GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA SISWI KELAS IX B DI SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA 1. Bernadetha Heni Widi Astuti, Email : [email protected] 2. Heni Setyowati, S.SiT.M.Kes 3. Eti Salafas,S.SiT.M.Kes ABSTRAK Penyakit HIV/AIDS merupakan virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan infeksi/mudah terkena tumor. Tanda gejala HIV/AIDS berupa demam, dingin, keringat malam, diare dan kehilangan berat badan. Di indonesia kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Bali tahun 1997. Berdasarkan data Depkes pada periode juli – september 2006 tercatat pengidap HIV/AIDS positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Sekitar 75% terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas. Dampak seks diluar nikah tidak saja berakibat kehamilan, tetapi juga penularan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas IX di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam tingkat baik dan kurang. Metode Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur Ambarawa paa tanggal 30 juli 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 39 siswa dan jumlah sampel 39 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisis data dengan analisi univariat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS pada kategori baik sejumlah 14 responden (35,9%) dan kurang sejumlah 25 responden (64,1%). Diharapkan Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Ambarawa meningkatkan peran serta dalam memberikan motivasi dan pengetahuan (informasi) tentang HIV/AIDS dengan bekerja sama dengan tenaga kesehatan. Kata Kunci: Pengetahuan, Remaja, HIV/AIDS 1 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B ABSTRACT HIV / AIDS is a virus that weakens the human immune. People affected by this virus would be vulnerable to infection / susceptible to tumors. Signs symptoms of HIV / AIDS include fever, cold, night sweats, diarrhea and weight loss. The Indonesia case of HIV / AIDS was first discovered in Bali in 1997. Based on data from the Ministry of Health in the period July - September 2006 was HIV / AIDS positive in the country has reached 4,617 people and AIDS 6987 people. Approximately 75% of HIV / AIDS in adolescence due to promiscuity. The impact of pre-marital sex is not only result in a pregnancy, but also sexually transmitted diseases including HIV / AIDS. To determine the knowledge level overview of adolescents on HIV / AIDS in class IX in junior Pangudi Luhur Ambarawa in a good level and less. This descriptive quantitative research. This research was conducted in SMP Pangudi Luhur Ambarawa paa dated July 30, 2015. The population in this study were students of class IX, amounting to 39 students and the number of samples of 39 respondents. The sampling technique used is total sampling. The instrument used is a closed questionnaire that has been tested for validity and reliability, data analysis techniques with univariate analysis. Based on the results obtained by the students' knowledge about HIV / AIDS in the good category number of 14 respondents (35.9%) and less number of 25 respondents (64.1%). It is expected that the Principal of SMP Pangudi Luhur Ambarawa increase participation in providing motivation and knowledge (information) on HIV / AIDS by working with health professionals. Keywords: Knowledge, Youth, HIV / AIDS 2 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit infeksi HIV/AIDS ( Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia dewasa ini, terdapat hampir di dunia tanpa kecuali Indonesia. Masalah yang berkembang sehubungan dengan penyakit infeksi HIV/AIDS adalah angka kejadian yang cenderung terus meningkat dengan angka kematian yang tinggi (Nasronudin, 2007). Di Uganda dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin terhadap penduduk berusia 1524 tahun, melalui progam sosialisasi pendidikan tentang HIV/AIDS terhadap 10 juta murid sekolah berumur 13-16 tahun dalam kurun waktu 1994-2001. Hasil sosialisasi tersebut risiko penularan infeksi menular seksual dan HIV menurun drastis dari 60% (tahun 1994) menjadi 5% (tahun 2001). Prevelensi terinfeksi HIV pada remaja (15-19 tahun) dangan kehamilan menurun dari 22% menjadi 7% (Nasronudin, 2007). Kasus HIV/AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan di Bali tahun 1997 (Astuti, 2008). Berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-September 2006 secara komulatif tercatat pengidap HIV/AIDS positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang (Nursalam, 2007). Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas. Salah satu dampak seks di luar nikah tidak saja berakibat kehamilan, tetapi juga penularan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS (Hanwari, 2006). HIV merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan infeksi ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar- benar bisa disembuhkan (Sunaryati, 2011). Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologi terutama pada penderitanya maupun keluarga dan lingkungan di sekeliling penderita (Rahayuwati, 2009). 3 Tanda gejala AIDS, menurut Robert P Masland dan David Estridge (2000),mengatakan bahwa akan terlihat gejala berupa demam, dingin, keringat malam,diare dan kehilangan berat badan. Wikipedia mencatat bahwa berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, kebanyakan kondisi tersebut ialah akibat infeksi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV (Rahayuwati, 2009). Peningkatan angka kejadian HIV/AIDS tidak hanya disebabkan oleh faktor perilaku seksual tetapi juga penggunaan narkoba suntik bersama-sama. Kurangnya pengetahuan mengenai hal ini merupakan salah satu penyebab tetap tingginya kasus HIV/AIDS di Indonesia. Proporsi terbesar kasus HIV untuk Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah 1800 kasus terdapat pada golongan umur 20-24 tahun, sedangkan proporsi AIDS terbesar terdapat pada golongan 25-29 tahun dengan jumlah 120 kasus, yang mana merupakan golongan umur remaja dan dewasa muda (Multaji, 2011). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan penulis di SMP Pangudi Luhur Ambarawa tanggal 9 Juli 2015 pada siswa siswi kelas IXB dengan jumlah 39 orang, terdapat 21 orang perempuan dan 18 orang laki - laki. Oleh karena itu, banyak siswa – siswi yang belum mengetahui tentang bahaya penyakit HIV/AIDS. Sedangkan pada realita yang ada banyak remaja SMP sudah mengenal adanya seks bebas yang pada akhirnya nanti akan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya HIV/AIDS. Oleh karena itu penulis sangat tertarik pada siswa – siswi kelas IX B karena banyaknya karakter dari diri mereka yang sangat membuat saya semakin ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka terhadap penyakit HIV/AIDS. Adanya berbagai reaksi tingkat kejeniusan dari pola pikir mereka terhadap keinginan untuk bersaing antara satu sama lain dalam hal pendidikan dan dalam beragumentasi. Sedangkan dalam kelas lainnya tidak ada yang seistimewa dari kelas IX B. Disamping itu, saya membandingkan dengan karakter kelas yang tergolong nakal. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B Selain itu, telah delakukan wawancara kepada 10 orang remaja tentang pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan hasil 3 orang sudah mengerti dan 7 orang belum mengerti tentang HIV/AIDS. Dari pengertian HIV/AIDS sendiri pun mereka tidak bisa menjawab dengan lengkap. Dari 10 remaja belum ada yang mengerti penyebab HIV/AIDS. Tanda gejala yang mereka mengerti hanya pada perubahan fisik, yaitu kurus dan adanya infeksi pada alat kelamin. Penularan HIV/AIDS yang 10 orang remaja mengerti, yaitu hanya melalui hubungan seksual berganti-ganti. Dari 10 orang remaja belum ada yang mengetahui tentang penanganan HIV/AIDS. Pencegahan yang 10 orang remaja yaitu hanya menghindari hubungan seksual diluar nikah. Berdasarkan latar belakang di atas pengetahuan tentang HIV/AIDS penting diketahui oleh remaja, karena kelompok umur remaja termasuk tinggi jumlah yang mengidap HIV/AIDS. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Pada Siswa – Siswi Kelas IX B di SMP Pangudi Luhur Ambarawa”. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS pada siswa – siswi kelas IX B di SMP Pangudi Luhur Ambarawa. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan Remaja tentang pengertian HIV/AIDS. b. Mengetahui gambaran pengetahuan Remaja tentang penyebab HIV/AIDS. c. Mengetahui gambaran pengetahuan Remaja tentang gejala HIV/AIDS. d. Mengetahui gambaran pengetahuan Remaja tentang cara penularan HIV/AIDS. e. Mengetahui gambaran pengetahuan Remaja tentang pencegahan HIV/AIDS. f. Mengetahui gambaran pengetahuan Remaja tentang penanganan HIV/AIDS. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada pencegahan HIV/AIDS dan dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi petugas kesehatan Dapat digunakan sebagai referensi dalam tambahan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan informasi tentang pencegahan HIV/AIDS pada remaja dan masyarakat. 3. Bagi peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa sebagai peneliti tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan khususnya dalam pengetahuan pencegahan HIV/AIDS, serta memberikan pengalaman dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri. 4. Bagi Remaja Dapat mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS yang baik, sehingga Remaja dapat menjaga dirinya dan terhindar dari HIV/AIDS. METODE PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur Ambarawa. Penelitian dilakukan pada tanggal 30 Juli 2015. Desain penelitiannya menggunakan diskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 39 siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Remaja di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Umur 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun Jumlah 4 Frekuensi 10 20 9 39 Persentase (%) 25,6 51,3 23,1 100,0 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 39 responden remaja di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar berumur 14 tahun, yaitu sejumlah 20 remaja (51,3%). b. Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Remaja di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Frekuensi 18 21 39 Persentase (%) 46,2 53,8 100,0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 39 responden remaja di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan, yaitu sejumlah 21 remaja (53,8%). 2. Analisis Univariat a. Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Pengetahuan tentang HIV/AIDS Baik Kurang Jumlah Frekuensi 14 25 39 Persentase (%) 35,9 64,1 100,0 Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 25 remaja (64,1%). b. Pengetahuan Remaja tentang Pengertian HIV/AIDS Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Pengertian HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Pengetahuan tentang Pengertian HIV/AIDS Baik Kurang Jumlah Frekuensi Persentase (%) 22 17 39 56,4 43,6 100,0 c. Pengetahuan Remaja tentang Penyebab HIV/AIDS Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Penyebab HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Pengetahuan tentang Penyebab HIV/AIDS Baik Kurang Jumlah Persentase (%) 35,9 64,1 100,0 Frekuensi 14 25 39 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang penyebab HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 25 remaja (64,1%). d. Pengetahuan Remaja tentang Gejala HIV/AIDS Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Gejala HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Pengetahuan tentang Gejala HIV/AIDS Baik Kurang Jumlah Frekuensi 19 20 39 Persentase (%) 48,7 51,3 100,0 Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang gejala HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 20 remaja (51,3%). e. Pengetahuan Remaja tentang Penularan HIV/AIDS Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Penularan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Pengetahuan tentang Penularan HIV/AIDS Baik Kurang Jumlah Frekuensi 17 22 39 Persenta se (%) 43,6 56,4 100,0 Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang penularan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 22 remaja (56,4%). Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang pengertian HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori baik, yaitu sejumlah 22 remaja (56,4%). 