PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN KOMUNIKASI TERHADAP LAWAN JENIS ANTARA REMAJA PUTRA DAN REMAJA PUTRI SLEMAN YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Sutri Astuti NIM: 029114138 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Terima kasih Telah mengajariku membedakan yang benar dan yang salah Mendorongku untuk mempertahankan mimpi-mimpiku Menunjukkan padaku agar tidak terpengaruh oleh rintangan Dan untuk mengubah kebingunganku menjadi senyuman Telah mengatakan bahwa kalian menyayangiku Menunjukkan bahwa betapa istimewanya cinta itu Menghapuskan air mataku kala aku sedih Dan untuk menenangkan kala aku ingin marah Telah membantu sesama dengan perbuatan baik kalian Mengajariku bahwa aku pun mesti menolong sesama Memelukku ketika aku merasa sunyi Dan membisikkan padaku, “Aku sayang padamu” Terima kasih, keluargaku, atas segala yang kalian lakukan. Entah bagaimana jadinya diriku tanpa kalian. James Malinchak Ada orang yang memberikan waktunya, uangnya, keterampilannya dan koneksinya. Ada juga yang memberikan darahnya ..., tapi setiap orang selalu mempunyai sesuatu untuk diberikan. Barbara bush “Karya ini kupersembahkan bagi keluargaku terkasih” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 20 April 2007 Penulis Sutri Astuti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Sutri Astuti (2007). Perbedaan Tingkat Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis antara Remaja Putra dan Remaja Putri Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. Kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang dapat mengganggu hubungan individu dengan lawan jenisnya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya berkaitan dengan stereotip perbedaan peran gender laki-laki dan perempuan yang ada di dalam masyarakat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Terdiri dari 50 orang lakilaki dan 50 orang perempuan, berusia 13 – 17 tahun, yang merupakan keturunan dari perkawinan antar suku Jawa, yang dilahirkan, dibesarkan dan bertempat tinggal di Sleman Yogyakarta, serta mengenal bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Pengujian hipotesis menggunakan Independent Sample t-Test. Dari hasil analisis diperoleh nilai t = -4,534 dengan p = 0,000 (p < 0,05), yang berarti hipotesis penelitian diterima. Dari hasil analisis juga didapatkan mean empiris remaja putra sebesar 72,72 dan mean empiris remaja putri sebesar 82,16. Mean empiris remaja putra lebih rendah daripada mean empiris remaja putri. Hal ini menunjukkan bahwa remaja putra Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang lebih rendah dibandingkan remaja putri Sleman Yogyakarta. Berdasarkan kategorisasi yang menjadi analisis tambahan dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa prosentase remaja putra yang paling dominan terdapat pada kategori rendah yaitu sebesar 64% dan prosentase yang paling dominan remaja putri terdapat pada kategori sedang yaitu sebesar 66%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum remaja putra Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang rendah dan remaja putri Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang sedang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Astuti, S (2007). The Difference of Communication Anxiety Level toward The Opposite Sex between Sleman Yogyakarta Male and Female Teenagers. Yogyakarta: Departement of Psychology, Faculty of Psychology, Sanata Dharma University. The research was aimed at investigating the defference of communication anxiety level toward the opposite sex between Sleman Yogyakarta male and female teenagers. Communication anxiety toward the opposite sex that could disturb individual and the opposite sex relationship, was under the influence of culture values hooked on defference gender rules stereotypes males and females in society. The hypothesis proposed there was defference communication anxiety level toward the opposite sex between Sleman Yogyakarta male and female teenagers. Participant in this research were 100 persons. Consist of 50 males and 50 females, in 13 – 17 years old, were descent of the Javanese marriage, were born, stayed in Sleman Yogyakarta and knew the Javanese language as the mother tongue. The test of hypothesis was using Independent Sample t-Test. The result of tTest was -4,534 with p = 0,000 (p < 0,05), that meant the hypothesis was accepted. From the result of the analysis was found that empirical mean for male teenagers was 72,72 and empirical mean for female teenagers was 82,16. Empirical mean for male teenangers was lower than empirical mean for female teenagers. This indicated that Sleman Yogyakarta male teenagers was lower than Sleman Yogyakarta female teenagers in level of communication anxiety toward the opposite sex. Based in categorize as additional analysis in this research was found that dominance pesentage for male teenagers in low category was 64 % and dominance presentage for female teenagers in medium category was 66%. This indicated that generally Sleman Yogyakarta male teenagers had low in level of communication anxiety toward the opposite sex and Sleman Yogyakarta female teenagers had medium in level of communication anxiety toward the opposite sex. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini penulis hendak berterima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, dorongan dan bantuannya dalam bentuk waktu, pikiran, tenaga ataupun doa kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Maka sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 2. Ibu Sylvia CMYM, S. Psi., M. Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi yang telah membantu dan membimbing penulis selama ini, baik di dalam maupun di luar kelas. 3. Ibu ML. Anantasari, S. Psi., M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas waktu, tenaga dan sumbangan pikiran yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Ibu MM. Nimas Eki Suprawati, S. Psi., M. Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih telah menjadi dosen pembimbing yang baik pada dua semester ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Bapak Y. Agung Santoso, S. Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa membantu penulis selama empat tahun terakhir. 6. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. selaku Dosen Mata Kuliah Seminar yang telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini dengan lancar. 7. Pegawai Sekretariat Psikologi. Mas Gandung, Mbak Nanik dan Pak Gie yang dengan sabar membantu dan melayani kebutuhan administrasi perkuliahan penulis. 8. Mas Muji dan Mas Doni selaku pengurus Laboratorium dan Ruang Baca Psikologi yang dengan sabar membantu dan melayani penulis selama praktikum psikodiagnostik dan juga peminjaman koleksi buku serta literatur. 9. Kedua orangtua penulis yang telah membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati serta membantu dalam segala hal, baik dalam bentuk dukungan , semangat ataupun doa. Suatu penghargaan bagiku memiliki kalian. 10. Adik-adikku yang bandel. Terima kasih atas semangat, doa, bantuan dan kegembiraan yang kalian berikan di setiap hari-hariku. 11. Bude, pakde, bulik dan paklik-paklikku terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini. 12. Kakak-kakakku, Mbak Tantie, Mbak Rinie, Mbak Tutut. Terima kasih atas doa dan nasehat-nasehat yang kalian berikan. 13. Sahabatku di rumah. Siwar, Dewok dan Imung, terima kasih atas dukungan, pengertian dan doa kalian. Aku bahagia berteman dengan kalian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Sahabat-sahabatku di SMA. Indrek, Nitul dan Nety. terima kasih atas bantuan, doa dan dukungannya. 15. Sahabatku Dina yang mau menjadi teman ngobrolku dari bangku SMA hingga di bangku kuliah. 16. Sahabat-sahabatku di kampus. Winda, Katy, Cicil, terima kasih atas hari-hari yang begitu mengebirakan, doa dan dukungan yang kalian berikan padaku. Aku beruntung mengenal kalian. 17. Temen-temen KKN-ku, Nick, Rinda, Lenta, Anez, Domi dan Heri. Terima kasih atas doa dan bantuannya, senang pernah mengenal kalian. 18. Bappeda Kabupaten Sleman, segenap Perangkat Kelurahan Sinduadi dan segenap Perangkat Dusun terima kasih atas ijin serta bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 19. Teman-teman angkatan 2002, baik cewek ataupun cowok yang telah menjadi sahabat yang baik bagiku. Terima kasih atas saran, doa dan dukungannya. 20. Segenap subjek penelitian yang telah rela meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam mengisi angket penelitian. 21. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah membantu, baik secara moril maupun materiil. Terima kasih penulis sampaikan kepada Anda semua. Skripsi ini telah disusun oleh penulis dengan usaha yang maksimal. Namun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menerima segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi semua pihak yang terkait. Yogyakarta, 20 April 2007 Penulis Sutri Astuti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL Halaman Persetujuan ............................................................................................ i Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii Halaman Motto dan Persembahan ........................................................................ iii Pernyataan Keaslian Karya ................................................................................... iv Abstrak ................................................................................................................. v Abstract ................................................................................................................. vi Kata Pengantar ...................................................................................................... vii Daftar Isi ............................................................................................................... xi Daftar Tabel .......................................................................................................... xv Daftar Gambar ...................................................................................................... xvi Daftar Lampiran ................................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8 D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8 1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 8 2. Manfaat Praktis ............................................................................. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja ............................................................................................. 10 1. Definisi dan batasan Remaja ..................................................... 10 2. Ciri-ciri Masa Remaja................................................................ 11 3. Tugas Perkembangan Remaja ................................................... 14 B. Jenis Kelamin .................................................................................. 16 1. Pengertian Jenis Kelamin .......................................................... 16 2. Perbedaan Karakteristik Laki-laki dan Perempuan .................. 17 C. Budaya Jawa Terkait dengan Stereotip Perbedaan Peran Gender Laki-laki dan Perempuan .......................................... 18 D. Kecemasan Komunikasi................................................................... 19 1. Pengertian Komunikasi ............................................................. 19 2. Pengertian Kecemasan ............................................................... 20 3. Kecemasan Komunikasi ............................................................ 21 4. Ciri-ciri Kecemasan Komunikasi .............................................. 22 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Komunikasi ................................................................................ 24 E. Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis............................... 25 F. Perbedaan Tingkat Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis antara Remaja Putra dan Remaja Putri Sleman Yogyakarta ......................................................................... 27 G. Hipotesis .......................................................................................... 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................ 35 B. Variabel Penelitian .......................................................................... 35 1. Variabel Bebas ........................................................................... 35 2. Variabel Tergantung .................................................................. 36 C. Definisi Operasional ........................................................................ 36 1. Jenis Kelamin ............................................................................ 36 2. Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis......................... 36 D. Subjek Penelitian ............................................................................. 38 E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 39 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................... 40 G. Validitas, Seleksi Aitem dan Reliabilitas ........................................ 42 1. Validitas ..................................................................................... 42 2. Seleksi Aitem ............................................................................. 43 3. Reliabilitas ................................................................................. 45 H. Metode Alnalisis Data ..................................................................... 46 BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 47 B. Hasil Penelitian ................................................................................ 48 1. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 48 2. Uji Asumsi ................................................................................. 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Uji Normalitas .................................................................... 48 b. Uji Homogenitas .................................................................. 49 3. Uji Perbedaan ............................................................................ 49 C. Analisis Tambahan .......................................................................... 51 D. Pembahasan ..................................................................................... 53 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 60 B. Saran ................................................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis ........................... 41 Tabel 2. Blue Print Aitem Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis ............................................................................ 41 Tabel 3. Distribusi Aitem Pra Uji Coba Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis ............................................................................ 42 Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis yang Lolos Seleksi ............................................. 44 Tabel 5. Distribusi Aitem Paska Uji Coba Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis ............................................................................ 45 Tabel 6. Deskripsi Data Skor Penelitian Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis ............................................................................ 48 Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji t Skor Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis ............................................................................ 50 Tabel 8. Norma Kategori Skor ............................................................................. 51 Tabel 9. Kategori Skor Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis .............. 52 Tabel 9. 1. Kategori Skor Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Remaja Putra ..................................................................... 53 Tabel 9. 2. Kategori Skor Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Remaja Putri ..................................................................... 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gbr 1. Skema Perbedaan Tingkat Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis antara Remaja Putra dan Remaja Putri Sleman Yogyakarta .......................................................................... 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN UJI COBA Uji Daya Beda Aitem dan Estimasi Reliabilitas ................................................... 64 Slkala Uji Coba Penelitian .................................................................................... 70 Tabulasi Data Hasil Uji Coba ............................................................................... 75 LAMPIRAN PENELITIAN Uji Normalitas ...................................................................................................... 83 Uji Homogenitas ................................................................................................... 86 Uji perbedaan / Uji t ............................................................................................. 87 Skala Penelitian .................................................................................................... 88 Tabulasi Data Penelitian ....................................................................................... 