PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PEMBERIAN KOMPENSASI

advertisement
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PEMBERIAN KOMPENSASI PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA PALANGKA RAYA
Oleh:
Nur Muhammad1), Tonich Uda2), Rinto Alexandro3)
Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Palangka Raya
ABSTRAK
Penelitian ini dilator belakang Karena manusia sebagai salah satu sumber
daya dalam perusahaan mempunyai peranan sangat penting dibandingkan dengan
sumber daya lainnya, karena manusia merupakan factor penggerak dari seluruh
kegiatan perusahaan. Perusahaan harus dapat memberikan perhatian lebih terhadap
tenaga kerjanya. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk memotivasi dan
memberikan kepuasan karyawan adalah melalui kompensasi. Bila kompensasi
disusun secara adil dan benar para karyawan akan merasa puas dan termotivasi untuk
mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Bentuk-bentuk kompensasi yang diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan karyawan. Organisasi dapat memuaskan kebutuhankebutuhan tersebut melalui system kompensasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana data yang
berhasil peneliti kumpulan dari lokasi penelitian, selanjutnya dianalisa dan kemudian
disajikan secara tertulis dalam laporan tersebut , yaitu berupa data yang ditemukan
dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasilpenelitian yang dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Palangka Raya mengenai persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi
pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya sangatlah penting,
Hal ini ditunjukan dengan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan yaitu sebagian
besar mengatakan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan sudah dapat
dikatakan baik dan adil serta sudah memenuhi kebutuhan karyawan sebagai
penunjang kinerjanya. Disamping itu pihak yang berwenang yang mengatur jalannya
system kompensasi ini hendaknya lebih memperhatikan lagi system kompensasi pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya. Misalnya tidak hanya
jenis kompensasi Non-Finansial saja, melainkan adanya kompensasi Finansial.
Tujuannya sebagai perangsang minat dan semangat kerja dari semua karyawan agar
dapat bekerja lebih baik serta memberikan kontribusi lebih bagi kemajuan
perusahaan.
Kata Kunci: Persepsi, Karyawan, Kompensasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan giat-giatnya dilaksanakan program pembangunan dewasa ini,
keadaan dunia usaha atau dunia bisnis semakin berkembang pesat dan terjadi
persaingan dimana-mana antara perusahaan. Maka tidak mengherankan apabila
168
banyak perusahaan yang gulung tikar dikarenakan kurang bisa beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dunia usaha. Perubahan yang terjadi baik
secara internal maupun eksternal otomatis mempengaruhi usaha, sehingga perlu
dirumuskan kembali serta disesuaikan dalam bentuk perencanaan guna menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi.
Di Palangka Raya berkembang sebuah perusahaan air minum dimana
sebagai konsekuensi Badan Usaha Milik Daerah, maka daerah Palangka Raya
diberikan kesempatan untuk membangun dan mendirikan serta mengelola perusahaan
daerah, dalam hal ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Khususnya badan pengelola air minum Kecamatan Pahandut Kota Palangka
Raya, dibentuk berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum Daerah Kota
Palangka Raya Nomor 01 Tahun 1991 tentang pendirian Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Perusahaan Daerah Air Minum adalah lembaga pengelola air yang
didirikan dengan peraturan daerah Undang-Undang No. 5 Tahun 1962, UndangUndang No. 6 Tahun 1969, dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah tingkat
I/II. Berdirinya PDAM tersebut dengan tugas pokok untuk menangani penyediaan air
bersih, sehingga dituntut dapat memberikan jasa pelayanan sebaik mungkin kepada
masyarakat pengguna jasa.
Dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi
untuk mengembangkan perusahaan. Perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja
di dalam lingkungannya Keberhasilan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satu factor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya
manusia merupakan pelaku dari seluruh tingkat perencanaan sampai evaluasi yang
mampu memanfaatkan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memegang
peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang sangat besar untuk
menjalankan aktivitas perusahaan. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada
dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
memberikan output yang maksimal.
Di dalam setiap perusahaan akan tercapainya tujuan tergantung pada kualitas
sumber daya yang di miliki serta di dukung oleh beberapa factor produksi lainnya.
Hal ini tidak lepas dari peran pemimpin dengan kepemimpinan yang partisipasif dan
transparansif dalam bekerja sama dengan pegawai untuk mewujudkan tujuan
organisasi atau perusahaan.
Memberikan perhatian pegawai dengan cara member kompensasi yang layak
dan adil akan meningkatkan prestasi kerja dan diharapkan untuk bekerja dengan baik.
Menurut Wibowo (2014: 289) Kompensasi merupakan kontra prestasi terhadap
penggunaan tenaga atau jasa yang telah di berikan oleh tenaga kerja. Kompensasi
yang akan di terima oleh mereka merupakan cermin dari apa yang telah mereka
berikan atau kerjakan kepada organisasi atau perusahaan. Dengan memberikan
kompensasi yang dilakukan secara benar dapat memuaskan dan memotivasi
karyawan guna mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Keberhasilan suatu perusahaan seringkali dihubungkan dengan hasil
perusahaan yang akan dicapai, yang harus disesuaikan pula dengan ketidakpastian
keadaan perekonomian, fluktuasi pasar. Bagaimana baiknya suatu perusahaan
169
didalam memenuhi tujuan-tujuan tersebut, sangatlah tergantung kepada memadainya
keadaan fisik suatu perusahaan, luasnya kemampuan teknologi didalam suatu
perusahaan dan kemampuan permodalannya. Namun demikian, untuk mencapai hasil
yang maksimum suatu perusahaan harus mengikuti suatu rencana tindakan yang
ditetapkan terlebih dahulu.
Keberhasilan suatu perusahaan jika dikaitkan dengan manajemen strategi
dalam ilmu ekonomi, tentunya akan mempunyai keuntungan yang besar bagi
perusahaan. Adanya manajemen strategi suatu perusahaan berjalan lancar yang
menuju kearah tujuan-tujuan luas yang menyangkut system kompensasi suatu
perusahaan. Rencana tindakan ini disebut strategi. Perencanaan yang bersifat strategis
dijalankan dalam perwujudan yang sebenarnya baik dalam informasi maupun
didokumentasikan dengan terperinci.
Kualitas manusia sebagai tenaga kerja merupakan modal dasar dalam masa
pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil kerja
yang optimal sesuai dengan target kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja atau
karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena mereka
mempunyai bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan. Sebaliknya sumber daya manusia juga mempunyai berbagai
macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Keinginan para karyawan untuk
memenuhi kebutuhan inilah yang dapat memotivasi seseorang untuk melakukan
sesuatu termasuk untuk melakukan pekerjaan.
Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan
modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada
manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi di
pengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi atau perusahaan akan
selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang
menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Maka untuk mencapai tujuan tersebut
haruslah di dukung oleh manajemen perusahaan, agar setiap individu perusahaan
dapat terpacu kinerjanya. Dalam manajemen sumber daya manusia salah satu faktor
pendukung meningkatnya kinerja karyawan adalah kompensasi.
Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnya
kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja karyawan, maka apabila sistem
kompensasi yang diberikan perusahaan cukup adil untuk karyawan, akan mendorong
karyawan untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan lebih bertanggung
jawab atas masing-masing tugas yang diberikan perusahaan. Tujuan kompensasi
dilakukan perusahaan antara lain untuk menghargai prestasi karyawan, menjamin
keadilan diantara karyawan, mempertahankan pegawai, memperoleh karyawan yang
lebih bermutu, dan sistem kompensasi haruslah dapat memotivasi para karyawan.
Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang pasti memiliki suatu faktor yang
mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan
orang tersebut.
Berdasarkan pengamatan penulis, kemajuan yang dicapai tidak lepas dari
pemberian kompensasi yang di putuskan dan diterapkan dalam suatu perusahaan.
Dengan mengadakan kompensasi, perusahaan daerah air minum (PDAM) ini dapat
170
beroperasi dengan lancar. Jika kompensasi lebih diperhatikan oleh perusahaan daerah
air minum (PDAM), maka keahlian yang dimiliki karyawan akansemakin meningkat.
Keberhasilan usaha merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang saling mempengaruhi dimana dimasa
yang akan datang yang berlaku dalam jangka yang akan datang. Pemberian
kompensasi yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) berupa
perjalanan dinas seperti diklat dan studi banding, dimana tujuannya agar para
karyawan yang memperoleh kompensasi dapat lebih bersemangat dan dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya menjadi lebih baik. Kendala yang sering dihadapi
PDAM biasanya adalah karyawan belum mengerti dan paham dengan apa yang
dimaksud dengan kompensasi yang diberikan perusahaan.
Walaupun sebenarnya para karyawan sudah menjalankan pekerjaannya
sesuai dengan yang sudah ditetapkan di perusahaan. Dari latar belakang permasalah
tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Palangka Raya dengan judul “Persepsi Karyawan terhadap
Pemberian Kompensasi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka
Raya”.
KAJIAN PUSTAKA
Teori-Teori yang Relevan
2.1.1.
Pengertian Persepsi
Penilaian dan pengamatan dalam berbagai aspek disebut tanggapan.Untuk
memperjelas tentang tanggapan ini maka terlebih dahulu diperjelaskan pengertian
tentang tanggapan itu sendiri.Istilah tanggapan pada dasarnya identik dengan istilah
persepsi baik arti maupun maknanya.
