PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK TANAMAN
SURUHAN (Peperomia pellucida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Escherichia coli DAN Bacillus cereus SECARA IN-VITRO SERTA
KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
M.I Karenina Ully Kristanti
NIM: 101434012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat
mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh
Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil Kasih Karunia
Allah”
(Kisah Para Rasul 20:24-25)
Karya ini kupersembahkan buat:
Tuhan Yesus Kristus yang Luar Biasa
Ibu dan Bapakku, ungkapan rasa hormat dan baktiku
Adik adikku dan seluruh keluarga Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
“UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK TANAMAN
SURUHAN (Peperomia pellucida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Escherichia coli DAN Bacillus cereus SECARA IN-VITRO SERTA
KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS X”
M.I. Karenina Ully Kristanti
Universitas Sanata Dharma
2014
Penyakit infeksi merupakan permasalahan yang membutuhkan perhatian
besar dalam bidang kesehatan. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi
dan menimbulkan penyakit adalah mikroorganisme yang mempunyai daya
patogenitas yang tinggi, salah satunya adalah bakteri. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk
tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) dengan konsentrasi 35%, 40% dan
45% terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus.
Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium menggunakan desain
penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan variasi sampel,
variasi populasi, dan konsentrasi ekstrak. Sampel tanaman suruhan diambil di
Kebun Obat Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Biakan murni
Escherichia coli dan Bacillus cereus diperoleh dari Laboratorium Bioteknologi
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Pengujian dilakukan dengan mengukur
diameter daerah hambat di sekitar cakram kertas yang telah diberi ekstrak
tanaman suruhan dengan konsentrasi tertentu. Data yang diperoleh diolah dengan
uji Anova dua arah.
Hasil analisis Anova dua arah menunjukkan ada perbedaan bermakna
(α<0,05) antara perlakuan ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk terhadap
pertumbuhan Escherichia coli maupun Bacillus cereus. Kesimpulan pada
penelitian ini adalah ekstrak tanaman suruhan memiliki aktivitas antibakteri
terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus. Ekstrak tanaman
suruhan yang ditumbuk lebih efektif menghambat pertumbuhan Escherichia coli
dan Bacillus cereus dibanding ekstrak yang direbus. Kadar Hambat Minimum
(KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) terhadap Escherichia coli dari
ekstrak rebus adalah 39% dan ekstrak tumbuk 37%. Sedangkan KHM dan KBM
terhadap Bacillus cereus dari ekstrak rebus adalah 38% dan ekstrak tumbuk 37%.
Kata kunci: Tanaman suruhan, ekstrak, Escherichia coli, Bacillus cereus, aktivitas
antibakteri.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
THE ANTIBACTERIA ACTIVITY TEST FROM EXTRACT OF
SURUHAN PLANT (Peperomia pellucida L.) TOWARDS THE GROWTH
OF Escherichia coli AND Bacillus cereus THROUGH IN-VITRO
MECHANISM AND THE IMPLEMENTATION IN BIOLOGY
EDUCATION
M. I. Karenina Ully Kristanti
Sanata Dharma University
2014
Infection is a set of problem that needs a big attention in the field of health.
Microorganism that can cause infection and make something to come to dishes is
a microoorganism which has highly pathogenicity such as bacteria. The purpose
of this research is to get to know the activity of antibacteria from boiled extract
and pounded extract of “suruhan” plant (Peperomia pellucida L.) within 35%,
40%, 45% concentration toward the growth of Escherichia coli and Bacillus
cereus.
This research was a laboratory experimental research used Completely
Randomized Design (CRD) method with sample of treatment variation,
population variation and extract concentration. The sample of “suruhan” plant was
took in Kebun Obat Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pure
isolation of Escherichia coli and Bacillus cereus was gotten from Post Graduate
Biotechnology Laboratory of Universitas Gadjah Mada. The experiment was done
by measuring the diameter of resistant area surrounding the paper disk which has
given by the extract of “suruhan” plant with specific concentration. Obtained data
is processed which Two Way Annova test.
The result of Two Way Annova analisis showed that there were significant
different (α<0,05) between the treatment of boiled extract and pounded extract to
the growth of Escherichia coli and Bacillus cereus. The conclusion on this
research is “suruhan” plant extract has the antibacteria activity towards the growth
of Escherichia coli and Bacillus cereus. Pounded “suruhan” plant extract is more
effective to obstruct the Escherichia coli and Bacillus cereus than the boiled
extract. The Minimum Inhibitory Concetration (MIC) and Minimum Bactericidal
Concentration (MBC) to the Escherichia coli from boiled extract is 39% and
pounded extract is 37%. While MIC and MBC in Bacillus cereus from boiled
extract is 38% and pounded extract is 37%.
Keywords: “suruhan” plant, extract, Escherichia coli, Bacillus cereus,
Antibacteria activity
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus
yang telah memberkati dan melimpahkan kasih karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak
Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L.) terhadap Pertumbuhan Escherichia
coli dan Bacillus cereus secara In-Vitro serta Kaitannya dengan Pembelajaran
Biologi SMA Kelas X”.
Penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar dengan bantuan, bimbingan
dan arahan berbagai pihak. Seiring dengan selesainya skripsi ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Rohandi, Ph,D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan
mengesahkan skripsi ini.
2.
Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Univestitas Sanata Dharma Yogyakarta
3.
Chatarina Retno H, S.si. M.Biotech. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan semangat dalam membimbing penulis, bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran, serta memberikan saran yang membangun bagi
penyusunan skripsi.
4.
Dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan kepada penulis dan
bersedia membimbing penulis dalam menyempurnakan naskah skripsi.
5.
Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian
berlangsung
6.
Mas Agus, selaku Laboran di Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma yang selalu memberikan waktu dan tenaga selama penelitian
berlangsung.
7.
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan, serta
adikku Thomas, Angie, dan Ines yang memberi semangat melalui keceriaan.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8.
Hendy Suprapto Schultz sebagai teman istimewa untuk berbagi, berkeluh, dan
menemani perjuanganku menyelesaikan tulisan ini.
9.
Teman-teman angkatan 2010 yang telah membantu dan menemani selama
penelitian, terimakasih atas segala dukungannya.
10. Putri Setyarini, Rita Hesti, Dominica Ria, Fani Herdioktavi, Maria Endah,
Richardus Hugo, Resi Mandalia, Citra Ayu, Dwi Pasinggi, yang ikut
mendukung penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memiliki banyak
kekurangan. Namun demikian penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Terimakasih yang
setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan penulis sungguh mengharapkan kritik
maupun saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Yogyakarta, 22 Juli 2014
Penulis
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
vi
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................
vii
ABSTRAK ............................................................................................................
viii
ABSTRACT ............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Batasan Masalah .....................................................................................5
D. Hipotesis .................................................................................................5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................6
BAB II. DASAR TEORI ........................................................................................7
A. Suruhan Liar (Peperomia pellucida L.) ..................................................7
B. Bakteri .....................................................................................................9
C. Bacillus cereus ........................................................................................
15
D. Escherichia coli ......................................................................................
16
E. Media ......................................................................................................
17
F. Sterilisasi .................................................................................................
18
G. Antibakteri ..............................................................................................
20
H. Kerangka Pemikiran ................................................................................
27
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................
A. Jenis Penelitian........................................................................................
28
B. Sampel dan Populasi ...............................................................................
28
C. Tempat da Waktu Penelitian ...................................................................
29
D. Desain Penelitian ....................................................................................
29
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................
29
1. Tahap Persiapan .................................................................................
29
2. Tahap Pelaksanaan .............................................................................
30
3. Tahap Perlakuan.................................................................................
36
F. Analisa Data ............................................................................................
38
G. Instrumen Penelitian ...............................................................................
39
H. Variabel Penelitian ..................................................................................
39
40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
A. Identifikasi Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L.) .......................
40
B. Uji Kemurnian Bakteri Uji......................................................................
40
C. Aktivitas Antibakteri ...............................................................................
42
D. Kadar
Hambat
Minimum
(MIC/Minimum
Inhibitory
Concentration) .......................................................................................
52
E. Kadar Bunuh Minimum (MBC/Minimum Bactericidal
Concentration) .......................................................................................
56
BAB V. KAITAN ANTARA HASIL PENELITIAN DAN
59
PENDIDIKAN ........................................................................................................
60
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
60
B. Saran .......................................................................................................
60
62
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
66
LAMPIRAN ............................................................................................................
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Variasi Konsentrasi Ekstrak untuk Membuat Stok Perlakuan ..............
31
Tabel 4.1 Hasil Uji Kemurnian Escherichia coli..................................................
41
Tabel 4.2 Hasil Uji Kemurnian Bacillus cereus ...................................................
42
Tabel 4.3 Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli ..............................................................
43
Tabel 4.4 Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Bacillus cereus ...............................................................
45
Tabel 4.5 Hasil Uji KHM/MIC Ekstrak Antibakteri terhadap Escherichia
coli dan Bacillus cereus ........................................................................
52
Tabel 4.6 Hasil Uji KBM/MBC Ekstrak Antibakteri terhadap Escherichia
coli dan Bacillus cereus ........................................................................
57
Tabel 7.1 Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus .............................
67
Tabel 7.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap
Escherichia coli ....................................................................................
68
Tabel 7.3 Hasil Uji Homogenitas Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli ..............................................................
68
Tabel 7.4 Hasil Uji Two Way Annova (Varian Dua Faktor) terhadap
Escherichia coli ....................................................................................
69
Tabel 7.5 Hasil Uji Tukey Post Hoc terhadap Escherichia coli ...........................
69
Tabel 7.6 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap Bacillus
cereus ....................................................................................................
70
Tabel 7.7 Hasil Uji Homogenitas terhadap Pertumbuhan Bacillus cereus ...........
70
Tabel 7.8 Hasil Uji Two Way Annova (Varian Dua Faktor) terhadap
Bacillus cereus ......................................................................................
71
Tabel 7.9 Hasil Uji Tukey Post Hoc terhadap Bacillus cereus.............................
71
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L.) ......................................7
Gambar 2.2 B. cereus pada Media Luria Agar (LA), Inkubasi Suhu Kamar
selama 24 jam .....................................................................................
15
Gambar 2.3. E. coli pada Media Luria Agar (LA), Inkubasi Suhu Kamar
selama 24 jam .....................................................................................
16
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran ............................................................................
27
Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Pengujian Aktivitas Antibakteri ............................
37
Gambar 4.1 Diameter Daerah Hambat pada Perlakuan Ekstrak Rebus dan
Ekstrak Tumbuk terhadap Escherichia coli .......................................
44
Gambar 4.2 Diameter Daerah Hambat pada Perlakuan Ekstrak Rebus dan
Ekstrak Tumbuk terhadap Bacillus cereus .........................................
46
Gambar 7.1 Hasil Pengecatan Negatif Escherichia coli .........................................
72
Gambar 7.2 Hasil Pengecatan Gram Escherichia coli ............................................
72
Gambar 7.3 Hasil Uji Morfologi Koloni Escherichia coli .....................................
72
Gambar 7.4 Hasil Pengecatan Negatif Bacillus cereus ..........................................
73
Gambar 7.5 Hasil Pengecatan Gram Bacillus cereus .............................................
73
Gambar 7.6 Hasil Uji Morfologi Koloni Bacillus cereus .......................................
73
Gambar 7.7 Aktivitas Ekstrak Antibakteri dengan Perlakuan Rebus (kiri)
dan Tumbuk (kanan) pada Konsentrasi 35%, 40%, dan 45%
terhadap Escherichia coli ...................................................................
74
Gambar 7.8 Aktivitas Kontrol Negatif dan Kontrol Positif terhadap
Escherichia coli ..................................................................................
74
Gambar 7.9 Aktivitas Ekstrak Antibakteri dengan Perlakuan Rebus (kiri)
dan Tumbuk (kanan) pada Konsentrasi 35%, 40% dan 45%
terhadap Bacillus cereus.....................................................................
75
Gambar 7.10 Aktivitas Kontrol Negatif dan Kontrol Positif terhadap
Bacillus cereus ...................................................................................
75
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 7.11 Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Rebus Antibakteri
terhadap Escherichia coli ...................................................................
76
Gambar 7.12 Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Tumbuk
Antibakteri terhadap Escherichia coli ................................................
76
Gambar 7.13 Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Rebus Antibakteri
terhadap Bacillus cereus.....................................................................
77
Gambar 7.14 Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Tumbuk
Antibakteri terhadap Bacillus cereus .................................................
77
Gambar 7.15 Hasil Uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Rebus dan
Ekstrak Tumbuk terhadap Esherichia coli dan Bacillus cereus .........
78
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Daerah Hambat Aktivitas Antibakteri ..................
67
Lampiran 2. Hasil Analisis SPSS pada Aktivitas Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli ...........................................................
68
Lampiran 3. Hasil Analisis SPSS pada Aktivitas Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Bacillus cereus .............................................................
70
Lampiran 4. Dokumentasi Hasil Uji Kemurnian Escherichia coli .........................
72
Lampiran 5. Dokumentasi Hasil Uji Kemurnian Bacillus cereus ..........................
73
Lampiran 6. Dokumentasi Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli ...........................................................
74
Lampiran 7. Dokumentasi Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Bacillus cereus .............................................................
75
Lampiran 8. Dokumentasi Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap
Escherichia coli ..................................................................................
76
Lampiran 9. Dokumentasi Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap
Bacillus cereus ...................................................................................
77
Lampiran 10. Dokumentasi Uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) terhadap
Escherichia coli dan Bacillus cereus .................................................
78
Lampiran 11. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................
79
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit infeksi masih merupakan permasalahan yang memerlukan
perhatian besar dalam bidang kesehatan. Infeksi merupakan keadaan
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, kemudian berkembang biak dan
menimbulkan penyakit (Tan dan Raharjo, 2002). Mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit adalah mikroorganisme
yang mempunyai daya patogenitas yang tinggi. Bakteri merupakan
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi (Rostinawati, 2009).
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain infeksi saluran pernafasan
oleh bakteri Staphylococcus aureus, keracunan makanan oleh bakteri Bacillus
cereus, infeksi kulit oleh bakteri Streptococcus pyogenes, infeksi saluran
kemih dan diare oleh bakteri Escherichia coli (Anonim, 2014).
Bakteri dibagi dalam golongan gram positif dan gram negatif
berdasarkan reaksinya terhadap pewarnaan gram. Perbedaan antara bakteri
gram positif dan gram negatif terdapat pada dinding sel bakteri (Yani, 2010).
Beberapa bakteri merugikan yang dapat mewakili bakteri gram positif adalah
Bacillus cereus sedangkan bakteri gram negatif adalah Escherichia coli.
Patogenitas Escherichia coli dan Bacillus cereus sebagai salah satu penyebab
diare dapat mengganggu proses biologis organ pencernaan. Menurut Staf
pengajar FK UI (1994), Escherichia coli merupakan bakteri oportunis yang
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal.
Escherichia coli dalam usus besar bersifat patogen apabila melebihi dari
jumlah normalnya. Galur-galur tertentu mampu menyebabkan peradangan
selaput perut dan usus. Apabila bakteri ini hidup di luar usus seperti pada
saluran kemih, dapat mengakibatkan peradangan selaput lendir . Bacillus
cereus memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel darah merah
(hemolytic). Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan. Ada dua
tipe penyakit yang diakibatkannya, yaitu tipe emetik dan tipe diare. Tipe
emetik ditandai dengan mual dan muntah yang muncul setelah masa inkubasi
sekitar 1-6 jam. Tipe diare ditandai dengan rasa sakit perut dan buang air
besar yang muncul setelah masa inkubasi sekitar 6-24 jam (Brooks dkk,
2004).
Pencegahan dan pengobatan infeksi dapat dilakukan dengan
mengetahui penyebabnya serta mengerti cara melakukan penanganannya.
Pengelolaan infeksi yang benar dapat mengurangi angka kematian sampai
95% (Widodo dan Sutoto, 1998). Penelitian terkait pemanfaatan bahan-bahan
alam untuk menangani permasalahan infeksi bakteri telah banyak dilakukan.
Adanya perhatian pada bahan dari alam yang dikenal dengan istilah back to
nature ini dianggap sebagai hal yang bermanfaat karena sejak dahulu kala
masyarakat telah percaya bahwa bahan alam mampu mengobati berbagai
macam penyakit. Selain itu, pemanfaatan bahan alam yang digunakan sebagai
obat jarang menimbulkan efek samping yang merugikan dibandingkan obat
yang terbuat dari bahan sintetis (Wiryowidagdo, 1996).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) merupakan tanaman yang
secara tradisional telah dimanfaatkan dalam pengobatan beberapa penyakit,
seperti abses (penimbunan nanah), bisul, jerawat, radang kulit, penyakit
ginjal, dan sakit perut (Hariana, 2006).
