BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sebab-sebab ILMU EKONOMI dipelajari Ilmu ekonomi dipelajari karena mempunyai beberapa alasan, yaitu: a) Kebutuhan / keinginan manusia banyak dan beraneka ragam. b) Alat pemuas kebutuhan, yaitu barang dan jasa, dan sumber-sumber alam yang produktif untuk membuat barang dan jasa tersebut langka/terbatas. Oleh karena itu untuk memperolehnya, seseorang harus berkorban (uang) untuk mendapatkannya. c) Sumber-sumber alam tersebut dalam keadaannya yang asli tak dapat langsung digunakan untuk memenuhi keinginan manusia, tetapi harus diubah bentuknya (form utility), atau dipindahkan tempatnya (place utility), atau disimpan (time utility), atau dipindah kepemilikannya (possesion utility). 1.2 Pengertian ILMU EKONOMI Sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia, disebut juga sumber produksi, diperlukan untuk menciptakan barang dan jasa yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang adalah alat pemuas keinginan yang dibuat manusia yang dapat dilihat, diraba, ditimbang, misalnya adalah alat-alat rumah tangga, makanan, alat transportasi, dsb. Sedangkan yang disebut jasa adalah alat pemuas keinginan manusia yang tak dapat dilihat, diraba, tetapi masih dapat diukur, misalnya jasa seorang dokter, apoteker, guru, konsultan, hakim, dsb. SDA yang terbatas dan keinginan manusia yang tak terbatas mengakibatkan seseorang harus memilih penggunaan SDA agar ia dapat memaksimalkan kepuasannya. Jadi inti ilmu ekonomi (ekonomika) adalah keharusan untuk MEMILIH penggunaan sumber daya alam. Sedangkan yang disebut perekonomian atau sistem ekonomi adalah organisasi atau sistem untuk memanfaatkan sumber-sumber alam, atau untuk memberikan barang-barang dan jasa-jasa kepada anggota masyarakat. 1.3 Masalah yang timbul dalam perekonomian Karena terbatasnya sumber daya yang ada dan kebutuhan manusia yang tak terbatas, maka timbul masalah-masalah dalam perekonomian, yaitu: a) APA (WHAT) yang akan dibuat, dan SIAPA yang berkewajiban untuk memilih barang dan jasa yang akan dibuat tersebut? b) BAGAIMANA (HOW) membuatnya? c) UNTUK SIAPA (FOR WHOM) barang dan jasa itu dibuat? Masalah-masalah yang ada tersebut di atas dari waktu ke waktu selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan/keinginan manusia. 1.4 Definisi ekonomika dan perluasan definisi a) Ekonomika positif (positive economics) = ekonomika: adalah ilmu untuk memilih penggunaan sumber daya alam, tanpa memasukkan unsur etika, filsafat, pandangan hidup, hukum, agama, politik, dsb. b) Ekonomika normatif: definisi ekonomika seperti tsb di atas, tetapi dengan memasukkan unsur-unsur etika, filsafat, dsb. Makroekonomika Pengantar, NY 1 Ilmu ekonomi berkembang sejak Adam Smith (Bapak Ilmu Ekonomi) memperkenalkan bukunya yang berjudul " An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations" pada tahun 1776. Pada waktu itu ilmu tersebut disebut Ekonomi Politik/ Political Economy, dan memasukkan nilai-nilai moral dan filsafat. Gunnar Myrdal, Robert L. Heilbroner, John Kenneth Galbraith dsb., tidak puas terhadap definisi ekonomika yang sempit. Gunnar Myrdal kemudian memasukkan faktor-faktor "premis nilai", nilai berarti sesuatu yang dianggap baik atau tidak baik, dikehendaki atau tidak dikehendaki. Ilmu ini disebut Ekonomika Kelembagaan (Institutional Economics). 