Ini contoh video

advertisement
AQIDAH ATAU KONSEP ILMU
KETUHANAN
• Aqidah dan Ketaqwaan
• Ruang Lingkup Aqidah dan Pendalamannya
• Sifat-sifat Allah dan Manfaat Keimanan
• Theologi Islam / Filsafat Islam
Aqidah Atau Keimanan
Arti Aqidah, yaitu :
1. Aqidah berasal dari kata ‘’aqoda’—’ya’qidu’—
’’aqdan’/’aqiidatan. Yang berarti simpulan, ikatan,
tambatan, perjanjian yang kuat.
2. Aqidah sama dengan keimanan, Arti Iman secara harfiyah
dalam Islam adalah berarti percaya kepada Allah. Dengan
itu orang yang beriman adalah ditakrifkan sebagai orang
yang percaya (mukmin). Siapa yang percaya maka Dia
dikatakan beriman. Perkataan Iman diambil dari kata kerja
‘aamana’-- ‘yu’minu’—’iimaanan’ yang berarti ‘percaya’
atau ‘membenarkan’. Perkataan Iman yang berarti
‘membenarkan’ itu disebutkan dalam al-Quran, di
antaranya dalam QS. At-Taubah ayat 62 yang artinya:
"Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai)
kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang
beriman."
Aqidah Atau Keimanan
QS. At-Taubah ayat 62 :
Artinya:
"Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan
membenarkan kepada para orang yang beriman."
Aqidah Atau Keimanan
1.
Pengertian Aqidah, yaitu :
Ta’rif Iman menurut istilah syariat Islam ialah seperti diucapkan oleh
Ali bin Abi Talib r.a. yang artinya: "Iman itu diucapan dengan lidah
dan diyakini dengan hati dan dilaksanakan dengan anggota badan."
Aisyah r.a. pula berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan
lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan
anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna Iman adalah:
"Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu
dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggotaanggota)."
2. Pengertian Aqidah menurut A. Hasan (Kitab At-Tauhid)
Aqidah adalah kepercayaan yang tersimpul dalam hati.
Menurut Hasan Albana (kitab Majmu Ar-rosail) Aqa'id
bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, dan mendatangkan
ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit pun dengan
keraguan-raguan".
3. Menurut Prof. Dr. TM. Hasbi Assyidiqi (buku Sejarah
dan Pengantar Ilmu Tahuhid atau Kalam) Aqidah
adalah ilmu yang didalamnya diperbincangkan tentang
cara-cara menetapkan keyakinan ajaran agama
dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan
berupa dalil Aqli(berdasarkan akal pikiran), Naqli
(Alqur’an dan hadits), maupun dalil wijdani
(berdasarkan perasaan halus manusia.
Keterikatan seorang muslim dengan al-islam adalah sebagai
berikut :
1. Iman yaitu meyakini Islam
2. ‘Amal yaitu melaksanakan Islam
3. “Ilmu yaitu mempelajari Islam.
4. Da’wah/Jihad yaitu menyebarluaskan dan membela Islam
5. Shabar yaitu tabah dalam ber-Islam(surat al-’asr)
Iman tidak dapat dilihat oleh indra, tetap dapat dilihat dari
indikatornya yaitu ‘amal, ‘ilmu,dakwah dan shabar
Iman dapat menebal dan menipis tergantung pembinaannya.
Pembinaan iman adalah dengan ‘amal, ‘ilmu, dakwah dan
shabar.
Ketaqwaan
Taqwa
1.
Takwa mengandung arti waspada, menjaga, mengendalikan, dan
memperkuat, yaitu menjaga diri dari azab Allah SWT dengan
menjauhi tindakan maksiat dan melaksanakan tata aturan yang
telah digariskan oleh Allah SWT. Dengan kata lain, takwa berarti
menjalankan perintah, ketetapan dan ketentuan Allah serta
menjauhi larangan-larangan serta hukum Allah atau ringkasnya
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Di dalam takwa juga terkandung makna pengendalian yang
artinya menjaga keseimbangan diri dalam hal emosi, pikiran dan
hawa nafsu yang sesuai dengan ajaran agama. Yaitu melakukan
tindakan yang baik untuk Allah, dirinya sendiri, orang lain
maupun lingkungan.
