Studi Numerik Efek Resonansi pada Sumur Kuantum (QWs) InxGa1-xAs/InP Tensile Strained Jumiarti Andi Lolo1,*, Paulus Lobo Gareso1 , Eko Juarlin1 1 Universitas Hasanuddin Numerical Study of Resonance Effects on Quantum Wells (QWs) InxGa1-xAs/InP Tensile Strained Jumiarti Andi Lolo1,*, Paulus Lobo Gareso1 , Eko Juarlin1 1 Hasanuddin University Penelitian ini menyelidiki efek resonansi pada material semikonduktor In xGa1-xAs/InP Tensile Strained yang diselesaikan dengan metode numerik menggunakan pendekatan matriks transfer berdasarkan solusi dari persamaan Schrödinger. Dalam penelitian ini, struktur double barrier dari material InxGa1-xAs/InP Tensile Strained dimodelkan menggunakan metode matriks transfer dengan lebar lapisan yang simetris dimana energi yang digunakan mulai dari 0 sampai 1 eV pada variasi tegangan bias dan tegangan bias yang digunakan pada variasi energi mulai dari 0 sampai 1 V. Hasil penelitian menunjukkan untuk tegangan bias negatif, nilai koefisien transmisi mengalami peningkatan ketika tegangan bias mengalami penurunan sedangkan untuk tegangan bias positif, nilai koefisien transmisi dan tegangan bias mengalami peningkatan. Nilai koefisien transmisi dan energi sebanding pada variasi energi. Kata Kunci: Efek Resonansi, InxGa1-xAs/InP Tensile strained, Koefisien Transmisi, Pendekatan Matriks Transfer, Persamaan Schrödinger. The effect of resonance on material semiconductor of InxGa1-xAs/InP Tensile Strained has been investigated using a numerical methods. In this study, the structure of the double barrier material of InxGa1-xAs/InP Tensile Strained is modeled using the transfer matrix method with symmetric width barrier layers. The energy used was varried from 0 to 1 eV with variation of a bias voltage. The result showed that for the negative bias voltage, the transmission coefficient increased as the bias voltage was decreased, while for positive bias voltage, the transmission coefficient and the bias voltage increased. Transmission coefficient and energy were comparable to the energy variation. Keywords: InxGa1-xAs/InP Tensile Strained, Resonance Effect, Schrödinger Equation, Transfer Matrix Approach, Transmission Coefficient I. PENDAHULUAN Indium Galium Arsenat (InGaAs) merupakan paduan dari Galium Arsenat (GaAs) dan Indium Arsenat (InAs). Semikonduktor ini digunakan dalam elektronika bertenaga dan berfrekuensi tinggi karena memiliki kecepatan pergerakan elektron yang tinggi. Celah pita InGaAs juga menjadi pilihan untuk membuat material detektor komunikasi fiber optik pada panjang gelombang 1300 nm dan 1500 nm. Sifat optik dan mekanik dari InGaAs dapat divariasikan dengan mengubah rasio Indium dan Galium (InxGa1-xAs). InGaAs secara normal dapat ditumbuhkan pada lapisan InP.[1] Perhitungan besar probabilitas elektron pada struktur kuantum InGaAs/InP dapat diselesaikan dengan metode Matriks Transfer menggunakan solusi dari persamaan Schrodinger.[2] Strain pada struktur kuantum mempunyai variasi sifat material yang berbeda dari struktur kuantum tanpa strain (unstrain) seperti konstanta kisi (lattice constant), celah pita (band gap) dan energi transisi antar subpita. [3] Pada fraksi mol (x) = 0.53 strainnya adalah nol. Pada bentuk material In0,53Ga0,47As disebut lattice matched (kisi cocok). Jika π₯ < 0,53, fraksi mol Indium menurun dan kisi meningkat disebut tensile strain.