Menurut Slameto (2010: 102), persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan
melewati inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan
pencium.
Menurut Jonh M. Ivancevich, dan kawan-kawan(2006: 116) persepsi
didefinisikan sebagai proses kognitif dimana seseorang individu memilih,
mengorganisasikan, dan memberikan arti kepada stimulus lingkungan.
Melalui persepsi, individu berusaha untuk merasionalkan lingkungan dan
objek, orang dan peristiwa didalamnya.
Menurut Robbins (2003: 97) yang mendeskripsikan bahwa persepsi
merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera
kemudian dianalisa (diorganisisr) diinteprestasi dan kemudian dievaluasi,
sehingga individu tersebut memperoleh makna.
171
Dari pendapat ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa persepsi adalah
sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan
menggunakan indera-indera yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala
sesuatu yang ada dilingkungannya.
2.1.2.
Pengertian Kompensasi
Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai
pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi
merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua
jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas
keorganisasian. Pemberian kompensasi kepada karyawan harus mempunyai dasar
yang logis dan rasional.
Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu,
karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan
karyawan itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi
prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Apabila kompensasi diberikan
secara tepat dan benar kepada karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan
termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Apabila kompensasi itu
diberikan tidak memadai atau kurang tepat, prestasi, motivasi, dan kepuasan kerja
karyawan akan menurun.
Menurut Sedarmayanti (2011: 239) “menyatakan bahwa kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa kerja mereka”.
Menurut Andrew di kutip oleh A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2009: 83)
“menyatakan kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu
yang sebanding.”
Menurut Tulus dalam Jurnal Bahrul Yaman (2009) kompensasi adalah
sebagai pemberian penghargaan langsung maupun tidak langsung, finasial
maupun non-finansial yang adil dan layak kepada karyawan atas sumbangan
mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dari pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa kompensasi adalah
segala sesuatu yang berupa uang atau bukan uang yang diberikan oleh perusahaan
kepada karyawan sebagai konsekuensi perusahaan karena telah mempekerjakannya.
2.1.3. Tujuan Kompensasi
Banyak kasus dimana sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas keluar
setelah diperoleh dengan susah payah akibat sistem kompensasi yang tidak menarik,
sehingga kompensasi bertujuan bukan hanya untuk memperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas, tetapi juga untuk mempertahankan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas tersebut.
Tujuan pemberian kompensasi menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan (2005)
antara lain yaitu :
2.1.3.1. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya
172
dengan baik, sedangkan pengusaha wajib membayar kompensasi sesuai
dengan perjanjian yang disepakati.
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa adanya timbal balik yang
dilakukan oleh seorang pekerja dengan orang yang membenrikan pekerjaan dengan
balasan berupa bayaran atau kompensasi.
2.1.3.2. Kepuasan Kerja
“Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya”.
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa dari timbal balik yang
telah diterima oleh seorang pekerja/karyawan, hal tersebut memberikian kepuasan
tersendiri bagi karyawan sehingga karyawan tersebut dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2.1.3.3. Motivasi
“Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.”
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa semakin besar
kompensasi yang diberikan, maka semakin besar pula kewajiban yang diemban
pekerja atau karyawan.
2.1.3.4. Stabilitas Karyawan
“Dengan program kompensasi atau prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang komperatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover
relatif kecil.”
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa kompensasi yang layak
dan adil yang diberikan kepada perusahaan, tentunya akan membuat karyawan dapat
memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan tersebut.
2.1.3.5. Disiplin
“Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
akan semakin baik. Mereka akan menyadari dan mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.”
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa dengan baiknya
kedisiplinnya seorang karyawan, maka hal tersebut juga mempengaruhi tingkat
besarnya balas jasa yang diberikan oleh pihak perusahaan.Hal tersebut karena
menunjukan adanya tingkat keadilan yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada
para karyawannya.
2.1.4. Jenis-Jenis Kompensasi
Kompensasi merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan kualitas
keryawannya untuk pertumbuhan perussahaan. Setiap perusahaan memiliki suatu
sistem kompensasi yang berbeda sesuai dengan visi misi dan tujuannya.
Menurut Gugup Kismono (2011), kompensasi dapat dibedakan dalam dua
kategori, yaitu :
173
2.1.4.1. Kompensasi Finansial (Uang)
1) Kompensasi Langsung
Kompensasi langsung berupa pembayaran upah (pembayaran atas dasar jam
kerja), gaji (pembayaran secara tetap/bulanan), dan insentif atau bonus.
Pemberian gaji tetap setiap bulannya umumnya didasarkan pada nilai
pekerjaan yang diembannya. Semakin tinggi niali pekerjaan/jabatan akan
semakin tinggi pula gaji yang diterima tanpa mempertimbangkan kinerja
yang dihasilkannya.
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang
karyawan akan memperoleh tingkat kompensasi dengan nilai besar jika
seorang karyawan tersebut memperoleh pekerjaan yang lebih dberat serta
karyawan tersebut mempunyai kedudukan yang tinggi dalam suatu
perusahaan.
2) Kompensasi Tidak Langsung
“Kompensasi tidak langsung pemberian berupa jaminan sosial, pengobatan,
asuransi, liburan, pensiun, berbagi tunjangan.”
Dari pendapat diatas penulis menyimpulakn bahwa kompensasi yang
diberikan kepada karyawan dapat berupa jaminan sosial, asuransi, pensiun,
dan berbagi tunjangan.
2.1.4.2. Kompensasi Nonfinasial (Nonuang)
Kepuasan dari pekerjaan itu sendiri, yaitu tugas-tugas yang menarik,
tantangan, tangggung jawab, pengakuan, dan rasa pencapaian. Kepuasan
yang diterima dari lingkungan kerja karyawan, yaitu kebijakan organisasi
yang sehat, manajer yang berkualitas, kerabat kerja yang menyenangkan,
waktu yang fleksibel, pembagian pekerjaan dan lingkungan kerja yang
nyaman.
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang
karyawan akan merasa puas dengan hasil pekerjaannya ketika mereka dapat
menyelesaikan semua tugas-tugas mereka yang menarik dan menantang
yang diberikan perusahaan.
2.1.5. Faktor Mempengaruhi Kompensasi
Menurut Ivancevich(2010: 295) Kompensasi di pengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal organisasi. Sebagai faktor eksternal adalah the labor
market, the economy, the government dan unions.Sedangkan sebagai faktor
internal adalah the labor budget dan who makes compensation decision.
Faktor eksternal dan internal antara lain:
1. The Labor Market, pasar tenaga kerja. Pada umumnya timbul pendapat bahwa
tenaga kerja seharusnya tidak di atur oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
2. The Economy, kondisi ekonomi. Kondisi perekonomian, terutama tingkat daya
saing, mempengaruhi kemampuan organisasi membayar upah tinggi. Semakin
tinggi situasi tingkat kompetitif, organisasi semakin kurang mampu membayar
upah lebih tinggi.
174
3. The Government, pemerintah. Pemerintah secara langsung memengaruhi
kompensasi melalui pengendalian upah, antara lain sebagai contoh apabila
pemerintah menetapkan besaran upah minimum.
4. Unions, perserikatan. Serikat pekerja mempunyai pengaruh pada bayaran,
tunjangan, dan perbaikan kondisi kerja. Pada umumnya cenderung mengakibatkan
meningkatnya tingkat bayaran. Apabila serikat pekerja kuat akan memengaruhi
kebijakan kompensasi.
5. The labor budget, anggaran tenaga kerja. Anggaran tenaga kerja umumnya
mengidentifikasi jumlah uang tersedia untuk kompensasi tahunan pekerja. Setiap
unit kerja dalam organisasi dipengaruhi oleh besarnyaanggaran tenaga kerja, yang
menyatakan berapa banyak tersedia untuk unit kerja.
6. Who makes compensation decision, pembuat keputusan kompensasi. Keputusan
tentang berapa banyak membayar, system apa yang dipergunakan, tunjangan apa
yang ditawarkan, dipengaruhi dari atas sampai ke bawah dari organisasi.
Manajemen membuat keputusan yang mempertimbangkan jumlah total anggaran
yang disediakan untuk bayaran, bentuk bayaran yang dipergunakan dan kebijakan
bayaran lainnya.
2.1.6. Kompensasi Upah dan Gaji
Pada dasarnya, upah dan gaji merupakan kompensasi sebagai kontra prestasi
atas pengorbanan pekerja.Upah dan gaji pada umumnya diberikan atas kinerja yang
telah dilakukan berdasarkan standar kinerja yang ditetapkan maupun disetujui
bersama berdasarkan personal contract.
Upah biasanya diberikan pada pekerja pada tingkat bawah sebagai
kompensasi atas waktu yang telah diserahkan.Sementara itu, gaji diberikan sebagai
kompensasi atas tanggung jawabnya terhadap pekerjaan tertentu dari pekerja pada
tingkatan yang lebih tinggi.
