BAB II - Elearning Gunadarma

advertisement
BAB II
PERDAGANGAN BERJANGKA
2.1.
PENGERTIAN KONTRAK BERJANGKA
Bagi masyarakat Indonesia, kontrak berjangka dan kegiatan perdagangan
berjangka, masih merupakan sesuatu yang baru. Berbeda dengan pengertian
kontrak dalam perdagangan biasa, Kontrak Berjangka merupakan kontrak yang
standar di mana jumlah, mutu, jenis, tempat dan waktu penyerahannya telah
ditetapkan terlebih dahulu. Karena bentuknya yang standar itu, maka yang dapat
di”negosiasi”kan hanya harganya saja. Performance atau “terpenuhinya” Kontrak
Berjangka sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam kontrak, dijamin oleh
suatu lembaga khusus yaitu Lembaga Kliring Berjangka.
Kontrak berjangka adalah perjanjian standar antara pembeli dan penjual
atas komoditi/aset tertentu yang akan diterima/diserahkan pada yang telah ditetapkan di masa datang. Harga kontrak ditetapkan pada saat transaksi. Transaksi
dilakukan di Bursa Berjangka yang telah memperoleh izin usaha dari BAPPEBTI
(Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Meskipun penyerahan komoditi secara fisik dapat terjadi sebagai wujud dari pemenuhan kontrak, namun
sebagian besar Kontrak Berjangka umumnya diakhiri dengan cara "offset" sebelum kontrak jatuh waktu. "Offset" adalah melakukan transaksi (beli/jual) untuk
Kontrak Berjangka yang sama, serta dalam jumlah dan untuk bulan penyerahan
yang sama, yang berlawanan dengan posisi "terbuka" Kontrak Berjangka yang
dimiliki sebelumnya (kontrak jual/beli).
Tempat di mana Kontrak Berjangka diperdagangkan juga disebut dengan
pasar berjangka. Dengan demikian di Bursa akan terdapat banyak pasar berjangka sesuai dengan banyaknya komoditi yang diperdagangkan. Harga komoditi yang terbentuk di Bursa berlangsung secara transparan di mana harga tersebut akan mencerminkan kekuatan pasokan dan permintaan yang sebenarnya.
Transaksi di Bursa dilakukan oleh para Anggota Bursa, yang terdiri dari Pialang
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
6
Berjangka dan Pedagang Berjangka, baik dengan cara lelang terbuka (open
outcry) atau secara eletronik (automated/electonic trading system). Selanjutnya
harga yang terjadi dicatat menurut bulan penyerahan masing-masing Kontrak
Berjangka dan diumumkan secara luas kepada masyarakat. Dalam tahun-tahun
terakhir ini, dan khususnya di bursa-bursa yang baru, sistem perdagangan
umumnya dilakukan secara elektronik menggunakan komputer yang memiliki
akses ke komputer induk yang ada di Bursa.
2.2.
LINDUNG NILAI
Lindung nilai adalah suatu kegiatan pengambilan posisi di pasar berjang-
ka yang berlawanan dengan posisinya di pasar fisik. Lindung nilai bukan kegiatan yang bersifat spekulasi, karena untuk melakukannya dibutuhkan pengetahuan
yang memadai dan perhitungan yang cermat. Secara garis besar, lindung nilai
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
2.2.1. Lindung Nilai Jual (Selling Hedge)
Lindung nilai jual adalah mengambil posisi jual di pasar berjangka dengan
tujuan untuk melindungi dari resiko kemungkinan penurunan harga komoditi yang akan dihasilkan atau dimilikinya. Cara ini dinamakan selling
hedge, karena tindakan yang dilakukan di pasar berjangka adalah menjual
sehingga kemungkinan kerugian yang diakibatkan oleh turunnya harga di
pasar fisik dapat dikompensasikan dengan keuntungan dari kontrak jual di
pasar berjangka. Lindung nilai jual umumnya dilakukan oleh kalangan produsen, termasuk petani. Tipe ini disebut juga dengan short hedge.
2.2.2. Lindung Nilai Beli (Buying Hedge)
Lindung nilai beli adalah mengambil posisi beli di pasar berjangka untuk
melindungi dari resiko kemungkinan naiknya harga komoditi yang dibeli di
pasar fisik. Cara ini dinamakan buying hedge, karena tindakan pertama
yang dilakukan adalah membeli sehingga kerugian di panen fisik dapat
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
7
diimbangi dengan keuntungan kontrak di pasar berjangka. Buying hedge
umumnya dilakukan oleh kalangan eksportir, prosesor, pemakai bahan
baku, pabrikan, dan lain sebagainya. Tipe lindung nilai ini disebut juga
dengan long hedge.
2.3.
INSTITUSI PERDAGANGAN BERJANGKA
Institusi pokok dalam Perdagangan Berjangka Komoditi pada dasarnya
terdiri dari 3, yaitu: Bursa Berjangka (sebagai penyelenggara), Lembaga Kliring
Berjangka (sebagai penjamin), dan Pialang Berjangka (sebagai pelaku). Secara
kelembagaan, institusi-institusi dan pelaku atau peserta yang terkait dengan
perdagangan berjangka komoditi di Indonesia adalah sebagai berikut:
2.3.1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Menetapkan kebijakan umum di bidang perdagangan berjangka dan pelaksanaan pengawasan dan pembinaan Perdagangan Berjangka Komoditi yang
dilaksanakan oleh BAPPEBTI.
2.3.2. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)
a. Memberikan izin usaha bagi pendirian Bursa dan Lembaga Kliring.
b. Memberikan izin usaha bagi Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka,
Pengelola Sentra Dana Berjangka, izin bagi wakil-wakilnya, dan sertifikat
pendaftaran bagi Pedagang Berjangka.
c. Merumuskan dan melaksanakan peraturan dan ketentuan perdagangan
Berjangka.
d. Memastikan agar Bursa melaksanakan dengan baik semua ketentuan
dan peraturan yang telah ditetapkan (self regulation), serta melakukan
pengawasan yang intensif dan pengenaan sanksi yang tegas bagi setiap
pelanggarnya.
e. Memberikan persetujuan terhadap peraturan dan tata tertib Bursa dan
Lembaga Kliring.
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
8
f. Memberikan persetujuan terhadap Kontrak Berjangka.
g. Memberikan persetujuan terhadap Direksi dan Komisaris Bursa Berjangka serta Lembaga Kliring.
h. Menetapkan daftar Bursa Luar Negeri dan Kontraknya di mana amanat
dapat ditransaksikan.
i. Memberikan persetujuan bagi Pialang Berjangka yang menyalurkan
amanat ke Bursa Luar Negeri.
BAPPEBTI dibentuk berdasarkan UU Nomor 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Lembaga yang berada dibawah Departemen Perindustrian dan Perdagangan ini, merupakan peralihan fungsi dari Badan Pelaksana Bursa Komoditi atau Bapebti (dengan 1"P"), yang sudah ada sejak 1982.
Tujuan pembentukan Bappebti adalah mewujudkan kegiatan perdagangan berjangka komoditi di Indonesia agar berlangsung dengan teratur, wajar, efisien dan
efektif, juga untuk melidungi kepentingan semua pihak yang terlibat dalam
perdagangan berjangka, terutama masyarakat yang menjadi pengguna atau
pemakai. Agar tujuan tersebut bisa dicapai, Bappebti diberikan kewenagan yang
cukup luas, antara lain meliputi: menerbitkan ijin usaha bagi bursa, lembaga,
kliring, pialang, penasehat dan pengelola sentra dana berjangka; menetapkan
jumlah maksimum posisi terbuka yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh setiap
pihak, dan batas jumlah posisi terbuka yang wajib dilaporkan; menetapkan daftar
bursa serta kontrak berjangka luar negeri yang dapat menjadi tujuan penyaluran
amanat nasabah dalam negeri; membentuk sarana penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan perdagangan berjangka, dan yang lainnya.
Kegiatan operasional BAPPEBTI, didukung oleh sebuah sekretariat dan
tiga biro, yaitu Biro Hukum, Biro Perniagaan dan Biro Analisis Pasar. Sekretariat
badan mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada
unsur di lingkungan BAPPEBTI. Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi perumusan dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian pelayanan dan penegakan hukum, penyelidikan dan penyidikan, serta penetapan sanksi terhadap pelanggaran administrasi dan transaksi di bidang perda-
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
9
gangan berjangka. Sedangkan Biro Perniagaan, tugasnya antara lain adalah
melaksanakan koordinasi pembinaan, penyiapan perizinan, pemantauan kepatuhan terhadap peraturan, evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang perdagangan berjangka serta melakukan audit lembaga dan pelaku pasar.
