MODUL BIOLOGI XI SEMESTER GASAL Standar kompetensi 1. Menerapkan konsep tumbuh kembang tumbuhan dan hewan a. Menerapkan konsep tumbuh kembang tumbuhan b. Menerapkan konsep tumbuh kembang hewan 2. Mengidentifikasi proses reproduksi pada tumbuhan dan hewan a. Mengidentifikasi proses reproduksi pada tumbuhan dan pemencaranya b. Mengidentifikasi proses reproduksi pada hewan MENERAPKAN KONSEP TUMBUH KEMBANG TUMBUHAN DAN HEWAN Standar Kompetensi : Menerapkan konsep tumbuh kembang tumbuhan dan hewan Kompetensi Dasar : Menerapkan konsep tumbuh kembang tumbuhan Tujuan Pembelajaran : 1. Mampu membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan 2. menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi [ertumbuhan dan perkembangan 3. Mampu menyusun eksperimen tentang faktor faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri dari makluk hidup. Pertumbuhan adalah proses pertambanahn volume yang irreversibel (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel, Pertumbuhan dapat diukur secara kwantitatif. Perkembangan adalah terspesialisasinya sel – sel menuju ke struktur dan fungsi tertentu . Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN Tumbuhan bertambah panjang dan besar disebabkan oleh dua hal berikut ini: 1. Pertambahan jumlah sel sebaai hasil pembelahan mitosis pada titik tumbuh, baik titik tumbuh primer maupun sekunder 2. Pertambahan komponen-komponen seluluer dan adanya diferensiasi sel Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi terutama pada meristem (titik tumbuh) yang selalu melakukan pembelahan sel secara mitosis. Alat yang dipakai untuk mengetahui pertumbuhan batang digunakan alat yang disebut busur tumbuh atau auksanometer. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan perkecambahan biji, kemudian tumbuhan kecil yang sempurna yang dilanjutkan tumbuh membesar dan setelah mencapai masa tertentu tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji. Berdasarkan lama hidupnya tumbuhan dibagi tiga yaitu tumbuhan semusim/tahunan (annual), dwi tahunan (biennial), dan tumbuhan menahun (perennial). Tumbuhan semusim adalah tumbuhan yang masa hidupnya kurang dari satu tahun atau maksimal satu tahun, contohnya palawija. Tumbuhan dwi tahuana adalah tumbuhan yang mulai tumbuh sampai menghasilkan biji memerlukan waktu dua tahun. Tumbuhan menahun adalah tumbuhan yang umurnya dapat mencapai ratusan tahun, contohnya pohonpohon berkayu dan kelompok jahe – jahean. Fase Pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut : PERKECAMBAHAN Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji. Biji mula-mula menyerap air melalui proses imbibisi sampai biji menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji melalui proses imbibisi maka terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan enim-enimya untuk bekerja. Kerja enim ini antara lain memetabolisir cadangan makanan agar energinya dapat dipakai untuk perkecambahan. Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi dua. Sebagai berikut….. a. Perkecambahan di atas tanah ( Epigeal) Perkecambahan epigeal adalah bila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Misalnya pada kacang hijau (phaseolus radiatus) b. Perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) Perkecambahan hipogeal adalah bila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya biji kacang kapri (pisum sativum) Perkecambahan hanya terjadi bila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi, yaitu air yang cukup, suhu yang sesuai, udara yang cukup, dan cahaya mataharu yang cukup. Bila syarat – syarat tersebut tidak terpenuhi maka biji tetap dalam keadaan tidur (dorman) Kecepatan tumbuh di daerah pertumbuhan pada kecambah berbeda-beda, pada umumnya dibelakang ujung kecambah memanjang lebih cepat. Irisan membujur ujung akar muda menunjukan adanya empat daerah pertumbuhan yang batasnya tidak terlalu jelas, yaitu: Gambar 1. 3 Struktur anatomi akar dikotil tudung akar, daerah pembelahan sel (meristem), daerah pemanjangan sel, daerah diferensiasi (daerah pemasakan sel). 1. Tudung akar Tudung akar merupakan daerah akar paling ujug. Fungsi tudung akar adalah untuk mensekresikan cairan polisakarida untuk melumasi tanah disekitar titik pertumbuhan akar sehingga tana menjadi lunak untuk ditembus akar. Selain itu tudung akar berfugsi melindungi daerah meristem akar. 2. Daerah Meristem Daerah meristem terletak dibelakang tudung akar, termasuk di dalamnaya meristem apikal dan derivatnya. Meristem apikal merupakan pusat pembelahan yang menghasilkan sel-sel meristem primer untuk menggantikan sel-sel tudung akar yang tanggal 3. Daerah pemanjangan Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Daerah pemanjangan adalah kelompok sel yang membelah lebih lambat dari sel meristem. Daerah pemanjangan ini relatif lebih tahan terhadap kerusakan oleh radiasi dan baha kimia toksik dibandingkan daerah lain. Daerah pemanjangan sel ini berfungsi untuk menyimpan makanan. Pemanjangan sel berperan untuk menekan ujung akar, termasuk meristem, agar akar memanjang. 4. Daerah diferensiasi Di daerah diferensiasi, sel-sel dari daerah pemanjangan mulai terspesialisasi struktur dan fungsinya. Daerah Differensiasi yang terletak di bagian akhir akar agak bercampur dengan daerah pemanjangan. Didaerah diferensiasi terdapat tiga sistem jaringan yang diproduksi dari sel-sel meristem, yaitu sbb a. Protoderma, merupakan lapisan terluar meristem primer yang akan menjadi epidermis b. Meristem dasar, merupakan lapisan kedua yang akan berkembang menjadi sistem jaringan dasar. Jaringan ini mengisi lapisan korteks pada akar diantara stele dan epidermis c. Prokambium, merupakan lapisan pusat (dalam) yang akan berkembang menjadi siliner vaskuler pusat (stele0, yaitu xilem dan floem PERTUMBUHAN DAN PRKEMBANGAN ORGAN TUMBUHAN Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terjadi di bagian tertentu, yaitu di ujung akar dan ujung batang. Pertumbuhan akar telah dibahas dalam perkecambanahan, berikut kita bahas pertumbuhan batang. Pertumbuhan Dan Perkembanagan Batang Pertumbuhan dan perkembangan batang meliputi pemanjanagn dan diferensiasi. Pada Tumbuhan dikotil terjadoi pertumbuhan sekunder, yaitu kambium. Daerah pertumbuhan (titik tumbuh) pada batang terletak di ujung batang dengan pembagian derah yang