Upah dan gaji dapat dibayarkan atas pekerjaan dalam periode tertentu ,
biasanya sebagai pembayaran bulanan. Namun, untuk upah dapat lebih bervariasi
tergantung dari jenis dan sifat pekerjaannya.Menurut waktunya, upah dapat diberikan
dalam ukuran harian, mingguan, dua mingguan, dan sebagainya.Namun, upah dapat
pula diberikan atas dasar prestasi atau produksinya, seperti pembayaran upah per unit
produksi atau jasa yang dihasilkan atau berdasarkan terselesaikannya suatu unit
pekerjaan tertentu.
Terkait bahasan tentang kompensasi upah dan gaji tersebut, berikut ini
dikemukakan teori, konsep, definisi atau batasan dari para ahli di bidangnya serta
analisis yang penulis berikan.
2.1.6.1. Upah
Menurut Hasibuan (2005: 118) “mengemukakan upah adalah balas jasa yang
di bayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang di
sepakati membayarnya”.
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa pekerja dan yang
memberikan pekerjaan membuat perjanjian yang timbal baliknya menguntungkan
bagi kedua belah pihak. Pekerja memperoleh berupa kompensasi dan yang
memberikan pekerjaan memperoleh jasa dari seorang pekerja.
175
2.1.6.2. Gaji
Menurut Rivai (2005: 379) mengemukakan bahwa gaji adalah balas jasa
dalam bentuk uang yang diterima karyawan/pegawai sebagai konsekuensi
dari statusnya sebagai seorang pegawai yang memberikan kontribusi dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang
karyawan/pekerja akan memmperoleh suatu kompensasi berupa gaji atas kinerja serta
kontribusi yang telah diberikannya kepada perusahaan.
2.1.7. Kompensasi Insentif
Menurut Gorda (2014: 141) insentif adalah suatu sarana memotivasi berupa
materi yang diberikan sebagai suatu perangsang ataupun pendorong dengan
sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang
besar untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi.
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa salah satu upaya agar
para karyawan dapat bersemangat serta memberikan kinerja terbaiknya dengan
adanya suatu perangsang bagi para karyawan tersebut.Perangsang tersebut adalah
berupa insentif. Dengan adanya insentif maka kadryawan akan lebih bersemangat lagi
dalam bekerja.
Dengan demikian, insentif di sini merupakan bentuk pembayaran langsung
yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja dan gain sharing yang
dengan kinerja dimaksudkansebagai pembagian keuntungan bagi pegawai akibat
peningkatan produktivitas atau penghematan biaya.
2.1.8. Pemberian Kompensasi
Menurut Hasibuan (2014: 120), pemberian kompensasi atau balas jasa pada
umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan, karyawan, dan
pemerintah atau masyarakat. Supaya tujuan tercapai dan memberikan
kepuasan bagi semua pihak hendaknya program kompensasi di tetapkan
didasarkan prinsip adil dan wajar, undang-undang perburuhan, serta
memperhatikan internal dan eksternal konsistensi.
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa keberhasilan suatu
perusahaan tidak terlepas dari system kompensasi yang baik. Jika system kompensasi
dilaksanakan dengan baik, hal terdsebut dapat memotivasi karyawan agar dapat
bekerja secara maksimal dan keuntungan dari hal tersebut tentunya akan diterima
oleh pihak perusahaan.
Program kompensasi harus dapat menjawab pertanyaan apa yang mendorong
seseorang bekerja dan mengapa ada orang yang bekerja keras, sedangkan orang lain
bekerjanya sedang-sedang saja.
Kebutuhan yang dihasilkan dengan bekerja antara lain sebagai berikut.
2.1.8.1. Kebutuhan Fisik dan Keamanan
Menyangkut kepuasan kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum
tempat tinggal dan semacamnya, disamping kebutuhan akan rasa aman dalam
menikmatinya.
176
2.1.8.2. Kebutuhan Sosial
Karena manusia tergantung satu sama lain maka terdapat berbagai kebutuhan
yang hanya dapat dipuaskan apabila masing-masing individu ditolong atau diakui
oleh orang lain.
2.1.8.3. Kebutuhan Egoistik
Berhubungan dengan keinginan orang lain untuk bebas, untuk mengerjakan
sesuatu sendiri dan untuk puas karena berhasil menyelesaikannya.
2.1.9. Sistem Kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan antara lain:
2.1.9.1. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan. Administrasi pengupahan
sistem waktu relative mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap maupun
pekerja harian.
2.1.9.2. Sistem Hasil (output)
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesaftuan
unit yaneg dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram. Dalam
sistem hasil (output), besarnya kompensasi yang dibayadr selalu didasarkan kepada
banyaknya hasil yang dikerjakan bukan kepada lamanya mengerjakanya.
2.1.10. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi
2.1.10.1. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari lowongan pekerjaan
(permintaan) maka kompensasi relatif kecil.Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit
dari pada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif lebih besar.
2.1.10.2. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin
baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika
kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang maka tingkat
kompensasi relatif kecil.
2.1.10.3. Serikat Buruh/Organisasi Karyawan
Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat komponen
semakin besar.Sebaliknya, jika serikat buruh tidak kuat dan tidak berpengaruh maka
tingkat kompensasi relatif kecil.
2.1.10.4. Produktivitas Kerja Karyawan
Jika produktivitas karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan
semakin besar. Sebaliknya jika produktivitas kerjanya buruk atau sedikit maka
kompensasinya kecil.
2.1.10.5. Biaya Hidup
Apabila biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah
semakin besar.Sebaliknya jika biaya hidup didaerah tersebut rendah maka tingkat
kompensasi/upah relatif kecil.
2.1.10.6. Pendidikan dan Pengalaman Kerja
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka
gaji/balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih
177
baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang
kurang maka tingkat gaji/kompensasinya kecil.
2.1.11. Pengertian Karyawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “karyawan adalah orang
yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan
mendapat gaji (upah)”.
Menurut Hasibuan (2002), karyawan adalah orang yang menyediakan jasa
(baik dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan
balas jasa ataupun kompensasi yang besarannya telah ditentukan terlebih
dahulu.
Menurut Subri (2002), karyawan merupakan setiap penduduk yang masuk ke
dalam usia kerja (berusia di rentang 15 hingga 64 tahun ), atau jumlah total
seluruh penduduk yang ada pada sebuah negara yang memproduksi barang
dan jasa jika ada permintaan akan tenaga yang mereka produksi, dan jika
mereka mau berkecimpung/berpartisipasi dalam aktivitas itu.
Dari beberapa pendapat ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa karyawan
adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga yang menyediakan barang dan jasa
dengan memperoleh gaji (upah) atau kompensasi sebagai balas jasa dari
pekerjaannya.
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
merupakan suatu jenis penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data yang berupa kata-kata,
gambaran umum yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif digunakan untuk
memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang
seharusnya. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Alasan memilih pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif adalah
jenis penelitian yang mendeskripsikan suatu fenomena sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dan menyajikan dalam bentuk kata-kata berdasarkan dari hasil
pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan peneliti sebagai
instrument kunci. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas dan
keistimewaan dan pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, di ukur atau
digambarkan melalui pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiono (2010: 15) Penelitian kualitaif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti obyek alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secarapurposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
178
Dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat memperoleh pemahaman dan
penafsiran yang lebih mendalam mengenai makna dan fakta yang lebih relevan.
Tahap-Tahap Penelitian
3.1.1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian ini peneliti melakukan observasi pendahuluan
tentang keadaan umum yang ada di tempat penelitian. Kegiatan ini sekaligus peneliti
gunakan untuk mengetahui suasana dan lingkungan keadaan objek penelitian, yaitu
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
3.1.2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang di lakukan adalah pengambilan data yang
diperlukan untuk melengkapi data penelitian. Data yang di kumpulkan berdasarkan
jawaban responden atau daftar pertanyaan yang peneliti ajukan.
3.1.3. Tahap Pelaporan
Dalam penelitian ini, peneliti melaporkan seluruh kegiatan yang telah
dilakukan. Data yang dikumpulkan kemudian disimpulkan menjadi jawaban.
Latar dan Subjek Penelitian
3.1.4. Lokasi Penelitian dan Alasan
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang
berlokasi di jalan A.Yani, Kota Palangka Raya. Alasan pemilihan lokasipenelitian
inikarena PDAM merupakanperusahaandaerah air minumsatu-satunya yang ada di
kotaPalangka Raya denganjumlahkaryawan yang berjumlah 65 orang. Hal tersebut
menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian di PDAM.
3.1.5. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) KotaPalangka Raya yang berjumlah 65 orang dan 1 pimpinanperusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
MenurutSugiyono (2010:38) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah memperoleh data.Dalam pengumpulan data dan informasi, peneliti
menggunakan teknik-teknik kualitatif, observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Teknik pengumpulan data antara lain :
3.1.6. Observasi
SyofianSiregar(2014: 42) Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung yang menjadi objek penelitian untuk
mendapatkan gambaran yang nyata tentang keadaan yang sebenarnya.
Pengumpulan data dengan cara melihat secara langsung terhadap keadaan
umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya.
3.1.7. Wawancara
Menurut pendapat Soehartono (2012: 67) Wawancara adalah teknik
mengumpulkan data yang menunjukan pertanyaan secara langsung oleh wawancara
(pengumpulan data) kepada informen.
179
Wawancara dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan komunikasi secara
langsung dengan pimpinan dan karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Palangka Raya, guna memperoleh (data) yang diperlukan.