Adapun Biro Analisis Pasar, antara lain melaksanakan koordinasi pengkajian pasar fisik, penyerahan komoditi, perkembangan harga, posisi pemilikan
kontrak berjangka dan pelapornya, pengembangan pasar, pengkajian persyaratan kontrak berjangka, serta pengumpulan, pengolahan sekaligus penyebaran
data. Dalam rangka penetapan daftar bursa dan kontrak berjangka luar negeri,
yang dapat menjadi tujuan penyaluran amanat nasabah dalam negeri,
BAPPEBTI akan selalu menjalin kerjasama dengan badan-badan pengawas
perdagangan berjangka di berbagi negara. Kerja sama tersebut, sekaligus bertujuan untuk melindungi nasabah atau publik, yang bermaksud melakukan perdagangan berjangka di bursa luar negeri, selama kontrak berjangka yang bersangkutan belum di perdagangkan di bursa domestik.
2.3.3. Bursa dan Lembaga Kliring
a. Bursa diselenggarakan dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas) dengan
modal disetor sekurang-kurangnya Rp 10 Milyar.
b. Bursa didirikan oleh sekurang-kurangnya 11 (sebelas) badan usaha yang
satu sama lain tidak terafiliasi, yang mayoritas di antara mereka merupakan pengusaha yang bergerak di bidang komoditi yang akan diperdagangkan di Bursa.
c. Anggota Bursa yang berstatus sebagai Pialang wajib menjadi pemegang
saham Bursa.
d. Bursa memiliki beberapa tingkat keanggotaan. Tingkat tertinggi adalah
anggota Pialang yang berstatus anggota Kliring, kemudian anggota Pialang bukan anggota Kliring, dan yang terendah adalah anggota biasa
yang berstatus sebagai Pedagang Berjangka.
e. Bursa didukung oleh PT (Persero) Kliring dan Jaminan sebagai Lembaga
Kliring yang secara organisasi terpisah dari Bursa.
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
10
f. Yang dapat diangkat menjadi Anggota Kliring adalah perusahaan pialang
anggota Bursa yang memenuhi persyaratan tambahan, diantaranya adalah persyaratan keuangan.
g. Menghimpun dana kompensasi dari anggota berstatus Pialang.
h. Bursa harus memiliki staf pengawasan dan audit (compliance and audit)
yang kuat, yang mampu menjamin terlaksananya pasar berjangka yang
tertib dan efisien.
i. Mengatur semua kegiatan anggotanya termasuk kegiatan pengelolaan
amanat ke Bursa Luar Negeri.
j.
Mendaftar pihak-pihak yang terlibat dalam Bursa Berjangka agar memenuhi standar dan etika bisnis yang dipersyaratkan.
2.3.4. Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, dan Pengelola Sentra Dana
Berjangka
1. Pialang Berjangka
a. Pialang Berjangka didirikan dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas)
b. Menjadi Anggota Bursa Berjangka.
c. Memiliki izin usaha sebagai Pialang Berjangka.
d. Menjaga kekayaan bersih yang harus dipertahankan sesuai dengan
jenis dan hak keanggotaannya.
e. Menempatkan dana nasabah dalam rekening khusus yang terpisah
(customer segregated account) di Bank yang ditetapkan.
f. Tunduk kepada semua ketentuan hukum dari peraturan yang ditetapkan BAPPEBTI, Bursa, dan Lembaga Kliring.
g. Transaksi dilakukan hanya di pasar-pasar Berjangka serta untuk
kontrak-kontrak yang ditetapkan/disetujui BAPPEBTI
h. Memiliki Wakil Pialang yang profesional, terlatih, dan telah memenuhi
standar profesi yang ditetapkan.
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
11
2. Penasihat Berjangka
a. Penasihat Berjangka didirikan dalam bentuk badan usaha PT (Perseroan Terbatas) maupun badan usaha lainnya.
b. Memiliki izin usaha sebagai Penasihat Berjangka.
c. Penasihat Berjangka dilarang menarik atau menerima uang atau surat
berharga dari klien.
