SIARAN PERS Invest Manado Hasilkan Kesepakatan Bisnis

advertisement
SIARAN PERS
Invest Manado Hasilkan Kesepakatan Bisnis Senilai USD 400 Juta
Manado, 24 Mei 2017 – Kegiatan Manado International Conference on Tourism yang digelar
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan didukung oleh Kementerian Pariwisata,
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Pricewaterhouse Coopers, Broadway Malyan dan
International Reseach Development Indonesia menghasilkan kesepakatan bisnis senilai USD 400
juta setara dengan Rp 5,2 triliun (asumsi kurs rupiah Rp 13.000 per dolar AS).
Kesepakatan tersebut terdiri dari kerjasama bisnis yakni kerjasama investasi antara PMA
Tiongkok dengan perusahaan swasta nasional terkait pembangunan di Manado Selatan untuk
hotel, apartemen, shopping mall dan diving center senilai USD 200 juta dan penyerahan izin
perluasan investasi kepada PMA Amerika Serikat terkait akomodasi cottage dan pariwisata di
Raja Ampat senilai USD 200 juta. Selain itu, juga ditandatangani kerjasama antara Dalian
Maritime University (Tiongkok) dengan tujuh universitas di Indonesia (ITB, Universitas Sam
Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Universitas Hasanuddin, Kemal Nasher Institute,
Universitas Pertahanan dan Universitas Negeri Manado).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong mengemukakan bahwa
kesepakatan bisnis yang dihasilkan merupakan salah satu bukti nyata menggeliatnya investasi di
sektor Pariwisata di Indonesia. "Kesepakatan bisnis serta satu kesepakatan terkait dengan
pendidikan tersebut merupakan bukti nyata upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi di
sektor pariwisata," ujarnya dalam konferensi pers Invest Manado di Hotel Sintesa Peninsula,
Rabu (24/5).
Menurut Thomas, nilai yang dihasilkan oleh kesepakatan bisnis tersebut diluar dari kesepakatan
yang dapat diperoleh dalam kegiatan one-on-one meeting yang hingga kini telah terkonfirmasi
diikuti oleh 37 perusahaan dari Tiongkok, Jepang, Singapura, Australia, Persatuan Emirat Arab
dan Korea Selatan. “Dalam forum one-on-one meeting mereka akan dipertemukan dengan
perusahaan maupun pemerintah daerah secara langsung untuk membahas mengenai minat
mereka," jelasnya.
Selain itu, terdapat tujuh perwakilan kedutaan besar serta asosiasi bisnis asing dari Tiongkok,
Thailand, Australia dan Jepang yang juga akan memanfaatkan kesempatan one-on-one meeting
dengan berbagai pihak terkait investasi pariwisata di Indonesia. Kegiatan Invest Manado
bertujuan untuk memberikan gambaran destinasi investasi di Sulawesi Utara sekaligus
mempopulerkan tujuan pariwisata di Manado.
Lebih lanjut Tom mengemukakan bahwa BKPM akan melakukan pendekatan yang terintegrasi
untuk menawarkan potensi investasi pemerintah. "Bedanya visi dengan mimpi itu ada di
detilnya. Presiden Jokowi dan tim di kabinet telah menetapkan tiga daerah prioritas untuk
OBOR yakni Sumut, Kaltara dan Sulut. Ini nantinya akan dimatangkan bersama Menko Maritim
terkait penyusunan roadmapnya secara lebih detil," ungkapnya.
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan bahwa khusus Sulawesi Utara isu
konektifitas menjadi penting untuk menopang pertumbuhan sektor pariwisata. “Isu konektifitas
tersebut menyangkut One Belt One Road (OBOR) yang dicanangkan oleh Presiden Xi Jinping
yang didalamnya terdapat empat komponen utama yakni kawasan industri, pembangunan kota
baru, pembangunan airport dan pelabuhan baru serta destinasi pariwisata,” lanjutnya.
Arief menilai potensi konektifitas tersebut akan sangat besar apabila dapat dikapitalisasikan
dalam suatu proyek investasi bersama baik dengan Tiongkok maupun dengan investor dari
negara-negara lainnya. “Contohnya untuk rute kapal pesiar (Cruise Ship) bisa dikembangkan
dari Bali ke Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Banggai, Toegan, kemudian ke Bunaken,
selanjutnya Morotai, Raja Ampat dan terakhir di Tual,” ungkapnya.
Senada dengan Menteri Pariwisata, Staf Ahli Menteri Perhubungan Wihana Kirana Jaya
menyampaikan bahwa lima isu strategis yang saling terkait dalam melakukan sinergi
konektifitas dan pariwisata di Sulawesi Utara adalah perekonomian global, perekonomian
Indonesia, konektifitas, sektor pariwisata serta destinasi pariwisata yang dapat diakses dengan
mudah.
Sedangkan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey selaku kepala daerah menyatakan
kesiapannya untuk memfasilitasi investor di sektor pariwisata yang akan mengembangkan
destinasi pariwisata di Sulawesi Utara. “Sulut dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi
mencapai 6,5% sejak 2010 hingga 2016 menunjukkan bahwa perekonomian Sulut sangat
prospektif dan menarik bagi investasi baik asing maupun domestik,” ungkapnya.
Dari data BKPM, investasi asing (FDI) di sektor pariwisata terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2014 tercatat investasi di sektor pariwisata hanya USD 673,1 juta naik tipis menjadi
USD 732,5 juta pada tahun 2015, naik drastis 63% menjadi USD 1,19 miliar pada tahun 2016.
Hingga kuartal pertama tahun 2017, investasi asing di sektor pariwisata mencapai USD 440 juta.
--Selesai--
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ikmal Lukman
Direktur Promosi Sektoral
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 0811886962
E-mail : [email protected]
Download