ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 NAMA :PUTRI NAZARIAH (1507201106) M.URUATUL USQA (1507201074) LISA ZAHARA (1507201098) NOVA SAHARA (1507201098) DEWI SALFIRA (1507201050) HENDRA SAPUTRA (1507201054) RIFKI OKTAMA (1507201112) RUANG : 2/B DOSPEM : NS.LUQMAN S.KEP S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES) MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA”. Makalah ini di susun dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran terhadap masalah anatomi dan fisiologi reproduksi pada pria agar untuk kedepannya perawat dapat mengetahui organ reproduksi yang ada pada pria. Kemudian ucapan terima kasih kepada Ns.Luqman S.kep selaku dosen pembimbing mata kuliah ilmu dasar keperawatan.Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekuranagan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Lhokseumawe/1 Maret 2016 Penulis, DAFTAR ISI BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar belakang Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian jenisnya.Reproduksi pada manusia diawali dengan peleburan sel kelamin jantan(sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot.Berdasarkan kepemilikan alat kelaminnya manusia dikeompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris(satu individu memiliki satu alat kelamin). Sistem reproduksi pada laki-laki berkitan terutama dengan kelangsungan keberadaan spesies manusia.Oleh karena itu,system ini berbeda dengan system organ lainnya dalam tubuh yang berhubungan dengan homeostatis dan kemampuan bertahan individu.Proses reproduksi pada lakilaki meliputi,maturasi seksual (perangkat fisiologi untuk reproduksi),pembentukan gamet (spermatozoa) dan ejakulasi. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja organ reproduksi pria? 2. Bagaimana peranan fungsi organ reproduksi pria? 3. Bagaimana rangsangan hormone pada pria ? 4. Bagaimana fisiologi reproduuksi pada pria? 1.3 TUJUAN 1. Menjelaskan organ reproduksi pria 2. Menjelaskan peranan fungsi organ reproduksi pria. 3. Menjelaskan rangsangan hormone pada pria. 4. Menjelaskan fisiologi reproduksi pada pria. 1.4 MANFAAT 1. 2. 3. 4. Untuk mengetahui organ reproduksi pada pria. Untuk mengetahui peranan fungsi organ reproduksi. Untuk menjelaskan rangsangan hormon. Untuk mengetahui fisiologi reproduksi pada pria. BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 SISTEM REPRODUKSI PRIA a.Organ eksterna a.Penis b.Scrotum b.Organ interna a.Testis b.Epididimis c.Vas deferens d.Vesikula seminalis e.Kelenjar prostat f.Uretra/saluran kencing. ANATOMI ORGAN REPRODUKSI PRIA A.ORGAN EKSTERNA 1)Penis Terdiri dari 3 tabung jaringan erektil,yaitu : a. Satu pasang korpus kavernosa. b. Satu korpus spongiosa. c. Korpus spongiosum membungkus uretra pars kavernosa dan berakhir pada gland penis. Skrotum 2)Skrotum Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang berisi testis.Berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan kiri.Dinding skrotum tidak mengandung lemak subkutan dan rambut tetapi mengandung sedikit otot.Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. B.ORGAN REPRODUKSI INTERNA 1)Testis Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk.Testosteron dihasilkan oleh testis,berkembang didalam abdomen sewaktu janin turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan. Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan..Testis terdiri dari belahanbelahan yang bernama lobulus testis.Di testis, terdiri dari 200-300 lobulus dan setiap lobulus terdiri dari 3 tubulus seminiferus.Testis dibungkus oleh tunika albuginea dan tunika vaginalis, yang memungkinkan masing-masing testis dapat bergerak bebas di dalam skrotum. Di dalam tubulus terdapat sel spermatogenik dan sel penunjang yaitu sel sertoli Diantara tubulus terdapat sel interstisial leydig. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari : a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus. b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig). Dikirim melalui saluran yang terdapat dibelakang buah pelir dan melewati sebelah dalam.Di sebelah belakang saluran ini terdapat duktus deferens.Kelenjar testis menghasilkan hormone FSH dan LH.Di samping itu testis dapat menghasilkan hormone testosteron.Hormon testosterone ini disekresi oleh testis,sebagian besar berkaitan dengan protein plasma.Beredar dalam darah 15-30 menit kemudian disekresi. Testosterone dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun.Pembentukan ini meningkat dengan cepat pada permulaan pubertas dan berlangsung hamper sepanjang kehidupan.Berkurangnya kecepatan produksi setelah umur 40 tahun.Pada umur 80 tahun menghasilkan testosteron lebih kurang 1/5 dari nilai puncak.Testosteron meningkat kecepatan sekresinya oleh beberapa kelenjar utama pada kelenjar sebasea.Pada wajah menimbulkan jerawat,gambaran yang paling sering pada pubertas.