MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PEMASARAN Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications Abstract Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 13 MK43025 Sari Widuri, SE, MSi. Kompetensi Modul ini membahas mengenai pengertian Setelah mengikuti mata kuliah ini CSR, karakteristik dan proses csr serta diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan manfaat dan tujuan CSR. dan memberikan contoh kegiatan tentang CSR PENGERTIAN CSR Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005). CSR secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan; serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan ,Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya merupakan kegiatan karikatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata. CSR adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Definisi lain, CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi. Tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) menurut Milton Friedman (1963) tentang bentuk tunggal tanggung jawab sosial dari kegiatan bisnis, yaitu adalah sebatas maksimalisasi keuntungan perusahaan. Diluar itu bukan lagi tanggungjawab perusahaan (Sobirin, 1998). Konsep CSR memiliki banyak definisi (Michael, 2003). Sejumlah definisi berorientasi tuntutan normatif bagi perusahaan sehingga menyoroti CSR sebagai bentuk tanggung jawab. Definisi yang digunakan oleh Vos (2003) menyebutkan: CSR “as the obligations for duties of an organization to a spesific systems of stakeholder. Atau Frederick (dalam Balabanis, Huga dan Lyall, 1998) berbendapat bahwa perusahaan harus menjalan-kan secara bertanggungjawab terhadap semua tindakan yang berhubungan dengan orang, komunitas dan lingkungan di mana orang-orang dan komunitas tinggal. ‘13 2 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pendapat lain memandang CSR merupakan kesadaran positif perusahaan atau sebagai bentuk peran komitmen perusahaan. Misalnya, Holmes dan Watts dari World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai “continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large (Michael,2003). Lawrence,et.al. (2005) mendefinisikan sbb : “CSR means that a corpo-ration should be held accountable for any of its actions that affect people, their communities, and their environment.Businesses must recognize their vast power and wield it to better society.” KARAKTERISTIK & PROSES CSR Carrol (1979) mengidentifikasi empat bentuk tanggungjawab perusahaan kepada eksternal stakeholdernya: Economic responsibilities, Legal responsi-bilities, Ethical responsibilities dan Discretionary responsibilities Bagan 45: Responsibilities of Business ‘13 3 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Empat tanggung jawab menurut Carrol ini dituliskan berdasarkan urutan tingkat pentingnya bagi perusahaan. Perusahaan bisnis pertama tama harus membuat keuntungan untuk memuaskan tanggungjawab ekonominya. Agar dapat terus bertahan, perusahaan harus memenuhi hukum, dengan demikian ia memenuhi tanggungjawab hukumnya. Setelah tanggungjawab dasar tersebut dipenuhi, perusahaan harus berusaha memenuhi tanggungjawab sosialnya. Perusahaan kemudian dapat memenuhi tanggungjawab etika dengan melakukan hal-hal yang bernilai tetapi tidak ada dalam hukum. Setelah memenuhi tanggungjawab etika, perusahaan dapat memfokuskan diri pada tanggungjawab kebebasan memilih tindakan suka rela yang dianggap penting oleh masyarakat. Tanggungjawab ekonomi (economic responsibilities) merujuk pada upaya memperoleh profit yang maksimal. Tanggung jawab hukum (legal responsibilities) merupakan upaya perusahaan harus memenuhi tuntutan hukum yang berlaku. Tanggungjawab etis (ethical responsibilities) merupakan cerminan sikap adil yang sepantasnya diberikan kepada stakeholder, misalnya dalam isu ras dan gender. Tanggung jawab kebebasan memilih (discretionary responsibilities) merupakan tindakan sukarela perusahaan dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat, perusahaan menjadi warga negara yang baik. Carrol (1979) mengemukakan bahwa tanggungjawab ekonomi dan hukum bukanlah tanggungjawab sosial; melainkan sesuatu yang harus dilakukan agar perusahaan tetap bertahan dalam bisnis. Tanggungjawab sosial memasukkan baik tanggungjawab etika maupun tanggungjawab kebebasan memilih. Berdasarkan beberapa definisi CSR yang telah dikemukakan tersebut, pada hakikatnya terlihat bahwa pemikiran yang mendasari CSR adalah bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan ke dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu selain finansial adalah kinerja sosial dan lingkungannya. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Kesadaran tentang pentingnya mempraktekkan CSR ini menjadi trend global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap ‘13 4 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidahkaidah sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia. World Bank Institute (2002) mengemukakan pada perusahaan untuk bahwa pada dasarnya tekanan mengimplementasikan CSR dapat berasal dari pihak eksternal, yaitu pemerintah, organisasi yang concern terhadap CSR dan masyarakat, dan juga dari pihak internal, yaitu dari struktur perusahaan sendiri Menyusun Perencanaan Program CSR Secara umum, kita mengenal perencanaan itu terbagi menjadi perencanaan jangka pendek (rencana operasional) dan rencana jangka panjang (rencana strategis). Atau bahkan ada yang menambah lagi dengan perencanaan jangka menengah. Periodanya walaupun tidak ada kesepakatan tunggal, umumnya berkisar satu tahun untuk rencana jangka pendek, sampai dengan lima tahun untuk rencana jangka menengah dan diatas lima tahun untuk rencana jangka panjang. Langkah-Iangkah yang biasa ditempuh antara lain meliputi : Menetapkan Visi Penetapan visi ini merupakan langkah penting dalam penyusunan program CSR, karena visi merupakan gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Beberapa contoh visi antara lain visi: o Perusahaan otomotif terkemuka: menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan. o Perusahaan pulp and paper: terwujudnya masyarakat sejahtera mandiri melalui kemitraan yang harmonis antara perusahaan dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat. Apapun visi yang Anda buat, upayakan berada dalam koridor SMART, spesifik, measurable (terukur), achieveable (dapat digapai), realistik (masuk akal), dan timebound (alokasi waktu). Menetapkan Misi Misi mendiskripsikan alasan mengapa perusahaan perlu melakukan program CSR. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikanpandangan umum dari perusahaan. Misi menginformasikan siapa perusahaan kita dan apa yang akan dilakukan ‘13 5 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id oleh perusahaan kita untuk program CSR. Singkatnya, misi merupakan cara untuk mencapai visi yang diinginkan. Beberapa contoh misi antara lain visi: o Perusahaan otomotif terkemuka: mewujudkan AG (inisial) sebagai perusahaan yang beroperasi secara excellent berdasarkan pada pendekatan triple bottom line, dengan meningkatkan stakeholders value guna mencapai sustainable business. o Perusahaan pulp and paper: Membangun kemandirian masyarakat didalam mengembangkan aset ekonomi. Mengembangkan sumberdaya alam dan lingkungan. Meningkatkan sumberdaya manusia dan entitas sosial budaya. Menetapkan Kebijakan Kebijakan perusahaan merupakan pedoman umum sebagai acuan pelaksanaan program CSR yang akan di jalankan. Berikut salah satu contoh bagaimana seharusnya kebijakan CSR pada sebuah perusahaan : o CSR merupakan investasi sosial perusahaan o CSR merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan o CSR merupakan upaya untuk memperoleh licence to operateperusahaan dari masyarakat o CSR merupakan bagian dari Risk Management Dalam perspektif perusahaan, di mana keberlanjutan dimaksud merupakan suatu program sebagai dampak dari usaha-usaha yang telah dirintis, berdasarkan konsep kemitraan dan rekanan dari masing-masing stakeholders. Ada lima elemen sehingga konsep keberlanjutan menjadi penting, di antaranya adalah: ‘13 Ketersediaan dana, Misi lingkungan Tanggung jawab sosial, Terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah), Mempunyai nilai keuntungan. 