Minggu, 28 Juni 2015 Edisi 5 Dari meja redaksi…. Adik-adik yang terkasih dalam Kristus, Selamat jalan…. I Hari Tuhan Menuai NDONESIA... Hari Penuaian TUHAN tiba! Sekitar 1.300 remaja Indonesia menjawab panggilan Tuhan menjadi hamba-Nya dalam KKR Remaja malam ini. Khotbah yang sangat berkuasa malam ini... Doktrin Allah. Allah yang tidak kelihatan, Allah yang mewahyukan Kitab Suci, dan Allah Tritunggal. Hal ini adalah ajaran-ajaran paling dasar dalam iman Kristen. Kita sudah belajar mengenai Allah Anak. Ia lahir menjadi terang bagi semua orang yang lahir di dunia ini. Semua orang perlu terang dari KIN Flash Yesus. Terang Yesus diperlukan untuk semua orang, termasuk yang di Perjanjian Lama. Yesus masuk ke dunia ini dan lalu pergi dari dunia ini kembali pada Allah Bapa. Ada satu jalan dengan dua lalu lintas. Datang dari sana dan kembali ke sana. Hanya Yesus yang bisa lewat jalan itu. Elia pergi ke Bapa tanpa mati. Henokh juga tidak mati, keduanya hanya lalu lintas satu arah. Yesus satu-satunya yang bisa melalui jalan dua arah. Yesus berkata, “Aku adalah jalan, kebenaran, dan hidup”. What a Christ-centered day! Vic. Maria Mazo reminds the teenagers of the spiritual blessing they already possess: God’s promise that in Christ they are already forgiven. Vic. Jethro Rachmadi points out that our understanding of Christ’s love towards us—not of any good in us—determines how we will love others. Drawing from Israel’s deliverance from Egypt, Rev. Billy Kristanto brings the teenagers to see that they are created for worship and that our wilderness experiences may allow us to encounter God, him only, and nothing else. Vic. Jimmy Pardede underlines that those who fear the Lord will prioritize His work and His people. Rev. Antonius Un invites the teenagers to search for God’s call for them and to realize that it is the Creator and the Redeemer God, not themselves, who has the right over their lives. In his morning session, Rev. Stephen Tong preaches on the absolute necessity of Christ’s incarnation: without God coming to the earth, no human can return to the Father. The incarnation of the Son of God is the greatest mystery, surpassing the wisdom of man, and is only possible because it is the work of God himself. As part of doing a cultural mandate and to educate the teenagers of good music, the teenagers were given opportunity to watch a concert performance playing excerpt works from, among others, Wolfgang Amadeus Mozart, Antonio Vivaldi, Frederick Chopin, Ludwig v. Beethoven, and George Frideric Handel. The night was closed with a gospel rally for teenagers attended by more than 4500 people. Rev. Tong preaches on Christ’s uniqueness: while the Easter religions search for “the ways” and the Western philosophies search for “the truths,” and all died in their search, only Christ claims himself to be “The Way,” “The Truth,” and “The Life.” “Religions can only bring men under God’s wrath; Jesus is the only Life that gives eternal life to us,” shouts Rev. Tong. We praise God for the ~1000-1200 teenagers answering the altar call to dedicate themselves to be full time servants of God. Today is the last day of KIN. With prayers we send these teenagers back to their respective places. The One who calls them is faithful. He will bring his plan for them to completion. Soli Deo Gloria. (dt) Tanpa terasa sebentar lagi kita akan saling berpisah ke tempat-tempat asal kita. Tanpa terasa penggemblengan selama lima hari KIN melatih kita tidak lagi manja. Kita punya pengalaman bagaimana belajar dengan keras. Mungkin kalian belum pernah sebelumnya mengikuti retreat seperti ini. Tetapi dengan itu kalian juga belum pernah belajar firman Tuhan dengan mendalam dan luas seperti di KIN ini. Apa yang kalian pelajari harap bisa menjadi satu pusaka yang indah seumur hidup kalian. Setiap hari Sekilas KIN bisa tiba di tangan kalian, karena ada rekan-rekan yang melayani sepanjang hari dan sepanjang malam. Sepanjang hari mempersiapkan bahanbahan, meringkas khotbah, mencari artikel, dan pada malam hari dilayout dan dicetak, selesai pada subuh sekitar pk. 04.00 pagi. Tentu bukan pekerjaan yang mudah bukan? Semua ini, karena tim redaksi ingin agar kalian bisa mendapatkan bahan dan bisa belajar yang baik dan limpah. Ayo kita sama-sama berjuang untuk kemuliaan Tuhan, belajar dan bekerja keras bagi Tuhan. Bawa semangat KIN kembali ke tempat kalian masingmasing. Hidup bagi Tuhan, mencintai jiwa-jiwa yang belum kembali kepada Tuhan. Ayo bangun gereja Tuhan, bangun remajaremaja di daerah kalian untuk mencintai Tuhan, menjauhi dosa, hidup takut akan Tuhan, dan memuliakan Tuhan. Semua kemuliaan kembali bagi Tuhan. Sampai kita bertemu kembali…. Tim Redaksi. SEKILAS Agama paling penting ada di Asia. Eropa menghasilkan filsafat. Semua pemikiran