1.5 Kelompok ILMU EKONOMI Ilmu ekonomi biasa dibagi 3 kelompok dasar: a) Ekonomi deskriptif (descriptive economics): tugas utamanya mengumpulkan keteranganketerangan faktual yang relevan mengenai sesuatu masalah ekonomi. b) Teori ekonomi (economic theory) atau economic principles: tugas utamanya menerangkan secara umum perilaku sistem perekonomian. Teori ekonomi ini dibagi lagi ke dalam 2 kelompok, yaitu teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro. Teori ekonomi mikro (teori harga): materi pembahasannya adalah perilaku pelaku-pelaku ekonomi yang ada dalam sistem perekonomian, yang dibahas secara individual; keseimbangan parsial di sini adalah keseimbangan secara parsial. Misalnya yang dibahas di sini adalah harga, kuantitas, dan pasar yang dibahas secara individu. Teori ekonomi makro: materi pembahasannya adalah mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan. Permasalahan dalam ekonomi makro mencakup kebijaksanaan makro, yang pada asasnya berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian umum perekonomian nasional. Hal-hal yang dibahas di sini misalnya adalah output nasional, kesempatan kerja, dan harga-harga. Sedikit misal dalam perbedaan konsep mikro dan makro ekonomi di sini adalah: dalam konsep mikro: misalnya bagaimana suatu perusahaaan (yang berbentuk kartel) menaikkan harga minyak; sedangkan dalam konsep makro, akan dipikirkan masalah: mengapa kenaikan harga minyak akan menyebabkan inflasi dan pengangguran? Dalam konsep mikro ekonomi juga dapat dijelaskan, mengapa kita mengimpor mobil dan mengekspor bahan pertanian, sedangkan dalam makro akan dibahas, bagaimana kecenderungan ekspor dan impor kita secara keseluruhan. c) Ekonomi terapan/applied economics: menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif. 1.6 Pelaku Ekonomi Pelaku ekonomi dapat dibagi: a) Rumah tangga keluarga b) Rumah tangga perusahaan/produsen c) Rumah tangga pemerintah Ketiga pelaku ekonomi tersebut mempunyai aktivitas-aktivitas/ kegiatan ekonomi yang saling berhubungan. Selain tiga pelaku makro tersebut, dapat pula ditambahkan dua pelaku Makroekonomika Pengantar, NY 2 ekonomi makro yang lain, yakni Lembaga-lembaga Keuangan dan Negara-negara lain. 1.7.Kerangka Analisa Makro Ekonomi makro, pada dasarnya mempelajari suatu perekonomian secara keseluruhan (aggregation), sebagai imbangan dari kesatuan-kesatuan ekonomi individu. Permasalahan dalam kebijakan makro adalah mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian umum perekonomian. Dua masalah pokok dalam ekonomi makro adalah: a) Masalah jangka Pendek, seperti inflasi, deflasi, stagflasi, pengangguran, ketimpangan dalam Neraca Pembayaran Internasional (NPI). b) Masalah jangka panjang: Pertumbuhan; supaya ada keserasian antara pertambahan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk Investasi. Masalah jangka pendek, seperti pengangguran (dapat dikaitkan dengan jangka panjang), yaitu dengan adanya kelebihan penduduk; Inflasi dan pengangguran dapat diatasi dengan penambahan kapasitas produksi masyarakat (dengan Investasi dan pembangunan ekonomi). Contoh kebijaksanaan di bidang ekonomi makro, misalnya: keb. Moneter, keb. Fiskal, perdagangan internasional, pembangunan ekonomi, dsb. Kebijaksanaan yang dapat dikelompokkan ke dalam keb. Jangka pendek misalnya: menambah atau mengurangi Jumlah Uang Beredar (JUB), menaikkan atau menurunkan tingkat bunga kredit bank, pengenaan pajak impor, menurunkan pajak pendapatan/penjualan, menambah pengeluaran pemerintah, dsb. Hal-hal yang dianggap tetap dalam jangka pendek adalah: a) kapasitas total perekonomian: Investasi, atau pengeluaran Investasi (I) belum dapat menambah kapasitas produksi nasional ; b) Jumlah penduduk dan Angkatan Kerja; c) Lembaga-lembaga sosial, politik, ekonomi yang ada. Dalam melaksanakan kebijakan jangka pendek tersebut, dianggap dapat dilakukan tanpa mengubah hal-hal yang dianggap tetap. 