ANALISIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN TRANSFORMATOR DISTIBUSI PADA PT.PLN (PERSERO) RAYON TANJUNG MORAWA Muhammad Ilham Afandi Matondang1, Rudi Salman, ST, MT2 Konsentrasi Teknik Energi Listrik Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan Jl. H.M.Joni No. 70A Medan 20152 INDONESIA Homepage : www.stth-medan.ac.id Email : [email protected] ABSTRAK Sistem distribusi adalah sistem tenaga listrik yang menyalurkan energy listrik dari pembangkit sampai kekonsumen dalam skala tegangan menengah sampai dengan tegangan rendah. Dimana dalam penyaluran energy listrik diperlukan jarak yang cukup jauh dari GI (GarduInduk) untuk sampai pada konsumen. Dalam penyalurannya diperlukan arus yang cukup besar sepanjang saluran sampai menuju konsumen. Pada kenyataannya terdapat transformator distribusi yang jaraknya cukup jauh dari GI (GarduInduk) sehingga terjadi tegangan jatuh (drop voltage) pada sisi primer transformator distribusi lebih dari yang diijinkan. Oleh sebab itu diperlukan penataan ulang panjang saluran sistem distribusi primer dengan mengatur penempatan transformator distribusi agar kinerja transformator menjadi lebih baik.Untuk menyelesaikan masalah ini metode yang dipakai adalah dengan menganalisa dan menghitung prsentase jatuh tegangan (drop voltage) pada suatu penyulang (feeder) yang disesuaikan dengan perhitungan jatuh tegangan yang diijinkan PLN.Dari hasil analisa perhitungan diperoleh 2 (dua) transformator distribusi dimana besar persentase tegangannya jatuh pada sisi primernya lebih dari 5%. Yakni Gardu TM 181sebesar 5,15% (1030,83 Volt),dan Gardu TM 258 sebesar 5,59% (1118,59 Volt). Keyword : transformator, teganganjatuh (drop voltage), penempatan transformator ABSTRACT The distribution system is a power system that distribute electrical energy from the power plant to the consumer in the scale of medium voltage to the low voltage. Where in the distribution of electrical energy required considerable distance from the substation to arrive at the consumer. In the current distribution required large enough along the channel until towards the consumers. In fact there is a distribution transformer a short distance from the substation , causing a voltage drop on the primary side of the transformer distribution of more than allowed. Therefore necessary rearrangement of the channel length of the primary distribution system to regulate the placement of a distribution transformer so transformer performance becomes more good.For solve this problem is the method used to analyze and calculate prsentase voltage drop at a feeder adjusted by calculating the voltage drop allowable PLN. From the analysis of the calculation, two (2) percentage distribution transformer where the voltage falls on the primary side of more than 5%. Namely TM 181 substations of 5.15% (1030.83 Volt), and Substation TM 258 by 5.59% (1118.59 Volt). Keyword: transformer, drop voltage, the placement of the transformer 1. Pendahuluan Pusat-pusat pembangkit listrik berada jauh dari pusat beban, hal ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar dalam penyaluran daya listrik. Kerugian tersebut disebabkan oleh saluran yang cukup panjang. Sehingga dalam penyaluran daya listrik melalui transmisi, maupun distribusi akan mengalami tegangan jatuh sepanjang saluran yang dialui. Ditinjau dari segi panjang saluran distribusi