3.1.8. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 132). Dokumentasi adalah suatu laporan
tertulis dari peristiwa yang isinya penjelasan dan pemikiran terhadap
peristiwa yang tertulis dengan sengaja untuk menyimpan dan merumuskan
keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut.
Dokumentasidalampenelitianini yaitu dengan mempelajari dokumendokumen atau catatan-catatan kerja dan realisasi yang telah dicapai, serta data-data
lain yang diperluka dalam penelitian ini. Salah satu metode pengumpulan data yang
di perlukan dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan,
baik catatan berupa transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
Sumber Data
3.1.9. Sumber Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang)
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik) kejadian
atau kegiatan, dan hasil pengujian.
3.1.10. Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis
yang tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
Instrumen Penelitian
MenurutSugiyono(2010:160) Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam artian lebih cermat, lengkap dan
sistematis. Sesuai dengan metode pengumpulan data yang dipilih, penelitian
ini menggunakan instrument berupa pedoman observasi dan pedoman
wawancara, dan data dokumentasi.
Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri karena peneliti
menjadi instrumen utama.
Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010) setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka
dilanjutkan dengan analisis data. Analisis data dalam penelitian
inimenggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif
merupakan suatu teknik yang menggambarkan, menguraikan, dan
menginterprestasikan arti data-data yang terkumpul dengan member
perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diobservasi,
sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang
keadaan yang sebenarnya. Tujuan penelitian deskriptif kualitatif adalah
untuk membuat deskripsi, lukisan secara matematis, faktual, dan akurat
180
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, sertahubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
3.1.11. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas.Reduksi data adalah
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Data yang
diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara
teliti dan rinci.
Sugiyono (2013: 338) Reduksi data merupakan sebuah bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data dengan sedemikian rupa hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil observasi, wawancara
peneliti dengan pimpinandankaryawanpadaperusahaandaerah air minum (PDAM)
Kota Palangka Raya.
3.1.12. Penyajian Data(data display)
Menurut Sugiyono (2013: 341) setelah data direduksi, maka selanjutnya
adalah mendisplaykan data. Dalam penyajian data bisa dilakukan bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Dengan mendisplay data akan mempermudah untuk memahami apa yang
akan terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
3.1.13. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing/ verification)
MenurutSugiyono (2013: 345) kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan pengumpulan
data, maka kesimpulan dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.
HASIL PENELITIAN
Deskriptif Data
4.1.1. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)Di Indonesia
Perusahaan air minum di Indonesia bekerja sebagai penyedia air bersih
untuk seluruh daerah di Indonesia. Perusahaan ini dikelola oleh aparat eksekutif
maupun legislatif di setiap daerah.Setiap daerah memiliki perusahaan daerah air
minum (PDAM) sendiri.PDAM selalu ada di provinsi, kotamadya, kabupaten
diseluruh Indonesia.Tetapi walaupun sudah ada PDAM, banyak sekali daerah yang
belum mendapatkan air bersih. Terkadang di pinggiran kota atau daerah terpencil
masih sangat sulit mendapatkan air bersih. Diperkotaan saja air tanah sudah banyak
181
yang tercemar oleh limbah-limbah.Inilah yang membuat air bersih semakin berkurang
pasokannya.
Saat ini air minum memang di eksploitasi secara besar-besaran.Untuk
mendapatkan air kita harus berani membayar mahal.Sebagian besar bumi ini memang
berisi air, tetapi itu hanya air asin.Untuk air tawar sangat sedikit sekali persediaannya
di bumi ini. Ditambah dengan pemanasan global yang semakin memanas, membuat
air semakin menipis. Mungkin dulu akan sangat mudah menemukan sungai dengan
volume air yang besar. Tetapi sangat sulit untuk menemukannya, entah itu di kota
besar maupun di desa. Para petani juga banyak yang kesusahan mencari sumber air
lagi.
4.1.2. Sejarah Berdirinya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Palangka Raya
Salah satu pelayanan air bersih di provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan
Tengah di bangun pada Tahun 1962 dengan kapasitas 10 I/dt. Dikelola oleh seksi
Saluran Air Minum (SAM) Dinas PU terbatas (Asrama dan Perkantoran). Karena
perkembangan kota, maka Tahun 1997 peningkatan baru dengan kapasitas 40 I/dt.
Berdasarkan peraturan pengolahan daerah nomor I Tahun 1986 tanggal 23
April 1988 pengolahan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Palangka Raya dengan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) yang beralamatkan Jl. A. Yani No. 7 di Kota Palangka Raya.
Sesuai dengan PERMENDAGRI No. 47 Tahun 1999 dan PERDA KOTA
PALANGKA RAYA mewujudkan perusahaan penyediaan air minum sehat yang
mengutamakan pelayanan yang prima kepada masyarakat serta PDAM Kota Palangka
Raya menyediakan air bersih dengan pola pelayanan yang berorientasi kepada
kepuasan pelanggan dan sebagai penunjang Otonomi Daerah.
Adapun tujuan didirikannya PDAM ini adalah turut serta melaksanakan
pembangunan daerah khususnya, dan pembangunan ekonomi nasional pada umumya,
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Palangka Raya
Struktur organisasi merupakan salah satu hal yang sangat penting agar
pimpinan perusahaan dapat mengadakan pembagian tugas yang jelas. Hal ini penting
sebab setiap perusahaan membutuhkan beberapa orang atau fungsionaris yang harus
dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
Bentuk organisasi suatu perusahaan mungkin sekali berbeda dengan
perusahaan lainnya, namun demikian dapat dipastikan bahwa tujuan dari penyusunan
struktur organisasi adalah memudahkan pimpinan perusahaan dalam
mengkoordinasikan organisasi yang dikelola.
Secara definisi, struktur organisasi adalah rangkaian yang menunjukan
segenap tugas dan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan,
hubungan antar fungsi-fungsi antara wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap pekerja
atau divisi bagian.
Struktur organisasi merupakan gambaran dari kegiatan yang ada di
perusahaan merupakan pembagian tugas dan tanggung jawab bagi mereka yang
182
terlibat di dalam perusahaan.Organisasi dalam perusahaan merupakan salah satu
syarat untuk dapat berhasilya setiap perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya.
4.1.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PDAM Kota Palangka Raya di bentuk sesuai PERDA
No. 12 Tahun 2001, tanggal 9 Juni 2001, dengan susunan Direksi, SPI dan Kabag.
Sebagai berikut :
a. Direktur
: Ir. Darwisen S. Taway, MT
b. SPI
: Simson Lambak, SE
c. Kabag. Administrasi
: Supriyanto
d. Kabag. Bidang Teknik
: Tridoyo Kertanegara, SE
Dan Sejak tanggal 17 Agustus 2009 melalui keputusan Walikota Palangka
Raya No. 222 Tahun 2009, mengalami perubahan sebagai berikut:
a. Direktur
: Tridoyo Kertanegara, SE
b. SPI
: Simson Lambak, SE
c. Kabag. Administrasi
: Supriyanto
d. Kabag. Teknik (Pjs)
: Dine Yuniardini, SE
4.1.4.2. Dewan Pengawas
Dalam pelaksanaan tugasnya, Direksi diawasi oleh Dewan Pengawas yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Walikota Palangka Raya No. 160 Tahun 2008,
tanggal 1 agustus 2008, dengan susunan sebagai berikut :
Tabel. 1
Dewan Pengawas PDAM Kota Palangka Raya
No.
Nama Badan
Kedudukan dalam
Wakil dari Uusur
Pengawas
Badan Pengawas
1
Asisten II Setda Kota Ketua
merangkap Unsur Pemerintah
.
Palangka Raya
anggota
2.
Drs. Tiel Rasan, SH
Sekretaris merangkap Unsur masyarakat
anggota
pelanggan
3.
Kepala
Satuan
Kerja Anggota
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan Air Minum
Kalteng
Unsur Profesional
Sumber Data : PDAM Kota Palangka Raya 2016
4.1.4.3. Personalia
Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya pada
akhir tahun 2015 adalah 65 (enam puluh lima) orang yang diangkat berdasarkan
Keputusan Direktur dan ditempatkan untuk pelaksanaan tugas :
a. Direktur
: 1 Orang
b. Bagian Umum dan Keuangan
: 34 Orang
c. Bagian Teknik
: 24 Orang
d. Tenaga Kontrak
: 6 Orang
183
4.1.4.4. Program Pengembangan Perusahaan
PDAM Kota Palangka Raya dalam upaya senantiasa dapat memenuhi
kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Palangka Raya, berupaya
mengembangkan dan meningkatkan kemajuan perusahaan sehingga diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
4.1.4.5. Produksi, Distribusi, Terjual, Kehilangan Air dalam meter kubik (m)
Tabel. 2
Produksi, Distribusi, Terjual, Kehilangan Air
Uraian
2015
2014
Produksi
5.056.477
4.834.674
Distribusi
4.874.344
4.555.094
Terjual
3.781.362
3.546.089
Kebocoran
1.092.982
1.009.005
Sumber Data : PDAM Kota Palangka Raya 2016
4.1.4.6. Sambungan Pelanggan
Dalam tahun 2015 telah diperoleh tambahan sambungan baru sebanyak
1.040 sambungan, namun sebagai akibat operasi penertiban pelanggan yang rekening
airnya sudah melebihi ketentuan yang berlaku terdapat pemutusan selama tahun 2015
sebanyak 392 sambungan, sehingga bila dibandingkan dengan jumlah pelanggan pada
tahun 2014 terlihat hanya ada peningkatan dalam jumlah yang tidak begitu signifikan,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel.3
Sambungan Pelanggan
Wilayah Kerja Pusat Kota Palangka Raya
Jenis Pelanggan
2015
2014
Sosial A
8
8
Sosial B
268
261
Non Niaga A (RT)
14.290
13.796
Non Niaga B
157
152
(Inst. PMR)
Niaga Kecil
1.055
906
Niaga Besar
36
35
Jumlah
15.814
15.158
Sumber Data : PDAM Kota Palangka Raya 2016
184
4.1.5.
