File Bu Susi 15 Mei pagi

advertisement
10 KEKUATAN YANG MENYEBABKAN HORISONTALISASI PEMASARAN
`
New Wave Trend #1: From (One-to-Many) Broadcasting to (Many to-many)
Networking Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dari
yang tadinya one-to-many ke one-to-one dan sekarang di era many-to-many.
Didorong oleh teknologi Web 2.0 yang menyebabkan membanjirnya aplikasi
berbasiskan jejaring dari banyak ke banyak Ini yang menyebabkan internet
telah berubah. Teknologi Web 2.0 membuat internet bersifat lebih interaktif
dan dinamis. Interaksi dengan komunitas menjadi lebih memungkinkan
karena pada dasarnya kekuatan sesungguhnya dari aplikasi internet yang
bersifat Web 2.0 adalah read & write. Perkembangan teknologi yang
aplikasi Web 2.0 menyebabkan orang jadi lebih mudah mengekspresikan
dirinya, berpartisipasi, melakukan networking, membentuk komunitas lewat
situs jejaring, dan banyak hal lainnya. Teknologi yang sama memungkinkan
setiap orang memiliki kesempatan yang sama, bukan hanya milik sekelompok
orang tertentu. New Wave Trend #2: From Ideology to Persona Berkembangnya
teknologi juga telah membuka dunia politik dan birokasi lebih transparan.
Sejak adanya televisi berita 24/7 dan ditambah lagi internet, kita kini lebih
punya akses melihat gambaran politik secara nyata. Sudah semakin susah
untuk menutup-nutupi sesuatu. Masih ingat ketika Barrack Obama
bertarung melawan Hillary Clinton di konvensi Partai Demokrat untuk
pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2008 lalu? Di situ kita melihat
bahwa pada akhirnya di dunia yang horizontal seperti sekarang ideologi partai
bukan menjadi yang terpenting lagi di dunia politik, yang terpenting adalah
siapa yang dapat tampil lebih mempesona dan lebih horizontal. Itu juga yang
membedakan Obama melawan McCain di saat kampanye pemilihan presiden
yang lalu. New Wave Trend #3: From G7 to G20 Perkembangan teknologi terus
mempercepat proses globalisasi ekonomi, di mana kita semakin hidup dalam
dunia yang serba terinterkoneksi. Resesi perekonomian global yang dimulai
pada tahun 2008 lalu adalah contoh bagaimana sakitnya perekonomian dan
sistem finansial di Amerika Serikat secara horisontal menular ke negaranegara lain yang terkonek di jaringan perekenomian dan finansial global.
Resesi global kali ini —yang dicap sebagai yang terdashyat sejak Great
Depression tahun 1929—membuat kacau perekonomian di sejumlah negara,
terutama mereka yan tergabung dalam kelompok G7 (Amerika Serikat,
Inggris Raya, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang). Dalam sejarah
perekonomian dunia, negara-negara tersebut secara rutin memainkan peran
konstruktif
sdalam
mengkoordinasikan
kebijakan
global
mengenai
perekonomian dunia. Artinya selama ini mereka secara vertikal mendikte
negara-negara lain, termasuk negara-negara berekembang. Namun saat
ini semuanya telah berubah. Seperti yang ditulis di dalam artikel “Global
Governance: Goodbye G7, Hello G20” di majalah Economist, 20 November
2008 lalu, kekuatan kelompok G7 telah secara perlahan memudar. Mereka
tidak lagi merepresentasikan wajah perekonomian dunia sebagaimana yang
diperlihatkan oleh kelompok G20, yaitu kelompok 20 negara perekonomian
besar di dunia yang menghimpun hampir 90 persen GNP dunia, 80
persen total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia. Maka
dari itu, di dalam kondisi perekonomian global seperti sekarang kelompok G7
tampil lebih horisontal, menunjukan sikap kompromi, dan kolaboratif dengan
negara-negara
berkembang.
Semakin
kompetitifnya
negara-negara
berkembang terutama Cina dan India, permasalahan dunia global harus
diselesaikan bersama-sama secara horisontal melalui G20. New
Wave
Trend
#4:
From
Belief
to
Humanity
Di
tengah
berkembangnya dunia teknologi informasi dan komunikasi, kita semua saling
terjaring dalam dunia sosial dan budaya yang baru yang lebih humanis.
Contoh di dunia maya sangat membuktikan pula bahwa agama yang bersifat
vertikal bisa hidup berdampingan dengan aspek kemanusiaan dan sosialbudaya yang bersifat horizontal. Di era new wave dengan segala teknologi
yang kita gunakan, kita dapat menjelajah galaksi dan membuka cakrawala
baru di mana tiap-tiap manusia semakin kecil dan tidak berarti. Pertentangan
agama dan etnik yang sangat vertikal menjadi tidak ada artinya. New Wave Trend #5: From Close to Open Market Keempat tren di atas
membawa angin baru ke market yang berubah dari tertutup ke relatif lebih
terbuka. Pasar global telah menjadi datar dan semua marketer memiliki
kesempatan yang sama. Dengan adanya teknologi terutama didorong oleh
berbagai macam platform yang ada di dunia online dan mobile, penjual dapat
menjangkau pembeli tanpa batas. Dan di sisi lain, pembeli mendapatkan
keleluasan untuk memilih berbagai penawaran dari manapun untuk
mendapatkan value yang terbaik. Platform yang memfasilitasi transaksi
antara penjual dan pembeli yang sifatnya customer-to-customer (C2C) seperti
eBay, Alibaba, dan Kaskus di dunia online merupakan contoh konkret bahwa
di era New Wave, pasar semakin horisontal. New
Wave
Trend
#6:
From
Competition
to
Co-opetition
Perkembangan dunia teknologi telah merubah semua yang ada di
lingkungan bisnis mulai dari lingkungan makro hingga mikro. Di tengah pasar
yang semakin terbuka, pesaingan semakin menyimpan segudang peluang
dan juga tantangan tersendiri bagi pemasar. Di era New Wave ini,
persaingan yang sehat terjadi ketika lapangan permainannya sama datar. Di
sini, semua pemain berada pada posisi yang sejajar, tidak ada yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Kita bisa menang karena kita memang lebih unggul
daripada yang lain, bukan karena kita menjelek-jelekan lawan atau bermain
kasar. Kunci untuk meredam munculnya permainan kasar dari lawan pada
akhirnya ditentukan oleh siapa yang mau berkolaborasi secara fair dengan
kompetitor. Trend yang dinamakan Co-opetition ini menjadi contoh tersendiri
di erah New Wave, bagaimana pemasar pun semakin mehorisontalkan diri
dengan kompetitornya. New Wave Trend #7: The Rise of New Customer: Digital Native Salah
satu dari tiga konsumen baru yang terus berkembang adalah masyarakat
tulen New Wave yang dinamakan Digital Native alias konsumen yang asli
digital. Konsumen seperti ini merupakan penduduk asli planet New Wave
yang sangat well-connected dengan dunia digital. Konsumen seperti ini
sifatnya transendental, tidak terkotakan secara umur, demografis, geografis,
strata sosial dan status lainnya. Benang merah dari konsumen ‘baru’
semacam ini adalah mereka ‘hidup’ 24 jam secara horisontal di planet New
Wave.
Sudah
saatnya
bagi
pemasar
untuk
mengenali
mereka,
mengetahui perilaku mereka, dan menggali anxiety & desire yang mereka
miliki. New Wave Trend #8: The Rise of New Customer: ‘New’ Emerging Youth
Konsumen baru kedua adalah “New Emerging Youth” atau konsumen baru
berumur delapan hingga dua puluh empat tahun yang merupakan generasi
baru di era milenium. Merekalah yang memegang peranan berikutnya di
sektor ekonomi, setelah punahnya generasi baby-boomer dan semakin
menuanya generasi X. Beranjak dewasa dengan berbagai macam alat
teknologi informasi dan komunikasi, secara otomatis paradigma mereka
menjadi sangat New Wave dan serba horisontal. Sudah menjadi keharusan
tersendiri bagi para New Wave Marketer untuk mengenali, memahami, dan
menghampiri mereka secara horisontal. New Wave Trend #9: The Rise of New Customer: ‘New’ Urban Women
Konsumen ketiga di era New Wave adalah “New Urban Women” atau
kaum wanita urban yang secara metafora datang dari planet venus tapi kini
telah migrate ke planet New Wave. Kaum wanita secara alami dapat
dipandang sebagai pembawa gerakan horisontal, terutama karena isu-isu
seputar perbedaan gender yang dicatat dalam sejarah. Women still and will
always rule! Kaum wanita tetap membawa gerakan horisontal di era New
Wave ini. Dengan kecanggihan alat teknologi informasi dan komunikasi
seperti sekarang, kekuatan mereka dalam melakukan word of mouth dan
word of mouse menjadi lebih besar. Merekalah yang dapat mengajari para
New Wave Marketer untuk bagaimana menjadi pemasar yang lebih
menunjukan sisi emosional dan humanisme. New Wave Trend #10: The Connectors Trend kesepuluh, yang tak kalah
penting adalah Connector yang menghubungkan para pemasar dengan
lingkungan bisnisnya; kompetitor, konsumen, dan para change agents yang
aktif membentuk perubahan tatanan makro mulai dari perubahan teknologi,
politik dan legal, ekonomi, sosial budaya, dan pasar. Connector terdiri atas
tiga jenis yaitu mobile interaction, experiential events, dan social media ada di
belahan dunia online dan offline. Dengan adanya connector, pemasar di era
New Wave dapat menerapkan apa yang dinamakan Always-on Connection,
yang bukan lagi sifatnya 24/7 tapi 60/60/24/7. Kenapa? Karena setiap detik
telah terjadi koneksi yang menghubungkan perusahaan (Company) dengan
3C lainnya dalam lainnnya; Change agents, Competitor, dan Customer. Tanpa
Connector, pemasar harus bersiap-siap menelan ajal. 
Download