[5] Celah energi material semikonduktor adalah fungsi linear, kecuali untuk celah energi InxGa1-xAs πΈπ (Inx Ga1−x As) = 0,324 + 0,7(1 − x) + 0,4(1 − x)2 II. METODA PENELITIAN Perancangan lapisan semikonduktor dimulai dengan menentukan wilayah kerja yang berkaitan dengan tebal semikonduktor. Setelah itu, ditentukan besar interval jarak yang akan digunakan. Tahap selanjutnya adalah menentukan titiktitik diskritisasi serta lebarnya pada wilayah kerja. Barrier muncul karena letak semikonduktor InP dalam struktur semikonduktor ini. Setelah menentukan titik-titik barrier, tahap berikutnya adalah menentukan energi potensial penghalang di setiap titik barrier. Pada struktur potensial barrier material yang digunakan adalah InP dengan pita energi sebesar 1.35 eV. Sedangkan untuk sumur kuantum material yang digunakan adalah InxGa1-xAs, dimana pita energi yang dimiliki sebesar 0.324+0.7(1-x)+0.4(1-x)2, dengan x=0.38. Pada variasi applied bias dan energi digunakan dua parameter yang berlaku bebas secara bergantian yakni tegangan bias (Vbias) tetap dan energi datang elektron berubah, dan tegangan bias berubah (Vbias) dan energi datang elektron tetap. Dalam perancangan transfer matriks dibutuhkan bentuk diskrit dari persamaan Schrödinger. Hal pertama yang dilakukan adalah mendiskritisasi persamaan Schrödinger dengan jarak antar titik diskritisasi tetap untuk mendapatkan bilangan gelombang. Pada perancangan transfer matriks untuk energi, persamaan yang digunakan adalah 2π∗ πΈ πΌ2 = β2 2π∗ (π0 − πΈ) πππ π½ 2 = β2 Kemudian menghitung persamaan gelombang pada setiap daerah perbatasan menggunakan persamaan π΄1 π π ( ) π΄5 = −8(πΌ 2 − π½ 2 )3 π ππβ3 (π½πΏπ1 ) + 96πΌ 2 π½2 (π½2 − πΌ 2 )π ππβ(π½πΏπ1 )πππ β2 (π½πΏπ1 )32πΌπ½(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ2 (π½πΏπ1 )πππ β(π½πΏπ1 ) sin(2πΌπΏπ 1 ) + 16πΌπ½(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ2 (π½πΏπ1 )πππ β(π½πΏπ1 ) sin(4πΌπΏπ 1 ) − 16(πΌ 2 − π½ 2 )(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ3 (π½πΏπ1 ) cos(2πΌπΏπ 1 ) − 8(π½ 2 − πΌ 2 )(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ3 (π½πΏπ1 ) cos(4πΌπΏπ 1 ) π΄1 πΌπ ( ) π΄5 = −64πΌ 3 π½3 πππ β3 (π½πΏπ1 ) + 48πΌπ½(πΌ 2 − π½ 2 )2 π ππβ2 (π½πΏπ1 )πππ β(π½πΏπ1 ) − 32πΌπ½(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ2 (π½πΏπ1 )πππ β(π½πΏπ1 ) cos(2πΌπΏπ 1 ) − 16πΌπ½(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ2 (π½πΏπ1 )πππ β(π½πΏπ1 ) cos(4πΌπΏπ 1 ) − 16 (πΌ 2 − π½ 2 )(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ3 (π½πΏπ1 ) sin(2πΌπΏπ 1 ) − 8(π½ 2 − πΌ 2 )(πΌ 2 + π½ 2 )2 π ππβ3 (π½πΏπ1 ) sin(4πΌπΏπ 1 ) Sehingga diperoleh persamaan untuk menghitung koefisien transmisi, yaitu π΄1 π΄1 π ∗ π = [π π 2 ( ) + πΌπ2 ( )]−1 π΄5 π΄5 Sedangkan pada perancangan transfer matriks untuk applied bias, persamaan yang digunakan adalah 2π∗ πΈπΏ2π‘ π= √ , β2 2π∗ (πΈ − π)πΏ2π‘ π′ = √ β2 Kemudian menghitung menggunakan persamaan πΌπ = 2 + nilai 2π ∗ [π(π₯π ) − πΈ]πΏ2π‘ β2 πΌπ Setelah itu menghitung matriks dari hasil diskritisasi persamaan Schrödinger menggunakan persamaan π(π₯π+1 ) πΌ )=( π 1 π(π₯π ) π(π₯π ) −1 )( ) 0 π(π₯π−1 ) π(π₯π ) = ππ ( ) π(π₯π−1 ) Hasil untuk variasi tegangan bias dapat dilihat pada gambar 2 sampai gambar 4, sedangkan hasil untuk variasi energi dapat dilihat pada gambar 5. Kemudian mengalikan matriks untuk setiap titik diskrit menggunakan persamaan π(π₯π+1 ) π(π₯0 ) ( ) = ππ … π0 ( ) π(π₯π ) π(π₯−1 ) π(π₯0 ) = π(π) ( ) π(π₯−1 ) dengan π = [ π11 π21 π12 ] π22 Structur Double Barrier (Vbias=-0.1) π = π(πΈ) = 4 sin π sin π π·(πΈ) dapat Potential