DINAMIKA KADAR GULA DARAH PUASA (GDP) PADA MENCIT SELAMA MASA KEHAMILAN DYNAMICS OF FASTING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN MICE DURING PREGNANCY Rezeki Amaliah, Irawan Yusuf, Ilhamjaya Patellongi Konsentrasi Fisiologi, Prodi Biomedik, Fakultas Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Rezeki Amaliah Jl. Kajenjeng dalam XI Blok VI No. 52 Perumnas Antang 085255832921 [email protected] Abstrak Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya diabetes gestasional yang dapat berpengaruh buruk, baik pada ibu maupun bayi, seperti pada ibu: kehamilan dengan polihidramnion dan pada bayi dapat terjadi kematian janin dalam kandungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan dinamika (minggu I, minggu II, dan minggu III) kadar gula darah puasa (GDP) antara mencit yang hamil dengan mencit yang tidak hamil. Desain penelitian menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Entomologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Populasi yang digunakan adalah mencit sehat, jenis kelamin betina galur murni dari Swiss Albino. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan secara langsung melalui vena ekor dengan menggunakan glukometer. Analisis data yang digunakan adalah uji t berpasangan dan uji mann whitney. Hasil penelitian dengan uji t berpasangan menunjukkan bahwa tidak ada perubahan kadar GDP pada mencit hamil dan mencit kontrol selama rentang waktu yang sama yaitu α ≥ 0,05. Hasil uji mann whitney pada minggu I adalah 0,406 yang berarti tidak ada perbedaan GDP pada minggu I antara mencit hamil dengan mencit tidak hamil, uji mann whitney pada minggu II adalah 0,654 dengan demikian tidak ada perbedaan GDP pada minggu II antara mencit hamil dengan mencit tidak hamil sedangkan uji mann whitney pada minggu III adalah 0,25 yang artinya tidak ada perbedaan GDP pada minggu III antara mencit hamil dengan mencit tidak hamil. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan kadar glukosa darah puasa yang lebih tinggi diminggu kedua dan ketiga pada mencit hamil dibandingkan pada mencit kontrol walaupun secara statistik diperoleh hasil tidak bermakna. Kata Kunci : Dinamika, Kadar Gula Darah Puasa, Hamil dan Tidak Hamil Abstract The presence of gestational diabetes can adversely affect both the mother and baby, for mother: pregnancy with polyhydramnios and for infants utero fetal death. The aim of the study is to determine the differences in dynamics (first week, second week and third week) of fasting blood glucose levels (GDP) among pregnant mice with non-pregnant mice. The research design is an experimental methods. It was conducted at the Laboratory of Entomology, Faculty of Medicine, Universitas Hasanuddin. The population is healthy female, pure strain of Swiss Albino mice. Examination of blood glucose levels is done via tail vein using a glucometer. Analysis of the data is paired t-test and mann whitney test. The results of the study with paired t-test indicated that there is no a change in the levels of GDP in pregnant mice and control mice, α ≥ 0.05. Results of mann whitney test in the first week test is 0,406, which means there is no difference between the GDP in the first week pregnant mice with non-pregnant mice, mann whitney test in the second week is 0,654, so there is no difference between the GDP in the second week pregnant mice and mice not become pregnant, while in mann whitney test in the third week is 0,25, which means there is no a difference between the GDP in the third week pregnant and non-pregnant mice. The conclusion from this study is that there are increase in fasting blood glucose levels were higher in the second and third week of pregnant mice compared to control mice, albeit statistically nonsignificant results obtained. Keywords: Dynamics, Fasting Blood Glucose Levels, Pregnant and Not Pregnant PENDAHULUAN Diabetes melitus gestational (GDM) adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika wanita tersebut sedang hamil. Diabetes jenis ini terjadi akibat kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa (Perkeni, 2011). Menjelang aterm, kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai tiga kali lipat