epistemologi penting ada di Eropa. Eropa mencari kebenaran. Asia mencari jalan. Di dalam kedua hal itu, Yesus berkata “are you seeking the way?” Di sini Yesus berkata “I am the way.” Are you seeking the truth? Yesus berkata “I am the truth.” Dialah Kebenaran yang menjadi wahyu Tuhan yang tertinggi. Tidak ada orang bisa mendapat jalan itu. Filsafat yang mencari kebenaran itu tidak mungkin dapat. Karena otak manusia terbatas dan terpolusi oleh dosa. Sehingga tidak bisa berpikir dan kembali kepada Tuhan. Otak manusia itu created, limited, and polluted. Jalan agama tidak mencapai Allah, tidak ada kebenaran untuk mengerti kebenaran Allah. Harus pewahyuan oleh Roh Kudus untuk membuka jalan ini. Ini adalah kunci perbedaan orang yang bersandar kepada Tuhan dengan yang bersandar pada pengertian diri. Saya tidak berani sembarang menghina orang miskin, tidak bersekolah tinggi. Banyak yang tidak sekolah punya bijaksana tinggi sekali. Ada budak yang K epercayaan kepada Allah kita itu sulit diterima. Kita juga percaya kitab suci yang juga sulit diterima orang lain. Allah yang hidup adalah Allah yang berada, dan tidak mungkin mati. Allah yang hidup adalah Allah yang berbicara kepada manusia. Allah yang berbicara kepada manusia pasti ada catatannya. Kitab suci mendidik, memberi pengetahuan mengenai dunia dari mana menuju ke mana. Kemarin kita sudah sampai Allah Tritunggal, Pribadi Kedua, yang menjadi Titik Kontak. Kontak kekekalan dan sementara adalah suatu titik di mana Allah turun dari sorga menjadi manusia, inkarnasi. Peristiwa ini harus ada, kalau tidak ada inkarnasi tidak ada penebusan, tidak ada pengenalan akan Tuhan. Titik permulaan di mana manusia bisa kembali ke Allah. Pada waktu Tuhan mengasihi dunia ini, dan Dia memberikan anak-Nya yang tunggal, supaya yang percaya beroleh hidup kekal. Tuhan Yesus harus tinggalkan tempat yang kekal, menolong kita yang sementara, membawa kita menuju ke sorga dan hidup kekal. 2 tulis buku yang memengaruhi presiden, bahkan orang-orang pandai, berjudul “Fable of Aesop”. Aesop adalah budak yang dipukuli tapi dia pintar sekali. Jangan hina orang miskin, karena mereka mungkin punya bijaksana. Banyak orang penting berasal dari kota kecil. Waktu Tuhan berkata “I am the way,” berarti engkau yang cari jalan di agama, engkau hanya akan menemukan gang buntu. Waktu Tuhan berkata “I am the truth”, berarti engkau yang cari kebenaran, tidak akan mungkin menemukannya di luar Yesus. Waktu Tuhan berkata “I am the life”, itu adalah puncak dari segalanya. Semua pendiri agama mati, semua filsuf mati, tapi Yesus adalah satu-satunya yang sudah mati dan bangkit pula. Yesus menjamin hidup yang kekal bagi kita. Semua filsuf terbesar sudah mati. Confucius, Mohammad, Nabi Yeremia, semua mati. Hanya Yesus yang sudah mati dan bangkit lagi. Yesus mati karena menjadi manusia. Manusia bisa dibunuh, dikutuk, dan berhenti nafas, karena ia memiliki tubuh. Tapi setelah mati Ia bangkit, oleh karena itu jika Yesus bukan Allah, Ia tidak mungkin bangkit. Inkarnasi Engkau masuk dalam kekekalan dan dalam keselamatan bersama Tuhan atau dalam kekekalan tanpa Allah, terkutuk, dan tersiksa dalam neraka. Manusia tidak mungkin bisa menghapus atau menghindar atau menyangkal dari dosa. Bagaimana menyelesaikan dosa itu? Harus ada yang menanggung dosa, harus ada yang turun ke dalam dunia. Tuhan kirim Pribadi Kedua ke dalam dunia. Yesus waktu diutus turun, Dia rela dan mau. Yang tidak terbatas menjadi terbatas. Tidak ada satu manusia di dalam sepanjang sejarah, mengerti keterbatasan yang dialami Tuhan Yesus. Dari yang tidak terbatas menjadi manusia yang terbatas. Tetapi Yesus mengatakan, “Aku rela.” Dibatasi suku Israel, dihina, dianiaya bangsa lain. Israel kecil, dijajah; Romawi besar, menjajah. Tapi Yesus tetap mau. Yesus akan dikutuk, dipukul, dianiaya, dan mati. Tetap Dia mau. Ini rahasia inkarnasi Allah. Dia dilahirkan dari seorang perempuan. Semua orang harus dilahirkan dari perempuan, kecuali Adam dan Hawa. KIN Manusia kalau mau kembali pada Allah harus lewat Yesus. Injil adalah Kristus mati mengganti kita sebagai manusia. Kristus yang bangkit sebagai Allah adalah untuk menyelamatkan umat manusia. Inilah satu-satunya Juruselamat, yang beri hidup kekal. Satu-satunya jalan menuju Allah. Dengarlah, Yesus berkata bahwa tidak ada jalan lain kecuali lewat Yesus. Yesus pernah berkata di Wahyu, Aku pernah mati, dan sekarang Aku hidup, dan Aku hidup selama-lamanya. Kalau ada orang bilang aku pernah mati. Pasti kamu lari karena ia mungkin hantu. Tapi Yesus berkata sekarang Aku hidup selama-lamanya. Aku pernah mati tapi tidak dikalahkan maut, dan tubuh-Ku tidak rusak. Yesus adalah satu-satunya Juruselamat. Agustinus berkata “Aku beriman supaya aku mengetahui, aku mengetahui supaya aku lebih beriman.” Itu