdapat pengecualian bagi program
studi yang tercakup dalam Daftar Program Studi Pendidikan Tinggi (CROHO)
dengan alasan karena berlakunya ketentuan transisi (di WHW), tanpa
dilangsungkannya akreditasi, dan dimana institusi pendidikan tinggi menjamin
bahwa pendidikan yang diberikan adalah pada tingkatan pendidikan tinggi dan
institusi dapat memberikan penilaian kualitas dalam bentuk laporan
penjaminan kualitas eksternal yang disediakan sebagaimana ditentukan oleh
sistem tinjauan ulang yang berlaku di Negeri Belanda hingga tahun 2004.
Kursus singkat dan program yang dirancang khusus di tingkat pendidikan
tinggi dapat juga ditawarkan kepada mahasiswa internasional. Jika program-
5
program/mata kuliah tersebut diketahui sebagai bagian dari program studi S1
atau S2, kualitas mata kuliah tersebut diakui. Jika studi atau program yang
dirancang khusus tersebut tidak diketahui sebagai bagian dari program S1
atau S2 yang terakreditasi, institusi tersebut harus menunjukkan kualitas mata
kuliah tersebut dengan jaminan kualitas berdasarkan kerangka dan prosedur
sistem akreditasi Belanda.
5.3. Institusi pendidikan tinggi akan memastikan bahwa para guru memiliki
kemampuan bahasa yang baik di program studi yang ditawarkan.
5.4. Institusi pendidikan tinggi menjelaskan jasa apa saja yang disediakan untuk
mahasiswa internasional yang berkenaan dengan pengurusan visa dan ijin
tinggal, perumahan, pengenalan dan bantuan. Dalam materi informasinya,
institusi pendidikan tinggi menerangkan dengan jelas jasa apa yang
ditawarkan dalam kerangka ini dan biaya-biaya apa saja yang harus dibayar
sesuai dengan Pasal 2.1.
5.5. Segera setelah institusi pendidikan tinggi menyadari bahwa mahasiswa
internasional tidak lagi mengikuti program studi tanpa memiliki alasan yang
mendesak atau penting untuk hal ini, institusi pendidikan tinggi akan
memberitahu Kantor Imigrasi dan Naturalisasi (IND). Institusi pendidikan tinggi
akan menyatakan, atas permintaan, bagaimana kewajiban ini dilaksanakan
5.6. Institusi pendidikan tinggi wajib menyediakan pendidikan yang ditawarkan. Jika
program studi dihentikan karena alasan yang sah, pembatalan harus dilakukan
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum dimulainya program studi, kursus
singkat dan program yang dirancang khusus. Jika mahasiswa internasional
telah berada di Negeri Belanda dengan maksud untuk mengikuti program
studi, institusi pendidikan tinggi harus menemukan, jika mungkin, suatu
alternatif yang sesuai setelah berkonsultasi dengan mahasiswa internasional
tersebut dan menginformasikan mahasiswa internasional mengenai prosedur
yang harus ditempuh dalam hal ini.
6. Daftar institusi pendidikan tinggi yang berpartisipasi dan tugas serta
wewenang “register administrator”
6.1. Agar terdaftar oleh “register administrator” di dalam daftar, institusi pendidikan
tinggi harus menunjukkan kepada “register administrator” bahwa:
a. dewan eksekutif institusi pendidikan tinggi telah menyetujui kode etik ini
dengan menandatanganinya;
b. informasi diberikan sesuai dengan Pasal 2.1, 3.3 dan 4.5.
6.2. Daftar diterbitkan oleh “register administrator” pada websites “register
administrator” dan dalam penerbitan lain dalam bahasa Belanda dan bahasa
Inggris.
6.3. Suatu institusi pendidikan tinggi dapat, atas permintaan atau sesuai dengan
ketentuan Pasal 7.8, atas perintah dari komisi nasional, dikeluarkan dari daftar
oleh “register administrator”.
6.4. Jika suatu institusi pendidikan tinggi ditambahkan ke atau dikeluarkan dari
daftar, fakta ini diterbitkan oleh “register administrator”. Dalam hal institusi
6
pendidikan tinggi dikeluarkan dari daftar, “register administrator” menyebutkan
alasannya.
6.5. Tanpa mengabaikan tugas lain yang disebutkan dalam kode etik ini, tugas
“register administrator” terdiri dari:
a. mendaftar keluhan;
b. mempersiapkan laporan tahunan untuk disetujui oleh komisi nasional;
c. memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
7. Kompetensi komisi nasional
7.1. Institusi pendidikan akan membentuk komisi nasional dan mendefinisikan
wewenang komisi tersebut. Institusi pendidikan tinggi menunjuk anggotaanggota dari komisi nasional untuk periode satu tahun (yang dapat
diperbaharui). Register administrator menginformasikan pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai komposisi komisi nasional.