No.
Jenis Kompensasi Finansial dan Non-Finansial
Tabel. 4
Jenis Kompensasi Finansial
Jenis Pemberian
Jumlah Karyawan yang
Menerima Kompensasi
1.
Gaji/Upah
65 Orang/ Bulan
2.
Insentif
10 Orang/ Bulan
3.
Jamsostek
59 Orang
4.
Asuransi
59 Orang
5.
Cuti Hamil
2 Orang
Sumber Data : PDAM Kota Palangka Raya 2016
Dari jumlah karyawan yang menerima kompensasi diatas berdasarkan per 1
Mei 2016.Semua dapat berubah menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di dalam
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya.
Tabel. 5
Jenis Kompensasi Non-Finansial
No.
Jenis Pemberian
Jumlah karyawan yang Menerima
Kompensasi
1.
Fasilitas Kantor
a. Pemberian mobil bagi
pimpinan dan para
pemegang jabatan.
b. Mobil dan motor bagi
bagian distribusi atau
lapangan.
2.
Hadiah
a. Perjalanan Dinasbagi para
karyawan.
Sumber Data : PDAM Kota Palangka Raya 2016
Dari jumlah karyawan yang menerima kompensasi diatas berdasarkan per 1
Mei 2016.Semua dapat berubah menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di dalam
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya.
4.2. Profil Karyawan
1. Nama
: Budi Harjono
Jabatan
: Kasubag. Umum dan Keuangan
Usia
: 46 Tahun
2. Nama
: Eman
Jabatan
: Kabag. Pjs Administrasi/Keuangan
Usia
: 55 Tahun
3. Nama
: Jaya, SE
Jabatan
: Kasubag. Akuntansi dan Anggaran
Usia
: 52 Tahun
185
4. Nama
Jabatan
Usia
5. Nama
Jabatan
Usia
: Tiknarti
: Staf. Akuntansi
: 48 Tahun
: Kristiana Dewi
: Staf. Personalia dan SDM
: 48 Tahun
4.3. Temuan Hasil Penelitian
4.3.1. Hasil Wawancara dengan Pimpinan dan Karyawan Perusahaan Daerah
0Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya
a. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Palangka Raya
1. Sistem kompensasi jenis apa yang diberikan kepada karyawan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) ini apakah finansial atau non-finansial?
Menurut Bapak Eman Kabag. Pjs Administrasi/Keuangan, yaitu :
Selama saya menjadi karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
jenis kompensasi yang diterapkan dari dulu hingga sekarang adalah jenis
kompensasi Non-finansial. Jenis kompensasi ini yang diterapkan karena
perusahaan atau instansi ini adalah milik BUMD (Badan Usaha Milik
Daerah). (Eman, 12 Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas yang disampaikan oleh salah seorang karyawan yang
bernama Bapak Eman Kabag. Pjs Administrasi/Keuangan bahwa jenis kompensasi
yang diterapkan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya
selama ini adalah kompensasi Non-finansial, semua itu karena perusahaan ini milik
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), bukan perusahaan swasta.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan memaparkan
bahwa :
Jenis kompensasi yang diterapkan di Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) selama ini memang hanyalah dalam bentuk Non-finansial. Semua
itu karena PDAM suatu perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
serta belum adanya aturan yang diberlakukan oleh Walikota. Akan tetapi
ada beberapa karyawan atau bagian-bagian yang memperoleh berupa
insentif bagi karyawan yang bekerja di samping tugas rutinnya dan
memperoleh kendaraan dinas bagi karyawan bagian lapangan. Semua itu
karena karyawan-karyawan tersebut dituntut oleh waktu dalam bekerja.
(Budi Harjono, 12 Oktober 2016)
Dari pemaparan diatas yang disampaikan oleh Bapak Budi Harjono Kasubag.
Umum dan Keuangan dijelaskan bahwa selama ini kompensasi yang diterapkan di
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hanyalah jenis kompensasi Non-finansial.
Semua itu karena Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan suatu
perusahaan milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta belum adanya aturan
yang berlaku oleh Walikota. Bapak Budi Harjono juga mengatakan ada beberapa
karyawan atau bagian-bagian yang memperoleh berupa insentif atau fasilitas kantor,
186
semua itu karena karyawan atau bagian-bagian tersebut dituntut waktu dalam
pekerjaan dan penyelesaiannya.
2. Jika kompensasi jenis Non-finansial yang diterapkan, dalam bentuk apa saja
kompensasi Non-finansial tersebut?
Menurut Bapak Jaya, SE Kasubag. Akuntansi dan Anggaran, yaitu:
Jenis kompensasi Non-finansial yang diberikan kepada karyawan yaitu
seperti insentif atau bonus bagi karyawan yang bekerja diluar jam kerjanya,
kendaraan dinas bagi karyawan bagian distribusi, serta diikut sertakan
dalam diklat dan bimbingan manajemen dimana semua itu dilakukan untuk
peningkatan kualitas SDM. (Jaya, SE, 12 Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas yang telah disampaikan oleh Bapak Jaya, SE
Kasubag. Akuntansi dan Anggaran bahwa bentuk kompensasi Non-Finansial yang
diterapkan di PDAM seperti pemberian insentif atau bonus bagi karyawan yang
bekerja diluar jam rutin kerjanya, fasilitas kantor berupa kendaraan bagi karyawan
bagian distribusi karena dituntut waktu dalam penyelesaian kerjanya, serta diikutkan
sertakan dalam diklat dan bimbingan manajemen dengan tujuan peningkatan kualitas
SDM.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan memaparkan
bahwa :
Bentuk kompensasi yang biasa di berikan kepada karyawan adalah berupa
insentif bagi karyawan yang bekerja diluar jam kerja rutinnya, kemudian
bonus bagi karyawan bagian penagihan, fasilitas kantor berupa kendaraan
bagi karyawan bagian distribusi, serta diikutkan dalam kegiatan seperti
diklat dengan tujuan peningkatan mutu dan kualitas karyawan. (Budi
Harjono, 12 Oktober 2016)
Dari pemaparan diatas oleh Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan
Keuangan mengatakan kompensasi yang diberikan menyesuaikan dengan jam kerja
serta bagian-bagian kerjanya, seperti karyawan bagian distribusi dibekali fasilitas
kantor berupa kendaraan dinas, kemudian bagi karyawan yang bekerja diluar jam
kerja rutinnya diberikan insentif dan bonus, serta karyawan diikutkan dalam diklat
sebagai penunjang mutu dan kualitas karyawan agar lebih baik lagi.
3. Dalam pemberian kompensasi, faktor apa saja yang mempengaruhi seorang
karyawan memperoleh kompensasi?
Menurut Ibu Tiknarti Staf. Akuntansi, yaitu :
Penerima kompensasi memperoleh kompensasi seperi, mendapat tugas
khusus diluar jam kerjanya sehingga wajib diberikan kompensasi, kemudian
bagi karyawan-karyawan yang memiliki jabatan karena memiliki tanggung
jawab lebih, serta karyawan bagian distribusi yang harus bekerja ekstra
dilapangan. (Tiknarti, 12 Oktober 2016)
Dari pemaparan diatas yang disampaikan oleh Ibu Tiknarti Staf. Akuntansi
bahwa faktor yang menentukan seorang karyawan memperoleh kompensasi adalah
karyawan memperoleh tugas khusus diluar jam kerja rutinnya sehingga wajib
187
diberikan kompensasi, kemudian bagi karyawan yang memiliki jabatan, serta
karyawan bagian distribusi karena harus bekerja ekstra dalam menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu yang penuh dengan resiko.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan memaparkan
bahwa :
seorang karyawan yang layak memperoleh kompensasi adalah seorang
karyawan yang memiliki kedisiplinan, tanggung jawab akan pekerjaannya,
dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya tanpa harus
berdasarkan jam kerja dikantor. (Budi Harjono, 12 Oktober 2016)
Dari pemaparan diatas oleh Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan
Keuangan bahwa seorang karyawan yang pantas memperoleh kompensasi adalah
karyawan yang memiliki kedisiplinan, tanggung jawab dalam pekerjaannya, serta
menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu tanpa berdasarkan jam kerja di kantor.
Contoh karyawan seperti itulah yang dapat dijadikan faktor pantas atau tidaknya
seorang karyawan memperoleh suatu kompensasi.
4. Apakah kompensasi yang diberikan sesuai dengan peran dan tanggung jawab
yang diberikan perusahaan?