Hal tersebut senada dengan
pernyataan Heyne (1987), bahwa tumbuhan ini memiliki khasiat obat. Daun
yang diremas-remas dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengobati sakit
kepala dan cairan hasil perasan dapat diminum untuk pengobatan penyakit
perut. Menurut Dalimartha (2006), tumbuhan ini mengandung saponin, tanin,
alkaloid, kalsium oksalat, lemak dan minyak atsiri. Sedangkan berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Majumder dkk (2011), hasil uji fitokimia daun
tumbuhan ini juga mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, tanin,
triterpenoid, dan karbohidrat. Tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas
sebagai antiseptik dan antibakteri. Flavonoid terutama berupa senyawa yang
larut dalam air (Harbone, 1987).
Brooks dkk (2004), mengatakan bahwa antibakteri adalah bahan atau
senyawa yang khusus digunakan untuk kelompok bakteri. Antibakteri dapat
dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
1. antibakteri yang menghambat pertumbuhan dinding sel,
2. antibakteri yang mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel
atau menghambat pengangkutan aktif melalui membran sel,
3. antibakteri yang menghambat sintesis protein, dan
4. antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Aktivitas
antibakteri
dibedakan
menjadi
dua
yaitu
4
aktivitas
bakteriostatik dan aktivitas bakterisidal. Pengertian aktivitas bakteriostatik
adalah kemampuan menghambat pertumbuhan tetapi tidak membunuh
patogen. Sedangkan pengertian aktivitas bakterisidal adalah dapat membunuh
patogen dalam kisaran luas. Hingga saat ini belum diperoleh informasi
mengenai aktivitas antibakteri dari ekstrak tanaman suruhan dalam bentuk
ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk. Informasi ini dibutuhkan karena dalam
pemanfaatan tanaman suruhan sering dikonsumsi oleh masyarakat dengan
meminum cairan hasil remasan untuk mengobati diare (Heyne, 1987).
B. Rumusan Masalah
Dalam upaya pemanfaatan ekstrak tanaman suruhan (Peperomia
pellucida L.) sebagai antibakteri terhadap Escherichia coli dan Bacillus
cereus, maka permasalahan yang perlu dikaji adalah:
1. Apakah ekstrak tanaman suruhan memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Escherichia coli dan Bacillus cereus?
2. Apakah ada perbedaan aktivitas antibakteri antara ekstrak tanaman
suruhan yang direbus dan ditumbuk terhadap Escherichia coli dan Bacillus
cereus?
3. Berapa konsentrasi minimum ekstrak tanaman suruhan yang mampu
menghambat dan membunuh Escherichia coli dan Bacillus cereus?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Ekstrak yang digunakan berasal dari seluruh bagian tanaman suruhan
(akar, batang, daun dan buah) yang segar, berwarna hijau dan diberi dua
perlakuan yaitu ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk.
2. Parameter dalam penelitian ini adalah diameter daerah hambat di sekitar
kertas cakram pada media kultur dengan satuan milimeter.
3. Media kultur yang digunakan adalah media NA dalam cawan petri dengan
volume 25 ml.
4. Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antibakteri adalah
metode difusi Kirby-Bauer dengan menggunakan cakram kertas untuk
membantu mengetahui daerah hambat yang terbentuk pada media dengan
satuan milimeter.
5. Metode yang digunakan dalam menentukan Kadar Hambat Minimum
(KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) adalah metode dilusi padat
dengan parameter media kultur yang telah diinkubasi tidak ditumbuhi
bakteri.
D. Hipotesis
Tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) berupa ekstrak rebus dan
ekstrak tumbuk memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan
Bacillus cereus secara in vitro dan terdapat perbedaan aktivitas antibakteri
yang signifikan dari kedua jenis ekstrak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antibakteri dari ekstrak tanaman
suruhan (Peperomia pellucida L.) terhadap Escherichia coli dan Bacillus
cereus
2. Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak tanaman suruhan yang
direbus dan ditumbuk terhadap aktivitas Escherichia coli dan Bacillus
cereus
3. Mengetahui konsentrasi minimum ekstrak tanaman suruhan yang mampu
menghambat dan membunuh Escherichia coli dan Bacillus cereus
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah mengenai potensi tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) sebagai
antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus
cereus. Hasil penelitian ini secara khusus diharapkan mampu memberikan
informasi ilmiah, terutama kepada para pendidik agar dapat mengaplikasikan
penelitian ilmiah dalam proses pembelajaran mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang termasuk dalam pembelajaran
Biologi SMA pada Kompetensi Dasar 3.4. dan 4.4 dengan materi pokok
Archaebacteria dan Eubacteria.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
A. Suruhan Liar (Peperomia pellucida L.)
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Classis
: Dycotyledoneae
Ordo
: Piperales
Familia
: Piperaceae
Genus
: Peperomia
Species
: Peperomia pellucida (L.)
HB.K.
(Faiyah, 2013)
Gambar 2.1. Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L.)
(Anonim, 2008)
2. Nama Daerah
Suruhan; Sladanan; Rangu-rangu (Jawa), Saladaan (Sunda),
Ketumpangan ayer (Sumatera), Gofu doroho (Ternate) (Heyne, 1987).
3. Morfologi dan Fisiologi
Peperomia pellucida L. termasuk tanaman herba dengan tinggi 1020 cm. Batang tegak, lunak dan berwarna hijau muda. Daun tunggal
dengan kedudukan spiral, bentuk lonjong, panjang 1-4 cm, lebar 1,5-2 cm,
ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi rata, pertulangan melengkung,
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
permukaan licin, lunak dan berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk
bulir, terletak di ujung batang atau di ketiak daun, panjang bulir 2-3 cm,
tangkai lunak, berwarna putih kekuningan. Buah bulat, kecil, berwarna
hijau. Biji bulat, kecil, berwarna hitam. Akar serabut, putih dan perakaran
tidak dalam (Heyne, 1987).
4. Habitat
Tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) berasal dari Amerika
Serikat tetapi tumbuh liar dan mudah didapatkan Indonesia. Sekarang
tanaman suruhan tumbuh di Jawa mulai dari dataran rendah sampai kurang
lebih 1000 m di atas permukaan laut. Tanaman suruhan mampu tumbuh
pada daerah yang tidak begitu kering. Umumnya di daerah yang tidak
subur misalnya pada batu karang, tembok yang lembab, di ladang dan di
pekarangan (Heyne, 1987).
5. Kandungan Kimia dan Manfaat
Seluruh bagian tanaman Peperomia pellucida (L.) mengandung
saponin, tannin, alkaloid, kalsium oksalat, lemak dan minyak atsiri
(Dalimartha, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Majumder, dkk (2011) menemukan bahwa hasil uji fitokimia daun
tumbuhan ini juga mengandung steroid, flavonoid, triterpenoid, dan
karbohidrat. Tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas sebagai antiseptik
dan antibakteri (Harbone, 1987). Menurut Syarfati (2011), tanin dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Mekanisme tanin sebagai zat
antibakteri diduga menghambat metabolisme sel, mengganggu sintesa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
dinding sel, dan merusak membran sel (Maryani 2013). Sedangkan
menurut Sirait (2007), flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman,
termasuk pada buah, tepung sari dan akar. Mekanisme kerja flavonoid
adalah mengganggu aktivitas transpeptidase peptidoglikan sehingga
pembentukan dinding sel terganggu dan sel mengalami lisis (Cowan,
1999).
Tanaman
suruhan
banyak
dimanfaatkan
dalam
kehidupan
masyarakat. Tanaman suruhan dipercaya mampu mengobati asam urat dan
menyembuhkan luka bakar (Mappa dkk, 2013). Masyarakat memilih
mengkonsumsi suruhan dengan cara direbus karena lebih bersih dan
mudah dikonsumsi dari pada ditumbuk.
B. Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu, berkembang biak dengan
cara membelah diri, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
(Dwijoseputro, 1998).
Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian
yaitu:
1. Bentuk silindris (batang), dibedakan atas:
a.
Basil tunggal, berupa batang tunggal.
b.
Diplobasil, berbentuk batang bergandeng dua.
c.
Streptobasil, berupa batang bergandeng seperti rantai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
2. Bentuk bulat (coccus)
a. Monokokus, bentuk bulat satu-satu.
b. Diplokokus, bentuk bulat bergandeng dua.
c. Streptokokus, bentuk bulat bergandeng seperti rantai
d. Tetrakokus, bentuk bulat terdiri 4 sel tersusun dalam bentuk segi empat.
e. Sarkina, bentuk bulat terdiri atas 8 sel, tersusun dalam bentuk kubus.
f. Stafilokokus, bentuk bulat tersusun seperti kelompok buah anggur.
3. Bentuk spiral
a. Berbentuk spiral (tunggal, spirilum, jamak, spirila) terdapat secara
terpisah-pisah (tunggal) tetapi spesies berbeda panjang, jumlah dan
amplitude spiralnya.
b. Bentuk koma atau vibrio adalah bakteri yang ukurannya pendek dengan
spiral yang tidak lengkap (Dwidjoseputro, 1998)
Berdasarkan reaksi terhadap pewarnaan gram, maka bakteri dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang dapat mengikat zat warna
pertama yaitu kristal violet. Dinding sel bakteri gram positif seperti bakteri
Stapylococcus aureus dan Sterptococcus sp tersusun atas lapisan sederhana
yang terdiri atas beberapa lapisan peptidoglikan yang membentuk suatu
struktur yang tebal dan kaku. Kekakuan pada dinding sel bakteri yang
disebabkan karena lapisan peptidoglikan dan ketebalan peptidoglikan ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
membuat bakteri gram positif resisten terhadap lisis osmotik (Brooks,
2004).
Golongan ini memiliki peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan
komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni, dan berbagai macam
polisakarida. Asam teikoat berfungsi sebagai antigen permukaan pada
bakteri gram positif. Letaknya berada antara lapisan membran sitoplasma
dan lapisan peptidoglikan. Selain itu golongan ini memiliki 40 lembar
peptidoglikan pada dinding selnya, yang merupakan 50% dari seluruh
komponen penyusun dinding sel. Polisakarida dan asam amino pada
lembar peptidoglikan bersifat sangat polar, sehingga pada bakteri gram
positif yang memiliki dinding sel yang sangat tebal dapat bertahan dari
aktivitas cairan empedu di dalam usus. Sebaliknya, lembar peptidoglikan
rentan terhadap lisozim sehingga dapat dirusak oleh senyawa bakterisidal
(Prasetyo, 2009).
2. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negatit adalah bakteri yang dapat mengikat zat warna
kedua yaitu safranin. Bakteri gram negatif seperti Escherichia coli
memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (5-10 nm) pada dinding selnya
dengan komposisi utama lipoprotein, membran luar, dan lipopolisakarida.
Selain itu dinding sel bakteri gram negatif ini tidak mengandung asam
teikoat tetapi mengandung sejumlah polisakarida dan lebih rentan terhadap
kerusakan mekanik (Gupta, 1990).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Membran luar pada bakteri gram negatif juga memiliki sifat
hidrofilik. Namun komponen lipid pada dinding selnya memberikan sifat
hidrofobik. Selain itu terdapat saluran khusus yang terbuat dari protein
yang disebut porins yang berfungsi sebagai tempat masuknya komponen
hidrofilik seperti gula dan asam amino yang penting untuk kebutuhan
nutrisi bakteri. Lipoprotein merupakan komponen yang mendominasi
dinding sel bakteri gram negatif dan berfungsi menjaga stabilitas membran
luar dan tempat perlekatan pada lapisan peptidoglikan. Membran luar
bakteri gram negatif merupakan struktur bilayer, yaitu komposisi lembar
dalamnya mirip dengan membran sitoplasma, hanya saja fospolipid pada
lapisan luarnya diganti dengan molekul lipopolisakarida (LPS). Selain itu
terdapat ruang antara membran dalam dengan membran luarnya yang
disebut ruang periplasma, terdiri dari lapisan murein dan larutan protein
mirip gel (protein pengikat substrat tertentu, enzim hidrolitik, dan enzim
detoksifikasi) (Prasetyo, 2009).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah:
1. Nutrisi
Nutrisi dalam media perbenihan harus mengandung seluruh elemen
yang penting untuk sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur
tersebut adalah karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan mineral. Kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba
(Brooks dkk, 2004).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
2. Suhu
Bakteri
seperti
halnya
makhluk
hidup
lainnya
dalam
pertumbuhannya perlu suhu tertentu. Berdasarkan suhu yang diperlukan
untuk tumbuh, bakteri dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Psikrofil (cold loving bacteria), yaitu bakteri yang tumbuh antara suhu
(0-20)˚C. Contohnya Pseudomonas, Flavobacterium, Alcaligenes dan
Achromobacter.
b. Mesofil (moderate temperature loving bacteria), yaitu bakteri yang
tumbuh antara suhu (30-37)˚C dengan suhu optimal 37˚C, misalnya
golongan bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit infeksi pada
manusia. Contoh bakteri mesofil antara lain Escherichia dan Bacillus.
c. Termofil (heat loving bacteria), yaitu bakteri yang tumbuh antara suhu
(50-60)˚C. Contoh bakteri termofil adalah Thermus aquaticus,
Sulfolobus acidocaldarius, dan Chloroflexus.
Suhu terendah dimana bakteri dapat tumbuh disebut minimum
growth temperature. Sedangkan suhu tertinggi dimana bakteri dapat
tumbuh dengan baik disebut maximum growth temperature. Suhu dimana
bakteri dapat tumbuh dengan sempurna di antara kedua suhu tersebut
disebut suhu optimum (Brooks dkk, 2004).
3. pH
Bakteri dalam pertumbuhannya juga memerlukan pH tertentu.
Namun pada umumnya bakteri memiliki jarak pH yang sempit yaitu
sekitar pH 6,5-7,5 atau pada pH netral. Beberapa bakteri ada yang dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
hidup di bawah pH 4, contohnya Bakteri Asam Laktat. Tetapi juga ada
bakteri yang dapat hidup atau tumbuh pada pH alkalis, contohnya Bakteri
Metanogen (Brooks dkk, 2004).
4. Tekanan Osmosis
Medium yang paling tepat bagi kehidupan bakteri ialah medium
yang isotonik terhadap isi sel bakteri. Jika bakteri ditempatkan di dalam
suatu larutan yang hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan
mengalami plasmolisis. Sebaliknya bila bakteri ditempatkan pada larutan
hipotonis, maka dapat menyebabkan pecahnya sel bakteri akibat cairan
masuk ke dalam sel bakteri tersebut (Dwidjoseputro, 1998).
5. Oksigen
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dapat dibagi
dalam beberapa golongan, sebagai berikut:
a. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang dalam pertumbuhannya memerlukan
adanya oksigen contohnya Nitrosomonas.
b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang hidup bila tidak ada oksigen
contohnya Clostridium.
c. Bakteri aerob fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik ada
oksigen maupun tanpa adanya oksigen contohnya Cyanobacteria.
d. Bakteri mikroaerofilik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh apabila ada
oksigen dalam jumlah kecil contohnya Helicobacter (Brooks dkk,
2004).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
C. Bacillus cereus
Kingdom : Prokaryota
Divisio
: Firmicutes
Class
: Bacili
Ordo
: Bacillales
Family
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
: Bacillus cereus
(Todar, 2008).
Gambar 2.2. B.cereus pada Media Luria Agar (LA), Inkubasi Suhu Kamar
selama 24 jam (Hedetniemi dan Liao, 2006).
Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif, bersifat aerob
fakultatif, dan motil. Beberapa bakteri gram positif seperti genus Bacillus,
Sporolactobacillus, Clostridium, Sporosarcina, dan Thermoactinomyces
merupakan bakteri yang mampu membentuk endospora yang tebal dapat
berfungsi sebagai pelindung panas (Atlas, 1984)
Bacillus cereus dapat tumbuh dalam makanan dan menghasilkan
toksin yang dapat menyebabkan penyakit. Ada dua tipe penyakit yang
diakibatkannya, yaitu tipe emetik dan tipe diare. Tipe emetik ditandai dengan
mual dan muntah, muncul gejala setelah masa inkubasi sekitar 1-5 jam. Tipe
diare ditandai dengan rasa sakit perut dan buang air besar, muncul gejala
setelah masa inkubasi sekitar 6-24 jam (Brooks dkk, 2004).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
D. Escherichia coli
Kingdom : Prokaryota
Divisio
: Shizophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
(Dwidjoseputro, 1998)
Gambar 2.3. E.coli pada Media Luria Agar (LA), Inkubasi Suhu Kamar
selama 24 jam (Hedetniemi dan Liao, 2006)
Breed (2001) mengatakan bahwa Escherichia coli merupakan bakteri
gram negatif, berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5-1,0 µm, kadang
berbentuk agak bulat/coccus, membentuk rantai pendek atau berpasangpasangan, motil aktif dan tidak membentuk spora. Koloni Escherichia coli
pada medium agar berwarna putih dan kadang kekuningan, lembab, dan
mengkilap.
Pembiakan Escherichia coli bersifat aerob atau fakultatif anaerob,
pertumbuhan optimum pada suhu 37˚C. Escherichia coli merupakan bakteri
penghuni saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas lainnya,
biasanya tidak bersifat patogen. Walaupun Escherichia coli merupakan
bagian dari mikroflora normal di dalam saluran pencernaan, galur-galur
tertentu
dari
bakteri
tersebut
telah
terbukti
mampu
menyebabkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan (Pelczar
dan Chan, 1986).