5 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B f. Pengetahuan Remaja tentang Penanganan HIV/AIDS Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Penanganan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Pengetahuan tentang Penanganan HIV/AIDS Baik Kurang Jumlah Frekuensi 10 29 39 Persentase (%) 25,6 74,4 100,0 Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang penanganan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 29 remaja (74,4%). a. Pengetahuan Remaja tentang Pencegahan HIV/AIDS Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Pencegahan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, 2015 Pengetahuan tentang Pencegahan HIV/AIDS Baik Kurang Jumlah Frekuensi 18 21 39 Persentase (%) 46,2 53,8 100,0 Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 21 remaja (53,8%). Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner No Item A 1 2 3 4 5 6 Pertanyaan f PENGERTIAN HIV adalah kepanjangan dari Human Immunodeviciency Virus AIDS adalah kepanjangan dari Aquired Immune Deviciency Syndrome AIDS adalah penyakit infeksi HIV hanya hidup dalam jaringan tubuh manusia. ODHA merupakan kepanjangan dari Orang Dengan HIV/AIDS Benar % 35 89,74 Salah % f 4 B 6 7 8 9 10 11 12 13 C 14 15 10,26 16 10 25,64 29 74,36 17 13 33,33 26 66,67 22 56,41 17 43,59 18 21 53,85 18 46,15 19 PENYEBAB Sistem kekebalan adalah target utama yang diserang HIV Penyebab HIV adalahHuman Immunodeviciency Virus Penyebab lain dari HIV/AIDS adalah Human Pappiloma Virus Seks bebas dan penggunaan jarum suntik secara bergantian dapat menyebabkan HIV/AIDS Penyakit AIDS merupakan penyakit yang menimbulkan rasa malu dan mematikan Penyakit AIDS akan membuat penderita dijauhi oleh keluarga. Penyakit AIDS akan membuat penderita dikucilkan oleh teman-teman Penyakit AIDS akan membuat penderita dicemooh oleh masyarakat GEJALA Orang yang terinfeksi HIV tampak luar terlihat sehat Penurunan berat badan yang drastic dalam waktu 1 bulan merupakan salah satu gejala HIV/AIDS Gangguan ingatan dan saraf bukan merupakan salah satu gejala HIV/AIDS Pengidap HIV mempunyai gejala mudah terinfeksi jamur yang tidak wajar Diare lebih dari 1 bulan merupakan gejala HIV/AIDS Limfonodi membesar juga merupakan gejala HIV/AIDS 19 48,72 20 51,28 11 28,21 28 71,79 17 43,59 22 56,41 17 43,59 22 56,41 15 38,46 24 61,54 15 38,46 24 61,54 14 35,90 25 64,10 19 48,72 20 51,28 14 35,90 25 64,10 23 58,97 16 41,03 21 53,85 18 46,15 22 56,41 17 43,59 25 64,10 14 35,90 22 56,41 17 43,59 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B 20 D 21 22 23 24 25 26 27 28 29 7 Penurunan berat badan>10% dalam waktu singkat, demam selama 1 bulan Limfonodi membesar juga merupakan gejala HIV/AIDS lebih, diare kronik selama 1 bulan lebih, batuk selama 1 bulan lebih merupakan Gejala jika tubuh terinfeksi HIV PENULARAN Seorang dewasa dianggap menderita HIV jika menunjukkan tes HIV positif Berhubungan seksual dengan partner pengidap HIV/AIDS dapat menularkan HIV/AIDS HIV/AIDS dapat menular lewat hubungan seksual melalui anus/dubur HIV/AIDS dapat menular lewat hubungan seksual melalui mulut Transfusi darah yang tercemar HIV dapat menularkan HIV/AIDS Ibu hamil dengan HIV/AIDS dapat menularkan HIV/AIDS Penularan infeksi menular seksual melalui hubungan seksual bergantiganti pasangan Herpes, Gonoroe, Sifilis, Klamidia, Hapatitis B dan Genetal Wart merupakan jenis penyakit Infeksi Menular Seksual yang menjurus terhadap HIV/AIDS Tidak merupakan penularan terhadap HIV/AIDS, diantaranya: Berciuman, Berpelukan, Bersalaman, dan memakai toilet umum E 17 43,59 22 56,41 30 31 17 43,59 22 56,41 17 43,59 22 56,41 32 33 17 43,59 22 56,41 34 13 33,33 26 66,67 18 46,15 21 53,85 35 F 15 38,46 24 61,54 36 21 53,85 18 46,15 37 23 58,97 16 41,03 38 39 19 48,72 20 51,28 40 PENANGANAN Tidak melakukan seks bebas dan penggunaan narkoba suntik merupakan salah satu cara pencegahan HIV/AIDS Kondom tidak bisa mencegah penularan HIV secara sempurna Tidak menggunakan kamar mandi bersama dapat mencegah HIV/AIDS Tidak menggunakan jarum suntik narkoba secara bergantian dapat mencegah kita terkena HIV/AIDS Memperhatikan kesterilan alat cukur atau jarum tindik merupakan upaya pencegahan HIV/AIDS Pengidap HIV/AIDS tidak boleh mendonorkan darahnya untuk orang lain PENCEGAHAN Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang dapat sembuh secara total HIV/AIDS dapat dihambat dengan pemberian obat retroviral secara berkesinambungan Belum ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS Obat untuk penderita HIV/AIDS (Antiretroviral) tersedia di klinik VCT Serangkaian upaya pencegahan penularan hubungan