Himpunan (matematika) Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna. Irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan sumber dari mana semua matematika diturunkan. Notasi Himpunan Hubungan di antara 8 buah set dengan menggunakan diagram Venn Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B, sementara elemen himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel di bawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai. Notasi Himpunan Huruf besar Contoh S Elemen himpunan Huruf kecil (jika merupakan huruf) a Kelas Huruf tulisan tangan Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan sebagainya, menggunakan notasi yang khusus. Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks Notasi Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah: Simbol {} atau , AC , , Arti Himpunan kosong Operasi gabungan dua himpunan Operasi irisan dua himpunan Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati Komplemen Himpunan kuasa Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu: Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...). Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap elemen himpuan tersebut. Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan berikut: Himpunan A tidak mungkin ada, karena jika A ada, berarti harus mengandung anggota yang bukan merupakan anggotanya. Namun jika bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin A bisa mengandung anggota tersebut. Himpunan kosong Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-anggota apel, jeruk, mangga, dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6} memiliki dua anggota, yaitu bilangan 5 dan 6. Kita boleh mendefinisikan sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun. Himpunan ini disebut sebagai himpunan kosong. Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai: Relasi antar himpunan Subhimpunan Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat himpunan-himpunan lain yang elemen-elemennya adalah diambil dari himpunan tersebut. {apel, jeruk} {jeruk, pisang} {apel, mangga, pisang} Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu adalah juga anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai subhimpunan atau himpunan bagian dari A. Jadi dapat dirumuskan: B adalah himpunan bagian dari A jika setiap elemen B juga terdapat dalam A. Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka juga subhimpunan dari A. Untuk sembarang himpunan A, Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A adalah A sendiri. Untuk sembarang himpunan A, Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai subhimpunannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut himpunan bagian dari A, tetapi bukan A sendiri. Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas dari konteksnya. Subhimpunan sejati dari A menunjuk pada subhimpunan dari A, tetapi tidak mencakup A sendiri. Superhimpunan Kebalikan dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih besar yang mencakup himpunan tersebut. Kesamaan dua himpunan Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap anggota B adalah anggota A. atau Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan B adalah sama. Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian buktikan bahwa B adalah subhimpunan A. Himpunan Kuasa Himpunan kuasa atau himpunan pangkat (power set) dari A adalah himpunan yang terdiri dari seluruh himpunan bagian dari A. Notasinya adalah Jika A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, maka . : { { }, {apel}, {jeruk}, {mangga}, {pisang}, {apel, jeruk}, {apel, mangga}, {apel, pisang}, {jeruk, mangga}, {jeruk, pisang}, {mangga, pisang}, {apel, jeruk, mangga}, {apel, jeruk, pisang}, {apel, mangga, pisang}, {jeruk, mangga, pisang}, {apel, jeruk, mangga, pisang} } Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2 pangkat banyaknya anggota A. Kelas Suatu himpunan disebut sebagai kelas, atau keluarga himpunan jika himpunan tersebut terdiri dari himpunan-himpunan. Himpunan adalah sebuah keluarga himpunan. Perhatikan bahwa untuk sembarang himpunan A, maka himpunan kuasanya, adalah sebuah keluarga himpunan. Contoh berikut, yang bukan himpunan. bukanlah sebuah kelas, karena mengandung elemen c Kardinalitas Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya elemen yang dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya elemen himpunan {apel,jeruk,mangga,pisang} adalah 4. Himpunan {p,q,r,s} juga memiliki elemen sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang sama. Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi korespondensi satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita membuat fungsi yang memetakan satu-satu dan kepada himpunan A ke B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama. Himpunan Denumerabel Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan , yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas . Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh . Himpunan Berhingga Jika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas , maka himpunan tersebut adalah himpunan berhingga. Himpunan Tercacah Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel. Himpunan Non-Denumerabel Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan pembuktian diagonal. Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas , karena terdapat korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang salah satunya adalah . Fungsi Karakteristik Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah elemen terdapat dalam sebuah himpunan atau tidak. Jika maka: χA(apel) = 1 χA(durian) = 0 χA(utara) = 0 χA(pisang) = 1 χA(singa) = 0 Terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan kuasa dengan himpunan dari semua fungsi karakteristik dari S. Hal ini mengakibatkan kita dapat menuliskan himpunan sebagai barisan bilangan 0 dan 1, yang menyatakan ada tidaknya sebuah elemen dalam himpunan tersebut. Representasi Biner Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap himpunan bagian dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk biner. Bilangan biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masing-masing elemen S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa elemen tersebut ada, dan nilai 0 menunjukkan bahwa elemen tersebut tidak ada. Dengan kata lain, masing-masing bit merupakan fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika himpunan S = {a, b, c, d, e, f, g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka: Himpunan ---------------------------S = { a, b, c, d, e, f, g } A = { a, c, e, f } B = { b, c, d, f } --> --> --> Representasi Biner ------------------a b c d e f g 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasioperasi himpunan, seperti union, interseksi, dan komplemen, karena kita tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya. Operasi gabungan setara dengan A or B Operasi irisan setara dengan A and B Operasi komplemen AC setara dengan not A Representasi himpunan dalam bentuk biner dipakai oleh kompiler-kompiler Pascal dan juga Delphi. Contoh soal: Fungsi Grafik contoh sebuah fungsi, Baik domain maupun kisaran dalam gambar adalah himpunan bilangan riil di antara -1 dan 1,5 Fungsi, dalam istilah matematika adalah pemetaan setiap anggota sebuah himpunan (dinamakan sebagai domain) kepada anggota himpunan yang lain (dinamakan sebagai kodomain). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang dipakai seharihari, seperti “alatnya berfungsi dengan baik.” Konsep fungsi adalah salah satu konsep dasar dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif. Istilah "fungsi", "pemetaan", "peta", "transformasi", dan "operator" biasanya dipakai secara sinonim. Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang, atau objek lain), namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika seperti bilangan riil. Contoh sebuah fungsi dengan domain dan kodomain himpunan bilangan riil adalah y=f(2x), yang menghubungkan suatu bilangan riil dengan bilangan riil lain yang dua kali lebih besar. Dalam hal ini kita dapat menulis f(5)=10. Notasi Untuk mendefinisikan fungsi dapat digunakan notasi berikut. Dengan demikian kita telah mendefinisikan fungsi f yang memetakan setiap elemen himpunan A kepada B. Notasi ini hanya mengatakan bahwa ada sebuah fungsi f yang memetakan dua himpunan, A kepada B. Tetapi bagaimana tepatnya pemetaan tersebut tidaklah terungkapkan dengan baik. Maka kita dapat menggunakan notasi lain. atau Fungsi sebagai relasi Sebuah fungsi f dapat dimengerti sebagai relasi antara dua himpunan, dengan unsur pertama hanya dipakai sekali dalam relasi tersebut. Domain dan Kodomain Pada diagram di atas, X merupakan domain dari fungsi f, Y merupakan kodomain Domain adalah daerah asal, kodomain adalah daerah kawan, sedangkan range adalah daerah hasil Jenis-jenis fungsi Fungsi injektif Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektif jika dan hanya jika untuk sebarang a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2). Fungsi surjektif Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya jika untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan kisarannya (range). Fungsi bijektif Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah sekaligus injektif dan surjektif. Contoh soal: Relasi Hubungan/relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu pemasangan anggota-anggota A dengan anggota-anggota B. A. SEBUAH RELASI R TERDIRI DARI: 1. Himpunan A 2. Himpunan B 3. Sebuah kalimat terbuka P(x,y) yang menyatakan hubungan antara himpunan A dengan himpunan B. Dimana x bersesuaian dengan a A dengan y bersesuaian dengan b B. Bila P(a,b) betul maka a berelasi dengan b. Ditulis a R b Bila tidak demikian maka a R b B. SEBUAH RELASI DAPAT DINYATAKAN DENGAN: 1. 2. 3. 4. Himpunan Pasangan Berurutan (a,b) Kalimat terbuka P(x,y) Diagram cartesius ( diagram A x B ) Diagram panah bila R adalah sebuah relasi, maka himpunan dari relasi ini adalah: R = {(a,b) a A; b B; P(a,b) adalah betul} Ket: Jika A=B, maka P(x,y) mendefinisikan sebuah relasi di dalam A. contoh : R = (A,B, P(x,y)) A = {2,3,4} B = {3,4,5,6} P(x,y) menyatakan x pembagi y Himpunan penyelesaian relasi ini adalah a. Himpunan pasangan berurutan R = {(2,4), (2,6), (3,3), (3,6), (4,4)} b. Diagram cartesius c. Diagram panah 5. RELASI INVERS Setiap Relasi dari A ke B, mempunyai relasi R-1 dari B ke A yang didefinisikan sebagai R-1 = {(b,a) (a,b) R} contoh: A = {1,2,3}; B = {a,b} R = {(1,a), (1,b), (3,a)} relasi dari A ke B R-1 = {(a,1), (b,1), (a,3)} relasi invers dari B ke A DOMAIN DAN RANGE Domain (daerah asal) dari suatu relasi R adalah himpunan elemen pertama dari pasangan berurutan elemen R. Domain = { a a A, (a,b) R } Range (daerah hasil) dari suatu relasi R adalah himpunan elemen kedua dari pasangan berurutan elemen R. Range = {b b B, (a,b) R} Contoh soal: A = {1,2,3,4} ; B = {a,b,c} R = {(2,a) ; (4,a) ; (4,c)}Domain = {2,4} Range = {a,c} Bila V = {-2,-1,0,1,2} g : V R; R = riil g(x) = x² + 1 Tentukan range !!! Jawab: Domain = {-2, -1, 0, 1, 2} Image dari g adalah : g(-2) = 5 g(-1) = 2 g(0) = 1 g(1) = 2 g(2) = 5 maka range = {1, 2, 5} Tentukan domain dan range dari y = (x - 1) syarat : (x - 1) 0 Jawab : D = { x x 1} R = { y y 0} Tentukan range dari f(x) = x² pada domain [1, -4] Jawab: Domain : f(x) = x² -1 x 4 0 x 16 0 y 16 Range : [0, 16] Bila V = {-2,-1,0,1,2} g : V R; R = riil g(x) = x² + 1 Tentukan range !!! Jawab: Domain = {-2, -1, 0, 1, 2} Image dari g adalah : g(-2) = 5 g(-1) = 2 g(0) = 1 g(1) = 2 g(2) = 5 maka range = {1, 2, 5} Tentukan domain dan range dari y = (x - 1) syarat : (x - 1) 0 Jawab : D = { x x 1} R = { y y 0} Tentukan range dari f(x) = x² pada domain [1, -4] Jawab: Domain : f(x) = x² -1 x 4 0 x 16 0 y 16 Range : [0, 16] STATEMEN TERSTRUKTUR Pendahuluan - Statemen dapat dikatakan sebagai satuan terkecil suatu program. - Statemen dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Statemen Sederhana 2. Statemen Terstruktur - Statemen sederhana adalah Statemen yang tidak berisi statemen yang lain, dan hanya terdiri dari satu baris statemen, terdiri dari statemen penugasan (assignment statement) dan statemen fungsi: Statemen