Escherichia
coli
yang
menyebabkan
diare
diklasifikasikan
berdasarkan karakteristik sifat virulensinya, dan masing-masing kelompok
menyebabkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda yaitu E. coli
Enteropatogenik (EPEC), yang menyebabkan diare pada bayi terutama di
negara berkembang, E. coli Enterotoksigenik (ETEC), yang menyebabkan
diare wisatawan dan E. coli Enterohemoragik (EHEK), yang menimbulkan
diare berat (Brooks dkk, 2004).
E. Media
Pembiakan mikroba di laboratorium memerlukan media yang berisi
zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media
adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang
terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba (Jutono dkk, 1980).
Brooks dkk (2004) mengatakan syarat media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba adalah lingkungan kehidupannya harus sesuai dengan
lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu susunan nutrisinya, tekanan
osmosis yaitu harus isotonik, derajat keasaman umumnya netral, temperatur
yang harus sesuai dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
untuk pertumbuhan mikroba, yaitu sumber energi, sumber nitrogen, dan
kebutuhan yang khusus seperti vitamin.
Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Media sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti.
Media ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan
mikroba.
2. Media non sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan kimianya tidak
dapat diketahui dengan pasti. Media ini digunakan untuk menumbuhkan
dan mempelajari taksonomi mikroba.
Sedangkan berdasarkan konsistensinya media dapat dibedakan
menjadi media cair, media padat dan media padat yang dapat dicairkan (Lay,
1994).
F. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan
dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba (termasuk spora
mikroba). Penyelidikan suatu spesies mikroba selalu didasarkan atas
penyelidikan sifat biakan murni spesies tersebut. Oleh karena itu, untuk
memelihara biakan murni diperlukan alat-alat dan media yang steril. Suatu
benda atau substansi hanya dapat steril, tidak akan pernah mungkin setengah
steril atau hampir steril (Volk dan Wheeler, 1993).
Ada beberapa cara yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
1. Sterilisasi secara Fisik
a. Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini dipakai untuk sterilisasi kawat
inokulasi (jarum ose) yang terbuat dari platinum atau nikron. Caranya
dengan membakar alat tersebut di atas lampu spiritus sampai pijar.
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering), cara ini dipakai untuk
mensterilkan peralatan gelas. Alat yang digunakan adalah oven dengan
suhu 170˚C-180˚C selama 2 jam.
c. Sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, cara ini dipakai
untuk sterilisasi alat-alat dan bahan-bahan yang tahan terhadap suhu
dan tekanan tinggi. Alat yang digunakan adalah autoklaf. Pada autoklaf
terdapat penunjuk suhu, penunjuk tekanan serta pengatur uap atau udara
(Lay, 1994)
2. Sterilisasi secara Kimia
Bahan-bahan yang mudah rusak bila disterilkan pada suhu tinggi
(dari plastik) dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan bahan
kimia, gas, atau radiasi. Bahan kimia ialah suatu substansi (padat, cair atau
gas) yang dicirikan oleh komposisi molekuler yang pasti dan
menyebabkan terjadinya reaksi, contohnya senyawa fenolik, alkohol, klor,
iodium, dan etilen oksida. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan
untuk sterilisasi gas yaitu etilen oksida, asam perasetat, formal dehida dan
glutaral dehida alkalin (Pelczar dan Chan, 1986; 327 dan Volk dan
Wheeler, 1988).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
G. Antibakteri
Antibakteri adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan aktivitas bakteri, terutama bakteri penyebab
infeksi. Zat yang digunakan harus bersifat toksisitas selektif, yaitu suatu obat
yang berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Toksisitas
selektif bersifat relatif, artinya suatu obat yang pada kondisi tertentu dapat
ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit (Brooks dkk, 2004).
Pemakaian
bahan
antibakteri
merupakan
suatu
usaha
untuk
mengendalikan bakteri merugikan. Pengendalian adalah segala kegiatan yang
dapat menghambat, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme. Tujuan
utama pengendalian adalah mencegah penyakit dan infeksi, membasmi
bakteri pada inang yang terinfeksi, dan mencegak pembusukan dan kerusakan
bahan oleh mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 1988).
Brooks, dkk (2004) menambahkan aktivitas antibakteri terbagi
menjadi dua, yaitu bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan
bakterisid (membunuh bakteri). Konsentrasi minimal yang diperlukan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri dikenal sebagai Kadar Hambat Minimal
(KHM), sedangkan konsentrasi minimal yang diperlukan untuk membunuh
mikroba disebut dengan Kadar Bunuh Minimal (KBM).
Mekanisme kerja zat antibakteri harus dapat mempengaruhi bagianbagian vital sel seperti membran sel, enzim-enzim dan protein struktural.
Pelczar dan Chan (1988) menyatakan bahwa mekanisme kerja zat antibakteri
dalam melakukan efeknya terhadap bakteri adalah sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
1. Merusak Dinding Sel
Pada umumnya bakteri memiliki lapisan luar yang kaku disebut
dinding sel (peptidoglikan). Sintesis dinding sel melibatkan sejumlah
langkah enzimatik yang banyak dihalangi oleh antimikroba. Rusaknya
dinding sel bakteri misalnya karena pemberian enzim lisosim atau
hambatan
pembentukannya
oleh
karena
zat
antimikroba,
dapat
menyebabkan sel bakteri lisis. Kerusakan dinding sel akan berakibat
terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah pada kematian sel karena
dinding sel berfungsi sebagai pengatur pertukaran zat-zat dari luar ke
dalam sel serta memberi bentuk sel.
2. Mengubah Permeabilitas Membran Sel
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput yang disebut
membran sel yang mempunyai permeabilitas selektif. Membran sel
tersusun atas fosfolipid dan protein. Membran sel berfungsi mengatur
keluar masuknya zat antar sel dengan lingkungan luar, melakukan
pengangkutan zat-zat yang diperlukan aktif dan mengendalikan susunan
dalam diri sel. Proses pengangkutan zat-zat yang diperlukan baik ke dalam
maupun ke luar sel dimungkinkan karena di dalam membran sel terdapat
enzim protein untuk mensintesis peptidoglikan komponen membran luar.
Rusaknya dinding sel bakteri, secara otomatis akan berpengaruh
pada membran sitoplasma. Beberapa bahan antimikroba seperti fenol,
kresol, detergen dan beberapa antibiotik dapat menyebabkan kerusakan
pada membran sel. Bahan-bahan ini akan menyerang dan merusak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
membran sel sehingga fungsi semi permeabilitas membran mengalami
kerusakan. Kerusakan pada membran sel akan mengakibatkan kematian
sel.
3. Kerusakan Sitoplasma
Sitoplasma atau cairan sel terdiri atas 80% air, asam nukleat,
protein, karbohidrat, lipid, ion anorganik dan berbagai senyawa dengan
bobot molekul rendah. Kehidupan suatu sel tergantung pada terpeliharanya
molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya.
Konsentrasi tinggi beberapa zat kimia dapat mengakibatkan koagulasi dan
denaturasi komponen-komponen seluler yang vital.
4. Menghambat Kerja Enzim
Di dalam sel terdapat enzim dan protein yang membantu
kelangsungan proses-proses metabolism. Banyak zat kimia telah diketahui
dapat mengganggu reaksi biokimia misalnya logam-logam berat, golongan
tembaga, perak, air raksa, dan senyawa logam berat lainnya umumnya
efektif sebagai bahan antimikroba pada konsentrasi relatif rendah. Logamlogam ini akan mengikat gugus enzim sulfihidril yang berakibat terhadap
perubahan protein yang terbentuk. Penghambatan ini dapat mengakibatkan
terganggunya metabolisme atau matinya sel.
5. Menghambat Sintesis Asam Nukleat dan Protein
DNA, RNA, dan protein memegang peranan penting dalam sel.
Beberapa
bahan
antimikroba
dalam
bentuk
antibiotik
misalnya
cloramfenikol, tetrasiklin, prumysin, dapat menghambat sintesis protein.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Sedangkan sintesis asam nukleat dapat dihambat oleh senyawa antibiotik
misalnya mitosimin. Bila terjadi gangguan pada pembentukan atau pada
fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.
Banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi kerja zat antibakteri
dalam menghambat atau membasmi bakteri patogen. Seluruh aspek harus
dikendalikan agar zat antibakteri dapat bekerja secara efektif. Beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kerja zat antibakteri menurut Wattimena, dkk
(1981) adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi atau Intensitas Zat Antibakteri
Semakin tinggi konsentrasi suatu zat antibakteri semakin tinggi
daya antibakterinya, artinya banyak bakteri akan terbunuh lebih cepat bila
konsentrasi zat tersebut lebih tinggi.
2. Jumlah Organisme
Ukuran inokulum merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
lebar daerah hambat, jumlah inokulum yang lebih sedikit menyebabkan
obat dapat berdifusi lebih jauh, sehingga daerah yang dihasilkan lebih
besar, sedangkan jika jumlah inokulum lebih besar maka daerah hambat
kecil.
3. Ketebalan Medium Agar
Ketebalan
medium
agar
berpengaruh
dalam
mendapatkan
sensivitas yang optimal. Perbedaan ketebalan media agar mempengaruhi
difusi dari zat uji ke dalam agar, sehingga akan mempengaruhi diameter
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
hambat. Makin tebal media yang digunakan akan makin kecil diameter
hambat yang terjadi.
4. Komposisi Media Agar
Perubahan komposisi media dapat merubah sifat media sehingga
jarak difusi berubah. Media agar berpengaruh terhadap ukuran daerah
hambat
dalam
hal
mempengaruhi
aktivitas
beberapa
bakteri,
mempengaruhi kecepatan difusi antibakteri dan mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan antibakteri.
5. Waktu Inkubasi
Waktu inkubasi disesuaikan dengan pertumbuhan bakteri, karena
luas
daerah
hambat
ditentukan
beberapa
jam
pertama
setelah
diinokulasikan pada media agar, maka daerah hambat dapat diamati segera
setelah adanya pertumbuhan bakteri.
6. Suhu
Kenaikan suhu dapat meningkatkan keefektifan suatu disinfektan
atau
bahan
mikrobial.
Hal
ini
disebabkan
zat
kimia
merusak
mikroorganisme melalui reaksi kimia. Reaksi kimia bisa dipercepat
dengan meninggikan suhu. Kebanyakan bakteri tumbuh baik pada suhu
37˚C
7. Spesies Mikroorganisme
Spesies mikroorganisme menunjukkan ketahanan yang berbedabeda terhadap suatu bahan kimia tertentu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
8. Keasaman (pH)
Mikroorganisme yang hidup pada pH asam akan lebih mudah
dibasmi pada suhu rendah dan dalam waktu yang singkat bila
dibandingkan dengan mikroorganisme yang hidup pada pH basa.
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan
metode pengenceran. Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan
mengukur zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon
penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam
ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensivitas yaitu 105-108
cfu/ml (Carter and Cole, 1990)
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan.
Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode
lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Metode cakram kertas dilakukan
dengan cara merendam cakram kertas steril ke dalam zat antibakteri selama
kurun waktu tertentu dan diletakkan pada media agar padat yang telah
diinokulasi dengan mikroba uji kemudian diinkubasipada suhu 37˚ C selama
18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya daerah (zona) bening di sekitar
cakram kertas yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba (Dzen,
2003)
Menurut Davis dan Stout (1971), ketentuan kekuatan antibiotik dan
antibakteri dapat digolongkan dalam kriteria sebagai berikut: daerah
hambatan 20 mm atau lebih berarti berdaya hambat sangat kuat, daerah
hambatan 10-20 mm berdaya hambat kuat, daerah hambatan 5-10 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
berdaya hambat sedang, dan daerah hambatan 5 mm atau kurang berdaya
hambat lemah.
Prinsip metode pourplate adalah masing-masing konsentrasi senyawa
antibakteri ditambahkan suspensi bakteri uji dalam media NA dengan suhu
45˚ C. Perlakuan tersebut akan diinkubasi dan diamati ada atau tidaknyya
pertumbuhan bakteri dalam media. Media uji senyawa antibakteri pada kadar
terkecil yang terlihat bening tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji, ditetapkan
sebagai Kadar Hambat Minimal (KHM). Media uji yang ditetapkan sebagai
KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media padat tanpa
penambahan bakteri uji ataupun senyawa antibakteri, dan diinkubasi selama
18-24 jam. Media padat yang tetap terlihat bening setelah inkubasi ditetapkan
sebagai Kadar Bunuh Minimal (KBM) (Idris, 2013).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
H. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dapat disusun suatu kerangka pemikiran yang
disajikan dalam bentuk bagan pada gambar berikut:
Bakteri Gram Positif:
Bacillus cereus
Bakteri Gram
Negatif:
Escherichia coli
Tanaman
Peperomia pellucida L.
Tannin dan Flavonoid
Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Rebus
Uji Aktivitas
Antibakteri
Ekstrak Tumbuk
Daerah Hambat
Kadar Hambat
Minimum
Kadar Bunuh
Minimum
Gambar 2.4. Kerangka pemikiran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium
dengan melakukan percobaan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.
B. Sampel dan Populasi
Sampel yang digunakan adalah tanaman suruhan (Peperomia
pellucida L.) yang diambil secara acak di Kebun Obat Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Ekstrak tanaman suruhan adalah hasil ekstraksi
seluruh bagian tanaman suruhan (akar, batang, daun, dan buah) sehingga
menghasilkan ekstrak tumbuk dan ekstrak rebus.
Populasi dari penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli yang
mewakili bakteri Gram negatif dan Bacillus cereus yang mewakili bakteri
Gram
positif
diperoleh dari biakan di
Laboratorium
Bioteknologi
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Bakteri diidentifikasi terlebih dahulu
dengan pengamatan morfologi koloni, pengamatan morfologi sel dan
pengecatan gram.
28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2014 di
Laboratorium
Biologi,
Program
Studi
Pendidikan
Biologi,
Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Desain Penelitian
Penelitian menggunakan Completely Randomized Design (CRD)
dengan perlakuan variasi sampel, variasi populasi dan konsentrasi ekstrak,
dengan tiga kali ulangan pada setiap perlakuan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan penelitian, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan yang terdiri dari pembuatan ekstrak tanaman
suruhan (Peperomia pellucida L.), pembuatan media uji Nutrient Agar (NA),
sterilisasi alat dan media, penyiapan mikroorganisme uji, uji kemurnian
mikroorganisme uji dan tahap perlakuan yang terdiri atas uji aktivitas
antibakteri, uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan uji Kadar Bunuh
Minimum (KBM). Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dalam
penelitian:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan inventaris alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian. Sampel tanaman suruhan diambil dari kebun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
obat Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam kondisi
yang baik untuk digunakan dalam penelitian. Populasi mikroorganisme uji
yang didapatkan dari Laboratorium Bioteknologi Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada dilakukan kultur ulang terlebih dahulu untuk memperbanyak
populasi mikroorganisme uji. Langkah kerja yang dilakukan adalah
menyiapkan media NA miring steril dalam tabung reaksi. Bakteri uji
digoreskan secara zig-zag pada media NA miring steril. Hasil perbanyakan
kultur bakteri dapat diamati setelah inkubasi selama 24 jam pada suhu
37˚C (Dwidjoseputro, 1990).
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan Ekstrak Tanaman Suruhan
Tanaman suruhan dicuci bersih menggunakan air mengalir dan
disortir (dipisahkan antara tanaman suruhan yang baik dan yang rusak).
Kriteria baik adalah tanaman segar, daun berwarna hijau (tidak terdapat
bercak), batang tegak berwarna hijau pucat, dan akar berwarna putih.
Sedangkan kriteria rusak adalah tanaman layu, terdapat bercak pada
bagian tanaman, dan diserang hama. Tanaman suruhan dengan kriteria
baik disterilkan secara kimia. Sterilisasi dilakukan dengan melarutkan
10 ml Natrium hipoklorit dalam 3 liter akuades. Tanaman suruhan
direndam selama 15 menit, kemudian dibilas menggunakan aquades
steril.
Ekstrak diperoleh dengan melakukan dua metode ekstraksi
sederhana terhadap tanaman suruhan. Perlakuan pertama tanaman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
suruhan dihancurkan atau ditumbuk menggunakan mortar dan stamper
yang sudah disterilkan kemudian disaring menggunakan kertas saring
steril sehingga diperoleh stok ekstrak tumbuk tanaman suruhan.
Perlakuan kedua, sampel ditimbang sebanyak 100 gram dan
dimasukkan dalam 100 ml aquades, kemudian direbus hingga
mendidih. Ekstrak hasil rebusan disaring sehingga mendapatkan stok
ekstrak rebus 100%.