Energy (eV) Sehingga koefisien transmisi, ditentukan dengan persamaan : III. Puncak (peak) yang terlihat merupakan transisi elektron hole atau rekombinasi elektron hole pada pita valensi dan pita konduksi. ′ Transmission Coefficient (x=0.38 Vbias=-0.1) 0.6 0.05 0.5 0 Transmission Coefficient (Ln T) ( Pada gambar 1 wilayah kerja yang digunakan sama dengan 10 nm dan ketinggian potensial penghalang adalah 0.438 eV dengan lebar lapisan yang simetris. Tegangan bias yang digunakan pada gambar 1 sama dengan nol yang berarti bahwa potensial penghalang tidak di bawah pengaruh tegangan bias. 0.4 0.3 0.2 0.1 HASIL DAN PEMBAHASAN 0 -0.1 Struktur double barrier dalam studi ini dibentuk dengan mengkombinasikan material InxGa1-xAs dengan material InP yang memiliki celah pita yang berbeda. Hasil perancangan struktur double barrier material InGaAs/InP terhadap potensial energi dapat dilihat pada gambar 1. -0.05 -0.1 -0.15 -0.2 -0.25 0 0.2 0.4 0.6 Distance (m) 0.8 -0.3 1 Structur Double Barrier 0 0.4 -0.05 Transmission Coefficient (Ln T) Potential Energy (eV) Potential Energy (eV) 0.4 0.3 0.2 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.1 0 0 0.5 Distance (m) 0.6 0.7 0.8 0.9 -0.1 -0.15 -0.2 -0.25 -0.3 0.05 0.4 1 Transmission Coefficient 0.45 0.35 0.3 0.8 Pada gambar 2 (b) memperlihatkan satu puncak pada level energi 0.34 eV dengan nilai koefisien transmisi 0.0362. Structur Double Barrier 0.2 0.4 0.6 Energy (eV) Gambar 2 (a) merupakan hasil perancangan struktur potensial energi di bawah pengaruh tegangan bias sebesar -0.1 V. 0.5 0.1 0.2 Gambar 2 (a) Grafik Potensial Penghalang Struktur Semikonduktor (b) Koefisien Transmisi dengan Vbias = -0.1 V Variasi energi yang digunakan mulai dari rentang 0 sampai 1 eV dan variasi tegangan bias yang digunakan mulai dari rentang 0 sampai 1 V. 0 0 -8 x 10 0 0.2 0.4 0.6 Distance (m) 0.8 1 -8 x 10 -0.35 0 0.2 0.4 0.6 Energy (eV) 0.8 1 1 -8 x 10 Gambar 1 Hasil Perancangan Dua Lapisan Potensial Penghalang Gambar 3 (a) Grafik Potensial Penghalang Struktur Semikonduktor (b) Koefisien Transmisi dengan Vbias = 0 V Gambar 3 (a) memperlihatkan data hasil perancangan struktur potensial energi dengan tegangan bias 0 V. Pada gambar 3 (a) dapat dilihat bahwa baik sumur maupun potensial penghalang tidak mengalami pengaruh tegangan bias sehingga tidak memiliki slope/kemiringan. 0.03 eV sama dengan -0.4732 pada tegangan bias 0.59 V. Untuk energi 0.05 eV nilai koefisien transmisi sama dengan 1.27267 pada tegangan bias 0.58 V. Untuk energi 0.1 eV nilai koefisien transmisi sama dengan 2.3311 pada tegangan bias 0.54 V. Untuk energi 0.15 eV nilai koefisien transmisi sama dengan 3.2933 pada tegangan bias 0.5 V. Untuk energi 0.2 eV nilai koefisien transmisi sama dengan 4.3262 pada tegangan bias 0.46 V. Sedangkan untuk energi 0.25 eV nilai koefisien transmisi sama dengan 5.58095 pada tegangan bias 0.42 V. Pada gambar 3 (b) memperlihatkan satu puncak pada level energi 0.44 eV dengan nilai koefisien transmisi -0.092. Structur Double Barrier (Vbias=0.1) Transmission Coefficient (x=0.38 Vbias=0.1) 0.7 -0.1 Transmission Coefficient (Ln T) Potential Energy (eV) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 -0.15 Dari hasil koefisien transmisi dengan variasi energi dan tegangan bias didapatkan satu puncak yang terbentuk untuk masingmasing variasi. Puncak energi resonan yang terbentuk mengikuti jumlah sumur yang dilalui elektron dalam material semikonduktor. Untuk variasi tegangan bias negatif