dari gardu induk menuju transformator distribusi maupun dari transformator distribusi ke beban dapat juga menyebabkan tegangan jatuh yang cukup besar. Selain tegangan jatuh yang semakin besar menyebabkan juga kinerja transformator distribusi kurang maksimal. Dengan adanya kondisi tersebut diperlukan evaluasi dan perencanaan kembali yang memperhatikan kriteria-kriteria perencanaan seperti jatuh tegangan (drop voltage) yang diijinkan dan kelangsungan pelayanan listrik sehingga muncul optimasi pada jaringan yang dipakai. Pada tugas akhir ini metode yang dipakai adalah dengan menganalisa dan menghitung nilai losses (rugi-rugi) daya dan jatuh tegangan (drop voltage) pada suatu feeder. Lalu disesuaikan dengan perhitungan jatuh tegangan yang diijinkan PLN. Maka untuk mendapatkan tegangan jatuh yang cukup kecil dan sesuai dengan yang diijinkan PLN, diperlukan suatu jarak yang sesuai dalam penempatan transformator distibusi. 2. TRANSFORMATOR 2.1. Pengertian Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingk ketingkat yang lain melalui gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaannya dalam sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan, misalnya untuk kebutuhan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. 2.2 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Secara umum sistem tenaga listrik tersusun atas tiga subsistem pokok yaitu: 1. Subsistem pembangkit, 2. Subsistem transmisi, 3. Subsistem distribusi. 2.3 Sistem Distribusi Primer Bagian-bagian sistem distribusi primer terdiri dari : 1. Transformator daya, berfungsi utnuk menurunkan tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan menegah atau sebaliknya. 2. Pemutus tegangan, berfungsi sebagai pengaman yaitu pemutus daya 3. Penghantar, berfungsi sebagai penghubung daya 4. Gardu Hubung, berfungsi menyalurkan daya ke gardu-gardu distribusi tanpa mengubah tegangan 5. Gardu Distribusi, berfungsi untuk menurunkan tegangan menegah menjadi tegangan rendah. 2.4 Sistem Distribusi Sekunder Distribusi sekunder mempergunakan tegangan rendah.Sebagaimana halnya dengan distribusi primer, terdapat pula pertimbanganpertimbangan perihal kehandalan pelayanan dan regulasi tegangan. Sistem sekunder dapat terdiri atas empat jenis umum : 1. Pelayanan Dengan Transformator Tersendiri 2. Penggunaan Satu Transformator Untuk Sejumlah Pemakai 3. Bangking Sekunder 4. Jaringan Sekunder 2.5 Daya Listrik Ada beberapa jenis daya listrik yang dibahas pada bab ini, yaitu : 2.5.1 Daya Semu Daya semu adalah daya yang melewati suatu saluran penghantar yang ada pada jaringan transmisi maupun jaringan distribusi. Dimana untuk daya semu ini dibentuk oleh besaran tegangan yang dikalikan dengan besaran arus. Untuk 1 phasa yaitu : S = V×I Untuk 3 phasa yaitu : S = 3×V×I Dimana : S = Daya semu ( VA) V = Tegangan (KV) I = Besar arus (A) 2.5.2 Daya Aktif Daya aktif (daya nyata) adalah daya yang dipakai untuk menggerakkan berbagai macam seperti : gerakan motor listrik atau mekanik, daya aktif ini merupakan pembentukkan dari besar tegangan yang kemudian dikalikan dengan besaran arus dan faktor dayanya. Untuk 1 phasa yaitu : P = V×I×Cosφ Untuk 3 phasa yaitu : P = 3×V×I×Cosφ Dimana : P = Daya aktif (Watt) V = Tegangan (KV) I = Besar arus (A) 2.5.3 Daya Reaktif Daya reaktif untuk 1 phasa yaitu : Q = V×I×Sinφ Daya reaktif untuk 3 phasa yaitu : Q = 3×V×I×Sinφ Dimana : P = Daya Aktif (Watt) V = Tegangan (KV) I = Besar arus (A) 2.5.4 Faktor Daya Faktor daya adalah perbandingan antara daya nyata dalam satuan watt dan daya reaktif dalam satuan VoltAmpere Reaktif (VAR) dari daya yang disalurkan oleh pusat-pusat pembangkit ke beban. Nilai faktor daya inimempengaruhi jumlah arus yang mengalir pada saluran untuk suatu beban yang sama. Faktor daya salah satunya disebabkan oleh penggunaan peralatan pada pelanggan yang menyimpang dari syarat-syarat penyambungan yang telah di tetapkan, dapat mengakibatkan pengaruh balik terhadap saluran, antara lain faktor daya yang rendah dan ketidakseimbangan beban. Rendahnya faktor daya disebabkan karena melebarnya sudut fasa antara arus dan tegangan.Faktor daya yang terlalu rendah mengakibatkan rugi yang sangat besar pada saluran.Pergeseran sudut fasa antara arus dan tegangan di tentukan oleh sifat impedansi beban (resistif, induktif, kapasitif) yang dihubungkan dengan sumber arus bolakbalik tersebut. Apabila beban mempunyai impedansi yang bersifat resistif, maka arus dan tegangan sefasa atau besarnya pergeseran sudut fasa sama dengan nol. Dengan demikian faktor daya sama dengan satu (unity power factor). Rumus Faktor Daya Tertinggal yaitu : Rumus Faktor Daya Tertinggal yaitu : 2.6 Transformator Distribusi Transformator distribusi merupakan salah satu alat yang memegan peranan penting /menyalurkan arus atau energi listrik dengan tegangan distribusi supaya jumlah energi yang tercecer dan hilang sia-sia diperjalanan tidak terlalu banyak. Transformator distribusi umumnya digunakan adalah transformator Step Down 20KV/400V. Tegangan phasa ke phasa sistem jaringan rendah adalah 380 V. Karena terjadi drop tegangan, maka pada rak tegangan rendah dibuat menjadi 400V agar tegangan pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V. Transformator distribusi dapat berfasa tunggal atau phasa tiga dan ukurannya berkisar dari kira-kira 5 kVA. Impedansi transformator distribusi ini pada umumnya sangat rendah, berkkisar dari 2% untuk unit-unit yang kurang dari dari 50kVA sampai dengan 4% untuk unitunit yang lebih besar dari 100 KVA. 2.7 Persamaan menganalisa yang digunakan 1. Perhitungan arus transformator distribusi : S = 3×V×I beban untuk penuh Dengan : S = daya transformator (Kva) V = Tegangan sisi primer transfomator (V) I = Arus jala-jala (A) I = arus yang mengalir per fasa (Ampere) 2. Perhitungan resistansi dan induksi keseluruhan dari saluran primer yang menuju transformator a.Tahanan total saluran distribusi primer dari gardu induk sampai pada sisi primer transformator adalah : Dengan : R = Resistansi penghantar (Ω) = Tegangan sisi primer/ tegangan jala (V) I = Arus pada penghantar (A) b.Induktansi total saluran distribusi primer dari induk sampai pada sisi primer transformator adalah : Nilai resistansi dari suatu penghantar merupakan penyebab utama rugi-rugi daya yang terjadi pada jaringan distribusi. Nilai resistansi dari suatu penghantar dipengaruhi oleh beberapa parameter. Berikut adalah persamaan resistansi penghantar: Dimana, R = resistansi saluran (ohm) r = resistivitas bahan penghantar (ohm-meter) l = panjang penghantar (meter) A = luas penampang (m2) Jika suatu arus mengalir pada suatu penghantar, maka pada penghantar tersebut akan terjadi rugi-rugi energi menjadi energi panas karena pada penghantar tersebut terdapat resistansi. Rugi-rugi dengan