7.2. Komisi nasional bersifat independen dan terdiri dari enam anggota. Asosiasi
Perguruan Tinggi di Negeri Belanda (VSNU) menetapkan dua anggota dan
dua deputi anggota, Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu terapan di Negeri Belanda
(HBO-raad) menunjuk dua anggota dan dua deputi anggota, Federasi Institusi
Pendidikan Tinggi Internasional di Negeri Belanda (FION) menunjuk satu
anggota dan satu deputi anggota dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi
Swasta Terakreditasi di Negeri Belanda (PAEPON) menunjuk satu anggota
dan satu deputi anggota. Komisi nasional menetapkan seorang ketua yang
bukan merupakan pihak yang berkepentingan. Jika terdapat keluhan apapun
yang berhubungan dengan atau datang dari suatu institusi pendidikan tinggi
yang mempunyai seorang anggota yang duduk dalam komisi, anggota yang
terlibat akan turun dan digantikan oleh seorang deputi anggota dari institusi
pendidikan tinggi yang lain.
7.3. Tugas dari komisi nasional ialah mempromosikan kepatuhan terhadap kode
etik dan menilai tindakan institusi pendidikan tinggi dalam ruang lingkup kode
etik. Komisi nasional melakukannya dengan cara, di antaranya, (i) menangani
keluhan yang disampaikan yang terkait dengan kode etik ini dan (ii)
memutuskan perubahan-perubahan pada kode etik ini.
7.4. Untuk melaksanakan tugasnya, komisi nasional akan membuat aturan dan
regulasi yang merupakan bagian integral dari kode etik ini. Aturan dan regulasi
ini juga akan menetapkan keluhan apa saja (lihat pasal 7.6) yang dapat
disampaikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, bagaimana mereka
ditangani dan apa sanksi yang mungkin jika keluhan ditegakkan.
7.5. Suatu pihak yang berkepentingan yang percaya bahwa sebuah institusi
pendidikan tinggi telah bertindak tidak sesuai dengan kode etik ini pertamatama harus menyampaikan keluhan kepada pejabat yang berwenang dari
institusi pendidikan tinggi tersebut. Institusi pendidikan tinggi akan memastikan
bahwa prosedur keluhan internal yang ada atau yang baru tersedia untuk
keluhan berdasarkan kode etik ini.
7.6. Jika pihak yang mengeluh berpendapat bahwa institusi pendidikan tinggi
belum menangani suatu keluhan dengan baik atau berpendapat bahwa
7
institusi pendidikan tinggi masih tidak mematuhi kode etik ini, ia dapat
menyampaikan alasan untuk keluhan tersebut dan tanggapan yang
diterimanya dari institusi pendidikan tinggi kepada komisi nasional.
7.7. Jika, setelah mendengar argumentasi kedua belah pihak, komisi nasional
menentukan bahwa institusi pendidikan tinggi belum mematuhi kode etik ini,
komisi nasional akan memberitahukan kepada institusi pendidikan tinggi dan
pihak yang mengajukan keluhan tentang keputusannya dan konsekuensi
apapun yang timbul.
7.8. Jika komisi nasional memutuskan untuk mengeluarkan suatu institusi
pendidikan tinggi dari daftar, komisi nasional juga akan memutuskan berapa
institusi pendidikan tinggi tersebut akan dikeluarkan dari daftar dan ketentuan
untuk institusi pendidikan tinggi tersebut agar terdaftar kembali.
7.9. Komisi nasional memberitahukan keputusannya dalam waktu satu bulan
kepada institusi pendidikan tinggi tersebut, pihak yang mengajukan keluhan,
IND dan OCW secara tertulis.
7.10. Jika institusi pendidikan tinggi keberatan terhadap keputusan komisi nasional,
institusi pendidikan tinggi tersebut dapat mengajukan keputusan tersebut
kepada arbitrasi oleh Badan Arbitrasi Negeri Belanda (Nederlands Arbitrase
Instituut) atau badan arbitrase alternatif dalam waktu satu bulan setelah
pihaknya menerima keputusan yang disebutkan dalam Pasal 7.9.
7.11. Keputusan komisi nasional hanya dapat diterapkan apabila:
• institusi pendidikan tinggi telah menyatakan secara tertulis bahwa
mereka menerima keputusan tersebut; atau
• Keputusan yang bersifat final dan konklusif telah diberikan dalam
prosedur arbitrasi; atau
• prosedur arbitrasi telah diakhiri dengan persetujuan dari institusi
pendidikan tinggi dan komisi nasional.
