Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)

advertisement
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN
2460-7800
PRINSIP- PRINSIP TEORI BEBAN KOGNITIF
DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Vivin Nur Afidah
Guru SMP Negeri 1 Lumajang
email: [email protected]
Abstrak: Media pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.
Tanpa media, proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung secara optimal. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa dan
dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih
konkrit. Media pembelajaran interaktif merupakan salah satu jenis media
pembelajaran. Dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif perlu
mempertimbangkan beban kognitif siswa. Teori yang membicarakan beban kognitif
adalah Cognitive Load. Berdasarkan teori beban kognitif (cognitive load theory), agar
tercapai pembelajaran yang efektif, pengembangan media interaktif harus dapat
mengurangi pemrosesan beban kognitif extraneous, mengatur pemrosesan beban
kognitif intrinsic, dan membantu mengembangkan pemrosesan beban kognitif
germane.
Kata Kunci: teori beban kognitif, media pembelajaran matematika
pembelajaran meliputi kegiatan 5M yaitu
PENDAHULUAN
dilaksanakan
mengamati, menanya, menalar, mencoba,
serentak di beberapa sekolah pada tahun
dan membentuk jejaring. (Kementrian
pelajaran 2015/2016. Pada pembelajaran
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 186-
matematika,
189)
Kurikulum
2013
kurikulum
2013
menekankan proses pembelajaran yang
Guru
dituntut
untuk
mampu
berbasis pemecahan masalah, mendorong
melaksanakan pendekatan ilmiah dalam
dan menginspirasi siswa untuk berpikir
pembelajaran.
secara kritis, analistis, dan tepat dalam
kegiatan mengamati yang ada pada
mengidentikasi
mendorong
tahap
serta
pendekatan ilmiah, menuntut guru untuk
untuk
mampu
menampilkan/ menyajikan media obyek
siswa
yang
dgunakan
kurikulum 2013 adalah
ilmiah.
pada
masalah,
mengaplikasikan materi pembelajaran.
Pendekatan
Misalnya
Pendekatan
dalam
pendekatan
ilmiah
dalam
secara nyata. Penyajian objek bisa dalam
slide power point atau media pembelajaran
multimedia.
Selain
itu
pendekatan ilmiah menuntut guru untuk
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
72
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN
2460-7800
kreatif dalam melaksanakan kegiatan
dimanipulasi
pembelajaran
perintah dari suatu presentasi.
stategi
baik
dalam
pembelajaran,
pemilihan
metode
pem-
untuk
Dalam
merancang
belajaran maupun media pembelajaran
pembelajaran,
yang relevan.
menampilkan
Media
pembelajaran
mengendalikan
media
seringkali
gambar
guru
animasi
yang
menempati
bertujuan untuk menarik perhatian siswa,
posisi yang cukup penting sebagai salah
selain itu terkadang guru manampilkan
satu komponen sistem pembelajaran.
gambar tokoh atau artis yang sedang
Tanpa
“ngetren” untuk menarik perhatian siswa.
media,
proses
pembelajaran
sebagai proses komunikasi juga tidak
Guru
akan bisa berlangsung secara optimal.
pengolahan informasi di dalam memori
Media pembelajaran adalah komponen
(otak).
integral
pembelajaran
memahami bahwa tayangan ataupun isi
(Daryanto, 2011:6). Penggunaan media
dalam media pembelajaran mengaruhi
dalam pembelajaran dapat membantu
beban kognitif siswa.
dari
sistem
siswa dalam memberikan pengalaman
kurang
memperhatikan
Banyak
Dalam
guru
proses
yang
belum
mengembangkan
media
yang bermakna bagi siswa. Penggunaan
pembelajaran
media pembelajaran dapat mempermudah
mempertimbangkan beban kognitif siswa.
siswa dalam memahami sesuatu yang
Teori yang membicarakan beban kognitif
abstrak menjadi lebih konkrit.
adalah Cognitive Load Theory (CLT)
Media
merupakan
pembelajaran
salah
satu
interaktif
jenis
media
interaktif
perlu
yang dikemukakan oleh John Sweller.