adalah iman orang Kristen. Engkau harus mengetahui siapa yang engkau percaya, dan setelah engkau percaya maka engkau akan menuju kepada iman yang lebih berakar dan lebih bertanggung jawab. Kenapa Dia tidak diciptakan seperti Adam? Allah harus melalui seorang perempuan, seorang gadis? Supaya Yesus Kristus ada hubungan dengan umat manusia. Maka kita mau tanya lagi, bagaimanakah mungkin? Tuhan pakai Maria yang dilindungi dan dinaungi oleh Roh Kudus. Ini adalah suatu hal yang baru yang tidak pernah terjadi dalam sejarah. Allah menciptakan Adam, tanpa laki tanpa perempuan. Allah menciptakan Hawa, pakai laki-laki tapi tidak pakai perempuan, pakai rusuknya Adam. Ketika Allah menciptakan kita, pakai laki-laki dan perempuan, papa dan mama. Ini tiga macam cara yang sudah dipakai oleh Allah. Tapi satu-satunya yang tidak pernah dipakai Allah, yaitu hanya pakai perempuan, melahirkan Yesus Kristus. Dari sini kita tahu, ini kedaulatan Allah, Dia tidak bisa dibatasi. Tuhan Yesus turun dari sorga hanya pakai perempuan. Maria adalah wanita yang berbahagia yang dipakai Tuhan menjadi alat untuk melahirkan Yesus Kristus. SEKILAS KIN Panggilan Sorgawi P anggilan sorgawi adalah panggilan kepada setiap orang percaya, untuk melakukan kehendak Allah di tengah dunia ini. Panggilan sorgawi ini dinyatakan dalam Ibrani 3:1 yang mengatakan bahwa kita dipanggil untuk dilibatkan sebagai satu pasukan, satu kelompok minoritas, yang menjalankan tugas sorga, dan menjadi saksi Tuhan di atas bumi. Orang Kristen dipanggil untuk keluar dari ikatan dosa, kenajisan hidup, dan kebinasaan dunia ini yang telah dibuang oleh Tuhan. Kita dipanggil untuk berbagian dalam sifat moral Allah, sehingga kita bisa memiliki kesucian, keadilan, kebenaran, kebajikan, dan cinta kasih dari Allah. karena kita telah berbagian di dalam hidup terang itu. Memang yang dicipta berbeda secara kualitatif dari Pencipta, tetapi kita bisa berbagian di dalam sifat moral ilahi-Nya. Di dalam Theologi Reformed kita berharap untuk dapat berpikir sesuai dengan pikiran Tuhan, merasa seperti perasaan Tuhan, menghendaki apa yang Tuhan kehendaki. Yesus berkata, “Bukankah seharusnya hati-Ku selalu berada di rumah Bapa-Ku?” Dengan demikian hidup kita disinkronkan dengan hidup, kehendak, kuasa, dan rencana Tuhan, sehingga kita boleh menjadi saksi Dia di dalam dunia. Kita dipanggil untuk menjadi orang seperti demikian. Paulus berkata, “Teladanilah aku, sama seperti aku meneladani Kristus.” Orang yang meneladani Kristus berhak berseru agar orang lain meneladani dirinya. Kalau seorang pemimpin tidak mengikuti dan meneladani Tuhan Yesus, dia tidak memiliki hak dan kuasa untuk memanggil orang lain mengikut dia lalu mengajak orang bersama-sama dipimpin mengikut Tuhan Yesus. Dari sejak Kejatuhan, Tuhan selalu berseru, “Kembalilah kepada-Ku, tetapkan hatimu pada-Ku, dan janganlah sesat.” Tuhan berseru agar kita tidak tersesat, tidak menyeleweng, dan tidak berbuat dosa. Inilah panggilan sorgawi. Panggilan sorgawi bukan hanya arah, tetapi seluruh hidup, pikiran, jiwa, dan tindakan kita kembali kepada Tuhan. Setiap inci hidup kita harus dikuasai kembali oleh Tuhan. Ini yang dikatakan oleh seorang theolog dan negarawan Belanda yang bernama Abraham Kuyper. Tuhan bukan pengemis yang membutuhkan apa yang kita miliki. Ia adalah Tuan yang berhak memiliki seluruh hidup kita. Ia menginginkan seluruh hidup kita. Ia menuntut penyerahan total kita kepada-Nya bukan sisa-sisa hidup kita. Ia meminta seluruh yang terbaik dari hidup kita, karena Ia Pemilik hidup kita. Sering orang hanya menyediakan sisa waktu dan uangnya untuk Tuhan. Berikan yang terbaik untuk Tuhan karena Ia yang memberikan hidup-Nya kepadamu. Mengapa perusahaan-perusahaan besar di dunia berhak mendapatkan otak-otak yang paling pandai hanya karena mereka bisa memberi gaji yang besar, sementara Tuhan diberikan otak yang paling bebal? Kita dipanggil untuk menyatakan kekudusan Tuhan, yang memanggil kita dari gelap kepada terang-Nya yang ajaib. Kini kita bisa menyatakan itu ke tengah dunia. Kita bisa bersaksi Mengapa kita dipanggil? Kita dipanggil secara umum untuk menjadi saksi. “Kamu adalah terang dunia; kamu adalah garam dunia.” Di mana sinar bercahaya, pasti kelihatan; sedangkan di mana garam mencairkan diri, itu tidak kelihatan. Cahaya yang bersinar dan garam yang menghancurkan diri dalam masakan, keduanya bersama-sama berinisiatif. Ketika cahaya mau terus- menerus menerangi, maka dia harus terus menghancurkan diri. Ketika garam mau terus-menerus menggarami, dia harus terus menerus melelehkan diri. Tanpa penyangkalan dan pengorbanan diri, tidak ada berkat bagi orang lain, tidak ada kesaksian bagi kemuliaan Tuhan. Yang penting bukan engkau dari keluarga kaya atau miskin, engkau bergelar apa, tetapi yang terpenting adalah engkau