Setelah diperoleh stok ekstrak dengan konsentrasi 100%, ekstrak
rebus dan ekstrak tumbuk diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi
masing-masing ekstrak sebesar 35%, 40%, dan 45% dengan
menambahkan aquades steril. Hasil pengenceran ekstrak dapat
digunakan dalam uji aktivitas antibakteri. Variasi konsentrasi ekstrak
pada tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Variasi Konsentrasi Ekstrak pada tiap Perlakuan
Perlakuan
1Bca
1Bcb
1Bcc
2Bca
2Bcb
2Bcc
1Eca
1Ecb
1 Ecc
2Eca
2Ecb
2Ecc
Variasi
Konsentrasi (%)
35
40
45
35
40
45
35
40
45
35
40
45
Jumlah sampel
(ml)
3,5
4
4,5
3,5
4
4,5
3,5
4
4,5
3,5
4
4,5
Pelarut aquades
(ml)
6,5
6
5.5
6,5
6
5.5
6,5
6
5.5
6,5
6
5.5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Keterangan:
1 : Ekstrak rebus
2 : Ekstrak tumbuk
Bc : Bacilus cereus
Ec : Escherichia coli
a
b
c
32
: Konsentrasi 1
: Konsentrasi 2
: Konsentrasi 3
b. Pembuatan Media Uji Nutrient Agar (NA)
NA sebanyak 2,8 gram dilarutkan ke dalam 100 ml aquades,
kemudian dipanaskan hingga larut. Bahan yang telah homogen
kemudian dibagi ke dalam tabung reaksi sebanyak 5-10 ml (ketika
untuk perbanyakan bakteri) dan dapat dibagi ke dalam erlenmeyer
sebagai stok, lalu disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121˚C
dan tekanan sebesar 1 atm selama 10 menit (Jutono dkk, 1980).
c. Sterilisasi Alat dan Media
Alat dan media yang digunakan dalam penelitian harus
disterilkan terlebih dahulu dengan tujuan memperkecil peluang
kontaminasi. Sterilisasi panas basah dilakukan pada alat-alat berbahan
kaca menggunakan autoclave. Sterilisasi alat dilakukan pada tekanan 1
atm dan suhu 121˚C selama 15 menit. Media NA dan ekstrak sampel
akan dapat digunakan apabila sedang berada dalam kondisi yang steril,
caranya sama dengan sterilisasi alat namun waktu yang diperlukan
hanya 10 menit. Alat-alat yang tidak tahan panas dapat disterilisasi
dengan pemberian alkohol atau pembakaran dalam api bunsen (Jutono
dkk, 1980).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
d. Penyiapan Mikroorganisme Uji
Mikroorganisme uji yang telah diperoleh dilakukan perbanyakan
kultur murni. Kultur murni bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus
diambil sedikit menggunakan jarum ose, kemudian digoreskan di atas
permukaan media NA miring secara aseptis. Setelah itu dilakukan
inkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam (Jutono dkk, 1980).
Mikroorganisme uji yang akan digunakan dalam uji aktivitas
antibakteri dilakukan pengenceran bertingkat terlebih dahulu untuk
mengendalikan populasi bakteri. Satu ose biakan murni disuspensikan
dengan 10 ml aquades steril pada tabung reaksi. Tabung kedua berisi 9
ml aquades steril dan 1 ml suspensi yang diambil dari tabung pertama.
Begitu seterusnya hingga pengenceran 10-5 yang setara dengan 3.108
cfu/ml Nefelometer McFarland. Suspensi bakteri pada pengenceran 10-5
diinokulasikan dalam media NA padat dengan metode spread plate.
Sebanyak 0,1 ml suspensi bakteri diteteskan ke dalam cawan petri berisi
media NA, dan diratakan menggunakan trigalski.
e. Uji Kemurnian Mikroorganisme Uji
Mikroorganisme uji yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah Escherichia coli dan Bacillus cereus. Pada uji kemurnian
mikroorganisme uji, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengamatan Morfologi Koloni
Mikroorganisme uji diambil sebanyak satu ose, kemudian
diinokulasikan secara goresan pada media NA dalam cawan petri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
Setelah itu, kultur diinkubasikan pada suhu 35˚C selama 24 jam.
Selanjutnya,
dilakukan
pengamatan
morfologi
koloni
mikroorganisme uji yang meliputi bentuk dan warna koloni
(Alexander dkk, 2003)
2) Pengamatan Morfologi Sel
Mikroorganisme uji diambil sebanyak satu ose, kemudian
diinokulasikan secara goresan pada medis NA miring dan diinkubasi
pada suhu 30˚C selama 24 jam. Morfologi sel mikroorganisme uji
diamati dengan menggunakan pengecatan negatif. Langkah kerjanya
yaitu gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol,
selanjutnya biakan mikroorganisme uji diambil secara aseptis
sebanyak 1 ose dan diletakkan di atas gelas benda. Tinta cina
diambil dan diteteskan pada salah satu ujung gelas benda, kemudian
gelas benda yang lain diletakkan di atas suspensi dengan kemiringan
45˚ lalu ditarik permukaannya dari ujung satu ke ujung lain hingga
cat menjadi rata, sehingga menjadi lapisan tipis. Selanjutnya diamati
di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 100 dan dilakukan
pengambilan gambar menggunakan kamera mikro (Alexander dkk,
2003).
3) Pengecatan Gram
Pengecatan gram dilakukan untuk mengetahui sifat Gram
mikroorganisme uji. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu gelas
benda dibersihkan dengan alkohol dan dipanaskan dengan lampu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
spiritus sampai kering. Setelah itu, satu lup suspensi bakteri
diambil menggunakan ose secara aseptis dan diratakan seluas ± 1
cm pada gelas benda kemudian difiksasi dengan cara diletakkan di
atas lampu bunsen yang menyala.
Objek yang sudah difiksasi kemudian ditetesi cat Gram A
(kristal violet) pada permukaan lapisan bakteri dan didiamkan
selama 60 detik. Hasil pengecatan cat Gram A dicuci dengan air
mengalir selama 5 detik dan dikeringkan. Setelah kering, cat Gram
B (iodine) diteteskan dan didiamkan selama 60 detik, kemudian
dicuci dengan air mengalir selama 5 detik dan dikeringkan.
Selanjutnya objek diberi cat Gram C (alkohol) dan didiamkan
selama 30 detik. Sisanya dicuci dengan air mengalir selama 5 detik
dan dikeringkan. Kemudian, objek ditetesi dengan cat Gram D
(safranin) dan didiamkan selama 60 detik. Setelah itu dicuci dengan
air mengalir dan dikeringkan.
Hasil ditutup dengan gelas penutup dan ditetesi dengan
minyak imersi kemudian diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10 x 100, kemudian dilakukan pengambilan gambar
menggunakan kamera mikro Jika sel berwarna biru, berarti bakteri
tersebut bersifat Gram-positif dan jika berwarna merah, berarti
bersifat Gram-negatif (Alexander dkk, 2003).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
3. Tahap Perlakuan
a. Uji Aktivitas Antibakteri
Pada
penelitian
ini,
uji
aktivitas
antibakteri
dilakukan
menggunakan metode cakram kertas. Cakram kertas steril dengan
diameter 0,5 cm dicelupkan dalam variasi konsentrasi ekstrak selama
30 menit kemudian diletakkan pada media yang berisi bakteri uji.
Masing-masing perlakuan variasi konsentrasi ekstrak yaitu sebesar
35%, 40%, 45% dibuat pengulangan sebanyak 3 kali serta aquades
steril sebagai kontrol negatif dan formalin sebagai kontrol positif.
Media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C.
Keekfetifan ekstrak dilihat dari daerah hambat yang didapat.
Daerah hambat biasanya terlihat lebih bening daripada daerah
sekitarnya. Daerah hambat diukur menggunakan jangka sorong. Daerah
hambat diukur dengan cara meletakkan jangka sorong pada batas luar
cakram kertas sampai dengan batas terpanjang dan batas terpendek
daerah hambat yang terbentuk sehingga diperoleh jari-jari daerah
hambat terpanjang dan jari-jari daerah hambat terpendek. Parameter
untuk menilai efektivitas ekstrak terhadap bakteri Escherichia coli dan
Bacillus cereus melalui diameter daerah penghambatan ekstrak dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Rumahlewang, 2001):
Dimana
R : Diameter zona penghambatan (mm)
p : Diameter zona penghambatan terpanjang (mm), dan
q : Diameter zona penghambat terpendek (mm)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
b. Uji Kadar Hambat Minimal (KHM)
Konsentrasi minimal yang didapatkan dari uji aktivitas
antibakteri digunakan sebagai acuan dalam menentukan konsentrasi
sampel pada pengujian nilai Kadar Hambat Minimal (KHM).
Pengujian dilakukan dengan metode dilusi padat. Metode ini
dilakukan dengan penanaman bakteri secara pourplate. Langkah
kerjanya yaitu media NA dengan suhu 45˚C dituangkan ke dalam
cawan petri yang sudah berisi mikroorganisme uji dan sampel ekstrak.
Jumlah media kultur yang digunakan sebanyak 10 ml. Mikroorganisme
uji pada pengenceran 10-5 yang divortex dahulu sebelum digunakan
sebanyak 0,5 ml. Sampel ekstrak sebanyak 0,5 ml. Hasil pourplate
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Penentuan nilai KHM dilihat
dari konsentrasi terendah pada media yang tidak ditumbuhi bakteri.
c. Uji Kadar Bunuh Minimal (KBM)
Hasil yang diperoleh dari uji KHM dapat dilanjutkan dalam
pengujian Kadar Bunuh Minimal (KBM) dengan metode streak plate.
Kultur ulang ini dilakukan dengan cara menggoreskan hasil yang
ditetapkan sebagai KHM menggunakan cotton bud steril pada media
padat NA steril (tanpa penambahan bakteri uji ataupun senyawa
antibakteri). Kultur diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Media
kultur NA yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan
sebagai Kadar Bunuh Minimal (KBM).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Inventaris Alat dan
Bahan
Tahap Persiapan
Pengambilan Sampel
Perbanyakan Kultur
Murni
Pembuatan Ekstrak
Pembuatan Media Uji
NA
Tahap Pelaksanaan
Sterilisasi Alat dan
Media
Penyiapan
Mikroorganisme Uji
Uji Kemurnian
Mikroorganisme Uji
Uji
Aktivitas Antibakteri
Tahap Perlakuan
Pengamatan Morfologi
Sel
Pengamatan Morfologi
Koloni
Pengecatan Gram
Uji KHM
Uji KBM
Gambar 3.1 Bagan Alir Proses Pengujian Aktivitas Antibakteri
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui aktivitas ekstrak
tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) dengan pertumbuhan koloni
Escherichia coli dan Bacilus cereus dilakukan uji statistik Two Way ANOVA
dengan tingkat kepercayaan 95 %. Pengitungan dilakukan dengan program
SPSS versi 16.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
G. Instrumen Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer,
refrigerator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, hot plate stirrer, magnetic
stirrer, mortar, stamper, cawan petri, gelas ukur, jarum inokulum, pembakar
bunsen, penjepit, termometer, autoklaf, pipet volume, vortex mixer, pH meter,
mistar geser, trigalski, inkubator, timbangan analitik, gelas beker, labu ukur,
corong gelas, kertas saring, pinset, gelas benda, gelas penutup, mikroskop
binokuler, kamera mikro, kertas payung, alumunium foil, dan karet.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biakan
murni Escherichia coli dan Bacillus cereus yang diperoleh dari Laboratorium
Mikrobiologi Universitas Gajah Mada (UGM), media Nutrient Agar (NA),
aquades steril, cat gram A (kristal violet), cat gram B (iodine), cat gram C
(alkohol), cat gram D (safranin), tinta cina, alkohol, dan tanaman suruhan
(Peperomia pellucida L.).
H. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
: Ekstrak tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.)
2. Variabel terikat : Daya hambat dan daya bunuh Escherichia coli dan
Bacillus cereus
3. Variabel kendali : Suhu inkubasi, waktu inkubasi, media inkubasi, dan
volume bakteri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L.)
Diketahui ciri-ciri tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) yaitu
memiliki daun tunggal, letak berseling, berdaging tipis, berbentuk bundar
telur dengan ujung meruncing, permukaan atas hijau mengkilap sedangkan
permukaan bawahnya lebih muda dan agak kelabu, panjang daun 30-35 mm,
tangkai daun gundul dengan panjang 11-20 mm. Batang setinggi 10-20 cm,
berair, bercabang, bulat, gundul, berwarna hijau pucat. Akarnya berupa
serabut halus berwana putih. Bunga tersusun dalam rangkaian berbentuk bulir
yang panjangnya 1-6 cm, berwarna hijau ketika muda dan cokelat apabila
matang, terletak di ujung tangkai dan ketiak daun. Buah bulat, ujung runcing,
sangat kecil, tersusun seperti buah lada. Ciri-ciri tanaman suruhan yang
diperoleh dari Kebun Obat Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan kunci
determinasi Flora of Java (Backer, 1965).
B. Uji Kemurnian Bakteri Uji
Bakteri uji yang digunakan adalah Escherichia coli dan Bacillus
cereus. Uji kemurnian bakteri uji dilakukan agar didapat isolat bakteri yang
murni. Uji kemurnian bakteri meliputi pengamatan morfologi sel,
pengamatan morfologi koloni dan pengecatan Gram.
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
Tabel 4.1. Hasil Uji Kemurnian Escherichia coli
No
Pengujian
1
Morfologi Koloni
2
Morfologi Sel
3
Pengecatan Gram
Escherichia coli
Hasil Uji
Breed, dkk (2001)
Bulat, berwarna putih
Bulat, berwarna putih,
kadang kekuningan,
mengkilap, agak besar
mengkilap
Ada yang berbentuk bulat
Berbentuk bulat dan
dan batang pendek,
batang pendek, kadang
berukuran 0,5-1µm, dapat
membentuk rantai
membentuk rantai pendek
pendek
atau berpasangan
Gram negatif
Gram negatif
Hasil uji kemurnian pada tabel 4.1. yang dilakukan pada bakteri uji
membuktikan bahwa isolat Escherichia coli yang digunakan memiliki ciri-ciri
yang serupa dengan pernyataan Breed, dkk (2001). Escherichia coli yang
diuji memiliki koloni berbentuk bulat, agak besar, mengkilap dan berwarna
putih, memiliki sel berbentuk bulat dan batang pendek, yang kadang
membentuk rantai pendek. Selain itu, senada dengan penelitian Lay (1994),
Escherichia coli juga terbukti bersifat Gram negatif karena dapat mengikat
zat warna kedua yaitu safranin sehingga berwarna merah. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa isolat Escherichia coli yang digunakan merupakan
isolat yang murni. Dokumentasi hasil uji kemurnian Escherichia coli dapat
dilihat pada Lampiran 4.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Tabel 4.2. Hasil Uji Kemurnian Bacillus cereus
No
Pengujian
1
Morfologi Koloni
2
Morfologi Sel
3
Pengecatan Gram
Bacillus cereus
Hasil Uji
Breed, dkk (2001)
Bulat agak besar, tidak
Besar, tidak beraturan,
beraturan, berwarna putih
berwarna keputihan
Berbentuk batang pendek, Berbentuk batang pendek,
kadang membentuk rantai kadang membentuk rantai
pendek
pendek
Gram positif
Gram positif
Hasil uji kemurnian pada tabel 4.2. yang dilakukan pada bakteri uji
membuktikan bahwa isolat Bacillus cereus yang digunakan memiliki ciri-ciri
yang serupa dengan pernyataan Breed, dkk (2001). Bacillus cereus yang diuji
memiliki koloni berbentuk bulat, agak besar, tidak beraturan dan berwarna
putih, memiliki sel berbentuk bulat dan batang pendek, yang kadang
membentuk rantai pendek. Sesuai dengan pernyataan Lay (1994), Bacillus
cereus juga terbukti bersifat Gram positif karena dapat mengikat zat warna
pertama yaitu kristal violet sehingga berwarna ungu. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa isolat Bacillus cereus yang digunakan merupakan isolat
yang murni. Dokumentasi hasil uji kemurnian Bacillus cereus dapat dilihat
pada Lampiran 5.
C. Aktivitas Antibakteri
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak
tanaman Peperomia pellucida L. terhadap bakteri Escherichia coli dan
Bacillus cereus. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak tanaman Peperomia
pellucida L. memiliki daya hambat yang baik atau cukup efektif yang ditandai
dengan besarnya daerah hambat pada masing-masing perlakuan dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
konsentrasi yang terlihat seperti lingkaran pembatas antara bakteri dan
ekstrak. Bakteri tidak dapat berkembang pada daerah penghambat tersebut.