Menurut Ibu Kristiana Dewi Staf. Personalia dan SDM, yaitu :
Sesuai, karena pemberian kompensasi diberikan berdasarkan peran dan
tanggung jawab setiap karyawan. Seperti pemberian kompensasi fasilitas
kantor berupa kendaraan dinas bagi bagian distribusi serta insentif bagi
karyawan yang memiliki tugas lebih diluar jam kerja. Hal itu bertujuan untuk
memudahkan serta memotivasi karyawan agar lebih rajin dan giat lagi
dalam bekerja. ( Kristiana Dewi, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan diatas oleh Ibu Kristiana Dewi bagiam Personalia dan SDM
bahwa pemberian kompensasi yang diberikan pihak Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) sudah dapat dikatakan sesuai. Hal itu karena pemberian kompensasi
didasarkan atas peran setiap karyawan atau bidang-bidang dalam perusahaan yang
menangani pekerjaan dan tanggung jawabnya masing-masing, dimana tujuan
pemberian kompensasi itu untuk mempermudah dan memotivasi karyawan agar lebih
bersemangat lagi dalam bekerja. Seperti pemberian kendaraan dinas bagi bagian
distribusi dan insentif bagi karyawan yang mengemban tugas lebih dari jam kerja
rutinnya.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan memaparkan
bahwa :
Sesuai, karena pemberian kompensasi didasarkan atas penilaian kinerja
setiap karyawan, karena sangatlah tidak mungkin antara karyawan yang
rajin dan tidak rajin diberikan kompensasi yang sama, dan antara bagian
yang satu dengan bagian yang lain juga sama. Semua itu menyesuaikan
dengan bentuk kerja yang mereka kerjakan dan hasilkan. Disamping itu
tingkat kesesuaian pemberian kompensasi agar para karyawan dapat lebih
bersemangat lagi dalam bekerja (Budi Harjono, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan diatas oleh Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan
Keuangan bahwa pemberian kompensasi sudah dapat dikatakan sesuai bagi
188
karyawan. Semua itu menyesuaikan dengan peran dan tanggung jawab yang diemban
oleh setiap karyawan atau bagian/bidang dalam perusahaan. Hal itu agar dapat lebih
mempermudah karyawan dalam bekerja serta menyemangati seorang karyawan agar
lebih giat dalam bekerja. Bapak Budi Harjono juga mengatakan dengan pemberian
kompensasi yang sesuai tidak ada alasan bagi karyawan untuk bermalas-malasan
dalam tanggung jawabnya. Sebaliknya dengan pemberian kompensasi yang sesuai
dengan kerjanya karyawan dituntut untuk memberikan hasil yang maksimal bagi
perusahaan.
b. Persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya
1. Menurut Bapak/Ibu apakah bentuk kompensasi Non-finansial yang diberikan
perusahaan sudah dapat dikatakan baik dan adil?
Menurut Bapak Eman Kabag. Pjs Administrasi/Keuangan, yaitu :
Iya, baiknya karena pemberian kompensasi seperti untuk bagian distribusi,
mereka memerlukan suatu fasilitas kantor berupa kendaraan dinas untuk
mempermudah para karyawan tepat waktu dalam menuju lokasi. Sedangkan
adilnya setiap karyawan yang memiliki kontribusi serta mendapat tugas lebih
dari perusahaan wajib memperoleh kompensasi tersebut, seperti diikutkan
sertakan dalam diklat. (Eman, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan yang dilakukan oleh Bapak Eman Kabag. Pjs
Administrasi/Keuangan bahwa pemberian kompensasi yang dilakukan pihak
perusahaan kepada karyawan sudah dapat dikatakan baik dan adil. Hal itu terlihat
dengan kenyamanan yang dirasakan oleh para karyawan, seperti kendaraan dinas bagi
bagian distribusi yang mempermudah bagian tersebut dalam menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya di lapangan, serta diikut sertakannya karyawan dalam kegiatan
diklat bagi karyawan yang memiliki kontribusi bagi perusahaan dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan serta mutu dan kualitas karyawan
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan, yaitu :
Kompensasi yang diberikan sebenarnya sudah dapat dikatakan baik dan adil,
hanya saja acuan yang digunakan masih ngambang. Setidaknya tindakan
yang dilakukan sejauh ini sudah sangat baik, yaitu memberikan kompensasi
kepada karyawan-karyawan tertentu yang memang terlihat jelas kinerja dan
kontribusinya bagi perusahaan. (Budi Harjono, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas yang dilakukan oleh Bapak Budi Harjono Kasubag.
Umum dan Keuangan mengatakan baik adilnya kompensasi yang diberikan oleh
pihak perusahaan acuannya masih ngambang. Paling tidak pihak yang berwenang
sudah melakukan tindakan yang baik sejauh ini dimana tujuannya agar para karyawan
tidak malas-malasan dalam bekerja. Jadi perusahaan memberikan kompensasi bagi
karyawan atau bagian-bagian tertentu yang memiliki peran serta tanggung jawab
lebih terhadap pekerjaanya, akan tetapi tidak semua karyawan yang memperoleh
kompensasi tersebut.
2. Menurut Bapak/Ibu apakah kompensasi yang diberikan perusahaan sudah
dapat dikatakan memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan karyawan?
189
Menurut Bapak Jaya, SE Kasubag. Akuntansi dan Anggaran, yaitu :
Sejauh ini kompensasi yang diberikan pihak perusahaan sudah dapat
dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan karyawan
didalam perusahaan. Karena segala fasilitas yang diberikan dan disediakan
mempermudah para karyawan dalam bekerja. (Jaya, SE, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan yang dilakukan oleh Bapak Jaya, SE Kasubag. Akuntansi
dan Anggaran bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan masih
dapat dikatakan cukup. Karena kebutuhan penunjang pekerjan karyawan beberapa
bagian sudah terpenuhi sehingga karyawan lebih mudah dan lebih nyaman dalam
bekerja. Contoh bagian distribusi, para karyawan bagian ini memili peran dan
tanggung jawab lebih sehingga para karyawan dibekali kendaraan dinas untuk
mempermudah proses pekerjaannya.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan memaparkan
bahwa :
Untuk tingkat kebutuhan dan kesejahteraan karyawan masih dapat dikatakan
cukup, karena tidak semua karyawan yang dapat memperoleh kompensasi.
Karyawan yang berhak memperoleh kompensasi hanya karyawan yang
memiliki tugas lebih atau memiliki fungsi dan tanggung jawab yang lebih
besar serta menghasikan kontribusi bagi perusahaan. (Budi Harjono, 13
Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas yang dilakukan oleh Bapak Budi Harjono Kasubag.
Umum dan Keuangan bahwa untuk tingkat kebutuhan dan kesejahteraan karyawan
masih dapat dikatakan cukup. Hal tersebut disebabkan karena kompensasi yang
diberikan tidak meyeluruh, melainkan hanya bagian-bagian tertentu yang
memperoleh kompensasi tersebut. Seperti karyawan yang memiliki kontribusi lebih
sudah sewajarnya diberikan kompensasi, sebaliknya bagi karyawan yang belum
memberikan kontribusi bagi perusahaan tidak diberikan berupa kompensasi dalam
bentuk apapun. Intinya pemberian kompensasi menyesuaikan dengan baik tidaknya
kinerja karyawan tersebut. Jika kinerja karyawan baik, maka akan diberikan
kompensasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteran karyawan
menurut fungsi dan tanggung jawabnya dalam perusahaan.
3. Menurut Bapak/Ibu apakah kompensasi yang diberikan memperoleh imbalan
prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan?
Menurut Ibu Tiknarti Staf. Akuntansi, yaitu :
Tentu saja, karena pemberian kompensasi kepada karyawan didasarkan atas
kinerja dan prestasi yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Karena
sangatlah tidak mungkin jika pemberian kompensasi diberikan kepada para
karyawan yang hanya biasa-biasa saja dalam kinerjanya. Contoh prestasi
kerja karyawan tersebut seperti : (1) Kehadiran, karyawan selalu berada di
tempat bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan, (2)
Kualitas kerja, adanya ketepatan, ketelitian, dan keterampilan dalam
pekerjaannya. (Tiknarti, 13 Oktober 2016)
190
Dari pemaparan diatas oleh Ibu Tiknarti Staf. Akuntansi bahwa tentu saja
kompensasi yang diberikan memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari
karyawan. Karena perusahaan menuntut para karyawan agar bekerja lebih baik untuk
kemajuan suatu perusahaan dengan balasan berupa kompensasi bagi karyawan yang
kinerjanya dianggap baik serta berprestasi.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan, yaitu :
Iya, karena perusahaan menuntut para karyawan untuk bekerja dengan baik
serta menghasilkan yang terbaik pula bagi perusahaan. Jadi antara kinerja
dan kompensasi harus diseimbangkan agar tidak ada yang dirugikan
sehingga karyawan dapat lebih bersemangat dalam menyelesaikan
pekerjaannya. (Budi harjono, 13 Oktober 2016)
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan bahwa bagi
para karyawan yang kinerjanya sangat baik tentunya akan memperoleh kompensasi
dari perusahaan, baik itu berupa fasilitas kantor maupun diikut sertakan dalam
perjalanan dinas. Dari kompensasi yang diberikan kepada karyawan, tentunya
karyawan juga dituntut kinerja yang terbaik dan memuaskan bagi perusahaan. Karena
kompensasi yang diberikan agar para karyawan dapat lebih bersemangat lagi dalam
bekerja sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang maksimal.
c. Kesesuaian pemberian kompensasi dengan kontribusi yang diberikan
karyawan kepada perusahaan
1. Apakah tingkat kesesuaian pemberian kompensasi dengan kontribusi yang
diberikan karyawan kepada perusahaan sudah dapat dikatakan baik?