berbeda-beda. Meristem apikal ( titik tumbuh) batang merupakan masa berbentuk kubah yang dibentuk oleh sel-sel yang membelah pada ujung tunas atau sering kita lihat sebagai kuncup. Seperti akar, meristem apikal batang, prokambium dan meristem dasar akan berdiferensiasi menjadi tiga sistem jaringan. Daun muncul sebagai tonjolan kecil yang terletak di sisi –sisi meristem apikal dan disebut primordia. Tnas samping (aksilar) tumbuh dari sel-sel meristem di kiri meristem apikal di dasr primordia daun. Tunas samping ini berpotensi membentuk cabang batang. Di dalam kuncup, ruas batang dan primordia daun berdesakan karena jarak internodus dan antarruasnya sangat pendek. Sebagian besar pemanjangan baru dari batang dikotil terjadi melalui pertumbuhan antarruas yang lebih tua di bawah ujung batang. Pertumbuhan, pembelahan dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus. Pada rumpur, internodus terus-menerus memanjang disepanjang batang selama periode pemanjangan. Hal ini dimungkinkan karena rumpur mempunyai daerah yang disebut meristem interkalar di dasar tiap tiap internodunya. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan atas faktor luar dan faktor dalam. FAKTOR LUAR Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah makanan, air, suhu, kelembaban, oksigen, dan cahaya. a. Makanan (Nutrisi) Makanan aalalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel. Ksrbondioksida diabsorbsi oleh daun, sedangkan air an mineral diserab oleh akar. Elemen yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah jumlah disebut makroelemen. Ada 9 makroelemen atau 9 unsur utama bahan organik yaitu karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosforus, kalsium, dan magnesium. Elemen yang diperlukan dalam jumlah kecil disebut mukroelemen, yang berjumlah 8. Delapan mikroelemen tersebut adalah sat besi(Fe), klorin, tembaga, magnesium, seng, molibdenum, boron, nikel. Bila tumbuhan kekurangan sebagian besar nutrisi disebut defsiensi. Defisisensi mengakibatkan menurunya kecepatan pertumbuhan dan bila berkelanjutan akan menyebabkan kematian. Misalnya kekurangan magnesium yang merupakan unsur pembentuk klorofil akan mengakibatkan daun menguning atau klorosis. b. Air Tanpa air tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enimatis, menjaga kelembaban, dan membantu perkecambahan biji. Tanpa air reaksi kimia dalam sel tidak dap berlangsung sehingga mengakibatkan kematian tumbuhan c. suhu Pada umumnya tumbuhan membetuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum. Suhu paling rendah yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum, sedangkan suhu paling tinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maksimum. Keberadaan suhu erat kaitany dengan kerja enim. Bila suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah enim akan rusak d. Kelembaban Pengaruh kelembaban udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan. Tanah dan udara lembab berpengaruh baik bagi pertumbuhan. Kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserab tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung aktifitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian sel-sel cepat mencapai ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar e. Cahaya Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak sama setiap tumbuhan. Umumnya cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan). Hal ini dapt kita lihat pada tumbuhan yang berada di tempat gelap akan lebih cepat tinggi dari pada tumbuhan yang berada di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat ditempat gelap disebut etiolasi. Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu. Ada tanaman yang dapat berbunga pada hari pendek, adapula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang. FAKTOR DALAM Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor dalam misalnya gen dan kromosom a. Gen Di dalam gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapt diturunkan pada keturunanya. Gen juga berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh tumbuhan dikendalikan oleh gen secara langsung. Dengan kata lain gen dapat mengatur pola pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesissintesis yang dikendalikanya. b. Hormon Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat essensial yang dibuat pada satu bagian tumbuhan, sedangkan respons pertumbuhan terjadi di bagian tumbuhan lain, misalnya di akar, batang atau daun. Hormon tumbuhan yang telah dukenal antaralain auksin, sitokinin, dan giberelin A.AUKSIN Auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah satu jenis auksin yang dapat diekstraksi dari tumbuhan adalah asam indol asetat atau IAA. Tempat sintesis auksin adalah meristem apikal, misalnya ujung batang (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Semakin jauh dari ujung tumbuhan konsentrasi auksin semakin menyusut. Untuk melihat struktur, fungsi, dan tempat terbentuknya hormon secara umum lihat tabel 1.1 Tabel 1.1 jenis-jenis Hormon Tumbuhan pada Tumbuhan Hormon Auksin Mmisalnya IAA Sitokonin, misalnya Seatin Giberelin Misalnya GA3 Asam Absisat Etilen Pengaruh Mendorong pemanjangan batang, pertumbuhan akar, diferensiasi sel dan percabangan, pertumbuhan buah, dominasi apikal, fototropisme, gravitropisme Mempengaruhi pertumbuhan akar dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan, pertumbuhan sel, perkecambahan dan pembungaan, menghambat penuaan Mendororng perkecambahan biji dan tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar Menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menunda pertumbuhan (dormansi) Mendorong pemasakan buah, menyebabkan batang tumbuh menjadi tebal Tempat Produksi Dihasilkan pada embrio dalam biji, meristem batang dan daundaun muda Disintesis pada akar diangkut ke organ lain dan Diproduksi dalam meristem batang, meristem akar, daun muda dan embrio Disintesis pada daun, batang dan buah hijau Diproduksi di jaringan buah masak, di ruas batang, dan di daun tua Lebih jauh mari kita bahas satu persatu fungsi Auksin di berbagai organ tumbuhan 1. .Pengaruh auksin terhadap pembentukan akar pada setek Untuk menghasilkan akar setek harus mempunyai tunas, karena tunas dapat menghasilkan auksin yang diedarkan didaerah bawahnya, yaitu didasar pemotongan setek tersebut. Setek