seksual dapat menggunakan 14 35,90 25 64,10 14 35,90 25 64,10 18 46,15 21 53,85 13 33,33 26 66,67 17 43,59 22 56,41 14 35,90 25 64,10 14 35,90 25 64,10 18 46,15 21 53,85 19 48,72 20 51,28 20 51,28 19 48,72 23 58,97 16 41,03 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B strategi A,B,C,D,E Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden salah menjawab pertanyaan pada nomer 2 mengenai pertanyaan tentang pengertian HIV/AIDS yaitu sebesar 74,36%, penyebab HIV/AIDS no 7 sebesar 71,79%, gejala HIV/AIDS no 14 sebesar 64,10%, penularan HIV/AIDS no 24 sebanyak 66,67%, penanganan HIV/AIDS no 33 sebanyak 66,67%, dan pencegahan HIV/AIDS no 36 sebanyak 64,10%. Pembahasan 1. Karakteristik Responden a. Umur Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 39 responden remaja di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar berumur 14 tahun, yaitu sejumlah 20 remaja (51,3%). Bedasarkan teori bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang madya akan lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan usia ini. b. Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 39 responden remaja di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan, yaitu sejumlah 21 remaja (53,8%). Berdasarkan teori bahwa pada masa remaja tengah mempunyai ciri – ciri, yaitu: tampak merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan, timbul perasaan cinta yang 8 2. mendalam, kemampuan berfikir abstrak dan berkhayal mengenai hal – hal yang berkaitan dengan seksual. Analisis Univariat a. Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 25 remaja (64,1%). Berdasarkan teori bahwa salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja adalah pengetahuan tentang HIV/AIDS karena Data Statistik Nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas. Usia 15 sampai 24 tahun menyumbang 40% perkiraan dari semua infeksi HIV baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2008. Setiap hari 2500 lebih remaja terinfeksi dan seluruhnya ada lebih dari 5,7 juta remaja yang hidup dengan HIV/AIDS (Judanwarto, 2010) b. Pengetahuan Remaja tentang Pengertian HIV/AIDS Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang pengertian HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori baik, yaitu sejumlah 22 remaja (56,4%). Hal ini karena pada karakteristik remaja pada usia 10 – 19 tahun mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, masih ingin mencari identitas diri, dan berkhayal mengenai hal – hal yang berkaitan dengan seksual. Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden salah menjawab pertanyaan pada nomer 2 mengenai pertanyaan tentang pengertian HIV/AIDS yaitu sebesar 74,36%, Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Human Immunodefisiensy Vyrus (HIV) yaitu virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) adalah sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Perjalanan penakit ini lambat dan gejlagejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah terjadi infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi. Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah dan secret vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013). AIDS adalah tahap kedua dari infeksi HIV. AIDS berarti “Acquired Immuno Deficiency Syndrom”. AIDS adalah penyakit yang bias menginfeksimu. AIDS bukan penyakit bawaan lahir seperti hemofilia. “Immuno Deficiency” berarti virus AIDS telah membuat sistem kekebalan tubuh rusak. HIV adalah virus atau kuman kecil yang harus hidup dalam sel hidup. Bila virus itu terus menyerang tubuh, virus tersebut menerobos ke dalam sel yang merupakan bagian dari system kekebalan tubuh dan mengubah sel yang terinfeksi menjadi pabrik virus, manggandakan diri dalam jumlah yang amat banyak, menyerang, dan menaklukkan sel-sel lain yang merupakan bagian penting dari kekebalan tubuh. Sehingga menjadi rentan terhadap penyakit-penyakit langka yang tidak akan menyerang jika kondisi kesehatan yang normal. Sejalan dengan waktu, tubuh akan menjadi semakin lemah dan tidak sanggup melawan infeksi dan penyakit (Hutapea, 2011). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV 9 menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalamkekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun drastis (Sunaryati, 2011) AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi sindrome yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, seperti penyakit paru-paru, saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas (malignan) dan infeksi oportunistik lainnya (Sunaryati, 2011). AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome, atau diterjemahkan secara bebas sebagai sekumpulan gejala penyakit yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan yang didapat dari faktor luar dan bukan bawaan sejak lahir. Sebenarnya AIDS merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit infeksi atau keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh atau kekebalan penderita.AIDS merupakan fase terminal (akhir) dari infeksi HIV (Astuti, 2008). c. Pengetahuan Remaja tentang Penyebab HIV/AIDS Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang penyebab HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 25 remaja (64,1%). Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden salah menjawab pertanyaan pada nomer 7 mengenai pertanyaan tentang penyebab HIV/AIDS sebesar 71,79%, Berdasarkan teori bahwa HIV disebabkan oleh virus yaitu Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan AIDS adalah tahap kedua dari infeksi HIV. AIDS berarti “Acquired Immuno Deficiency Syndrom” GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B d. Pengetahuan Remaja tentang Gejala HIV/AIDS Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang gejala HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 20 remaja (51,3%). Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden salah menjawab pertanyaan pada nomer 14 mengenai pertanyaan tentang gejala HIV/AIDS sebesar 64,10%, Berdasarkan teori bahwa seorang dewasa dianggap menderita HIV jika menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dan sekurang – kurangnya di dapatkan 2 gejala minor dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan – keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV atau ditemukan sarcoma kaposi atau pneumonia yang mengancam jiwa berulang. e. Pengetahuan Remaja tentang Penularan HIV/AIDS Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang penularan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 22 remaja (56,4%). Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden salah menjawab pertanyaan pada nomer 24 mengenai pertanyaan tentang penularan HIV/AIDS sebanyak 66,67%, Berdasarkan teori bahwa terdapat 3 cara penularan HIV, yaitu: hubungan seksual, kontak langsung dengan darah atau produk darah atau jarum suntik, dan terjadi penularan secara vertikal (melalui ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam hamil, saat melahirkan, atau setelah melahirkan) f. Pengetahuan Remaja tentang Penanganan HIV/AIDS Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja 10 tentang penanganan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 29 remaja (74,4%). Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden salah menjawab pertanyaan pada nomer 33 mengenai pertanyaan tentang penanganan HIV/AIDS sebanyak 66,67%, Berdasarkan teori bahwa sampai saat ini belum ada obat yang mampu mengobati HIV secara total dari tubuh pengidapnya. Obat – obat yang dipakai adalah obat antiretroviral (ARV) dan obat profilaksis infeksi. Obat antiretroviral (ARV) adalah obat yang digunakan untuk menghambat perkembangan virus. g. Pengetahuan Remaja tentang Pencegahan HIV/AIDS Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 21 remaja (53,8%). Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden salah menjawab pertanyaan pada nomer 36 mengenai pertanyaan tentang pencegahan HIV/AIDS sebanyak 64,10%. Berdasarkan teori bahwa ada hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan infeksi HIV diantaranya, yaitu: pencegahan penularan melalui hubungan seksual, pencegahan penularan melalui darah, pencegahan penularan melalui jarum suntik dan alat yang dapat melukai kulit, pencegahan penularan melalui transfusi darah, dan pencegahan penularan dari ibu kepada bayinya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Pada Siswa – Siswi Kelas GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B IX B di SMP Pangudi Luhur