Menurut Ibu Kristiana Dewi Staf. Personalia dan SDM, yaitu :
Iya sudah dapat dikatakan baik, karena perusahaan menuntut seorang
karyawan agar bekerja lebih baik dengan balasan berupa kompensasi
kepada karyawan tersebut. Karena tidak mungkin bagi perusahaan
memberikan kompensasi kepada seluruh karyawan yang sebagian kinerjanya
hanya biasa-biasa saja. (Kristiana Dewi. 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas oleh seorang karyawan yang bernama Ibu Kristiana
Dewi Staf. Personalia dan SDM bahwa kesesuaian pemberian kompensasi dari
perusahaan dengan kontribusi yang diberikan karyawan sudah dapat dikatakan baik,
karena menurut Ibu Kristiana Dewi perusahaan menuntut karyawan agar bekerja
secara maksimal serta menghasilkan kinerja yang memuaskan pula. Jadi sangatlah
pantas jika karyawan yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan juga wajib
diberikan imbalan berupa kompensasi, baik kompensasi berupa fasilitas kantor,
bonus, maupun perjalanan dinas.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan mengatakan
bahwa :
Untuk tingkat kesesuaian pemberian kompensasi dengan kontribusi yang
diberikan karyawan kepada perusahaan menurut standar indeks kompetensi
yang berlaku semuanya masih sedang-sedang saja. (Budi Harjono, 13
Oktober 2016)
191
Dari pemaparan diatas yang disampaikan oleh Bapak Budi Harjono Kasubag.
Umum dan Keuangan bahwa untuk tingkat kesesuaian pemberian kompensasi dengan
kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan masih sedang-sedang saja.
Karena menurut Bapak Budi Harjono sejauh ini kompensasi yang diberikan atas dasar
tugas atau jam kerja lebih saja yang mengharuskan karyawan memperoleh
kompensasi berupa fasilitas kantor atau perjalanan dinas dan lain-lainnya. Sedangkan
secara kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan masih dapat dikatakan
sedang-sedang saja menurut standar indeks kompetensi perusahaan.
2. Apakah tingkat kesesuaian pemberian kompensasi mempengaruhi semangat
kerja karyawan?
Menurut Bapak Jaya, SE Kasubag. Akuntansi dan Anggaran mengatakan
bahwa :
Iya, karena karyawan berpikir bahwa apa yang iya kerjakan selalu baik,
jadi sudah sewajarnyalah bentuk kinerja yang telah iya berikan memperoleh
berupa kompensasi yang sesuai dari perusahaan sebagai dasar motivasi
serta semangat kerja dan untuk mempertahankan kestabilan kinerjanya bagi
perusahaan. (Jaya, SE, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas oleh Bapak Jaya, SE Kasubag. Akuntansi dan
Anggaran mengatakan bahwa pemberian kompensasi yang sesuai mempengaruhi
semangat kerja dari karyawan itu sudah pasti. Karena kadang karyawan berpikir apa
yang telah dikerjakan tidak diimbangi oleh balas jasa dari perusahaan. Sebaliknya,
karyawan yang kinerjanya tidak begitu baik memperoleh kompensasi tersebut. Bapak
Jaya, SE mengatakan bahwa untuk kesesuaian pemberian kompensasi kepada
karyawan itu akan berdampak positif bagi perusahaan, karena dengan adanya
pemberian kompensasi yang sesuai bagi karyawan itu akan membuat karyawan dapat
lebih baik dan bersemangat dalam bekerja serta memotivasi karyawan agar dapat
menstabilkan peformanya dalam perusahaan.
Menurut Bapak Budi Harjono. Kasubag. Umum dan Keuangan mengatakan
bahwa :
Iya tentu, karena tingkat kesesuaian pemberian kompensasi itu akan
mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Jika bentuk kompensasi yang
diberikan dianggap tidak sesuai dengan kinerja yang telah diberikan, hal
tersebut akan berdampak terhadap menurunnya kinerja karyawan tersebut.
Contoh bagian penagihan. Karyawan bagian ini bekerja biasa-biasa saja,
karena apa yang telah mereka kerjakan tidak sebanding dengan balas jasa
yang diberikan perusahaan. Akan tetapi setelah diberikannya berupa
kompensasi bagi karyawan bagian penagihan ini semangat kerja serta
kinerja yang dihasilkan semakin baik pula. (Budi Harjono, 13 Oktober
2016)
Dari pemaparan di atas yang disampaikan oleh Bapak Budi Harjono bahwa
sudah tentu tingkat kesesuaian kompensasi yang diberikan dapat mempengaruhi
semangat kerja karyawan. Hal tersebut menunjukan apakah perusahaan menunjukan
keadilan terhadap karyawannya atau tidak. Dari pemaparan di atas pula jika
192
terjadinya ketidaksesuaian pemberian kompensasi akan berdampak pada menurunnya
kinerja karyawan dimana hal tersebut tentunya akan merugikan perusahaan itu
sendiri. Contoh seperti yang diungkapkan oleh Bapak Budi Harjono untuk karyawan
bagian penagihan. Karyawan bagian penagihan ini hanya bekerja biasa-biasa saja
dalam kesehariannya, karena mereka beranggapan bahwa kinerja mereka tidak
diimbangi oleh balas jasa yang sesuai oleh pihak perusahaan. Setelah diberikannnya
berupa kompensasi kepada bagian penagihan, karyawan bagian inipun semakin
bersemangat serta kinerja yang dihasilkan semakin meningkat.
3. Dalam bentuk apa saja kontribusi yang diberikan karyawan kepada
perusahaan?
Menurut Ibu Tiknarti Staf. Akuntansi, yaitu :
Bentuk kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan yaitu seperti
selalu bersedia menerima tugas tambahan yang diberikan perusahaan,
bekerja secara efektif, kinerja meningkat, serta dapat memberikan
sumbangan inovasi bagi kemajuan dan peningkatan perusahaan. Salah satu
contoh adalah bagian loket yang bersedia bergantian menjaga loket ketika
jam istirahat sedang berlangsung. (Tiknarti, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas oleh Ibu Tiknarti Staf. Akuntansi bahwa bentuk
kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan seperti selalu bersedia
menerima tugas tambahan yang diberikan perusahaan, bekerja secara efektif, kinerja
meningkat, serta dapat memberikan sumbangan inovasi. Ibu Tiknarti juga
menambahkan contoh seperti bagian loket yang bersedia bergantian menjaga loket
ketika jam istirahat sedang berlangsung. Semua itu adalah bentuk kontribusi yang
diberikan karyawan kepada perusahaan, dimana tujuannya adalah demi kemajuan
perusahaan itu sendiri.
Menurut Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan Keuangan mengatakan
bahwa :
kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan adalah seperti yang
telah dilakukan oleh karyawan bagian penagihan dan karyawan bagian
lapangan, dimana membutuhkan tenaga ekstra serta ketepatan waktu dalam
penyelesaiannya. (Budi Harjono, 13 Oktober 2016)
Dari pemaparan di atas oleh Bapak Budi Harjono Kasubag. Umum dan
Keuangan bahwah bentuk kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan
seperti yang ditelah dilakukan oleh bagian penagihan dan bagian lapangan. Bagian
penagihan siap bekerja kapan saja dalam menyelesaikan pekerjaannya, baik itu siang
maupun malam dalam melakukan penagihan terhadap konsumen. Sedangkan bagian
lapangan diharuskan tepat waktu sampai dilokasi/lapangan untuk menjalankan tugas
dan fungsi mereka serta melayani keluhan masyarakat, dimana waktu yang harus
dibutuhkan untuk penyelesaiannya adalah 12 jam setelah adanya laporan keluhan
oleh konsumen/masyarakat.
193
4.4. Analisis Data
4.4.1. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Palangka Raya
Kepentingan perusahaan dengan pemberian kompensasi yaitu memperoleh
imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan. Sedangkan kepentingan
karyawan atas kompensasi yang diterima, yaitu dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Bagi perusahaan, kompensasi merupakan faktor utama dalam
kepegawaian. Kebijakan sumber daya manusia banyak berhubungan dengan
pertimbangan untuk menentukan kompensasi karyawan. Tingkat besar kecilnya
kompensasi sangat berkaitan dengan tingkat pendidikan, jabatan kerja, dan masa
kerja karyawan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Palangka Raya bahwa, kompensasi yang diberikan kepada karyawan
adalah kompensasi jenis Non-finansial. Jenis kompensasi ini yang diterapkan di
Perusahaan Daerah Air Minum karena perusahaan ini merupakan perusahaan Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD), serta belum adanya aturan baru yang berlaku atas
seijin Walikota.