Teori
ini
didasarkan
pada
susunan
pembelajaran Menurut Prastowo (2011:
kognitif (cognitive architecture) yang
329) sekarang ini, sudah mulai banyak
berisi memori kerja ( working memory)
orang yang memanfaatkan bahan ajar
terbatas dengan unit pengolahan yang
interaktif karena di samping menarik,
terbagi menjadi dua yaitu pengolahan
bahan ajar ini juga memudahkan bagi
informasi
penggunanya dalam mempelajari materi.
informasi audio. Sweller membedakan
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar
sumber-sumber beban kognitif dalam
yang
media
memori kerja menjadi 3 yaitu 1) beban
pembelajaran (audio, video, teks, atau
kognitif intrinsic (intrinsic cognitive
grafik)
load), 2) beban kognitif extraneous
mengkombinasikan
yang
oleh
penggunanya
visual
dan
pengelohan
(extraneous cognitive load) , dan
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
3)
73
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
beban
kognitif
germane
(germane
2.
cognitive load) (Sweller, 2010: 40). Agar
tercapai
pembelajaran
Beban
kognitif
Extraneous
(Extraneous Cognitive Load)
efektif,
Beban kognitif extraneous bergantung
interaktif harus
pada cara penyajian materi yang akan
dapat mengurangi pemrosesan beban
dipelajari. Penataan dan penyajian materi
kognitif
yang baik dapat menurunkan beban
pengembangan media
yang
ISSN
2460-7800
extraneous,
mengatur
pemrosesan beban kognitif intrinsic, dan
kognitif
membantu mengembangkan pemrosesan
materi tidak dirancang dengan baik maka
beban
terjadi pemrosesan kognitif yang tidak
kognitif
germane
(Mayer&
Moreno, 2010: 134).
Sweller
extraneous.
Jika
penyajian
relevan dan efisien (Mayer, 2009: 74).
membedakan
sumber-
3.
sumber beban kognitif dalam memori
Beban Kognitif Germane (Germae
Cognitive Load)
kerja menjadi 3 yaitu 1) beban kognitif
Proses kognitif germane tersebut terjadi
intrinsic (intrinsic cognitive load), 2)
secara otomatis jika memang ada muatan
beban kognitif extraneous (extraneous
di working memory yang kosong akibat
cognitive load) , dan 3) beban kognitif
dari minimalnya beban kognitif intrinsic
germane
dan ekstrinsik. (Sweller, 2010: 44).
(germane
cognitive
load)
(Sweller, 2010: 40).
Tetapi, proses tersebut dapat dipengaruhi
1.
Beban Kognitif Intrinsic (Intrinsic
oleh motivasi dan sikap siswa terhadap
Cognitive Load)
materi yang dipelajari (Mayer& Moreno,
Beban kognitif intrinsic bergantung pada
tingkat
kekompleksan
materi
2010: 133).
yaitu
Tujuan
merancang
media
seberapa banyak unsur yang ada dan
pembelajaran multimedia adalah untuk
bagaimana unsur -unsur tersebut saling
mengurangi pemrosesan beban kognitif
terkait. Jika ada banyak unsur dalam
extraneous, mengatur pemrosesan beban
materi tersebut dan saling terkait dengan
kognitif
cara yang rumit maka beban kognitif
mengembangkan
pemrosesan
intrinsic-nya tinggi. Sebaliknya, beban
kognitif germane
(Mayer & Moreno,
kognitif intrinsic rendah jika materinya
2010: 134).
tidak rumit yakni masing-masing unsur
1.
dalam materi tersebut bisa dipelajari
intrinsic,
Mengurangi
dan
membantu
Pemrosesan
beban
Beban
Kognitif Extraneous
secara terpisah dan gampang (Mayer,
Multimedia harus dapat meminimalkan
2009: 73).
banyaknya pemrosesan beban kognitif
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
74
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN
2460-7800
extraneous yang tidak mendukung proses
belajar dan diperlukan siswa. Cara untuk
meminimalkan
kognitif
pemrosesan
extraneous
adalah
beban
dengan
menerapkan 5 prinsip dalam mendesain
multimedia.
antara
Prinsip-prinsip
lain
koherensi,
tersebut
(1a)
redundansi,
signaling, temporal contiguity, spatial
dan contiguity.
a.
Prinsip koherensi yaitu siswa bisa
belajar lebih baik jika materi ekstra
disisihkan daripada dimasukkan.
Prinsip koherensi dipecah menjadi
(1b)
3 versi yang saling melengkapi.
Gambar 1a
slide tanpa menggunakan prinsip koherensi
yaitu adanya gambar dan tulisan yang tidak
revelan dengan materi fungsi.
Gambar 1b
slide menggunakan prinsip koherensi
Versi pertama adalah pembelajaran
terganggu
jika
kata-kata
dan
gambar- gambar menarik, namun
tidak
relevan
ditambahkan
ke
b.
Prinsip redundansi yaitu redundant
presentasi multimedia. Versi kedua
(pengulangan) teks pada layar yang
adalah pembelajaran terganggu jika
menghasilkan pemrosesan extraneous.
suara dan musik menarik, namun
Hal ini dikarenakan siswa berusaha untuk
tidak relevan ditambahkan pada
mencocokkan dua aliran sumber verbal
presentasi multimedia. Versi ketiga
yang datang (adanya suara dan teks yang
adalah
menjadi
sama) dan mengamati animasi untuk
meningkat jika kata-kata yang tidak
menemukan hubungan antar elemen kata
diperlukan
dari
pada bawah layar. Jika redundant teks
(Mayer,
pada layar dihilangkan maka siswa
pembelajaran
presentasi
disingkirkan
multimedia.