1.8 Indikator Ekonomi Makro Kebijakan ekonomi makro, pada dasarnya mempunyai beberapa tujuan yang utama, misalnya: Bagaimana menciptakan kesempatan kerja? Mengapa kadang-kadang terjadi kenaikan pengangguran dan output nasional menurun? Apa yang menyebabkan inflasi, dan bagaimana cara mengatasinya? Kebijakan makro yang dilakukan dalam mengatasi inflasi ini, umumnya bertujuan agar harga-harga stabil. Bagaimana menaikkan pertumbuhan ekonomi? Pada dasarnya pembangunan ekonomi suatu negara tergantung dari keadaan makro ekonominya, sehingga pengetahuan tentang makro ekonomi menjadi dasar dalam pemahaman mengenai pembangunan ekonomi, sehingga untuk menyusun perencanaan pemangunan diperlukan pemahaman tentang ekonomi pembangunan. Dalam makro ekonomi masalah yang perlu dipahami adalah tentang Aggregat Demand (AD) dan Aggregat Supply (AS). Makroekonomika Pengantar, NY 3 Aggregat Demand (AD): the aggregate quantity of goods and services demanded – the quantity of real GDP demanded –is the total value (measured in constant dollars) of consumer expenditure, invesment, government purchases of goods and services, and net exports. Aggregate Supply (AS): the aggregate quantity of goods and services supplied – the quantity of real GDP supplied – is the total value (measured in constant dollars ) of all the goods and services produced in the economy. (Parkin & Bode, 1998). Pengertian tentang permintaan dan penawaran agregat seperti yang telah disebutkan di atas, diukur dalam harga konstan. Oleh karena itu, di dalam mencari data harus diperhatikan data tersebut dalam harga konstan atau harga berlaku. Apabila dibuat rinciannya secara garis besar, maka variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi keadaan ekonomi suatu negara adalah seperti berikut : A. Pasar Barang / komoditi a) Pengeluaran konsumsi RT = C b) Pendapatan Nasional = Y c) Investasi = I d) Tingkat harga = P e) Pajak = T atau Tax f) Pengeluaran konsumsi pemerintah = G (Government expenditure) g) Ekspor dan impor = X dan M B. Pasar uang : a) Permintaan uang untuk transaksi b) permintaan uang untuk berjaga-jaga c) permintaan uang untuk spekulasi d) uang kartal (kertas dan logam) e) Uang giral f) Alat-alat likuid lainnya g) Tingkat bunga C. Pasar tenaga Kerja a) Permintaan tenaga kerja (TK) b) penawaran TK c) upah riil d) pengangguran dan kesempatan kerja D. Pasar modal: a) Permintaan surat-surat berharga b) Harga surat-surat berharga c) Penawaran surat-surat berharga 1.9 Contoh data makro ekonomi Indikator-indikator makroekonomi, dapat dikutip dari data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Laporan Bank Indonesia, harian nasional, seperti misalnya yang ditunjukkan oleh: (Samhadi, Kompas, 5 Feb.2005). 1. 2. 3. 4. Pertumbuhan PDB 2004 hingga kuartal ketiga 4,89% Peningkatan ekspor 2003 –2004 sebesar 11,49%) Tingkat inflasi tahun 2004 6,4% (target/ asumsi APBN sebesar 7%) Tingkat Suku bunga sekitar 7% Makroekonomika Pengantar, NY 4 5. Rasio utang terhadap PDB 51% per September 2004) 6. Rasio utang jangka pendek (tak termasuk kredit perdagangan nonbank) terhadap cadangan devisa- sebagai cermin likuiditas perekonomian : 38% - setara dengan Korea Selatan dan Malaysia. 7. Net capital inflow (arus modal neto), bernilai positif , yakni mencapai 2,8 milyar dolar AS pada 3 kuartal pertama tahun 2004. 8. Investasi langsung asing (Foreign Direct Investment = FDI) yang selama beberapa tahun negatif mengalami peningkatan pertumbuhan +11% selama tiga kuartal tahun 2004. 9. Impor barang modal meningkat 44,2% pada Januari – November 2004 10. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk pertama kalinya dalam sejarah mencapai 1000, bahkan sampai 1050 di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selain data tersebut, data dari BPS dan Laporan Bank Indonesia misalnya dapat dilihat dari data berikut ini. Dalam tabel 1.1 sampai 1.5 berikut ini dapat dilihat beberapa macam data ekonomi Indonesia yang penting untuk diketahui karena data tersebut penting sebagai dasar pertimbangan penyusunan suatu perencanan ekonomi selanjutnya. Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto menurut Jenis Pengeluaran, Produk Nasional Bruto dan Pendapatan Nasional atas dasar harga konstan 1993 (miliar rupiah) 2000-2003 Jenis Pengeluaran 2000 2001 2002 2003 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan stock Ekspor barang-barang dan jasa Dikurangi: Impor barang-barang dan jasa Produk Domestik Bruto Pendapatan netto terhadap LN atas faktor produksi Produk Nasional Bruto Dikurangi:Pajak tak langsung netto Dikurangi: Penyusutan Pendapatan Nasional Sumber : BPS, Statistik Indonesia, 2003 276.377,2 28.767,8 89.389,1 -13.794,2 116.193,6 98.916,6 398.016,9 -25.391,1 285.674,7 31.351,5 95.197,1 -13.042,2 119.600,2 107.027,7 411.753,6 -17.399,1 296.559,3 35.362,4 95.396,9 -17.568,5 118.920,0 101.727,1 426.943,0 -22.217,8 308.477,4 38.842,8 96.695,7 -19.561,8 123.724,0 103.724,6 444.453,5 -20.570,4 372.625,8 -11.746,1 19.900,8 364.471,1 394.354,5 8.865,6 20.587,7 364.901,2 404.725,2 18.925,5 21.347,2 364.452,5 423.883,1 21.238,3 22.222,7 380.422,1 Tabel 1.2 Produk Domestik Bruto menurut Jenis Pengeluaran, Produk Nasional Bruto, dan Pendapatan Nasional atas dasar harga berlaku (miliar rupiah) 2000-2003 Jenis Pengeluaran 2000 2001 2002 2003 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan stock Makroekonomika Pengantar, NY 850.818,7 90.779,7 275.881,3 -72.235,5 972.938,3 113.416,1 314.065,8 -53.623,9 1.120.164,0 132.218,7 326.165,2 -73.876,0 1.238.891,7 163.701,3 352.360,5 -67.257,5 5 Ekspor barang-barang dan jasa Dikurangi: Impor barang-barang dan jasa Produk Domestik Bruto Pendapatan netto terhadap LN atas faktor produksi Produk Nasional Bruto Dikurangi:Pajak tak langsung netto Dikurangi: Penyusutan Pendapatan Nasional Sumber : BPS, Statistik Indonesia, 2003 Akhir Periode M1 1) Posisi Pangsa (%) 542.992,4 423.317,9 1.264.918,7 -92.161,8 624.340,8 503.482,3 1.467.654,8 -61.051,5 577.081,5 471.188,4 1.610.565,0 -54.513,0 558.091,4 459.096,5 1.786.690,9 -79.626,7 1.172.756,9 -37.820,3 63.245,9 1.147.331,3 1.406.603,3 31.425,7 73.382,7 1.301.794,9 1.556.052,0 71.186,4 80.528,3 1.404.337,3 1.707.064,2 85.272,2 89.334,5 1.532.457,5 Tabel 1.3 Uang Beredar (miliar rupiah) Uang Kuasi2) Posisi Pangsa (%) Posisi 2000 162.186 21,7 584.842 2001 177.731 21,1 666.323 2002 191.939 21,7 691.969 2003 223.799 23,4 731.893 Sumber : Bank Indonesia, Laporan Perekonomian 2003 78,3 78,9 78,3 76,6 747.028 844.054 883.908 955.692 M23) Perubahan (%) Tahunan Triwulanan 15,6 13 4,7 8,1 8,8 7,8 2,8 4,9 IHK 221,37 249,15 274,13 287,99 Ket: M1 : terdiri atas uang kartal dan uang giral Uang Kuasi : terdiri atas deposito berjangka dan tabungan, dalam rupiah dan valuta asing milik penduduk. M2 : terdiri atas uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi IHK berdasar Januari 1996- Desember 1996=100, IHK dihitung di 44 kota dan dibagi menjadi 7 kelompok. Sejak oktober 1999, IHK dihitung di 43 kota Makroekonomika Pengantar, NY 6 Tabel 1.4 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Indonesia (dalam Milyar Rupiah) Lapangan Usaha 1997 1998 1. Pertanian 106.009.5 181020.5 a) Tanaman bahan makanan 52189.4 91200.1 b) Tanaman perkebunan 16447.4 33727.4 c) Peternakan dan hasil-hasilnya 16688.1 17780.5 d) Kehutanan 9806.5 17098.1 e) Perikanan 10878.1 21214.4 2. Pertambangan dan Penggalian 55561.7 137629.0 a) Minyak dan gas bumi 34036.5 83632.6 b) Pertambangan Nonmigas 11192.4 44302.5 a) Penggalian 10332.8 9693.9 3. Industri Pengolahan 168178.0 245410.8 a) Industri Migas 15621.9 29437.3 b) Industri tanpa Migas 152556.1 215973.5 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7832.4 