2.
‫ تقوى‬/ Taqwa
‫يكين‬
‫تكوت‬
Yakin
Takut
‫ورى‬
‫قنا عة‬
Waro
Qona’ah
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat yang wajib bagi Allah itu dapat dibagi
Kepada empat bagian, yaitu :
1. Sifat Nafsiyah
Yaitu suatu sifat yang tidak bisa dipisahkan dari zatNya. Sifat Nafsiyah hanya satu yaitu : Wujud yang
artinya Allah itu ada. mustahil ‘Adam (tiada). “Allah
lah yang menciptakan Iangit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya. (QS. As Sajdah: 4).
2.
Sifat Salbiyah
Yaitu suatu sifat-sifat Allah yang tidak dapat diartikan
melainkan dengan pengertian “tidak”. Sifat Salbiyah
ini berjumlah lima sifat, yaitu : Qidam, Baqo,
Qiyamihu binafsihi, Muhkolafatullil Hawaditsi,
Wahdaniyat. penjelasan
QS. As Sajdah ayat 4 :
Artinya : Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam
di atas `arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang
penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa`at. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan?
a.
Sifat Qidam (Allah tidak berpermulaan), mustahil Huduts (ada yang
mendahului). “Dialah yang Awal dan Yang Akhir. Yang Zhahir (Yang
nyata adanya karena banyak buktinya) dan yang Batin (yang tak dapat
digambarkan hikmat Dzat-Nya oleh akal).” (QS. Al Hadid: 3).
b. Sifat Baqo (Allah tidak berkesudahan), mustahil Fana (berakhir).
“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 27).
Mukholafatu lil hawaditsi (Allah tidak sama dengan semua
c. Sifat
mahluk/segala sesuatu), mustahil Mumatsalatu lil hawaditsi
(ada yang menyamai). Ditegaskan dalam Al Qur’an, “Tidak ada
sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (QS. Asy Syuro: 11).
d. Sifat Qiyamuhu binafsihi (Allah tidak membutuhkan yang lain
(berdiri sendiri), mustahil Ihtiyaju lighoirihi (membutuhkan
yang lain). “sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Al Ankabut: 6).
e.
Sifat Wahdaniyat (Tidak berbilang/Esa), mustahil Ta’adud (terbilang).
“Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS.Al Ikhlas: 1).
QS. As Sajdah ayat 4 :
•
Artinya : Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
QS. Ar Rahman: 27 :
Artinya : Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran
dan kemuliaan.
QS. Asy Syuro: 11 :
Artinya : (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis
kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak
dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan
Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
QS. Al Ankabut: 6 :
Artinya : Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya
itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
QS.Al Ikhlas: 1 :
Artinya : Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
3.
4.
Sifat Ma’ani
Yaitu suatu sifat yang mempunyai makna yang
menetap pada zat-Nya. Sifat Ma’ani jumlahnya
ada tujuh, yaitu : Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat,
Samak, Bashar. penjelasan
Sifat Ma’nawiyah
Yaitu suatu sifat yang merupakan kelaziman
dari sifat ma’ani. Jumlahnya ada tujuh juga,
yaitu :Qadiran, Muridan, ‘Aliman, Hayyan,
Samian, Bashiran. penjelasan
Sebagai Tambahan. Ulama Mutakallimin (ahli aqidah islam)
berbeda pendapat dalam menentukan jumlah sifat-sifat
Allah. Abu Hasan Al-Asy’ari menyatakan ada 13 sifat
sedangkan Abu Manshur Al-Maturidi menyatakan ada 20
sifat.
a.
Sifat Qudrat (Allah berkuasa), mustahil ‘Ajzun (lemah). “Sesungguhnya
Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqoroh: 20).
b.
Sifat Irodat (berkehendak), mustahil Karohah (terpaksa). “Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud:
107).
c. Sifat Ilmu (maha mengetahui), mustahil ]ahlun (bodoh). “Dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.An Nisa’: 176).
d. Sifat Hayat (hidup), mustahil Mautun (mati)”Allah tidak ada Tuhan
melainkan Dia yang hidup kekal lagi mengurus (makhluk-Nya).” (Ayat
Qursi).
e.
Sifat Sama’ (Maha mendengar), mustahil Shomamun (tuli). “Dan Allah
Maha Mendengar serta Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqoroh: 256).
d.
Sifat Bashor (Maha Melihat), mustahil ‘Ama (buta). “Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hujurat: 18).
e.
Sifat Kalam (berfirman), mustahil Bukmun (bisu). “Dan Allah
telah berbicara kepada (Nabi) Musa dengan langsung.” (QS. An
Nisa: 164).
a.
b.
c.
d.
e.
d.
e.
Allah itu Qodiron (Dzat Yang selalu Maha Berkuasa), mustahil Kaunuhu
‘ajizan (Dzat yang lemah). “Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala
sesuatu.” (QS. Al Baqoroh: 20).
Allah itu Muridan (Dzat Yang selalu Maha Berkehendak), mustahil
Kaunuhu karihan (Dzat yang terpaksa). “Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. l1/Hud: 107).
Allah itu Aliman (Dzat Yang Maha Mengetahui), mustahil Kaunuhu jahilan
(Dzat yang bodoh). “Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu.” (QS. 4/An
Nisa’: 176).
Allah itu Hayyan (Dzat Yang selalu Maha Hidup), mustahil kaunuhu
Mayyitan (Dzat yang mati). “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup
kekal dan yang tidak mati.” (QS. Al Furqon: 58).
Allah itu Sami’an (Dzat Yang selalu Maha Mendengar), mustahil Kaunuhu
ashomaman (Dzat yang tuli). “Allah Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui.” [QS. Al Baqoroh: 256).
Allah itu Bashiron (Dzat Yang selalu Maha Melihat), mustahil Kaunuhu
'aman (Dzat Yang buta). "Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan." (QS. Al Hujurat: 18).
Allah itu Mutakalliman (Dzat yang selalu Maha berfirman), mustahil
Kaunuhu abkaman (Dzat yang bisu). "Dan Allah telah berbicara kepada
(Nabi) Musa dengan langsung." [QS. An Nisa': 164).
Manfa’at Keimanan
Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
Iman menanam semangat berani menghadapi maut
Iman memberikan ketentraman jiwa
Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekwen
Iman memberikan keberuntungan
Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayibah)
Ruang Lingkup Pembahasan
Aqidah
Menurut Hasan al-Banna sistematika pembahasan ruang
lingkup aqidah adalah:
1. Ilmu Ilahiyyah
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah, sifat-sifat
Allah, nama-nama , af'al Allah dan lain-lain.
2. Ilmu Nubuwwah
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang
Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3. Ilmu Ruhaniyah
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik atau ghaib, seperti
malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh manusia dan lain
sebagainya.
2. Ilmu Sam’iyyah
Yaitu pembahasan tentang segaa sesuatu yang hanya bisa
diketahui melalui sam'I atau pendengaran yaitu berupa
(dalil naqli dalam Al-Quran dan Sunnah) seperti alam
barzakh, azab kubur, hari akhir, tanda-tanda kiamat,
akhirat, surga dan neraka , dll.
Filsafat Islam / Theologi Islam
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia
merupakan kata serapan dari bahasa Arab ‫ فلسفة‬, yang
juga diambil dari bahasa Yunani; philo-sophia. Dalam
bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal
dari kata-kata (philo /philein = persahabatan, cinta dsb.)
dan (sophia = “kebijaksanaan”). Philosophos adalah
pecinta kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah
seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang
dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia.
Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam
bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang
falsafah disebut “failasuf/filsuf”. Yang ditransfer dari
bahasa Arab yaitu failasuf.
TERIMA KASIH
Download