6 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada kenyatannya CSR tidak serta merta dipraktikkan oleh semua perusahaan. Beberapa perusahaan yang menerapkan CSR justru dianggap sosial. Ada juga yang berhasil memberikan materi riil kepada masyarakat, namun di ruang publik nama perusahaan gagal menarik simpati orang. Tujuannya mau berderma sembari meneguk untung citra, tetapi malah ‘buntung’. Hal ini terjadi karena CSR dilakukan secara latah dan tidak didukung konsep yang baik. Tiga Tingkat Kegiatan Program CSR Saat ini mulai dikampanyekan dan terjadi pergeseran dalam pengembangan program CSR yang berorientasi pada penguatan usaha kecil, di Indonesia program tersebut dipicu oleh kepres zaman Presiden Soeharto yang mewajibkan BUMN membantu UKM dengan penyisihan laba. Terdapat tiga tingkat kegiatan program CSR dalam usaha memperbaiki kesejahteraan masyarakat yakni : 1. Kegiatan program CSR yang bersifat “charity”, Bentuk kegiatan seperti ini ternyata dampaknya terhadap masyarakat hanyalah “menyelesaikan masalah sesaat” hampir tidak ada dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain lebih mahal, dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk citra perusahaan, dari sisi biaya, promosi kegiatan sama mahalnya dengan biaya publikasi kegiatan. Walaupun masih sangat relevan, tetapi untuk kepentingan perusahaan dan masyarakat dalam jangka panjang lebih dibutuhkan pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat. 2. Kegiatan program CSR yang membantu usaha kecil secara parsial. Saat ini makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat, salah satu bentuk kegiatannya adalah membantu usaha kecil, tetapi bentuk kegiatan perkuatan tersebut masih parsial, memisahkan kegiatan program yang bersifat pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan kesehatan. Walaupun lebih baik ternyata pada tingkat masyarakat kegiatan ini tidak dapat diharapkan berkelanjutan, ‘13 7 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bahkan cenderung meningkatkan kebergantungan masyarakat pada perusahaan, sehingga efek pada pembentukan citra ataupun usaha untuk menggalang kerjasama dengan masyarakat tidak didapat secara optimal. 3. Kegiatan program CSR yang beroreintasi membangun daya saing masyarakat. Program CSR akan memberi dampak ganda untuk perusahaan dan masyarakat karena dari awal dirancang untuk meningkatkan produktifitas (sebagai ukuran data saing) guna meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan akses pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan penekanan pada keberlanjutan penguatan ekonomi secara mandiri (berjangka waktu yang jelas/mempunyai exit policy yang jelas) Untuk memberikan ungkitan besar pada pendapatan masyarakat maka kegiatan perkuatan dilakukan pada rumpun usaha spesifik yang saling terkait dalam rantai nilai, setiap pelaku pada mata rantai nilai pada dasarnya adalah organ ekonomi yang hidup, perkuatan dilakukan untuk meningkatkan metabolisme (aliran barang, jasa, uang, informasi dan pengetahuan) dalam sistem yang hidup tersebut yang pada gilirannya akan meningkatkan performance setiap organ. Pendekatan CSR yang smart adalah dengan mengambil peran sebagai fasilitatif-katalistik sehingga kegiatan CSR lebih efesien memberikan dampak pada rumpun usaha dalam satu rantai nilai. Program pendidikan, kesehatan, dan infrasturktur infrastruktur dirancang sinergis dengan penguatan ekonomi sehingga mampu menigkatkan indeks pembangunan manusia pada tingkat lokal. Contoh perusahaan pengguna CSR yaitu : PT Semen Tonasa Unggul Attas Mengungkapkan, perusahaannya memberikan perhatian khusus pada program CSR ini. Karena itu, ketika diberi kepercayaan menduduki jabatan tertinggi di PT Semen Tonasa,beberapa program tersebut dilakukan penyusunan ulang dalam bentuk road map program CSR. Tujuannya tidak lain,agar program ini benar-benar tepat guna dan tepat sasaran. Apalagi, program CSR PT