(Syaifuddin,2006) 2)Epididimis Epididimis merupakan saluran panjang berkelok-kelok yang menempel di belakang testis.Panjangnya ± 7 - 10 m. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.Yang belum dewasa,sperma hamper nonmotile yang meninggalkan daerah testis bergerak perlahan di sepanjang duktus epididimis melalui cairan yang mengandung sejumlah protein antimikroba,termasuk bebberapa defensin.Ketika mereka bergerak sepanjang tostousnya (perjalanan yang memakan waktu sekitar 20 hari),kemampuan sperma untuk berenang mulai terlatih. Sperma ejakulasi dari epididimis bukan dari testis.Ketika seorang pria sedang terangsang secara seksual dan ejakulasi,otot polos di saluran dari kontrak epididimis,duktus deferens.Sperma dapat di simpan dalam epididimis selama beberapa bulan,tetapi jika diadakan lagi,mereka akhirnya phagocytised oleh sel epitel dari epididimis. 3)Vas deferens Vas deferens Vas deferens berbentuk tabung yang masing-masing panjangnya 45 cm, yang mengangkut spermatozoa dari epididymis ke urethra pars prostatica. Tidak seperti epididymis, vas deferens tidak mempunyai pelapis epitel bercilia karena sekresi vesicula seminalis dan prostat merupakan medium untuk membantu pengangkutan spermatozoa. Spermatozoa disimpan di dalam vas deferens, disini terjadi pemasakan dan peningkatan motilitasnya. Vas deferens ini merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi. Sperma masih diproduksi dan memasuki vas deferens, tetapi sperma tadi tidak dapat diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi. Duktus deferens (duk'tus def'er-ens, "membawa pergi"), atau vas deferens sekitar 45 cm (18 inci) panjang. Ini berjalan ke atas sebagai bagian dari korda spermatika dari epididimis melalui kanalis inguinalis ke dalam rongga panggul. Mudah teraba saat melewati anterior tulang kemaluan, maka loop medial atas ureter dan menurun sepanjang dinding kandung kemih posterior. Terminus yang mengembang dari ampula duktus deferens dan kemudian bergabung dengan duktus vesikula seminalis (kelenjar) untuk membentuk saluran ejakulasi pendek. Setiap memasuki saluran ejakulasi prostat, dan ada itu bermuara uretra. Seperti itu epididimis, mukosa duktus deferens adalah epithalium semu. Namun, lapisan otot yang sangat tebal dan saluran terasa seperti kawat keras ketika terjepit di antara jari. Pada saat ejakulasi, lapisan tebal otot polos di dindingnya menciptakan gelombang peristaltik yang kuat dengan cepat memeras sperma depan sepanjang saluran dan masuk ke uretra. Bagian dari ductus deferens terletak pada skrotum. Beberapa pria memilih untuk mengambil resposibilty penuh untuk pengendalian kelahiran dengan memiliki vasektomi (memotong vas) dalam operasi ini relatif kecil, dokter membuat sayatan kecil dalam skrotum dan kemudian memotong dan ligates (ikatan off) masing-masing duktus deferens. Sperma masih diproduksi, mereka tidak bisa lagi mencapai bagian luar tubuh. Akhirnya, mereka memburuk dan phagocytized. Vasektomi adalah sederhana dan memberikan kontrol kelahiran sangat efektif (hampir 100%). Bagi mereka yang ingin membalikkan prosedur itu, tingkat keberhasilan sekitar 50%. (Pearce, Evelyn C. 2009) 4)Vesika seminalis Vesika seminalis ialah kelenjar yang panjangnya 5-10 cm,berupa kantong seperti huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostat merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energy untuk spermatozoa.Vesika seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hampir masuk prostat.Dindingnya tipis,mengandung serabut otot dan mukosa,terbagi menjadi ruangruang dan lekuk-lekuk yang penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membrane mukosa. Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis.Duktus vesikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens.Penggabungan dari kedua duktus ini membentuk duktus baru yang bernama duktus ejakulatoris yang bermuara pada 2 buah kelenjar tubule alveolaryang terletak di kanan dan kiri di belakang leher kandung kemih.Sekret vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani.Fungsinya menghasilkan cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung spermatozoa.(Syaifuddin,2006) 5)Saluran ejakulasi Saluran ejakulasi dibentuk dari persatuan vas deferens dengan duktus seminalis Panjangnya kira-kira 2,5 cm.Saluran ejakulasi berjalan melewati prostat dan bertemu dengan uretra.Dengan demikian saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. 