makalah anatomi reproduksi pria

advertisement
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
REPRODUKSI PRIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA :PUTRI NAZARIAH (1507201106)
M.URUATUL USQA (1507201074)
LISA ZAHARA (1507201098)
NOVA SAHARA (1507201098)
DEWI SALFIRA (1507201050)
HENDRA SAPUTRA (1507201054)
RIFKI OKTAMA (1507201112)
RUANG : 2/B
DOSPEM : NS.LUQMAN S.KEP
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI PRIA”.
Makalah ini di susun dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran terhadap masalah
anatomi dan fisiologi reproduksi pada pria agar untuk kedepannya perawat dapat mengetahui
organ reproduksi yang ada pada pria.
Kemudian ucapan terima kasih kepada Ns.Luqman S.kep selaku dosen pembimbing
mata kuliah ilmu dasar keperawatan.Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekuranagan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi
kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Lhokseumawe/1 Maret 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar belakang
Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan
kelestarian jenisnya.Reproduksi pada manusia diawali dengan peleburan sel kelamin jantan(sperma)
dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot.Berdasarkan kepemilikan alat
kelaminnya manusia dikeompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris(satu individu
memiliki satu alat kelamin).
Sistem reproduksi pada laki-laki berkitan terutama dengan kelangsungan keberadaan spesies
manusia.Oleh karena itu,system ini berbeda dengan system organ lainnya dalam tubuh yang
berhubungan dengan homeostatis dan kemampuan bertahan individu.Proses reproduksi pada lakilaki meliputi,maturasi seksual (perangkat fisiologi untuk reproduksi),pembentukan gamet
(spermatozoa) dan ejakulasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja organ reproduksi pria?
2. Bagaimana peranan fungsi organ reproduksi pria?
3. Bagaimana rangsangan hormone pada pria ?
4. Bagaimana fisiologi reproduuksi pada pria?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan organ reproduksi pria
2. Menjelaskan peranan fungsi organ reproduksi pria.
3. Menjelaskan rangsangan hormone pada pria.
4. Menjelaskan fisiologi reproduksi pada pria.
1.4 MANFAAT
1.
2.
3.
4.
Untuk mengetahui organ reproduksi pada pria.
Untuk mengetahui peranan fungsi organ reproduksi.
Untuk menjelaskan rangsangan hormon.
Untuk mengetahui fisiologi reproduksi pada pria.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 SISTEM REPRODUKSI PRIA
a.Organ eksterna
a.Penis
b.Scrotum
b.Organ interna
a.Testis
b.Epididimis
c.Vas deferens
d.Vesikula seminalis
e.Kelenjar prostat
f.Uretra/saluran kencing.
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI PRIA
A.ORGAN EKSTERNA
1)Penis
Terdiri dari 3 tabung jaringan erektil,yaitu :
a. Satu pasang korpus kavernosa.
b. Satu korpus spongiosa.
c. Korpus spongiosum membungkus uretra pars kavernosa dan berakhir pada
gland penis.
Skrotum
2)Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang berisi testis.Berjumlah
sepasang, yaitu skrotum kanan dan kiri.Dinding skrotum tidak mengandung lemak
subkutan dan rambut tetapi mengandung sedikit otot.Otot ini bertindak sebagai
pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
B.ORGAN REPRODUKSI INTERNA
1)Testis
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki
dibentuk.Testosteron dihasilkan oleh testis,berkembang didalam abdomen sewaktu janin
turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir
kehamilan. Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan..Testis terdiri dari belahanbelahan yang bernama lobulus testis.Di testis, terdiri dari 200-300 lobulus dan setiap
lobulus terdiri dari 3 tubulus seminiferus.Testis dibungkus oleh tunika albuginea dan
tunika vaginalis, yang memungkinkan masing-masing testis dapat bergerak bebas di
dalam skrotum.