dari keadaan normal. Bila tubuh seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif hipoinsulin mengakibatkan hiperglikemi (Maryunani, 2008). Perubahan hormonal dan metabolisme selama kehamilan menyebabkan kehamilan tersebut bersifat diabetogenik, yang mana Diabetes mellitus cenderung menjadi lebih berat selama kehamilan dan akan mempermudah terjadinya berbagai komplikasi. Menurut David et al (2010), bahwa ibu-ibu GDM kirakira 1,7% dapat menyebabkan mortilitas perinatal, 4,3 % melahirkan anak secara cesarean, 7,3 % melahirkan anak yang berat badan lahirnya lebih dari 4,5 kg dan 23,5 % bisa menimbulkan kasus distosia bahu saat dilahirkan bayi. Diabetes gestasional (DG) terjadi sekitar 10% dari semua kehamilan. Setelah kehamilan, hampir semua wanita dengan DG kembali normal, dan masalah menghilang. Akan tetapi lebih setengah dari wanita yang mengalami diabetes selama kehamilan akan menjadi penderita diabetes di kehidupannya kemudian. Wanita yang mengalami DG dalam satu kehamilan mempunyai resiko yang besar untuk mengalami diabetes pada kehamilan berikutnya (Curtis et al., 2000). Estimasi kasus Diabetes mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun 1995 adalah kira-kira 135 juta dan di proyeksikan pada tahun 2025 akan menunjukkan angka peningkatan yaitu kira-kira 300 juta. Diduga 135,000 wanita hamil yang mengalami GDM setiap tahun yaitu kurang lebih 3-5% (Ganathipan, 2012). Beberapa wanita dengan riwayat Diabetes gestasional memiliki peningkatan resiko berkembang menjadi diabetes tipe 2. Lima sampai empat belas persen bertahan diabetesnya, dan 7-29% mengalami intoleransi glukosa. Disamping itu, 30-84% mengalami GDM pada kehamilan berikutnya. Selanjutnya, dari 788 perempuan dievaluasi dengan tes toleransi glukosa oral 75g, 3-6 bulan setelah kehamilan GDM, 5,8% mengalami gangguan glukosa puasa, 10,4% mengalami gangguan toleransi glukosa, 3,7% mengalami keduanya dan 5,4 % menderita diabetes. Penderita GDM 5 x lipat berisiko diabetes pada 5 tahun kemudian dan 9 x lipat berisiko pada 10 tahun kemudian, mendeteksi kelainan postpartum dalam homeostasis glukosa sangat penting untuk pencegahan diabetes (Bihan, 2014). Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap Diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkam apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai dibawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM (Prawiroharjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dinamika (minggu I, minggu II, dan minggu III) kadar gula darah puasa (GDP) antara mencit yang hamil dengan mencit yang tidak hamil. METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Entomologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni – Desember 2014. Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah eksperimental. Populasi adalah mencit betina sehat. Penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok mencit yang tidak hamil dan kelompok mencit hamil. Sampel yang digunakan sebanyak 14 ekor, masing-masing kelompok terdiri atas 7 ekor mencit. Semua sampel dikandangkan pada kondisi bebas patogen dan diberi siklus penerangan 12 jam terang dan 12 jam gelap. Pemberian pakan setiap hari dan pembersihan kandang 3 kali dalam seminggu. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam hal ini pemeriksaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes gula darah puasa dengan cara mencit dipuasakan selama 8 jam. Darah diambil dari vena ekor. Kadar gula darah diukur dengan menggunakan glukometer. Pemeriksaan kadar gula darah puasa pada mencit dilakukan hari ke 7, 14, dan 20 dihitung dari hari pertama mencit betina dikandangkan dengan mencit jantan. Analisis Data Data yang diperoleh diolah secara analisis statistik dengan menggunakan SPSS. Uji distribusi normal dilakukan untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak. Analisis data yang digunakan adalah uji t berpasangan dan uji mann whitney HASIL Deskripsi Berat Badan dan Glukosa Darah Penimbangan berat badan mencit dilakukan dengan menggunakan timbangan digital. Penimbangan dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, dan 20 untuk masingmasing kelompok. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan glukometer. Pengukuran dilakukan pada hari ke 0, 7, 14 dan 20 untuk masing-masing kelompok. Hasil penimbangan berat badan mencit dapat dilihat pada Tabel 1 yang menggambarkan tentang rata-rata berat badan mencit untuk masing- masing kelompok sedangkan kadar glukosa darah mencit dapat dilihat pada Tabel 2 yang menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah tiap-tiap kelompok. Uji T Berpasangan Uji T-berpasangan dilakukan untuk menilai perbedaan rerata dari kadar glukosa darah awal dan akhir penelitian bagi setiap kelompok data yang dependen. Untuk melakukan uji T-berpasangan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Dalam hal ini digunakan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov test . Berdasarkan uji normalitas diketahui bahwa semua sebaran data normal karena mempunyai nilai signifikan α > 0.05 sehingga selanjutnya dapat digunakan Uji t untuk melihat perbedaan rerata kadar glukosa darah sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 yaitu tabel uji paired sampel T test pada mencit kontrol (mencit tidak hamil) sedangkan untuk kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4 yang menggambarkan hasil uji paired sampel T test pada mencit hamil. Uji Mann Whitney Uji Mann Whitney dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar GDP pada minggu I, minggu II, dan minggu III antara kedua kelompok.yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 yaitu tabel uji independent sample t test PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dinamika (minggu I, minggu II, dan minggu III) kadar gula darah puasa (GDP) antara mencit yang hamil dengan mencit yang tidak hamil. Hasil penelitian yang telah dilakukan, terlihat pada tabel 4.1, 4.2, dan gambar 4.1. Dari kedua tabel dapat kita lihat bahwa baik uji t berpasangan (paired t test) maupun uji Mann Whitney diperoleh nilai p ≥ 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna kadar GDP antara mencit yang hamil dengan mencit yang tidak hamil, tetapi dari grafik menggambarkan bahwa, kelompok mencit hamil (garis merah) pada minggu pertama kehamilan, kadar glukosa menurun dengan cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil dan mulai meningkat pada minggu II, peningkatan yang bermakna terjadi pada minggu III sedangkan kelompok mencit yang tidak hamil (garis biru) tampak terlihat garis lurus, dapat diartikan bahwa kadar glukosa relatif konstan. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Ka’bah (2014), bahwa terjadi peningkatan kadar glukosa darah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan pada mencit hamil obes. Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana kebutuhan akan glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami perubahan untuk memastikan suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan janin. Glukosa maternal ditransfer ke janin melalui proses difusi-terfasilitasi. Insulin ibu tidak dapat menembus plasenta. Pada usia gestasi sepuluh minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang adekuat, yang memungkinnya menggunakan glukosa yang diperoleh dari ibu. Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat pengaruh estrogen dan progesteron, pankreas meningkatkan produksi insulin, yang meningkatkan penggunaan glukosa. Pada saat yang sama, penggunaan glukosa oleh janin meningkat, sehingga menurunkan kadar glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea, vomitus, dan penurunan asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan selama trimester kedua dan ketiga peningkatan kadar laktogen plasental human, estrogen, progesterone, kortisol,prolaktin, dan insulin meningkatkan resistensi insulin melalui kerjanya sebagai suatu antagonis. Resistensi insulin merupakan suatu mekanisme penghematan glukosa yang memastikan suplai glukosa yang berlimpah untuk janin (Wirakusumah, 2009). Seiring dengan perkembangan kehamilan, plasenta bagian janin tumbuh dan kadar hormon plasenta yang antagonistik terhadap insulin meningkat. Dengan demikian, jaringan ibu memperlihatkan penurunan sensitivitas atau resistensi terhadap insulin, yang berarti insulin kurang efektif dalam merangsang penyerapan glukosa. Resiistensi terhadap insulin yang dipicu oleh kehamilan juga memengaruhi adiposit dengan derajat yang lebih kecil. Efek dominan pada trimester ketiga berkaitan dengan kadar hPL yang tinggi, tetapi prolaktin, kortisol, dan progesteron juga berperan. Kadar hPL meningkat nyata setelah 20 minggu. hPL bersifat antagonis insulin yang sangat kuat dengan efek serupa dengan efek hormon pertumbuhan. Peningkatan hPL menyebabkan penurunan respon jaringan perifer terhadap insulin sehingga kadar glukosa dan asam amino dalamsirkulasi yang tersedia bagi janin meningkat. hPL meningkatkan lipolisis dan retensi nitrogen, menurunkan ekskresi kalium melalui urine dan meningkatkan ekskresi kalsium (Coad & Melvyn, 2006). Progesteron meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan kadar puasa, tetapi menurunkan efektivitas insulin di jaringan perifer. Kortisol menghambat penyerapan dan oksidasi glukosa, meningkatkan pembentukan glukosa oleh hati dan mungkin meningkatkan sekresi glukagon. Dengan demikan, pada trimester terakhir, puasa menyebakan mobilisasi simpanan trigliserida ibu yang menyebabkan kadar asam lemak ibu meningkat mencolok. Asam lemak ini merupakan substrat alternatif untuk metabolisme ibu sehingga glukosa dapat digunakan untuk otak dan memenuhi kebutuhan janin. Karena penyerapan glukosa oleh jaringan tertekan, kadar glukosa meningkat yang menyebabkan stimulasi sekresi insulin dari pankreas. Hiperinsulinemia merupakan perkembangan normal pada kehamilan tahap akhir, kadar insulin meningkat dua kali lipat pada trimester ketiga (Porta dan Matschinsky, 2005). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan kadar glukosa darah puasa yang lebih tinggi diminggu kedua dan ketiga pada mencit hamil dibandingkan pada mencit kontrol walaupun secara statistik diperoleh hasil tidak bermakna. Adapun saran yang disampaikan peneliti adalah bagi ibu hamil agar menjaga pola makan untuk mencegah terjadinya Diabetes gestasional. Selain itu, agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktot-faktor yang menyebabkan resistensi insulin pada trimester III. DAFTAR PUSTAKA Bihan A. (2014). Factor Associated with Screening for Glucose Abnormalities after Gestasional Diabetes Mellitus. Scient Direct, 71(6): 343-352. Coad J. & Melvyn D. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC. Curtis et al. (2000). Maternal Obesity and Risk of Gestasional Diabetes Mellitus. Journal of Diabetes Care, 26(6): 1902-1905. David et al. (2010). A Practical Manual of Diabetes in Pregnancy. Jakarta: EGC. Ganathipan, B. (2012). Prevalensi Diabetes Gestasional (Tesis). Medan: Universitas Sumatera Utara. Ka’bah. (2014). Pengaruh Kehamilan Obes terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu dan Trigliserid pada Mencit (Tesis). Makassar: Universitas Hasanuddin. Maryunani A. (2008). Buku Saku Diabetes pada Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2011). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Porta J. dan Matschinsky A. (2005). Diabetology of Pregnancy. Jakarta: EGC. Prawiroharjo, Sarwono. (2004). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Wirakusumah F. (2009). Obstetri Fisologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. LAMPIRAN Tabel 1. Berat badan rata-rata Kelompok Rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke(mg/dl) 0 7 14 20 Mencit tidak hamil 88 90 91 91 Mencit hamil 91 83 88 116 Tabel 2. Kadar glukosa rata-rata Rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke(mg/dl) Kelompok 0 7 14 20 Mencit tidak hamil 88 90 91 91 Mencit hamil 91 83 88 116 Tabel 3. Uji Paired Sampel T Test pada Mencit (Kontrol) Kelompok pasangan Sig.(2-tailed) Sebelum - Minggu I 0.027 Sebelum – Minggu II 0,10 Sebelum – Minggu III 0,14 Minggu I – Minggu II 0,366 Minggu I – Minggu III 0,177 Minggu II – Minggu III 1.000 Tabel 4. Uji Paired Sampel T Test pada Mencit hamil Kelompok pasangan Sig.(2-tailed) Sebelum – Hamil Minggu I 0,234 Sebelum – Hamil Minggu II 0,514 Sebelum – Hamil Minggu III 0,42 Minggu I – Hamil Minggu II 0,255 Hamil Minggu I – Hamil Minggu III 0,01 Hamil Minggu II – Hamil Minggu III 0,10 Tabel 5. Uji Mann Whitney Usia kemahilan p Minggu I 0,406 Minggu II 0,654 Minggu III 0,25