menyala bagi kemuliaan Tuhan. Itulah pelayanan. Petrus berkata kita dipanggil untuk mengikuti jejak kaki dari Yesus Kristus. Mulai dari Betlehem yang melambangkan inkarnasi, turun dari kemuliaan, kehormatan, dan takhta yang tinggi lalu turun ke kandang binatang merendahkan diri. Inilah jejak langkah Kristus. Dan langkah terakhir di bumi adalah Dia naik ke salib, dipaku, digantung, dikutuk, diludahi, dan diejekejek oleh orang. Yesus telah menjadi teladan di dalam segala zaman dan kita dipanggil untuk mengikuti teladanNya. Jika selama engkau melayani pernah diejek, difitnah, pernah dicacimaki, dikutuk, dihina, dan dipermalukan karena nama-Nya, bersyukurlah karena engkau berada di dalam jejak kaki Yesus Kristus. Pelayanan yang terus minta dipuji dan dihormati, akan mengakibatkan engkau lebih mirip setan, sedangkan pelayanan yang banyak diejek, dilawan, diiri, dibenci, dan dikutuk akan mengakibatkan engkau lebih mirip Kristus. Dua Macam Pelayanan Panggilan pelayanan ada dua macam, yang pertama adalah pelayanan penuh waktu (full-time) sebagai utusan Injil. Pelayanan yang kedua adalah melayani sebagai pimpinan jemaat di dalam status pelayan awam (part-time). Yang dipanggil menjadi full-time tidak berhak melarikan diri lalu pilih menjadi part- 3 SEKILAS time. Yang dipanggil part-time tidak berhak dan tidak boleh memberanikan diri ke wilayah full-time. Di setiap zaman ada tiga jabatan yang dikaruniakan kepada Gereja oleh Tuhan secara langsung, yaitu: 1) Pengabar Injil, 2) Gembala, dan 3) Pengajar/Guru. Ketiga jabatan ini diberikan Tuhan kepada Gereja dalam setiap zaman. Itu sebabnya majelis tidak lebih tinggi dari guru Injil. Di banyak gereja ada majelis yang begitu berkuasa menentukan nasib guru Injil. Mereka seolah-olah mempunyai hak penuh untuk mengusir atau untuk menganiaya para gembala atau guru Injil. Lalu para gembala atau guru Injil tidak memiliki jalan lain karena harus taat pada orang kaya yang ada di gereja. Ini bukan ajaran Alkitab. Apa tugas majelis? Majelis dipilih untuk mengurus hal sehari-hari, seperti memberi makan para janda, sehingga para rasul bisa mempunyai waktu yang cukup untuk pelayanan firman dan doa. Maka majelis bukan pilihan Tuhan Allah, tetapi pemberian Tuhan Allah untuk jabatan gerejawi yang dipilih oleh manusia dari kalangan awam. Maka pejabat-pejabat gereja ini dipilih dari tengah-tengah jemaat untuk mengurus bagian-bagian pelaksanaan pelayanan. Tiga jabatan khusus yaitu penginjil, penggembala, dan pengajar, dipilih oleh Allah. Sedangkan tiga jabatan lain yaitu penatua, majelis, dan pelayan awam dipilih oleh manusia sebagai orang yang melayani. Semuanya bersama-sama menggenapi rencana Tuhan. Penginjil penting karena tanpa penginjilan tidak ada pelebaran kerajaan Tuhan Allah. Lebih baik menginjili lalu dibunuh daripada tidak menginjili lalu dibuang oleh Tuhan. Injil bukan untuk kalangan sendiri. Pengabaran Injil itu penting karena seperti seorang perempuan yang bisa melahirkan. Gereja yang hebat, besar, kaya tidak ada gunanya kalau tidak mengabarkan Injil dan tidak melahirkan orang baru menjadi orang Kristen. Melalui penginjilan, gereja bertumbuh. Melalui melahirkan banyak anak, gereja bertumbuh. Melalui transmigrasi, gereja bertumbuh dan yang terbaik dan terkuat adalah melalui penginjilan kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan. KIN Sesudah menginjili, kita harus menggembalakan.Sesudah menggembalakan, orang-orang itu perlu mendapat pengajaran. Maka gereja Reformed menekankan tiga hal ini, yaitu harus memberitakan injil, menggembalakan, dan mengajar. Gereja yang baik harus memikirkan untuk melaksanakan ketiga tugas Gereja ini dengan seimbang, baik penginjilan, penggembalaan, dan pengajaran, sehingga jemaat bisa terus bertambah dan bertumbuh dan semua itu kembali untuk kemuliaan Tuhan. Di sini kita bisa melihat pelayan penuh waktu (full-time) bekerja sama dengan pelayan paruh waktu (part-time) untuk mengerjakan pelayanan Kerajaan Tuhan di dunia ini. Sudahkah kalian menggenapkan panggilan sorgawi yang Allah berikan untuk menjadi orang-orang Kristen yang melayani dan mengerjakan kesaksian demi kemuliaan-Nya? Amin Pdt. Dr. Stephen Tong Sumber http://www.buletinpillar.org/transkrip/panggilansorgawi Mengapa Orang Kristen Bernyanyi? Nyanyikanlah pujian bagi Tuhan hai orang-orang yang dikasihi-Nya dan persembahkanlah syukur kepada namaNya yang Kudus. (Mzm. 30:4) Pertanyaan di atas mungkin pernah kita tanyakan kepada diri kita, yang takut bernyanyi, yang tidak suka bernyanyi, atau yang ragu-ragu untuk menyanyi. Banyak ketakutan yang muncul dalam bentuknya seperti suara saya fals, saya tidak biasa menyanyi, saya lebih suka mendengar orang lain bernyanyi, dan banyak alasan lain yang dicari-cari. Tetapi syukurlah bahwa Allah yang Mahakuasa tidak pernah mengatakan “kalau engkau merasa enak tentang keadaan dirimu, bernyanyilah.” Namun Alkitab berkata bahwa memuji Tuhan bukanlah sebuah kegiatan pilihan yang tergantung kondisi dan situasimu. Di bawah ini adalah alasan dan contoh yang diberikan pada kita: 1. Musa (Kel. 15:1-2): Aku menyanyi untuk Tuhan karena Ia adalah 4 kekuatanku, dan pujianku. dan Ia telah menjadi keselamatanku. 