tanpa tunas dapat membentuk akar asalkan setek diberi auksin/IAA 2. Pengaruh Auksin terhadap batang Membengkoknya batang tumbuhan ke arah sumber cahaya disebabkan karena adanya perbeadan distribusi auksin. Pada daerah gelap konsentrasi auksin lebih tinggi sehingga sel akan memanjang lebih cepat dibandingkan kecepatan pemanjangan sel di daerah yang lebih terang. Oleh karena pemanjangan yang tidak seimbang dari kedua sisi batang ini, batang menjadi membengkok. Went dapat menunjukan bahwa penyinaran pada satu sisi pada ujung koleoptil menyebabkan terjadinya transpor auksin dari sisi yang terkena sinar ke sisi yang gelap 3. Pengarug Auksin terhadap daun Apabila auksin bekerjasama dengan etilen akan terbentuk daerah absisi(pengguguran daun) yang menyebabkan kerontokan.Daun yang menua akan menghasilkan lebih sedikit auksin. Penurunan konsentrasi auksin akan menybabkan sel-sel dilapisan absisi lebih sensitif terhadap etilen. Pengaruh Etilen di lapisan absisi adalah menyebabkan sel-sel daun memproduksi enim yang dapat mencerna selulosa dan komponen dinding sel. Akibatnya terjadi pemisahan pada daerah absisi dan akhirnya daun terlepas dari batang. Daerah absisi ini terletak diantara batang dan pangkal tangkai daun. 4. Pengaruh auksin terhadap pembentukan buah Untuk menumbuhkan buah pada tanaman tertentu bisa dilakukan dengan menyemprotkan larutan IAA atau menempelkan pasta yang berisi IAA pada kepala putik. IAA dapat menyebabkan buah tumbuh dengan baik menjadi buah yang tidak mengandung biji (partenokarpi) B.SITOKININ Sitokinin telah banyak diteliti sebagai regulator pertumbuhan. Sitokinin diperoleh dari ragi santan kelapa ekstrak buah apel, dan dari jaringan tumbuhan yang aktif membelah. Sitokinin yang pertama kali ditemukan ialah kinetin. Sitokinin mempunyai pengaruh terhadap berbagai proses pertumbuhan. Jika didalam medium tempat pemeliharaan jaringan tumbuhan diberikan IAA dan kinetin dengan perbandingan tertentu akan terjadi efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertenti pula. Kinetin tanpa disertai IAA tidak dapat menggiatkan pembelahan sel. C. GIBERELIN Giberelin merupakan suatu at yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup parasit pada padi di jepang. Percobaan pemakaian hormon Giberelin telah dilakukan terhadap jagung kerdil. Ternyata Gberelin dapat menambah tinggi tumbuha jagung tersebut. Semakin tinggi konsentrasi Giberelin semakin tinggi pula respons pertumbuhanya. Giberelin mempengaruhi perpanjangan sel maupun pembelahan pada jagung kerdil, sedangkan pada tumbuhan jagung normal dan tumbuhan normal lainya pemakaian giberelin tidak memberikan respons. Hormon lainya yang terdapat pada tumbuhan Riokalin : Hormon yang merangsang pembentukan akar, identik dengan vitamin B Kaulokalin : Hormon yang merangsang pembentukan batang Filokalin : Hormon yang merangsang pembentukan batang Antokalin : Hormon yang merangsang pembentukan bunga Asam traumalin : Hormon yang berfungsi untuk memperbaiki bagian tumbuhan yang terluka PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HEWAN Fase Perkembangan Hewan Secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan hewan meliputi 2 fase, yaitu perkembangan embriomik dan pasca embrionik. Perkembangan Embrionik Merupakan perkembangan saat embrio. Perkembangan embrionik ini melalui tahap-tahap: pembelahan zigot, blastulasi, gastrulasi dan organogenesis 1. Pembelahan zigot dan Blastulasi Setelah pembuahan/fertilisasi zigot mengalami pembelahan mitosis berulang kali. Pembelahan ini berlangsung cepatdan menghasilkan kumpulan sel yang menyerupai disebut morula. Selanjutnya akan terbentuk rongga yang disebut blastosul. Bentuk ini disebut blastula, sedangkan prosesnya disebut blastulasi 2. Gastrulasi Gastrulasi adalah proses pembentukan gastrula, embrio memiliki 3 lapisan yaitu ektoderm/bagian luar, mesoderm/bagian tengah, dan endoderm/bagian dalam. 3. Organogenesis Organogenesis adalah prosesterbentuknya alat-alat tubuh/organ seperti: jantung, otak, paruparudsb. a. Ektoderm mengalami deferensiasi menjadi: kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat, sistem syaraf dan alat-alat indra b. Mesoderma mengalami deferensiasi menjadi otot rangka, alat peredaran darah, alat ekskresi, alat reproduksi, sistem limfatik c. Endoderma, mengalami deferensiasi mrnjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat pernafasan. Hewan yang memiliki tiga lapisan disebut hewan triploblastik, hewan yang memiliki dua lapisan embrio disebut hewan diploblastik Perkembangan Pascaembrionik Pada perkembangan pascaembrionik umumnya hanya terjadi peningkatanukuran bagian-bagian tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian tubuh ini membentuk ukuran tertentuyang proporsional. Pada perkembangan pasca embrionik terjadi penyempurnaan alat-alat reproduksi Seperti halnya pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan hewan juga dipengaruhi oleh faktor luar(makanan, lingkungan) dan faktor dalam (sifat genetik dan hormon) EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pilih salah satu Jawaban yang paling tepat 1. Peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makluk hidup dibawah ini menunjukan proses pertumbuha, kecuali A. pertambahan jumlah masa sel B. pertambahan volume sel C. pertambahan jumlah deposisi sat antar sel D. pertambahan sel E. bersifat refersibel 2. Perkembangan makluk hidup adalah proses…. A. pertambahan volume yang dapat diukur dan bersifat tidak dapat kembali B. menuju kedewasaan dan tidak dapat kembali C. penambahan bahan dan perubahan substansi yang dapat diukur D. penambahan jumlah sel hanya pada titik tumbuh E. perubahan yang berlangsung tanpa batas 3. Tabel hasil pengamatan tentang pertumbuhan suatu kecambah Hari bagian 0 1 2 3 4 5 6 7 Yangdiamati Tinggi 0 0,4 1,6 2,8 4,0 5,2 6,4 7,6 Kecambah Kecepatan tumbuh kecambah tersebut tiap hari adalah…. A. 0,019 D. 1,9 B. 1,09 E. 7,6 C. 1,2 4. Dalam perkembanganya tunas membengkok ke atas, hal ini diakibatkan oleh peran hormon…. A. sitokinin D. gas etilen B. asam absisat E. auksin C. giberelin 5. Dua kecambah diletakan disuatu tempat, yang satu terkena cahaya sedangkan yang lain tidak kena cahaya. Kecambah ditempat gelap jauh lebih panjang daripada tempat terang. Hal ini menunjukan