Hasil pengukuran daerah hambat ekstrak antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli
No
1
2
3
4
Jenis
Ekstrak
Konsentrasi
Ekstrak
A (35%)
Rebus
B (40%)
C (45%)
A (35%)
Tumbuk
B (40%)
C (45%)
Kontrol +
Kontrol -
R (mm)
0,91
3,69
5,26
2,71
4,89
7,87
15,62
0
D
(mm)
1,82
7,38
10,52*
5,42
9,78
15,74*
31,24
0
Kriteria Hambat
Lemah
Sedang
Kuat
Sedang
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Tidak ada
Keterangan: Simbol (*) menyatakan daerah hambat paling besar dari masingmasing perlakuan antibakteri yang diujikan terhadap E. Coli
R : Jari-jari daerah hambat
D : Diameter daerah hambat
Pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa pengujian aktivitas antibakteri
terhadap pertumbuhan Escherichia coli menunjukkan hasil diameter daerah
hambat paling besar pada perlakuan ekstrak tumbuk dengan konsentrasi 45%
yang memiliki rerata diameter daerah hambat sebesar 15,74 mm sedangkan
yang diberi perlakuan ekstrak rebus dengan konsentrasi 45% memiliki rerata
diameter daerah hambat sebesar 10,52 mm. Perbandingan daerah hambat
yang dihasilkan antara ekstrak tumbuk dan ekstrak rebus terhadap
Escherichia coli dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Diameter Hambat (mm)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
20
15
Ekstrak Rebus
Ekstrak Tumbuk
10
5
0
35%
40%
45%
Konsentrasi Ekstrak
Gambar 4.1. Diameter Daerah Hambat pada Perlakuan Ekstrak Rebus dan
Ekstrak Tumbuk terhadap Escherichia coli
Dalam uji statistik didapatkan hasil bahwa data diameter daerah
hambat terhadap Escherichia coli memiliki distribusi yang normal karena
memiliki nilai signifikansi 0,998 (>0,05). Dari hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa data memiliki signifikansi sebesar 0,732 (>0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data mempunyai varian
sama. Setelah memenuhi persyaratan, maka dilakukan Analisis Varian Dua
Arah (Two ways Annova) yang hasilnya adalah pengaruh semua variabel
independen (ekstrak, konsentrasi, dan interaksi ekstrak dengan konsentrasi)
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (diameter daerah hambat E.
coli) memiliki nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) berarti model valid. Pengaruh
ekstrak terhadap diameter daerah hambat E. coli berpengaruh signifikan
karena memiliki nilai 0,001 (< 0,05). Pengaruh konsentrasi terhadap diameter
daerah hambat E. coli memiliki nilai 0,000 sehingga dapat dikatakan
signifikan (< 0,05). Sedangkan pengaruh interaksi ekstrak dan konsentrasi
terhadap diameter daerah hambat E. coli memiliki nilai 0,408 sehingga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
interaksi ekstrak dan konsentrasi tidak berpengaruh signifikan. R kuadrat
menunjukkan nilai 0,900 dimana mendekati 1 maka korelasi kuat.
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk menilai kategori dari variabel
konsentrasi yang memiliki perbedaan signifikan dengan Tukey Post Hoc.
Hasilnya variabel konsentrasi tidak menunjukkan perbedaan yang berarti.
Output data uji statistik aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli
dilakukan menggunakan SPSS versi 16 dapat dilihat pada Lampiran 2.
Hasil pengukuran daerah hambat ekstrak antibakteri terhadap
pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Bacillus cereus
No
1
2
3
4
Jenis
Ekstrak
Konsentrasi
Ekstrak
A (35%)
Rebus
B (40%)
C (45%)
A (35%)
Tumbuk
B (40%)
C (45%)
Kontrol +
Kontrol -
R (mm)
0
4,65
8,45
3,98
8,25
9,75
28,76
0
D
(mm)
0
9,30
16,9*
7,96
16,50
19,50*
57,52
0
Kriteria
Hambat
Tidak ada
Sedang
Kuat
Sedang
Kuat
Kuat
Sangat Kuat
Tidak ada
Keterangan: Simbol (*) menyatakan daerah hambat paling besar dari masingmasing perlakuan antibakteri yang diujikan terhadap B. Cereus
R : Jari-jari daerah hambat
D : Diameter daerah hambat
Pada tabel 4.4 dapat dilihat pengujian antibakteri dari ekstrak rebus
dan ekstrak tumbuk tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) menunjukkan
hasil yang memiliki beda nyata terhadap pertumbuhan Bacillus cereus. Pada Bacillus cereus yang diberi perlakuan ekstrak tumbuk dengan konsentrasi
45% memiliki rerata diameter daerah hambat terbesar yaitu 19,5 mm dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
yang diberi perlakuan ekstrak rebus dengan konsentrasi 45% memiliki rerata
diameter daerah hambat sebesar 16,9 mm. Perbandingan daerah hambat yang
dihasilkan antara ekstrak tumbuk dengan ekstrak rebus terhadap Bacillus
Diameter Hambat (mm)
cereus dapat dilihat dalam Gambar 4.2.
25
20
15
Ekstrak Rebus
Ekstrak Tumbuk
10
5
0
35%
40%
45%
Konsentrasi Ekstrak
Gambar 4.2. Diameter Daerah Hambat pada Perlakuan Ekstrak Rebus dan
Ekstrak Tumbuk terhadap Bacillus cereus
Analisis statistik diawali dengan uji normalitas dan didapatkan hasil
bahwa data diameter daerah hambat terhadap Bacillus cereus memiliki
distribusi yang normal karena memiliki nilai signifikansi sebesar 0,971 (>
0,05). Uji homogenitas menunjukkan bahwa data memiliki signifikansi
sebesar 0,316 (> 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data
mempunyai varian yang sama. Setelah memenuhi persyaratan, maka
dilakukan Analisis Varian Dua Arah (Two ways Annova) yang hasilnya
adalah pengaruh semua variabel independen (ekstrak, konsentrasi, dan
interaksi ekstrak dengan konsentrasi) secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (diameter daerah hambat B. cereus) memiliki nilai signifikansi
0,000 (< 0,05) berarti model valid. Pengaruh ekstrak terhadap diameter
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
daerah hambat B. cereus berpengaruh signifikan karena memiliki nilai 0,000
(< 0,05). Pengaruh konsentrasi terhadap diameter daerah hambat B. cereus
memiliki nilai 0,000 sehingga dapat dikatakan signifikan (< 0,05). Sedangkan
pengaruh interaksi ekstrak dan konsentrasi terhadap diameter daerah hambat
B. cereus memiliki nilai 0,165 sehingga interaksi ekstrak dan konsentrasi
tidak berpengaruh signifikan. R kuadrat menunjukkan nilai 0,917 dimana
mendekati 1 maka korelasi kuat. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk
menilai kategori dari variabel konsentrasi yang memiliki perbedaan signifikan
dengan Tukey Post Hoc. Hasilnya variabel konsentrasi tidak menunjukkan
perbedaan yang berarti. Output data uji statistik aktivitas antibakteri terhadap
Bacillus cereus dilakukan menggunakan SPSS versi 16 dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Daerah bening yang terbentuk di sekitar cakram kertas pada media
kultur dalam uji aktivitas antibakteri membuktikan bahwa ekstrak rebus dan
ekstrak tumbuk tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) memiliki sifat
antibakteri terhadap pertumbuhan awal Escherichia coli dan Bacillus cereus.
Daerah bening adalah daerah yang tidak ditumbuhi bakteri serta terlihat lebih
jernih dibandingkan dengan area di sekitarnya. Kemampuan ekstrak tanaman
suruhan (Peperomia pellucida L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri
karena adanya senyawa aktif metabolit sekunder dalam tanaman. Dalimartha
(2006) mengungkapkan bahwa seluruh bagian tanaman suruhan mengandung
saponin, tannin, alkaloid, kalsium oksalat, lemak dan minyak atsiri. Hal ini
juga diungkapkan oleh Majumder, dkk (2011) bahwa hasil uji fitokimia daun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
tumbuhan ini mengandung steroid, flavonoid, triterpenoid, dan karbohidrat.
Mekanisme kerja dari flavonoid sebagai zat antibakteri adalah mengganggu
aktivitas transpeptidase peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel
terganggu dan sel mengalami lisis (Cowan, 1999). Maryani (2013)
menyatakan bahwa tanin menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
menghambat metabolisme sel, mengganggu sintesa dinding sel, dan merusak
membran sel. Kerusakan pada membran sel dapat mencegah masuknya
bahan-bahan
makanan
atau
nutrisi
yang
diperlukan
bakteri
untuk
menghasilkan energi. Akibatnya bakteri akan terhambat pertumbuhannya dan
bahkan mati.
Hasil pengukuran diameter daerah hambat menunjukkan bahwa
ekstrak tumbuk dan ekstrak rebus memiliki perbedaan yang nyata terhadap
pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus. Ekstrak tumbuk memiliki
aktivitas hambat yang lebih besar daripada ekstrak rebus, baik terhadap
Escherichia coli maupun Bacillus cereus. Ekstrak tumbuk merupakan ekstrak
murni tanpa penambahan pelarut, sehingga metabolit sekunder yang terdapat
dalam tanaman
akan
tersari seluruhnya.
Sedangkan ekstrak rebus
menggunakan pelarut air. Dewi (2010) menyatakan bahwa pelarut air
merupakan pelarut universal yang dapat melarutkan hampir sebagian besar
komponen senyawa yang terkandung dalam tanaman. Selain itu, Harbone
(1987) berpendapat bahwa flavonoid merupakan senyawa yang polar atau
larut dalam air. Alasan tersebut dapat menunjukkan bahwa senyawa flavonoid
yang terdapat dalam tanaman ikut menguap ketika dilakukan perebusan. Hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
ini menyebabkan aktivitas antibakteri senyawa flavonoid kurang maksimal
bekerja.
Hasil rerata diameter daerah hambat dari pada ekstrak rebus dan
ekstrak tumbuk dengan konsentrasi 35%, 40%, dan 45% menunjukkan hasil
yang berbeda nyata. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak tumbuk dan ekstrak
rebus Peperomia pellucida L. maka semakin kuat aktivitas antibakterinya
dilihat dari besarnya daerah hambat yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Natarini (2007) bahwa peningkatan
konsentrasi berpengaruh terhadap daya kerja antibakteri. Semakin tinggi
konsentrasi maka akan semakin tinggi pula kemampuan antibakteri dalam
menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini disebabkan karena peningkatan
konsentrasi menyebabkan semakin besar kadar metabolit sekunder yang
terkandung dalam ekstrak. Dahlman (2007) menyebutkan bahwa efektivitas
suatu bahan bergantung pada banyak faktor seperti konsentrasi, suhu dan
waktu.
Ekstrak rebus tanaman suruhan memiliki daya hambat lemah hingga
kuat terhadap Escherichia coli dan Bacillus cereus. Ekstrak tumbuk memiliki
daya hambat sedang hingga kuat terhadap Escherichia coli dan Bacillus
cereus. Penentuan kriteria ini berdasarkan Davis dan Stout (1971) yang
melaporkan bahwa ketentuan kekuatan daya antibakteri sebagai berikut:
daerah hambatan di atas 20 mm termasuk sangat kuat, daerah hambatan 10-20
mm kategori kuat, daerah hambatan 5-10 mm kategori sedang dan daerah
hambatan di bawah 5 mm termasuk kategori lemah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Dilihat dari besarnya daerah hambat, secara umum antibakteri
memiliki daya hambat lebih besar terhadap bakteri gram positif Bacillus
cereus daripada bakteri gram negatif Escherichia coli. Pada tabel 4.3 dan
tabel 4.4 menunjukkan bahwa zat antibakteri dari ekstrak rebus dan ekstrak
tumbuk tanaman suruhan lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif dibandingkan dengan penghambatan pertumbuhan
bakteri gram negatif. Kontrol positif juga menunjukkan efektivitas yang sama
dengan ekstrak tanaman suruhan yaitu lebih efektif dalam menghambat
bakteri gram positif dibandingkan penghambatan bakteri gram negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa bakteri gram positif lebih rentan oleh senyawa
antibakteri ekstrak tanaman suruhan daripada bakteri gram negatif. Perbedaan
sensitivitas bakteri terhadap aktivitas antibakteri dipengaruhi oleh struktur
dinding sel bakteri. Bakteri gram positif cenderung lebih sensitif terhadap
antibakteri karena struktur dinding sel bakteri gram positif lebih sederhana
dibandingkan struktur dinding sel bakteri gram negatif sehingga memudahkan
senyawa antibakteri untuk masuk ke dalam sel bakteri gram positif (Brooks
dkk, 2004).
Perbedaan struktur dinding sel menentukan penetrasi, ikatan dan
aktivitas senyawa antibakteri (Brooks dkk, 2004). Bakteri gram positif
memiliki struktur dinding sel dengan lebih banyak peptidoglikan, sedikit lipid
dan dinding sel mengandung polisakarida (asam teikoat). Asam teikoat
merupakan polimer yang larut dalam air, yang berfungsi sebagai transport ion
positif untuk keluar atau masuk. Sifat larut air dapat menunjukkan bahwa sel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
bakteri gram positif bersifat lebih polar. Sedangkan senyawa flavonoid dalam
tanaman suruhan merupakan bagian yang bersifat polar sehingga lebih mudah
menembus lapisan peptidoglikan yang bersifat polar daripada lapisan lipid
yang nonpolar. Rusaknya dinding sel bakteri oleh zat antibakteri dapat
menyebabkan sel bakteri lisis.
Kerusakan dinding sel akan berakibat terjadinya perubahan-perubahan
yang mengarah pada kematian sel karena dinding sel berfungsi sebagai
pengatur zat-zat dari luar ke dalam (Brooks dkk, 2004). Hal tersebut
menyebabkan aktivitas penghambatan pada bakteri gram positif lebih besar
daripada bakteri gram negatif. Bakteri gram negatif lebih banyak
mengandung lipid, sedikit peptidoglikan, membran luar berupa bilayer yang
berfungsi sebagai pertahanan selektif senyawa-senyawa yang keluar atau
masuk sel dan menyebabkan efek toksik. Membran luar bakteri gram negatif
terdiri dari fosfolipid (lapisan dalam) dan lipopolisakarida (lapisan luar) yang
tersusun atas lipid A dan bersifat nonpolar. Hal ini yang menyebabkan
senyawa antibakteri pada ekstrak tanaman suruhan lebih sulit untuk masuk ke
dalam sel sehingga aktivitas antibakterinya lebih lemah dibandingkan pada
bakteri gram positif.
Kontrol negatif yang berupa aquades steril tidak menunjukkan adanya
zona hambat. Hal ini mengindikasikan bahwa kontrol negatif yang digunakan
tidak berpengaruh pada uji antibakteri. Sedangkan kontrol positif yang berupa
formaldehid berpengaruh terhadap kedua jenis bakteri baik Escherichia coli
maupun Bacillus cereus. Kontrol positif mempunyai diameter daerah hambat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
yang terbesar pada aktivitas pertumbuhan Bacillus cereus, yaitu sebesar 57,52
mm sedangkan pada aktivitas pertumbuhan Escherichia coli diameter
penghambatannya sebesar 31,24. Aktifitas penghambatan yang dilakukan
oleh kontrol positif tergolong kategori sangat kuat. Formaldehid membunuh
bakteri dengan cara membuat jaringan dalam bakteri mengalami dehidrasi
(kekurangan air) (Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2004).
D. Kadar Hambat Minimum (MIC/Minimum Inhibitory Concentration)
Pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM) bertujuan untuk
mengetahui besarnya konsentrasi zat antibakteri yang diperlukan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri (Brooks, 2004). Pengujian nilai KHM/MIC
dilakukan dengan metode dilusi padat. Ekstrak tanaman suruhan dan bakteri
uji diinokulasikan dalam media NA. Perbandingan jumlah ekstrak tanaman
suruhan dan bakteri uji adalah 1:1. Setelah inkubasi 24 jam, hasil pengujian
KHM/MIC dapat diamati. Hasil pengujian KHM/MIC dapat dilihat dalam
tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Uji KHM/MIC Ekstrak Antibakteri terhadap Escherichia coli
dan Bacillus cereus
No
Jenis
Ekstrak
Bakteri
Konsentrasi
Ekstrak
(%)
35
1
Rebus
Escherichia
coli
36
Keterangan
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Terdapat
koloni bakteri di permukaan media
dengan populasi yang sangat padat
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Pada
permukaan media ditumbuhi
bakteri dengan koloni yang padat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Jenis
Ekstrak
Bakteri
Konsentrasi
Ekstrak
(%)
37
Escherichia
coli
38
39
40
35
Rebus
36
Bacillus
cereus
37
53
Keterangan
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Koloni
bakteri dipermukaan media terlihat
dalam populasi yang kecil
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Terdapat
koloni bakteri dalam populasi yang
sangat kecil
Mampu menghambat pertumbuhan
bakteri. Hal ini dapat diamati dari
media yang bersih dan tidak
ditumbuhi bakteri
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Pada
permukaan media ditumbuhi
bakteri dengan koloni yang padat
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Koloni
bakteri dipermukaan media terlihat
dalam populasi yang kecil
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Terdapat
koloni bakteri dalam populasi yang
sangat kecil
38
39
40
35
2
Tumbuk
Escherichia
coli
36
37
Mampu menghambat pertumbuhan
bakteri. Hal ini dapat diamati dari
media yang bersih dan tidak
ditumbuhi bakteri
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Pada
permukaan media ditumbuhi
bakteri dengan koloni yang padat
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Koloni
bakteri dipermukaan media terlihat
dalam populasi yang kecil
Mampu menghambat pertumbuhan
bakteri. Hal ini dapat diamati dari
media yang bersih dan tidak
ditumbuhi bakteri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Jenis
Ekstrak
Bakteri
Konsentrasi
Ekstrak
(%)
Keterangan
38
Escherichia
coli
Mampu menghambat pertumbuhan
bakteri. Hal ini dapat diamati dari
media yang bersih dan tidak
ditumbuhi bakteri
39
40
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Pada
permukaan media ditumbuhi
bakteri dengan koloni yang padat
Tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Koloni
bakteri dipermukaan media terlihat
dalam populasi yang kecil
Mampu menghambat pertumbuhan
bakteri. Hal ini dapat diamati dari
media yang bersih dan tidak
ditumbuhi bakteri
35
Tumbuk
Bacillus
cereus
54
36
37
38
39
40
Aktivitas
bakteriostatik
ekstrak
tanaman
suruhan
(Peperomia
pellucida L.) dinyatakan sebagai nilai KHM/MIC, yaitu konsentrasi minimal
yang menunjukkan aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri. Penentuan
nilai KHM/MIC dilihat dari konsentrasi terendah pada media yang tidak
ditumbuhi bakteri. Adanya pertumbuhan bakteri pada media menunjukkan
bahwa pada konsentrasi ekstrak tersebut belum dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Pengujian yang dilakukan dengan metode dilusi padat
mendapatkan hasil yang tertera pada tabel 4.5.
