Document

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi- potensi kemanusiannya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.
Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti
menjadi pohon mangga dan bukannya menjadi pohon jambu. Tugas mendidik
hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki
gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya. Manusia memiliki ciri
khas yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu
(integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak
terdapat pada hewan. Pemahaman pendidik terdapat sifat hakikat manusia akan
membentuk peta tentang karakteristik manusia. Peta ini akan menjadi landasan
serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode, dan
tehnik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan
melaksanakan komunikasi transaksional di dalam interaksi edukatif. Dengan kata
lain, dengan menggunakan peta tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak
mudah terkecoh ke dalam bentuk- bentuk transaksional yang patologis dan
berakibat merugikan subjek didik (Tirtarahardja, 2008 ).
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
karakteristik
tersendiri
dibandingkan
dengan
ilmu-ilmu
alam
lainnya.
Karakteristik dari belajar biologi yaitu berupaya untuk mengenal mahluk hidup
dan proses kehidupannya di lingkungan, sehingga memerlukan pendekatan dan
metode yang memberi ciri dan dasar kerja dalam pengembangan konsep. Sejauh
ini pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran biologi masih didominasi oleh
kondisi kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan karena
ceramah masih menjadi pilihan utama guru dalam mengajar. Pembelajaran dengan
metode ceramah masih menekankan pada hasil belajar dan bukan kegiatan untuk
menguasai proses, sehingga keterampilan proses sains belum bisa dikembangkan
2
dalam proses pembelajaran. Masalah utama dalam pembelajaran pada
pendidikan (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik
yang tampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik. Rendahnya hasil belajar
siswa tersebut tidak terlepas dari berbagai faktor yang berasal dari diri siswa dan
dari luar siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa meliputi kemampuan,
kesiapan, sikap, dan minat. Faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah guru,
prasarana, dan lingkungan (Trianto, 2011).
Dari hasil wawancara dengan Guru Bidang Studi Biologi dan pengalaman
selama peneliti Praktek Program Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 2
Kisaran, pada saat pembelajaran biologi pada materi tumbuahan berbiji
(Spermatophyta) hasil belajar siswa dalam pembelajaran masih rendah.
Rendahnya hasil belajar dilihat dari rata- rata nilai biologi siswa yaitu 65 yang
belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 78. Salah satu
upaya yang peneliti lakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
tumbuhan berbiji (Spermatophyta) adalah penggunaan media herbarium, karena
media herbarium belum pernah dilakukan guru Biologi pada materi tumbuhan
berbiji (Spermatophyta).
Dengan media herbarium membantu siswa mengidentifikasi tumbuhan
lain yang sekiranya memiliki persamaan ciri-ciri morfologinya, dengan media
herbarium siswa dapat melihat langsung bentuk asli tumbuhan tersebut. Media
herbarium telah lama digunakan selain penggunaannya yang praktis dan
ekonomis, herbarium peneliti rasa menjadi solusi yang tepat karena dapat dibawa
kemana saja di kelas maupun di laboratorium. Tentu akan tidak memungkinkan
apabila dalam pembelajaran materi tumbuhan berbiji (Spermatophyta) siswa
langsung diterjunkan ke lapangan. Karena selain mempertimbangkan alokasi
waktu pembelajaran yang terbatas, keselamatan siswa juga menjadi pertimbangan
yang utama.
Penelitian tentang penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar
siswa sudah pernah dilakukan oleh Muhammad Joko Susilo (2015). Pada
penelitian ini hasil belajar siswa meningkat, pada pembelajaran yang tidak
menggunakan herbarium diperoleh nilai rata- rata siswa 80 sedangkan dengan
3
mengunakan media herbarium diperoleh nilai rata- rata siswa 97, 3. Berdasarkan
penelitian ini pembelajaran lebih meningkat dengan menggunakan media
herbarium pada materi spermatophyta. Dalam penelitian Ilham Majid (2013)
media herbarium juga meningkatkan hasil belajar dan layak digunakan pada
materi spermatophyta nilai rata- rata siswa 76, 32 setelah mengunakan media
herbarium nilai rata- rata siswa meningkat menjadi 85, 00.
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi pokok tumbuhan berbiji (Spermatophyta), mengingat hasil belajar siswa
yang masih rendah. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang:
“Perbedaan Hasil Belajar Spermatophyta Siswa yang Diajar Menggunakan
Media Herbarium dan Tanpa Herbarium di Kelas X SMA Negeri 2 Kisaran
Tahun Pembelajaran 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
2. Belum diterapkannya media pembelajaran yang tepat pada materi tertentu
untuk merangsang keaktifan belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal.
1.3. Batasan Masalah
Mencermati masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut, masalah
dibatasi pada hal-hal berikut :
1. Media herbarium digunakan untuk membedakan tumbuhan Gymnospermae
dan Angiospermae.
2. Media herbarium digunakan untuk membedakan tumbuhan monokotil dan
dikotil
3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pokok tumbuhan
berbiji (Spermatophyta)
1.4. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang diajukan maka yang menjadi rumusan masalah
dari penelitian ini antara lain :
4
1. Bagaimanakah
hasil
belajar
siswa
pada
materi
Tumbuhan
Berbiji
(Spermatophyta) menggunakan media herbarium di kelas X SMA Negeri 2
Kisaran Tahun Pembelajaran 2015/ 2016?
2. Bagaimanakah
hasil
belajar
siswa
pada
materi
Tumbuhan
Berbiji
(Spermatophyta) belajar siswa dengan tidak menggunakan media herbarium di
kelas X SMA Negeri 2 Kisaran Tahun Pembelajaran 2015/2016?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada materi Tumbuhan Berbiji
(Spermatophyta) dengan menggunakan media herbarium dengan yang tidak
menggunakan media herbarium di kelas X SMA Negeri 2 Kisaran Tahun
Pembelajaran 2015/2016?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain :
1.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Tumbuhan Berbiji
(Spermatophyta) menggunakan media herbarium di kelas X SMA Negeri 2
Kisaran Tahun Pembelajaran 2015/2016.
2.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Tumbuhan Berbiji
(Spermatophyta) dengan tidak menggunakan media herbarium di kelas X
SMA Negeri 2 Kisaran Tahun Pembelajaran 2015/2016.
3.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada materi Tumbuhan
Berbiji (Spermatophyta) dengan menggunakan media herbarium dengan yang
tidak menggunakan media herbarium di kelas X SMA Negeri 2 Kisaran.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai bahan dalam pengembangan proses
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang variatif juga
media yang sesuai, sebagai upaya memperoleh hasil yang optimal.
2. Bagi siswa, penelitian ini untuk dapat merangsang keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan
pembelajaran.
Download