2. Deborah dan Barak (Hak. 5:3): Arah pujian jelas yaitu kepada Tuhan, melodi kita nyanyikan. 3. Raja Daud (2Sam. 22:50-51): Tuhan yang menganugerahkan keselamatan. Orang yang mengasihi Tuhanlah yang memuji Dia (Mzm. 5:11), orang yang hatinya penuh syukur (Mzm. 9:1-2). 4. Maria (Lk. 1:46-47): jiwa dan roh yang memuliakan dan meninggikan Tuhan. 5. Perintah Tuhan bagi umat-Nya yang Kudus (Mzm. 30:4-5), (Mzm. 33:1-4). 6. Teladan dari para malaikat dan orang kudus di sorga yang memuji Tuhan (Yes. 6:3; Why. 4:8,11; 5:13; 11:7). 7. Orang-orang yang menang menyanyikan nyanyian kemenangan (Why. 19:1-2). 8. Yesus yang bernyanyi sebelum Dia disalibkan (Mat. 26:30). 2. Karya keselamatan dan pekerjaanNya di dunia ini dan terlebih atas umatNya. 3. Allah memerintahkan kita bernyanyi. 4. Aktivitas di dalam kekekalan yang diturunkan ke dunia. 5. Teladan dari orang kudus. Alasan kita menyanyi adalah: 1. Atribut Allah sendiri yang suci, mulia, agung. Sumber Martin Luther pernah berkata bahwa musik adalah karunia Tuhan. Dalam hal ini kita patut mengembalikan musik yang baik dan indah kepada Tuhan. John Calvin pernah berkata saat kita bernyanyi kita juga berdoa. Di sini kita tidak melihat Calvin memisahkan antara berdoa dan bernyanyi. Masihkah kita ada alasan untuk tidak bernyanyi bagi Tuhan jikalau kita sudah mengalami keselamatan dari Tuhan, menikmati atribut-Nya, dan mau menaati perintah-Nya? Jones, Paul S. “Singing and Making Music” P&R Publisher New Jersey: 2006. SEKILAS S Mengenal: Sdr. Harly Tambunan alah seorang yang cukup sering muncul di acara KIN Remaja ini adalah Sdr. Harly. Dengan gayanya yang khas, dia menjadi hamba Tuhan yang memiliki banyak fans di berbagai kota di mana dia melayani. Ketrampilannya berkomunikasi dengan pemuda dan remaja, bahkan hingga ke anak-anak, tidak kalah dibanding dengan komunikasinya dengan orang dewasa. Itu membuat dia bisa menjangkau segala kalangan. Tetapi tentu itu tidak terjadi begitu saja. Pembentukan yang dialami tidak mudah. Harly Erikson Tambunan, dilahirkan di Minas, sebuah desa kecil dekat Pekanbaru, pada 20 Agustus 1983. Ia dilahirkan di tengah keluarga Kristen yang taat beribadah, namun bertumbuh di tengah lingkungan non Kristen di Pekanbaru. Dari sejak kecil, ia hampir tidak pernah membolos ke gereja, kecuali sakit sampai tidak bisa bangun. Namun, dari kecil ia juga tidak suka dengan guru sekolah minggu dan para pendeta yang berkhotbah di mimbar. Dia menilai mereka hanyalah omong kosong, jual obat, asal bicara yang tidak didukung dengan kesaksian hidup yang baik, sehingga kehidupan hamba Tuhan yang tidak beres membuatnya semakin membenci mereka. Di dalam kesombongannya, hingga tamat SMA ia masih tetap suka menghina hamba Tuhan. Akhirnya Tuhan menghajar dirinya. Ia gagal dan tidak lulus masuk ke universitas yang ia sangat dambakan. Tahun 2001, ia merantau ke Medan. Di sana ia mulai kuliah dan mengalami pertobatan. Saat itu ia melihat kehidupan dua orang hamba Tuhan yang memiliki teladan yang baik. Mereka berkhotbah dengan pengertian yang mendalam dan mengabarkan Injil yang sejati dengan begitu giat. Ia akhirnya berlutut di hadapan Tuhan dan menangis memohon pengampunan. Sejak saat itu, ia mulai bergiat memberitakan Injil ke mana pun ia pergi. Selesai kuliah pada tahun 2004, pertama kali ia melihat seorang pendeta tua yang bernama Stephen Tong, berkhotbah dengan begitu berapi-api menjelaskan tema: Iman, Pengharapan, dan Kasih, selama tiga hari berturut-turut dengan begitu mendalam. Pada hari terakhir seminar tersebut ada panggilan dan ia menyerahkan diri untuk mau dipakai Tuhan menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu. Tak lama kemudian ia pulang menghadap orang tuanya untuk memberitahu mereka akan panggilan yang ia terima dari Tuhan. Namun, orang tuanya marah dan tidak menyetujuinya, karena mereka tahu dulu ia suka sekali menghina hamba Tuhan. Enam tahun ia bersabar untuk menunggu, tetapi "Orang agung, sudah mati masih memengaruhi yang hidup. Orang kerdil, masih hidup pun orang mau matikan." - Stephen Tong TERMINAL @ Bandara Soekarno Hatta 1A 1B Lion Air : Sulawesi, Kalimantan, Surabaya, dan NTT Wings Air Lion Air : Sumatera Sriwijaya Air Batik Air 1C Citilink Airfast Kalstar 2D/E 2F 3 KIN Tujuan Internasional kecuali Air Asia Garuda Lion Air : Denpasar, Semarang, Jogja, Solo, Lombok Air Asia (Domestik / Internasional) ayahnya tetap saja tidak menyetujuinya. Selama 6 tahun penantian itu, Tuhan membentuk dia dengan bekerja sebagai guru di sebuah sekolah di Medan. Ia semakin giat memberitakan Injil di kalangan siswa. Rupanya Tuhan memang sedang mempersiapkan dirinya untuk kelak dipakai Tuhan menjadi pelayan Tuhan yang banyak harus melayani para remaja dan pemuda. Akhirnya, setelah enam tahun penantian, ia tetap memberanikan diri masuk ke Sekolah Theologi tanpa restu orang tuanya. Ia mendaftar dan diterima di STT Reformed Injili Internasional. Tuhan memberikan kepadanya anugerah yang semakin besar. Semangat dan teladan Pdt. Dr. Stephen Tong sangat banyak memengaruhinya. Sekalipun harus melewati studi yang sangat berat, namun STTRII memberinya banyak kesempatan untuk bisa memberitakan Injil ke berbagai kalangan. Adanya KKR Regional Siswa menjadikan ia semakin banyak bisa memberitakan Injil di kalangan siswa di seluruh Indonesia. Talenta yang Tuhan beri dan latih semakin bersinar. Ia banyak menjadi berkat bagi para remaja yang mendengar khotbahnya. Kuasa Injil telah membebaskan dia dan memanggilnya untuk memberikan sukacita penuh di dalam mengabarkan Injil Kristus. Kiranya semua peserta KIN juga mendapatkan berkat dari pelayanannya sebagai panitia inti di dalam acara KIN Remaja ini. 5 SEKILAS Sambungan dari hal.8 Stephen Tong.... Di hati Pak Tong terjadi perlawanan yang sangat keras yang akan menjadi penentu hidupnya selanjutnya. Di sana ia harus memilih apakah Tuhan itu ada atau tidak ada. Jika ada maka ia akan serahkan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, tetapi jika tidak ada maka ia akan hidup menjadi atheis, tidak lagi ke gereja, tidak lagi berdoa, dan tidak lagi membaca Alkitab. Pada malam penentuan itu ia takut sekali ikut kebaktian dan dengar khotbah sehingga ia bersembunyi di kamar mandi. Namun keberadaan Tuhan bukan ditentukan oleh manusia mau percaya atau tidak. Tuhan itu ada dan nyata sehingga Tuhan tidak mungkin hilang ketika manusia tidak mau memercayai-Nya. Maka Tuhan menyatakan diri-Nya pada malam itu kepada anak remaja yang sangat berani melawan-Nya dan Tuhan menaklukkan hati remaja itu dengan membuatnya berlutut dengan air mata membasahi seluruh pakaiannya menyerahkan diri seumur hidup bagi Tuhan dan berjanji untuk pergi ke seluruh dunia demi menjawab segala pertanyaan anak-anak muda yang berada dalam pergumulan hidup yang sulit. Tuhan setia kepada orang yang dipanggil menjadi hamba-Nya. Tuhan menolong anak-anak-Nya untuk menggenapi apa yang pernah mereka janjikan. Pak Tong membuktikan bahwa janjinya pada waktu itu bukanlah omong kosong. Dalam anugerah Tuhan beliau sungguhsungguh pergi dari desa paling kecil di Indonesia sampai ke kota terbesar di luar negeri. Berkhotbah di lebih dari 600 kota di lebih dari 1.500 gereja. Melayani anak kecil sampai orang dewasa, dari orang sederhana sampai kepada orang yang paling intelektual, dari orang paling miskin sampai yang kaya raya. Ini menyatakan bahwa Tuhan yang beliau percaya adalah Tuhan yang benar dan Ia hidup sampai hari ini. Dan di dalam pertolongan Tuhan kepada beliau, tetap ada satu ciri yang tidak pernah berubah, yaitu memeras dirinya terus menerus. Usia yang semakin tua, tenaga yang tidak lagi sekuat anak muda, tidak menghentikan Pak Tong untuk terus memeras dirinya untuk diberikan kepada Tuhan. Bahkan ia sudah siap mati bagi Tuhan. Suatu JADWAL KEBERANGKATAN ke BANDARA dan STASIUN Tanggal 28 Juni Bandara Kereta api/Bus Berangkat dari RMCI Jadwal Flight St. Gambir St. Senen 12.45 15.45 - 17.30 Bangunkarta Gumarang - Gajayana - Damri 14.45 17.55 - 19.30 16.45 19.45 - 22.00 20.15 - 16.15 17.15 22.00 - Majapahit Senjata Utama Solo 01.30 (tgl 29) Tanggal 29 Juni Brkt dr RMCI dan SPRII Bandara - St. Senen 01.45 05.00 - - 07.45 - 10.15 - Fajar Utama Jogja - - 02.45 04.45 06.45 12.15 14.15 6 05.45 - 07.30 10.30 - 11.30 15.00 - 16.00 18.00 - 19.30 - - - - KIN minggu pagi di Jakarta Pak Tong dibawa ke rumah sakit setelah beliau berkhotbah dan dokter mewajibkannya tetap istirahat di rumah sakit. Namun karena sorenya harus pimpin KKR di Singapura, Pak Tong langsung bangun dan meninggalkan rumah sakit dan pergi ke Singapura serta berkhotbah dengan semangat yang berapi-api. Tahun 2013 Pak Tong harus dioperasi, namun ia menunda 1 minggu karena harus khotbah di Konvensi Injil Nasional (KIN). Dokter katakan mungkin sekali dia akan mati di sana jika ia berkhotbah lebih dari 20 menit. Namun Pak Tong selama 5 hari di KIN harus berkhotbah setiap pagi dan malam dan di setiap khotbahnya bisa melebihi 1 jam. Beliau memeras diri sampai kekuatan terakhir yang tersisa namun tetap dipelihara oleh Tuhan. Karena janji kepada Tuhan dan gaya hidup squeezism, Pak Tong juga membangun gereja terbesar di Indonesia, concert hall terbaik 10 besar di dunia, museum dengan jenis koleksi