11149.0 a) Listrik 6452.8 9277.1 b) Gas 290.90 312.4 c) Air Bersih 1088.7 1559.6 5. Bangunan 46678.8 55590.8 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 99581.9 167116.7 a) Perdagangan besar dan eceran 77543.3 132705.2 b) Hotel 8887.4 5365.6 c) Restoran 18151.2 29046.0 7. Pengangkutan dan Komunikasi 38530.9 51937.2 a) Pengangkutan 31497.6 41837.2 i) Angkutan rel 307.9 504.0 ii) Angkutan jalan raya 18240.4 22461.5 iii) Angkutan laut 3030.2 4284.1 iv) Angkutan sungai dan danau 1973.7 2597.4 v) Angkutan udara 2543.4 3664.1 vi) Jasa penunjang angkutan 5402.0 8326.1 b) Komunikasi 7033.3 10100.0 i) Pos dan Telekomunikasi ii) Jasa penunjang komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 54360.3 70007.2 20297.0 25823.5 Perusahaan a) Bank 4534.2 5509.7 b) Lembaga Keuangan bukan Bank 374.0 492.5 c) Jasa penunjang keuangan 17715.4 23140.3 d) Sewa Bangunan 11439.7 15041.2 e) Jasa Perusahaan 9. Jasa – Jasa 55962.0 82471.8 a) Pemerintahan Umum 32127.9 40641.0 i) Administrasi Pemerintahan & Pertahanan 23003.6 28449.1 ii) Jasa Pemerintah lainnya 9124.3 12191.9 b) Swasta 23834.1 41830.9 i) Sosial Kemasyarakatan 4164.0 6442.5 ii) Hiburan & Rekreasi 1373.2 193.8 iii) Perorangan & Rumah tangga 18296.9 33434.6 Produk Domestik Bruto 637.695.5 1.002.333.0 Sumber : BPS, Statistik Indonesia Makroekonomika Pengantar, NY 7 Tabel 1. 5 Persentase Produk Domestik Bruto menurut Lapangan Usaha 1997-2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 Lapangan Usaha 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 1. Pertanian, Peternakan, 14,9 16,9 17,1 16,6 16,2 16,1 15,8 Kehutanan & Perikanan 2. Pertambangan & 8,9 9,96 9,7 9,7 9,4 9,5 9,1 Penggalian 3. Industri Pengolahan 24,8 25,3 26,1 26,4 26,5 26,2 26,1 4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,3 1,5 1,6 1,7 1,7 1,8 1,8 5. Bangunan 8,1 5,97 5,8 5.8 5,9 5,97 6,1 6. Perdagangan, Hotel & 16,96 15,96 15,8 15,9 16,2 15,99 15,95 Restoran 7. Pengangkutan & 7,3 7,1 7,1 7,4 7,6 7,9 8,4 Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & 8,9 7,5 6,9 6,9 6,9 7,2 7,3 Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 8,7 9,7 9,8 9,6 9,4 9,4 9,3 Sumber : diolah dari BPS, 2000, 2001 www.bps,go.id, Berita Resmi Statistik No. 12/VII/16 Februari 2004 www.bps,go.id, Berita Resmi Statistik No. 08/VI/17 Februari 2003 www.bps,go.id, Berita Resmi Statistik No. 07/VI/18 Februari 2002 Tabel 1.6 : Angkatan Kerja Tahun 1990an 1. Penduduk Usia Produktif ( ‘000) 2. Persentase Penduduk Usia Produktif terhadap Penduduk diatas 10 tahun 3. Persentase Penduduk yang Bekerja terhadap Penduduk Usia Produktif/Kerja 4. Persentase Peduduk yang tidak bekerja terhadap penduduk usia kerja Penduduk Bekerja menurut Sektor (persentase)1) 1. Pertanian 2. Pertambangan 3. Manufaktur 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 7. Transportasi dan Komunikasi 8. Keuangan, Kepemilikan dan layanan bisnis 9 Jasa-jasa 19902) 73,913.7 54.73 Indonesia 19953) 86,361.3 56.62 19984) 92,734.9 66.93 96.83 92.76 94.54 3.17 7.24 5.46 50.40 1.00 11.53 0.20 4.13 14.86 3.69 0.96 13.23 43.98 0.80 12.64 0.27 4.70 17.33 4.32 0.82 15.13 44.96 0.77 11.33 0.17 4.02 19.18 4.74 0.70 14.14 Sumber : 2. Sensus Penduduk 1990, Series S No 2 (BPS 1992) 3. Survey Penduduk antar Sensus 1995 (Supas 1995), Series S2 (BPS 1996) 4. Survey Tenaga Kerja Nasional 1998 (Susenas 1998), (BPS 1998) Keterangan: 1) Tidak termasuk kategori yang tidak disebutkan Teori Ekonomi Makro: Teori yang digunakan dalam menganalisis suatu masalah dalam ekonomi makro, misalnya adalah Klasik, Keynes, Neo Klasik, Post Keynesian. Dalam materi Pengantar Makroekonomika, yang dibahas adalah gambaran tentang Teori Klasik dan Keynes secara garis besar. *** Makroekonomika Pengantar, NY 8