Di dalam tubulus terdapat sel spermatogenik dan sel penunjang yaitu sel sertoli
Diantara tubulus terdapat sel interstisial leydig.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga
hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
Dikirim melalui saluran yang terdapat dibelakang buah pelir dan melewati sebelah
dalam.Di sebelah belakang saluran ini terdapat duktus deferens.Kelenjar testis menghasilkan
hormone FSH dan LH.Di samping itu testis dapat menghasilkan hormone testosteron.Hormon
testosterone ini disekresi oleh testis,sebagian besar berkaitan dengan protein plasma.Beredar
dalam darah 15-30 menit kemudian disekresi.
Testosterone dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun.Pembentukan ini meningkat
dengan cepat pada permulaan pubertas dan berlangsung hamper sepanjang
kehidupan.Berkurangnya kecepatan produksi setelah umur 40 tahun.Pada umur 80 tahun
menghasilkan testosteron lebih kurang 1/5 dari nilai puncak.Testosteron meningkat kecepatan
sekresinya oleh beberapa kelenjar utama pada kelenjar sebasea.Pada wajah menimbulkan
jerawat,gambaran yang paling sering pada pubertas.(Syaifuddin,2006)
2)Epididimis
Epididimis merupakan saluran panjang berkelok-kelok yang menempel di belakang
testis.Panjangnya ± 7 - 10 m. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup
testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada
mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan
bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan
membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke
dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi,
dan memproduksi semen.Yang belum dewasa,sperma hamper nonmotile yang meninggalkan daerah
testis bergerak perlahan di sepanjang duktus epididimis melalui cairan yang mengandung sejumlah
protein antimikroba,termasuk bebberapa defensin.Ketika mereka bergerak sepanjang tostousnya
(perjalanan yang memakan waktu sekitar 20 hari),kemampuan sperma untuk berenang mulai terlatih.
Sperma ejakulasi dari epididimis bukan dari testis.Ketika seorang pria sedang terangsang
secara seksual dan ejakulasi,otot polos di saluran dari kontrak epididimis,duktus deferens.Sperma
dapat di simpan dalam epididimis selama beberapa bulan,tetapi jika diadakan lagi,mereka akhirnya
phagocytised oleh sel epitel dari epididimis.
3)Vas deferens
Vas deferens
Vas deferens berbentuk tabung yang masing-masing panjangnya 45 cm, yang
mengangkut spermatozoa dari epididymis ke urethra pars prostatica. Tidak seperti
epididymis, vas deferens tidak mempunyai pelapis epitel bercilia karena sekresi vesicula
seminalis dan prostat merupakan medium untuk membantu pengangkutan spermatozoa.
Spermatozoa disimpan di dalam vas deferens, disini terjadi pemasakan dan peningkatan
motilitasnya.
Vas deferens ini merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat
vasektomi. Sperma masih diproduksi dan memasuki vas deferens, tetapi sperma tadi tidak
dapat diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi.
Duktus deferens (duk'tus def'er-ens, "membawa pergi"), atau vas deferens sekitar 45 cm
(18 inci) panjang. Ini berjalan ke atas sebagai bagian dari korda spermatika dari epididimis
melalui kanalis inguinalis ke dalam rongga panggul. Mudah teraba saat melewati anterior
tulang kemaluan, maka loop medial atas ureter dan menurun sepanjang dinding kandung
kemih posterior. Terminus yang mengembang dari ampula duktus deferens dan kemudian
bergabung dengan duktus vesikula seminalis (kelenjar) untuk membentuk saluran ejakulasi
pendek. Setiap memasuki saluran ejakulasi prostat, dan ada itu bermuara uretra.
Seperti itu epididimis, mukosa duktus deferens adalah epithalium semu. Namun,
lapisan otot yang sangat tebal dan saluran terasa seperti kawat keras ketika terjepit di antara
jari. Pada saat ejakulasi, lapisan tebal otot polos di dindingnya menciptakan gelombang
peristaltik yang kuat dengan cepat memeras sperma depan sepanjang saluran dan masuk ke
uretra.