Penugasan - Statemen penugasan digunakan untuk mengubah nilai suatu peubah dengan nilai baru atau untuk menentukan suatu ungkapan yang nilainya bisa diperoleh dari fungsi yang digunakan. - Contoh statemen penugasan: D = B*B – 4*A*C; Sinus = sin(x/y); Statemen Fungsi - Statemen fungsi adalah statemen yang digunakan untuk memanggil suatu fungsi. - Jika fungsi yang dipanggil berisi sederetan parameter formal, maka dalam statemen fungsi juga harus berisi parameter aktual yang sesuai. - Parameter dalam deklarasi fungsi disebut parameter formal, dan dalam statemen fungsi atau pemanggil fungsi disebut dengan parameter aktual). - Contoh statemen fungsi: Invers_matriks(Matriks_A, Matriks_B); Baca_data; Statemen Terstruktur Statemen terstruktur adalah statemen yang tersusun dari sejumlah statemen lain yang akan dieksekusi: 1. Secara berurutan (statemen majemuk dan statemen with), 2. Secara terkendali (statemen kendali) atau 3. Secara berulang (statemen perulangan). Statemen Majemuk - Statemen majemuk (compound statement) adalah statemen yang terdiri dari sejumlah statemen yang akan dieksekusi dengan urutan yang sama dengan urutan cara penulisan statement-statemen tersebut. - Komponen statemen ini diperlakukan sebagai satu statemen. - Statemen majemuk ditandai dengan tanda kurung kuraval buka ({) dan diakhiri dengan tanda kurung kuraval tutup (}). - Contoh statemen majemuk: { a = a + 1; b = a * c; d = b – a; }; Statemen Kendali - Statemen kendali digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau memilih bagian program yang akan dikerjakan sesuai dengan kondisi atau syarat yang diberikan. - Bahasa C menyediakan beberapa statemen kendali, seperti: o Statemen if o Statemen if-else, dan o Statemen switch - Statemen-statemen di atas memerlukan suatu kondisi atau syarat sebagai dasar pengambilan keputusan. - Salah satu kondisi yang umum digunakan adalah berupa keadaan benar atau salah (true or false). - Bahasa C menyediakan beberapa jenis operator untuk mendukung pembentukan kondisi benar atau salah. Operator Relasi. - Operator relasi (hubungan) biasa digunakan untuk membandingkan dua buah nilai. Hasil pembadingan berupa keadaan benar atau salah. - Operator relasi yang dapat digunakan dalam pemrograman disajikan pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Operator Relasi. Operator > >= < <= == != Makna Lebih dari Lebih dari atau sama dengan Kurang dari Kurang dari atau sama dengan Sama dengan Tidak sama dengan Statemen Majemuk - Statemen majemuk (compound statement) adalah statemen yang terdiri dari sejumlah statemen yang akan dieksekusi dengan urutan yang sama dengan urutan cara penulisan statement-statemen tersebut. - Komponen statemen ini diperlakukan sebagai satu statemen. - Statemen majemuk ditandai dengan tanda kurung kuraval buka ({) dan diakhiri dengan tanda kurung kuraval tutup (}). - Contoh statemen majemuk: { a = a + 1; b = a * c; d = b – a; }; Statemen Kendali - Statemen kendali digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau memilih bagian program yang akan dikerjakan sesuai dengan kondisi atau syarat yang diberikan. - Bahasa C menyediakan beberapa statemen kendali, seperti: o Statemen if o Statemen if-else, dan o Statemen switch - Statemen-statemen di atas memerlukan suatu kondisi atau syarat sebagai dasar pengambilan keputusan. - Salah satu kondisi yang umum digunakan adalah berupa keadaan benar atau salah (true or false). - Bahasa C menyediakan beberapa jenis operator untuk mendukung pembentukan kondisi benar atau salah. Aljabar Boolean Aljabar Boolean adalah struktur aljabar yang "mencakup intisari" operasi logika AND, OR dan NOR dan juga teori himpunan untuk operasi union, interseksi dan komplemen. Penamaan Aljabar Boolean sendiri berasal dari nama seorang matematikawan asal Inggris, bernama George Boole. Dialah yang pertama kali mendefinisikan istilah itu sebagai bagian dari sistem logika pada pertengahan abad ke-19. Boolean adalah suatu tipe data yang hanya mempunyai dua nilai. Yaitu true atau false (benar atau salah).