paling menyeluruh, sekolah theologi internasional, Kebaktian Pembaruan Iman Nasional di lebih dari 100 kota dalam waktu 3 tahun, dan banyak lagi mukjizat yang Tuhan berikan dalam pelayanan Pak Tong demi kemuliaan Tuhan sendiri. Banyak orang bertanya kepada Pak Tong, apa rahasia untuk bisa sanggup menjalankan hidup yang memeras diri dan berbuah banyak? Pak Tong memiliki jawaban yang tidak pernah berubah, yaitu “menyenangkan hati Tuhan”. Waktu muda, beliau juga hampir tidak percaya dirinya bisa setia sampai mati, karena faktanya ia melihat banyak pendeta berkompromi dan tidak setia. Maka ia mengirim sebuah surat kepada penginjil besar yang masih setia ketika sudah tua yaitu Dr. Andrew Gih. Ia menulis di sebuah kertas, “Apa rahasia menjadi hamba Tuhan yang setia sampai mati?” kemudian Pak Tong menempelkan fotonya di surat itu lalu pergi memberikannya pada pendeta Andrew Gih. Jawaban yang diberikan sangat menginspirasinya dan diingatnya terus menerus. Andrew Gih menjawab, “Jika kau emas, mengapa takut api?!” Refleksi Hari ke-4 SEKILAS KIN Vic. Maria W. Mazo, M.Div. Tanpa Kristus tidak mungkin kita diterima oleh Allah. Hanya di dalam Kristus kita menerima kasih karunia Allah yang mengubah hidup kita, bahkan memengaruhi dunia ini dengan terang kebenaran-Nya. Di dalam Kristus, kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Segala berkat rohani pun kita terima hanya di dalam Kristus. Semua ini sudah Allah rencanakan sebelum dunia diciptakan, Ia memilih kita. Roh Kudus yang memberi kelahiran baru dan memampukan kita beriman dan hidup kudus di hadapan Allah. Karena itu hiduplah dalam kekudusan. Vic. Jethro Rachmadi B.Mus., M.Th. Kasih adalah identitas orang Kristen. Paulus menyatakan bahwa kasih mencakup 2 hal yaitu perasaan dan tindakan. Kasih yang hanya perasaan tanpa ada tindakan adalah kasih yang belum terbukti dengan jelas, perasaan kasih dinyatakan dalam tindakan kasih, inilah pola pertama. Pola kedua adalah tindakan kasih yang menghasilkan perasaan kasih, mengasihi melalui tindakan kasih di saat sulit untuk mengasihi. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk memiliki perasaan sekaligus tindakan kasih dengan terlebih dahulu dikasihi oleh Kristus yang mati bagi kita. Pdt. Billy Kristanto, Ph.D, Th.D. Manusia berbahagia jika ia beribadah kepada Tuhan karena kita diciptakan untuk beribadah walaupun dosa membuat ibadah menjadi ancaman bagi manusia berdosa. Tetapi sebagaimana melalui Musa Israel dibebaskan dari Mesir, kita pun dibebaskan dari dosa untuk beribadah kepada Tuhan. Sehingga hidup kita adalah hidup yang dipisahkan untuk dipersembahkan seluruhnya bagi kemuliaan Tuhan. Melalui ibadah ini juga kita diberikan iman yang teguh untuk mengalahkan ketidakpercayaan yang akan kita hadapi di sepanjang perjalanan rohani kita. Ini adalah hal yang harus kita ulangi supaya iman yang sejati terus dipelihara dari generasi ke generasi. Beribadahlah dengan benar sejak engkau remaja. Vic. Jimmy Pardede, S.E., M.Th. Orang Kristen yang sejati hidupnya takut akan Allah dan semakin hari semakin berhikmat, sebagaimana Yusuf secara berhikmat menghadapi berbagai peristiwa dalam hidupnya. Dengan hikmat Ia tidak membiarkan ketidakjujuran kakak-kakaknya. Di dalam takut akan Allah ia menolak rayuan istri Potifar, si wanita bodoh itu, untuk tidur bersamanya. Dengan bijaksana, Yusuf menafsirkan mimpi Firaun dan mengelola pangan Mesir di dalam menghadapi masa kelaparan. Sebagai orang muda yang masih memiliki waktu hidup yang panjang, bagaimanakah engkau akan hidup? Di dalam kebebalan atau di dalam hikmat dan takut akan Allahkah ? Pdt. Antonius Un, S.Kom., M. Hum., M.Th. Hidup hanya satu kali, siapakah yang berhak untuk mengaturnya? Tuhan yang menciptakan hidup ini. Karena itu dalam hidup kita harus mencari apa yang menjadi panggilan Tuhan atas hidup kita. Dalam pergumulan mencari panggilan Tuhan, kita harus selalu mempelajari firman Tuhan, serta mempertimbangkan apa yang jadi bakat dan talenta kita. Tidak semua orang dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan (full-time), ini adalah panggilan yang mulia, serius, dan menuntut ketaatan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat lari meskipun sulit. Bila panggilan itu datang, akan taatkah engkau ? ”Istilah ‘cinta’ sudah menjadi begitu murah, sudah membanjiri zaman ini. Tetapi setiap kali kita mengucapkan ‘cinta’, apalagi kepada Tuhan, biarlah cinta itu diuji. Every love should be tested by sacrifice. Pengorbanan menyatakan kasih yang sungguh.” Pdt. Dr. Stephen Tong 7 SEKILAS KIN Stephen Tong (1940 - present) The Man who Squeezes His Life for God “Challenge your limit! For the Glory of God.” “Dream big prayerfully.” Hidup keseharian pendeta Stephen Tong merupakan kisah yang hampir tidak bisa dipercaya. Secara rutin setiap