ASOSIASI IKAN DI PADANG LAMUN Oleh

advertisement
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Tahun 2006 : 1 - 7
ISSN 0216-1877
ASOSIASI IKAN DI PADANG LAMUN
Oleh
Mohammad Adrim 1)
ABSTRACT
FISH ASSOCIATED IN THE SEAGRASS BED. The seagrass bed is the high
biological productivity in the shallow waters. Beside high biota associated, a rich
fishes are concentrated in the seagrass bed. This paper will discuss about the fish
associated in the seagrass bed, especially the seagrass bed as nursery ground, shelter
and grasing area as well as direct food for herbivorous fish. Moreover, seagrass bed
can be used as seasonal resident by fish.
sebagai daerah asuhan, sebagai makanan ikanikan itu sendiri dan sebagai padang
pengembalaan atau tempat mencari makan
(feeding ground).
Tulisan ini akan membahas bagaimana
asosiasi ikan di padang lamun, termasuk
hubungannya, sebagai tempat berlindung dan
mencari makan ikan.
PENDAHULUAN
Salah satu ekosistem yang cukup luas di
lingkungan perairan dangkal adalah padang
lamun. Disamping mempunyai produktivitas
biologis yang tinggi dari padang lamun,
kekayaan ikan juga terkonsentrasi di padang
lamun. Padang lamun memiliki distribusi cukup
luas pada daerah tropik, lingkungan ini salah
satu tempat yang disukai sebagai tempat
berlindung, ruang hidup dan tempat mencari
makan bagi beranekaragam jenis biota termasuk
ikan.
Banyak studi telah dilakukan baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif tentang
padang lamun di beberapa daerah di penjuru
dunia, khususnya pada daerah ugahari
(temperate). Berdasarkan hasil studi
menunjukkan, bahwa padang lamun mempunyai
peranan penting bagi kehidupan ikan, yaitu
1)
PERAN PADANG LAMUN
TERHADAP IKAN
Lamun mempunyai berbagai peranan
bagi kehidupan dan penghidupan ikan yaitu,
sebagai daerah asuhan dan perlindungan,
sebagai makanan ikan-ikan itu sendiri dan
sebagai padang pengembalaan atau tempat
mencari makan (feeding ground).
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta
Oseana, Volume XXXI No. 4, 2006
1
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Padang lamun sebagai daerah asuhan dan
perlindungan ikan
WOODBURN (1960) pada padang Thalassia
testudinum di Tampa Bay, Florida Barat.
Mereka mendapatkan bahwa naik turunnya
kelimpahan ikan berkaitan dengan naik
turunnya biomassa lamun dan suhu perairan.
KIKUCHI (1974) menyatakan peranan
tradisional padang lamun adalah sebagai
daerah asuhan. Hasil beberapa penelitian
banyak ahli, mendukung pernyataan tersebut
dan menunjukkan bahwa padang lamun
diketahui sebagai daerah perlindungan (Foto
1). Di Matecumber Key, Florida ditemukan
106 jenis ikan di padang lamun dan sepertiga
dari ikan-ikan tersebut merupakan ikan-ikan
muda (juvenile). Di samping itu diantara jenis
ikan tersebut, beberapa merupakan ikan niaga
(ekonomis) yang termasuk dalam suku-suku
Pomadasydae, Lutjanidae dan Scaridae
(SPRINGER & McERLEAN, 1962) (Foto 2).
Di Jepang, HARADA (1963) menyatakan
bahwa ikan-ikan penghuni musiman (seasonal
resident species) dari padang lamun bermigrasi
ke pantai berbatu dan menghabiskan masa
dewasanya di daerah tersebut. Lebih lanjut
KIKUCHI (1964, 1974) mendapatkan bahwa
beberapa ikan niaga, yaitu Sebastes inermis
dan S. marmoratus mempergunakan padang
lamun sebagai daerah asuhan.
Padang lamun juga mempunyai peran
sebagai perlindungan ikan. ORTH & HECK
(1980) mendapatkan padang Zostera marina
di Teluk Chesapeake, Amerika Serikat,
kelimpahan ikan lebih tinggi di daerah yang
bervegetasi (padang lamun) dari pada di
daerah yang tidak bervegetasi. Kelimpahan
ikan juga meningkat dengan meningkatnya
suhu dan bertambahnya biomassa lamun dan
sebaliknya menurun dengan menurunnya suhu
dan berkurangnya biomassa lamun. Hal yang
sama didapatkan oleh SPRINGER &
Oseana, Volume XXXI No. 4, 2006
Lamun sebagai makanan ikan
Aliran enerji dari produksi tumbuhtumbuhan bahari wilayah ugahari dan
subtropik hampir seluruhnya disalurkan
melalui invertebrata, sedangkan wilayah tropik
mempunyai banyak ikan herbivora (ODGEN,
1980) (Foto 3). Jadi wilayah ugahari dan
subtropik hampir tidak ditemukan ikan-ikan
pemakan lamun. Sebegitu jauh yang diketahui
sampai saat ini, ikan-ikan pemakan lamun
hanya terbatas di perairan Karibia
(RANDALL, 1965; KIKUCHI & PERES,
1973). Diantara ikan-ikan pemakan lamun
terpenting ialah ikan kakatua dari suku
Scaridae (Scarus spp dan Sparisoma spp)
(Foto 4).
Dalam pengamatannya di Kepulauan
Virgin, West Indies, RANDALL (1963)
mendapatkan kenyataan bahwa ada jalur pasir
yang gundul (bare sand) yang lebarnya kurang
lebih 10 m memisahkan terumbu karang dan
lamun. Kenyataan tersebut mendorong dia
untuk mengetahui penyebabnya. Kemudian dia
melakukan percobaan dengan menanam lamun
(Thalassia dan Cymodocea) di dekat suatu
terumbu karang. Tidak lama kemudian terlihat
ikan kakatua (Scarus spp dan Sparisoma spp)
mulai makan lamun tersebut, dan 22 jam
kemudian lamun yang ditanam habis semua
daunnya, tinggal bagian pangkalnya.
2
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Gambar 1. Beberapa jenis ikan Atherina spp. (A) dan Cheilodiptrus orbicularis (B)
yang berlindung dari pemburuan predator di tengah padatnya vegetasi lamun
(Foto : M. Adrim).
Gambar 2. Ikan gigi jarang Choerodon anchorago (Junenile) (A) dan (Pelates sp.) (B),
sedang mencari makan dan berindung di tengah padatnya vegetasi lamun
(Foto : M. Adrim).
Oseana, Volume XXXI No. 4, 2006
3
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Gambar 4. Ikan jenis Glossogobius binoesis
berasosiasi dengan lamun (Foto:
M. Adrim)
Gambar 3. Ikan Beseng dari jenis
Apogon margaritiphorus
di padang lamun (Foto:
M. Adrim)
ikan-ikan butana, Acanthurus babianus, A.
cioerubus dan A chirugus. Selain itu adalah
jenis ikan yang juga diketahui makan lamun
yaitu Kyphosus sextatrix, K. insisor dan
Melichthys
radula.
Hemiramphus
brasiliensis diketahui makan potonganpotongan Cymdocea yang terlepas dan
hanyut oleh arus. BURKHOLDER & RIVERO
(1959) melaporkan bahwa di Puerto Rico,
Thalassia merupakan makanan utama
Hemiramphus brasiliensis. RANDALL (1967)
melaporkan bahwa 59 jenis (19 suku) ikan
herbivora di West Indies yang dia teliti, 30 jenis
mengandung lamun di dalam lambungnya.
WILSON (1974) telah mengamati isi lambung
berbagai jenis ikan beronang (Siganus spp) yang
tedapat di kawasan pulau-pulau Pasifik. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa ikan tersebut
adalah herbivora, terutama pemakan algae dan
lamun. Hasil penelitian MERTA (1982) pada
RANDALL (1965) juga mendapatkan
bahwa terumbu karang yang berbatasan dengan
padang lamun selalu dipisahkan oleh daerah
pasir yang tidak bervegetasi. Bongkahanbongkahan karang (patch reef) juga selalu
dikelilingi oleh lingkaran pasir yang tidak
bervegetasi. Hal tersebut menunjukkan adanya
pengaruh ikan-ikan herbivor yang memakan
lamun tersebut.
Di antara ikan-ikan pemakan lamun
terpenting ialah ikan kakatua, suku Scaridae
(Scarus spp dan Sparisoma spp). SCHUTS
(1958) dan RANDALL (1963) seringkali
mendapatkan sejumlah besar potonganpotongan lamun pada lambung-lambung ikan
tersebut. Sebagai contoh, pernah didapatkan
bahwa pada spesimen Scarus guacamaia
dengan panjangnya 516 mm yang 95 % isi
lambungnya terdiri dari lamun Cymodocea.
Berdasarkan bobotnya, ikan kakatua merupakan
ikan yang dominan di Kepulauan Virgin. Jenis
lain yang penting sebagai pemakan lamun yaitu
Oseana, Volume XXXI No. 4, 2006
Siganus canaliculatus di Teluk Banten
mendapatkan bahwa ikan ini terutama pemakan
4
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
lamun yang terdiri dari Enhalus acoroides,
Tahalassia hemprichii, Halophila ovalis,
Cymodocea rotundata, Halodule uninervis dan
Syringodium isoetifolium. Organisme lain yang
didapatkan dalam isi lambungnya adalah algae,
gastropoda, amphipoda dan benda-benda yang
tidak dikenal (unidentified).
tersebut, setelah sampai di padang lamun,
menyebar dan secara individual mencari makan
berupa invertebrata yang berasosiasi dengan
lamun selama malam hari. Pada dini hari mereka
berkumpul dan melalui lintasan yang sama
kembali ke terumbu karang.
WEINSTEIN & HECK (1979)
menyatakan bahwa pada padang Thalassia di
Panama, jenis-jenis ikan karang dari suku
Haemulidae, Lutjanidae, Sciaenidae,
Apogonidae dan Muraenidae, terlihat jelas lebih
melimpah pada malam hari. Kenyataan tersebut
juga merupakan petunjuk bahwa padang lamun
merupakan padang pengembalaan bagi ikanikan karang.
Lamun sebagai padang pengembalaan
Beberapa ikan karnivora memanfaatkan padang lamun yang jauh dari terumbu
karang pada malam hari. Ikan-ikan tersebut
adalah suku Pomadasyidae, Lutjanidae dan
Holcentridae (STARKS & DAVIS, 1966 dan
STRAKS, 1969). Pada padang Posidonia
oceanica di Laut Tengah, BELL &
HARMELIN-VIVIEN (1982-1983) mendapatkan bahwa kelimpahan dan jumlah jenis ikan
pada malam hari lebih besar dari siang hari.
Hampir semua jenis ikan yang didapatkan
adalah karnivor. Hal tersebut memberikan
indikasi bahwa padang lamun tersebut
merupakan padang pengembalaan (feeding
area) bagi ikan-ikan nokturanal.
Hubungan antara padang lamun di
Karibia dengan terumbu karang telah dibahas
oleh OGDEN & ZIEMAN (1976). Mereka
mendapatkan bahwa padang lamun yang
berdekatan dengan terumbu karang merupakan
padang pengembalaan ikan-ikan karang yang
besar. OGDEN & ERLICH (1977) mengkaji
migrasi nokturanal (nocturnal migration) dari
kumpulan (school) ikan suku Pomadasyidae
terutama Haemulon flavolineatum dan H.
plumieri yang mencari makan pada padang
lamun di malam hari. Kedua jenis tersebut
bergabung dalam satu kelompok heterotipik
yang berasosiasi dengan formasi karang pada
satu bongkahan karang (patch reef) di Tague
Bay, Kepulauan Virgin. Begitu hari gelap
kelompok ikan tersebut berenang ke tempat
tertentu di ujung karang dalam jalur tetap dari
tahun ke tahun. Jarak yang ditempuhnya 1 km
atau lebih. Kelompok ikan-ikan bermigrasi
Oseana, Volume XXXI No. 4, 2006
JENIS IKAN PADANG LAMUN
Tentang jenis-jenis ikan lamun telah
banyak dikemukakan para pakar di Indonesia
antara lain, HUTOMO & MARTOSEWOJO
(1977); HUTOMO (1985); MARTOSEWOJO
(1989); PERISTIWADY (1991); ERFTEMEIJER
& ALLEN (1993); HUTOMO & PARINO
(1999) dan lain-lain. Beberapa kelompok suku
dan jenis ikan yang umum dijumpai, yakni: suku
Elopidae (Elop hawaensis), Plotosidae
(Plotosus anguillaris), Belonidae (Tylossurus
sp), Hemirhamphidae (Hemirhamphus
quoyi, Zenarchopterus dispar), Bothidae
(Pseudorhombus arsius), Syngnathidae
(Syngnathoides biaculeatus), Scaridae (Scarus
ghobban, Sparisoma viridae), suku Gerridae
(Genres macrosoma, G. abreviatus, G. oyena),
suku Labridae (Cheilio inermis, Choerodon
anchorago, Halichoeres scapularis), suku
Chaetodontidae (Parachaetodon ocellatus),
suku Nemipteridae (Pentapodus caninus),
suku Mullidae (Upeneus tragula), suku
Monacanthidae (Acreichthys hajam),
Mugillidae (Mugil cephalus), suku
Leiognathidae (Leiognathus fasciatus, L.
quulus, L. elongatus), suku Gobiidae
(Glossogobius binuensis, Oplopomus
oplopomus), suku Apogonidae (Apogon
5
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
margaritiphorus), Lethrinidae (Lethrinus harak,
L. lentjan), Lutjanidae (Lutjanus fulviflamma),
Tetraodontidae (Arothron hispidus) dan lainlain.
Sesungguhnya sangat banyak jenis
ikan yang berasosiasi dengan lamun,
keanekaragaman jenis (diversitas) dimaksud
bergantung pula kepada kehadiran ekosistem
lain di sekitar padang lamun. Apakah di sekitar
padang lamun ada ekosistem terumbu karang,
mangrove, muara sungai, estuaria, dan lain-lain.
Hal tersebut ikut menentukan kehadiran jenis
ikannya sebagai unsur konektor padang lamun
dengan ekosistem-ekosistem tersebut. Untuk
mendalami ilmu pengetahuan tentang hal
tersebut akhir-akhir ini banyak para pakar
tengah melakukan konektivitas antara lamun
dengan habitat lain di sekitarnya, namun hasilhasil yang diperoleh masih belum banyak
dipublikasi.
MERTA, I.G.S. 1982. Studi ekonomi ikan
baronang, Siganus canaliculatus (Park,
1797), di perairan Teluk Banten, pantai
utara Jawa Barat. Tesis Megister.
Fakultas Pasca Sarjana, IPB : 130 hal.
OGDEN, J.C. 1980. Faunal relationship in
Caribbean seagrass beds. In : Handbook
of seagrass biology (R.C. Phillips and
C.P. McRoy, eds.). Garland ST-PM, New
York: 173-198.
OGDEN, J.C. and P.R. ERLCIH 1977. The
behavior of heterotypic resting school
of juvenile grunt (Pomadasyidae). Mar.
Biol 42 : 273-280.
OGDEN, J.C. and J.C. ZIEMAN 1977.
Ecological aspects of coral seagrass bed
contacts in the Caribbean. Proc.
Third. Coral Reef Symp. 1 : 377-382.
OGDEN, J.C. and K.L. HECK Jr. 1980.
Structural components of eelgrass
(Zostera marina) meadows in the lower
Chesapeake Bay. Fishes Estuaries 3 :
278-288.
DAFTAR PUSTAKA
BELL, J.D. and M.L. HARMELIN-VIVIEN
1982. Fish fauna of French
Mediterranean Posidonia oceanica
seagrass meadows. I. Community
structure. Tethys 10 : 337-347.
RANDALL, J.E. 1965. Grazing effect on
seagrass by herbivorous reef fishes in the
West Indies. Ecology 46 : 225-260.
HARADA, E. 1963. A contribution to the
biology of the black rockfish, Sebastes
inermis, Cuvier and Valenciennes. Publ.
Seto. Mar. Biol 10 : 309-362.
RANDALL, J.E. 1967. Food habits of reef
fishes of the West Indies. Stud. Trop.
Oceanogr. 5 : 665-847. 518-540.
SPRINGER, V.G. and A.J. McERLEAN 1962.
Seasonally of fishes on a South Florida
shore. Bull. Mar. Sci. Gulf Caribbean
12 (1) : 39-60.
KIKUCHI, T. 1974. Japanese contributions on
consumer ecology in eelgrass (Zostera
marina L) beds, with special reference
to trophic relationship and resources in
inshore fisheries. Aquaculture 4 (2) :
161-167.
SPRINGER, V.G. and WOODBURN 1960. An
ecological study of the fishes of the
Tampa Bay area. Profess. Pap. Ser. Fla.
Sta. Board Consrv. : 104 pp.
KIKUCHI, T and J.M. PERES 1977. Consumer
ecology of seagrass beds. In : Seagrass
ecosystem; a scientific perspective.
Marcel Dekker, Inc. New York: 147-194.
Oseana, Volume XXXI No. 4, 2006
6
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
STARKS, W.A. II. 1969. The biology of
the gary snapper (Lutjanus griscus L)
in the Florida Keys. Stud. Trop.
Oceanogr. 10 : 1-150
WEINSTEIN, M.P. and K.L. HECK Jr.
1979. Ichtyofauna of seagrass
meadows
of
Mexico:
composition,
structure
and
community ecology. Mar. Biol 50
(2) : 97-107.
STARKS, W.A. and DAVIS 1966. Night
habits of fishes of Alligator Reef,
Florida. Ichthyologica 38 (4) : 313356.
Oseana, Volume XXXI No. 4, 2006
WILSON,
P.T.
1974.
Micronesian
mariculture
development
progress. MMDC Nes Letres 4-6 :
1-6.
7
Download