Semen Tonasa tidak hanya fokus pada satu sektor. Seperti program peningkatan kesehatan masyarakat, pendidikan, ekonomi,serta lingkungan desa mandiri. Keseriusan pabrik semen terbesar di Indonesia Timur ini untuk menjalankan program CSR dapat dilihat dari alokasi anggaran yang terus meningkat setiap tahun. Pada 2011 lalu,disiapkan anggaran ‘13 8 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Rp12 miliar dan tahun ini mencapai Rp19 miliar.Unggul berharap, program CSR tersebut berjalan optimal dan mampu dirasakan dampaknya oleh masyarakat di sekitar pabrik. PT Pertamina Model program CSR ini pula yang diterapkan PT Pertamina dengan menggelar program Pertamina Goes to Campus (PGTC). Kegiatan ini tidak hanya menyasar Makassar, tapi beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Surabaya, Madura, Yogyakarta, Palembang, Pekanbaru, Samarinda, dan Aceh. Melalui program tersebut, Pertamina ingin mengajak mahasiswa menciptakan ketahanan energi. Selain itu, pada kesempatan yang sama Pertamina memberikan bantuan untuk perbaikan ruang lembaga kemahasiswaan UNM senilai Rp50 juta. Penerapan CSR di Indonesia Sebagaimana yang telah dikemukakan, bahwa konsep mengenai CSR mulai hangat dibicarakan di Indonesia sejak tahun 2001, dimana banyak perusahaan maupun instansi sudah mulai menggunakan CSR sebagai suatu konsep pemberdayaan masyarakat. Sampai saat ini perkembangan tentang konsep dan implementasi CSR pun semakin meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini terbukti dari banyaknya perusahaan yang berlomba-lomba untuk melakukan CSR. Pelaksanaannya pun semakin beraneka ragam mulai dari bentuk program yang dilaksanakan, maupun dari sisi dana yang digulirkan untuk program tersebut. Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. ‘13 9 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh kegiatan untuk program CSR yang dilakukan oleh perusahaan antara lain pemberian beasiswa, bantuan langsung bagi korban bencana, pemberian modal usaha, sampai pada pembangunan infrastruktur seperti pembangunan sarana olah raga, sarana ibadah maupun sarana umum lainnya yang dapat dimafaatkan oleh masyarakat. Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di seputar perusahaan. Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan need assesment. Mulai dari pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pemberian pinjaman modal bagi UKM, social forestry, penakaran kupu-kupu, pemberian beasiswa, penyuluhan HIV/AIDS, penguatan kearifan lokal, pengembangan skema perlindungan sosial berbasis masyarakat dan seterusnya. CSR pada tataran ini tidak sekadar do good dan to look good, melainkan pula to make good, menciptakan kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Model pelaksaan CSR juga bemacam-macam. Setidaknya terdapat empat model pelaksanaan CSR yang umum digunakan di Indonesia. Keempat model tersebut antara lain: 1. Terlibat langsung. Dalam melaksanakan program CSR, perusahaan melakukannya sendiri tanpa melalui perantara atau pihak lain. Pada model ini perusahaan memiliki satu bagian tersediri atau bisa juga digabung dengan yang lain yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan social perusahaan termasuk CSR. 2. Melalui Yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau groupnya. Pada model ini biasanya perusahaan sudah menyediakan dana khusus untuk digunakan secara teratur dalam kegiatan yayasan. Contoh yayasan yang didirikan oleh perusahaan sebagai perantara dalam melakukan CSR antaralain; Danamon peduli, Samporna Foundation, kemudian PT.Astra International yang mendirikan Politeknik Manufaktur Astra dan Unilever peduli Foundation (UPF). 3. Bermitra dengan pihak lain. ‘13 10 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam menjalankan CSR perusahaan menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti lembaga social non pemerintah, lembaga pemerintah, media massa dan organisasi lainnya. Seperti misalnya Bank Rakyat Indonesia yang memiliki program CSR yang terintegrasi dengan strategi perusahaan dan bekerjasama dengan pemerintah mengeluarkan produk pemberian kredit untukrakyat atau yang di kenal dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).Contoh lain adalah kerjasama perusahan dengan lembagalembaga sosial seperti Dompet Dhuafa, Palang MerahIndonesia dan lain sebagainya. 4. Mendukung atau bergabung dengan suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota ataumendukung lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dalam melakukan CSR, tentunya perusahaan memiliki alasan diantaranya adalah: Alasan Sosial. Perusahaan melakukan program CSR untuk memenuhitanggung jawab sosial kepada masyarakat. Sebagai pihak luaryang beroperasi pada wilayah orang lain perusahaan harusmemperhatikan masyarakat sekitarnya. Perusahaan harus ikutserta menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat dan jugamenjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan. Alasan Ekonomi. Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung padakeuntungan. Perusahaan melakukan program CSR untukmenarik simpati masyarakat dengan membangun image positif bagi perusahaan yang tujaan akhirnya tetap pada peningkatan profit. Alasan Hukum. Alasan hukum membuat perusahaan melakukan program CSR hanya karena adanya peraturan pemerintah. CSR dilakukanperusahaan karena ada tuntutan yang jika tidak dilakukan akan dikenai sanksi atau denda dan bukan karena kesadaraan perusahan untuk ikut serta menjaga lingkungan. Akibatnyabanyak perusahaan yang melakukan CSR sekedar ikut-ikutan atau untuk menghindari sanksi dari pemerintah. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-undang PT No. 40 pasal 74 yang isinya ‘13 11 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mewajibkan pelaksanaan CSR bagi perusahaan-perusahaan yang terkait terhadap SDA dan yang menghasilkan limbah. Adapun isi dari pasal tersebut adalah : o Ayat 1, dijelaskan bahwa perseroan yang menjalankankegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengansumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. o Ayat 2 dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran. o Ayat 3 menggariskan perseroan yang tidak melaksanakankewajiban sebagaimana Pasal 1 dikenai sanksi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan adanya undang-undang ini nampaknya semakin membuat konsep CSR di Indonesia bias makna. CSR bukanlagi sebagai tanggungjawab sosial yang bersifat sukarela dariperusahaan untuk masyarakat sekitar tapi berubah menjadi suatu keterpaksaan bagi perusahaan. Apapun alasan dalam pelaksanaan CSR, hendaknya perusahaan tetap berpijak pada prinsip dasar dari CSR itu sendiri MANFAAT & TANGGUNG JAWAB CSR Apapun alasan atau motif perusahaan melakukan CSR, yang pasti CSR penting dilakukan. Sebagaimana yang telahdikemukakan sebelumnya bahwa CSR merupakan tabungan masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh bukan sekedarkeuntungan ekonomi tapi, tetapi lebih dari itu yaitu keuntungan secara sosial dan lingkungan alam bagi keberlanjutan perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang belum melakukan program CSR mungkin dapat mencontoh perusahaan lain yang telah lebihdulu melakukan program CSR dan menikmati manfaat yang ditimbulkan. PT Unilever Indonesia telah melakukan program CSR melalui pendampingan petani kedelai. PT Unilever telah berhasil membina petani yang menggarap lebihdari 600 hektar kedelai hitam hingga mengkontribusikan sekitar 30 persen kebutuhan ‘13 12 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id produksi Kecap Bango. Program semacam ini tentu saja bermanfaat bagi petani dan perusahaan. Bagi petani misalnya program inibermanfaat untuk meningkatkan kualitas produksi dan jugamenjamin kelancaran distribusi, sedangkan bagi perusahaandapat menjamin kelancaran pasokan bahan baku untukproduk-produk yang menggunakan bahan dasar kedelai. Kegiatan CSR adalah Sinar Mas Group melalui Eka Tjipta Fondation. Organisasi inimerupakan organissi nirlaba yang didirikan untuk Meningkatkankualitas kehidupan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat dalamaspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Kegiatan yang dilakukanmeliputi Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Budaya (melalui kegiatanpendidikan, seni budaya, olah raga, kesejahteraan sosial, keagamaandan kesehatan), bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Ekonomi Masyarakat (melalui kegiatan sosial kemitraan usaha kecil menengah serta pertanian terpadu), dan Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup (melalui kegiatan sosial pemberdayaan lingkungan hidup dan konservasi). o Kegiatan-kegiatan yang dilakukan CSR yang dilakukan oleh Eka Tjipta Foundation telah memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu Sinar Mas sebagai berikut: o Meningkatkan citra perusahaan dimata stakeholder, Membina hubungan/interaksi yang positifdengan komunitas lokal, pemerintah, dan kelompok-kelompok lainnya o Mendorong peningkatan reputasi dalam pengoperasian perusahaan dengan etika yang baik Menunjukkan komitmen perusahaan, sehingga tercipta kepercayaan dan respek dari pihak terkait o Membangun pengertian bersama dan kesetiakawananantara dunia usaha dengan masyarakat o Mempermudah akses masuk ke pasar atau pelanggan o Meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja, sehinggasemangat loyalitas terhadap perusahaan akan berkembang o Mengurangi resiko perusahaan yang mungkin dapat terjadi o Meningkatkan keberlanjutan usaha secara konsisten Manfaat-manfaat tersebut hendaknya dapat juga dirasakan oleh perusahaan lain yang telah melakukan program CSR. ‘13 13 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tanggung Jawab CSR Perusahaan Coorperate sosial respobility (CSR) atau tanggung sosial, menjadi sebuah kredo baru bagi pelaku bisnis. CSR merupakan media perusahaan untuk menjawab berbagai kritik. Sekarang, banyak perusahaan atau pelaku industri menjadikan CSR menjadi yang terintegrasi dari perusahaan, isu lingkungan, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, juga mendapat perhatian yang serius dari pelaku bisnis. Kalau kita lihat di seluruh dunia, ada 175 perusahaan yang tergabung dalam World Business Council Sustainable Development (WBCSD) yang mengangkat isu : Community Development, Lingkungan, Livelihood dan Perubahaan Iklim. Kalau di Indonesia, Perusahaan Swasta maupun BUMN tergabung dalam Corporate Forum for Community Development (CFCD) yang mempunyai misi: Meningkatkan kesadaran umum akan pentingnya program Community Development bagi perusahaan sebagai bagian integral dari pembangunan masyarakatbangsa sekaligus meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat atas peran dan fungsi Corporate CD dan CD Officer. Karenanya, CSR dalam image perusahaan dan peningkatan bisnis tidak bisa di pandang remeh. Karena memiliki etika tanggung jawab yang cukup berperan dalam image perusahaan. Tanggung Jawab Ekonomi: Tanggung jawab ekonomi artinya bahwa tetap menguntungkan bagi pemegang saham, menyediakan pekerjaan yang bagus bagi para pekerjanya, dan menghasilkan produk yang berkualitas bagi pelanggannya. Tanggung Jawab Hukum: Setiap tindakan perusahaan harus mengikuti hukum dan berlaku sesuai aturan permainan Tanggung Jawab Etik : Menjalankan bisnis dengan moral, mengerjakan apa yang benar, apa yang dilakukan harus fair dan tidak menimbulkan kerusakan Tanggung Jawab Filantropis: Memberikan kontribusi secara sukarela kepada masyarakat, memberikan waktu, dan uang untuk pekerjaan yang baik. Corporate Social Responbility adalah elemen penting dalam kerangka keberlanjutan usaha suatu industri yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Definisi secara luas yang ditulis sebuah organisasi dunia World Business Council for sustainable Development ‘13 14 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (WBCD) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya serta seluruh keluarga. Sedangkan menurut Nuryana CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. CSR dapat dikatakan sebagai tabungan masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh bukan hanya sekedar