beban terpusat di ujung dirumuskan: Dengan : X = Induktansi penghantar (Ω) = Tegangan sisi primer/ tegangan jala (V) I = Arus pada penghantar (A) Sedangkan jika beban terdistribusi merata di sepanjang saluran, maka rugi-rugi energi yang timbul adalah : 2.8 Rugi-rugi pada jaringan distribusi Dalam proses transmisi dan distribusi tenaga listrik seringkali dialami rugirugi daya yang cukups besar yang diakibatkan oleh rugirugi pada saluran dan juga rugi-rugi pada trafo yang digunakan. Kedua jenis rugi-rugi daya tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas daya serta tegangan yang dikirimkan ke sisi pelanggan. Nilai tegangan yang melebihi batas toleransi akan dapat menyebabkan tidak optimalnya kerja dari peralatan listrik di sisi konsumen. Selain itu rugirugi daya yang besar akan menimbulkan kerugian finansial di sisi perusahaan pengelola listrik. Yang dimaksud losses adalah perbedaan antara energi listrik yang disalurkan (Ps) dengan energi listrik yang terpakai (Pp). Besar rugi-rugi daya pada jaringan distribusi dapat ditulis sebagai berikut: Dengan : I : Arus yang mengalir pada penghantar (Ampere) R : Tahanan pada penghantar (Ohm / km) X : Reaktansi pada penghantar (Ohm / km) L : Panjang penghantar (Kms) Besarnya rugi-rugi daya Aktif pada sambungan untuk tiga fasa dalam sisi primer dirumuskan : Dimana : P = losses yang timbul pada konektor (watt) I = Arus yang mengalir melalui konektor (ampere) R = Tahanan konektor (ohm) X = Reaktansi konektor (ohm) Dimana, 2.9 Losses = rugi-rugi pada saluran (Watt) R = resistansi saluran per fasa (Ohm) ifat beban listrik Dalam suatu rangkaian listrik selalu dijumpai suatu sumber dan beban. Bila sumber S listrik DC, maka sifat beban hanya bersifat resistif murni, karena frekuensi sumber DC adalah nol. Reaktansi induktif (XL) akan menjadi nol yang berarti bahwa induktor tersebut akan short circuit. Reaktansi kapasitif (XC) akan menjadi tak berhingga yang berarti bahwa kapasitif tersebut akan open circuit. Jadi sumber DC akan mengakibatkan beban beban induktif dan beban kapasitif tidak akan berpengaruh pada rangkaian. Bila sumber listrik AC maka beban dibedakan menjadi 3 sebagai berikut : 1. Beban resistif 2. Beban Induktif 3. Beban kapasitif Rumus rugi-rugi daya aktif : Rumus rugi-rugi daya reaktif Untuk transformator dengan kode TM 181 besar arus fasa pada sisi primer transformator distribusi : Tahanan total per fasa saluran distribusi primer dari GI Tanjung Morawa sampai pada sisi primer transformator distribusi : = 4,48 Ω /fasa Reaktansi total per fasa saluran distribusi primer dari GI Tanjung Morawa sampai pada sisi primer transformator distribusi : kms) kms = 6,85 Ω/fasa Dimana : Iphasa : Arus yang mengalir pada phasa (A) R : Resistansi (Ohm) X : Reaktansi (Ohm) 3.Peninjauan transformator distribusi pada sistem distribusi. Konstanta jaringan / SPLN 64 tahun 1985 yang digunakan pada penyulang Tanjung Morawa pada table 3.1 Bahan Luas Impedansi Arus penghantar penampang (Ω/Kms) (A) (mm²) AAAC 50 0,6452+J0,3678 210 AAAC 70 0,4608+J0,3572 155 AAAC 150 0,2162+J0,3305 425 AAAC 240 0,1344+J0,3158 585 4.Analisa dan hasil Untuk menganailisis tata letak transformator perlu diketahui seberapa besar jatuh tegangan sepanjang saluran distribusi primer melalui data-data sekunder yang diperoleh dari PT.PLN (Persero) mengenai saluran distribusi primer dan transformator yang