Sarbanes Oxley:

advertisement
Sarbanes Oxley:
Jawaban atas berbagai skandal keuangan di Amerika Serikat
Oleh Rudy Suryanto, SE. Akt
I.
LATAR BELAKANG
Publik Amerika Serikat dikejutkan oleh skandal keuangan yang terjadi di Enron,
Worldcom dan beberapa perusahaan lain. Skandal tersebut merupakan pukulan
berat bagi pasar modal di Amerika Serikat. Kepercayaan publik sebagai salah satu
pilar mekanisme pasar modal telah rusak, dan butuh usaha keras untuk
memulihkanya kembali. Menurut beberapa survey, masyarakat telah kehilangan
kepercayaan terhadap sistem penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan.
Mereka memiliki sentimen negatif dan menganggap kasus-kasus yang ditemukan
tersebut merupakan puncak gunung es dari kebobrokan perusahaan-perusahaan di
Amerika Serikat. Skandal tersebut bukan hanya melibatkan pucuk pimpinan
perusahan-perusahaan ternama di Amerika Serikat tetapi juga melibatkan Arthur
Andersen, salah satu dari lima akuntan publik terbesar di dunia. Rekayasa keuangan
yang dilakukan oleh pucuk pimpinan dan akuntan publik tersebut, bisa dikategorikan
tindakan kriminal, karena mereka dengan beraninya menghancurkan dokumen,
memalsu dokumen dan tindakan lainnya yang sangat merugikan para pemegang
saham.
Skandal-skandal tersebut sangat membahayakan bagi keberlangsungan ekonomi di
Amerika Serikat. Beberapa pihak bahkan menyebuk bencana keuangan paling
serius dalam dasawarsa ini, dan menyejajarkannya dengan peristiwa pengeboman
WTC atau “9/11 dalam dunia keuangan”. Walaupun para pelaku telah menerima
hukuman yang berat, namun rakyat Amerika Serikat, dalam hal ini diwakili oleh
Konggres Amerikan, tidak merasa cukup disitu. Maka konggres Amerika Serikat
segera mengambil langkah komprehensif dengan menetapkan undang-undang
keuangan yang kemudian dikenal dengan Sarbanes Oxley Act 2002. Konggres
berangapan bahwa skandal-skandal keuangan tersebut tidak bisa dilihat sebagai
kasus, namun sebuah indikasi perlunya sebuah peraturan yang lebih ketat yang
mengatur penyiapan dan pemeriksaan laporan keuangan. Dengan ditetapkan
peraturan tersebut diharapkan kepercayaan publik bisa pulih lagi sehingga resesi
keuangan yang terjadi di tahun 1929 tidak terjadi lagi.
II. SARBANES OXLEY ACT 2002
Konggres Amerika Serikat menetapkan undang-undang keuangan yang kemudian
dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act 2002 (Sarbox) pada tanggal 30 Juli 2002.
Undang-undang ini disebut-sebut sebagai perubahan terbesar dalam pengaturan
pengelolaan perusahaan dan pelaporan keuangan sejak Undang-Undang Keuangan
pertama kali ditetapkan di tahun 1933 dan 1934.
Sarbox terdiri dari 130 halaman dan terbagi menjadi 11 bab. Tujuan dari Sarbox
adalah melindungi investor lewat :
 Pengungkapan keuangan yang lebih
o Akurat
o Tepat waktu
o Komprehensif
o Dapat dimengerti
 Tata kelola perusahaan yang lebih baik
Hal 1 dari 5
Sarbanes Oxley:
Jawaban atas berbagai skandal keuangan di Amerika Serikat
Oleh Rudy Suryanto, SE. Akt


Pengawasan yang lebih ketat dengan pembentukan PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board).
Pengendalian internal yang lebih baik.
Peraturan ini mengikat semua perusahaan publik yang mencatatkan bursanya di
pasar modal Amerika Serikat (NYSE dan NASDAQ) dan kantor akuntan yang
memeriksanya baik kantor akuntan tersebut berada dalam yurisdiksi Amerika Serikat
maupun bukan.
Peraturan ini mulai berlaku 15 November 2004 untuk perusahaan yang memiliki float
melebihi USD75 juta dan 15 Juli 2005 untuk sisa perusahaan lainnya.
III. PCAOB
Pembentukan PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) adalah
amanat dari Sarbox. PCAOB dibentuk untuk mengawasi proses penyusunan,
pemeriksaan dan pelaporan laporan keuangan perusahaan publik di Amerika
Serikat. Tugas dari PCAOB terkait tujuan pembentukan tersebut adalah:
1. Mendaftar akuntan publik yang akan melakukan pemeriksaan terhadap
perusaaan yang mencatatkan bursanya pasar modal. (Section 102)
2. Menetapkan standar tentang audit, pengendalian mutu, etika, independensi dan
standar yang lain terkait dengan proses penyusunan laporan audit untuk
perusahaan publik. (Section 103)
3. Melakukan pengawasan terhadap kantor akuntan publik. (Section 104)
4. Melakukan penyelidikan dan penegakan disiplin termasuk memberikan sanksi
jika diperlukan kepada kantor akuntan publik atau perorangan yang berasosiasi
dengan suatu kantor akuntan publik. (Section 105)
PCAOB mempunyai anggota 5 orang dan 2 orang diantaranya harus atau pernah
menjadi CPA (Certified Public Accountant). Masa tugas dari badan tersebut adalah 5
tahun dan dapat tidak dapat dipilih lagi setelah dua periode.
IV. INDEPENDENSI AUDITOR
A. Jasa tambahan yang tidak diperbolehkan.
Untuk menjaga independensi auditor maka sebuah kantor akuntan publik atau
perseorangan yang berasosiasi dengan kantor tersebut apabila mendapatkan
penugasan audit maka dilarang untuk melayani jasa tambahan berikut ini (Section
201):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jasa pembukuan
Desain sistem informasi keuangan dan pemasangannya
Apraisal atau jasa penilaian lain
Jasa aktuaria
Outsourcing audit intern
Fungsi manajemen atau personalia
Menjadi pialang, penasehat investasi atau jasa konsultasi investasi perbankan
Hal 2 dari 5
Sarbanes Oxley:
Jawaban atas berbagai skandal keuangan di Amerika Serikat
Oleh Rudy Suryanto, SE. Akt
8. Jasa hukum dan jasa tenaga ahli lainnya yang tidak terkait dengan audit.
9. Jasa lain yang ditentukan oleh PCAOB
Kantor akuntan publik bisa melakukan jasa lain, kecuali jasa 1-9 diatas, termasuk
jasa perpajakan, dengan mendapatkan persetujuan dari Komite Audit terlebih
dahulu.
B. Persetujuan Komite Audit.
Sebelum melaksanakan penugasan audit, sebuah kantor akuntan publik harus
mendapatkan persetujuan dari Komite Audit terlebih dahulu.
C. Rotasi partner.
Sarbox menetapkan rotasi partner tiap 5 tahun sekali untuk satu klien yang sama
dimulai dari tahun fiscal 6 Mei 2003 kecuali ssebelumnya telah menjadi partner audit
klien tersebut selama 7 tahun berturut-turut.
D. Pelaporan ke Komite Audit
Auditor harus melaporkan kebijakan dan praktek akuntansi yang penting (critical),
alternatif pencatatan sesuai GAAP terkait dengan isu penting dalam audit, dan
komunikasi tertulis antara auditor dan manajemen.
E. Pengungkapan dalam laporan keuangan
Laporan keuangan harus mengungkapkan fee untuk auditor baik untuk jasa
pemeriksaan, jasa lain yang terkait audit, jasa perpajakan, dan jasa yang lainnya.
F. Perekrutan mantan auditor
Seorang auditor tidak boleh menjabat sebagai anggota dewan direktur, CEO, CFO,
COO, CAO, controller, direktur audit intern dan jabatan-jabatan lainnya tanpa ada
tenggang waktu karir.
G. Kompensasi partner kantor akuntan publik
Partner kantor akuntan publik tidak boleh menerima kompensasi dari klien selain
jasa audit, perpajakan dan jasa atestasi lainnya.
V. PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN
SEC mengeluarkan beberapa peraturan baru terkait dengan pengungkapan
laporann keuangan yang lebih transparan dan tepat waktu bagi para investor.
Beberapa ketentuan baru ada terlihat seperti dibawah ini
A. Semua koreksi keuangan yang material harus terungkap dalam laporan
keuangan.
Hal 3 dari 5
Sarbanes Oxley:
Jawaban atas berbagai skandal keuangan di Amerika Serikat
Oleh Rudy Suryanto, SE. Akt
B. Pengungkapan tambahan terhadap pengungkapan-pengungkapan yang tidak
disyaratkan oleh standar akuntansi keuangan (GAAP). Informasi-informasi
tersebut antara lain, core earnings, free cash flow, EBITDA, dan pre-FAS 133
income. Pengungkapan informasi tambahan tersebut bisa dicantumkan di
laporan tahunan, laporan tertulis lainnya atau dalam web site perusahaan.
C. SEC menambahkan pengungkapan transaksi diluar neraca (off balance sheet)
yang harus disertakan dalam penjelasan dan analisis manajemen
(management’s discussion and analysis – MD&A) yaitu pengungkapan tentang
pengaturan transaksi diluar neraca dan tabel yang menjelaskan informasi
tentang kewajiban kontraktual yang pasti akan terjadi. Misalnya standby LC,
performance guarantee dll.
VI. AUDIT INTEGRAL
Perbedaan audit integral dan audit keuangan terletak pada pengujian pengendalian
internal. Dalam audit keuangan sebelumnya, pengujian pengendalian bertujuan
untuk menentukan bentuk, waktu dan tingkat kedalaman pemeriksaan. Apabila dari
hasil pengujian tersebut ditemukan bahwa kita tidak bisa mengandalkan
pengendalian internal klien maka kita akan menggunakan pendekatan full
substantive. Dalam audit integral, pengujian pengendalian internal merupakan
proses untuk menyatakan pendapat terhadap keandalan pengendalian internal klien.
Apabila dalam pengujian tersebut kita menemukan bahwa pengendalian internal
klien tidak dapat diandalkan maka temuan bisa menjadi kelemahan mendasar
(material weaknesses) dalam pengendalian internal. Kelemahan mendasar akan
menyebabkan pendapat tidak wajar (adverse opinion) dalam pengendalian internal.
Auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan laporan keuangan terhadap perusahaan
publik di Amerika Serikat tanpa sekaligus melakukan pemeriksaan terhadap
pengendalian internal yang ada di perusahaan tersebut. Penugasan pemeriksaan
laporan keuangan dan pengendalian internal merupakan penugasan yang integral
dan tidak dapat dipisahkan.
Hal-hal yang baru dalam audit integral (Section 404)
1. Auditor harus menyatakan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan
sekaligus menyatakan pendapat atas atestasi manajemen terhadap
pengendalian internal. Proses pernyataan pendapat tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan (audit integral).
2. Pekerjaan dalam pemeriksaan untuk menyatakan kewajaran atas laporan
keuangan maupun pemeriksaan terhadap pengendalian internal harus saling
terkait.
3. Standar yang ditetapkan oleh PCAOB merupakan standar yang integral,
mencakup pekerjaan yang diperlukan dalam audit laporan keuangan dan audit
pengendalian internal.
4. Audit integral akan menghasilkan tiga opini
 Pendapat tentang keefektifan pengendalian internal terhadap penyusunan
laporan keuangan.
 Pendapat tentang keefektifan penilaian manajemen terhadap pengendalian
internal.
 Pendapat tentang kewajaran laporan keuangan.
Hal 4 dari 5
Sarbanes Oxley:
Jawaban atas berbagai skandal keuangan di Amerika Serikat
Oleh Rudy Suryanto, SE. Akt
Pernyataan pendapat atas pengendalian internal ditentukan oleh temuan pada saat
pemeriksaan lapangan, temuang terhadap pengujian pengendalian internal dapat
dikategorikann menjadi tiga seperti dibawah ini
1. Internal control deficiencies (kecacatan pengendalian internal)
Apabila ditemukan kecacatan dalam desain pengendalian internal, sehingga
pengendalian internal tidak akan bisa menangkap atau mencegah salah saji atau
kecurangan keuangan. Temuan ini adalah temuan cacat pengendalian internal
yang paling parah.
Auditor bisa menggunakan COSO framework untuk mengukur apakah desain
pengendalian internal di sebuah perusahaan sudah mencukupi atau belum.
2. Significant deficiencies (kecacatan mendasar)
Kecacatan yang baik berdiri sendiri atau bersama-sama membuat kemungkinan
(remote likehood) perusahaan gagal menangkap atau mencegah salah saji
dalam laporan keuangannya. Salah saji yang tidak tertangkap tersebut bersiap
tidak berpola.
3. Material weaknesses (kelemahan mendasar)
Kecatatan yang mendasar yang membuat perusahaan gagal untuk mencegah
(prevented) atau mendeteksi (detected) sebuah salah saji. Temuan ini bisa
mengakibatkan pernyataan pendapat tidak wajar (adverse opinion).
Pengendalian internal sebuah perusahaan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan bukan tanggung jawab auditor. Manajemen harus melakukan penilaian
terhadap pengendalian internal mereka sendiri, dan peran tersebut tidak bisa
tergantikan dengan pengujian-pengujian yang dilakukan oleh auditor terkait dengan
pemeriksaan tahunan.
Manajemen perusahaan juga harus membuat dokumentasi terhadap proses
signifikan yang ada di perusahaan tersebut. Dokumentasi proses yang signifikan ini
kemudian akan menjadi dasar penilaian auditor terhadap pengendalian internal
yang dimilliki oleh sebuah perusahaan.
Auditor sekarang juga memeliki tanggungjawab tambahan untuk mengevalusi
pengendalian internal yang secara khusus dapat menekan resiko terjadinya
penyelewengan keuangan (fraud) yang kemungkinan secara signifikan bisa
mempengaruhi sebuah laporan keuangan.
Hal 5 dari 5
Download