Diantara kompensasi Non-finansial yang diberikan perusahaan kepada
karyawan, yaitu :
a. Tersedianya fasilitas kantor yang mempermudah karyawan. Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) menyediakan fasilitas kantor berupa kendaraan bagi
karyawan yang menangani bagian yang yang dapat dikatakan menangani
pekerjaan yang lebih sulit serta dituntut ketepatan waktu dalam pekerjaannya
sehingga hal tersebut dapat mempermudah para karyawan dalam bekerja.
b. Pemberian berupa insentif. Bagi karyawan yang memiliki jam kerja lebih banyak
dibandingkan karyawannya lainnya, tentu mengharapkan hal yang lebih besar dari
apa yang diberikan pihak perusahaan. Hal tersebut menunjukan sikap adil suatu
perusahaan. Pemberian insentif kepada karyawan yang bekerja diluar jam rutinnya
sudah sewajarnya memperoleh penghargaan berupa insentif. Semua itu bertujuan
agar karyawan dapat lebih bersemangat lagi dalam bekerja.
c. Diikut sertakan dalam berjalan dinas. Karyawan yang memiliki keterampilan serta
prestasi dalam kinerjanya tentu harus dibimbing dan dibina agar tetap dapat
mempertahankan bentuk kerja terbaiknya. Semua itu dilakukan agar karyawan
yang memiliki potensi dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan.
Dengan diberikannya kesempatan yang lebih untuk ikut dalam perjalanan dinas,
seperti mengikuti diklat dan bimbingan manajemen, hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki suatu perusahaan.
4.4.2.
Persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya
Persepsi karyawan adalah proses bagaimana seorang karyawan menyeleksi,
mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa
karyawan dan pimpinan perusahaan mengenai persepsi karyawan terhadap pemberian
194
kompensasi yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Palangka Raya dapat diketahui bahwa karyawan dan pimpinan perusahaan
mengatakan jenis kompensasi Non-finansial yang diberikan perusahaan kepada
karyawan selama ini sudah dapat dikatakan cukup baik dan adil serta memuaskan.
Hal tersebut menunjukan adanya sikap adil yang diberikan oleh pihak perusahaan atas
kinerja serta kontribusi yang telah karyawan berikan selama ini. Karyawan merasakan
bahwa perusahaan lainnya belum tentu mampu memberikan hal yang lebih baik
seperti yang telah dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Hal ini
terlihat dari jawaban para karyawan yang mengatakan bahwa kompensasi yang
diberikan perusahaan sudah cukup baik dan adil serta memuaskan, dimana semua itu
berdampak positif pada kinerja karyawan sehingga para karyawan dapat lebih
bersemangat dalam bekerja serta dapat mempertahankan kinerja terbaiknya bagi
perusahaan. Kesimpulannya karyawan merasa sudah nyaman bekerja di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya, karena bentuk kerja keras
karyawan selama ini diimbangi dengan penghargaan berupa kompensasi jenis Nonfinansial yang diberikan perusahaan kepada karyawan.
4.4.3.
Kesesuaian pemberian kompensasi dengan kontribusi yang diberikan
karyawan kepada perusahaan
Kesesuaian pemberian kompensasi merupakan faktor yang sangat penting
yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa karyawan bekerja pada suatu
perusahaan dan bukan pada perusahaan lainnya. Kompensasi yang sesuai adalah
segala pengorbanan yang dilakukan oleh karyawan kepada perusahaan seimbang
dengan pengorbanan yang mereka terima. Ada keseimbangan antara produktivitas
dengan kompensasi yang diterimanya. Keadilan kompensasi pada prinsipnya adalahb
sama akan tetapi bagi karyawan yang prestasinya beda maka keadilan kompensasi
yang diterima berbeda tergantung pada prestasi kerjanya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada karyawan
dan pimpinan perusahaan mengenai kesesuaian pemberian kompensasi dengan
kontribusi yang diberikan karyawan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Palangka Raya dapat diketahui bahwa karyawan dan pimpinan perusahaan
mengatakan kesesuaian pemberian kompensasi dengan kontribusi yang diberikan
karyawan kepada perusahaan sudah dapat dikatakan cukup baik dan memuaskan. Hal
itu terlihat pada kinerja karyawan yang baik diimbangi dengan pemberian
kompensasi yang sesuai serta dapat mempermudah karyawan dalam bekerja.
Kompensasi yang diberikan, menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan kerja
karyawan, dimana hal tersebut membuat karyawan termotivasi untuk lebih semangat
lagi dalam bekerja. Kesesuaian pemberian kompensasi terhadap kontribusi yang
diberikan karyawan kepada perusahaan terlihat dari diberikannya fasilitas kantor
berupa kendaraan dinas bagi karyawan yang bekerja dibagian lapangan, kemudian
diberikannya insentif bagi karyawan yang mendapatkan tugas lebih diluar jam kerja
rutinnya, serta diikut sertakannya karyawan dalam perjalanan dinas, seperti diklat dan
bimbingan manajemen untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan para
karyawan. Semua itu dilakukan agar mempermudah karyawan dalam bekerja serta
195
dapat membuat karyawan lebih bersemangat lagi dalam bekerja sehingga karyawan
dapat mempertahankan bentuk kinerja terbaiknya bagi perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan paparan hasil penelitian yang peneliti sajikan pada
hasil sebelumnya, dengan judul “Persepsi Karyawan terhadap Pemberian Kompensasi
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya”, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
5.1.1. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Palangka Rayaadalahjeniskompensasi Non-finannsial.
Kompensasi jenis Non-finansial yang diberikan kepada karyawan sangatlah
penting. Tujuannya agar dapat mendorong motivasi karyawan dalam
pekerjaannya secara maksimal serta kompensasi yang diberikan harus adil dan
layak.
5.1.2. Persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kota Palangka Raya. Beberapa karyawan
mengatakanbahwa persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi dapat
diketahui jenis kompensasi Non-finansial yang diberikan perusahaan kepada
karyawan selama ini sudah dapat dikatakan cukup baik dan adil serta
memuaskan. Hal tersebut menunjukan adanya sikap adil yang diberikan oleh
pihak perusahaan atas kinerja serta kontribusi yang telah semua itu berdampak
positif pada kinerja karyawan sehingga para karyawan dapat lebih bersemangat
dalam bekerja serta dapat mempertahankan kinerja terbaiknya bagi perusahaan.
5.1.3. Kesesuaian pemberian kompensasi dengan kontribusi yang diberikan karyawan
kepada perusahaanterlihat dengan diberikannya fasilitas kantor berupa
kendaraan dinas bagi karyawan yang bekerja dibagian lapangan, kemudian
diberikannya insentif bagi karyawan yang mendapatkan tugas lebih diluar jam
kerja rutinnya, serta diikut sertakannya karyawan dalam perjalanan dinas,
seperti diklat dan bimbingan manajemen untuk meningkatkan pengetahuan
serta keterampilan para karyawan.
Saran
5.1.4. Bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kompensasi yang diberikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Palangka Raya kepada karyawan hendaknya dipertahankan bahkan lebih
baiknya ditingkatkan lagi dengan adanya kompensasi Finansial. Dalam pemberian
kompensasi harus berlandaskan sikap adil dan layak serta menyesuaikan dengan
bentuk kontribusi dan kinerja para karyawan.
5.1.5. Bagi Karyawan
Hendaknya para karyawan dapat bekerja lebih bersemangat serta
memberikan kontribusi yang lebih bagi kemajuan perusahaan. Dengan adanya
kompensasi, hal tersebut dapat memotivasi karyawan untuk dapat memberikan
kinerja terbaiknya serta menunjukan sikap profesionalismenya dalam bekerja.
196
5.1.6. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan satu-satunya
perusahaan pengelola air minum di kota Palangka Raya, dimana sebagai konsekuensi
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hal tersebut sangat menarik diteliti oleh
sebagian besar mahasiswa untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan. Jadi untuk
peneliti selanjutnya bias mengadakan penelitian yang lebih luas lagi tentang
kompensasi non-finansial, kompensasi finansial, pemberian insentif,dan manajemen
strategik perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Gorda, IGN, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE Satya Dharma
Singaraja.
Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: CV Haji
Masagung.
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Mattesson. 2008.
Organizational Behavior and Management. New York: McGraw-Hill.
John
M. Ivancevich,
University Press
dkk.2006.Perilaku
Organisasi.Yogyakarta.Gajah
Mada
Mangkunegara, A.P. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:
PT.Refika Aditama.
Mangkuprawira, Tb.S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Rivai, Veithzal, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cetakan ke-1.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV
. Alfabeta.
Soehartono, (2012).Penelitian Kualitatif Komunikasi, ekonomi, kebijakan public, dan
ilmu social lainnya, Fajar Inter pratama Offset, Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Siregar, Syofian. 2014. Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Penerbit
Rajawali
197
Tim Penyusun, 2014. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. FKIP Universitas Palangka
Raya. Malang: Surya Pena Gemilang
Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta: Karisma Putra Utama Offset.
Yahman. Bahrul. 2009. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap
Komitmen Organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X, Vol. 8 No. 2, Agustus
2009. Jakarta: Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial UIN Jakarta.
SUMBER INTERNET:
http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/kompensasi-menurut-para ahli.html?m=1
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/definisi-pengertian-persepsi-menurutahli.html?m=1
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-karyawan-menurut-paraahli.html?m=1
http://kbbi.web.id/karyawan
198
Download