Bagian dari ductus deferens terletak pada skrotum. Beberapa pria memilih untuk
mengambil resposibilty penuh untuk pengendalian kelahiran dengan memiliki vasektomi
(memotong vas) dalam operasi ini relatif kecil, dokter membuat sayatan kecil dalam skrotum
dan kemudian memotong dan ligates (ikatan off) masing-masing duktus deferens. Sperma
masih diproduksi, mereka tidak bisa lagi mencapai bagian luar tubuh. Akhirnya, mereka
memburuk dan phagocytized. Vasektomi adalah sederhana dan memberikan kontrol
kelahiran sangat efektif (hampir 100%). Bagi mereka yang ingin membalikkan prosedur itu,
tingkat keberhasilan sekitar 50%. (Pearce, Evelyn C. 2009)
4)Vesika seminalis
Vesika seminalis ialah kelenjar yang panjangnya 5-10 cm,berupa kantong seperti
huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostat merupakan
bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energy untuk
spermatozoa.Vesika seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hampir
masuk prostat.Dindingnya tipis,mengandung serabut otot dan mukosa,terbagi menjadi ruangruang dan lekuk-lekuk yang penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membrane
mukosa.
Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis.Duktus
vesikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens.Penggabungan dari kedua
duktus ini membentuk duktus baru yang bernama duktus ejakulatoris yang bermuara pada 2
buah kelenjar tubule alveolaryang terletak di kanan dan kiri di belakang leher kandung
kemih.Sekret vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani.Fungsinya
menghasilkan
cairan
yang
disebut
semen
untuk
cairan
pelindung
spermatozoa.(Syaifuddin,2006)
5)Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi dibentuk dari persatuan vas deferens dengan duktus
seminalis Panjangnya kira-kira 2,5 cm.Saluran ejakulasi berjalan melewati prostat
dan bertemu dengan uretra.Dengan demikian saluran ejakulasi merupakan saluran
pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.
6)Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah
dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan
usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan
membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang
terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
a.
Lobus posterior
b. Lobus lateral
c. Lobus anterior
d. Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa
terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar
Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
7)Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra adalah
bagian terminal dari sistem saluran laki-laki. Ini menyampaikan baik urin dan air mani (pada waktu
yang berbeda), sehingga berfungsi baik kemih dan sistem reproduksi. Tiga daerah adalah (1) dalam
uretra prostat, porsi dikelilingi oleh prostat, (2) membran (atau bagian antara dari) uretra di diafragma
urogenital, dan (3) spons (penis) uretra, yang berjalan melalui penis dan membuka ke luar pada
lubang uretra eksternal. Spons uretra adalah sekitar 15 cm (6 inci) panjang dan menyumbang for75%
dari panjang uretra. Mukosa yang mengandung kelenjar uretra tersebar yang mengeluarkan lendir ke
dalam lumen sesaat sebelum ejakulasi.( Marieb, Elaine N dan Katja Ttoen. 2011)
2.2 Hormon pada pria
2.2.1 Testosteron
Testosteron adalah hormone kelamin laki-laki yang disekresi oleh sel interstitial.Sel ini
terletak di dalam ruang antara tubulus-tubulus seminiferus,testis dibawah rangsangan hormon,juga
dinamakan ICSH (interstitial cel stimulating hormone) dari hipofisis.Pengeluaran testosterone
bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya
jenggot,suara lebih besar,pembesaran genitalia.
2.2.2 Gonadotropin
Kelenjar hipofise anterior menyekresi dua hormone gonadotropin,FSH dan LH.Kedua
hormone ini mempunyai perana penting yaitu mengatur fungsi seksual pria.FSH untuk pengaturan
spermatogenesis,perubahan spermatosid sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar spermatogenesis
berlangsung sempurna.LH mengurangi sekresi testosteron kembali ke tingkat normal untuk
melindungi terhadap pembentukan testosterone ynag terlau sedikit.(Syaifuddin,2006)
1. Hormon pada Laki-laki
a.