3. Pengelola Sentra Dana Berjangka
a. Pengelola Sentra Dana Berjangka didirikan dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas).
b. Memiliki izin usaha sebagai Pengelola Sentra Dana Berjangka.
c. Pengelola Sentra Dana Berjangka wajib mengelola portofolio investasi
Sentra Dana Berjangka.
d. Menjual sertifikat penyertaan sampai jumlah tertentu.
e. Wajib membeli kembali sertifikat penyertaan.
f.
Menghitung nilai pasar wajar dari Kontrak Berjangka dalam portofolio.
g. Pengelola Sentra Dana Berjangka dilarang menyimpan kekayaan Sentra Dana Berjangka pada Bank dan menggunakan jasa Pialang Berjangka yang berafiliasi dengannya.
2.3.5. Peserta Bursa
a. Peserta Bursa untuk pertama kalinya adalah mereka yang berkegiatan
sebagai produsen, pedagang, atau pemakai komoditi kelapa sawit dan
kopi, baik perusahaan lokal atau asing, yang akan menggunakan Kontrak
Berjangka tersebut untuk lindung nilai. Kedudukan mereka dalam Bursa
adalah sebagai berikut:
9 Sebagai Pedagang Berjangka
Sebagai Anggota Biasa, mereka melakukan transaksi hanya untuk
rekeningnya sendiri (dealing).
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
12
9 Sebagai Pialang Berjangka
Perusahaan-perusahaan tersebut pada butir di atas (sebagai Pedagang Berjangka) yang ingin mendiversifikasikan usahanya bisa menjadi Pialang yang dapat mengelola amanat pihak ketiga (brokering) di
samping bertransaksi untuk rekeningnya sendiri (dealing).
9 Jenis/Tingkat keanggotaan yang lain adalah “associate”, jenis keanggotaan ini tidak memiliki hak suara dan bagi mereka tidak berlaku
ketentuan pengawasan keuangan.
2.3.6. Investor/Spekulator
Peserta/pengguna Bursa lainnya adalah kelompok investor/spekulator, yang
terdiri dari publik atau masyarakat umum, yang melakukan transaksi di Bursa
Berjangka untuk tujuan investasi atau spekulasi
Sebagai tambahan dari ketentuan organisasi di atas, Undang-Undang
Perdagangan Berjangka Komoditi mensyaratkan bahwa setidaknya terdapat 1
(satu) orang komisaris yang mewakili masyarakat umum (bukan pemegang
saham) dan semua direktur eksekutif harus merupakan profesional dengan
status sebagai pegawai permanen (full time). Mereka harus terlebih dahulu lulus
uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang diselenggarakan oleh
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Pengelolaan
harian BBJ dilaksanakan oleh direktur eksekutif dengan masing-masing membawahi 2 unit dan 6 divisi, sebagaimana ditunjukkan dalam diagram di halaman 14.
Saat ini jumlah peserta/anggota (member) PT Bursa Berjangka tercatat
ada 40 perusahaan, terdiri dari 29 anggota pemegang saham dan 11 anggota
non pemegang saham. Sedangkan dari jenis usahanya, 24 diantaranya adalah
sebagai broker (perusahaan pialang) dan sisanya adalah perusahaan pedagang
komoditi berjangka. Sebagai penasihat, terdapat 9 komite yang bekerja langsung
di bawah direksi, yaitu:
-
Komite Keanggotaan
-
Komite Pelaksana Perdagangan
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
13
-
Komite Lantai Sub Kopi
-
Komite Lantai Sub Olein
-
Komite Produk Olein
-
Komite Produk CPO
-
Komite Lantai Sub Emas
-
Komite Produk Emas
-
Komite Perilaku (Simulasi)
Persyaratan keanggotaan Bursa, daftar anggota, dan prosedur pelaksana transaksi dapat di lihat pada lampiran.
PEMEGANG SAHAM
DEWAN KOMISARIS
DEWAN DIREKSI
Komite-Komite
Unit Penyelesaian
Divisi
Hukum &
Keanggotaan
Divisi
Pengawasan
Divisi
Pengembangan
Bisnis
Unit Kompensasi Dana
Divisi
Teknologi
Informasi
Divisi
Operasi
Perdagangan
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM)
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
Divisi
Administrasi
& Keuangan
14
Download