bahwa…. A. cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan B. Cahaya merupakan faktor yang tidak diperlukan C. Cahaya diperlukan sedikit untuk pertumbuhan D. Cahaya merupakan faktor penghambat pertumbuhan E. Cahaya berpengaruh besar terhadap pertumbuhan 6. Jika kita ingin mendapatkan pohon jambu biji berubah tanpa biji, maka memerlukan hormon…. A. giberelin D. traumalin B. sitokinin E. auksin C. Kalin 7. Hormon yang dapat memacu pertumbuhan, mengakibatkan pertumbuhan raksasa pada tumbuhan adalah…. A. sitokinin D. traumalin B. auksin E.giberelin C. kalin 8. Selama musim kemarau, pada tanaman jati terjadi pengguguran daun disebabkan adanya konsentrasi yang tinggi pada kuncup ketiak, yaitu…. A. gas etilen D. Giberelin B. asam absisat E. traumalin C. auksin 9. Pernytaan yang benar tentang pngaruh cahaya bagi tumbuhan adalah…. A. cahaya dapat merusak klorofil dan merusak sel tanaman B. tanaman yang kekurangan cahaya akan tumbuh kerdil C. cahaya dapat menghambat pertumbuhan perkecambahan tanaman D. cahaya tidak diperlukan oleh tanaman yang sudah dewasa E. Perkecambahan biji memerlukan cahaya yang cukup 10. Setelah dilakukan pemangkasan pucuk-pucuk batang ternyata tanaman anggur pak Sohib berbunga lebat. Hal ini disebabkan…. A. makana untuk pertumbuhan ujung batang dialihkan untuk membentuk bunga B. asam absisat yang dihasilkan oleh ujung batang menghambat timbulnya kuncup bunga C. ujung batang menghasilkan hormon yang menghambat perkembangan tanaman D. adanya dominasi apical E. adanya dominasi lateral 11. Titik tumbuh primer pada tumbuhan dikotil ditemukan pada bagian…. A. jaringan parenkima B. ujung akar C. kambium fasikuler D. jaringan kolenkima E. kambium gabus 12. Tiga faktor penting untuk perkecambahan adalah…. A. air, udara dan tanah B. air, udara dan suhu C. tanah, udara dan suhu D. air, suhu dan tanah E. tanah, air, dan derajat keasaman 13. Suhu yang dibutuhkan agar tumbuhan dapat mengalami pertumbuhan terbaik adalah…. A. suhu minimum B. suhu optimum C. suhu maksimum D. suhu tinggi D. suhu rendah 14. Pada tumbuhan dikenal istilah etiolasi, yaitu pertumbuhan yang…. A. amat cepat dalam keadaan gelap B. lambat dalam keadaan gelap C. amat cepat bila ada cahaya D. lamabat kalau ada cahaya E. tidak dipengaruhi cahaya 15. Dari percobaan mengamati kecepatan tumbuhan akar diperoleh hasil bahwa kecepatan tumbuh terbesar terjadi di daerah…. A. bagian paling ujung B. ditengah-tengah akar C. tepat dibelakang ujung akar D. disepanjang akar E. di semua bagian akar sama Jawablah Pertanyaan berikut ini dengan tepat 1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pa pengaruhnya? 2. Dimanakah terdapat auksin dan apa manfaatnya? Sebutkan hormon lain selain auksin dan apa fungsinya? 3. Pada daerah manakah akar mengalami pertumbuhan terbesar? Apa sebabnya/ 4. Apa perbedaan antara titik tumbuh primer dan titik tumbuh sekunder? 5. Di bawah ini adalah irisan membujur akar, lengkapilah bagian-bagianya berdasarkan angka-angka yang ada.. MENGIDENTIFIKASI PROSES REPRODUKSI PADA TUMBUHAN DAN HEWAN KOMPETENSI DASAR : 1. Mengidentifikasi Proses Reproduksi pada Tumbuhan dan Pemencaranya 2. Mgidentifikasi Proses Reproduksi Pada Hewan REPRODUKSI VEGETATIF (TAK KAWIN) Perkembangabiakan yang terjadi tanpa adanya peleburan sel jantan dan betina, dapat terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dan Tumbuhan Tingkat Rendah 1. Membelah diri dan fragmentasi, contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces). 2. Spora: perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium. Reproduksi Aseksual / Vegetatif reproduksi-vegetatif Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama. Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu : 1. Fisi 2. Pembentukan spora 3. Pembentukan tunas 4. Fragmentasi 5. Propagasi vegetatif Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di dalamnya Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan Biji Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia: 1) Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik, dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya. 2) Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip. 3) Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili. 4) Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia. 5) Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei. 6) Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu. Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia; 1) Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya. 2) Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis. 3) Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik. 4) Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat, sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek. 5) Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya. Keuntungan memperbanyak secara vegetatif: 1. diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya 2. lebih cepat memperoleh hasil (berbuah) Kerugian memperbanyak secara vegetatif: 1. tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji. 2. jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas 3. tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok. a. REPRODUKSI GENERATIF (KAWIN) Perkembangbiakan Generatif pada Hewan Perkembangbiakan generatif pada hewan meliputi perkembangbiakan dengan konjungsi dan pleburan dua sel gamet. a. Konjugasi, yaitu perkembangbiakan secar kawin pada organisma yang belum jelas alat kelaminnya, contohnya Spirogyra. b. Peleburan dua sel gamet, dapat terjadi pada hewan yang telah memiliki alat kelamin tertentu, sebagai contoh pada cacing tanah terjadi perkawinan silang antara dua cacing yang kawin. Cacing A dibuahi oleh sperma dari cacing B, sedangkan cacing B dibuahi oleh sperma dari cacing A. cacing tanah tergolong hewan hermafrodit yang memiliki alat kelamin jantan dan berin pada satu tubuh. Selain cacing tanah yang tergolong hermafrodit antara lain cacing pita, siput darat dan bekicot. Pembuahan pada hewan Berdasarkan tempat terjadinya, pembuahan dibedakan atas: 1. pembuahan luar, pertemuan sperma dan ovum terjadi di luar tubuh, mislnya: ikan dan katak. 