pekan berada di lima negara dan setiap tahun harus naik pesawat lebih dari 300 kali! Mungkin beliau adalah salah satu orang yang paling sibuk dan yang paling capek hari ini. Aktivitas padat ini sudah dimulainya sejak 15 tahun yang lalu dan masih berlanjut sampai sekarang (2015). Selama 58 tahun melayani Tuhan, Pak Tong – demikianlah biasanya beliau disapa – telah berkhotbah lebih dari 32.000 kali kepada lebih dari 32.000.000 orang dan 250.000 di antaranya pernah menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan di kebaktian yang beliau pimpin. Bukan hanya berkhotbah, Pak Tong juga melayani Tuhan dengan dampak yang sangat luar biasa dalam bidang musik, arsitektur, filsafat, dan kebudayaan. Dalam menjalankan tugas yang sangat berat ini, Pak Tong sering menyebut suatu istilah baru sebagai gaya hidupnya yaitu “squeezism”. Istilah ini berasal dari kata squeeze dalam bahasa Inggris yang berarti memeras. Memeras hidup bagi Tuhan berarti memberikan tenaga, waktu, dan segala yang kita miliki bukan saja dalam jumlah yang banyak, namun sampai yang masih tersisa pun kita berikan pada Tuhan karena Ia sanggup memakainya untuk hal yang besar di luar dugaan kita. Namun untuk menjadi orang yang rela memeras dirinya bagi Tuhan bukanlah hal yang mudah. Tuhan melatih anakanak-Nya sejak mereka masih muda dan bahkan sejak kecil. Pak Tong lahir di Xiamen, Tiongkok, pada masa peperangan Jepang. Pada saat berusia 2 tahun ia digendong oleh ibunya yang berlari menghindari peluru dan bom dalam peperangan dan melewati banyak orang yang sudah terkapar di jalan. Pak Tong masih mengingat suara-suara ledakan yang terjadi saat itu. Tahun berikutnya ayahnya meninggal sehingga ibunya seorang diri harus membesarkan 8 orang anak dalam keadaan yang sangat miskin. Mereka pernah di dalam 10 hari tidak ada makanan dan hanya makan kulit singkong demi menyambung hidup. Ibunya setiap jam 5 pagi berdoa selama 1 jam sebelum pergi menjahit pakaian, “Tuhan, tolonglah saya seorang janda, berkatilah anak-anak saya yang tidak memiliki ayah, berikan kekuatan untuk mendidik mereka menjadi orang berguna, berilah mereka niat perjuangan untuk menjadi orang yang tidak bersandar pada orang lain. Engkau Allahku, Engkau Bapaku…” Pak Tong mengenal kesulitan hidup sejak kecil dan berlatih bagaimana memeras diri. Beliau hidup dengan sangat hemat. Selama sekolah tidak pernah pergi ke kantin membeli teh. Beliau diberikan uang ongkos naik becak untuk pergi les piano namun ia pergi berjalan kaki, uangnya ditabung dan bahkan pernah diberikan kepada kakek tua yang membutuhkannya. Sejak berusia 14 tahun beliau sudah bekerja dan tidak lagi menerima uang dari ibunya. Pak Tong sungguh-sungguh menjalankan ajaran ibunya untuk tidak bergantung pada orang lain. Kehidupan yang sulit tidak membuat dirinya malas belajar dan malas melayani. Pak Tong sangat rajin melayani di gereja. Beliau bahkan sejak remaja sudah menjadi solois, memimpin koor di gerejanya, dan mampu menciptakan banyak lagu rohani yang sampai hari ini banyak dinyanyikan di berbagai gereja. Pak Tong tidak gampang puas dengan apa yang telah dicapainya. Lukisan yang dihasilkannya sangat mirip dengan foto asli. Beliau sanggup menggambar peta dunia dalam waktu kurang dari 1 menit. Pak Tong tidak pernah berhenti untuk belajar sesuatu yang baru. Pak Tong juga rajin membaca Alkitab dan buku-buku dari para tokoh dunia yang berpemikiran mutakhir dan rumit sehingga wawasannya sangat luas melihat dunia ini. Tetapi saat umurnya mendekati 17, Pak Tong mengalami pencobaan terbesar dalam hidupnya yaitu godaan untuk meninggalkan Tuhan seumur hidupnya. Mengapa? Karena ia percaya kepada ideologi-ideologi yang melawan Tuhan. Ia mulai menerima pemikiran komunisme Karl Marx, evolusionisme Charles Darwin, dan pemikiran atheisme lainnya. Pemikiran mereka kelihatannya sangat masuk akal dan membuat Alkitab seolah-olah tidak masuk akal. Dalam keadaan seperti ini, Pak Tong harus memilih apakah mengikuti ajaran ibunya yang ketinggalan zaman karena masih percaya Tuhan atau ikut ajaran para pemikir modern yang sangat intelektual namun tidak percaya Tuhan. Saat umur 17 tahun, ia dipaksa oleh ibunya untuk mengikuti sebuah retreat remaja di kota Malang yang dipimpin oleh pendeta Andrew Gih. Ia terpaksa ikut demi menyenangkan hati ibunya. Ia mengetahui di malam terakhir retreat itu akan ada khotbah dan tantangan untuk menjadi hamba Tuhan seumur hidup. Bersambung ke hal.6 TIM REDAKSI SEKILAS KIN: Penasihat: Pdt. Dr. Stephen Tong; Redaktur umum: Pdt. Sutjipto Subeno M.Th.; Tim Redaksi: Vic. Edward Oei M.C.S., Vic. Dr. David Tong, Mitra Kumara, Johan Murjanto; Rubrik: Vic.Elsa Pardosi, Simon Lukmana; Layout: Johannes Kornelius, Adhya Kumara, Nanie K.; Produksi: Adi Lou, Iwan Darwins, Evalina Kwok, Saut P., Yohanes Irwan 8