keuntungan secara financial namun lebih pada kepercayaan dari masyarakat sekitar dan para stakeholdersberdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Penelitian yang dilakukan Sandra Waddock dan Samuel Graves membuktikan bahwa perusahaan yang memperlakukan stakeholders mereka dengan baikakan meningkatkan kelompok mereka sebagai suatu bentuk manajemen yang berkualitas. Stakeholders bukan hanya masyarakat dalam arti sempit yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan melainkan masyarakat dalam arti luas, misalnya pemerintah, investor, elit politik, dan lain sebagainya. Bentuk kerjasama yang dibentuk antara perusahaan dan stakeholders hendaknya juga merupakan kerjasama yang dapat saling memberikan kesempatan untuk sama-sama maju dan berkembang. Program-program CSR yang dibuat untuk kesejahteraan masyarakat dan pada akhirnya akan berbalik arah yaitu memberikan keuntungan kembali bagi perusahaan tersebut. Diharapkan perusahaan dengan seluruh stakeholders dapat bersama-sama bekerjasama mengembangkan CSR sehingga keberlanjutan perusahaan baik itu keuntungan ekonomi (keuntungan financial) keuntungan sosial maupun keuntungan lingkungan dapat terwujud. CSR diterapkan kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam konteks ekonomi global, nasional maupun lokal. Komitmen dan aktivitas CSR pada intinya merujuk pada aspek-aspek perilaku perusahaan (firm’s behaviour), termasuk kebijakan dan program perusahaan yang menyangkut dua elemen kunci: ‘13 15 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Good corporate governance: etika bisnis, manajemen sumberdaya manusia, jaminan sosial bagi pegawai, serta kesehatan dan keselamatan kerja; 2. Good corporate responsibility: pelestarian lingkungan, pengembangan masyarakat (community development), perlindungan hak azasi manusia,perlindungan konsumen, relasi dengan pemasok, dan penghormatan terhadap hak-hak pemangku kepentingan lainnya. Dengan demikian, perilaku atau cara perusahaan memerhatikan dan melibatkan shareholder, pekerja, pelanggan, pemasok, pemerintah, LSM, lembaga internasional dan stakeholder lainnya merupakan konsep utama CSR. Kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan-peraturan yang menyangkut aspek ekonomi, lingkungan dan sosial bisa dijadikan indikator atau perangkat formal dalam mengukur kinerja CSR suatu perusahaan. Namun, CSR seringkali dimaknai sebagai komitmen dan kegiatan-kegiatan sektor swasta yang lebih dari sekadar kepatuhan terhadap hukum. CSR yang relatif lebih mudah dipahami dan dioperasionalkan adalah dengan mengembangkan konsep Tripple Bottom Lines (profit, planet dan people) yang digagas Elkington (1998). Dengan demikian, CSR adalah “Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yangtepat dan profesional” (Suharto, 2008b). ‘13 16 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA 1. Kotler P., & Amstrong, G., “Principles of Marketing”, Pearson International Edition, 2006 New Jersey, Eleventh Edition. 2. Kotler P., et al. Marketing Management, An Asian Perspektif, Prentise Hall, 1996 Singapore. 3. Kotler, P., & Keller, K.L., “Marketing Management, 12e”, Pearson International Edition, 2006, New Jersey. 4. Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk, Consumer Behavior; Global Edition. Tenth Edition. Pearson Education, Inc. 2010 5. Kasali, Rhenald, (cetakan ketiga, 1999), Membidik Pasar Indonesia, Segemnetasi, Targeting dan Positioning, Jakarta PT Gramedia 6. Kotler, Philip., Amstrong Gary (Edisi Bahasa Indonesia, 1997) 7. Rambat Lupiyoardi – A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Edisi 2, Jakarta 2006. 8. Kartajaya, Hermawan (MarkPlus&Co), Marketing in Venus, Gramedia, Jakarta 2003 9. http://www.seputar-indonesia.com/news/membangun-image-lewat-program-csr 10. http://www.keuanganlsm.com/article/panduan-praktis-penerapan-csr/ 11. http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html 12. http://antrounair.wordpress.com/2008/08/19/peran-csr-dalam-perusaahan/ ‘13 17 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id