Ambarawa”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Tingkat pengetahuan remaja kelas IX B tentang HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam kategori baik sebanyak 14 responden (35,9%) dan kategori kurang sebanyak 25 responden (64,1%). b. Tingkat pengetahuan remaja kelas IX B tentang pengertian HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam kategori baik sebanyak 22 responden (56,4%) dan kategori kurang sebanyak 25 responden (43,6%). c. Tingkat pengetahuan remaja kelas IX B tentang penyebab HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam kategori baik sebanyak 14 responden (35,9%) dan kategori kurang sebanyak 25 responden (64,1%). d. Tingkat pengetahuan remaja kelas IX B tentang gejala HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam kategori baik sebanyak 19 responden (48,7%) dan kategori kurang sebanyak 20 responden (51,3%). e. Tingkat pengetahuan remaja kelas IX B tentang penularan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam kategori baik sebanyak 17 responden (43,6%) dan kategori kurang sebanyak 22 responden (56,4%). f. Tingkat pengetahuan remaja kelas IX B tentang penanganan HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam kategori baik sebanyak 10 responden (25,6%) dan kategori kurang sebanyak 29 responden (74,4%). Tingkat pengetahuan remaja kelas IX B tentang HIV/AIDS di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dalam kategori baik sebanyak 18 responden (46,2%) dan kategori kurang sebanyak 21 responden (53,8%). Saran Berbagai keterbatasan dan kekurangan selama jalannya penelitian, maka penulis maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Responden Diharapkan para remaja meningkatkan pengetahuan dalam mencari informasi tentang HIV/AIDS dengan mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga 11 kesehatan dan dari berbagai media baik media cetak maupun media elektronik sehingga para remaja memiliki wawasan yang luas tentang HIV/AIDS agar para remaja terhindar dari resiko tertularnya virus HIV/AIDS. 2. Bagi Institusi a. SMP Pangudi Luhur Ambarawa Diharapkan pihak sekolah bekerjasama dengan institusi kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa, khususnya mengenai HIV/AIDS agar siswa siswanya berpengetahuan baik tentang HIV/AIDS. b. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran Diharapkan Institusi menambah referensi tentang HIV/AIDS di perpustakaan sebagai bahan bacaan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian selanjutnya mengembangkan variabel dan instrument sehingga diperoleh hasil penelitian yang bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, I.A.M.A. 2008. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di SMP Negeri 85 Jakarta, FIKUPNJ. Skripsi. Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasanudin. 2008. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keluarga Dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMAN 5 Palu dalam Jurnal IlmuKesehatan Vol. 1, No. 4, Mei 2008. Sulawesi. Hanwari, Danang. 2006. Global Effect HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Multaji. 2011. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di SMAN 1 Torjun Kabupaten Sampang Madura, Malang, FK UMM. Nasir, Abdul. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Asdi Mahasatya. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Rahayuwati, Laili. 2009. Pengetahuan dan Sikap Mengenai Hubungan Penggunaan Narkoba Dengan Kejadian Infeksi HIV/AIDS, Bandung, FK IKUPB. Skripsi. 12 Nasronudin, 2007. HIV & AIDS Pendekatan Biologis Molekuler, Klinis danSosial. Surabaya: Airlangga University Press. Riwidikdo, H. 2007. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihana. Romauli, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Sunaryati, S.S. 2011. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan Sangat Mematikan. Yogyakarta: FlashBooks Widyastuti,dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. Noviana, Nana, SST,M.Kes. 2013. Kesehatan Reproduksi dan HIV-AIDS. Jakarta: TIM Hutapea, Ronald, SKM. Ph.D. 2011. AIDS&PMS dan Pemerkosaan. Jakarta: Rineka Cipta. Triswadi, dkk. 2008. Bom AIDS. Semarang: Yayasan Nurani GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA - SISWI KELAS IX B