didapatkan probabilitas tunneling yang jauh lebih besar dari harga nol sedangkan untuk variasi tegangan bias positif, probabilitas tunneling yang mendekati harga nol hanya pada tegangan bias 0, 0.1V, dan 0.2V. Pada gambar 6 memperlihatkan gabungan dari seluruh grafik energi dan koefisien transmisi dengan tegangan bias negatif sedangkan pada gambar 7 memperlihatkan gabungan dari seluruh grafik energi dan koefisien transmisi dengan tegangan bias positif. Untuk variasi energi, probabilitas tunneling yang mendekati harga nol hanya pada level energi 0.03 eV. -0.2 -0.25 -0.3 0.1 0 0 0.2 0.4 0.6 Distance (m) 0.8 1 -0.35 0 0.2 0.4 0.6 Energy (eV) -8 x 10 0.8 1 Gambar 4 (a) Grafik Potensial Penghalang Struktur Semikonduktor (b) Koefisien Transmisi dengan Vbias = 0.1 V Gambar 4 (a) memperlihatkan data hasil perancangan struktur potensial energi di bawah pengaruh tegangan bias sebesar 0.1 V. Pada gambar 4 (b) memperlihatkan satu puncak pada level energi 0.54 eV dengan nilai koefisien transmisi -0.1166. Koefisien Transmisi dan Applied Bias 6 Energi=0.03 eV Energi=0.05 eV Energi=0.1 eV Energi=0.15 eV Energi=0.2 eV Energi=0.25 eV 2 0 -2 Koefisien Transmisi 2 Transmission Coefficient (Ln T) Koefisien Transmisi (Ln T) 4 -4 -6 -8 -10 -12 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Applied bias 0.6 0.7 0.8 0.9 1.5 1 0.5 0 1 -0.5 Gambar 5 Hasil koefisien Transmisi dan Tegangan Bias dengan Energi yang bervariasi Gambar 5 merupakan hasil dari koefisien transmisi dan hubungannya dengan applied bias. Dari data yang diperoleh nilai koefisien transmisi dengan energi sebesar Vbias = -0.4 V Vbias = -0.3 V Vbias = -0.2 V Vbias = -0.1 V Vbias = 0 V 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Energy (eV) 0.6 0.7 0.8 0.9 Gambar 6 Hasil koefisien Transmisi dan Energi dengan tegangan bias negatif yang berbeda Pada gambar 6 terlihat bahwa untuk tegangan bias negatif tidak ada puncak yang mendekati nilai nol atau dapat 1 Tabel 2 Tabel Tegangan Bias dan Koefisien Transmisi dikatakan tidak terjadi resonansi tunneling. Dari gambar 6 juga dapat dilihat semakin kecil tegangan bias yang diberikan (V bias) semakin kecil pula energi resonan yang dihasilkan, keadaan ini juga disebut sebagai red shift karena semakin kecil tegangan bias yang diberikan semakin besar panjang gelombang yang dihasilkan. Vbias (V) -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Koefisien Transmisi Vbias =0.1V Vbias =0.2V Vbias =0.3V 0.8 Vbias =0.4V Vbias =0.5V 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 Koefisien Transmisi 1.4 0.7 Koefisien Transmisi 0.8 Koefisien Transmisi 0.6 Koefisien Transmisi 0.4 0.0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Energy (eV) 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.0 -0.4 Gambar 7 Hasil koefisien Transmisi dan Energi dengan Tegangan Bias Positif yang berbeda Pada gambar 7 terlihat bahwa pada tegangan bias positif terdapat puncak yang mendekati nilai nol yang berarti bahwa pada level energi tersebut terjadi resonansi tunneling. Dari gambar 7 juga dapat dilihat semakin besar tegangan bias yang diberikan semakin besar pula energi resonan yang dihasilkan, keadaan ini juga disebut sebagai blue shift karena semakin besar tegangan bias yang diberikan semakin kecil panjang gelombang yang dihasilkan. Pada gambar 6 dan gambar 7 juga terlihat pergeseran energi (energi shift) untuk masing-masing tegangan bias seperti yang ditunjukan tabel 1. Tabel 1 Tabel Energi dan Tegangan