6)Kelenjar prostat Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu: a. Lobus posterior b. Lobus lateral c. Lobus anterior d. Lobus medial Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat. 7)Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra adalah bagian terminal dari sistem saluran laki-laki. Ini menyampaikan baik urin dan air mani (pada waktu yang berbeda), sehingga berfungsi baik kemih dan sistem reproduksi. Tiga daerah adalah (1) dalam uretra prostat, porsi dikelilingi oleh prostat, (2) membran (atau bagian antara dari) uretra di diafragma urogenital, dan (3) spons (penis) uretra, yang berjalan melalui penis dan membuka ke luar pada lubang uretra eksternal. Spons uretra adalah sekitar 15 cm (6 inci) panjang dan menyumbang for75% dari panjang uretra. Mukosa yang mengandung kelenjar uretra tersebar yang mengeluarkan lendir ke dalam lumen sesaat sebelum ejakulasi.( Marieb, Elaine N dan Katja Ttoen. 2011) 2.2 Hormon pada pria 2.2.1 Testosteron Testosteron adalah hormone kelamin laki-laki yang disekresi oleh sel interstitial.Sel ini terletak di dalam ruang antara tubulus-tubulus seminiferus,testis dibawah rangsangan hormon,juga dinamakan ICSH (interstitial cel stimulating hormone) dari hipofisis.Pengeluaran testosterone bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya jenggot,suara lebih besar,pembesaran genitalia. 2.2.2 Gonadotropin Kelenjar hipofise anterior menyekresi dua hormone gonadotropin,FSH dan LH.Kedua hormone ini mempunyai perana penting yaitu mengatur fungsi seksual pria.FSH untuk pengaturan spermatogenesis,perubahan spermatosid sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar spermatogenesis berlangsung sempurna.LH mengurangi sekresi testosteron kembali ke tingkat normal untuk melindungi terhadap pembentukan testosterone ynag terlau sedikit.(Syaifuddin,2006) 1. Hormon pada Laki-laki a. FSH Menstimulir spematogenesis. b. LH Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron. c. Testosteron Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya. Efek hormon testoteron pada pria: Sebelum lahir: a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna b. Mendorong penurunan testis ke skrotum Efek reproduksi c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi d. Penting dalam spermatogenesis e. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder 2.3 Fisiologi reproduksi pria Fungsi alat reproduksi pada pria antara lain: 1. penis = untuk saluran keluarnya air seni. 2. skrotum = melindungi testis terhadap trauma. 3. testis = menghasilkan hormon testosteron. 4. epididimis = tempat maturasi spermatozoa berlangsung dan bergerak menuju ke vas deferens. 5. vas deferens = sebagai tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung ma 6. vesikula seminalis = menghasilkan cairan vesikal yang kaya fruktosa untuk memberi nutrisi pada sperma. 7. saluran ejakulasi = untuk mengeluarkan spermatozoa agar masuk ke uretra. 8. kelenjar prostat = mengeluarkan cairan prostat yang mengandung enzim hialuronidas 9. uretra = sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urine dari kantung kemih. 2.3.1 Spermatogenesis Proses spermatogenesis Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor. Struktur sperma terdiri dari kepala, bagian tengah (badan) dan ekor ( flagella). Pada bagian kepala terdapat inti sel dan akrosom yang dibentuk dari kompleks golgi, akrosom menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur. Pada bagian tengah terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energy yang digunakan oleh sperma sehingga sperma dapat bergerak aktif. Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16 tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan waktu kira-kira 10 hari. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis paling tidak satu kali. Setelah reproduksi, spermatogonia ini diberi nutrien (makan) oleh sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti selnya dan mengalami meiosis 9pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik). Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder. Sel-sel spermatosit sekunder yang haploid ini sekarang mengalami pembelahan meiosis kedua untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh hormon luteinisasi (LH) diperlukan untuk perkembangan stadium berikutnya. Sel sperma yang berfungsi dalam reproduksi, harus mengalami perkembangan dan pembelahan. Proses pembelahan tersebut terjadi secara mitosis dan meiosis. Sebagai alat reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga setelah pembuahan, akan tetap dihasilkan individu yang diploid. Begitu juga halnya dengan pembentukan sel telur yang haploid. Pembelahan mitosis hanya terjadi pada spermatogonia untuk memperbanyak bakal sel sperma menjadi spermatosit primer. Mulai dari spermatosit, terjadi pembelahan secara meiosis yang pertama dan menghasilkan sel anak haploid yang disebut spermatosit sekunder. Selanjutnya terjadi pembelahann meiosis yang kedua dan menghasilkan sel spermatid. Setelah mengalami pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma. Langkah-langkah spermatogenesis Tubulus seminiferus, mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil sampai sedang yang dinamakan spermatogonia, yang terletak dalam dua sampai tiga lapisan sepanjang pinggir luar epitel tubulus. Sel-sel ini terus mengalami proliferasi untuk melengkapi mereka kembali, dan sebagian dari mereka berdiferensiasi melalui stadiumstadium definitive perkembangan untuk membentuk sperma. Stadium pertama spermatogenesis adalah pertumbuhan beberapa spermatogonia menjadi sel yang sangat besar yang dinamakan spermatosit. Kemudian spermatosis membelah dengan proses meiosis membentuk dua spermatosit, masing-masing mengandung 23 kromosom. Spermatid tidak membelah lagi tetapi menjadi matur selama beberapa minggu untuk menjadi spermatozoa. Kromosom Seks Pada setiap spermatogonium, salah satu dari 23 pasang kromosom membawa informasi genetic yang menentukan seks dari turunan akhir. Pasangan ini terdiri dari satu kromosom “X”, yang dinamakan kromosom wanita dan satu kromosom “Y”, kromosom pria. Selama pembelahan mitosis, kromosom penentu seks dibagi diantara spermatid sehingga separoh sperma menjadi sperma pria yang mengandung kromosom “Y” dan setengah lainnya sperma wanita yang mengandung kromosom “X”. Kelamin dari keturunan ditentukan oleh jenis sperma mana yang mengadakan fertilisasi pada ovum. Pembentukan Sperma. Bila spermatid pertama kali dibentuk, mereka masih mempunyai sifat umum sel epiteloid, tetapi segera sebagian besar sitoplasmanya menghilang, dan setiap spermatid mulai memanjang menjadi spermatozoa, terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Untuk membentuk kepala, zat inti memadat menjadi suatu massa yang padat, dan membrane sel berkontraksi sekitar inti. Ini adalah zat inti yang melakukan fertilisasi ovum. Di depan kepala sperma terdapat struktur kecil yang dinamakan akrosom, yang dibentuk dari aparatus golgi serta mengandung hialuronidase dan protease yang memegang peranan penting untuk masuknya sperma ke dalam ovum. Sentriol mengelompok pada leher sperma dan mitokondria tersusun berbentuk spiral dalam badan. Yang menonjol ke luar tubuh adalah ekor panjang, yang merupakan pertumbuhan keluar dari salah satu sentriol. Ekor hampir mempunyai struktur yang hampir sama seperti silia. Ekor mengandung dua pasang mikrotubulus yang turun ke tengah dan sembilan mikrotubulus ganda yang tersusun sekitar pinggir. Ekor diliputi oleh perluasan membrane sel, dan mengandung banyak adenosine trifosfat, yang niscaya memberi energi pergerakan ekor. Pada pengeluaran sperma dari saluran genitalis pria ke dalam saluran genitalis wanita, ekor mulai bergerak bolak-balik dan bergerak spiral pada ujungnya, memberikan pendorongan yang menyerupai ular yang menggerakkan sperma ke depan dengan kecepatan maksimum sekitar 20 sentimeter per jam.( Verrals, sylvia. 1997) BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Organ-organ saluran reproduksi pria berasal dari jaringan embrional yang sama dengan saluran reproduksi wanita. Perkembangan atau penekanan pertumbuhan sel-sel tertentu ditentukan oleh pola kromosom XX atau XY pada saat fertilisasi. Sebagai contoh, crypta urethralis dan duktus urethralis pada wanita analog secara rudimenter (sisa-sisa) dengan prostat pria, sedangkan glans clitoridis dan corpus clitoridis analog dengan penis pada pria. Seperti sistem reproduksi wanita, pria mempunyai baik organ reproduksi interna maupun eksterna. Organ eksterna : 3. Penis yang dilalui urethra 4. Scrotum yang berisi epididymis dan sebagian vas deferens Organ interna : 6. Vas deferens selebihnya 7. Vesicula seminalis dan duktus seminalis 8. Duktus ejakulatorius 9. Prostata 10.Glandula bulbourethralis (Cowper) Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16 tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan waktu kira-kira 10 hari. 3.2 Saran Sebagai bahan pembelajaran bagi seorang perawat sepantasnya kita untuk mempelajari lebih lanjut tentang anantomi dan system reproduksi pada pria. DAFTAR PUSTAKA Syaifuddin.2006.Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.Jakarta:EGC Marieb,Elaine N dan Katja Ttoen.2011.Anatomi dan Physiologi.San Fransisco:Pearson Verrals, Sylvia.1997.Anatomi Fisiologi Terapan dalam Kebidanan.Jakarta:EGC Pearce,Evelyn C.2009.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama