MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN ronny

advertisement
TUGAS MAKALAH
Tugas ini disampaikan dalam mata kuliah Seminar Ekonomi Akuntansi
Dosen Pengampu : Dr. Suyatmini, M.Si
Disusun oleh:
Ronny Donovan
A210120014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmatNya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul PSAK 02 : Laporan Arus Kas. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan.
Dengan adanya Laporan Laba/Rugi dan Neraca, kita bisa mengetahui posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu (dilihat dari Neraca) dan mengetahui hasil aktivitas usaha (Laba
atau Rugi) perusahaan untuk periode tertentu. Akan tetapi karena laporan keuangan sebagian
besar menganut sistem accrual (pendapatan dan cost/biaya diakui pada saat transaksi terjadi
meskipun realisasi kas belum terjadi).
Adapun fungsinya adalah untuk mengetahui realisasi kas masuk dan keluar perusahaan,
sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas di masa yang akan datang (tingkat liquiditas).
Termasuk juga untuk mengetahui potensi kemampuan perusahaan untuk membagikan
keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (pembagian dividen),
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Semarang, 12 Januari 2011
Ahmad Nurus Sirot
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ………….……………...………………………………………….……...… 2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………... 3
C. Tujuan …………………………………………………………………………...... 4
BAB II. PEMBAHASAN
A. Penyajian Laporan Arus Kas ……………………………………………………. 5
B. Aktivitas Operasi …………………………………………………………………. 5
C. Aktivitas Investasi ………………………………………………………………... 6
D. Aktivitas Pendanaan ……………………………………………………………... 7
E. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi ……………………………………. 8
F. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan ………………… 8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. .9
B. Saran ………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA ..……………………………………………………………..……11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan ini
dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari
laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan .
Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak tergantung pada aktivitas
perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk perusahaan, seperti yang berlaku di
lembaga keuangan. Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama
meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producing
activities). Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban,
dan untuk membagikan dividen kepada para investor. Pernyataan ini mewajibkan semua
perusahaan menyajikan laporan arus kas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyajian Laporan Arus Kas yang benar setelah direvisi?
2. Apa dan bagaimana aktivitas operasi itu?
3. Apa dan bagaimana aktivitas investasi itu ?
4. Apa dan bagaimana aktivitas pendanaan itu?
5. Bagaimana pelaporan arus kas ditinjau dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan ?
6. Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
C. TUJUAN
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya .
Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara
kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas
berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode
akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis
perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan
para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan
perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan
untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu
aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga,
maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan pokok
pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
B. Aktivitas operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur
tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas
dari aktivitas operasi adalah:
- penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
- penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
- pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
- pembayaran kas kepada karyawan;
- penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas dan manfaat asuransi lainnya;
- pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
- penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan
perdagangan.
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau
kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih. Arus kas yang menyangkut
transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi. Perusahaan sekuritas dapat
memiliki sekuritas untuk diperdagangkan sehingga sama dengan persediaan yang dibeli untuk
dijual kembali. Karenanya, arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan dalam transaksi
atau perdagangan sekuritas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya
dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan juga harus diklasifikasikan sebagai aktivitas
operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan
tersebut. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan.
C. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab
arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
- pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktivas jangka panjang
lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
- penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva
jangka panjang lain;
- perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;
- uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang
dilakukan oleh lembaga keuangan);
- pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan
swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or
trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;
Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk menangkal (hedge) suatu posisi yang dapat
diidentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama
seperti arus kas dari posisi yang ditangkalnya.
D. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab
berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
- penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
- pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan
- penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya
- pelunasan pinjaman
- pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
E. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu
dari metode berikut ini:
a. metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b. metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan .
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.
Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik :
a. dari catatan akuntansi perusahaan; atau
b. dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba
rugi untuk:
o perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;
o pos bukan kas lainnya; dan
o pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
b. pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian
valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak
minoritas dalam laba/rugi konsolidasi; dan
c. semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Sebagai alternatif,
berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan
menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan
dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode.
F. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana
dijelaskan pada paragraf 21 dan 23 arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai sebagian dari laporan keuangan, laporan arus kas merupakan alat komunikasi
artinya bahwa laporan arus kas itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan
kas dari suatu perusahaan tersebut. Dengan laporan arus kas para pemakai dapat mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan
solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Likuiditas mengacu kepada kedekatan pada kas dari aktiva dan kewajiban-kewajiban.
Solvabilitas mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk melunasi utangnya pada saat jatuh
tempo. Dan felksibilitas keuangan mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk bereaksi dan
beradaptasi terhadap memburuknya keuangan serta keutuhan dan peluang yang tak terduga. Data
tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut. Idealnya laporan arus kas dapat
menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta perkembangan
perusahaan telah dicapai manajemen. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai keutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.
Jadi dari wacana diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa laporan arus kas
hendaknya mampu memberikan atau mempermudah analisis, agar penggunaannya dapat
mengetahui :
1. Kemampuan menghasilkan kas atau setara kas
2. Kemampuan menggunakan kas atau setara kas
B. SARAN
Dalam usaha untuk merencanakan dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas
sangatlah diperlukan suatu perencanaan yang berupa anggaran kas.
Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan
mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada
secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan
jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan
atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi
kas dimasa yang akan dating.
Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang ada di dalam perusahaan
harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami kelebihan atau kekurangan dalam
melakukan aktivitas perusahaan. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah
ditentukan.
Arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang, artinya tidak terjadi saldo kas
yang berlebihan ataupun keuntungan. Saldo kas yang berlebihan dari kebutuhan akan
mengorbankan kegiatan operasional perusahaan karena tertanam jumlah uang kas yang tidak
produktif. Tetapi sebaliknya saldo kas yang defisit akan menyebabkan perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik dan akibat selanjutnya kegiatan perusahaan dapat terganggu karena
kurangnya pembiayaan.
Dengan demikian diperlukan adanya penyusunan anggaran penerimaan dan pengeluaran
kas yang baik, sehingga menghasilkan jumlah saldo yang optimal agar dapat menunjang aktivitas
perusahaan. Jumlah kas yang optimal berarti dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari
dan kewajiban finansial perusahaan tetap pada saat ditagih.
Kas merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi tingkat kedudukannya dan
diperlukan perusahaan untuk operasi perusahaan sehari-hari, tetapi di lain pihak kas merupakan
elemen modal kerja yang kurang produktif, apabila menahannya terlalu besar mengandung
resiko. Oleh karena itu manajemen kas yang efektif sangat diperlukan agar resiko dapat
diperkecil tanpa pengorbanan likuiditas.
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim,Muttaqin.2009.”
Laporan
Arus
Kas
(Cash
Flow
“.(online),(
Statement)
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/29/laporan-arus-kas/ , diakses 29 Juni 2009).
Helmi,Syafrizal.2010.” Analisa Laporan Arus Kas “.(online),( http://shelmi.wordpress.com/ ,
diakses 25 October 2010).
Nurhuda,Arif.2009.”
Laporan
Arus
Kas
“.(online),(
http://dasar-
akuntansi.blogspot.com/2009/09/laporan-arus-kas.html , diakses 14 September 2009).
Putra.2008.” Cara Membuat Laporan Arus Kas ”.(online),(http://putra-finance-accountingtaxation.blogspot.com/2008/01/cara-membuat-dan-contoh-laporan-arus.html , diakses 4 Januari
2008).
Download