2. pembuahan dalam, pertemuan sperma dan ovum terjadi di dalam tubuh, misalnya reptilia, burung dan manusia Pada pembuahan eksternal (pembuahan luar), sel telur dan sel sperma dihasilkan dalam jumlah besar karena: 1. kemungkinan terjadinya fertilisasi kecil 2. kemungkinan telur yang dihasilkan akan dimakan oleh hewan lain atau mati karena perubahan lingkungan. Perkembangan burung/Aves Burung berkembang biak dengan bertelur. Bagian-bagian telur burung antara lain adalah: cangkang terbuat dari zat kapur untuk melindungi isi telur, membran luar, membran dalam, putih telur, kuning telur, sel-sel embrio, kalaza dan rongga udara. Albumen (putih telur) melindungi telur dari guncangan dan sebagai cadangan makanan. Kuning telur tempat embrio berada juga sebagai cadangan makanan bagi embrio. Kalaza berfungsi menjaga embrio tetap berada di bagian atas kuning telur, sehingga dekat dengan sumber panas dari induknya apabila dierami. Perkembangbiakan mamalia dan manusia Mamalia tergolong hewan vivipar Melahirkan anak), mempunyai alat kelamin jantan dan betina. 1. Alat kelamin jantan (pria) a. Sepasang testes (buah pelir), yaitu penghasil sperma. b. Saluran sperma (vas deferen) c. Penis, yaitu alat kelamin luar 2. Alat kelamin betina (wanita) a. Ovarium (indung telur) yaitu penghasil ovum b. Pembuluh/saluran falopii (tuba falopii) atau saluran ovum atau oviduk c. Rahim atau uterus, yaitu tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada hewan mamalia yang dapat menghasilkan banyak anak, juga memiliki uterus yang banyak pula, misalnya tikus. d. Vagina (lubang peranakan) adalah saluran terluar dari alat alat kelamin betina. Pertemuan sperma dan ovum (fertilisasi) terjadi pada saluran falopii menghasilkan zygot. Zygot tersebut tumbuh menjadi embrio. Embrio akan berkembang menjadi fetus dan akhirnya lahir sebagai bayi. Embrio memperoleh zat makanan dari induknya melalui plasenta. Penghubung antara plasenta dengan embrio adalah tali pusat. Untuk melindungi embrio dari benturan terdapat cairan yang disebut air ketuban. Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan Biji Bunga pada tumbuhan mengandung alat-alat perkembangbiakan. Bagian-bagian dari bunga antara lain: dasar bunga, kelopak, mahkota, sari dan putik. Mahkota dan kelopak bunga merupakan alat perhiasan bunga yang umumnya berwarna warni. Sedangkan sari dan putik merupakan alat kelamin bunga. a. Benang sari meliputi kepala sari dan tangkai sari. Pada kepala sari terdapat kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari. b. Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik dan bakal buah Macam-macam bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang biakan: 1. Bunga lengkap, memiliki perhiasan dan alat kelamin. 2. Bunga tidak lengkap apabila satu atau lebih dari perhiasan bunga tidak ada. 3. Bunga sempurna, apabila sari dan putik terdapat dalam satu bunga. 4. Bunga tidak sempurna, apabila hanya salah satu alat kelamin saja yang terdapat pada satu bunga. Dikenal bunga jantan (hanya sari saja yang ada) dan bunga betina (hanya putik saja). Tumbuhan berumah satu, apabila dalam satu pohon terdapat alat kelamin jantan dan betina. Tumbuhan berumah dua, apabila dalam satu pohon terdapat hanya satu alat kelamin. Penyerbukan Penyerbukan yaitu jatuhnya sari di atas kepala putik. Penyerbukan dipengaruhi oleh empat faktor yaituangin, hewan, air dan manusia. Macam-macam penyerbukan berdasarkan penyerbukannya: 1. Penyerbukan oleh anginciri bunganya mahkota kecil/tidakbermahkota, warna mahkota tidak menarik, tidak ada kelenjar madu, sari kecil, jumlah sari banyak dan ringan (mudah dibawa angin), sari memiliki sayap, kedudukan sari bergantungan, putik besar dan menjulur ke luar, tangkai bunga panjang. 2. Penyerbukan oleh hewan seperti serangga, kupu-kupu, burung dan kelelawar. Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga; mahkota besar dan mencolok warnanya, mempunyai bau yang khas, menghasilkan kelenjar madu, serbuk sari mudah melekat. 3. Penyerbukan oleh air, misalkan Hydrilla. 4. Penyerbukan oleh manusia misalnya vannili. Sifat penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari: 1. penyerbukan sendiri, sari jatuh pada putik dalam satu bunga 2. penyerbukan tetanggasari jatuh ke putik pada bunga yang berbeda dalam satu pohon 3. penyerbukan silang, sari dan putik berasal dari pohon yang berbeda yang sejenis 4. penyerbukan bastar, sari dan putik berasal dari tanaman yang berbeda varietasnya. Pembuahan (Fertilisasi) pada Tumbuhan Setelah terjadi penyerbukan menyusul pembuahan (peleburan antara sperma dengan ovum). 1. Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti serbuk sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan generatif. Inti generatif menghasilkan 2 spermatozoid. Spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui mikrofil. 2. Bersamaan dengan pembentukan sperma pada sari, di ruang bakl biji terjadi juga pembentukan sel telur dan inti kandung lembaga (inti ganda lembaga). 3. Sperma 1 + sel telur => zygot => menjadi lembaga 4. Sperma 2 + inti kandung lembaga => endosperm (putik lembaga) 5. Putik lembaga merupakan tempat cadangan makanan bagi lembaga Pemencaran Pada Tumbuhan Tumbuhan memperluas daerah distribusinya dengan cara memencar alat-alat perkembangbiakan vegetative maupun generative. Pemencaran ini dapat terjadi secara aktif, yaitu tanpa bantuan factor dari luar , maupun secara pasif dengan bantuan factor dari luar. A. Pemencaran Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar Cara pemencaran ini dinamakan pula pemencaran mekanik. Pemencaran ini disebabkan oleh proses yang terjadi pada organism itu sendiri sehingga jarak pemencarannya tidak begitu jauh dari induknya. Pemencaran tanpa bantuan factor luar dapat dilakukan melalui pertumbuhan bagian vegetatif, mekanisme letupan, dan gerak higroskopis. 1) Pemencaran melalui Pertumbuhan Bagian Vegetatif Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran yang luas, misalnya • Stolon atau Geragih → Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, pegagan, rumput gajah, strawberi. • Umbi Batang → Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : kentang. • Umbi Lapis → Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung, tulip, leli. • Akar Rimpang atau Akar Tinggal (Rizom) → Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe, dahlia. 