Jika institusi pendidikan tinggi tidak meminta arbitrasi atau mengkonfirmasikan
secara tertulis bahwa pihaknya menerima keputusan tersebut, keputusan
tersebut menjadi final dan konklusif.
7.12. Semua biaya yang dikeluarkan oleh komisi nasional dan institusi pendidikan
tinggi dalam hubungannya dengan arbitrasi akan ditanggung oleh pemerintah
Belanda.
7.13. “Register administrator” bertindak sebagai sekretaris komisi nasional. Dalam
kapasitas tersebut, komisi nasional memberitahukan kepada Inspektorat
Pendidikan tentang semua keluhan yang sah yang telah disampaikan kepada
komisi nasional.
8. Tanggal berlaku dan periode awal
8.1. Kode etik mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 2006.
8.2. Dewan eksekutif institusi pendidikan tinggi boleh memutuskan untuk menarik
kembali keikutsertaannya, dengan persyaratan bahwa keputusan tersebut
diambil paling lambat enam bulan sebelum tanggal pengakhiran yang
direncanakan. Tanggal pengakhiran sesuai dengan awal tahun akademiknya.
8
Institusi pendidikan tinggi yang terlibat memberitahukan kepada “register
administrator” dan komisi nasional mengenai keputusannya.
8.3. Jika suatu pihak yang berkepentingan mengusulkan suatu perubahan atas
kode etik, ketika undang-undang berubah, atau karena alasan lain perlu
mengubah kode etik, “register administrator” akan menerbitkan perubahan
tersebut dan mendistribusikan kode etik yang dirubah tersebut. Suatu
perubahan hanya mungkin terjadi jika komisi nasional telah memberikan
persetujuannya, kecuali jika telah diberlakukan perundang-undangan yang
tidak dapat diubah. Jika telah diberlakukan perundang-undangan yang tidak
dapat diubah, “register administrator” akan membawa teks kode etik dengan
segera sesuai dengan perundang-undangan dimaksud.
8.4. Setelah tiga tahun, isi dan pelaksanaan kode etik tersebut akan dievaluasi oleh
institusi-institusi yang terkait, pihak-pihak yang berkepentingan dan “register
administrator”. Atas dasar evaluasi ini, kode etik, apakah diubah atau tidak,
akan diberlakukan dan ditandatangani oleh institusi pendidikan tinggi paling
lambat pada tanggal 1 September 2009. Komisi nasional akan mengambil
prakarsa untuk melakukan evaluasi tersebut.
8.5. Institusi pendidikan tinggi berjanji untuk mematuhi kode etik ini sebaik
mungkin, dan juga berkenaan dengan berbagai hal yang tidak dicantumkan
dalam kode etik.
Daftar singkatan
BZ: Ministerie van Buitenlandse Zaken (Departemen Luar Negeri)
CROHO: Centraal Register Opleidingen in het Hoger Onderwijs (Daftar Program Studi
Pendidikan Tinggi)
FION: Federatie Internationaal Onderwijsinstellingen in Nederland (Federasi Institusi
Pendidikan Internasional di Negeri Belanda)
HBO-raad: Belangen- en werkgeversvereniging van de Nederlandse hogescholen
(Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Terapan di Negeri Belanda)
IB-Groep: Informatie Beheer Groep (Informatie Beheer Groep)
IELTS: International English Language Testing System (Sistem Test Bahasa Inggris
Internasioal)
IND: Immigratie en Naturalisatiedienst (Kantor Imigrasi dan Naturalisasi)
LNV: Ministerie van Landbouw, Natuur en Voedselkwaliteit (Departemen Pertanian,
Alam dan Kualitas Makanan)
NVAO: Nederlands-Vlaamse Accreditatie Organisatie (Accreditation Organisation of
The Netherlands and Flanders) (Badan Akreditasi Negeri Belanda dan Flander)
OCW: Ministerie van Onderwijs, Cultuur en Wetenschap (Departemen Pendidikan,
Kebudayaan, dan Ilmu pengetahuan)
PAEPON: Platform van Aangewezen / Erkende Particuliere
Onderwijsinstellingen in Nederland (Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Swasta
Terakreditasi di Negeri Belanda)
VSNU: Vereniging van Samenwerkende Universiteiten (Asosiasi Perguruan Tinggi di
Negeri Belanda)
WHW: Wet op het Hoger onderwijs en Wetenschappelijk onderzoek (Undang-undang
Pendidikan Tinggi dan Penelitian)
Daftar Institusi Pendidikan Tinggi yang Berpartisipasi
PM
9
Download