2009: 167)
melakukan
sedikit
pemrosesan
extraneous. (Mayer& Moreno, 2010:
Berikut contoh prinsip koherensi pada
139)
pembelajaran matematika materi
c.
fungsi:
kognitif
Prinsip signaling yaitu ketika beban
pelajaran,
extraneous
siswa
terdapat
dalam
terlibat
dalam
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
75
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN
2460-7800
pemrosesan beban extraneous tersebut.
daripada
disajikan
berjauhan
dalam
Sinyal seperti garis besar (outline), judul
halaman atau layar (Mayer, 2009: 119).
dan ikhtisar dapat membawa secara
Berikut salah satu contohnya:
langsung perhatian siswa terhadap beban
intrinsic sehingga dapat menurunkan
beban extraneous. Hal ini menyisahkan
lebih banyak kapasitas untuk pemrosesan
intrinsic
dan
germane
sehingga
pembelajaran lebih bermakna. (Mayer&
Moreno, 2010: 140)
Gambar 3. Penggunaan Prinsip Spatial
Contiguity pada Media Pembelajaran
Interaktif
2.
Mengatur
Pemrosesan
Beban
Kognitif Intrinsic
Pembelajaran dengan multimedia
seharusnya
membantu
siswa
dalam
mengatur pemrosesan beban kognitif
Gambar 2. Penggunaan Prinsip Signaling
pada Media Pembelajaran Garis Singgung
Lingkaran
intrinsic sehingga tidak terjadi kelebihan
beban kognitif (overload) pada sistem
kognitif siswa. Jika dalam sistem kognitif
d.
Prinsip temporal contiguity yaitu
menyajikan
kata-kata
(narasi)
dan
berhasil meminimalkan beban kognitif
extraneous
dan
tampilan
yang
tak
gambar pada waktu yang sama. Siswa
diperlukan dalam pembelajaran, maka
bisa belajar lebih baik jika kata-kata dan
siswa tidak membuang-buang kapasitas
gambar
kognitifnya untuk pemrosesan beban
yang berhubungan
disajikan
secara berbarengan (pada waktu yang
kognitif
sama)
dapat menggunakan kapasitas kognitif
daripada
secara
bergantian.
extraneous.
pemrosesan
Sehingga
beban
siswa
(Mayer& Moreno, 2010: 141)
untuk
kognitif
e.
Prinsip spatial contiguity yaitu
intrinsic, mengorganisasi beban kognitif
menyajikan kata-kata dan gambar yang
intrinsic dan mengintegrasikan dengan
terkait secara berdekatan. Siswa bisa
pengetahuan
belajar lebih baik pada saat kata-kata dan
dalam
gambar yang terkait disajikan berdekatan
pemrosesan
sebelumnya.
beberapa
beban
situasi,
Meskipun
permintaan
kognitif
intrinsic
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
76
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN
2460-7800
melebihi kapasitas kognitif siswa yang
mental siswa dapat menggambarkan satu
menghasilkan kelebihan beban kognitif
bagian dari sistem sebelum berpindah ke
intrinsic (Mayer& Moreno, 2010: 135).
bagian selanjutnya (Mayer& Moreno,
Kelebihan beban intrinsic terjadi
2010: 143).
ketika materi intrinsic bersifat komplek,
Berikut contoh media pembelajaran garis
tidak dikenal, atau disajikan dengan
singgung lingkaran yang menerapkan
cepat. Materi bersifat komplek yaitu
prinsip segmenting dengan membagi
materi berisi beberapa komponen yang
materi garis singgung lingkaran menjadi
saling berkaitan. Materi tidak dikenal
beberapa sub materi:
ketika
kurang
relevan
dengan
pengetahuan sebelumnya. Materi yang
disajikan lebih cepat daripada waktu
yang
dibutuhkan
siswa
untuk
menggambarkan materi tersebut.
Cara untuk mengatur pemrosesan
beban kognitif intrinsic adalah dengan
menerapkan 3 prinsip dalam mendesain
antara lain segmenting, pretraining, dan
Gambar 3. Penggunaan Prinsip Segmenting
pada
Media
Pembelajaran
Interaktif
modalitas.
b.
a.
Prinsip segmenting yaitu jika siswa
menyediakan materi prasyarat (materi
memiliki sedikit pengetahuan prasyarat
sebelumnya) yang dibutuhkan dalam
(pengetahuan
memproses
multimedia.