2) Pemencaran melalui Mekanisme Letupan Mekanisme pemencaran letupan umumnya dilakukan oleh tumbuhan polong-polongan, seperti turi. Tanaman lainnya misalnya jarak (Ricinus communis), bunga keembung, dan karet (Hevea brasiliensis) juga melakukan pemencaran dengan cara ini. Melalui mekanisme pemencaran ini, buah akan pecah melontarkan buah ataupun sporanya. 3) Pemencaran melalui Mekanisme Gerak Higroskopis Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora pada lumut. B. Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi yang mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia. 1) Pemencaran dengan Bantuan Angin (Anemokori) Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif jika alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran. Berdasarkan modifikasi alat kembang biak tersebut, pemencaran secara anemokori dilakukan dengan cara berikut. • Buah dan Biji Bersayap Struktur buah dan biji bersayap memungkinkan biji dipencarkan lebih jauh. Biasanya gerak pemencaran kelompok biji ini dengan cara meluncur dan memutar. Tumbuhan yang melakukan cara ini diantaranya adalah pinus, mahoni (Sweitenia mahagoni), angsana (Pterocarpus sp.), mapel, damar (Agathis alba), meranti (Shorea sp) dan tanaman suku Dipterocarpaceae. • Buah dan Biji Berjambul Jambul pada buah merupakan alat tambahan hasil perluasan kulit buah yang berguna untuk melayang pada saat jatuh sehingga dapat terpencar lebih jauh. Jambul tersebut dapat berupa rambut jambut (pappus), misalnya pada aster dan Gerbera, ataupun berupa rambut wol, misalnya pada kapas. • Biji Serbuk dan Spora Ukuran biji dan spora yang sangat kecil memungkinkan alat perkembangbiakan ini terbawa angin sampai ke tempat yang jauh. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah jamur dan anggrek. • Rumput Gulung Istilah “rumput gulung” digunakan untuk menggambarkan pemencaran berupa tercabutnya biji dalam buah atau perbungaan yang bergulung-gulung di permukaan tanah akibat tiupan angin yang mengakibatkan biji terpencar sepanjang daerah yang dilaluinya. Tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah rumput grinting (Spinifex sp.) yang hidup di pantai. • Pedupaan Mekanisme pemencaran jenis ini untuk menggambarkan keluarnya biji-bii dari buah yang berlubang akibat bergoyangnya buah karena bertiup angin. Buah opium (Popover somniferum) dan Aristolochia merupakan contoh tumbuhan yang memencarkan bijinya melalui pedupaan. 2) Pemencaran dengan Bantuan Air (Hidrokori) Alat perkembangbiakan yang sesuai untuk pemencaran dengan bantuan air ini adalah yang mempunyai berat jenis biji lebih kecil daripada air dan memiliki pelindung bagi embrionya sehingga selama dalam air tidak mengalami kerusakan. Tanaman yang disebarkan dengan cara ini biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis kulit, eksokarp (lapisan terluar), licin dan berkilat dan kedap air, mesokarp (lapisan tengah), tebal dan banyak rongga udara sehingga mengapung di air, endokarp (lapisan dalam) yang keras dan kuat sebagai pelindung lembaga/embrio. Contoh tumbuhan yang dipencarkan dengan bantuan air adalah kelapa (Cocos nucifera), tanaman bakau (Baringtonia sp.), nyamplung (Calophyllum sp.), Vallisneria spiralis, dan teratai (Lotus sp.). Alat perkembangbiakan yang dihanyutkan air tidak hanya berupa buah, tetapi juga dapat berupa tunas (anak) yang terpisah dari induknya dan kemudian terapung, misalnya eceng gondok (Eichornis crassipes). 3) Pemencaran dengan Bantuan Hewan (Zookori) Pada pemencaran ini, alat perkembangbiakan mungkin menempel pada bagian luar tubuh hewan (epizookori) atau dimakan kemudian dikeluarkan besama-sama feses (endozookori). Alat perkembangbiakan yang dipencarkan dengan cara epizookori mempunyai cirri-ciri khusus seperti memiliki penait, duri-duri, dan rambut yang keras dan runcing. Contoh tumbuhan yang dipencarkan secara epizookori adalah rumput jarum (Andropogon aciculatus) dan pulutan (Polanisia viscosa). Alat perkembangbiakan yang dipencarkan secara zookori dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok binatang yang memencarkannya. • Entomokori Pemencaran ini dilakukan dengan perantaraan serangga. Pemencaran ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang bijinya kecil dan mengandung lemak sehingga menarik serangga, misalnya wijen (Sesamum sp., dan tembakau (Nicotiana tabacum). • Ornitokori Pemencaran ini dilakukan dengan perantara burung. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara ornitokori adalah memiliki biji yang tidak dapat dicerna burung dan dikeluarkan bersama kotoran, misalnya beringin, benalu (Loranthus sp.), dan kersen (Muntingia calabura). • Kiropterokori Pemencaran ini dilakukan dengan perantara kelelawar. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara kiropterokoti adalah biji tidak dapat dicerna dan buah memiliki aroma yang harum, misalnya apel dan sawo. • Mamakori Pemencaran ini dilakukan oleh hewan menyusui seperti musang. Contoh tanaman yang pemencarannya secara mamakori adalah kopi (Coffes sp.) dan pupulutan (Urena lobata). 4) Pemencaran dengan Bantuan Manusia (Antropokori) Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memncarkan alat perkembangbiakan tumbuhan. Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana. Reproduksi Pada Manusia Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di dalamnya Sistem Reproduksi Pada Manusia – Wanita Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi. Organ Reproduksi Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ reproduksi dalam. Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin). Ovarium Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron. Saluran reproduksi Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina. Oviduk Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibu Uterus Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi. Vagina Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan. Organ reproduksi luar Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah. 2.Oogenesis Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer. Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman). Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya. Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer). Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium. Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan. Hormon pada Wanita Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi. Siklus menstruasi Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi. Siklus Menstuasi,Kehamilan dan Persalinan Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh. Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) . Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan ratarata sekitar 50mL. Fase pra-ovulasi Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma. Fase ovulasi Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14. Fase pasca-ovulasi Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya. Fertilisasi Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung. Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan: hialuronidase Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata. akrosin Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida. antifertilizin Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder. Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi : Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat, Menarik sperma secara kemotaksis positif, Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder. Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder. Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom. Gestasi (Kehamilan) Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula. Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam. Sel-sel bagian luar blastosit Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan. Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan. Sakus vitelinus Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion. Korion Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio. Amnion Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar. Alantois Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu. Sel-sel bagian dalam blastosit Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8. Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan. Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus. Persalinan Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis. Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin. Estrogen Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus. Oksitosin Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus. Prostaglandin Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus. Relaksin Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan. Laktasi Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang. Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluransaluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi. Kanker genitalia Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium. Kanker vagina Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul. Kanker ovarium Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi. Endometriosis Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. Infeksi vagina Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri. Sistem Reproduksi Pada Manusia – Pria Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ Reproduksi Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ Reproduksi Dalam Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris. Testis Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. Saluran Pengeluaran Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra. Epididimis Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. Vas deferens Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis). Saluran ejakulasi Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih. Kelenjar Asesoris Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper. Vesikula seminalis Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Kelenjar prostat Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Kelenjar Cowper Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa). Organ Reproduksi Luar Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum. Penis Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi). Skrotum Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh. Spermatogenesis Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis. Hormon pada Pria Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan. Testoteron Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. LH (Luteinizing Hormone) LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron FSH (Follicle Stimulating Hormone) FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi. Estrogen Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma. Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon. Kriptorkidisme Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan. Uretritis Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes. Prostatitis Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri. Epididimitis Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia. Orkitis Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. Sistem Reproduksi Invertebrata Reproduksi Aseksual Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan. Biasanya reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari reproduksi seksual. Beberapa invertebrata, misalnya jenis cacing pipih (Planaria) berkembang biak dengan cara fragmentasi. Fragmentasi merupakan pemutusan bagian tubuh. Setelah tumbuh mencapai ukuran yang normal, Planaria secara spontan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian berkembang menjadi dewasa dan proses tersebut akan terulang kembali. Invertebrata lain melakukan melakukan reproduksi aseksual dengan cara pertunasan (budding). Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang serupa dengan induknya) dari tubuh induk. Keturunan berkembang sebagai tunas pada badan induk. Pada beberapa spesies, seperti pada Obelia, tunas tersebut lepas dan hidup bebas. Pada spesies lain, misalnya koral atau anemon laut, tunas tersebut tetap terikat pada induk hingga menyebabkan terjadinya koloni koral. Pertunasan juga dijumpai pada hewan parasit, contohnya cacing pita (Taenia solium). Daging babi yang kurang matang dapat mengandung sistiserkus termakan dari cacing pita, yang terdiri dari suatu kapsul yang mengandung skoleks. Bila sistiserkus termakan, getah lambung akan melarutkan dinding kapsul sehingga skoleks keluar dan melekatkan diri dengan alat penghisap dan kait, pada dinding usus. Skoleks kemudian membuat tunas-tunas (proglotid) pada ujung belakangnya. Tunas-tunas ini tetap terikat satu sama lain. Setelah dewasa proglotid mengembangkan alat kelamin. Proglotid yang paling tua akhirnya lepas dan keluar bersama kotoran. Namun, sebelum hal ini terjadi, rantai tersebut dapat mencapai panjang 6 meter dan mengandung lebih dari 1000 proglotid, dimana tiap proglotid merupakan individu Beberapa spesies invertebrata yang tingkatannya lebih tinggi berkembang biak dengan cara partenogenesis. Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina yang berkembang menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya serangga. Pada beberapa kasus, partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan hewan tertentu untuk berkembang biak. Tetapi pada umumnya hewan tersebut melakukan partogenesis pada waktu tertentu, seperti yang dilakukan oleh Aphid (kutu daun) melakukan partenogenesis pada musim ketika banyak terdapat sumber makanan di sekelilingnya. Reproduksi secara partenogenesis lebih cepat daripada reproduksi secara seksual, hal ini memungkinkan jenis tersebut untuk memanfaatkan sumber makanan yang tersedia dengan cepat. Reproduksi Seksual Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi seksual dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum. Fertilisasi pada invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan ovum). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri, melainkan dengan pasangan cacing tanah lainnya. Sistem Reproduksi Vertebrata Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal. Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak). Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan Mamalia. Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar. Ovipar (Bertelur) Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil. Vivipar (Beranak) Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing. Ovovivipar (Bertelur dan Beranak) Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu. Reproduksi Ikan Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup. Reproduksi Amfibi (Amphibia) Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan. Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai. Reproduksi Reptil (Reptilia) Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya. Reproduksi Burung (Aves) Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. Reproduksi Mamalia (Mammalia) Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar. EVALUASI 1. Jelaskan macam –macam perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi! 2. Jelaskan macam –macam perkembangbiakan vegetatif pada hewan Avertebrata dan hewan Vertebrata! 3. Jelaskan perkembangbiakan generatif pada tumbuhan Angispermae! 4. Jelaskan Perkembangbiakan pada Hewan Vertebrata! 5. Jelaskan cara – cara pemencaran tanaman yang mungkin terjadi di alam! 6. Pernikahan di bawah umur dapat membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan bayi baik ketika dalam kandungan maupun setelah dilahirkan. Apa yang akan anda lakukan dalam kehidupan nyata sehubungan dengan hal itu? 7. AIDS merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh pada manusia. Mengapa orang yang sudah terinfeksi HIV sulit menghilangkan infeksi tersebut dibandingkan dengan orang yang terinfeksi virus influensa? 8. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap resiko terkena penyakit berbahaya? 9. Siklus haid sangat berhubungan dengan oogenesis dan kesiapan rahim dalam menerima janin. Bagaimana seorang isteri dapat memanfaatkan siklus ini jika isteri tersebut ingin atau tidak ingin mempunyai anak? (jelaskan dengan gambar!) 10. Apa yang dimaksud dengan spermatogenesis dan oogenesis? Dimana tempat terjadinya? Pilihlah jawaban yamg paling tepat 1. Pembuahan paling tepat terjadi pada saat... A. folikel masak B. kadar estrogen tinggi C. pembentukan progesteron D. pembentukan FSH E. terbentuknya folikel 2. Pada proses oogenesis dari satu oogonium akan dihasilkan sel telur yang fungsional sebanyak... A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 e. 8 3. Saluran reproduksi internal pada laki-laki yang berfungsi untuk pematangan sperma adalah... A. epididimis B. Tubulus seminiferus C. Vesika urinaria D. kelenjar prostat E. Vas deferens 4. Pernyataan berikut ini yang benar mengenai pubertas adalah... A. rata-rata, laki-laki mencapai pubertas lebih dulu sebelum wanita. B. rata-rata, wanita mencapai pubertas lebih dulu sebelum laki-laki. C. rata-rata wanita dan laki-laki mencapai pubertas pada usia yang sama. D. Mau laki atau perempuan mencapai pubertas lebih dulu, tergantung pada makanan dan kondisi hidup. E. pubertas pada laki dan perempuan tercapai pada usia yang tidak jauh berbeda. 5. Manakah pernyataan di bawah ini tentang spermatogenesis yang benar? A. spermatosit primer berkembang menjadi spermatogonium. B. spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis pertama dan menjadi spermatid. C. spermatid kehilangan banyak sitoplasmanya, berkembang ekor dan kemudian dikenal sebagai sperma. D. spermatosit sekunder berkembang menjadi spermatosit primer. E. semua pernyataan di atas benar. 6. Ovulasi cenderung muncul ... A. selama pertengahan siklus menstruasi. B. setelah siklus menstruasi. C. setiap waktu selama siklus menstruasi D. sebelum pembelahan meiosis pertama E. setelah pembelahan meiosis pertama. 7. Hormon manakah di bawah ini yang bertanggung jawab untuk merangsang testis menghasilkan testosteron? A. hormon penstimulasi sel interstial B. estrogen C. androgen D. oksitosin E. prolaktin 8. Anda dapat mengidentifikasi sel manusia sebagai laki-laki atau wanita dengan cara A. melihat ukuran selnya. B. mengamati kromosomnya. C. melihat diferensiasi sel. D. menimbangnya. E. melihat alat kelaminnya. 9. Manakah pernyataan yang benar di bawah ini tentang oogenesis? A. semua oosit primer ada sebelum kelahiran. B. badan polar merupakan dua sel yang lebih kecil hasil dari pembelahan meiosis pertama. C. fertilisasi diperlukan agar fertilisasi dapat terjadi. D. seluruh hasil pembelahan meiosis dua fungsional. E. semua pernyataan di atas. 10. Follicle stimulating hormone (FSH) dihasilkan di ........ dan merangsang perkembangan …………… A. kelenjar pituitari/ovarium (saja) B. kelenjar pituitari/testikular (saja) C. kelenjar pituitari/ovarium dan testikular D. jaringan gonad primordial/baik ovarium dan testikular E. kelenjar adrenal/ovarium (saja)