92 LAMPIRAN SURAT IJIN PENELITIAN DAN SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu berkeinginan untuk menjalin hubungan dan berinteraksi dengan manusia yang lain. Proses interaksi antar manusia tersebut selalu didahului dengan kontak komunikasi. Komunikasi merupakan peristiwa sosial, yaitu peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain (Rakhmat, 2001). Komunikasi merupakan hal yang biasa dilakukan oleh manusia. Komunikasi dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti komunikasi antara guru dan murid, orangtua dan anak serta komunikasi yang dilakukan remaja putra dan remaja putri pada masa pacaran, yaitu masa untuk lebih mengenal lawan jenis. Komunikasi menurut Johnson (dalam Supratiknya, 2003), dinyatakan sebagai proses penyampaian pesan baik dalam bentuk verbal ataupun nonverbal yang dikirimkan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi juga merupakan hal yang akrab dalam kehidupan manusia, seperti komunikasi yang dilakukan oleh remaja putra dan remaja putri dalam pergaulan untuk lebih mengenal temantemannya, termasuk teman lawan jenisnya. Berdasarkan hal tersebut maka setiap manusia, khususnya remaja diharapkan dapat melakukan komunikasi dengan sesama dan lawan jenisnya secara baik. Namun pada kenyataannya ternyata tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI demikian, masih saja ada orang yang mengalami kegagalan dalam komunikasi dengan sesama dan tidak semua remaja dapat berkomunikasi secara baik dengan lawan jenisnya. Menurut Rakhmat (2001) kecemasan adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kegagalan komunikasi dengan orang lain. Kecemasan dalam komunikasi menurut De Vito (1995) dinyatakan sebagai perasaan malu, perasaan takut dan keengganan untuk berkomunikasi atau terlibat dalam interaksi komunikasi. Orang yang pencemas dalam komunikasi cenderung menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin untuk tidak terlibat komunikasi dan berbicara apabila terdesak saja (Rakhmat, 2001). Kecemasan dalam berkomunikasi sering terjadi pada remaja dalam hubungannya dengan lawan jenis. Kanuyoso (1986) menyatakan bahwa tidak sedikit muda-mudi atau remaja yang kesulitan berhadapan dengan lawan jenisnya. Hal ini biasanya disebabkan oleh perasaan malu dan minder ketika berhadapan dengan lawan jenis yang mengakibatkan kesulitan untuk berkomunikasi, sehingga mereka hanya diam saja ketika harus berhadapan dengan lawan jenisnya. Masa remaja adalah masa yang penting dimana seorang individu mengalami berbagai perubahan baik secara biologis, psikologis ataupun sosial. Hurlock (1991) menyatakan bahwa awal masa ini berlangsung antara umur 13 tahun sampai dengan kira-kira 17 tahun dan berakhir antara umur 18 hingga kirakira 21 tahun. Pada masa ini seorang individu mulai mengemban tugas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perkembangan yang berhubungan dengan lawan jenis. Mereka harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada. Mereka yang sebelumnya lebih berminat untuk bermain dengan sesama jenis, pada masa remaja ini minat tersebut mulai beralih kepada ketertarikan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Keadaan atau perasaan tersebut adalah hal yang baru yang memerlukan penyesuaian, sehingga terkadang dapat menimbulkan ketegangan emosi atau kecemasan. Kecemasan komunikasi yang dialami remaja dalam hubungannya dengan lawan jenis dapat mengganggu terpenuhinya tugas perkembangan remaja, yaitu menjalin hubungan yang baru dengan lawan jenisnya. Kegagalan penguasaan tugas perkembangan akan menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi seorang individu. Salah satunya adalah pertimbangan sosial yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dihindari sebagai seorang individu yang dianggap belum matang. Hal ini akan mengakibatkan penilaian diri yang kurang menyenangkan dan dapat mengakibatkan konsep diri yang negatif (Hurlock, 1991). Kecemasan komunikasi tersebut menurut Burgoon dan Ruffner (1978) memiliki beberapa ciri, meliputi unwillingness yaitu keengganan individu untuk terlibat komunikasi akibat adanya rasa cemas. Remaja cenderung merasa enggan untuk terlibat komunikasi dengan lawan jenisnya karena telah dikuasai oleh perasaan cemas yang ada dalam dirinya. Avoiding yang merupakan komponen kedua, yaitu individu cendrung menghindar untuk terlibat komunikasi akibat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adanya rasa cemas. Remaja memiliki minat untuk berkomunikasi, tetapi mereka dikuasai oleh perasaan cemas, sehingga cenderung menghindari situasi komunikasi dengan lawan jenis. Komponen yang terakhir adalah uncontrol, yaitu kurangnya kontrol terhadap situasi komunikasi yang diakibatkan adanya rasa cemas. Remaja kurang dapat mengontrol situasi komunikasi dengan lawan jenis akibat adanya rasa cemas. Kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis tidak timbul begitu saja Kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh stereotip masyarakat tempat individu hidup dan dibesarkan. Anthony (dalam Hurlock, 1991), menegaskan bahwa stereotip berfungsi sebagai cerminan yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan citra diri remaja sendiri yang lambat laun akan dianggap sebagai gambaran yang asli atau konsep diri dari remaja sendiri dan remaja membentuk perilakunya melalui gambaran ini. Menurut Maxwell Maltz (dalam Rakhmat, 2001), konsep diri yang positif dapat meningkatkan rasa percaya diri. Rakhmat (2001) juga mengemukakan bahwa percaya diri adalah faktor yang paling menentukan adanya kecemasan komunikasi. Orang yang kurang percaya diri cenderung menghindari situasi komuniksi, lebih banyak diam dan dalam diskusi cendrung berbicara terpatah-patah. Masyarakat sebagai lingkungan sosial telah memberikan stereotip atau penilaian yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan semenjak lahir. Lakilaki lebih diharapkan untuk bersifat maskulin dan perempuan lebih diharapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk bersifat feminin (Uyun, 2002). Penelitian mengenai stereotip atau penilaian perbedaan peran gender (gender rules) laki-laki dan perempuan telah banyak dilakukan dan dapat disimpulkan bahwa stereotip atau penilaian perbedaan peran gender tersebut ada pada semua budaya, termasuk budaya Jawa (Uyun, 2002). Budaya Jawa hidup dan berkembang pada masyarakat Jawa atau suku bangsa Jawa. Magnis-Suseno (2001) menyatakan bahwa masyarakat atau suku bangsa Jawa adalah mereka yang tinggal di bagian tengah dan timur pulau Jawa dan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Budaya Jawa sendiri dipelajari melalui pendidikan dalam keluarga sejak seorang individu masih kecil dan ditekankan oleh masyarakat kepada individu sebagai anggota dari masyarakat. Pendidikan dalam keluarga dimaksudkan untuk menghasilkan individu yang sosial dan patuh terhadap otoritas norma dan penilaian masyarakatnya (Mulder, 1986). Penelitian mengenai budaya Jawa terkadang dikaitkan dengan kota Yogyakarta dan ada beberapa peneliti yang memilih kota tersebut sebagai lokasi penelitian. Hal ini dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan Mulder (1986) dan penelitian yang dilakukan oleh Nurmawati (2004) yang menggunakan kota Yogyakarta sebagai lokasi penelitian. Namun dalam penelitian ini peneliti ingin menggunakan Sleman sebagai lokasi penelitian mengingat Sleman merupakan salah satu daerah yang masih menjunjung budaya Jawa. Sebagian besar masyarakat Sleman juga mengakui pentingnya nilai-nilai dan norma budaya Jawa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagai pedoman dan tuntunan berperilaku dalam masyarakat (Ariani, dkk., 2002). Masyarakat Kabupaten Sleman yang masih menjunjung budaya Jawa memberikan stereotip atau penilaian bagi laki-laki pada umumnya sebagai seorang yang superior, yaitu aktif, pemberani, mau berusaha, agresif dan realistik. Stereotip atau penilaian superioritas tersebut membuat mereka juga mendapatkan aturan dalam pergaulan dari masyarakat, namun tidak begitu ketat seperti halnya kaum perempuan (Uyun, 2002). Stereotip atau penilaian superioritas dan larangan yang tidak begitu ketat dalam hal pergaulan tersebut justru menjadi suatu hal yang akan mendukung bagi tumbuhnya konsep diri yang positif dan rasa percaya diri remaja putra ketika harus berkomunikasi dengan orang lain, yang membuat mereka menjadi seorang yang aktif, pemberani, mau berusaha dan agresif dalam situasi komunikasi dengan orang lain, termasuk dengan lawan jenisnya. Berbeda dengan kaum perempuan yang pada umumnya dipandang sebagai seorang yang inferior, yaitu penakut, pencemas, tergantung dan pemalu. Stereotip inferioritas tersebut membuat mereka mendapatkan aturan dalam pergaulan yang lebih ketat dari masyarakat. Mereka selalu mengingatkan bahwa seorang remaja putri harus menjaga kehormatan dan tidak boleh keluar malam sendirian (Uyun, 2002). Aturan dalam pergaulan yang lebih ketat dan stereotip atau penilaian inferioritas masyarakat tersebut menjadi suatu hal yang kurang mendukung bagi tumbuhnya konsep diri yang positif dan rasa percaya diri remaja putri ketika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI harus berkomunikasi dengan orang lain, yang membuat mereka menjadi seorang yang penakut, pencemas, tergantung dan pemalu dalam situasi komunikasi dengan orang lain, termasuk dengan lawan jenisnya. Peran kaum perempuan dalam budaya Jawa memang cenderung ditekan dengan stereotip atau penilaian inferioritas dan ruang gerak dalam kehidupan serta pergaulannya cenderung dibatasi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman kearah modernisasi, tampak peran kaum perempuan cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan. Ruang gerak kaum perempuan sudah semakin luas dan mereka juga mulai mendapat kesempatan untuk bekerja di luar rumah serta memperoleh pendidikan seperti halnya kaum laki-laki. Uyun (2002), mengemukakan bahwa ada perempuan yang bekerja di pabrik, di kantor, di toko ataupun bekerja sebagai tenaga kerja di negara lain. Bahkan, menurut Nurmawati (2004), dalam kegiatan yang melibatkan kedua jenis kelamin, kaum perempuan mulai diberi kesempatan menduduki posisi-posisi penting yang biasanya diberikan kepada kaum laki-laki. Peran kaum perempuan dalam kehidupan yang semakin besar tersebut, tentu saja menunjukkan bahwa kemampuan kaum perempuan sebenarnya belum tentu kalah bila dibandingkan dengan kemampuan kaum laki-laki, salah satunya adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, termasuk berkomunikasi dengan lawan jenis dalam aktivitas kehidupannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan telaah di atas maka peneliti disini ingin melihat apakah ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Apabila penelitian ini terbukti ada perbedaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan menambah informasi di bidang psikologi, khususnya bagi psikologi komunikasi dan psikologi perkembangan mengenai perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk melaksanakan penelitian yang akan datang. 2. Manfaat praktis a. Bagi remaja Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wacana reflektif dan dasar pengembangan keterampilan sosial dalam diri remaja, terutama keterampilan komunikasi remaja dalam pergaulan dengan lawan jenis, sehingga remaja dapat lebih mempersiapkan diri untuk mengantisipasi terjadinya kecemasan komunikasi dalam pergaulan mereka dengan teman lawan jenis. b. Bagi masyarakat dan keluarga Apabila penelitian ini terbukti ada perbedaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi keluarga dan masyarakat untuk lebih mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai yang mendukung keterampilan sosial remaja putra dan remaja putri, terutama keterampilan komunikasi dalam pergaulan dengan lawan jenis bagi kelompok remaja yang memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang lebih tinggi dan tetap menanamkan nilai-nilai yang mendukung keterampilan komunikasi dalam pergaulan dengan lawan jenis bagi kelompok remaja yang memiliki tingkat kecemasan komunikasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap lawan jenis yang lebih rendah, sehingga perbedaan kecemasan komunikasi yang terjadi pada remaja putra dan remaja putri dalam pergaulan dengan lawan jenisnya dapat diantisipasi secara tepat dan efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi dan Batasan Remaja Istilah remaja sering dikenal dengan istilah adolescence yang berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence memiliki artian yang luas, meliputi kematangan mental, emosional, sosial dan fisik yang berawal pada usia 13 tahun hingga kurang lebih 17 tahun dan berakhir antara usia 18 tahun hingga kurang lebih 21 tahun (Hurlock, 1991). Piaget (dalam Hurlock, 1991) menyatakan bahwa secara psikologis masa remaja adalah masa dimana seorang individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dimana mereka sudah tidak merasakan adanya perbedaan tingkat usia, baik merasa lebih tua ataupun merasa lebih muda. Neidhart (dalam Gunarsa, 1981) berpendapat bahwa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimana ia sudah harus berdiri sendiri. Erikson (dalam Gunarsa, 1981) juga menyatakan definisi mengenai remaja yang dihubungkan dengan perkembangan psikis yang berlangsung pada masa tersebut. Ia mengemukakan bahwa remaja merupakan suatu masa dimana terbentuk perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain, serta tetap ada walaupun telah mengalami berbagai perubahan. Pandangan dari segi seksualitas juga dikemukakan oleh Anna Freud (dalam Gunarsa, 1981), menurutnya remaja merupakan suatu masa yang meliputi proses perkembangan dimana terjadi perubahan-perubahan dalam hal motivasi seksual, organisasi ego, hubungan dengan orangtua dan orang lain serta cita-cita yang dimiliki. Spranger (dalam Gunarsa, 1981) juga berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa dimana seorang individu sangat membutuhkan pengertian dan hanya dengan pengertian yang mendalam para remaja dapat dibantu. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat dikatakan bahwa remaja adalah individu yang berada pada masa peralihan dan perubahan berbagai aspek diri, baik fisik, seksual, emosional ataupun psikis kearah tingkatan yang lebih matang. 2. Ciri-ciri Masa Remaja Masa remaja adalah masa yang paling menonjol dalam kehidupan setiap individu. Pada masa ini setiap individu akan mengalami suatau situasi yang khas yang mungkin tidak dialami pada masa kanak-kanak ataupun masa dewasa. Ciri-ciri yang merupakan kekhasan masa remaja lebih baik diketahui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI agar dapat diarahkan dengan baik. Zulkifli (1995) mengemukakan beberapa ciri masa remaja, yaitu: a. Perubahan fisik Fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan perubahan yang terjadi pada masa kanak-kanak dan masa dewasa. Untuk mengimbangi perubahan yang cepat itu maka remaja memerlukan makan dan tidur yang lebih banyak. b. Perkembangan seksual Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah. Tanda-tanda kematangan seksual mulai muncul baik pada remaja putra ataupun remaja putri. Pada remaja putra alat reproduksi sperma mulai diprodukasi, leher menonjol karena tumbuhnya buah jakun yang membuat suara menjadi pecah dan tumbuh bulu-bulu (rambut) di sekitar alat kemaluannya. Sedangkan pada remaja putri, karena produksi hormon dalam tubuhnya mulai timbul jerawat, buah dada mulai tumbuh, pinggul melebar dan mengalami menstruasi. c. Cara berpikir kausalitas Remaja akan berpikir kritis sehingga mereka akan melawan bila guru dan orangtua tidak memahami cara berpikir remaja dan akibatnya akan muncul masalah kenakalan remaja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Emosi yang meluap-luap Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pikiran yang realistis. e. Mulai tertarik pada lawan jenis Secara biologis manusia dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial remaja mulai tertarik pada lawan jenis dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orangtua kurang mengerti dan melarang, maka akan menimbulkan masalah dan remaja akan bersikap tertutup terhadap orangtuanya. f. Menarik perhatian lingkungan Remaja mulai menarik perhatian dari lingkungannya, mereka berusaha mendapatkan status dan peran. Bila tidak diberi peranan, ia akan menarik perhatian masyarakat dengan malakukan perkelahian atau kenakalan lainnya. g. Terikat dengan kelompok Remaja dalam kehidupan sosial sangat terikat dengan kelompok sebayanya, sehingga tidak jarang orangtua atau keluarga dinomorduakan dan kelompok dinomorsatukan. Orangtua biasanya akan marah dan karena remaja di rumah kurang dimengerti oleh orangtuanya, maka mereka bergabung dengan kelompok sebaya yang mau mengerti dirinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hurlock (1991) mengemukakan beberapa ciri masa remaja meliputi perubahan fisik, keraguan akan peran dan status, nilai kausalitas, penyesuaian terhadap standar kelompok, terlibat dalam perbuatan seks dan meningginya emosi. Gunarsa (1981), juga mengemukakan beberapa ciri remaja meliputi kegelisahan akan keinginan yang tak tersalurkan, kebingungan akan status, keinginan akan hal yang berhubungan dengan fungsi ketubuhan (seks, obatobatan dan merokok) dan terlibat aktivitas kelompok. Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perubahan fisik, perkembangan seksual, cara berpikir kausalitas, emosi yang meluap-luap, mulai tertarik pada lawan jenis atau minat akan seks, menarik perhatian lingkungan, keraguan akan peran dan status, serta terikat dengan kelompok merupakan ciri-ciri yang menjadi kekhasan masa remaja. 