FSH
Menstimulir spematogenesis.
b.
LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c.
Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum
Efek reproduksi
c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
d. Penting dalam spermatogenesis
e. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
2.3 Fisiologi reproduksi pria
Fungsi alat reproduksi pada pria antara lain:
1. penis = untuk saluran keluarnya air seni.
2. skrotum = melindungi testis terhadap trauma.
3. testis = menghasilkan hormon testosteron.
4. epididimis = tempat maturasi spermatozoa berlangsung dan bergerak menuju
ke vas deferens.
5. vas deferens = sebagai tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen atau kantung ma
6. vesikula seminalis = menghasilkan cairan vesikal yang kaya fruktosa untuk
memberi nutrisi pada sperma.
7. saluran ejakulasi = untuk mengeluarkan spermatozoa agar masuk ke uretra.
8. kelenjar prostat = mengeluarkan cairan prostat yang mengandung enzim
hialuronidas
9. uretra = sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urine dari kantung kemih.
2.3.1 Spermatogenesis
Proses spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung
64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah
60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
Struktur sperma terdiri dari kepala, bagian tengah (badan) dan ekor ( flagella). Pada
bagian kepala terdapat inti sel dan akrosom yang dibentuk dari kompleks golgi, akrosom
menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur. Pada bagian
tengah terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energy
yang digunakan oleh sperma sehingga sperma dapat bergerak aktif.
Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16
tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara
serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus
yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya
terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka
spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan
waktu kira-kira 10 hari.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi
(membelah) dengan cara mitosis paling tidak satu kali. Setelah reproduksi, spermatogonia
ini diberi nutrien (makan) oleh sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti selnya
dan mengalami meiosis 9pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik). Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
Sel-sel spermatosit sekunder yang haploid ini sekarang mengalami pembelahan
meiosis kedua untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh hormon luteinisasi (LH)
diperlukan untuk perkembangan stadium berikutnya.
Sel sperma yang berfungsi dalam reproduksi, harus mengalami perkembangan dan
pembelahan. Proses pembelahan tersebut terjadi secara mitosis dan meiosis. Sebagai alat
reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga setelah pembuahan, akan tetap dihasilkan
individu yang diploid. Begitu juga halnya dengan pembentukan sel telur yang haploid.
Pembelahan mitosis hanya terjadi pada spermatogonia untuk memperbanyak bakal sel
sperma menjadi spermatosit primer. Mulai dari spermatosit, terjadi pembelahan secara
meiosis yang pertama dan menghasilkan sel anak haploid yang disebut spermatosit
sekunder. Selanjutnya terjadi pembelahann meiosis yang kedua dan menghasilkan sel
spermatid. Setelah mengalami pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma.
Langkah-langkah spermatogenesis
Tubulus seminiferus, mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran
kecil sampai sedang yang dinamakan spermatogonia, yang terletak dalam dua sampai tiga
lapisan sepanjang pinggir luar epitel tubulus. Sel-sel ini terus mengalami proliferasi untuk
melengkapi mereka kembali, dan sebagian dari mereka berdiferensiasi melalui stadiumstadium definitive perkembangan untuk membentuk sperma.
Stadium pertama spermatogenesis adalah pertumbuhan beberapa spermatogonia
menjadi sel yang sangat besar yang dinamakan spermatosit. Kemudian spermatosis
membelah dengan proses meiosis membentuk dua spermatosit, masing-masing
mengandung 23 kromosom. Spermatid tidak membelah lagi tetapi menjadi matur selama
beberapa minggu untuk menjadi spermatozoa.