Pada ekstrak rebus yang diujikan terhadap Escherichia coli didapatkan
KHM/MIC pada konsentrasi 39%. Sedangkan ekstrak tumbuk yang diujikan
terhadap Escherichia coli diperoleh KHM/MIC pada konsentrasi 37. Hasil
yang diperoleh dari pengujian KHM/MIC terhadap Bacillus cereus pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
ekstrak rebus terdapat pada konsentrasi 38%, sedangkan pada ekstrak tumbuk
terdapat pada konsentrasi 37%.
Dari data yang diperoleh, zat antibakteri yang diujikan terhadap
Escherichia coli dan Bacillus cereus dari ekstrak tumbuk memiliki
KHM/MIC yang lebih efektif daripada ekstrak rebus. Menurut Wattimena,
dkk (1981) bahwa ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kerja zat
antibakteri, yaitu:
1. Konsentrasi atau Intensitas Zat Antibakteri
Semakin tinggi konsentrasi suatu zat antibakteri semakin tinggi
daya hambat antibakterinya, artinya banyak bakteri akan terhambat
pertumbuhannya bila konsentrasi zat tersebut lebih tinggi. Selain itu,
seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa zat antibakteri yang berupa
ekstrak tumbuk memiliki aktivitas yang lebih besar dibanding ekstrak
rebus dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Senyawa flavonoid yang
terdapat dalam tanaman ikut menguap ketika dilakukan perebusan. Hal ini
menyebabkan aktivitas antibakteri senyawa flavonoid kurang maksimal
bekerja dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
2. Jumlah Organisme
Ukuran inokulum merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
daya penghambatan, jumlah inokulum yang lebih sedikit menyebabkan
obat dapat berdifusi lebih jauh, sehingga zat antibakteri dapat membunuh
pertumbuhan bakteri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
3. Ketebalan Medium Agar
Ketebalan
medium
agar
berpengaruh
dalam
mendapatkan
sensivitas yang optimal. Perbedaan ketebalan media agar mempengaruhi
difusi dari zat uji ke dalam agar.
4. Spesies Mikroorganisme
Spesies mikroorganisme menunjukkan ketahanan yang berbedabeda terhadap suatu bahan kimia tertentu. Escherichia coli lebih tahan
terhadap zat flavonoid dan tanin karena struktur dinding sel bakteri gram
negatif lebih banyak mengandung lipid, sedikit peptidoglikan, membran
luar berupa bilayer yang berfungsi sebagai pertahanan selektif senyawasenyawa yang keluar atau masuk sel dan menyebabkan efek toksik.
Membran luar bakteri gram negatif terdiri dari fosfolipid (lapisan dalam)
dan lipopolisakarida (lapisan luar) yang tersusun atas lipid A dan bersifat
nonpolar. Hal ini yang menyebabkan senyawa antibakteri pada ekstrak
tanaman suruhan lebih sulit untuk masuk ke dalam sel sehingga kurang
efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Bacillus cereus memiliki
dinding sel yang lebih sederhana sehingga zat antibakteri lebih mudah
melakukan mekanisme kerja dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
E. Kadar Bunuh Minimum (MBC/Minimum Bactericidal Concentration)
Pengujian
Kadar
Bunuh
Minimum
(KBM)
bertujuan
untuk
mengetahui besarnya konsentrasi zat antibakteri yang diperlukan untuk
membunuh bakteri (Brooks, 2004). Pengujian nilai KBM/MBC dilakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
dengan metode dilusi padat. Nilai yang sudah ditetapkan sebagai Kadar
Hambat Minimum (KHM) digunakan sebagai acuan pengujian KBM/MBC.
Cotton bud steril digoreskan pada hasil pengujian KHM/MIC, kemudian
digoreskan pada media NA steril tanpa penambahan zat lain. Setelah
diinkubasi selama 24 jam, hasil pengujian KBM/MBC dapat diamati. Hasil
pengujian KBM/MBC dapat dilihat dalam tabel 4.5.
Tabel 4.6. Hasil Uji KBM/MBC Ekstrak Antibakteri terhadap Escherichia
coli dan Bacillus cereus
No
Jenis
Ekstrak
Bakteri
Konsentrasi
Ekstrak
(%)
39
Escherichia
coli
40
1
Mampu membunuh bakteri. Tidak
ada aktivitas pertumbuhan bakteri
Escherichia coli pada media steril
Rebus
38
Bacillus
cereus
39
37
Escherichia
coli
38
2
Keterangan
Mampu membunuh bakteri. Tidak
ada aktivitas pertumbuhan bakteri
Bacillus cereus pada media steril
Mampu membunuh bakteri. Tidak
ada aktivitas pertumbuhan bakteri
Escherichia coli pada media steril
Tumbuk
37
Bacillus
cereus
38
Mampu membunuh bakteri. Tidak
ada aktivitas pertumbuhan bakteri
Bacillus cereus pada media steril
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Aktivitas bakterisidal ekstrak tanaman suruhan (Peperomia pellucida
L.) dinyatakan sebagai nilai KBM/MBC, yaitu konsentrasi minimal dalam
membunuh bakteri. Penentuan nilai KBM/MBC dilihat dari konsentrasi
terendah pada media steril yang tidak ditumbuhi bakteri. Adanya
pertumbuhan bakteri pada media menunjukkan bahwa pada konsentrasi
ekstrak tersebut belum dapat membunuh pertumbuhan bakteri. Pengujian
yang dilakukan dengan metode dilusi padat mendapatkan hasil yang tertera
pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua konsentrasi zat antibakteri yang
ditetapkan sebagai Kadar Hambat Minimum (KHM) pada pengujian
sebelumnya memperoleh hasil yang efektif sebagai bakterisidal dalam
pengujian Kadar Bunuh Minimum (KBM). Dapat diperoleh data aktivitas
bakterisidal pada ekstrak rebus terhadap Escherichia coli adalah konsentrasi
39% dan terhadap Bacillus cereus adalah 38% sedangkan aktivitas
bakterisidal pada ekstrak tumbuk terhadap Escherichia coli dan Bacillus
cereus adalah konsentrasi 37%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KAITAN ANTARA HASIL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN
Hasil penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak tanaman suruhan
(Peperomia pellucida L.) terhadap Escherichia coli dan Bacillus cereus secara in
vitro dapat menjadi pengetahuan baru bagi masyarakat. Ekstrak rebus dan ekstrak
tumbuk mempunyai aktivitas antibakteri serta mampu menghambat dan
membunuh Escherichia coli dan Bacillus cereus. Masih banyak penelitian yang
bisa dikembangkan dari hasil penelitian ini, misalnya mencari kadar flavonoid dan
tanin yang terkandung dalam ekstrak, mencari cara ekstraksi paling efektif dalam
mengekstrak flavonoid dan tanin, serta pengujian antibakteri secara in vivo.
Aplikasi dalam dunia pendidikan khususnya terkait dengan pembelajaran
di SMA, hasil penelitian ini dapat dimasukkan ke dalam materi Eubacteria. Pada
materi Eubacteria, dapat dilakukan kegiatan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan Silabus pada materi Eubacteria yang termasuk dalam Kompetensi
Dasar 3.4. Menerapkan pemahaman tentang bakteri berkaitan
dengan ciri,
replikasi, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan peran bakteri dalam aspek
kesehatan masyarakat dan Kompetensi Dasar 4.4. yaitu menyajikan data tentang
ciri-ciri, replikasi, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan peran
Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan
dalam bentuk laporan tertulis
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ekstrak tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus.
2. Aktivitas antibakteri ekstrak tanaman suruhan yang ditumbuk lebih efektif
menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus dibanding
ekstrak yang direbus.
3. Kadar Hambat Minimum (KHM/MIC) dan Kadar Bunuh Minimum
(KBM/MBC) ekstrak rebus terhadap Escherichia coli adalah ekstrak
dengan konsentrasi 39%, sedangkan ekstrak tumbuk pada konsentrasi
37%. Kadar Hambat Minimum (KHM/MIC) dan Kadar Bunuh Minimum
(KBM/MBC) ekstrak rebus terhadap Bacillus cereus adalah ekstrak dengan
konsentrasi 38%, sedangkan ekstrak tumbuk pada konsentrasi 37%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar flavonoid dan tanin
yang terdapat dalam tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.)
2. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui pelarut yang mampu
mendukung kerja senyawa metabolit tanaman.
60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
3. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemungkinan efek samping
dengan melakukan pengujian pengaruh ekstrak tanaman suruhan terhadap
Escherichia coli dan Bacillus cereus secara in vivo.
4. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan ekstrak
tumbuk tanaman suruhan yang lebih efektif sebagai antibakteri terhadap
Escherichia coli dan Bacillus cereus dibandingkan ekstrak rebus tanaman
suruhan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Steve, K., Strete, D, and Niles, MJ. 2003. Laboratory Exercises in
Organismal and Molecular Microbiology.
Anonim,
2008.
Piperaceae
Peperomia
pellucida
http://anthropogen.com/2008/03/06/piperaceae-peperonia-pellucida/
diakses pada 19 Mei 2014
L.
Anonim, 2014. Sembilan Bakteri Penyebab Penyakit. http://file.upi.edu, diakses
pada 05 Mei 2014.
Atlas, R.M. 1984. Microbiology Fundamentals and Aplications. Second Edition.
Macmillan Publishing Company. New York. hal 79
Backer, C.A., Bakhuizen van den Brink. 1963. Flora of Java. Vol. I. WolterNoordhoff, NVP. Groningen
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2004. Bahan Tambahan Ilegal Boraks,
Formalin dan Rhodamin B. Food Watch Sistem Pengamanan Pangan
Terpadu. http://www.pom.go.id, diakses pada 3 Maret 2014
Breed, R. S., E.G.D., Murray, dan Nathan, R.S. 2001. Bergey’s Manual of
Determinative of Bacteriology. 7th ed. The Williams and Wilkins
Company. Baltimore
Brooks, Geo. F., J. S. Butel dan S. A Morse. 2004. Mikrobiologi
Kedokteran.diterjemahkan oleh Hartanto, dkk. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. hal 22-31, 64-68, 163-170, 204-207, 256, 729
Carter, G.R and Cole, Jr. 1990. Diagnostic Procedures in Venetary Bacteriology
and Micology. 5th ed. Academy Press. Inc. San Diego California. Hal: 108123
Cowan, M.M. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical
Microbiology Reviews 12: 564
Dahlman, P. 2007. Antimicrobial Agents and Treatments with Special Reference
to Dental Caries. http://www.db.od.mah.se/car/carbone.html, diakses pada
07 Juni 2014
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Puspa Swara,
Anggota IKAPI. Jakarta.
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Davis, W.W dan Stout. 1971. Disc Plate Method of Microbiological Antibiotic
Assay. Microbiology 22: 659-665
Dewi, Fajar Kusuma. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia, Linn) terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Dzen, S.M,. dkk. 2003. Bakteriologik Medik. Bayumedia Publishing. Malang
Faiyah, Nur. 2013. Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Tanaman Berkhasiat
Obat dengan Faktor-Faktor Lingkungan Hidupnya di Taman Wisata Alam
Sumber Semen Kabupaten Rembang. IKIP PGRI Semarang. Semarang. hal
55-56
Gupta, S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Diterjemahkan oleh Julius ES., Edisi 3.
Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta
Harbone, J B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan Padmawinata K, Soediro I.
ITB, Bandung. hal 69-76
Hariana, H.A. 2006 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3 Agrisehat. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Hedetniemi, Kevin dan Liao, Min-Ken 2006. Luria Broth (LB) and Luria Agar
(LA) Media and Their Uses: Bacillus cereus. www.microbelibrary.org,
diakses pada 12 Mei 2014
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Yayasan Sarana Wana
Jaya: Jakarta.
Idris, Maryam. 2013. Efektifitas Ekstrak Aloe vera terhadap Pertumbuhan Bakteri
Streptococcus sanguis. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makasar
Jutono, Soedarsono, J., Hartadi, S., Kabirun, S,. Suhadi, dan Soesanto. 1980.
Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Lay, W.B. 1994. Analisa Mikroba di Laboratorium. Edisi I. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Majumder, P., Abraham dan Satya. 2011. Ethno-medical, Phytochemical and
Pharmalogical review of an Amazing Medicinal Herb Peperomia pellucida
L. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical
Sciences. Vol 2. 361
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Mappa, T., Edy, H., dan Kojong, N. 2013. Formulasi Gel Ekstrak Daun
Sasaladahan (Peperomia pellucida L.) dan Uji Efektivitasnya terhadap
Luka Bakar pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi.
Vol. 2 No. 02. Hal.52.
Maryani, Caecilia. 2013. Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Daun dan Getah
Jarak Tintir terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus secara
in Vitro. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Natarini, 2007. Perbandingan Efek Antibakteri Jus Anggur Merah (Vitis vinifera)
pada Berbagai Konsentrasi terhada Streptococcus mutans. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Pelczar, M.J,. dan Chan, E.C.S. 1986 Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 1. UI. Press.
Jakarta. hal 169
Pelczar, M.J,. dan Chan, E.C.S. 1988 Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 2. UI. Press.
Jakarta
Prasetyo, Tommie. 2009. Pola Resistensi. Universitas Indonesia. Jakarta
Rostinawati, Tina. 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosela
(Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi dan
Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar. Laporan Penelitian
Mandiri. Universitas Padjadjaran. Jatinagor
Rumahlewang, W. 2001. Pengimbasan Ketahanan Pisang terhadap Penyakit
Layu (Rastolnia solanacearum E.F.Smith) dengan Rizobakteri. Tesis.
Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Institut Teknologi Bandung.
Bandung
Staf Pengajar FK-UI. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi.
Binarupa Aksara. Jakarta
Syarfati., Eriani, K dan Damhoeri, A.The Potential of Jarak China (Jatropha
multifida L.) Secretion in Healing New-Wounded Mice. Jurnal Natural.
Vol 11
Tan, Hoan. dan Raharjo, K., 2002. Obat obat Penting. Edisi 5. Gramedia. Jakarta
Todar,
K.
2008.
Bacillus
cereus.
Keracunan
www.textbookbacteriology.net diakses pada 5 Mei 2014
Makanan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Volk, W.A dan Wheeler, M.F. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbir Erlangga.
Jakarta. hal 203, 218-229
Wattimena, JR., dkk. 1981. Farmakodinami dan Terapi Antibiotik. UGM.
Yogyakarta.
Widodo, Gandi dan Sutoto. 1998. Masalah Diare Menjelang Tahun 2000. Acta
Medica Indonesiana. Jakarta
Wiryowidagdo, S. 1996. Perkembangan dan Masa Depan Mikrobiologi. Fakultas
MIPA Universitas Hasanuddin. Makasar
Yani, Rizki. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa L) terhadap Bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Lampiran 1
HASIL PENGUKURAN DAERAH HAMBAT AKTIVITAS
ANTIBAKTERI
Tabel 7.1 Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus
Jari-jari Daerah
Jenis
Konsentrasi
R
D
Hambat (mm)
No
Bakteri
Ekstrak
Ekstrak
(mm)
(mm)
i
ii
iii
A (35%)
2,58
0
0.14
0,91
1,82
E. coli
B (40%)
3,9 3,95 3,24
3,69
7,38
C (45%)
5,76 5,95 4,06
5,26* 10,52*
1
Rebus
A (35%)
0
0
0
0
0
B.
B (40%)
4,31 3,57 6,07
4,65
9,30
cereus
C (45%)
6,59 8,59 10,18 8,45*
16,9*
A (35%)
2,19 3,6 2,35
2,71
5,42
E. coli
B (40%)
4,95 4,71 5,01
4,89
9,78
C (45%)
8,62 6,92 8,07
7,87* 15,74*
2 Tumbuk
A (35%)
3,81 3,16 4,97
3,98
7,96
B.
B (40%)
7,14 7,68 9,92
8,25
16,50
cereus
C (45%)
8,59 9,95 10,7
9,75* 19,50*
Escherichia coli
15,62
31,24
Kontrol
3
+
Bacillus cereus
28,76
57,52
Escherichia
coli
0
0
Kontrol
4
Bacillus cereus
0
0
Keterangan: Simbol (*) menyatakan daerah hambat paling besar dari masingmasing perlakuan antibakteri yang diujikan terhadap E. coli dan
B. cereus.
R : Jari-jari daerah hambat
D : Diameter daerah hambat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Lampiran 2
HASIL ANALISIS SPSS PADA AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP
PERTUMBUHAN Escherichia coli
Tabel 7.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap Escherichia
coli
Daerah hambat
Escherichia coli
N
18
Rata-Rata
8,4444
Parameter normala
Standar Deviasi
4,71648
Mutlak
,091
Perbedaan Paling Ekstrim
Positive
,091
Negative
-,083
Kolmogorov-Smirnov Z
,388
Sig. (2-ekor)
,998
a. Distribusi uji normal
Tabel 7.3 Hasil Uji Homogenitas Ekstrak Antibakteri terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli
Variabel terikat: Daerah Hambat Antibakteri terhadap Escherichia coli
Statistik
df1
df2
Sig.
Levene
Daerah hambat
Berdasarkan Rata-Rata
,122
1
16
,732
E. coli
Berdasarkan Nilai
,106
1
16
,749
Tengah
Berdasarkan Nilai
15,91
Tengah dengan df
,106
1
,749
6
disesuaikan
Berdasarkan Rata-Rata
,114
1
16
,740
dipotong
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Tabel 7.4 Hasil Uji Two Way Annova (Varian Dua Faktor) terhadap
Escherichia coli
Variabel terikat: Daerah Hambat Antibakteri terhadap Escherichia coli
Jumlah
Derajat
Kuadrat
Sumber
F. Hitung Sig.
Kuadrat
Bebas (df) Rata-Rata
Model yang
340,418a
5
68,084
21,643 ,000
terkoreksi
Intercept
1283,556
1
1283,556
408,019 ,000
Ekstrak
63,019
1
63,019
20,033 ,001
Konsentrasi
271,312
2
135,656
43,123 ,000
Interaksi Ekstrak
6,087
2
3,043
,967 ,408
dan Konsentrasi
Galat
37,750
12
3,146
Total
1661,723
18
Total yang
378,168
17
terkoreksi
a. R kuadrat = ,900 (R kuadrat yang disesuaikan = ,859)
Tabel 7.5 Hasil Uji Tukey Post Hoc terhadap Escherichia coli
Variabel terikat: Daerah hambat Antibakteri terhadap Escherichia coli
Tukey HSD
95% Confidence
Selisih
Interval
(I)
(J)
RataStd.Error Sig.
Konsentrasi Konsentrasi
Lower
Upper
Rata (I-J)
Bound
Bound
40
-4,9667’
1,02402
,001
-7,6986
-2,2347
35
45
-9,5067’
1,02402
,000
-12,2386
-6,7747
35
4,9667’
1,02402
,001
2,2347
7,6986
40
45
-4,5400’
1,02402
,002
-7,2719
-1,8081
35
9,5067’
1,02402
,000
6,7747
12,2386
45
40
4,5400’
1,02402
,002
1,8081
7,2719
Berdasarkan cara mengamati.
Istilah galat adalah galat pada kuadrat tengah = 3,146.
*. Selisih rata-rata adalah bermakna pada alfa = ,05
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Lampiran 3
HASIL ANALISIS SPSS PADA AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP
PERTUMBUHAN Bacillus cereus
Tabel 7.6 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap Bacillus
cereus
Daerah hambat
Bacillus cereus
N
18
Rata-Rata
11,6928
Parameter normala
Standar Deviasi
7,17360
Mutlak
,115
Perbedaan Paling Ekstrim
Positive
,115
Negative
-,111
Kolmogorov-Smirnov Z
,448
Sig. (2-ekor)
,971
a. Distribusi uji normal
Tabel 7.7 Hasil Uji Homogenitas Ekstrak terhadap Pertumbuhan Bacillus
cereus
Variabel terikat: Daerah Hambat Antibakteri terhadap Bacillus cereus
Statistik
df1
df2
Sig.
Levene
Daerah hambat Berdasarkan Rata-Rata
1,073
1
16 ,316
B. cereus
Berdasarkan Nilai
1,087
1
16 ,313
Tengah
Berdasarkan Nilai
Tengah dengan df
1,087
1 15,002 ,314
disesuaikan
Berdasarkan Rata-Rata
1,064
1
16 ,318
dipotong
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Tabel 7.8 Hasil Uji Two Way Annova (Varian Dua Faktor) terhadap Bacillus
cereus
Variabel terikat: Daerah Hambat Antibakteri terhadap Bacillus cereus
Jumlah
Derajat
Kuadrat
Sumber
F. Hitung
Sig.
Kuadrat Bebas (df) Rata-Rata
Model yang
802,532a
5
160,506
26,641
,000
terkoreksi
Intercept
2460,979
1
2460,979
408,478
,000
Ekstrak
157,413
1
157,413
26,128
,000
Konsentrasi
619,812
2
309,906
51,439
,000
Interaksi Ekstrak
25,308
2
12,654
2,100
,165
dan Konsentrasi
Galat
72,297
12
6,025
Total
3335,808
18
Total yang
874,829
17
terkoreksi
a. R kuadrat = ,917 (R kuadrat yang disesuaikan = ,883)
Tabel 7.9 Hasil Uji Tukey Post Hoc terhadap Bacillus cereus
Variabel terikat: Daerah hambat Antibakteri terhadap Bacillus cereus
Tukey HSD
95% Confidence
Selisih
Interval
(I)
(J)
RataStd.Error Sig.
Konsentrasi Konsentrasi
Lower
Upper
Rata (I-J)
Bound
Bound
40
-8,9167’ 1.41713
,000
-12,6974
-5,1360
35
45
-14,2217’ 1.41713
,000
-18,0024
-10,4410
35
8,9167’ 1.41713
,000
5,1360
12,6974
40
45
-5,3050’ 1.41713
,007
-9,0857
-1,5243
35
14,2217’ 1.41713
,000
10,4410
18,0024
45
40
5,3050’ 1.41713
,007
1,5243
9,0857
Berdasarkan cara mengamati.
Istilah galat adalah galat pada kuadrat tengah = 6,025.
*. Selisih rata-rata adalah signifikan pada alfa = ,05
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Lampiran 4
DOKUMENTASI HASIL UJI KEMURNIAN Escherichia coli
Sel
Escherichia
coli
Gambar 7.1. Hasil Pengecatan Negatif Escherichia coli (perbesaran 10 x 100)
Sel
Escherichia coli
berwarna merah
(gram negatif)
Gambar 7.2. Hasil Pengecatan Gram Escherichia coli (perbesaran 10 x 100)
Koloni tunggal
Escherichia coli
Gambar 7.3. Hasil Uji Morfologi Koloni Escherichia coli
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
Lampiran 5
DOKUMENTASI HASIL UJI KEMURNIAN Bacillus cereus
Sel
Bacillus cereus
Gambar 7.4. Hasil Pengecatan Negatif Bacillus cereus (perbesaran 10 x 100)
Sel
Bacillus cereus
berwarna ungu
(gram positif)
Gambar 7.5. Hasil Pengecatan Gram Bacillus cereus (perbesaran 10 x 100)
Koloni tunggal
Bacillus cereus
Gambar 7.6. Hasil Uji Morfologi Koloni Bacillus cereus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Lampiran 6
DOKUMENTASI HASIL UJI AKTIVITAS EKSTRAK ANTIBAKTERI
TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli
Daerah Hambat
Gambar 7.7. Aktivitas Ekstrak Antibakteri dengan Perlakuan Rebus (kiri) dan
Tumbuk (kanan) pada Konsentrasi 35%, 40% dan 45% terhadap Escherichia coli
Daerah Hambat
Gambar 7.8. Aktivitas Kontrol Negatif dan Kontrol Positif terhadap Escherichia
coli
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Lampiran 7
DOKUMENTASI HASIL UJI AKTIVITAS EKSTRAK ANTIBAKTERI
TERHADAP PERTUMBUHAN Bacillus cereus
Daerah Hambat
Gambar 7.9. Aktivitas Ekstrak Antibakteri dengan Perlakuan Rebus (kiri) dan
Tumbuk (kanan) pada Konsentrasi 35%, 40% dan 45% terhadap Bacillus cereus
Daerah Hambat
Gambar 7.10. Aktivitas Kontrol Negatif dan Kontrol Positif terhadap Bacillus
cereus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
Lampiran 8
DOKUMENTASI UJI KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) TERHADAP
Escherichia coli
Gambar 7.11. Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Rebus Antibakteri
terhadap Escherichia coli
Gambar 7.12. Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Tumbuk Antibakteri
terhadap Escherichia coli
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Lampiran 9
DOKUMENTASI UJI KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) TERHADAP
Bacillus cereus
Gambar 7.13. Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Rebus Antibakteri
terhadap Bacillus cereus
Gambar 7.14. Hasil Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Tumbuk Antibakteri
terhadap Bacillus cereus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
Lampiran 10
DOKUMENTASI UJI KADAR BUNUH MINIMUM (KBM) TERHADAP
Escherichia coli DAN Bacillus cereus
Gambar 7.15. Hasil Uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Rebus dan
Ekstrak Tumbuk terhadap Esherichia coli dan Bacillus cereus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan
Kelas
KI 1
KI 2
KI 3
KI 4
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
: X
: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
: 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
: 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Archaebacteria dan Eubacteria, Ciri, Karakter, dan Peranannya
KOMPETENSI DASAR
1.1
1.2
Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang keanekaragaman
hayati, ekosistem dan
lingkungan hidup
Menyadari dan mengagumi
pola pikir ilmiah dalam
MATERI
POKOK
Kingdom
monera
 Archaebacteria
 Ciri, struktur,
dan bentuk
bakteri
PEMBELAJARAN
Mengamati
 Siswa mengamati struktur tubuh
bakteri
 Siswa mengamati perbedaan sel
eukariotik dan prokariotik
 Membaca teks berbagai manfaat
PENILAIAN
Tugas
 Produk hasil
laporan
Observasi
 Pengamatan
ALOKASI
WAKTU
4 minggu x
3 JP
MEDIA,
ALAT,
BAHAN
 Charta
koloni dan
bentuk
bakteri
 LKS
penyiapan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
1.3
2.1
2.2
kemampuan mengamati
bioproses
Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data dan
fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam
observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah
dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun
di luar kelas/laboratorium
Peduli terhadap keselamatan
diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
 Eubacteria,
karakteristik
dan
perkembangbia
kan
 Faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
bakteri
 Koloni bakteri
 Menanam
bakteri/pour
plate/streak
plate
 Pengamatan sel
 Pengecatan
gram
 Peranan bakteri
dalam
penyakit,
industri,
kedokteran
bakteri dalam bioteknologi
 Mengamati gambar foto mikrograph
berbagai bentuk bakteri
Menanya
 Bagaimana ciri dan struktur tubuh
bakteri
 Faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri
 Bagaimana ciri dan struktur tubuh
bakteri
 Faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri
 Apakah organisme yang sangat kecil
penyebab berbagai penyakit?
 Apa ciri-cirinya, bagaimana
mengenalinya dan membedakan
dengan organisme lainnya?
 Apa perannya dalam kehidupan?
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
 Diskusi membedakan sel prokariotik
dan sel eukariotik dengan bantuan
gambar
 Kajian literatur mengenai ciri dan
struktur bakteri
 Membuat media tumbuh bakteri
dengan bantuan LKS
 Melakukan pengamatan koloni bakteri
dan sel bakteri dengan pour plate,
streak plate, dan pengecatan gram




sikap ilmiah
dan
keselamatan
kerja di
laboratorium
Performa
kerja ilmiah
Pengamatan
performa
untuk menilai
kegiatan
pengamatan
dan
penanaman
koloni bakteri
Pengamatan
sikap ilmiah
dan
keselamatan
kerja di lab
Biologi
Observasi
sikap dan
performa
dalam kerja
ilmiah
Portofolio
 Portfolio
laporan
media,
pour/streak
plate,
inokulasi,
pengecatan
gram
 Mikroskop
dan
perlengkapa
nnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
3.4
4.4
melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
Menerapkan pemahaman
tentang bakteri berkaitan
dengan ciri, replikasi, faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan dan peran
bakteri dalam aspek
kesehatan masyarakat
Menyajikan data tentang ciriciri, replikasi, faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan peran Archaebacteria
dan Eubacteria dalam
kehidupan berdasarkan hasil
pengamatan dalam bentuk
laporan tertulis
 Menanya hal-hal yang berkaitan
dengan prosedur penanaman dan
pengecatan bakteri, serta koloni
bakteri
 Mendiskusikan hasil pengamatan dan
mengenalkan konsep baru serta kosa
kata ilmiah baru, misalnya pengecatan
gram, inokulum, inokulasi dll
 Mendiskusikan jenis-jenis penyakit
yang disebabkan oleh bakteri dan cara
penanggulangannya
 Mendiskusikan peranan bakteri dalam
kehidupan
 Melaporkan secara tertulis hasil
pengamatan dan kegiatan laboratorium
 Menerapkan keselamatan kerja dan
biosafety dalam pengamatan bakteri
Mengasosiasikan
 Mendiskusikan hasil pengamatan dan
berbagi perspektif tentang berbagai
archaebacteria dan eubacteria dan
peranannya dalam kehidupan
 Menyimpulkan ciri, karakteristik,
faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan peran bakteri dalam
kehidupan
Mengkomunikasikan
Melaporkan hasil pengamatan secara
tertulis menggunakan format laporan
sesuai kaidah
tertulis
Tes
 Tertulis untuk
menilai
pemahaman
dan
kedalaman
konsep
 Tertulis untuk
menilai kosa
kata baru
seperti
inokulum,
media agar,
pour/streak
plate dll
 Tes tertulis
dengan peta
konsep atau
diagram Burr
untuk
mengetahui
komprehensifi
tas pemahanan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
:X/1
: Biologi
: Archaebacteria dan Eubacteria
:8
: 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengamati
kemampuan bioproses.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggungjawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
3.4. Menerapkan pemahaman tentang bakteri berkaitan dengan ciri, replikasi,
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan peran bakteri dalam aspek
kesehatan masyarakat
4.4. Menyajikan data tentang ciri-ciri, replikasi, faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan
berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2.1 Mengembangkan pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses
2.1.1 Mengembangkan sikap teliti, jujur terhadap fakta dan berpikir kritis
dalam melakukan percobaan di dalam laboratorium.
3.4.1 Menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
4.4.1 Membuat laporan tertulis berdasarkan data hasil percobaan dan
pengamatan menggunakan cara penulisan ilmiah yang benar.
4.4.2 Mengkomunikasikan hasil pengamatan serta kesimpulan dengan benar,
terampil dan percaya diri.
D. Tujuan Pembelajaran
1.2.1.1 Melalui percobaan siswa dapat mengembangkan pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses
2.1.1.1 Melalui diskusi siswa dapat mengembangkan semangat kerjasama dan
saling menghargai pendapat teman.
2.1.1.2 Melalui percobaan siswa dapat mengembangkan sikap teliti, jujur
terhadap fakta dan berpikir kritis.
2.1.1.3 Melalui presentasi siswa dapat mengembangkan sikap kritis, responsif
dan proaktif.
3.4.1.1 Melalui data hasil percobaan siswa dapat mengetahui faktor penting
dalam pembuatan media pertumbuhan bakteri.
3.4.1.2 Melalui LKS siswa dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri.
3.4.1.3 Setelah melakukan kajian literatur siswa dapat menganalisis faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
4.4.1.1 Melalui data hasil percobaan dan pengamatan siswa dapat membuat
laporan tertulis sesuai format yang disepakati bersama.
4.4.2.1 Melalui presentasi siswa dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan
serta kesimpulan dengan benar, terampil dan percaya diri.
E. Materi Ajar
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model
: Pembelajaran Discovery
3. Metode
: Diskusi kelompok, eksperimen, pengamatan dan presentasi
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 8 (3 x 45 menit)
Kegiatan /
Waktu
Pendahuluan
10 menit
Kegiatan Inti
100 Menit
Deskripsi
Kegiatan Guru dan Siswa
- Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam
belajar siswa
2. Berdoa
- Melakukan apersepsi
3. Diberi dua gambar ilustrasi tentang
sel bakteri yang sehat ketika ada
cahaya dan sel bakteri kurang sehat
(mengkerut) ketika tidak ada cahaya
(gelap). Lalu menanyakan apa yang
mempengaruhi perbedaan tersebut!