3. Tugas Perkembangan Remaja Remaja harus belajar untuk dapat mengembangkan diri. Pada masa remaja seorang individu akan melewati masa belajar yang cukup luas meliputi berbagai bidang yang akan menunjang perkembangan kepribadiannya di dalam kehidupan. Dalam rangka belajar untuk mengembangkan diri, seorang remaja harus memenuhi beberapa tugas perkembangan. Beberapa tugas perkembangan tersebut dikemukakan oleh Havighurst (dalam Gunarsa, 1981) adalah sebagai berikaut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Mencapai hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya baik pria atau wanita. b. Mencapai peran sosial pria atau wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Memperoleh kebebasan emosionil dari orangtua dan orang dewasa lain. e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya. f. Mempersiapkan karir ekonomi atau lapangan pekerjaan. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h. Memperoleh perangkat nilai dan falsafah hidup. Remaja harus berusaha untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya tersebut supaya dapat lebih diterima oleh lingkungan sosialnya. Pendapat serupa mengenai tugas perkembangan remaja juga dikemukakan oleh Zulkifli (1995), meliputi menarik perhatian teman sebaya dari kedua jenis kelamin, mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita, menerima keadaan fisik sendiri, mempersiapkan lapangan kerja dan mempersiapkan diri untuk hidup berkeluarga. Hurlock (1991) juga mengemukakan beberapa tugas perkembangan remaja, meliputi menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat, mencapai kemandirian emosional, mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan nilai yang selaras dengan orang dewasa. Berdasarkan paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa mencapai hubungan antar pribadi dengan teman sebaya pria atau wanita, mencapai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peran sosial pria atau wanita, menerima keadaan fisik, memperoleh kebebasan emosional, mencapai kemandirian emosional, mempersiapkan karir dan lapangan kerja, mempersiapkan perkawinan, serta memperoleh perangkat nilai dan falsafah hidup merupakan tugas perkembangan remaja yang harus dipelajari oleh remaja dan diteruskan ke masa berikutnya. B. Jenis Kelamin 1. Pengertian Jenis Kelamin Individu ditinjau dari jenis kelamin, terdiri dari individu berjenis kelamin laki-laki dan individu berjenis kelamin perempuan atau dengan istilah lain disebut sebagai pria dan wanita atau putra dan putri. Pengertian jenis kelamin menurut Gilarso (2003) dinyatakan sebagai keseluruhan ciri-ciri baik biologis ataupun psikologis yang membedakan manusia sebagai pria dan wanita. Mahmud (dalam Nurmawati, 2004), memberikan pengertian mengenai jenis kelamin sebagai suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang dan membedakan manusia dalam dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Menurut kamus psikologi (dalam Chaplin, 2002), jenis kelamin diartikan sebagai perbedaan yang khas antara perempuan dan laki-laki atau antara organisme yang memproduksi sel telur dan sel sperma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa jenis kelamin adalah keseluruhan ciri atau karakteristik baik secara biologis ataupun psikologis yang membedakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. 2. Perbedaan Karakteristik Laki-laki dan perempuan Gilarso (2003) menyatakan bahwa secara biologis laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik yang berbeda. Laki-laki memiliki kaki dan tangan yang kuat, suara besar dan dada yang lapang. Sedangkan perempuan memiliki tangan dan kaki yang runcing dan lembut, suara kecil merdu dan dada yang agak menonjol. Secara psikologis atau kejiwaan mernurut Gilarso (2003), laki-laki dan perempuan juga memiliki karakteristik yang berbeda. Laki-laki cenderung lebih terbuka dalam memandang, aktif dan lebih rasional. Sedangkan perempuan cenderung tertutup dan dipengaruhi oleh perasaan. Sifat keterbukaan yang dimiliki oleh laki-laki akan membuatnya lebih mudah dalam menumbuhkan hubungan interpersonal dengan orang lain dibandingkan dengan sifat tertutup yang dimiliki oleh perempuan, sehingga laki-laki lebih mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, karena keterbukaan adalah salah satu faktor yang amat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi yang efektif (Rakhmat, 2001). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa baik secara biologis ataupun psikologis, laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik yang berbeda, dimana laki-laki memiliki karakteristik yang sifatnya lebih superior atau kuat dan perempuan memiliki karakteristik yang sifatnya lebih inferior atau lemah. C. Budaya Jawa Terkait dengan Stereotip Perbedaan Peran Gender Laki-laki dan Perempuan Budaya Jawa menurut Magnis-Suseno (2001) adalah budaya yang hidup dan berkembang dalam masyarakat atau suku bangsa Jawa. Budaya Jawa dipelajari melalui pendidikan dalam keluarga sejak individu masih kecil dan ditekankan oleh masyarakat kepada individu sebagi anggota masyarakat (Mulder, 1986). Masyarakat atau suku bangsa Jawa sendiri menurut Magnis-Suseno (2001) adalah mereka yang tinggal di tengah atau timur pulau Jawa, serta menggunakan bahasa Jawa sebagi bahasa ibu. Masyarakat dalam budaya Jawa mengatur secara otoriter keseluruhan hidup pesertanya. Orang sebagai individu dianggap tidak penting dan bersama-sama mereka mewujudkan masyarakat. Keselarasan masyarakat dianggap menjamin kehidupan yang baik bagi individu sebagai anggota masyarakat (Mulder, 1986). Penilaian atau stereotip perbedaan peran gender laki-laki dan perempuan dalam budaya Jawa sudah diperkenalkan sejak individu masih kecil. Sosialisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI nilai terkait stereotip perbedaan gender ini tidak hanya dilakukan oleh orangtua, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat secara jelas sejalan dengan pertumbuhan mereka. Dalam budaya Jawa laki-laki dipandang sebagai kaum yang superior, yaitu dipandang sebagai individu yang aktif, mau berusaha, pemberani, agresif dan realistik. Sedangkan perempuan dipandang sebagai kaum yang inferior, yaitu dipandang sebagai individu yang penakut, pencemas, tergantung dan pemalu (Uyun, 2002). Individu menginjak remaja dalam budaya Jawa terkait dengan perbedaan stereotip atau penilaian terhadap laki-laki dan perempuan juga ditekan oleh perbedaan peraturan dalam pergaulan. Aturan-aturan tersebut lebih banyak ditujukan pada remaja putri. Uyun (2002) mengemukakan bahwa masyarakat atau orangtua dalam budaya Jawa memberikan larangan yang lebih banyak bagi remaja putri. Seorang pemuda dan pemudi dalam budaya Jawa tidak boleh memperlihatkan diri bersama sendirian dan kontak yang mungkin terjadi antara mereka hanya sebentar (Magnis-Suseno, 2001). Berdasarkan paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa stereotip perbeaan peran gender laki-laki dan perempuan dalam budaya Jawa ditanamkan oleh masyarakat secara otoriter dan ditenamkan sejak kecil oleh keluarga kepada setiap anggota mesyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Kecemasan Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu kata commutio atau common. Ketika mengadakan komunikasi, berarti mencoba memberikan informasi agar si penerima atau si pengirim sepaham atas pesan tertentu (Schramm dalam Siahaan, 2000). Effendi (dalam Siahaan, 2000) juga menyatakan bahwa komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan. Johnson (dalam Supratiknya, 2003) mendefinisikan komunikasi secara luas sebagai setiap bentuk tingkah laku seseorang, baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi secara sempit oleh Johnson ( dalam Supratiknya, 2003), diartikan sebagai pesan yang dikirimkan oleh seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Berdasarkan beberapa pendapat tentang komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi yang berupa tingkah laku verbal ataupun nonverbal yang didalamnya terkandung pikiran dan perasaan dari orang sebagai pengirim pesan (komunikator) yang ingin disampaikan kepada orang sebagai penerima pesan (komunikan). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pengertian Kecemasan Setiap orang pasti pernah merasa cemas karena dihadapkan pada suatu peristiwa atau pengalaman yang tidak enak, menegangkan dan menekan dalam kehidupan. Kartono (dalam Ikawati dan Astuti, 2004) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas. Sulaeman (dalam Ikawati dan Astuti, 2004), juga menambahkan bahwa kecemasan adalah ketidaktenteraman yang kabur, suatu perasaan gugup atau perasaan-perasaan lain yang tidak menyenangkan seperti takut, gelisah dan tertekan. Lazarus (1969) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu keadaan atau kondisi yang kurang menyenangkan. Seseorang akan merasa ragu-ragu, waswas, curiga dan tidak tenang dalam keadaan cemas, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas dengan baik serta sulit untuk mencapai keberhasilan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan suatu pengalaman emosional yang kurang menyenangkan yang muncul karena situasi yang menegangkan dan menekan, yang ditandai dengan perasaan ragu-ragu, was-was, curiga dan tidak tenang. 3. Kecemasan Komunikasi Kecemasan komunikasi dengan orang lain merupakan suatu gejala yang mempunyai beberapa istilah. Pada awalnya label kecemasan komunikasi dikenal dengan istilah stage fright, yang ditekankan pada kecemasan atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ketakutan untuk berkomunikasi di depan umum. Kemudian istilah tersebut berkembang menjadi communication apprehension, yang merupakan label kecemasan komunikasi dengan arti yang lebih luas dan meliputi berbagai situasi dan konteks komunikasi (Mc Croskey, 1982). Mc Croskey (1982) mendefinisikan communication apprehension sebagai suatu kecemasan yang dihubungkan dengan tingkah laku yang banyak dialami oleh individu. Individu yang mempunyai kecemasan untuk berpartisipasi dalam komunikasi yang tinggi, tidak dapat mengantisipasi perasaan negatifnya dan sedapat mungkin menghindari komunikasi. De Vito (1995) mendefinisikan communication apprehension sebagai perasaan malu, perasaan takut dan keengganan untuk berkomunikasi atau terlibat dalam interaksi komunikasi. Burgoon dan Ruffner (1978) menyebutkan kecemasan komunikasi sebagai communication anxiety yang didefinisikan sebagai kondisi seseorang yang merasa cemas dalam menghadapi situasi komunikasi. Beatty dan Beatty (1976) juga menyebutkan kecemasan komunikasi sebagai communication anxiety yang didefinisikan sebagai reaksi negatif terhadap tugas untuk melakukan interaksi komunikasi dengan orang lain atau orang-orang, dimana muncul kecenderungan penghindaran yang kuat. Orang dengan kecemasan komunikasi yang tinggi akan memilih untuk menghindari komunikasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan komunikasi adalah kecemasan yang dialami individu dalam situasi komunikasi dengan orang lain. Kecemasan komunikasi ini merupakan reaksi negatif terhadap interaksi komunikasi dengan orang lain, yang ditandai dengan perasaan malu, perasaan takut dan keengganan untuk berkomunikasi ketika dihadapkan pada situasi komunikasi dengan orang lain. 4. Ciri-ciri Kecemasan Komunikasi Burgoon dan Ruffner (1978) mengemukakan tentang ciri-ciri kecemasan komunikasi, yaitu: a. Keengganan atau ketidaksediaan (Unwillingness), yaitu individu cenderung enggan dan tidak bersedia dalam komunikasi. Individu enggan berkomunikasi yang disebabkan adanya rasa cemas dan adanya sifat introvert, sehingga mengakibatkan rendahnya frekuensi partisipasi dalam situasi komunikasi. b. Penghindaran (Avoiding), yaitu individu cendrung menghindar terlibat dalam komunikasi. Hal ini dapat disebabkan adanya kecemasan atau kurangnya informasi mengenai situasi komunikasi yang dihadapi yang dapat mempengaruhi intimasi dan empati terhadap orang lain. c. Uncontrol, kurangnya kontrol dalam situasi komunikasi yang diakibatkan oleh kecemasan. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya penyesuaikan diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap perbedaan individu, reaksi lawan bicara dan faktor lingkungan lainnya. Orang yang mengalami kecemasan komunikasi memiliki ciri-ciri antara lain merasa terganggu dalam interaksi sosial, cenderung menghindar dari pergaulan, kurang berpartisipasi dalam kelompok, kurang dapat mengekspresikan diri, merasa tertekan, takut bercakap-cakap dan kurang dapat mengontrol diri dalam interaksi (De Vito, 1995). Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keenganan untuk berkomunikasi, penghindaran terhadap komunikasi dan kurangnya kontrol dalam situasi komunikasi merupakan ciri-ciri yang muncul ketika seseorang mengalami kecemasan komunikasi. 5. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Komunikasi Kecemasan komunikasi menurut Mc Croskey (dalam De Vito, 1995) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Lack of Communication Skills and Experience (kurangnya keterampilan dan pengalaman komunikasi) Kurangnya keterampilan dan pengalaman dalam komunikasi dapat membuat seseorang mengalami kecemasan komunikasi. b. Degree of Evaluation (derajat penilaian) Penilaian dari lingkungan yang menekan akan mengakibatkan munculnya kecemasan komunikasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Subordinate Status (status yang lebih rendah) Status orang lain yang dianggap lebih baik sebagai komunikator juga dapat menyebabkan kecemasan komunikasi. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan penguatan terhadap keterampilan sendiri dapat menolong seseorang untuk berpikir secara lebih seimbang. d. Degree of Conspicuousness (derajat kemencolokkan) Situasi yang membuat seseorang mencolok atau menyorot dapat menyebabkan kecemasan komunikasi. Orang menjadi lebih cemas ketika berbicara di hadapan banyak orang dibandingkan ketika berhadapan dengan kelompok kecil. e. Degree of Unpredictability (derajat ketakterprediksian) Situasi yang tidak bisa diprediksi, seperti situasi yang kabur dan situasi yang baru dapat memunculkan kecemasan komunikasi. f. Degree of Dissimilarity (derajat ketidaksamaan) Merasa tidak sama dengan lawan komunikasi dapat memunculkan perasaan cemas. Perbedaan yang dirasakan terhadap lawan komunikasi merupakan suatu pengalaman yang menakutkan dalam komunikasi. g. Prior Successes and Failures (prioritas terhadap kesuksesan dan kegagalan) Pengalaman dalam situasi yang sama berpengaruh besar terhadap cara merespon. Pengalaman yang lebih berprioritas terhadap kesuksesan pada umumnya akan menurunkan kecemasan komunikasi dan pengalaman yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berprioritas terhadap kegagalan akan meningkatkan kecemasan komunikasi. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dilihat bahwa keterampilan dan pengalaman komunikasi, penilaian lingkungan, anggapan bahwa orang lain lebih baik dalam komunikasi, anggapan bahwa orang lain tidak sama dalam komunikasi, situasi yang mencolok atau menyorot, situasi yang baru dan kegagalan atau keberhasilan pengalaman komunikasi merupakan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kecemasan komunikasi terhadap orang lain. E. Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Remaja dalam kehidupan sosialnya, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Dalam kelompok jenis kelamin lain mereka belajar untuk menguasai keterampilan sosial, misalnya kemahiran berbicara atau berkomunikasi, mengorganisasi kegiatan sosial dan sebagainya. Keberhasilan individu melaksanakan tugas perkembangan ini akan membawa penyesuaian sosial yang lebih baik sepanjang hidupnya (Zulkifli, 1995). Banyak remaja yang ingin memiliki teman. Mereka mau berkorban, hormat terhadap orang lain dan sebagainya. Tetapi sayang mereka tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan orang lain (Kelly, 2004). Komunikasi dengan orang lain menurut Rakhmat (2001) dapat mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut salah satunya disebabkan oleh faktor kecemasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kecemasan untuk berkomunikasi sering terjadi pada remaja dalam hubungannya dengan lawan jenis. Kanuyoso (1986) menyatakan bahwa tidak sedikit mudamudi atau remaja yang mengalami kecemasan ketika berhadapan dengan lawan jenisnya. Remaja mulai memiliki hasrat untuk mengenal lawan jenisnya, namun tidak tahu harus menentukan sikap yang tepat ketika berhadapan dengan lawan jenis, sehingga terkadang seorang remaja putri hanya menjawab satu dua kata saja ketika diajak ngobrol oleh teman laki-lakinya dan remaja putra terkadang sama sekali tidak bisa bicara ketika diajak ngobrol oleh teman perempuannya. Kecemasan komunikasi tersebut menurut kesimpulan dari beberapa pendapat ahli yang telah dibahas sebelumnya dinyatakan sebagai reaksi negarif terhadap interaksi komunikasi dengan orang lain, yang ditandai dengan perasaan malu, perasaan takut dan keengganan untuk berkomunikasi ketika dihadapkan pada situasi komunikasi dengan orang lain. Orang yang pencemas dalam komunikasi cendrung menarik diri dalam pergaulan, berusaha untuk sekecil mungkin untuk terlibat komunikasi dan berbicara apabila terdesak saja. Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis adalah kecemasan yang sering dialami remaja ketika dihadapkan pada situasi komunikasi dengan lawan jenisnya. Hal tersebut merupakan reaksi negatif terhadap interaksi komunikasi dengan orang lain sebagai lawan jenisnya, yang ditandai dengan perasaan malu, perasaan takut dan keengganan untuk berkomunikasi, ketika dihadapkan pada situasi komunikasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan lawan jenis, yang dapat mengakibatkan terganggunya hubungan interpersonal atau penyesuaian individu terhadap lawan jenisnya. F. Perbedaan Tingkat Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis antara Remaja Putra dan Remaja Putri Slaman Yogyakarta Ariani, dkk. (2002) menyatakan dalam penelitiannya bahwa sebagian besar masyarakat Sleman mengakui pentingnya tata karma dan norma budaya Jawa sebagai pedoman dan tuntunan berperilaku dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Sleman masih menjunjung nilai-nilai kebudayaan Jawa. Perilaku sosial dalam budaya Jawa ditentukan oleh prinsip kerukunan dan hormat. Individu selalu berada di bawah tekanan masyarakat untuk bertindak sesuai dengan prinsip tersebut (Magnis-Suseno, 2001). Tekanan dari masyarakat ini didukung pula oleh rasa sungkan dan isin yang telah ditanamkan di dalam keluarga semenjak individu masih kecil. Jadi dalam masyarakat berbudaya Jawa individu selalu berada dalam tekanan otoritas aturan-aturan yang ditanamkan oleh masyarakat dan keluarganya. Seorang anak laki-laki dan perempuan pada masyarakat Jawa sudah memiliki nilai yang berbeda semenjak kecil. Seorang anak laki-laki cendrung memiliki arti yang berhubungan dengan martabat, perlindungan dan tumpuan harapan keluarga dimasa depan, sehingga anak laki-laki mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Lain halnya dengan anak perempuan, mereka mempunyai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI arti yang berhubungan dengan kepraktisan, kehadirannya bermanfaat untuk memperlancar kegiatan beres-beres urusan rumah tangga dan anak laki-laki dianggap tabu melakukan tugas-tugas tersebut. Masyarakat juga percaya bahwa anak perempuan dan laki-laki mempunyai pembawaan sifat yang berbeda, anak laki-laki sulit diatur, dan anak perempuan lebih mudah diatur serta memahami keinginan orangtua (Uyun, 2001). Perbedaan nilai tersebut menimbulkan penilaian atau stereotip masyarakat yang berbeda dalam memandang laki-laki dan perempuan. Menurut Uyun (2002), seorang laki-laki dalam budaya Jawa dipandang sebagai seorang yang superior, yaitu sebagai seorang yang aktif, agresif, mau berusaha dan realistik. Sedangkan seorang perempuan lebih dipandang sebagai seorang yang inferior, yaitu sebagai seorang yang penakut, pemalu, pencemas dan cenderung tergantung. Stereotip atau penilaian masyarakat yang memandang laki-laki sebagai kaum yang superior lambat laun akan membentuk perilaku remaja putra menjadi seperti yang mereka harapkan. Hal tersebut juga terjadi pada remaja putri. Stereotip atau penilaian inferioritas yang diberikan masyarakat lambat laun juga akan mereka tanamkan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat memenuhi harapan masyarakat. Hal ini terjadi karena masyarakat dalam budaya Jawa merupakan sumber norma satu-satunya yang secara otoriter mengatur masyarakat yang ada di dalamnya (Mulder, 1986). Seorang remaja dalam budaya Jawa selain harus patuh terhadap nilai-nilai terkait dengan stereotip perbedaan peran gender laki-laki dan perempuan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ditegakkan oleh masyarakat, mereka pada umumnya juga memiliki tugas perkembangan yang harus dilakukan, yaitu menjalin hubungan yang baru dengan lawan jenis. Penyesuaian diri remaja dengan lawan jenis pada hubungan yang belum pernah ada sebelumnya tentunya tidak mudah, sehingga terkadang dapat menimbulkan ketegangan emosi atau kecemasan dan mengakibatkan kegagalan dalam penyesuaian dengan lawan jenis. Tugas perkembangan yang tidak berhasil atau yang gagal dilaksanakan oleh remaja akan menimbulkan pertimbangan sosial yang tidak menyenangkan dari masyarakat (Hurlock, 1991). Bagi remaja dalam budaya Jawa untuk mewujudkan kedua hal tersebut, yaitu harapan masyarakat terkait dengan sterotip atau penilaian laki-laki dan perempuan, serta pemenuhan tugas perkembangan mereka untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu hal yang tidak mudah, khususnya bagi remaja putri. Otoritas masyarakat dalam budaya Jawa tercermin pada perbedaan penilaian atau strereotip peran gender dalam memandang laki-laki dan perempuan yang menimbulkan perbedaan aturan dalam hal pergaulan bagi laki-laki dan perempuan. Seorang remaja putra dalam budaya Jawa menurut Uyun (2002), dipandang sebagai seorang yang superior, yaitu sebagai seorang yang aktif, agresif mau berusaha dan realistik. Hal tersebut membuat mereka mendapatkan larangan dari masyarakat yang tidak begitu ketat dan cenderung lebih bebas, serta memiliki ruang gerak yang luas dalam pergaulan dengan teman-temannya, termasuk teman lawan jenisnya. Lain halnya dengan remaja putri, menurut Uyun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (2002), mereka dipandang oleh masyarakat sebagai seorang yang infereior, yaitu sebagai seorang yang pemalu, pencemas, penakut dan cenderung tergantung. Hal tersebut membuat mereka memiliki larangan yang lebih banyak dalam bergaul daripada remaja putra dan memiliki ruang gerak yang terbatas, serta cenderung ditempatkan pada sektor domestik, yaitu sektor rumah tangga, yang membuat mereka kurang memiliki kesempatan untuk melihat dunia luar dan bergaul dengan teman-temannya, termasuk teman lawan jenisnya. Penilaian atau stereotip dari masyarakat tersebut menurut Hurlock (1991), dinyatakan dapat mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri. Maxwell Maltz (dalam Rakhmat, 2001) juga menambahkan bahwa konsep diri yang positif dapat meningkatkan rasa percaya diri dan rasa percaya diri sendiri menurut Rakhmat (2001), dinyatakan sebagai faktor yang menentukan adanya kecemasan komunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara tidak langsung stereotip dari masyarakat dapat mempemgaruhi terjadinya kecemasan komunikasi. Stereotip atau penilaian superioritas dan aturan dalam pergaulan yang tidak begitu ketat dari masyarakat bagi remaja putra akan menjadi suatu hal yang mendukung bagi tumbuhnya konsep diri yang positif dan rasa percaya diri mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang akan membuat mereka menjadi seorang yang aktif, mau berusaha, agresif, pemberani dan realistik dalam interaksi komunikasi dengan teman-temannya, termasuk teman lawan jenisnya dan membuat mereka memiliki ruang gerak yang lebih luas dalam pergaulan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI teman-temannya, termasuk dengan teman lawan jenisnya, sehingga akan menekan kemungkinan terjadinya kecemasan komunikasi ketika mereka dihadapkan pada situasi komunikasi dengan lawan jenisnya. Stereotip atau penilaian inferioritas dan larangan dalam hal pergaulan yang lebih ketat dari masyarakat bagi remaja putri akan menjadi suatu hal yang kurang mendukung bagi tumbuhnya konsep diri yang positif dan rasa percaya diri untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang membuat mereka menjadi seorang yang pemalu, penakut, pencemas dan cenderung tergantung dalam interaksi komunikasi teman-temannya, termasuk teman lawan jenisnya dan membuat mereka memiliki ruang gerak yang terbatas dalam pergaulan dengan temantemannya, termasuk dengan lawan jenisnya, sehingga dapat memicu kemungkinan terjadinya kecemasan komunikasi ketika mereka dihadapkan pada situasi komunikasi dengan lawan jenisnya. Stereotip perbedaan peran gender yang memandang kaum laki-laki sebagai sosok yang superior dan kaum perempuan sebagai sosok yang inferior seiring dengan perkembangan zaman kearah modernisasi tampaknya mulai mengalami pergeseran kearah kesetaraan. Hal ini tampak pada peran kaum perempuan yang cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan dan ruang gerak mereka yang semakin luas (Uyun, 2002). Kaum perempuan mulai diperbolehkan mendapatkan kesempatankesempatan seperti kesempatan yang diberikan kepada kaum laki-laki, yaitu seperti bekerja di luar rumah dan memperoleh pendidikan yang setara. Uyun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (2002), juga menyatakan bahwa ada perempuan yang bekerja di pabrik, di kantor, di toko ataupun bekerja sebagai tenaga kerja di negara lain. Bahkan, menurut Nurmawati (2004), dalam kegiatan yang melibatkan kedua jenis kelamin, kaum perempuan mulai diberi kesempatan menduduki posisi-posisi penting yang biasanya diberikan kepada kaum laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh Arkowitz et al (dalam Leary, !983), juga menemukan bahwa laki-laki lebih cemas terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan hubungan yang lebih akrab dengan lawan jenisnya dibandingkan perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kaum perempuan sebenarnya belum tentu kalah bila dibandingkan dengan kaum laki-laki, salah satunya adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, termasuk dengan lawan jenis dalam aktivitas kehidupannya. G. Hipotesis Berdasarkan paparan di atas maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Budaya Jawa yang dibentuk oleh masyarakat: nilai-nilai terkait dengan stereotip perbedaan peran gender, norma, sikap hidup. Sosialisasi secara otoriter oleh masyarakat dan keluarga. Remaja putra Jawa Remaja putri Jawa Mendapatkan stereotip superioritas Mendapatkan stereotip inferioritas Pergaulan tidak dibatasi Pergaulan dibatasi Pengalaman dan keterampilan dalam pergaulan banyak. Pengalaman dan keterampilan dalam pergaulan sedikit. Mendukung tumbuhnya konsep diri yang positif dan rasa percaya diri. Kurang mendukung tumbuhnya konsep diri yang positif dan rasa percaya diri. Aktif, pemberani, agresif, mau berusaha dan realistik dalam pergaulan dengan lawan jenis. Pemalu, pencemas, penakut dan tergantung dalam pergaulan dengan lawan jenis. Menekan terjadinya kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis. Memicu terjadinya kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis. Gbr. 1 Skema Perbedaan Tingkat Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis antara Remaja Putra dan Remaja Putri Sleman Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. B. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti (Narbuko dan Achmadi, 2004). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannnya dengan fenomena yang diobservasi (Narbuko dan Achmadi, 2004). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Remaja yang berjenis kelamin lakilaki, dalam penelitian ini disebut sebagai remaja putra dan remaja yang berjenis kelamin perempuan, dalam penelitian ini disebut sebagai remaja putri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Variabel Tergantung Variabel tergantung adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintrodusi, menggubah atau menggganti variabel bebas (Narbuko dan Achmadi, 2004). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis. C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur variabel dan memanipulasinya (Kerlinger, 2002). Berikut ini adalah definisi operasional dari jenis kelamin dan kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis: 1. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah keseluruhan ciri atau karakteristik baik secara biologis ataupun psikologis yang membedakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Keterangan mengenai jenis kelamin dalam penelitian ini diperoleh dari pernyataan subjek dalam keterangan jenis kelamin di dalam skala mereka. 2. Kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis Kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis adalah kecemasan yang terjadi ketika individu dihadapkan pada situasi komunikasi dengan lawan jenisnya. Kecemasan komunikasi ini berupa reaksi negatif terhadap terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI interaksi komunikasi dengan orang lain sebagai lawan jenisnya, yang ditandai dengan perasaan malu, perasaan takut, keengganan untuk berkomunikasi ketika dihadapkan pada situasi komunikasi dengan lawan jenisnya. Komunikasi yang terjadi bisa dalam konteks verbal, yaitu dengan menggunakan bahasa atau kata-kata, seperti ditunjukkan dengan diskusi, bicara, menjawab, berdialog, berpendapat, ngobrol, serta bercakap-cakap dan konteks nonverbal, yaitu dengan menggunakan jarak, ekspresi emosi, kontak mata, serta gerak tubuh, seperti ditunjukkan dengan keguguban, ketegangan, perasaan senang, keresahan, salah tingkah, kepura-puraan, kemalasan, keengganan, menghindari pertemuan atau tempat duduk, serta menatap mata lawan bicara. Kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis di ukur dengan skala kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang dibuat berdasarkan ciri-ciri kecemasan komunikasi yang dikemukakan oleh Burgoon dan Rufnner (1978), yaitu: a. Keengganan atau ketidaksediaan (Unwillingness), yaitu individu cenderung enggan dan tidak bersedia dalam komunikasi. Individu enggan berkomunikasi yang disebabkan adanya rasa cemas karena adanya sifat introvert, sehingga mengakibatkan rendahnya frekuensi partisipasi dalam situasi komunikasi. b. Penghindaran (Avoiding), yaitu individu cendrung menghindar terlibat dalam komunikasi. Hal ini dapat disebabkan adanya kecemasan karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kurangnya informasi mengenai situasi komunikasi yang dihadapi yang dapat mempengaruhi intimasi dan empati terhadap orang lain. c. Uncontrol, kurangnya kontrol dalam situasi komunikasi yang diakibatkan oleh kecemasan. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya penyesuaikan diri terhadap perbedaan individu, reaksi lawan bicara dan faktor lingkungan lainnya. Skor skala yang diperoleh menunjukkan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis individu. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh, semakin tinggi tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis individu. D. Subjek Penelitian Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan teknik sampel purposif, yaitu teknik sampel yang ciri-ciri dan sifat-sifatnya diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang telah diketahui sebelumnya (Narbuko dan Achmadi, 2004). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Remaja laki-laki ataupun remaja perempuan. 2. Remaja yang berada dalam masa remaja awal, yaitu antara usia 13 tahun hingga kurang lebih 17 tahun. Alasan pemilihan subjek pada usia remaja awal adalah karena pada awal usia remaja seorang individu mulai memiliki minat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk lebih mengenal lawan jenisnya. Hal ini merupakan tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh seorang remaja supaya dapat diterima oleh lingkungan sosialnya dan juga merupakan hal baru yang membutuhkan banyak penyesuaian serta proses belajar yang tidak mudah yang terkadang dapat menimbulkan kecemasan pada diri remaja. 3. Remaja yang dilahirkan, dibesarkan dan bertempat tinggal di kabupaten Sleman Yogyakarta. 4. Remaja yang merupakan keturunan dari perkawinan antar suku Jawa dan mengenal bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. E. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun alat ukur kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis, yaitu skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis dan melakukan uji coba. 2. Melakukan analisis statistik terhadap data hasil uji coba untuk memperoleh aitem-aitem yang baik dan skala yang reliabel. 3. Menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan melakukan penelitian. 4. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala, yaitu skala kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis. Skala ini termasuk jenis skala likert dan disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri kecemasan komunikasi dari Burgoon dan Ruffner dengan menggunakan metode summated rating, yaitu metode penskalaan pernyataan sikap yang kesemuanya kira-kira dipandang sama dengan nilai sikap subjek dalam menanggapi setiap butir aitem dengan mengungkap taraf kesetujuan atau ketidaksetujuan (Kerlinger, 2002). Setiap pernyataan dalam skala diberi empat alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skala kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis ini terdiri dari dua rumusan, yaitu favorabel dan unfavorabel. Pernyataan favorabel berisi pernyataan yang mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang hendak diukur. Sedangkan pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang isinya tidak mendukung, tidak memihak atau tidak menunjukkan ciri adanya atribut yang hendak diukur. Berikut ini adalah penskoran skala kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis untuk setiap pernyataan favorabel dan unfavorabel: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 1 Skor Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Jawaban SS S TS STS Pernyataan Favorabel Unfavorabel 4 1 3 2 2 3 1 4 Dalam pemberian skor, respon positif yang diberikan subjek pada pernyataan favorabel akan mendapat skor yang lebih tinggi daripada respon negatif dan untuk pernyataan yang unfavorabel, respon negatif akan mendapat skor yang lebih tinggi daripada respon yang positif. Berikut ini adalah blue print dan distribusi aitem pra-uji coba skala kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis: Tabel 2 Blue Print Skala Kacemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Indikator Unwillingness Avoiding Uncontrol Total Aitem Favorabel 10 10 10 30 Unfavorabel 10 10 10 30 Total 20 20 20 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 Distribusi Aitem Pra-Uji coba Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Aitem Indikator Unwillingness Avoiding Uncontrol Total Favorabel 1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 43, 49, 50 3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 45, 51, 57 5, 6, 17, 23, 29, 35, 41, 47, 53, 59 30 Unfavorabel 2, 8, 14, 20, 26, 32, 38, 44, 55, 56 4, 10, 16, 22, 28, 34, 40, 46, 52, 58 11, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60 30 Total 20 20 20 60 G. Validitas, Seleksi Aitem dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Artinya adalah sejauh mana skala itu mampu mengukur atribut yang hendak diukur (Azwar, 2000). Validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi diukur lewat pengujian terhadap isi skala dengan analisis rasional dalam proses telaah soal. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah isi skala memang layak digunakan untuk mengungkap atribut yang hendak diukur (Azwar, 2000). Pengujian terhadap isi skala dengan analisis rasional dalam proses telaah soal dilakukan oleh orang yang telah ahli, dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Seleksi Aitem Uji daya beda aitem dilakukan guna memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur skala (Azwar, 2000). Uji daya beda aitem dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi product-moment Pearson dengan bantuan komputer, yaitu dengan menggunakan program SPSS versi 11.0 for windows. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total (rix) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem atau parameter daya diskriminasi aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total, digunakan batasan rix= 0,30. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 2000). Dari 60 aitem yang diujicobakan pada 75 subjek uji coba yang terdiri dari 34 laki-laki dan 41 perempuan, maka didapatkan aitem yang memenuhi persyaratan, yaitu yang memiliki koefisien korelasi (rix) ≥ 0,30 adalah sebanyak 50 aitem dengan perincian sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis yang Lolos Seleksi Indikator Unwillingness Avoiding Uncontrol Total Aitem Total Favorabel Unfavorabel 1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 2*, 8, 14, 20, 26, 32, 38, 19 43, 49, 50 44, 55, 56 3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 4, 10, 16, 22, 28, 34*, 40, 18 45, 51, 57 46, 52*, 58 5, 6*, 17, 23*, 29, 35*, 11*, 12, 18, 24, 30*, 36, 13 41, 47*, 53, 59 42*, 48, 54, 60 26 24 50 Keterangan: * = aitem yang gugur Penentuan aitem yang bisa dipakai untuk melakukan penelitian selanjutnya, selain berdasarkan korelasi aitem total juga perlu memperhatikan komposisi indikator-indikator atau aspek-aspek yang dicakup oleh kawasan ukur yang harus diungkap oleh skala (Azwar, 2000). Aitem-aitem yang telah lolos seleksi tersebut kemudian diseleksi kembali untuk mendapatkan distribusi aitem yang proporsional pada setiap indikatornya, yaitu dengan menggugurkan 6 aitem pada indikator unwillingness dan 5 aitem pada indikator avoiding karena kedua indikator tersebut memiliki jumlah aitem lolos seleksi yang lebih banyak dari indikator yang lain dan diperoleh 39 aitem, sehingga distribusi aitem paska-uji coba atau format final skala Kecemasan Komunikasi Terhadap Lawan Jenis adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5 Distribusi Aitem Paska-Uji coba Skala Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Indikator Aitem Unwillingness Avoiding Uncontrol Total Favorabel 13, 25, 31, 37, 49, 50 3, 9, 15, 21, 33, 51, 57 5, 17, 29,41, 53, 59 20 Unfavorabel 8, 14, 20, 38, 44, 55, 56 4, 10, 16, 22, 28, 46 12, 18, 24, 36, 48, 54, 60 19 Total 13 13 13 39 3. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada taraf kepercayaan atau taraf konsistensi hasil ukur (Azwar, 2000). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’), yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00, berarti semakin tinggi taraf kepercayaan atau taraf konsistensi hasil ukurnya. Reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal rxx’ = 0,900. Estimasi reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi taraf kepercayaan atau taraf konsistensi hasil ukur (Azwar, 2000). Estimasi reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu dengan menggunakan metode koefisien α-Cronbach. Dari hasil analisis diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,9052. Hal ini menunjukkan bahwa skala tersebut memiliki taraf kepercayaan yang cukup memuaskan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H. Metode Analisis Data Berhubung data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah berupa angka-angka, maka metode yang digunakan adalah metode statistik. Untuk melihat perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta digunakan uji-t. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan komputer, yaitu menggunakan Independent Sample T Test, program SPSS versi 11.0 for windows. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan selama dua minggu, yaitu dari hari Minggu tanggal 28 Januari 2007 sampai dengan hari Senin tanggal 10 Februari 2007 di tempat tinggal subjek, yang berlokasi di Kelurahan Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja, baik laki-laki ataupun perempuan usia 13 tahun sampai dengan kurang lebih 17 tahun yang merupakan keturunan dari perkawinan antar suku Jawa, yang dilahirkan, dibesarkan dan bertempat tinggal di Sleman Yogyakarta serta mengenal bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang remaja Sleman Yogyakarta, yang terdiri dari 50 orang remaja putra dan 50 orang remaja putri. Informasi mengenai keberadaan subjek yang memiliki karakteristik tersebut di atas didapatkan oleh peneliti dari data Kartu Keluarga (KK) penduduk yang didapatkan dari pemerintah setempat sebelum penelitian dilaksanakan. Di samping itu, untuk menjaga keakuratan informasi mengenai karakteristik subjek tersebut, peneliti juga tetap menanyakan kepada subjek yang bersangkutan, yaitu dengan menyertakan beberapa pertanyaan ataupun pernyataan yang berkaitan dengan karakteristik subjek tersebut dalam skala yang akan diedarkan kepada subjek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian Deskripasi data skor penelitian kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang didapatkan dengan menggunakan perhitungan statistik program SPSS versi 11.0 for windows tercantum dalam tabel berikut ini: Tabel 6 Deskripsi Data Skor Penelitian Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Deskripsi Data Mean SD Xmax Xmin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 72,72 82,16 10,412 10,417 91 111 48 60 2. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Sebelum melakukan uji-t, penulis melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian mengikuti distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji KolmogorovSmirnov. Bila p > 0,05, berarti distribusi data penelitian mengikuti distribusi normal. Sebaliknya, bila p < 0,05, berarti distribusi data penelitian tidak mengikuti distribusi normal. Dari hasil analisis didapatkan tingkat signifikasi atau nilai probabilitas untuk kedua jenis kelamin adalah sebagai berikut: nilai p laki- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI laki: 0,764 dan nilai p perempuan: 0,938. Nilai p > 0,05, ini berarti distribusi data penelitian mengikuti distribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian memiliki variasi yang sama. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene’s test. Jika p > 0,05 berarti sampel-sampel mempunyai varians yang homogen atau sama. Sebaliknya, jika p < 0,05 berarti sampel-sampel mempunyai varians yang heterogen atau berbeda. Dari hasil analisis didapatkan nilai F sebesar 0,011 dengan probabilitas atau p = 0,917. Nilai p > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa sampel-sampel penelitian ini memiliki varians yang homogen atau sama. 3. Uji Perbedaan Uji perbedaan atau uji-t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. Pengujian hipotesis dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu menggunakan Independent Sample T-Test, program SPSS versi 11.0 for windows. Berikut ini adalah ringkasan hasil uji-t skor kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang diperoleh melalui perhitungan statistik: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 7 Ringkasan Hasil Uji-t Skor Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Ho N 50 50 Mean 72,72 Mean dif t p Ket -9,14 -4,534 0,000 P < 0,05 Signifikan 82,16 : tidak ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. Ha : ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. Pengujian hipotesis berdasarkan nilai probabilitas: Jika p > 0,05, maka Ho diterima Jika p < 0,05, maka Ho ditolak Dari hasil analisis didapat nilai t = -4,534 dengan probabilitas 0,000. Nilai p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang signifikan antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta. Dari hasil analisis juga didapatkan mean untuk subjek laki-laki adalah sebesar 72,72 dan mean untuk subjek perempuan sebesar 82,16, dimana mean subjek laki-laki lebih kecil daripada mean subjek perempuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Analisis Tambahan 1. Kategorisasi Kategorisasi ini dibuat untuk mengetahui tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta secara lebih terperinci berdasarkan kategorisasi jenjang. Tujuan dari kategorisasi ini menurut Azwar (2000) adalah untuk menempetkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang yang digunakan terbagi atas tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Norma kategorisasi skor yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 8 Norma Kategorisasi Skor Rentang Kategori X < (μ – 1,0σ) (μ – 1,0σ) ≤ X <(μ + 1,0σ) (μ + 1,0σ) ≤ X Keterangan: μ : mean teoritis σ : satuan deviasi standar Keterangan Kategori Rendah Sedang Tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Skala kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis dalam penelitian ini terdiri dari 39 aitem, dengan penghitungan sebagai berikut: X minimum : 39 (untuk skor jawaban sangat tidak setuju) X maksimum : 156 (untuk skor jawaban sangat setuju) Range / luas jarak sebaran : 156 – 39 = 117 σ / satuan deviasi standar : 117 : 6 = 19,5 μ / mean teoritis : 39 + 156 = 97,5 2 Dari penghitungan tersebut maka diperoleh kategorisasi skor kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis sebagai berikut: Tabel 9 Kategorisasi Skor Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Rentang Kategori X < (97,5 – 1,0 . 19,5) (97,5 – 1,0 . 19,5) ≤ X <(97,5 + 1,0 . 19,5) (97,5 + 1,0 . 19,5) ≤ X Keterangan Kategori Rendah Sedang Tinggi Kategori skor kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis untuk masing-masing jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 9.1 dan tabel 9.2, berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 9.1 Kategorisasi SkorKecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Remaja Putra Rentang Kategori X < 78 78 ≤ X < 117 117 ≤ X Keterangan Kategori Rendah Sedang Tinggi Frekuensi 32 18 0 % 64% 36% 0% Tabel 9.2 Kategorisasi Skor Kecemasan Komunikasi terhadap Lawan Jenis Remaja Putri Rentang Kategori X < 78 78 ≤ X < 117 117 ≤ X Keterangan Kategori Rendah Sedang Tinggi Frekuensi 17 33 0 % 34% 66% 0% D. Pembahasan Hasil analisis data penelitian menunjukkan perolehan nilai t = -4,534 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas < 0,05, maka Ho yang berbunyi ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta diterima. Hasil analisis data penelitian mendapatkan perolehan mean untuk remaja putra adalah sebesar 72,72 dan mean untuk remaja putri adalah sebesar 82,16. Hal ini menunjukkan bahwa remaja putra Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang lebih rendah dari pada remaja putrinya. Perbedaan ini dapat terjadi karena kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang dimiliki oleh setiap individu berbeda. Perbedaan ini secara tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI langsung dipengaruhi oleh penilaian atau stereotip dari masyarakat atau lingkungan sosial tempat individu dilahirkan dan dibesarkan. Penilaian atau stereotip masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu. Hal tersebut ditegaskan oleh Anthony (dalam Hurlock, 1991) yang menyatakan bahwa stereotip berfungsi sebagai cerminan yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan citra diri remaja sendiri, yang lambat laun akan dianggap sebagai gambaran yang asli atau konsep diri dari remaja sendiri dan remaja membentuk perilakunya melalui gambaran ini. Konsep diri yang positif menurut Maxwell Maltz (dalam Rakhmat, 2001) dapat meningkatkan rasa percaya diri. Rakhmat (2001) juga menyatakan bahwa rasa percaya diri merupakan faktor yang menentukan terjadinya kecemasan komunikasi, sehingga orang yang memiliki konsep diri yang sehat akan lebih percaya diri dalam komunikasi dengan orang lain. Remaja putra sebagai anggota masyarakat Sleman Yogyakarta yang masih menjunjung budaya Jawa, memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang lebih rendah. Hal ini mungkin dikarenakan adanya dukungan untuk bergaul dengan orang lain dari nilai-nilai dan aturan dalam masyarakat yang juga disosialisasikan oleh keluarga, terutama nilai-nilai yang berkaitan dengan stereotip perbedaan peran gender laki-laki dan perempuan. Seorang lakilaki dalam budaya Jawa dipandang sebagai seorang yang superior dalam kemampuan komunikasi dengan orang lain, yaitu sebagai seorang yang aktif, agresif, mau berusaha dan realistik (Uyun, 2002). Hal tersebut juga membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mereka tidak banyak memiliki aturan dalam pergaulan, sehingga dalam hal pergaulan dengan teman-temannya cenderung lebih bebas dan memiliki ruang gerak yang luas. Hal tersebut akan membuat mereka memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berkomunikasi dengan orang lain, termasuk dengan lawan jenisnya. Penilaian atau stereotip superioritas masyarakat yang mendukung pergaulan dengan orang lain dan aturan dalam pergaulan dari masyarakat yang tidak begitu ketat seperti telah dipaparkan di atas, akan membuat mereka menjadi seorang yang aktif, mau berusaha, agresif, pemberani dan realistik dalam interaksi komunikasi dengan orang lain dan akan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi kaum laki-laki untuk dapat melihat dunia luar, bergaul dan menjalin komunikasi dengan teman, termasuk teman lawan jenis. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi semakin meningkatnya konsep diri yang positif dan rasa percaya diri remaja putra untuk berkomunikasi dengan lawan jenis, yang akan melemahkan kemungkinan munculnya kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis menjadi lebih rendah. Remaja putri Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang lebih tinggi daripada remaja putra. Hal ini mungkin dikarenakan kurang adanya dukungan untuk bergaul dengan orang lain dari nilainilai dan aturan-aturan dalam masyarakat yang juga disosialisasikan dalam keluarga, terutama nilai-nilai yang berkaitan dengan stereotip perbedaan peran gender antara laki-laki dan perempuan. Kaum perempuan dalam budaya Jawa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dipandang sebagai seorang yang inferior dalam komunikasi dengan orang lain, yaitu sebagai seorang yang penakut, pemalu, pencemas dan cenderung tergantung (Uyun, 2002). Hal tersebut juga membuat mereka mendapatkan banyak aturan dan larangan dalam pergaulan, sehingga dalam hal pergaulan dengan temantemannya mereka memiliki ruang gerak yang sempit dan terbatas. Hal tersebut akan membuat mereka memiliki kesempatan yang terbatas untuk terlibat komunikasi dengan orang lain, termasuk lawan jenisnya. Selain itu menurut Uyun (2002), mereka juga cenderung bertanggungjawab pada sektor domestik, yaitu sektor rumah tangga yang akrab dengan pekerjaan rumah, seperti mencuci, merawat anak dan lain-lain. Penilaian atau stereotip yang kurang mendukung pergaulan dengan orang lain, aturan dalam pergaulan yang ketat seperti telah dipaparkan di atas, akan membuat mereka menjadi seorang yang pemalu, penakut, pencemas dan cenderung tergantung dalam interaksi komunikasi dan akan memberikan kesempatan yang sempit bagi kaum perempuan untuk melihat dunia luar, bergaul dan menjalin komunikasi dengan teman-temannya, termasuk dengan teman lawan jenisnya. Lingkup pergaulan mereka juga hanya berkisar lingkungan sekitar rumahnya, sehingga orang-orang yang dikenalnya juga tidak banyak. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi semakin menurunnya konsep diri yang positif dan rasa pencaya diri remaja putri untuk berkomunikasi dengan lawan jenis, yang akan menguatkan kemungkinan munculnya kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis menjadi lebih tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari hasil kategorisasi yang menjadi analisis tambahan dalam penelitian ini didapatkan prosentase tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putra yang paling dominan terdapat pada kategori rendah, yaitu sebesar 64% dan prosentase tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putri yang paling dominan terdapat pada kategori sedang, yaitu sebesar 66%. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum remaja putra Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang rendah dan remaja putri Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang sedang. Tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putri Sleman Yogyakarta yang sedang tersebut mungkin disebabkan karena pengalaman dan keterampilan komunikasi remaja putri Sleman Yogyakarta terlepas dari lingkungan keluarga dan masyarakat dalam kebudayaan Jawa sudah semakin berkembang. Pengalaman dan keterampilan komunikasi tersebut menurut Mc Croskey (dalam De Vito, 1995) dapat mempengaruhi timbulnya kecemasan komunikasi dengan orang lain. Remaja putri Sleman Yogyakarta selain sebagai anggota masyarakat, sebagian besar juga mengenyam pendidikan di sekolah. Hal ini dipertegas dengan penelitian yang dilakukan Ariani, dkk. (2002) yang menyatakan bahwa sebagian besar penduduk Sleman Yogyakarta telah berpendidikan. Gilarso (1981) menyatakan bahwa para remaja di sekolah memperoleh kesempatan untuk menambah pengalaman dengan segala aktivitasnya, yang akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memperlancar proses berfikir dan komunikasi dengan teman-temannya. Mereka juga dapat bertemu dengan teman yang berbeda-beda, termasuk teman yang berlainan jenis kelamin. Hal tersebut akan membuat mereka dapat melatih keterampilan komunikasi, serta dapat memperoleh berbagai pengalaman komunikasi ketika bergaul dan berinteraksi dengan mereka. Pengalaman komunikasi yang semakin beragam dan keterampilan yang semakin terlatih, yang didapatkan remaja putri Sleman Yogyakarta di sekolah ketika bergaul dan berinteraksi dengan teman-temannya, termasuk dengan teman lawan jenisnya tersebut, dapat mempengaruhi semakin menurunnya tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putri Sleman Yogyakarta. Seiring dengan semakin berkembangnya pengalaman dan keterampilan remaja putri Sleman Yogyakarta, yang didapatkan ketika bertemu dan bergaul dengan teman yang berbeda-beda, termasuk teman lawan jenisnya di lingkungan sekolah, maka akan semakin menekan kemungkinan munculnya anggapan bahwa orang lain memiliki kemampuan yang lebih baik dalam komunikasi pada diri remaja putri Sleman Yogyakarta. Anggapan bahwa orang lain memiliki kemampuan yang lebih baik dalam komunikasi ini, menurut Mc Croskey (dalam De Vito, 1995) dapat mempengaruhi timbulnya kecemasan komunikasi. De Vito (1995) menyatakan bahwa semakin kuatnya keterampilan komunikasi dapat menolong seseorang untuk berfikir secara lebih seimbang. Semakin berkembangnya keterampilan komunikasi yang didapatkan oleh remaja putri Sleman Yogyakarta di lingkungan sekolah ketika bergaul dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berkomunikasi dengan teman yang berbeda, termasuk dengan teman lawan jenisnya akan membuatnya berfikir secara lebih seimbang, baik dalam memandang kemampuan komunikasi teman-temannya ataupun teman lawan jenis dalam pergaulannya. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi semakin menurunnya tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putri Sleman Yogyakarta. Oleh karena itu walaupun tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putri Sleman Yogyakarta lebih tinggi daripada remaja putra Sleman Yogyakarta, namun secara umum tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang dimiliki remaja putri Sleman Yogyakarta tergolong sedang. Berdasarkan pengamatan peneliti dari awal hingga akhir penelitian, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut salah satunya adalah sulitnya mengontrol pemilihan subjek dalam penelitian ini yang masih berada dalam situasi alami. Namun disini, peneliti mencoba untuk mengontrol pemilihan subjek berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan variabel bebas, yaitu dengan membuat batasan yang jelas atau menentukan karakteristik subjek berdasarkan sifat-sifat populasi yang berkaitan dengan variabel bebas, yang kemudian dijadikan pedoman dalam mencari subjek penelitian. Selain itu untuk mendapatkan informasi keberadaan subjek penelitian yang memiliki karakteristik tersebut, peneliti menggunakan data kartu kekuarga (KK) yang diperoleh dari pemerintah setempat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang signifikan antara remaja putra dan remaja putri Sleman Yogyakarta, dimana tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putra lebih rendah daripada remaja putri Sleman Yogyakarta. Berdasarkan analisis tambahan yang berupa kategorisasi yang dibuat untuk melihat tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis antara remaja putra dan remaja putri secara lebih terperinci, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum remaja putra Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang rendah dan remaja putri Sleman Yogyakarta memiliki tingkat kecemasan komunikasi yang sedang. B. Saran 1. Bagi remaja Berdasarkan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa remaja putri ternyata memiliki tingkat kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis yang lebih tinggi dibandingkan remaja putra Sleman Yogyakarta, maka penulis menyarankan kepada remaja, khususnya remaja putri agar lebih banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan kesempatan bagi dirinya untuk dapat melatih keterampilan dan pengalaman komunikasi dalam pergaulannya sehingga dapat menciptakan situasi komunikasi yang efektif terhadap lawan jenis dan kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis dapat diminimalisir. 2. Bagi keluarga dan masyarakat sebagai lingkungan sosial remaja Berdasarkan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis remaja putri lebih tinggi daripada remaja putra Sleman Yogyakarta, maka penulis menyarankan agar keluarga dan masyarakat sebagai lingkungan sosial remaja dapat menanamkan nilai-nilai yang mendukung dan dapat memberikan kesempatan yang lebih terbuka bagi remaja, khususnya bagi remaja putri untuk dapat bergaul dengan banyak orang, termasuk dengan lawan jenisnya, sehingga kecemasan komunikasi terhadap lawan jenis dalam diri remaja dapat diminimalisir. 3. Bagi peneliti selanjutnya Kajian penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan, terutama dalam hal sulitnya mengontrol pemilihan subjek penelitian yang masih berada dalam situasi alami . Oleh karena itu penulis menyarankan kepada peneliti yang lain, yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa agar dapat mengontrol pemilihan subjek penelitian secara lebih tegas, sehingga kualitas penelitian yang dilakukan menjadi lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Ariani, C. dkk. 2002.Tata Krama Suku Bangsa Jawa Di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Badan Pengembangan Kebudayaan Dan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Azwar, S. 2000.Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Burgoon, M & Ruffner, M. 1978. Human Communication. New York: Holt Rinehart and Watson. Beatty, M. J & Beatty, J. J. 1976. Interpersonal Communication Anxiety. diakses pada April 2007 dari: hhtp://link.jstor.org. Chaplin, J. P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Daradjat, Z. 1974. Problematika Remaja di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang. De Vito, J. A. 1995. The Interpersonal Communication Book (7th ed.). New York: Harper Collin. Gilarso, T. 2003. Moral Keluarga. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Gunarsa, S. D. 1981. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Hurlock, E. B. 1991. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Ikawati & Astuti, S. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Anak Korban Kerusuhan dan Anak Bukan Korban Kerusuhan (Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial/Vol. III, No. 10). Yogyakarta: B2P3KS. Kanuyoso, P. 1986. Problem yang Dihadapi Muda-mudi. Yogyakarta: Kanisius. Kelley, G. A. 2004. Panduan Hidup dan Cinta Muda-mudi Katolik. Yogyakarta: Kanisius. Lazarus, R. S. 1969. Pattern of Adjustment an Human Effectiveness (International Student ed.). New York: Mc Graw-Hill, inc. Leary, M. R. 1983. Understanding Social Anxiety: Social, Personality and Clinical Perspectives. Beverlly Hills: Sage Publications. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lunadi, A. G. 2004. Komunikasi Mengena: Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius. Magnis-Suseno, F. 2001. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafahi Tentang Kebijakan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mc Croskey, J. C. 1982. Oral Communication Apprehension:Reconceptualization and A New Look At Meseasurement (M. Burgoon ed.), Communication Year Book 6). Beverly Hills: Sage Publications, Inc. Mulder, N. 1986. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nurmawati, A. G. 2004. Perbedaan Tingkat Motif Berprestasi antara Remaja Lakilaki dan Remaja Perempuan Etnik Jawa ( Skripsi, tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas sanata Dharma. Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Siahaan, S. M. 2000. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya.Jakarta: Gunung Mulia. Supratiknya, A. 2003. Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius. Uyun, Q. 2002. Peran Gender dalam Budaya Jawa (PSIKOLOGIKA: Jurnal Pemikiran Psikologi, No. 12, tahun VII). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UII. Zulkifli, L. 1995. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN UJI COBA • Uji Daya Beda Aitem dan Estimasi Reliabilitas • Skala Uji Coba Penelitian • Tabulasi Data hasil Uji Coba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI DAYA BEDA AITEM DAN ESTIMASI RELIABILITAS Reliability Analysis - Scale (Alpha) Item-total Statistics AITEM1 AITEM2 AITEM3 AITEM4 AITEM5 AITEM6 AITEM7 AITEM8 AITEM9 AITEM10 AITEM11 AITEM12 AITEM13 AITEM14 AITEM15 AITEM16 AITEM17 AITEM18 AITEM19 AITEM20 AITEM21 AITEM22 AITEM23 AITEM24 AITEM25 AITEM26 AITEM27 AITEM28 AITEM29 AITEM30 AITEM31 AITEM32 AITEM33 AITEM34 AITEM35 AITEM36 AITEM37 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted 118.7067 118.6400 118.8267 118.7200 118.2667 117.9467 118.2267 118.7733 118.6133 118.9600 118.4267 118.2133 118.4800 118.7467 118.8267 119.0800 118.0800 118.2267 118.4933 118.7200 118.8133 118.8800 117.7600 118.1733 118.7600 118.6000 118.8800 118.8133 118.1200 118.1600 118.5867 118.8400 118.6533 118.3600 118.1467 118.4000 118.0133 344.5614 345.8822 342.5236 342.9070 341.9550 344.4295 342.9074 342.5020 339.7268 342.8768 348.1668 342.7106 339.1449 340.7323 341.0912 343.9124 341.3719 340.7723 343.2804 344.1503 341.7485 343.7827 342.5362 340.3074 342.1849 341.4865 342.9719 342.7755 341.9719 345.3795 342.4350 345.6768 342.5809 344.8281 343.5052 343.7568 338.1485 Corrected ItemTotal Correlation .3643 .2839 .4493 .4308 .3698 .2483 .3479 .3944 .4837 .5081 .1907 .3619 .5278 .5323 .4380 .4594 .3781 .3443 .3124 .4450 .4857 .4165 .2848 .3594 .3980 .3829 .3944 .4767 .3973 .2277 .4158 .3378 .4109 .2603 .2689 .3180 .4306 Alpha if Item Deleted .9170 .9176 .9164 .9165 .9169 .9182 .9171 .9167 .9160 .9162 .9183 .9170 .9157 .9159 .9164 .9165 .9169 .9173 .9175 .9166 .9162 .9167 .9179 .9171 .9167 .9168 .9168 .9163 .9167 .9183 .9166 .9172 .9166 .9179 .9180 .9174 .9164 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI AITEM38 AITEM39 AITEM40 AITEM41 AITEM42 AITEM43 AITEM44 AITEM45 AITEM46 AITEM47 AITEM48 AITEM49 AITEM50 AITEM51 AITEM52 AITEM53 AITEM54 AITEM55 AITEM56 AITEM57 AITEM58 AITEM59 AITEM60 118.7467 118.7467 118.8667 118.0533 117.9467 118.6133 118.9067 118.6667 118.2000 117.8533 118.2933 118.5733 118.6133 118.9600 118.6267 117.9333 118.2267 118.4933 118.8667 118.7467 118.4400 118.2400 118.3467 342.3539 342.4620 345.0631 342.6998 341.3214 341.7539 342.0317 344.3333 340.3243 344.6674 344.1020 338.0047 341.8079 343.6335 346.6966 336.7658 335.4479 339.9831 344.1171 341.2728 344.0876 337.8065 339.4458 .5209 .3904 .3764 .3062 .2815 .3544 .4908 .3379 .3976 .2797 .3005 .6002 .4432 .4498 .2389 .4363 .5107 .4517 .4205 .4474 .3007 .5187 .5152 Reliability Coefficients N of Cases = 75.0 Alpha = .9181 N of Items = 60 .9161 .9168 .9170 .9176 .9182 .9171 .9162 .9172 .9167 .9177 .9175 .9152 .9164 .9165 .9179 .9164 .9156 .9163 .9167 .9163 .9175 .9157 .9158 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI RELIABILITY ANALYSIS - SCALE (ALPHA) Item-total Statistics AITEM1 AITEM3 AITEM4 AITEM5 AITEM7 AITEM8 AITEM9 AITEM10 AITEM12 AITEM13 AITEM14 AITEM15 AITEM16 AITEM17 AITEM18 AITEM19 AITEM20 AITEM21 AITEM22 AITEM24 AITEM25 AITEM26 AITEM27 AITEM28 AITEM29 AITEM31 AITEM32 AITEM33 AITEM36 AITEM37 AITEM38 AITEM39 AITEM40 AITEM41 AITEM43 AITEM44 AITEM45 AITEM46 AITEM48 AITEM49 AITEM50 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted 95.5067 95.6267 95.5200 95.0667 95.0267 95.5733 95.4133 95.7600 95.0133 95.2800 95.5467 95.6267 95.8800 94.8800 95.0267 95.2933 95.5200 95.6133 95.6800 94.9733 95.5600 95.4000 95.6800 95.6133 94.9200 95.3867 95.6400 95.4533 95.2000 94.8133 95.5467 95.5467 95.6667 94.8533 95.4133 95.7067 95.4667 95.0000 95.0933 95.3733 95.4133 262.9020 261.1020 262.6043 261.6036 262.1074 262.1668 259.0025 262.1308 263.2836 258.3395 260.4674 259.9398 261.9449 261.2422 260.9993 261.6425 263.6854 260.2674 262.9232 261.9723 260.1686 261.9189 261.4368 261.8350 262.1286 261.5917 264.9362 261.9268 263.9730 257.8295 261.3323 260.7106 263.1982 262.2350 260.1106 260.8587 262.1982 261.0811 265.1398 257.6695 260.8944 Corrected ItemTotal Correlation .4013 .4874 .4116 .3599 .3511 .3804 .5014 .5119 .3102 .5535 .5247 .4667 .5255 .3627 .3205 .3449 .4238 .5321 .4194 .2891 .4578 .3448 .4318 .4910 .3658 .4249 .3222 .4105 .2762 .4368 .5436 .4376 .4247 .2973 .3938 .5212 .3939 .3546 .2254 .6124 .4593 Alpha if Item Deleted .9173 .9166 .9172 .9177 .9178 .9175 .9164 .9166 .9182 .9159 .9163 .9167 .9165 .9177 .9184 .9179 .9172 .9163 .9172 .9188 .9168 .9179 .9170 .9167 .9176 .9171 .9179 .9172 .9185 .9170 .9164 .9170 .9172 .9186 .9174 .9164 .9174 .9179 .9191 .9155 .9168 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI AITEM51 AITEM53 AITEM54 AITEM55 AITEM56 AITEM57 AITEM58 AITEM59 AITEM60 95.7600 94.7333 95.0267 95.2933 95.6667 95.5467 95.2400 95.0400 95.1467 262.0227 257.3874 255.9993 259.7777 262.5766 260.3052 264.5092 257.9578 259.5323 .4951 .4170 .4988 .4459 .4580 .4682 .2499 .5098 .4996 Reliability Coefficients N of Cases = 75.0 Alpha = .9187 N of Items = 50 .9167 .9174 .9163 .9169 .9169 .9167 .9188 .9162 .9164 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI RELIABILITY ANALYSIS - SCALE (ALPHA) Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted AITEM3 75.1333 AITEM4 75.0267 AITEM5 74.5733 AITEM8 75.0800 AITEM9 74.9200 AITEM10 75.2667 AITEM12 74.5200 AITEM13 74.7867 AITEM14 75.0533 AITEM15 75.1333 AITEM16 75.3867 AITEM17 74.3867 AITEM18 74.5333 AITEM20 75.0267 AITEM21 75.1200 AITEM22 75.1867 AITEM24 74.4800 AITEM25 75.0667 AITEM28 75.1200 AITEM29 74.4267 AITEM31 74.8933 AITEM33 74.9600 AITEM36 74.7067 AITEM37 74.3200 AITEM38 75.0533 AITEM41 74.3600 AITEM44 75.2133 AITEM46 74.5067 AITEM48 74.6000 AITEM49 74.8800 AITEM50 74.9200 AITEM51 75.2667 AITEM53 74.2400 AITEM54 74.5333 AITEM55 74.8000 AITEM56 75.1733 AITEM57 75.0533 AITEM59 74.5467 AITEM60 74.6533 Reliability Coefficients Scale Variance if Item Deleted 171.5225 172.2155 170.9236 171.7232 169.2097 171.7928 170.6584 169.1701 169.9701 170.1171 171.7809 170.6728 169.7387 172.4858 170.5935 172.4782 169.7935 170.8468 171.7827 170.7344 171.8263 171.7146 171.9939 169.6530 171.0241 171.6659 170.6566 169.7128 172.8378 167.8097 170.8314 171.7928 168.1038 165.8468 169.1622 172.4695 170.3485 168.3863 168.7971 Corrected ItemTotal Correlation .4356 .3915 .3653 .3689 .4881 .4928 .3986 .5128 .5368 .4452 .4965 .3657 .3525 .4441 .4957 .3984 .3517 .4072 .4575 .4041 .3815 .3886 .3237 .3641 .5333 .2907 .5102 .3953 .2765 .6179 .4401 .4705 .3960 .5270 .4667 .4184 .4497 .4958 .5324 Alpha if Item Deleted .9028 .9034 .9038 .9037 .9020 .9024 .9033 .9017 .9017 .9026 .9024 .9038 .9044 .9029 .9021 .9033 .9044 .9031 .9027 .9032 .9035 .9034 .9044 .9041 .9019 .9052 .9020 .9034 .9051 .9005 .9027 .9026 .9038 .9013 .9023 .9031 .9026 .9019 .9015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI N of Cases = 75.0 Alpha = .9052 N of Items = 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKALA UJI COBA PENELITIAN Isilah identitas / keterangan di bawah ini dan lingkarilah jawaban Anda pada identitas / keterangan yang menggunakan pilihan jawaban! Usia: ……. tahun Jenis Kelamin: (P / L) Kedua orangtua Anda bersuku bangsa Jawa: (Ya / Tidak) Bahasa yang pertama kali Anda kenal adalah bahasa Jawa: (Ya / Tidak) Anda dilahirkan, dibesarkan dan bertempat tinggal di Kabupaten Sleman Yogyakarta: (Ya / Tidak) Petunjuk: 1. Anda dimohon untuk mengisi jawaban pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang paling cocok/sesuai dengan keadaan Anda. 2. Berilah tanda check (√ ) pada kolom yang telah tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut: SS S TS STS : Bila Anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut. : Bila Anda setuju dengan pernyataan tersebut. : Bila Anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut. : Bila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Pernyataan-pernyataan tersebut ditekankan pada saat Anda berhadapan dengan situasi yang baru. 4. Dalam pernyataan-pernyataan tersebut yang dimaksud dengan lawan jenis adalah lawan dari jenis kelamin Anda, bila Anda adalah seorang laki-laki berarti lawan jenis Anda adalah kaum perempuan, begitu juga sebaliknya bila Anda adalah seorang perempuan maka lawan jenis Anda adalah kaum lakilaki. 5. Mohon semua pernyataan diisi dan usahakan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. 