Bias (Variasi Tegangan Bias) Vbias (V) Energi (eV) βE (eV) -0.4 0.04 0 -0.3 0.14 0.1 -0.2 0.24 0.2 -0.1 0.34 0.3 0 0.44 0.4 0.1 0.54 0.5 0.2 0.64 0.6 0.3 0.74 0.7 0.4 0.84 0.8 0.5 0.94 0.9 Pada tabel terlihat bahwa energi shift (βE) dan tegangan bias sebanding, yakni semakin besar tegangan bias yang diberikan semakin besar pula pergeseran energinya dengan nilai pergeseran yang konstan sebesar 0.1 eV. -0.3 -0.2 -0.1 0.0 Vbias (V) 0.3 0.6 Vbias (V) Gambar 8 (a) Grafik antara Tegangan Bias Negatif dan Koefisien Transmisi (b) Grafik antara Tegangan Bias Positif dan Koefisien Transmisi Tabel 3 Tabel Energi dan Koefisien Transmisi Energi (eV) 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 Koefisien Transmisi 1.27267 2.3311 3.2933 4.3262 5.58095 6 Koefisien Transmisi Koefisien Transmisi Transmission Coefficient (Ln T) 1 Koefisien Transmisi 1.5066 0.7319 0.293 0.0362 -0.092 -0.1166 -0.0447 0.1318 0.4343 0.897 4 2 0 0.0 0.1 0.2 0.3 Energi (eV) Gambar 9 Grafik antara Energi dan Koefisien Transmisi Gambar 9 memperlihatkan hubungan antara energi dan koefisien transmisi, dimana energi dan koefisien transmisi sebanding, yakni semakin besar energi yang diberikan maka nilai koefisien transmisinya semakin meningkat. Akan tetapi pada level energi ini tidak terjadi resonansi tunneling karena memiliki nilai probabilitas tunneling yang jauh lebih besar dari nol. IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk variasi tegangan bias negatif, tegangan bias yang diberikan sebanding dengan energi resonansi yang dihasilkan dan berbanding terbalik dengan nilai koefisien transmisi. Jika variasi tegangan bias positif, nilai energi resonansi yang dihasilkan dan nilai koefisien transmisi sebanding dengan tegangan bias yang diberikan. Dalam keadaan variasi energi, semakin besar energi yang diberikan semakin besar pula nilai koefisien transmisi yang diperoleh. V. REFERENSI 1. M. Hiroshi. 2008. Pengaruh Komposisi Indium pada Sumur Potensial InxGa1terhadap perubahan Energi xAs/InP Transisi Pita Valensi dan Pita Konduksi. Skripsi. Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin Makassar 2. MΡndez, B dan F. Dominguez-Adame. 1993. Numerical study of electron tunneling through heterostructures. Madrid-Spanyol : Institute of Physics Publishing 3. T. Tamrin. 2008. Pengaruh Lebar Sumur Kuantum Terhadap Energi Transisi Pita Valensi-Konduksi Pada Sumur Kuantum InxGa1-xAs/InP. Skripsi. Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin Makassar 4. Siregar, Rustam E. 2010. Teori dan Aplikasi Fisika Kuantum. Bandung : Widya Padjadjaran 5. P.L Gareso, M.Buda, L Fu, H.H Tan, C. Jagadish, L V Dao, X Wen, and P Hannaford 2006. Proton IrradiationInduced Intermixing in InxGa1-xAs/InP Quantum Wells the Effect of In Composition. Australia : Institute of Physics Publishing 6. Hamidah, Ida dan Wilson W. Wenas. 2001. Struktur Double Barrier untuk Aplikasi pada Divais Silikon Amorf. Indonesia Vol.12 7. Y. Sapan. 2012. Analisis Numerik Resonansi Tunneling pada Struktur Lapis Tiga GaAs/AlxGa1-xAs menggunakan Algoritma Numerov. Skripsi. Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin Makassar 8. Bhattacharya, Pallab. 1993. Properties of Lattice-Matched and Srained Indium Galium Arsenide. London : INSPEC 9. Irwansyah. Permodelan Tiga Potensial Penghalang Simetris Pada Semikonduktor Superlattice (Modeling Symetric Triple Barrier Potential of Semikonductor Superlattice). Skripsi. Jurusan Fisika Institut Pertanian Bogor (IPB)