terpasang. Begitu juga dengan dayanya yang disalurkan dari gardu induk tanjung morawa menuju PT. PLN (Persero) Rayon Tanjung Morawa. Jatuh tegangan pada saluran distribusi primer dari GI Tanjung Morawa sampai pada sisi primer transformator distribusi: ) = = 1030,83 Volt Perhitungan besar rugi - rugi per fasa daya Aktif (P) : P (Watt) = P= = 1737,43(W) Perhitungan besar rugi – rugi per fasa daya Reaktif (Q ) : Q (Watt) = Q= = 4060,11 VAR Persentase tegangan jatuh pada saluran distribusi dari GI Tanjung Morawa sampai kesisi primer transformator distribusi : %VD × 100% %VD × 100% = 5,15% Dengan metode analisis yang sama didapat dua transformator yang tegangan jatuhnya melebihi 5% yaitu transformator dengan kode TM 181 (5,15%) dan TM 258 (5,59%) Dari perhitungan diatas terlihat bahwa persentase tegangan jatuh melebihi 5%. Kita dapat memperbaiki tegangan jatuh pada sisi primer transformator distribusi dengan penempatan ulang lokasi transformator tersebut. = 5% × = 5% × 20000 = 1000 Volt = 1030.83 Selisisih Voltage Drop yang harus di kurangi adalah : VD = = 1030.83 - 1000 Volt = 30,83 Volt Oleh karena itu, jarak transformator setelah mengalami perubahan adalah : 2. 3. sampai pada penempatan transformator maka semakin besar pula persentase penurunan tegangan yang dihasilkan. Dari hasil perhitungan Pada Gardu Tanjung Morawa terdapat transformator distribusi yang besar persentase tegangan jatuh pada sisi saluran distribusi primernya lebih dari 5 %. Yaitu Gardu TM 181 sebesar 5,15%, dan Gardu TM 258 sebesar 5,59%. Pada skripsi ini terdapat dua transformator yang mengalami perubahan letaknya transformator distribusi. Dengan nomor gardu sebagai berikut: TM 181 dari jarak 20,75 Kms menjadi 20,12 Kms, dan TM 258 dari jarak 23,41 Kms menjadi 20,93 Kms. Maka panjang transformator yang dirubah adalah pada sisi yang terjauh dari transformator. L2 = = DAFTAR PUSTAKA = 20,12 Kms [1] Arismunandar, A.,1993,“Teknik Tenaga Begitu juga dengan transformator dengan kode TM 258 = 5% × = 5% × 20000 = 1000 Volt = 1118,59 Volt Selisisih Voltage Drop yang harus di kurangi adalah : VD = = 1118,59 - 1000 Volt = 118,59 Volt Oleh karena itu, jarak transformator setelah mengalami perubahan adalah : L2 = = = 20,93 Kms 5.Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data yang ada, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa semakin panjang saluran transformator distribusi Primer dari GI Listrik”. Cetakan Ketujuh, Jilid III, PT. Pramadnya Paramita : Jakarta. [2] Berahim, Hamzah,1991,”Pengantar Tekhnik Tenaga Listrik”, Edisi Pertama, Andi Offset: Yogyakarta. [3] Diklat Profesi Distribusi,2009,”Kriteria Perencanaan Jaringan Distribusi”, PT.PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan : Jakarta Selatan. [4] Edminister, Joseph. 2004,”Rangkaian Listrik”, Edisi Keempat. Erlangga : Jakarta. [5] Erlayas, Bastanna, 2009 ” Analisis Perhitungan Jatuh Tegangan”, Medan. [6] Hutauruk, T.S., 2000, ”Distribusi dan Utilasi Tenaga Listrik,. penerbit Universitas Indonesia (UIPress) : Jakarta. [7] J, Duncan Glover, 2008,”Power System Analysis and Design”, Fourth Edition, Thomson Learning:Australia. [8] Kadir, Abdul, 1989,”Transformator”, Elex Media Computindo : Jakarta. [9] Kadir, Abdul, 1998,“Transmisi Tenaga Listrik”, Universitas Indonesia : Jakarta. [10] Kadir, Abdul, 2000,”Distribusi Dan Utilasi Tenaga Listrik”, Universitas Indonesia : Jakarta.