Prinsip-prinsip
sebelumnya)
membantu
tersebut
untuk
mengorganisasikan
Prinsip
pretraining
yaitu
pengetahuan
baru
(pengetahuan yang masuk) (Mayer&
mereka
Moreno, 2010: 145). Dari gambar 3 di
cenderung mengalami kelebihan beban
atas, media pembelajaran menyajikan
kognitif
materi teorema Pythagoras sebagai materi
pengetahuan
yang
dalam
baru,
menggambarkan
pengetahuan tersebut. Untuk mengatasi
prasyarat garis singgung lingkaran.
kelebihan beban kognitif dengan cara
c.
memecah penjelasan materi ke dalam
principle) yaitu menyajikan materi dalam
potongan – potongan yang presentasinya
bentuk animasi dan narasi (kata-kata
dikontrol oleh siswa. Cara ini disebut
terucap) daripada animasi dan kata-kata
segmenting. Dengan cara tersebut, secara
pada layar (kata-kata tertulis) (Mayer,
Prinsip
modalitas
(modality
2009: 197). Penggunaan animasi dan
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
77
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN
2460-7800
narasi didasarkan pada teori dual coding
yaitu pemrosesan animasi pada saluran
visual dan pemrosesan narasi (kata-kata
terucap) pada saluran audio. Apabila
(b)
materi disajikan dalam animasi dan kata-
Sumber: (Mayer, 2009 : 69)
kata pada layar (kata-kata tertulis) maka
Gambar 4. a (atas) saluran verbal/ auditori.
b (bawah) saluran visual / pictorial
pemrosesan hanya terjadi pada saluran
visual sehingga terjadi kelebihan beban
3.
(overload) pada saluran visual (Mayer,
dalam
media
merupakan
penggunaan
pembelajaran
salah
prinsip
satu
modalitas.
Berdasarkan hasil riset yang menyatakan
bahwa dengan menambahkan animasi
pada narasi dapat membantu siswa lebih
memahami materi atau penjelasan yang
disajikan (Mayer, 2009: 116). Selain itu
berdasarkan teori dual-coding (saluran
ganda) yang mendasari teori kognitif
tentang
multimedia
learning
yaitu
manusia memiliki saluran terpisah untuk
memproses
informasi
visual
Kognitif
Seandainya pembelajaran dengan
multimedia dipresentasikan dengan cara
mengurangi pemrosesan beban kognitif
extraneous dan mengatur pemrosesan
beban kognitif intrinsic maka siswa
mempunyai
digunakan
Animasi gambar diproses dalam saluran
visual dan narasi diproses dalam saluran
auditori.
kapasitas
dalam
yang
pemrosesan
ada
beban
kognitif germane. Untuk meningkatkan
pemrosesan
beban
kognitif
germane
dapat menggunakan 5 prinsip yaitu
multimedia,
personalization,
kegiatan
terarah (guided activity), umpan balik dan
refleksi.
dan
informasi auditori (Mayer, 2009: 64).
Berikut
Beban
Germane .
Penggunaan animasi gambar dan
interaktif
Mengembangkan
Pemrosesan
2009: 203).
narasi
Membantu
Pemberian umpan balik berupa
respon benar atau salah terhadap jawaban
yang
dituliskan
pembelajaran
siswa
interaktif.
pada
media
Sedangkan
pemberian motivasi dengan memberikan
disajikan
pemrosesan informasi:
gambar
saluran
penguatan positif.
Berikut
motivasi
penerapan
dalam
media
pemberian
pembelajaran
interaktif :
(a)
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
78
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015
Gambar 5. Pemberian Motivasi pada Media
Pembelajaran Interaktif
DAFTAR RUJUKAN
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran.
Bandung: SatuNusa
Mayer, R.E & Anderson, R.B. 1992. The
instructive animations: Helping
students build connections
between words and pictures in
multimedia learning. Journal of
Educational Psychology, 84,
444-452
ISSN
2460-7800
Mayer, Richard E. 2001. Multimedia
Learning: Prinsip-Prinsip dan
Aplikasi. Terjemahan Teguh
Wahyu
Utomo.2009.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mayer, Richard E & Moreno, Roxana.
2010. Cognitive Load Theory:
Technique
That
Reduce
Extraneous Cognitive Load and
Manage Intrinsic Cognitive
Load
during
Multimedia
Learning. United State of
America : Cambridge University
Press
Mayer, Richard E & Moreno, Roxana.
2010. Cognitive Load Theory:
Techniques
That
Increase
Generative
Processing
in
Multimedia Learning: Open
Questions for Cognitive Load
Research. United State of
America : Cambridge University
Press
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Penerbit DIVA
(Anggota IKAPI)
Pribadi, B. A&Katrin, Y. 2004. Media
Teknologi. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sweller, John. 2010. Cognitive Load
Theory: Recent Theoretical
Advances. United State of
America : Cambridge University
Press
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang
Media Pembelajaran Matematika
79
Download