- Menyampaikan tujuan 4. Guru menyampaikan tujuan dan
pembelajaran
kegiatan pembelajaran
- Melakukan motivasi
5. Guru mengingatkan kembali tentang
karakteristik bakteri
6. Guru mengorganisasi siswa dalam
kelompok
- Stimulasi
7. Siswa mengamati berbagai macam
gambar media pertumbuhan bakteri
dan perbedaan komposisinya
- Identifikasi masalah
8. Guru memberi pertanyaan tentang
faktor-faktor pengaruh pertumbuhan
bakteri
- Pengumpulan data
9. Siswa diarahkan untuk mencermati
cara kerja penanaman bakteri secara
pourplate
10. Siswa mengumpulkan data dengan
melakukan percobaan penanaman
bakteri secara pourplate dan diberi
perlakuan suhu yang berbeda
- Pengolahan data
11. Siswa
menganalisis
hasil
pengamatan dalam bentuk laporan
tertulis
- Pembuktian
12. Kelompok mengungkapkan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapi
- Generalisasi
13. Secara
bersama-sama
siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penutup
25 Menit
- Mengumpulkan
laporan tertulis
- Rangkuman
- Refleksi
- Evaluasi
85
menyimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri
14. Siswa mengumpulkan laporan
tertulis
15. Guru
membimbing
siswa
merangkum
poin-poin
hasil
pembelajaran dan percobaan yang
telah dilakukan
16. Guru
mengajak
siswa
merefleksikan materi pembelajaran
dalam kehidupan
17. Post test
H. Alat, Sumber dan Bahan Belajar
1. Alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran:
a. Laptop
b. Viewer
Alat yang dibutuhkan dalam percobaan:
a. Cawan petri
b. Hot plate
c. Inkubator
d. Api bunsen
e. Pipet ukur
2.
Bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran:
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Materi ajar (Powerpoint)
Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan:
a. Media pertumbuhan bakteri
b. Bakteri
3.
Sumber Belajar
a. Buku Biologi SMA kelas X, Kurikulum 2013 Penerbit Erlangga
b. Informasi dari berbagai sumber, misalnya, koran, majalah, jurnal, buku
sumber lainnya, dan internet
c. Gambar/charta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis penilaian:
a. Penilaian kognitif
1. Laporan percobaan
2. Post test
b. Penilaian afektif
c. Penilaian psikomotorik
2. Bentuk Instrumen:
Soal, Lembar Kerja Siswa (LKS), Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian dan
Pedoman Skoring. (terlampir)
Yogyakarta, 11 Juni 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Sri Sulastri, M.Pd
M.I Karenina Ully K
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Judul
: Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan pemahaman tentang bakteri berkaitan
dengan ciri, replikasi, faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan peran bakteri dalam aspek kesehatan
masyarakat
Indikator
: 3.4.1 Menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri
A. Tujuan
:
3.4.1.1 Melalui data hasil percobaan siswa dapat mengetahui faktor penting
dalam pembuatan media pertumbuhan bakteri.
3.4.1.2 Melalui LKS siswa dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri.
3.4.1.3 Setelah melakukan kajian literatur siswa dapat menganalisis faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
B. Alat dan Bahan
1. Cawan petri
2. Hot plate
3. Inkubator
4. Api bunsen
5. Pipet ukur
6. Media pertumbuhan bakteri
7. Bakteri
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Panaskan media pertumbuhan bakteri menggunakan hot plate sampai
berbentuk cair.
3. Ambil 0,1 ml bakteri yang sudah disiapkan menggunakan pipet ukur steril.
4. Masukkan bakteri ke dalam cawan petri steril secara aseptis (melakukan di
dekat api bunsen).
5. Media pertumbuhan bakteri dengan suhu 45°C dituangkan ke dalam cawan
petri yang sudah berisi bakteri.
6. Cawan petri yang berisi bakteri dan media pertumbuhan diputar sesuai
dengan angka 8.
7. Bakteri diinkubasi selama 24 jam dengan suhu sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
a. Kelompok satu : diinkubasi dalam lemari pendingin (suhu rendah)
b. Kelompok dua : diinkubasi dalam ruangan (suhu ruangan)
c. Kelompok tiga : diinkubasi dalam oven (suhu tinggi)
8. Catatlah hasil pengamatan dan diskusikan dengan kelompokmu.
9. Lakukan analisis pada data yang diperoleh melalui pertanyaan berikut ini:
a. Gambarlah hasil yang kamu amati!
b. Ada berapa koloni yang tebentuk dalam media pertumbuhan?
c. Mengapa terdapat perbedaan jumlah koloni dalam tiap perlakuan?
d. Dalam penelitian, apa kegunaan dari media pertumbuhan dan suhu?
e. Buatlah kesimpulan hasil percobaan dan pengamatan!
10. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data percobaan dan hasil pengamatan
masing-masing kelompok (sesuai format yang telah ditentukan).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Contoh Format Laporan Percobaan
A. Acara
Judul
:
Hari, Tanggal
:
Tempat
:
B. Tujuan
C. Landasan Teori
D. Alat, Bahan dan Cara Kerja
E. Hasil Percobaan
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
No
1
2
3
4
5
Aspek Penilaian
Bentuk Laporan
Data pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Waktu
pengumpulan
laporan resmi
Kriteria Penilaian
- Tulisan tangan
- Penulisan sistematik
- Jelas dan menarik
- Bahasa yang digunakan jelas (mudah dipahami)
- Menyajikan dasar teori sesuai tujuan praktikum
Bila 1 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 2 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 3 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 4 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
- Data disajikan dalam bentuk tabel
- Data disajikan lengkap sesuai hasil percobaan
- Data disajikan dengan jelas dan mudah dipahami
- Data hasil pengamatan digambar dengan jelas
Bila 1 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 2 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 3 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila tidak melampirkan data pengamatan
- Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum
- Pembahasan menggunakan kata-kata sendiri dan
bahasa yang komunikatif
- Terdapat hubungan antara pembahasan dengan
pustaka yang digunakan
Bila 1 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 2 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila hanya membaca data tanpa membahas
Tidak menyajikan pembahasan
- Kesimpulan sudah menjawab tujuan percobaan
- Kesimpulan sesuai dengan pembahasan
- Kesimpulan dirumuskan berdasarkan data
- Kesimpulan dapat merangkum penelitian
- Kesimpulan disajikan dengan efisien
Bila 1 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 2 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 3 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Bila 4 kriteria dari skor maksimal tidak dipenuhi
Tepat waktu
Terlambat 1 hari
Terlambat 2 hari
Terlambat 3 hari
Terlambat 4 hari
Skor
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Penilaian Afektif
Tujuan
Kelas/Semester
Materi
No
Urut
: Mengukur sikap siswa dalam proses pembelajaran
:X/I
: Archaebacteria dan Eubacteria
Nama Siswa
Berpikir kritis
1
2
Kriteria Penilaian:
Nilai 85 - 100 = A (Sangat Baik)
Nilai 70 - 84 = B (Baik)
Nilai 55 - 69 = C (Cukup)
Nilai 50 - 54 = D (Kurang)
Nilai 0 - 49 = E (Sangat Kurang)
3
4
Aspek Penilaian
Teliti dalam
percobaan
1 2 3 4
Jujur dalam
percobaan
1 2 3 4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Rubrik Penilaian Afektif
Aspek Penilaian
Berpikir kritis
Teliti dalam
percobaan
Jujur dalam
percobaan
Kriteria Penilaian
Jika berani berpendapat dengan kritis, benar, runtut dan
mudah dipahami
Jika berani berpendapat dengan kritis, benar, runtut namun
tidak mudah dipahami
Jika berani berpendapat dengan benar, namun tidak runtut
dan tidak mudah dipahami
Jika berani berpendapat namun tidak benar, tidak runtut dan
tidak mudah dipahami
Jika melakukan percobaan dengan benar, pengambilan data
tepat, dan tidak ceroboh
Jika melakukan percobaan dengan benar, pengambilan data
tepat, namun ceroboh
Jika melakukan percobaan dengan benar, namun
pengambilan data kurang tepat dan ceroboh
Jika melakukan percobaan dengan kurang benar,
pengambilan data kurang tepat dan ceroboh
Jika melakukan percobaan sesuai dengan teori,
mengumpulkan dan menyajikan data sesuai dengan fakta
Jika melakukan percobaan sesuai dengan teori dan
mengumpulkan data sesuai dengan fakta namun tidak
menyajikan data sesuai dengan fakta
Jika melakukan percobaan sesuai dengan teori, namun tidak
mengumpulkan dan menyajikan data sesuai dengan fakta
Jika melakukan percobaan tidak sesuai dengan teori, tidak
mengumpulkan dan menyajikan data sesuai dengan fakta
Skor
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Penilaian Psikomotorik
Tujuan
Kelas/Semester
Materi
No
Urut
Nama
Siswa
: Mengukur keterampilan siswa dalam proses pembelajaran
:X/I
: Archaebacteria dan Eubacteria
Ketrampilan
menjelaskan
Kriteria Penilaian:
Nilai 85 - 100 = A (Sangat Baik)
Nilai 70 - 84 = B (Baik)
Nilai 55 - 69 = C (Cukup)
Nilai 50 - 54 = D (Kurang)
Nilai 0 - 49 = E (Sangat Kurang)
Aspek Penilaian
Kecakapan
menjawab
pertanyaan
Kebenaran
Penjelasan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Aspek Penilaian
Ketrampilan
menjelaskan
Kecakapan
menjawab
pertanyaan
Kebenaran
Penjelasan
Kriteria Penilaian
Jika menggunakan kalimat baku yang logis, runtut
dan sistematis
Jika menggunakan kalimat baku yang logis, runtut
namun tidak sistematis
Jika menggunakan kalimat baku yang logis namun
tidak runtut dan tidak sistematis
Jika menggunakan kalimat baku yang tidak logis,
tidak runtut dan tidak sistematis
Jika menjawab dengan tegas, melibatkan diskusi
kelompok dan mampu menjawab hal-hal yang
ditanyakan dengan lancar
Jika menjawab dengan tegas, melibatkan diskusi
kelompok namun tidak mampu menjawab hal-hal
yang ditanyakan dengan lancar
Jika menjawab dengan tegas namun tidak melibatkan
diskusi kelompok dan tidak mampu menjawab halhal yang ditanyakan dengan lancar
Jika tidak bisa menjawab dengan tegas, tidak
melibatkan diskusi kelompok dan tidak mampu
menjawab hal-hal yang ditanyakan dengan lancar
Jika menjawab dengan tepat, menggunakan bahasa
yang
mudah
dipahami,
dan
berdasarkan
sumber/pustaka yang terpercaya
Jika menjawab dengan tepat, menggunakan bahasa
yang mudah dipahami namun tidak berdasarkan
sumber/pustaka yang terpercaya
Jika menjawab dengan tepat namun tidak
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
tidak berdasarkan sumber/pustaka yang terpercaya
Jika menjawab dengan tidak tepat, tidak
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
tidak berdasarkan sumber/pustaka yang terpercaya
Skor
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
KISI-KISI PENULISAN SOAL POST TEST
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X / I
Materi
: Archaebacteria dan Eubacteria
Kompetensi Dasar
3.4. Menerapkan pemahaman
tentang bakteri berkaitan
dengan ciri, replikasi,
faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan peran
bakteri
dalam
aspek
kesehatan masyarakat
4.3. Menyajikan data tentang
ciri-ciri, replikasi, faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan peran
Archaebacteria
dan
Eubacteria
dalam
kehidupan
berdasarkan
hasil pengamatan dalam
bentuk laporan tertulis
Indikator Soal
Alokasi Waktu
Bentuk Soal
Jumlah Soal
C1
- Menganalisis faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri
Ranah Kognitif
C2 C3 C4 C5
√
√
: 20 menit
: Uraian
: 4 soal uraian
C6
Bentuk Soal
Uraian
Uraian
√
Nomor
Soal
4
Kunci
Jawaban
terlampir
1
2
terlampir
terlampir
3
terlampir
Uraian
√
- Membuat laporan tertulis berdasarkan
data hasil percobaan dan pengamatan
menggunakan cara penulisan ilmiah yang
benar.
- Mengkomunikasikan hasil pengamatan
serta kesimpulan dengan benar, terampil
dan percaya diri.
Laporan
tertulis
Presentasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
INSTRUMEN PEDOMAN PENILAIAN POST TEST
A. INSTRUMEN PENILAIAN
1. Sebutkan syarat media yang baik untuk pertumbuhan bakteri!
2. Jelaskan dua (2) jenis media pertumbuhan bakteri berdasarkan komposisi
kimianya!
3. Jelaskan lima (5) faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri!
4. Mengapa banyak bakteri yang dapat hidup pada suhu 30-37°C? Jelaskan!
B. PEDOMAN (KUNCI JAWABAN) PENILAIAN
1. Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan
kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba
tersebut, yaitu susunan nutrisinya, tekanan osmosis yang harus isotonik,
keasaman yang netral, temperatur yang harus sesuai dan steril.
2. Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Media sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan
pasti. Media ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan
makanan mikroba.
b. Media non sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan kimianya
tidak dapat diketahui dengan pasti. Media ini digunakan untuk
menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba.
3. Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri:
a. Nutrisi dalam media perbenihan harus mengandung seluruh elemen
yang penting untuk sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsurunsur tersebut adalah karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan mineral.
Kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba.
b. Suhu mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Berdasarkan suhu yang
diperlukan untuk tumbuh, bakteri dapat dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu:
- Psikrofil (cold loving bacteria), yaitu bakteri yang tumbuh antara
suhu (0-20)˚C. Contohnya Pseudomonas, Flavobacterium,
Alcaligenes dan Achromobacter.
- Mesofil (moderate temperature loving bacteria), yaitu bakteri yang
tumbuh antara suhu (30-37)˚C dengan suhu optimal 37˚C, misalnya
golongan bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit infeksi
pada manusia. Contoh bakteri mesofil antara lain Escherichia dan
Bacillus.
- Termofil (heat loving bacteria), yaitu bakteri yang tumbuh antara
suhu (50-60)˚C. Contoh bakteri termofil adalah Thermus aquaticus,
Sulfolobus acidocaldarius, dan Chloroflexus.
c. Bakteri dalam pertumbuhannya juga memerlukan pH tertentu. Namun
pada umumnya bakteri memiliki jarak pH yang sempit yaitu sekitar pH
6,5-7,5 atau pada pH netral. Beberapa bakteri ada yang dapat hidup di
bawah pH 4, contohnya Bakteri Asam Laktat. Tetapi juga ada bakteri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
yang dapat hidup atau tumbuh pada pH alkalis, contohnya Bakteri
Metanogen.
d. Medium yang paling tepat bagi kehidupan bakteri ialah medium yang
isotonik terhadap isi sel bakteri. Jika bakteri ditempatkan di dalam
suatu larutan yang hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan
mengalami plasmolisis. Sebaliknya bila bakteri ditempatkan pada
larutan hipotonis, maka dapat menyebabkan pecahnya sel bakteri akibat
cairan masuk ke dalam sel bakteri tersebut.
e. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dapat dibagi dalam
beberapa golongan, sebagai berikut:
- Bakteri aerob, yaitu bakteri yang dalam pertumbuhannya
memerlukan adanya oksigen contohnya Nitrosomonas.
- Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang hidup bila tidak ada oksigen
contohnya Clostridium.
- Bakteri aerob fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik ada
oksigen maupun tanpa adanya oksigen contohnya Cyanobacteria.
- Bakteri mikroaerofilik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh apabila
ada oksigen dalam jumlah kecil contohnya Helicobacter.
4. Suhu terendah dimana bakteri dapat tumbuh disebut minimum growth
temperature. Sedangkan suhu tertinggi dimana bakteri dapat tumbuh
dengan baik disebut maximum growth temperature. Suhu dimana bakteri
dapat tumbuh dengan sempurna di antara kedua suhu tersebut disebut suhu
optimum. Suhu 30-37°C merupakan suhu optimum dalam pertumbuhan
bakteri, sehingga banyak bakteri yang dapat hidup pada suhu optimum
(mesofil).
C. PEDOMAN PENSKORAN
No Soal
1
2
3
4
Kriteria Penilaian
Jumlah jawaban tepat dan lengkap
Jumlah jawaban tepat dan kurang lengkap
Jumlah jawaban kutang tepat dan kurang lengkap
Jumlah jawaban dua dan tepat disertai penjelasan
Jumlah jawaban satu dan tepat disertai penjelasan
Jumlah jawaban limadan tepat disertai penjelasan
Jumlah jawaban empat dan tepat disertai penjelasan
Jumlah jawaban tiga dan tepat disertai penjelasan
Jumlah jawaban dua dan tepat disertai penjelasan
Jumlah jawaban satu dan tepat disertai penjelasan
Jawaban tepat, runtut dan penjelasan mudah dipahami
Jawaban tepat, runtut namun penjelasan sulit dipahami
Jawaban tepat namun tidak runtut dan penjelasan sulit
dipahami
Skor
3
2
1
6
3
10
8
6
4
2
6
4
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Penilaian Kognitif
Tujuan
: Mengukur pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran
Kelas/Semester : X/I
Materi
: Archaebacteria dan Eubacteria
No
Urut
Nama Siswa
1
Skor
Nomor Soal
2
3
4
5
Jumlah
Skor
Nilai
Akhir
Download