Kromosom Seks
Pada setiap spermatogonium, salah satu dari 23 pasang kromosom membawa
informasi genetic yang menentukan seks dari turunan akhir. Pasangan ini terdiri dari satu
kromosom “X”, yang dinamakan kromosom wanita dan satu kromosom “Y”, kromosom pria.
Selama pembelahan mitosis, kromosom penentu seks dibagi diantara spermatid sehingga
separoh sperma menjadi sperma pria yang mengandung kromosom “Y” dan setengah
lainnya sperma wanita yang mengandung kromosom “X”. Kelamin dari keturunan
ditentukan oleh jenis sperma mana yang mengadakan fertilisasi pada ovum.
Pembentukan Sperma.
Bila spermatid pertama kali dibentuk, mereka masih mempunyai sifat umum sel
epiteloid, tetapi segera sebagian besar sitoplasmanya menghilang, dan setiap spermatid
mulai memanjang menjadi spermatozoa, terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Untuk
membentuk kepala, zat inti memadat menjadi suatu massa yang padat, dan membrane sel
berkontraksi sekitar inti. Ini adalah zat inti yang melakukan fertilisasi ovum.
Di depan kepala sperma terdapat struktur kecil yang dinamakan akrosom, yang
dibentuk dari aparatus golgi serta mengandung hialuronidase dan protease yang memegang
peranan penting untuk masuknya sperma ke dalam ovum. Sentriol mengelompok pada leher
sperma dan mitokondria tersusun berbentuk spiral dalam badan. Yang menonjol ke luar
tubuh adalah ekor panjang, yang merupakan pertumbuhan keluar dari salah satu sentriol.
Ekor hampir mempunyai struktur yang hampir sama seperti silia. Ekor mengandung dua
pasang mikrotubulus yang turun ke tengah dan sembilan mikrotubulus ganda yang tersusun
sekitar pinggir. Ekor diliputi oleh perluasan membrane sel, dan mengandung banyak
adenosine trifosfat, yang niscaya memberi energi pergerakan ekor. Pada pengeluaran
sperma dari saluran genitalis pria ke dalam saluran genitalis wanita, ekor mulai bergerak
bolak-balik dan bergerak spiral pada ujungnya, memberikan pendorongan yang menyerupai
ular yang menggerakkan sperma ke depan dengan kecepatan maksimum sekitar 20
sentimeter per jam.( Verrals, sylvia. 1997)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Organ-organ saluran reproduksi pria berasal dari jaringan embrional yang sama
dengan saluran reproduksi wanita. Perkembangan atau penekanan pertumbuhan sel-sel
tertentu ditentukan oleh pola kromosom XX atau XY pada saat fertilisasi. Sebagai contoh,
crypta urethralis dan duktus urethralis pada wanita analog secara rudimenter (sisa-sisa)
dengan prostat pria, sedangkan glans clitoridis dan corpus clitoridis analog dengan penis
pada pria.
Seperti sistem reproduksi wanita, pria mempunyai baik organ reproduksi interna
maupun eksterna.
Organ eksterna :
3. Penis yang dilalui urethra
4. Scrotum yang berisi epididymis dan sebagian vas deferens
Organ interna :
6. Vas deferens selebihnya
7. Vesicula seminalis dan duktus seminalis
8. Duktus ejakulatorius
9. Prostata
10.Glandula bulbourethralis (Cowper)
Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16
tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara
serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus
yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya
terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka
spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan
waktu kira-kira 10 hari.
3.2 Saran
Sebagai bahan pembelajaran bagi seorang perawat sepantasnya kita untuk mempelajari lebih
lanjut tentang anantomi dan system reproduksi pada pria.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin.2006.Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.Jakarta:EGC
Marieb,Elaine N dan Katja Ttoen.2011.Anatomi dan Physiologi.San Fransisco:Pearson
Verrals, Sylvia.1997.Anatomi Fisiologi Terapan dalam Kebidanan.Jakarta:EGC
Pearce,Evelyn C.2009.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama
Download