6. Seluruh jawaban yang Anda berikan tidak ada yang salah dan mohon berilah jawaban pada seluruh pernyataan sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya. “Selamat Mengerjakan” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Pernyataan Saya malas bila harus menjawab pertanyaan dari lawan jenis saya. Saya mau untuk terlibat diskusi dengan teman lawan jenis. Saya akan menghindari pertemuan dengan lawan jenis. Saya menerima dengan senang hati teman lawan jenis yang datang berkunjung ke rumah. Saya merasa gugup bila berbicara dengan lawan jenis di tempat yang terang. Saya merasa tegang bila bertemu lawan jenis sendirian. Saya enggan untuk memulai pembicaraan dengan lawan jenis. Saya berminat untuk berkenalan dengan teman lawan jenis. Saya akan menghindari tempat duduk yang bersebelahan dengan lawan jenis pada setiap pertemuan yang saya hadiri. Saya akan memberikan masukan bila ada teman lawan jenis yang meminta pendapat saya. Tempat yang terang membuat saya lebih bersemangat berdialog dengan lawan jenis. Saya dapat berbicara dengan lancar terhadap lawan jenis meskipun dihadapan banyak orang. Saya tidak mau berbicara terlalu lama dengan lawan jenis. Saya bersedia untuk bergaul dengan lawan jenis. Saya akan menghindari percakapan dengan lawan jenis dengan berbagai alasan yang saya buat. Saya akan tersenyum dengan ramah terhadap lawan jenis yang menyapa saya. Saya akan kehilangan kata-kata bila harus berbicara dengan lawan jenis yang baru saya kenal. SS Pilihan Jawaban S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. Saya dapat berbicara dengan santai terhadap lawan jenis meskipun di tempat yang sepi. Saya enggan untuk bertanya kepada lawan jenis bila menemui kesulitan. Saya bersedia mengungkapkan pendapat saya dihadapan lawan jenis. Saya akan pura-pura sibuk bila ada rekan lawan jenis yang mengajak bicara. Saya akan berkenalan jika ada teman lawan jenis yang mengajak saya berkenalan. Saya menjadi resah ketika berada dengan lawan jenis di tempat yang tertutup. Saya dapat mengatakan apa yang ingin saya ungkapkan kepada lawan jenis meskipun di tempat umum. Saya kurang berminat untuk membangun hubungan persahabatan dengan lawan jenis. Saya lebih berminat ngobrol secara terbuka dengan lawan jenis. Saya akan pura-pura tidak melihat bila bertemu lawan jenis. Saya akan menemani ngobrol rekan lawan jenis yang mengajak saya ngobrol. Suhu yang panas membuat saya menjadi gelisah ketika ngobrol dengan lawan jenis. Saya langsung akrab dengan lawan jenis meskipun saya baru saja mengenalnya. Saya tidak bersedia bila harus mengungkapkan ide saya dihadapan lawan jenis. Saya bersedia untuk menyapa bila bertemu lawan jenis. Saya akan pura-pura tidak punya waktu bila ada lawan jenis yang mengajak berkenalan. Saya akan menghampiri lawan jenis yang memanggil saya. Saya merasa grogi bila ngobrol dengan lawan jenis dihadapan banyak orang. Saya dapat menjawab pertanyaan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. pertanyaan dari lawan jenis dengan tenang walaupun sendirian. Saya enggan untuk berbicara secara terbuka khususnya dengan lawan jenis saya. Saya bersedia untuk menanggapi pendapat lawan jenis saya. Saya akan menghindari setiap kegiatan yang melibatkan lawan jenis. Saya akan mendengarkan dengan senang hati apa yang dikatakan oleh teman lawan lawan jenis saya. Saya menjadi salah tingkah bila disapa oleh lawan jenis dihadapan teman-teman saya. Saya merasa nyaman ngobrol dengan lawan jenis walaupun di tempat yang gelap. Saya enggan untuk bertegur sapa dengan lawan jenis. Saya berminat untuk bersahabat dengan lawan jenis. Saya akan pura-pura tidak berada di rumah bila ada lawan jenis yang berkunjung ke rumah. Saat lawan jenis berbicara kepada saya, saya akan menatap matanya. Saya merasa serba salah bila bicara dengan lawan jenis yang pendiam. Saya langsung dapat menangkap apa yang dimaksudkan oleh lawan jenis ketika berbicara kepada saya meskipun di tempat yang ramai. Saya malas untuk menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan lawan jenis. Saya kurang berminat dalam diskusi yang menlibatkan lawan jenis Saya akan pura-pura tidak mendengar ketika ada teman lawan jenis yang memanggil saya. Saya akan menerima ajakan lawan jenis untuk makan bersama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. Saya akan berbicara dengan kacau kalau berada di tempat yang gelap dengan lawan jenis. Saya merasa nyaman ngobrol dengan lawan jenis dimanapun tempatnya. Saya bersedia untuk menyesuaikan diri saya dalam pergaulan dengan lawan jenis. Saya bersedia untuk bertanya kepada lawan jenis bila menemukan kesulitan. Saya akan pura-pura tidak ada waktu ketika ada teman lawan jenis yang meminta saya untuk membantu pekerjaannya Saya akan datang ke rumah teman, termasuk teman lawan jenis yang mengundang saya untuk bermain ke rumahnya. Saya akan berbicara terpatah-patah dengan lawan jenis kalau berada di tempat yang sepi . Saya dapat menanggapi pendapat lawan jenis saya dengan santai walaupun dalam suhu udara yang panas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TABULASI DATA HASIL UJI COBA Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Jenis Kelamin laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki perempuan perempuan laki-laki perempuan laki-laki laki-laki perempuan laki-laki laki-laki perempuan laki-laki perempuan perempuan perempuan A1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 A2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 1 A3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 3 A4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 3 A5 2 1 1 1 4 3 4 3 4 4 2 3 2 3 2 3 2 1 2 A6 1 1 1 1 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 1 4 A7 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 3 A8 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 3 A9 1 1 2 1 1 2 2 1 1 4 2 2 2 3 2 1 2 1 2 A10 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 2 1 1 A11 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 A12 2 1 1 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 1 3 20 perempuan 2 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 3 21 laki-laki 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 22 perempuan 2 1 2 1 3 4 2 4 2 1 1 4 23 perempuan 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 24 perempuan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 perempuan 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 26 perempuan 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 27 perempuan 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 perempuan laki-laki perempuan laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan laki-laki laki-laki perempuan 1 2 2 1 2 2 1 2 4 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 1 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 3 3 2 2 1 3 2 1 1 2 2 3 1 2 2 1 3 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 48 49 50 51 52 perempuan perempuan laki-laki perempuan perempuan laki-laki 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 3 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 53 perempuan 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 54 perempuan 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 55 perempuan 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 3 56 perempuan 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 57 perempuan 1 3 1 1 2 2 1 2 1 1 4 4 58 perempuan 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 59 perempuan 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 60 laki-laki 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 61 laki-laki 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 3 62 perempuan 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 63 64 laki-laki perempuan 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 65 66 perempuan laki-laki 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 3 1 2 1 2 4 2 1 2 3 3 3 67 68 69 70 71 72 73 74 75 laki-laki laki-laki laki-laki perempuan perempuan laki-laki laki-laki perempuan perempuan 1 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A13 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 1 1 1 3 A14 1 1 1 1 2 2 4 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 1 2 A15 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 3 2 1 3 2 4 1 1 2 A16 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 A17 1 2 3 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 4 2 1 3 A18 2 2 4 3 3 2 1 2 1 4 1 2 3 3 2 4 1 1 4 A19 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 A20 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 A21 1 1 2 1 1 2 1 2 1 3 1 2 2 3 1 1 1 1 2 A22 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 3 1 2 A23 1 1 1 2 3 3 3 2 4 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4 A24 1 1 2 1 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 1 3 A25 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2 A26 2 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 1 2 3 2 1 3 1 3 A27 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 3 1 3 1 1 2 A28 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 4 3 1 2 1 1 2 2 2 1 4 3 2 2 1 1 4 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 4 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 1 2 1 3 2 2 1 1 2 3 1 1 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 3 2 2 1 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 1 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 1 2 2 4 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 2 3 2 2 2 2 3 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 4 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 1 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 2 2 2 4 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 1 3 2 2 4 3 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 4 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 3 1 4 2 3 1 1 1 4 1 4 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 1 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 4 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 2 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 3 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A29 1 1 2 1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 1 2 4 2 1 2 A30 2 1 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 1 4 2 3 1 4 A31 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 A32 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 3 A33 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 A34 1 2 1 1 1 2 4 2 4 2 3 2 2 1 2 2 4 1 2 A35 1 1 1 1 3 2 3 4 1 4 2 3 3 1 2 4 4 1 4 A36 2 1 1 2 3 2 2 3 1 4 2 2 2 1 2 3 1 1 4 A37 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 3 4 1 3 4 1 3 A38 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2 A39 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2 A40 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 A41 3 3 1 1 3 2 2 4 4 4 1 3 3 3 3 4 2 1 4 A42 3 2 1 2 4 2 2 3 1 4 1 2 3 3 4 1 2 1 4 A43 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 1 2 1 1 2 A44 1 1 2 1 1 4 1 1 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 A45 1 4 2 1 1 2 2 3 1 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 3 2 2 4 1 4 1 1 1 2 3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 2 1 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 2 1 1 4 1 1 2 1 4 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 4 2 2 4 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 2 3 3 2 1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 1 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 4 2 2 1 1 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 4 1 2 3 4 3 1 1 3 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 4 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 2 2 1 2 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 2 1 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 2 3 3 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 3 4 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 1 3 1 1 1 4 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 2 2 3 1 3 4 2 1 1 1 4 2 2 2 4 2 3 2 1 1 3 2 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 4 1 3 4 3 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 3 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 4 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A46 2 2 1 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 4 2 2 3 1 3 A47 3 2 2 1 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 1 3 A48 1 1 2 2 4 2 2 4 1 3 2 2 2 3 3 3 4 1 2 A49 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 4 2 1 2 A50 1 1 2 1 1 2 2 2 4 3 2 2 3 3 1 1 1 1 1 A51 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 3 1 1 1 1 2 A52 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 3 A53 2 1 2 1 3 3 3 2 1 4 2 2 4 3 4 3 2 1 4 A54 2 1 1 2 3 2 1 4 1 1 1 1 2 4 3 3 3 1 3 A55 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 A56 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1 1 A57 1 1 1 2 1 2 4 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 A58 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 A59 2 1 1 1 3 2 1 3 1 4 2 2 3 3 1 2 2 1 4 A60 1 1 2 1 3 2 2 2 1 4 2 2 2 3 2 3 2 1 2 Total 82 74 91 90 121 125 124 122 100 140 115 120 140 162 116 128 121 63 148 1 3 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 1 3 2 110 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 2 139 2 3 2 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 3 2 116 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 4 105 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 126 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 120 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 119 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 147 2 4 3 2 4 4 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 1 2 3 4 3 1 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 1 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 4 2 1 1 1 1 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 3 3 1 2 3 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 135 123 141 146 123 113 107 98 120 106 121 144 121 119 124 117 131 132 121 106 116 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 1 4 2 2 3 3 3 4 3 2 2 1 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 119 118 116 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 2 2 3 2 2 143 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 3 129 2 3 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 1 2 96 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 139 3 4 2 2 2 1 1 4 2 2 2 1 3 3 3 125 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 127 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 133 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 1 2 3 3 3 123 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 123 2 3 2 2 3 1 3 2 1 3 1 3 2 2 2 138 3 3 1 3 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 91 130 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 124 108 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 2 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 1 1 2 3 2 3 4 2 2 1 1 1 2 2 2 4 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 4 113 114 96 67 136 128 111 122 140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN PENELITIAN • Uji Normalitas • Uji Homogenitas • Uji Perbedaan / Uji-t • Skala Penelitian • Tabulasi Data Hasil Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI NORMALITAS KELOMPOK SUBJEK REMAJA PUTRA DAN REMAJA PUTRI Descriptive Statistics TOTAL N 100 Mean 77.44 Std. Deviation 11.391 Minimum 48 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative TOTAL 100 77.44 11.391 .066 .051 -.066 .659 .778 Maximum 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI NORMALITAS KELOMPOK SUBJEK REMAJA PUTRA Descriptive Statistics TOTAL N 50 Mean 72.72 Std. Deviation 10.412 Minimum 48 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. TOTAL 50 72.72 10.412 .094 .049 -.094 .667 .764 Maximum 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI NORMALITAS KELOMPOK SUBJEK REMAJA PUTRI Descriptive Statistics TOTAL N 50 Mean 82.16 Std. Deviation 10.407 Minimum Maximum 60 111 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. TOTAL 50 82.16 10.407 .076 .076 -.064 .534 .938 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI HOMOGENITAS Group Statistics TOTAL GENDER N Mean Laki-laki Perempuan 50 50 72.72 82.16 Std. Std. Error Deviation Mean 10.412 1.472 10.407 1.472 Independent Samples Test TOTAL Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. .011 .917 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI PERBEDAAN / UJI-T Group Statistics TOTAL GENDER N Mean Laki-laki Perempuan 50 50 72.72 82.16 Std. Std. Error Deviation Mean 10.412 1.472 10.407 1.472 IIndependent Samples Test t-test for Equality of Means t df Sig. (2-tailed) -4.534 -4.534 98 98.000 .000 .000 Mean Std. Error 95% Difference Difference Confidenc e Interval of the Differenc e Lower Upper -9.44 2.082 -13.571 -5.309 -9.44 2.082 -13.571 -5.309 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKALA PENELITIAN Isilah identitas / keterangan di bawah ini dan lingkarilah jawaban Anda pada identitas / keterangan yang menggunakan pilihan jawaban! Usia: ……. tahun Jenis Kelamin: ( P / L ) Kedua orangtua Anda bersuku bangsa Jawa: ( Ya / Tidak ) Bahasa yang pertama kali Anda kenal adalah bahasa Jawa: ( Ya / Tidak ) Anda dilahirkan, dibesarkan dan bertempat tinggal di Kabupaten Sleman Yogyakarta: ( Ya / Tidak ) Petunjuk: 1. Anda dimohon untuk mengisi jawaban pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang paling cocok/sesuai dengan keadaan Anda. 2. Berilah tanda check (√ ) pada kolom yang telah tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut: SS S TS STS : Bila Anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut. : Bila Anda setuju dengan pernyataan tersebut. : Bila Anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut. : Bila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditekankan pada saat Anda berhadapan dengan situasi baru. 4. Dalam pernyataan-pernyataan tersebut yang dimaksud dengan lawan jenis adalah lawan dari jenis kelamin Anda, bila Anda adalah seorang laki-laki berarti lawan jenis Anda adalah kaum perempuan, begitu juga sebaliknya bila Anda adalah seorang perempuan maka lawan jenis Anda adalah kaum lakilaki. 5. Mohon semua pernyataan diisi dan usahakan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. 6. Mohon semua pernyataan diisi dan usahakan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. 7. Seluruh jawaban yang Anda berikan tidak ada yang salah dan mohon berilah jawaban pada seluruh pernyataan sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI “Selamat Mengerjakan” No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Pernyataan Saya akan menghindari pertemuan dengan lawan jenis. Saya menerima dengan senang hati teman lawan jenis yang datang berkunjung ke rumah. Saya merasa gugup bila berbicara dengan lawan jenis di tempat yang terang. Saya berminat untuk berkenalan dengan teman lawan jenis. Saya akan menghindari tempat duduk yang bersebelahan dengan lawan jenis pada setiap pertemuan yang saya hadiri. Saya akan memberikan masukan bila ada teman lawan jenis yang meminta pendapat saya. Saya dapat berbicara dengan lancar terhadap lawan jenis meskipun dihadapan banyak orang. Saya tidak mau berbicara terlalu lama dengan lawan jenis. Saya bersedia untuk bergaul dengan lawan jenis. Saya akan menghindari percakapan dengan lawan jenis dengan berbagai alasan yang saya buat. Saya akan tersenyum dengan ramah terhadap lawan jenis yang menyapa saya. Saya akan kehilangan kata-kata bila harus berbicara dengan lawan jenis yang baru saya kenal. Saya dapat berbicara dengan santai terhadap lawan jenis meskipun di tempat yang sepi. Saya bersedia mengungkapkan pendapat saya dihadapan lawan jenis. Saya akan pura-pura sibuk bila ada rekan lawan jenis yang mengajak bicara. Saya akan berkenalan jika ada teman lawan jenis yang mengajak saya berkenalan. SS Pilihan Jawaban S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. Saya dapat mengatakan apa yang ingin saya ungkapkan kepada lawan jenis meskipun di tempat umum. Saya kurang berminat untuk membangun hubungan persahabatan dengan lawan jenis. Saya akan menemani ngobrol rekan lawan jenis yang mengajak saya ngobrol. Suhu yang panas membuat saya menjadi gelisah ketika ngobrol dengan lawan jenis. Saya tidak bersedia bila harus mengungkapkan ide saya dihadapan lawan jenis. Saya akan pura-pura tidak punya waktu bila ada lawan jenis yang mengajak berkenalan. Saya dapat menjawab pertanyaanpertanyaan dari lawan jenis dengan tenang walaupun sendirian. Saya enggan untuk berbicara secara terbuka khususnya dengan lawan jenis saya. Saya bersedia untuk menanggapi pendapat lawan jenis saya. Saya menjadi salah tingkah bila disapa oleh lawan jenis dihadapan teman-teman saya. Saya berminat untuk bersahabat dengan lawan jenis. Saat lawan jenis berbicara kepada saya, saya akan menatap matanya. Saya langsung dapat menangkap apa yang dimaksudkan oleh lawan jenis ketika berbicara kepada saya meskipun di tempat yang ramai. Saya malas untuk menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan lawan jenis. Saya kurang berminat dalam diskusi yang menlibatkan lawan jenis Saya akan pura-pura tidak mendengar ketika ada teman lawan jenis yang memanggil saya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. Saya akan berbicara dengan kacau kalau berada di tempat yang gelap dengan lawan jenis. Saya merasa nyaman ngobrol dengan lawan jenis dimanapun tempatnya. Saya bersedia untuk menyesuaikan diri saya dalam pergaulan dengan lawan jenis. Saya bersedia untuk bertanya kepada lawan jenis bila menemukan kesulitan. Saya akan pura-pura tidak ada waktu ketika ada teman lawan jenis yang meminta saya untuk membantu pekerjaannya Saya akan berbicara terpatah-patah dengan lawan jenis kalau berada di tempat yang sepi . Saya dapat menanggapi pendapat lawan jenis saya dengan santai walaupun dalam suhu udara yang panas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TABULASI DATA HASIL PENELITIAN Subjek Jenis Kelamin A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 1 Laki-laki 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 Laki-laki 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 3 3 Laki-laki 1 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 4 Laki-laki 1 1 3 1 4 1 3 1 1 1 1 2 5 Laki-laki 1 1 3 1 1 1 3 2 2 1 1 1 6 Laki-laki 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 7 Laki-laki 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 4 8 Laki-laki 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 9 Laki-laki 2 1 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 10 Laki-laki 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 11 Laki-laki 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 12 Laki-laki 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 13 Laki-laki 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 14 Laki-laki 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 15 Laki-laki 1 1 3 1 1 1 2 2 2 3 2 3 16 Laki-laki 2 2 4 2 1 1 3 1 2 1 1 3 17 Laki-laki 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 18 Laki-laki 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 19 Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 20 Laki-laki 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 21 Laki-laki 2 2 3 1 3 1 3 2 1 2 1 3 22 Laki-laki 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 23 Laki-laki 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 24 Laki-laki 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 25 Laki-laki 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 26 Laki-laki 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 27 Laki-laki 3 3 3 1 4 1 1 2 2 2 2 1 28 Laki-laki 1 2 3 1 4 2 3 1 3 4 1 4 29 Laki-laki 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 30 Laki-laki 2 2 2 1 2 1 1 3 1 3 1 2 31 Laki-laki 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 32 Laki-laki 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 33 Laki-laki 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 34 Laki-laki 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 35 Laki-laki 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 36 Laki-laki 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 37 Laki-laki 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 38 Laki-laki 1 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 39 Laki-laki 1 2 2 2 4 1 2 2 2 4 2 2 40 Laki-laki 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 Laki-laki 2 2 2 3 2 1 3 3 2 1 1 2 42 Laki-laki 1 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 3 43 Laki-laki 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 44 Laki-laki 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 45 Laki-laki 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 3 46 Laki-laki 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 47 Laki-laki 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 4 48 Laki-laki 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 49 Laki-laki 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 50 Laki-laki 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 1 3 51 Perempuan 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52 Perempuan 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 53 Perempuan 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 2 54 Perempuan 1 2 1 2 4 1 2 2 2 1 2 2 55 Perempuan 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 56 Perempuan 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 57 Perempuan 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 58 Perempuan 1 1 4 1 1 1 3 1 2 1 1 4 59 Perempuan 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 60 Perempuan 1 2 4 1 2 1 3 3 4 2 1 3 61 Perempuan 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 62 Perempuan 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 4 63 Perempuan 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 64 Perempuan 1 3 2 2 1 1 4 3 1 4 1 2 65 Perempuan 1 3 2 2 1 1 2 1 1 4 1 2 66 Perempuan 1 2 2 4 3 3 3 1 3 2 2 3 67 Perempuan 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 68 Perempuan 1 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 3 69 Perempuan 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 4 70 Perempuan 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 71 Perempuan 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 72 Perempuan 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 73 Perempuan 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 74 Perempuan 3 3 4 1 2 2 3 3 2 4 2 3 75 Perempuan 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 4 76 Perempuan 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 77 Perempuan 1 2 1 3 2 1 3 1 1 1 1 2 78 Perempuan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 79 Perempuan 1 1 2 1 4 1 3 1 1 3 1 4 80 Perempuan 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 81 Perempuan 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 82 Perempuan 1 1 4 1 4 1 4 3 1 1 1 3 83 Perempuan 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 84 Perempuan 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 85 Perempuan 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 86 Perempuan 2 1 3 1 3 1 4 1 2 1 2 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Perempuan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 88 Perempuan 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 89 Perempuan 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 90 Perempuan 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 91 Perempuan 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2 92 Perempuan 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 93 Perempuan 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 94 Perempuan 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 95 Perempuan 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 96 Perempuan 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 97 Perempuan 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 98 Perempuan 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 99 Perempuan 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 100 Perempuan 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 1 4 1 1 3 2 3 3 1 2 4 1 3 2 1 2 4 2 1 3 1 1 3 2 2 3 1 3 4 4 3 3 4 2 1 1 2 2 2 1 1 1 4 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 2 3 1 1 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 4 1 2 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 3 1 1 2 1 2 3 4 2 3 2 3 2 3 1 4 2 1 1 3 1 2 4 3 2 4 2 2 4 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 1 1 4 2 2 1 1 1 2 1 3 4 1 2 2 2 2 4 1 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 1 3 2 3 2 1 2 2 1 4 4 1 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 1 2 1 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 1 2 3 3 4 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 2 1 2 1 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 1 1 4 1 1 2 1 1 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 4 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 1 2 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 4 1 2 3 1 4 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 1 4 2 1 3 3 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 1 2 2 3 4 2 1 2 4 3 3 4 1 4 3 4 4 1 2 4 1 2 2 3 3 4 2 1 1 2 2 1 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 4 1 4 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 3 2 2 3 1 1 2 3 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 3 2 1 4 1 3 3 3 2 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 1 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 1 3 3 1 2 2 1 3 2 1 2 2 4 2 1 3 1 1 1 3 1 4 2 1 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 4 1 4 2 3 1 3 1 1 4 2 1 4 3 1 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 1 4 2 1 1 1 2 2 3 2 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 4 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 2 1 4 2 1 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 4 3 2 2 1 2 3 1 3 2 3 4 1 2 1 2 2 2 1 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38 A39 Total 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 2 68 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 69 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 80 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 1 2 72 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 72 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 84 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 82 4 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 75 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 68 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 80 2 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 59 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 59 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 71 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 91 2 4 1 2 2 2 4 1 2 2 3 2 80 2 4 2 1 2 3 3 2 1 1 3 3 81 3 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 71 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 60 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 48 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 50 1 2 2 3 2 1 3 2 2 1 1 2 70 4 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 76 2 3 1 1 1 4 3 2 2 2 1 2 72 4 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 73 1 2 2 2 1 4 1 2 2 1 2 2 65 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 2 3 60 2 1 2 2 1 3 1 2 1 1 2 2 78 2 2 2 4 1 1 2 3 2 1 3 2 90 1 1 2 2 1 4 1 2 2 1 3 1 63 2 1 2 2 1 4 1 1 2 2 2 2 73 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 91 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 56 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 2 80 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 71 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 3 63 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 88 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 69 2 3 2 2 1 3 3 2 1 2 3 3 80 3 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 71 1 4 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 72 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 74 3 3 1 1 1 4 3 2 2 2 3 2 76 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 64 1 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 80 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 53 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 82 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 79 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 89 2 3 2 2 1 3 3 2 1 2 2 3 85 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 111 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 84 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 76 2 2 2 1 1 3 3 2 1 1 2 2 73 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 83 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 94 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 94 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 60 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 76 2 2 2 2 1 3 1 1 2 4 1 2 78 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 76 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 84 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 104 3 1 1 4 2 3 4 1 3 4 4 3 100 3 2 2 4 3 1 3 4 1 3 4 3 86 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 88 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 86 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 80 2 3 2 2 2 4 3 2 1 2 2 2 75 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 65 2 3 2 1 1 3 3 3 1 1 2 3 72 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 89 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 80 2 2 3 4 3 4 2 1 1 4 3 2 98 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 93 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 81 2 3 2 2 1 4 3 2 2 2 3 2 74 2 3 3 2 1 3 1 3 2 2 4 3 85 4 3 1 1 1 4 2 2 2 1 2 4 79 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 89 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 1 88 4 3 1 3 2 4 4 2 1 1 4 4 94 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 89 3 3 3 2 3 3 4 4 1 2 1 4 95 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 80 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 3 2 72 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 82 2 2 1 1 2 1 1 2 1 3 1 4 65 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 72 3 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 87 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 75 1 2 1 2 1 4 1 2 2 2 3 2 66 3 2 2 2 1 3 3 2 2 1 1 2 78 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 82 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 72 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 3 1 74 2 2 2 3 1 2 1 3 1 3 2 2 86 3 3 1 2 1 3 3 1 1 2 2 2 80 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN SURAT IJIN DAN SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI