Daily Fresh Juice

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa
Setiap Minggu I dan III (5 Maret dan 19 Maret 2017)
Gathering di Basement FX / Aula SMI
Setiap Minggu II (12 Maret 2017)
Home Gathering di Rumah Anggota DOJ
terbagi menjadi 2 yaitu :
Couple Home Gathering di Hotel Maria
dan Youth Home Gathering di Rumah Ratih
Minggu 12 Maret 2016 Tugas Koor Bahasa Inggris
Celebration Meal / Syukuran Makan bersama
25 Maret 2017 di Rumah Arman Maia
Pelayanan Liturgi di Gereja FX Kuta
Minggu 12 Maret 2016 Tugas Koor Bahasa Inggris
Minggu 2 April 2017 Tugas Koor Bhs Inggris
Minggu Palma 9 April Pk 18.00 Tugas Tatib
Minggu 23 April 2016 Pk 18.00 Tugas Tatib
Sabtu 6 Mei 2017 Pk 18.00 Tugas Tatib
Minggu 21 Mei 2017 Tugas Koor Bhs Inggris
Minggu Pentakosta 4 Juni ‘17 Pk. 18.00 Koor Inggris
Mau Ikutan kegiatan DOJCC ?
Hubungi : 0878 6180 5088
www.DOJCC.com
PROGRES PEMBANGUNAN
Rumah Pelangi Kasih Bali
oleh DOJCC Bali
Terimakasih untuk sumbangan
para donatur.
Persembahan kasih
untuk pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga - Bali
dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Gathering
Bulan Februari 2017
Mau gabung Kegiatan DOJCC ?
HP: 0878 6180 5088
Gathering
Bulan Februari 2017
Kelahiran Wiliam
Putra Bp. Richard & Ibu Angeline
Family Home Gathering
12 Februari 2017
Youth Home Gathering
12 Februari 2017
Celebration Imlek DOJCC
28 Januari 2017
Serah Terima Jabatan Pastor Kepala Paroki
Rm Hady Setiawan kepada Rm Agus Sugiyarto 5 Maret 2017
Malam Perpisahan Rm Hady Setiawan
dan Malam Penerimaan Rm Agus Sugiyarto
5 Maret 2017
Tugas Tatib
dan Koor Februari 2017
Rabu Abu 1 Maret 2017
Celebration Meal dan Ultah Anggota DOJ
Sabtu 25 Februari 2017
(Diadakan setiap Sabtu ke-4 dalam bulan)
Mau gabung Kegiatan DOJCC ?
HP: 0878 6180 5088
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0878 6180 5088)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator:
RD. Hady Setiawan
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Layout Design : Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL,
Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL,
Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta,
Maia, Rm. David MGL, Alin, Yudi,
Betty, Pras, Yustina, Rita, Lia, Siska,
Daniel, Lita, Herman, Christ
Br. Martin MGL. Desy, Ratih,
Vanessa, Flo, Lita, Rosa, Hilda,
Birendra, Maurits
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga. Sumbangan dapat
disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0878 6180 5088 untuk
konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Salam sejahtera buat kita semua,
Puji Tuhan kita boleh bertemu kembali di
masa prapaskah tahun 2017 ini.
Bulan ini diawali dengan hari Rabu Abu
yang merupakan awal masa Prapaskah.
Mengapa pada Hari Rabu abu, dahi
kita diberi tanda dengan abu? Karena
abu adalah lambang biblis dari sesal
dan tobat. Zaman dahulu, umat Allah
mempunyai kebiasaan untuk berpuasa,
mengenakan kain kabung, duduk di
atas abu, serta menaburi kepala mereka
dengan abu. Sekarang kita tidak lagi
mengenakan kain kabung atau duduk di
atas abu, tetapi kita masih meneruskan
kebiasaan berpuasa dan membubuhkan
abu pada kening kita sebagai tanda
sesal dan tobat.
Abu juga melambangkan kematian, dan
dengan demikian mengingatkan kita
akan ketidakabadian kita. Karenanya,
ketika imam dengan ibu jarinya
membubuhkan abu di kening umat, ia
akan berkata, “Ingatlah, manusia berasal
dari debu dan akan kembali menjadi
debu”. Demikianlah abu menjadi tanda
ketidakabadian kita serta mengingatkan
kita akan pentingnya bertobat sebelum
hidup kita di dunia ini berakhir dan kita
menghadap Sang Pencipta.
Mari kita mempersiapkan diri sebaikbaiknya untuk menyambut Kemenangan
Yesus akan Maut dan Dosa. Berpuasa
dan bertobat, mau diubah menjadi lebih
baik, lebih sempurna seperti Yesus yang
sempurna adanya.
Selamat menjalani masa prapaskah,
semoga Tuhan menyertai setiap langkah
kita.
Salam Fresh Juice
Nathasa - PemRed Fresh Juice
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Selamat Pantang dan Puasa
Rabu 1 Maret 2017
Mat 6: 16 “Dan apabila kamu
Yl 2: 12-18;
2 Kor 5:20 - 6:2;
Mat 6:1-6. 16-18
berpuasa janganlah muram
mukamu seperti orang munafik.
Tak terasa hari ini kita kembali memasuki masa prapaskah, diawali dengan Rabu Abu.
Bagi saya pribadi masa prapaskah ini adalah saat yang penuh rahmat dimana kita
diingatkan dan diajak kembali untuk berhenti sejenak, melihat kembali “Saat ini saya
ada diposisi mana ya?”
Ibarat komputer saatnya dibersihkan dari virus, dari aplikasi-aplikasi yang tidak penting
yang dapat menghalangi kecepatan komputer bekerja secara maksimal. Demikian
juga dengan kita, setelah kita dibersihkan, diarahkan kembali supaya nantinya bisa
lebih cepat, lebih peka mendownload vision, suara, bimbingan Tuhan untuk berjalan
menyelaraskan diri dalam rencanaNya
Tujuan dari kita berdoa dan berpuasa adalah sebuah terobosan rohani, kita datang
mengambil suatu sikap hati, menyalibkan kedagingan untuk berusaha mengerti Hati
Allah, bukan datang kepadaNya dengan pola pikir ketakutan karena takut masuk
neraka, takut dihukum, yang hanya mengejar “perubahan dari luar saja”, melainkan
dengan sikap hati dan penundukan diri karena Dia Allah yang berkuasa atas hidup kita,
pribadi yang mengasihi kita tanpa batas, adanya suatu “perubahan dari dalam diri”
yang nyata yang akan membawa kepada pemulihan, membangkitkan semangat baru
dan sebagai upaya mempersembahkan yang terbaik sebagai ucapan syukur kepada
Tuhan.
Apakah yang menjadi pergumulan dan keterbatasan kita saat ini?
Berikanlah diri kita pada Allah, sbab Dia Allah yang sanggup menyediakan jalan
keluar bahkan kekurangan pada kita Tuhan sanggup mengubahkan. Bersandarlah
kepadaNya, bersekutu denganNya dalam pujian penyembahan, doa dan firman.
Saat kita merendahkan hati dengan berpuasa, bahwasanya kita sedang menyerahkan
perkara yang bagi kita sukar untuk diselesaikan maka Tuhan yang akan menyatakan
KuasaNya bagi setiap kita yang mengandalkanNya.
Selamat menjalani masa berpantang dan berpuasa. Tuhan memberkati.
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
11
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Kamis 2 Maret 2017
Menyangkal diri dan Memikul salib
Luk 9 : 23 “ Setiap orang yang mau
mengikuti Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan
mengikut Aku”.
Ul : 30 : 15 – 20,
Luk : 9 : 22 – 25
Kemarin pada hari Rabu kita bersama seluruh umat Katoik merayakan Rabu Abu
yang merupakan salah satu bentuk nyata kita untuk mengambil bagian dalam
penyangkalan diri kita terhadap kehidupan dunia pada jaman sekarang ini khususnya
dalam mengikuti Yesus sang Juru selamat kita. Dalam bacaan Injil hari ini sangat jelas
untuk mengikuti Yesus tidaklah mudah seperti kita membalikkan telapak tangan kita,
justru kita ditantang setiap hari untuk mengenal semakin dalam dan menjalin relasi
dengan Allah untuk melihat Allah yang hadir dalam pribadi Tuhan Yesus di dalam
hidup kita.
Lewat pengalaman pengalaman kecil yang kita alami setiap hari, kita diajak untuk
semakin dewasa bukan saja tutur kata dan perbuatan melainkan pikiran kita dalam
relasi kita dengan Allah dan sesama.
Bagi saya secara pribadi pengalaman-pengalaman yang saya alami, baik itu
yang positive dan negative memiliki nilai yang sangat besar pengaruhnya bagi
perkembangan iman saya. Tentu setiap kita memiliki pengalaman hidup kita masing
–masing yang membawa kita kepada pribadi yang dewasa dan matang sehingga kita
semakin berani dalam memikul salib kita masing masing setiap hari.
Pada hari ini Tuhan Yesus mengajak kita untuk berani memikul salib kita tanpa
mengeluh atau mencoba untuk lari karena takut. Menjadi pengikut Kristus harus berani
menderita karena Tuhan Yesus sudah menunjukkan kasihnya kepada kita semua, lewat
penderitaan dan sengsara-Nya dikayu salib, kita diajak untuk belajar dan setia dalam
memikul salib kita setiap hari. Salib bukanlah tanda kematian melainkan menjadi tanda
hidup baru yang kita terima berkat kematian Tuhan Yesus. Oleh karena itu kita harus
percaya bahwa kita tidak sendirian memikul salib kita apapun resiko dan tantangan
yang akan kita alami. Karena Tuhan Yesus selalu beserta kita.
Bruder Martin, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
12
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Hal Berpuasa
Yes. 58:1-9a;
Mat 9:14-15
Jumat 3 Maret 2017
Mrk 6:23,26 “ Lalu bersumpah kepadanya:
apa saja yang kau minta akan kuberikan kepada
mu, sekaipun setengah dari kerajaanku. Lalu sangat
sedihlah hati raja, tetapikarena sumpahnya dan karena
tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
Mat 9:14-15: “Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata:
“Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak? Jawab Yesus
kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki itu berduka cita selama
mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari
mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Dalam Injil kali ini, temanya adalah Hal Berpuasa. Kita tahu bahwa Yesus sendiri pernah
berpuasa 40 hari lamanya (Matius 4:1-2).
Oleh sebab itu, kita tahu bahwa puasa adalah penting halnya untuk Yesus dan dia juga
mengharuskan murid-muridNya untuk berpuasa setelah kepergianNya.
Dikutip dari artiketl artihidup.com, berpuasa banyak keuntungannya; beberapa keuntungan
berpuasa seperti:
1. Menguatkan Iman
2. Memberi kekuatan untuk melawan godaan, kebiasaan buruk, kecanduan, dan roh jahat
jenis tertentu
3. Membuat kita lebih peka mendengar suara Tuhan
4. Membentuk kebiasaan baik
Saya sendiri punya pengalaman pribadi tentang berpuasa. Kira-kira dua tahun yang lalu,
saya sedang mengalami masa-masa sulit dan sedang merasa jauh dari Tuhan. Salah satu
teman saya menganjurkan saya untuk mencoba berpuasa 40 hari (puasa sampai jam 3
sore). Mula-mula saya merasa sangat susah melawan rasa lapar, kemudian teman saya
berkata, cobalah bantu dengan doa setiap kamu merasa lapar. Lama-kelamaan, betul
juga, saya bisa menahan lapar sampai jam 3 sore tiap harinya. Di samping itu, saya juga
merasa saya menjadi lebih sabar, kurang emosi, dan lebih peka terhadap orang lain. Puji
Tuhan juga, saya bisa melewati masa-masa sulit itu.
Sebelum saya menulis renungan ini, lucunya saya juga sedang memikirkan untuk mulai
berpuasa lagi. Saya juga sebenarnya sudah diberikan ayat yang lain untuk ditulis renungan,
tetapi ada perubahan dan ayat yang saya renungkan menjadi tentang berpuasa. Saya
pikirkan, lucu juga ya, apakah ini cara Yesus untuk menguatkan niat saya untuk berpuasa..
hehehe..
Kita sudah mulai memasuki masa prapaskah. Ada baiknya kalau kita mencoba berpuasa
atau berpantang. Selain untuk menyiapkan iman untuk menyambut Yesus di hari Paskah,
berpuasa atau berpantang juga bisa membawa manfaat yang lain untuk diri kita sendiri.
Marilah kita menyiapkan hati untuk menerima Yesus.
God Bless,
Vanessa
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
13
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Yang Berdosa Didahulukan
Sabtu 4 Maret 2017
Luk. 5:32 Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa, supaya mereka bertobat.
Yes 58:9b-14;
Luk 5:27-32
Pembaca Fresh Juice terkasih,
Dalam Injil hari ini, kita mendengar Yesus memanggil Lewi untuk mengikuti Dia. Lewi, si
Pemungut Cukai, yang oleh masyarakat disebut orang berdosa karena suka menaikkan
pajak rakyat dan mengkorupsi kelebihannya sehingga mereka juga dianggap orang
yang hina. Lalu Lewi mengadakan perjamuan untuk Yesus dengan mengundang
kerabatnya. Yesus hadir dalam pesta yang diadakan Pemungut Cukai? Orang-orang
Farisi mencibiri Dia karena makan bersama orang berdosa. Apakah dengan begitu lalu
Yesus juga ikutan berdosa?
Dengan dipanggilnya Lewi, martabat para pemungut cukai diangkat dalam mata
Yesus. Dipanggilnya seorang pendosa, berarti undangan disampaikan di jalan-jalan
untuk mereka yang merasa dan mengakui dirinya seorang pendosa, Maria Magdalena,
Zakheus datang dan mendapat pengampunan, menjadi sahabat baik bagi Yesus.
Sementara yang sudah merasa benar, dengan kebenaran sendiri, seperti kaum Farisi,
akan menjauh, tetapi si pendosa yang mendekat, mohon ampun, mendapatkan
kebenaran yang dari Yesus dan hanya ini yang menyelamatkan.
Karena kemurahan hati Yesus kepada pendosa apakah membuat kaum Farisi marah?
Yesus menghadapi manusia-manusia hidup dan merasai setiap getaran dalam jiwa
mereka. Maka Ia bisa memanggil Lewi dan Lewi terus berdiri dan mengikuti Dia.
Panggilan suara yang mencari domba yang hilang, memanggil dengan namanya,
tidak menipu dan tidak disangsikan. Orang mengikuti penuh percaya.
Sepanjang jaman Yesus memanggil pendosa untuk dijadikan pengikut dan rasulNya.
Semula Ia sudah memanggil Saulus menjadi Paulus, kemudian Ia memanggil pendosa
Agustinus, pendosa Ignasius, dan masih banyak lainnya. Dan tidak boleh mengadili
atau menghukum. Pintu harus tetap terbuka untuk anak yang hilang, yang mau kembali
ke rumah Bapa, setiap hati resah yang datang mengetuk. Para rasul-Nya tidak hanya
membuka pintu untuk umat Yahudi, juga yang bukan Yahudi sudah dipersilahkan masuk.
Sikap keterbukaan ini adalah sikap dasar, sebab Yesus masih berkata: “Banyak orang
datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak
dan Yakub di Kerajaan Surga”.
Kiranya kita selalu datang dan membuka diri pada Yesus untuk menerima Kepenuhan
yang dari pada-Nya dan menjadi pengikutnya dengan setia dan militan.
Tuhan memberkati.
Herman
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
14
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Berpuasa seperti Yesus
Kej. 2:7-9, 3:1-7;
Rom. 5:12-19;
Mat. 4:1-11
Minggu 5 Maret 2017
Mat. 4:2, “Dan setelah
berpuasa empat puluh hari dan
empat puluh malam, akhirnya
laparlah Yesus.”
Dulu pernah saya berpuasa selama sehari penuh, dan pada malam harinya saya,
istilahnya, melakukan “balas dendam” dengan makan banyak sepuas-puasnya setelah
lapar seharian tidak makan. Ada rasa lega ketika sehari penuh menahan lapar dan
dahaga dan pada malam harinya bisa makan sepuas-puasnya. Tapi setelah itu saya
merasa bahwa puasa yang saya lakukan hanyalah menahan lapar sampai saya
menunggu waktunya “buka puasa”, kurang benar dan tidak efektif.
Nah, yang menarik dari bacaan injil hari ini adalah bahwa dikatakan “setelah berpuasa
empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus”. Jadi selama Yesus
berpuasa empat puluh hari empat puluh malam, dia tidak lapar atau tepatnya tidak
merasakan atau memikirkan rasa lapar. Dikatakan bahwa Yesus lapar setelah berpuasa.
Ini adalah hal yang menarik yang patut kita renungkan bersama.
Ketika Yesus berpuasa pastilah Dia tidak fokus atau berpusat pada makanan apa yang
akan dimakannya pada saat “buka puasa”. Saya yakin Yesus tidak akan berpikir bahwa
dia akan mati kelaparan karena berpuasa dan lain sebagainya. Yesus pasti berfokus
pada hal lain yang lebih penting dan essensial yakni pada hubunganNya dengan Allah
BapaNya di surga. Yesus memusatkan hati dan pikirannya selama empat puluh hari
empat puluh malam hanya untuk “bersama” Allah Bapa.
Setelah melakukan hal tersebut, barulah dikatakan sesuai dengan bacaan Injil hari
ini, “akhirnya laparlah Yesus.” Tubuh jasmani Yesus tentu ada batasnya dan akhirnya
merasakan keinginan dan hasrat untuk makan yang namanya lapar, demi memenuhi
kebutuhan jasmaniNya. Dengan kata lain, Yesus selama berpuasa, Dia mencari
kebutuhan rohani dahulu yakni dengan menjalin relasi yang dalam dengan Allah Bapa
di surga. Maka tepatlah apa yang disabdakanNya, “Cari dahulu kerajaan Allah dan
KebenaranNya, dan setelah itu yang lain akan terpenuhi.”
Sebuah ajakan di bulan puasa ini, mari kita berpuasa seperti Yesus dengan memusatkan
puasa dan pantang kita untuk menjalin hubungan mesra kita dengan Allah.
Amin
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Center of Point
Senin 6 Maret 2017
Mat 25:45 “….., segala sesuatu yang
tidak kamu lakukan untuk salah seorang
dari yang paling hina ini, kamu tidak
melakukannya juga untuk Aku.”
Im 19: 1-2. 11-18;
Mzm 19:8.9.10.15;
Mat 25:31-46
Ungkapan “Katong Basudara”, “Sedulur” dan banyak lagi ungkapan yang seperti itu
yang mengartikan bahwa bagaimana kehidupan masyarakat kita yang majemuk
ini dapat hidup bersama selayaknya saudara sendiri dengan saling menolong dan
membantu dalam duka maupun suka.
Sejauh manakah ungkapan-ungkapan tersebut sudah dilakukan ataupun sudah
dirasakan oleh kita? Jawabannya pasti beragam dengan melihat kondisi yang sudah
ada dan kenyataan yang jatuh bangun dalam membangun dan melakukan pengertian
dari ungkapan itu didalam masyarakat kita. Apakah ini bagus? Tentu saja ini bagus
secara umum.
Bagaimana dengan kita yang mengenal Kristus dihubungkan dengan hal diatas?
Terkadang dengan ungkapan yang sudah disebutkan diatas, saya merasakan bahwa
ada sikap membandingkan dan mempertimbangan apa yang akan dilakukan dengan
kondisi kita saat itu, baik itu kondisi ekonomi yang sulit serta kondisi lainnya yang
menyebabkan kita batal menolong/membantu atau hanya melakukan sekedarnya saja
supaya bisa atau asal terpenuhi.
Tidak pun..ya tak apalah..
Lebih jauh Injil hari ini mengingatkan kita untuk merubah “center of point” nya, yaitu
bukan selalu melihat ke “saya”, karena hal ini menimbulkan ketidak tulusan dan
kesombongan yang pada suatu saat kita akan berkata “Oh..itu karena saya”.
Tetapi yang Yesus mau adalah agar saya dan anda melakukan segala sesuatunya
demi Dia, dengan segala keterbatasan dan kekurangan kita kepada siapa saja yang
membutuhkan pertolongan ataupun bantuan.
Lakukanlah segala sesuatunya untuk Tuhan.
Didalam Tuhan dan untuk kemuliaanNya lah segala sesuatunya berpusat.
Amin
Birendra
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Mengampuni, tidak mudah tapi bukan mustahil
Yes 55:10-11;
Mat 6:7-15
Selasa 7 Maret 2017
Mat 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak
mengampuni orang, Bapamu juga
tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Hmmmm, mengampuni itu mudah diucapkan, prakteknya yang arrghhh, sulit dijalanin.
Ada teman saya curhat, dia terlibat konflik dengan teman kami yang lain. Mereka
cukup deket selama ini, dan suatu hari hadirlah devils diantara mereka dan timbul
konflik. Ya nama nya juga konflik, semua mahkluk hidup pasti pernah mengalami konflik
dengan teman ataupun sodara bahkan orang tua. Dari sudut pandang saya, konflik
mereka ini cukup kecil lah ringan hahaahaha, harusnya tidak harus sampai merusak
persahabatan. Akan tetapi yang sedang berkonflik, emosi di kepala lebih besar
dicampur tidak mau mengalah. Si A lakuin ini, dibalas si B. Akhirnya sampai hari ini,
sudah beberapa bulan lewat, dan mereka masih tidak saling menyapa. Singkat kata,
nila setitik rusak sebelanga.
Saya punya teman sekomunitas yang beberapa kali bentrok cukup keras, sampai
sampai berpapasan di malam natal pun dengan cuek saya jalan saja tanpa peduli.
Tapi syukurlah, kekerasan kepala kami bisanya tidak bertahan lama, akan menguap
juga seturut lewatnya hari. Setiap pribadi kami menyadari tidak baik memendam
kedongkolan terhadap sesama. Karena Tuhan Yesus pun pasti tidak hepi (senang)
melihat kami berantem. Kasih itu mengampuni bukan? Ia tidak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain. Dalam korintus 13 disebutkan, demikianlah tinggal
ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya
ialah kasih.
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, sewaktu kecil kita bahkan berkali kali
banyak salah. Kalau kita sendiri bisa lakukan salah, berarti orang lain pun pasti akan bisa
salah. Bila kita ingin dimaafkan saat melakukan kesalahan, brarti orang lain pun pasti
juga sama. Tidak mudah dilakukan, tapi bukan hal yang mustahil untuk memaafkan,
mengampuni. Saat ini kita pun berada dalam masa pra paskah, mempersiapkan
diri , menyesal atas dosa , pertobatan dengan berpantang dan puasa. Marilah kita
bersihkan kerikil kerikil hati, menyesali semua kesalahan baik itu besar maupun kecil
yang kita ingat ataupun tidak ingat pernah kita lakukan, dan mohon ampun kepada
Tuhan, dengan terlebih dahulu mengampuni sesama yang bersalah kepada kita tanpa
mereka sadari ataupun dilakukan dengan sadar. Selamat menjalani pantang dan
puasa yang special.
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Rabu 8 Maret 2017
Siapakah aku, dan siapakah Engkau?
Luk 11:31-32 “… dan sungguh yang
ada disini lebih daripada Salomo! … dan
sungguh yang ada disini lebih daripada
Yunus!”
PF S. Yohanes a Deo, Biarawan
Yun 3:1-10;
Luk 11:29-32
Seluruh orang-orang Niniwe bertobat saat mendengar seruan nabi Yunus,
sedangkan para pendengar Tuhan Yesus tidak! Yesus mengeluh karena angkatan
ini tidak mengenal siapa diriNya, yang jauh lebih besar daripada nabi Yunus dan
raja Salomo. Bahkan, tidak ada yang lebih besar daripada Dia yang adalah
Raja alam semesta raya, sang Pencipta langit dan bumi.
Santo Theophilus dari Antiokhia berkata, “kalau timbul karat pada cermin,
orang tidak bisa melihat gambaran wajah di dalamnya; Begitulah kalau ada
dosa pada manusia, ia tidak dapat melihat Allah.” Santo Fransikus Asisi pernah
semalam suntuk berlutut dan dalam doanya hanya sanggup berkata, “Siapakah
aku dan siapakah Engkau.”
Awal pertobatan adalah pengenalan diri kita sendiri. Kalau cermin di jiwa kita
sedikit buram, kita paling tidak masih bisa berkaca, dan melihat borok-borok diri
kita. Tetapi kalau cerminnya sudah penuh karat, bagaimana kita bisa melihat
cahaya Tuhan Yesus yang memanggil kita untuk bertobat?
Pengenalan diri dan pengenalan akan Allah tidaklah bisa dipisahkan. Dia
Pencipta – kita diciptakan dalam gambaranNya. Dia yang lebih dahulu
memberikan cintanya - kita yang menerima dan meneruskan cintaNya pada
sesama. Dia tidak pernah berhenti mencintai bahkan saat kita menolak Dia
dan berdosa – tetapi kita kadang dan sering gagal mencintai. Kita butuh kasih
pengampunanNya – syukur padaNya yang maha Pengampun.
Teman – teman, mari kita bercermin diri, melihat jiwa kita kembali setelah
seminggu masuk dalam masa Prapaskah ini. Mari kita mohon Tuhan Yesus untuk
menyinari jiwa kita. Biarlah sinar kasih pengampunanNya yang lembut nan
dahsyat menembus cermin jiwa kita yang berkarat. Biarlah sinar ini menerangi
jiwa kita sehingga kita bisa mengenal siapa diri kita dan siapa Dia yang rindu
untuk mengampuni kita. Marilah kita mulai dengan berdoa bersama Santo
Fransikus Asisi. “Siapakah Aku, dan siapakah Engkau?”
Rm David Lemewu, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Perputaran Roda
PF S. Fransiska dari Roma,
Biarawati
T.Est 3:10a.10c-12.17-19,
Mat 7:7-12
Kamis 9 Maret 2017
Mat 7 : 7a “ Mintalah, maka
akan diberikan kepadamu”
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Ayat ini biasanya saya pakai untuk meminta
mengenai berkat kepada Tuhan, dimana terkadang pekerjaan saya sepi sekali sehingga
saya merasa bahwa rejeki kok seret sekali, sedang kalo lihat “rumput tetangga” kok
enak sekali, bisnisnya jalan terus lancar, lempeng.
Padahal katanya hidup ini seperti roda yang berputar kadang ada diatas kadang ada
dibawah, tapi ya, mungkin saya yang kurang bersyukur selalu melihat tetangga, dan
merasa kok rejeki tetangga tersebut kok kenceng aja, padahal sejak saya masih kuliah
sampe sekarang saya sudah usaha sendiri, berkeluarga ada anak, kok lancar sekali
(bukan doakan yang jelek ya).
Tetapi setelah saya bertemu sama seseorang dan sharing sama dia mengenai
kehidupan ini, beliau menjelaskan bahwa hidup memang seperti roda, tapi roda roda
tersebut jangan disama ratakan, ada orang yang menggunakan takaran roda sepeda
anak anak mungkin jadi susahnya bentar banget trus mulai naik, tapi harus hati hati itu,
kalo ‘kendaraan’nya ga diganti ke yang lebih besar maka akan cepet turunnya.
Ada yang rodanya rodanya trus pengangkut di tambang yang gede sekali, yang
rasanya hidup itu susah terus, tetapi jangan salah, jika berkat sudah diwaktunya dia,
bisa tahan lama tuh berkat, ga turun turun.
Masuk akal juga ya perumpamaan ini, jadi kita yang masih merasa susah dan melihat
orang lain kok enak terus, teruslah berusaha, kita tidak tau takaran roda apa yang
dipakaikan ke kita, dan jangan lupa bersyukur karena dengan bersyukur roda kehidupan
akan semakin naik keatas.
Minta aja, pasti Tuhan akan memberi. Pasti itu, hanya waktunya yang kita harus benar
benar siap, apakah kita siap mengelola berkat yang melimpah? Berdoa agar Tuhan
menjaga dan menyiapkan kita.
Tuhan memberkati
Prast
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Jumat 10 Maret 2017
Sebab pada Tuhan ada kasih setia
Mat. 5 :24 Pergilah
berdamai dahulu dengan
saudaramu
Yehezkiel 18:21-28;
Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7.8;
Mat 5:20-26
Saudaraku sekalian yang dikasihi oleh Allah, Injil serta bacaan hari ini
menegaskan kepada kita bahwa mengasihi sesama, mengampuni sesama
dan berdamai dengan sesama jauh lebih utama dari sekedar menjalani
hidup keagamaan kita. Dalam bacaan pertama juga sudah dijelaskan bahwa
Tuhan tidak akan mengingat dosa dan kesalahan kita, ketika kita bertobat dan
berpegangan pada ketetapanNya, serta melakukan keadilan dan kebenaran
yang diajarkan oleh Allah kepada kita. Sebaliknya Allah akan murka kepada
orang benar yang melakukan kejahatan.
Kita sebagai umat yang dikasihi oleh Allah tidak terlepas dari dosa dan
kesalahan,karna kelemahan kita sebagai manusia, mari kita tingkatkan
hubungan/relasi kita dengan Allah sehingga kita selalu dalam jalan-Nya dan
senantiasa dalam Naungan-Nya. Karna pertobatan membawa kita kepada
hidup kekal sebaliknya ketika kita melakukan hal keji kita akan memperoleh
kematian dan hukuman atas perbuatan kita. Saudaraku sekalian jangan
pernah biarkan kita diperbudak oleh dosa karna kita memiliki kuasa untuk
menang atas dosa didalam nama Yesus Kristus. Semoga kita mengutamakan
hidup yang tulus dan benar didalam Allah dengan mengasihi sesama manusia
dan berpegangan pada pengajaran Yesus Kristus Tuhan dan Allah yang kita
agungkan kini dan sepanjang masa.
Doa : Allah Bapa yang kami puji kini dan sepanjang masa, datang dan hadirlah
selalu dalam hati dan pikiran kami agar kami selalu melakukan kehendak-Mu.
Mengasihi sesama dan mengutama kepentingan orang lain agar nama-Mu
dipuji kini dan sepanjang masa. Amin
Selamat menjalani masa prapaska saudaraku sekalian.
Rossa Olla DT
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Kasihilah Musuhmu
Ul 26:16-19,
Mat 5:43-48
Sabtu 11 Maret 2017
Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu
sempurna, sama seperti Bapamu yang
di sorga adalah sempurna.
Dalam Injil yang kita dengar hari ini Yesus menegaskan “Hendaklah kita
sempurna, seperti Bapa kita yang di surga sempurna adanya”. Marilah kita
mulai hari demi hari dalam hidup ini, terutama dalam masa Prapaska ini,
memilah-milah lagi perilaku hidup kita. Kalau kita mau sempurna seperti Bapa,
kita harus banyak berbuat kasih dalam kehidupan kita, menjaga tutur kata
dan cara bicara kita dengan kasih, melandasi berbagai perbuatan baik kita
dengan kasih, hingga pada akhirnya, kasihlah yang menang dan merajai
kehidupan kita bersama dengan sesama dan Tuhan.
Tuhan Yesus menghendaki kita memiliki hidup yang berbeda dari dunia, untuk
itulah kita dipanggil supaya hidup kita menjadi berkat, salah satunya adalah
mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka. Selalu bawa semua pergumulan
dan permasalahan kita didalam doa sebab bila kita percaya dan senantiasa
berdoa artinya masih ada harapan untuk segala sesuatu. Tuhan hanya
sejauh doa dan doa dapat mengubah segala sesuatu. Tuhan Yesus datang
didunia dengan membawa Pesan Kasih untuk kita semua. agar semua orang
berdosa dibersikan dan diselamatkan, Jangan pernah merasa tidak pantas
dihadapannya sebab Dia tidak melihat rupa dan dosa tapi Dia melihat hati
kita, Dia selalu membuka tangannya untuk kita datang kepadanya.
Mari Kita Belajar untuk berbuat Kasih seperti yang sudah Tuhan Yesus ajarkan
kepada kita.
Salam Penuh Kasih
Maurits
Mau gabung Kegiatan DOJCC ?
HP: 0878 6180 5088
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Minggu 12 Maret 2017
Transfigurasi
Mat.5:17
Dan tiba-tiba sedang ia (Petrus)
berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi
mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara
yang berkata: Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia
Mama saya unik. Waktu cucu pertamanya lahir dia senang sekali. Setiap saat kalau saya
pulang ke rumah sekedar berkunjung, dia akan berceritera ini itu soal perkembangan cucu
kesayangannya ini. Suatu hari Mama saya cemas karena cucunya belum bisa jalan. Dia
coba segala upaya supaya cucunya ini bisa berjalan; dan ketika cucunya bukan hanya
sudah bisa berjalan tapi bisa memanjat perabotan di rumah, dia kembali cemas dan kuatir,
karena cucunya terlalu nakal. Sekarang untuk merayu supaya cucunya jangan terlalu nakal
lagi, dia pakai coklat, kue atau permen. Caranya dia tunjukkan dulu ke sang cucu dengan
perjanjian kalau dia tidak nakal lagi baru coklat atau permennya diberikan kemudian.
Mama lalu menunjukkan coklat, kue atau permen itu kemudian disimpan dalam lemari
pendingin. Agaknya trick baru Mama ini bisa meredam kenakalan cucunya.
Kej. 12:1-4a;
2 Tim. 1:8b-10;
Mat. 17:1-9.
Kisah transfigurasi atau kisah Yesus yang berubah rupa, mungkin bisa dipahami seperti cara
Mama saya meperlakukan cucunya supaya tidak nakal lagi. Lewat kisah transfigurasi, Yesus
menunjukkan sedikit dari kemuliaan-Nya mungkin untuk membujuk murid-murid terdekatNya, tentu bukan untuk tidak nakal lagi, melainkan untuk percaya dan tidak ragu-ragu
lagi dalam mendengarkan Dia (bdk. Mat. 17:5). Apa yang perlu didengarkan? Dalam
konteks Injil Matius hari ini adalah tentang siapa itu Yesus sebenarnya. Tentang jalan hidup
Yesus sendiri yang akan sedikit mirip dengan Elia yang sudah datang, tetapi orang tidak
mengenal dia dan memperlakukannya seturut kehendak mereka dan seperti Elia yang
menderita maka Anak Manusia akan menderita oleh mereka (Mat. 17:12).
Keponakan saya masih kecil dan tidak mengerti maksud Mama saya menyimpan kue,
coklat atau permen itu; yang ia tahu kalau tidak memanjat perabotan rumah lagi maka
kue, coklat dan permen itu menjadi miliknya. Dia belum mengerti bahaya memanjat
perabotan di rumah. Bagaimana dengan ketiga murid Yesus? Apakah mereka mengerti
tentang maksud kisah Yesus yang berubah rupa ini?
Apakah kita pun akhirnya paham maksud Yesus yang berubah rupa hari ini? Tentunya kita
tidak akan punya pengalaman yang sama dengan ketiga murid istimewa tersebut. Namun
demikian kita senantiasa melihat Yesus dalam rupa Roti dan Anggur yang dipersembahkan
dalam perayaan Ekaristi. Dia diambil, dipersembahkan, dipecahkan dan dibagikan. Itulah
Ekaristi. Itulah hidup setiap pengikut Kristus, yang selalu dalam perputaran diambil (dipilih),
dipersembahkan (dikhususkan bagi Allah), dipecahkan (berkorban) dan dibagikan (diutus).
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Semurah Hati seperti Bapa
Dan 9:4b-10;
Luk 6:36-38
Senin 13 Maret 2017
Luk 6:36 “Hendaklah kamu
murah hati sama seperti Bapamu
adalah murah hati”
Sahabat Fresh Juice terkasih, pernahkah dalam hidup kita, kita mencoba menghitung
seperti apakah kemurahan hati yang Bapa kita berikan di dalam hidup kita? Apakah kita
sadar sebagaimana diri kita terbentuk saat ini tidak pernah lepas dari kemurahan hati
yang kita alami dalam hidup kita?
Jika Bapa kita saja bisa begitu murah hati di dalam kehidupan kita, mengapa kita tidak
sanggup juga menjadi murah hati seperti Dia?
Ketika saya melihat ke belakang, ada saat-saat terbahagia bukan saat kita mendapat
apa yang kita cari dan inginkan, tetapi saat kita merasa hidup kita begitu berarti ketika
kita memberi kepada orang lain.
Belajar bermurah hati, menurut pandangan saya, bukanlah suatu hal yang harus diukur
dengan materi. Tetapi memberikan perhatian dan berbagai tindakan sederhana yang
menyentuh pribadi lain, merupakan tanda kemurahan hati yang paling sederhana
dan mudah dilakukan dalam keseharian kita. Bukankah di dunia yang penuh dengan
berbagai kesibukan dan rutinitas, memberikan waktu dan perhatian bagi orang di sekitar
kita menjadi hal yang sulit untuk kita lakukan?
Memasuki masa Prapaskah juga, kita diajak untuk semakin menyadari segala kekurangan
dan kelalaian kita yang telah menyakiti hati orang lain. Setelah kita mengakui kesalahan
kita baik pada saat pengakuan dosa maupun kepada orang tersebut, kita pun di ajak
untuk segera memperbaharui hidup kita. Begitu pula jika ada orang yang telah menyakiti
kita, kita pun di ajak untuk bermurah hati memberikan pengampunan sama seperti ketika
kita meminta kemurahan hati Bapa untuk mengampuni segala dosa dan kelalaian kita.
Sudahkah kita bermurah hati memberikan pengampunan kepada orang yang menyakiti
kita, sama seperti Bapa kita yang tidak pernah berhenti bermurah hati memberikan kita
kesempatan kedua setiap kali kita berbuat dosa?
Semoga kiranya kita pun bisa menjadi semurah hati seperti Bapa kita disurga.
Amin
Ratih
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Leadership
Selasa 14 Maret 2017
Mat 23:10 Janganlah pula kamu
disebut pemimpin, karena hanya satu
Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Yes 1:10.16-20;
Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23;
Mat 23:1-12.
Berjalan bersamaNya, membuat saya mengenalNya melalui berbagai hal yang terjadi
dalam kehidupan saya. Tuhan adalah konsep awal yang saya terima. Dan ketika saya
masuk dalam pembaharuan karismatik katolik, saya mengenalnya sebagai pribadi.
Sebagai Bapa, sebagai Sahabat. Tetapi ternyata dalam proses kehidupan selanjutnya,
saya diajak mengenalNya dengan lebih dalam. Siapa DIA, bagaimana KuasaNya.
Sebagai warga negara Indonesia, kita dibesarkan dalam sebuah sistem pemerintahan
demokrasi. Dan dalam kenyataannya, tdak ada sebuah sistem pemerintahan yang
sempurna. Setiap sistem pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagi yang
terbiasa dengan sistem demokrasi, pastilah memiliki belief bahwa sistem nya lah yang
paling tepat.. Dan saat ini saya tidak berniat memperdebatkan hal itu.
Mengapa saya membicarakan soal sistem pemerintahan?
Karena ternyata, seringkali pembiasaan dalam hidup sehari-hari itu membuat kita gagal
memahami dengan sungguh tentang “Kerajaan Allah”. Dalam lagu pujian, ataupun
doa-doa, bibir kita sering berucap, Engkaulah Raja yang Mulia dan Berkuasa, atau
Engkau memerintah selamanya, dan sebagainya. Tetapi karena ketiadaan database
kita tentang sistem Kerajaan, membuat doa atau pujian itu tidak mengubahkan hidup
kita. Kerajaan sangatlah berbeda dengan demokrasi. Saat Sang Raja bertitah, maka
itulah yang harus terjadi. Kita adalah warga Kerajaan Allah.
Dan sudah seharusnya, sebagai warga kerajaanNya, kita harus mengetahui siapa Raja
kita dan apa yang IA perintahkan dalam hidup kita.
Saya tidak akan menuliskan lebih jauh lagi tentang hal ini, tetapi saya mengajak Anda
yang membaca, untuk mulai melihat dalam diri Anda :
- Perintah siapakah yang anda laksanakan dalam hidup ini?
- Ketika anda IA percayakan sebagai seorang pemimpin, pemikiranmu atau
pemikiranNya kah yang terjadi?
- Ketika IA hendak mempercayakan tongkat kepemimpinan padamu, taat kah kamu
pada KehendakNya?
- Apakah perasaan rendah diri atau tidak mampu menguasaimu, dan membuatmu
lupa siapa yang akan memampukanmu?
- Pernahkah anda mencari “Mega Project” apa yang IA titipkan dalam hidup?
Success Without Successor Is Failure
God Bless You Leaders
~Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Siapakah pelayan Tuhan ?
Yer 18:18-20;
Mat 20:17-28
Rabu 15 Maret 2017
Matius 20:28 ‘sama seperti anak
manusia: Ia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani, dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang.
Apakah
sama melayani sesama kita berarti sudah melayani Tuhan?
Saya dibesarkan dalam lingkungan Katolik, tetapi hanya sebatas status saja.
Terlebih lagi ayah saya bukan seorang Katolik, sehingga kami bersaudara
tidak terlalu diajarkan tentang bagaimana beragama Katolik. Akan tetapi
saya bersyukur sampai sekarang mempunyai sosok ayah yang mempunyai
caranya tersendiri untuk mengajarkan tentang agama kepada saya. Dia tidak
mengajarkan apa itu Yesus, apa itu injil, dan bagaimana cara berdoa. Yang dia
tahu hanya setiap hari minggu semua anak-anaknya harus pergi ke gereja, tanpa
mengerti apa yang anak-anaknya lakukan dan dapatkan di gereja. Mungkin hal
kecil itu adalah awal permulaan saya mengenal Tuhan sampai sekarang.
Mengenai renungan hari ini tentang melayani dan dilayani, saya tertarik akan
kata melayani, saya sempat berpikir bila kita sudah melayani sesama kita, apakah
secara tidak langsung kita sudah melayani Tuhan kita?
Dari sharing saya kali ini, saya tidak mengatakan bahwa cara dari ayah saya
benar atau tidak, yang saya ingin sampaikan bahwa cara Tuhan selalu berbeda
untuk menunjuk siapa orang yang ingin dijadikan pelayan-Nya. Bagi saya, ayah
saya sudah menjadi pelayan Tuhan secara tidak langsung, meskipun dulu dia
tidak mengenal Yesus, dan tidak mengetahui apa saja berkat yang akan diterima
di surga nanti jika menjadi pelayan Tuhan. Yang saya tahu hanya sesosok ayah
yang sudah mempersembahkan anak-anaknya sebagai pelayan Tuhan, dan
mendorong anak-anaknya untuk tetap setia kepada Tuhan sampai dengan
sekarang.
Tuhan Yesus datang ke dunia untuk melayani, bukan semata-mata untuk
menunjukan sikap pelayanan-Nya kepada Allah Bapa. Tetapi Dia datang untuk
memberikan diri-Nya bagi keselamatan kita semua.
Christ.A
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Mengandalkan Tuhan
Kamis 16 Maret 2017
Yer 17:7-8 Diberkatilah orang yang mengandalkan
Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia
akan seperti pohon yang ditanam ditepi air, yang
merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang
tidak mengalami datangnya panas terik..”
Yer 17:5-10 ;
Luk 16:19-31
Membaca ayat ini mengingatkan saya ketika memulai menetap di bali dan
memulai usaha benar-benar dari nol. Satu hal yang boleh saya katakan
dengan penuh keyakinan : Kami (saya dan keluarga kecil saya) diberkati
Tuhan. Diberkati bagi saya bukan berarti saya saat ini sudah sukses & kaya
raya, belum (hehehe). Juga bukan berarti: tidak punya masalah, tidak bekerja
tetapi selalu banyak uang, atau semua keinginan saya terwujud. Diberkati
artinya dicukupkan / tidak pernah kekurangan, dimampukan untuk melewati
setiap masalah dalam hidup ini sesulit apapun keadaannya, dan masih
boleh mempunyai pengharapan bahwa suatu hari impian saya, yang Tuhan
berkenan atasnya, akan terwujud. Diberkati berarti ADA PENYERTAAN TUHAN
dalam setiap langkah kita.
Bukan saya menyombongkan diri karena kami diberkati, tetapi kalau mengingat
segala kebaikan Tuhan yang telah kami alami, saya sangat bersyukur. Itu
bukan karena saya layak dan pantas...bukan...tetapi karena Tuhan saya baik...
sangat baik. Begitu besar kasih karunia Tuhan bagi anak-anakNya. Bahkan
disaat “keadaan” tidak bisa diharapkan, dan sering yang bisa saya lakukan
hanyalah berdoa & curhat pada Tuhan, ada saja cara Tuhan meluputkan saya
dan mengeluarkan saya dari situasi tersebut. Setelah melewatinya saya sering
heran & takjub, ternyata saya mampu melewatinya dan boleh melihat banyak
kebaikan Tuhan yang saya terima. Itu semua karena Nya.
Saya percaya bukan hanya keluarga kecil saya saja yang diberkati tetapi KITA
SEMUA sebagai anak-anakNya diberkati. Berkat itu akan tercurah pada kita
jika kita MENGANDALKAN TUHAN dan mau menaruh harapan kita pada Tuhan.
Jesus Bless Us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Kebun Anggur Tuhan
P.F. S.Patrick Uskup
Kej 37:3-4, 12-13a, 17b-28;
Mat 21:33-43, 45,46 .
Jumat 17 Maret 2017
Mat 21:33:”…Adalah seorang tuan tanah
membuka kebun anggur dan menanam pagar
sekelilingnya.....Kemudian ia menyewakan kebun itu
kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke
negeri lain.”
Membaca ayat di atas, adalah hal yang umum bagi pemilik kebun anggur untuk
melindungi kebun anggurnya dari serangan binatang liar dengan mendirikan tembok
batu dan pagar duri. Juga akan didirikan menara jaga untuk mengintai dan menjaga
agar kebun anggurnya aman . Namum semuanya itu belum cukup karena untuk dapat
menghasilkan buah yang limpah diperlukan penggarap-penggarap yang setia dan
tekun melaksanakan tugasnya , seperti mencangkul agar tanah menjadi gembur,
mencabut tanaman liar dan membuang ranting-ranting mati. Semuanya ini harus
dijalankan secara konsisten, sehingga pada saatnya, kebun anggur akan menghasilkan
buah yang limpah. Panenan anggur ini kemudian diletakkan di tempat pemeras anggur,
diinjak-injak, sehingga sarinya keluar dan mengalir ketempat penampungan untuk
kemudian ditempatkan ditempat penyimpanan anggur sehingga dapat menghasilkan
anggur yang berkualitas.
Kebun Anggur kita sekarang adalah Gereja Katolik yang telah diperlengkapi dengan
kebenaran Doktrin dan juga Sakramen, seperti tembok yang dipasang mengelilingi
kebun anggur untuk melindungi umat Allah. Kristus juga telah mendirikan menara jaga,
yaitu Magisterium Gereja, sehingga tidak ada yang tersesat, karena telah mengetahui
kebenaran secara pasti. Bapak Paus, Uskup dan para Imam adalah para penggarap
kebun anggur yang bijaksana, yang senantiasa meniru teladan Kristus.
Sebagai umat beriman yang telah dibaptis, maka kitapun juga dipanggil untuk menjadi
pekerja kebun anggur dalam kapasitas kita masing-masing. Sebagian dari kita harus
mencangkul tanah supaya menjadi gembur yaitu dengan mengambil bagian dalam
kegiatan rohani seperti pertemuan doa dan kegiatan lainnya, sebagian merantingi
dan mencabut tanaman liar , yaitu dengan menghilangkan hal-hal yang dapat
menghambat pertumbuhan komunitas, sebagian membuat anggur, sampai pada
akhirnya dihasilkan kualitas anggur yang baik, manis dan harum semerbak , yaitu umat
yang dengan tulus dan sepenuh hati berkarya hanya demi kemuliaan Allah.
Apakah kita sudah dengan sungguh melaksanakan tugas kita masing-masing. Ayo,
mari bekerja bersama menggarap kebun anggur Tuhan!
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Sabtu 18 Maret 2017
Menjadi Pribadi yang Membawa Rahmat
Luk.15:31; “... Anakku, engkau
selalu bersama-sama dengan aku,
dan segala kepunyaanku adalah
kepunyaanmu.”
St. Sirilus dari Jerusalem, Uskup dan
Pujangga Gereja
Mi. 7:14-15,18-20;
Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12;
Luk. 15:1-3,11-32
Pembaca Fresh Juice yang dikasihi Allah,
Datang kepada Yesus sebagai seorang berdosa, sering kali diawali dengan
suatu kecemasan, akankah Yesus menerimaku. Contohnya ketika kita akan
pergi mengakukan dosa kita, ada suatu kerinduan yang dalam untuk menjadi
kudus namun sekaligus ada ketakutan akan sebuah kenyataan bahwa kita
adalah ‘orang hukuman’. Ingatlah bagaimana Adam dan Hawa yang
ketakutan mendengar suara Tuhan ketika mereka menyadari bahwa mereka
telanjang oleh sebab berbuat dosa.
Namun perjumpaan dengan Sang Guru ternyata membawa lebih dari sebuah
pertobatan, dengan kepribadiannya yang menakjubkan Yesus menarik setiap
pendosa untuk bermetanoia, meninggalkan secara total hidup yang lama.
Demikian juga ketika kita keluar dari bilik pengakuan setelah dengan tuntas
mengakukan dosa kita tanpa ada yang ditutupi. Ada kelegaan yang tak dapat
dilukiskan, kesukaan sebagai seorang ‘tahanan’ yang dilepaskan dari ‘penjara’
Hidup yang dulu kelam diubahkan dan menjadi cahaya yang memberi
kekaguman pada sekelilingnya.
Hal ini tentunya justru membawa Yesus kepada kecintaan yang lebih dalam
kepada para pendosa yang bertobat. Dilain pihak membawa dendam dan iri
hati bagi orang-orang sombong seperti orang-orang Farisi.
Adakah kita bersukacita akan pertobatan Saudara kita dan mengusahakan
sebuah atmosphere sehingga dia semakin dekat dengan Allah? Adakah kita
menjadi penghalang Saudara kita untuk maju menjadi murid Kristus yang lebih
dikasihi?
Sadarilah bahwa Kristus mencintai kita tanpa membedakan, asal ada
pertobatan yang sempurna maka Pintu Kerahiman selalu dibukakan.
Tina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Air Kehidupan
Kel. 17:3-7;
Rom. 5:1-3, 5-8;
Yoh. 4:5-42
Minggu 19 Maret 2017
Yoh 4:39-40, Dan banyak orang
Samaria dari kota itu telah menjadi percaya
kepadaNya karena perkataan perempuan
itu, yang bersaksi: “Ia mengatakan kepadaku
segala sesuatu yang telah kuperbuat”.
Saya begitu senang dan takjub dengan permainan sulap atau “magic trick” yang
dilakukan oleh orang-orang yang terlatih seperti Dynamo dan David Blaine. Contohnya
seperti menebak kartu yang kita pilih walaupun tukang sulap tidak melihatnya, hal-hal
yang sepertinya mustahil dan lain sebagainya. Ada reaksi takjub, wow, kok bisa ya…,
dan lain sebagainya.
Pertemuan antara perempuan Samaria dan Yesus bukanlah permainan sulap atau trick.
Yesus tahu hidup dan latar belakang perempuan Samaria tersebut. Yesus menyingkapkan
siapa perempuan itu sebenarnya yang sangat mustahil dan di luar dugaan sang
perempuan Samaria. Setelah melalui dialog personal, perempuan Samaria itu begitu
takjub dengan Yesus dan dia mengalami yang namanya pencerahan yang akhirnya
membawa dirinya kepada pertobatan.
Selanjutnya tidak berhenti di sana. Pengalaman kasih, takjub, yang membawanya
kepada pertobatan, mendorong perempuan Samaria itu untuk bersaksi di kota Samaria
yang notabene non Yahudi tentang Yesus dan akhirnya Yesus pun memutuskan untuk
tinggal di sana selama dua hari. Orang-Orang Samaria ingin sekali mengalami kasih
“air kehidupan” seperti yang dialami oleh perempuan Samaria tersebut.
Selanjutnya untuk renungan kita sangatlah sederhana. Kita yang pernah mengalami,
katakanlah, keajaiban atau mukjizat dalam hidup tidak cukup hanya takjub dan
menjadi konsumsi kita sendiri. Kita diajak untuk bersaksi dan dengan kesaksian kita,
diharapkan bahwa orang yang mendengarnya mau mengalami Kasih Yesus juga
dan mau mengajak Yesus untuk “tinggal” di hati kita, di rumah kita dan di tempat kita.
Selanjutnya biarlah menjadi tugas dari Roh Kudus untuk membimbing orang tersebut.
Mari kita menjadi saksi Kristus dengan membagikan “air Kehidupan” kepada orang lain
terutama kepada mereka yang haus akan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka.
Amin
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Tetap berharap dan percaya akan kuasaNya
Senin 20 Maret 2017
Mat 1 : 24a “Sesudah bangun
dari tidurnya Yusuf berbuat seperti
yang diperintahkan malaikat Tuhan itu
kepadanya.”
Hari Raya St Yusuf, Suami S.P. Maria
2Sam 7:4-5a.12-14a.16;
Rom 4:13.16-18.22;
Mat 1:16.18-21.24a
Hari ini kita merayakan Hari Raya St. Yusuf suami Santa Perawan Maria. Hari ini
pula kita diajak untuk melihat kedalaman iman kita. Seperti apa yang telah
dilakukan oleh St. Yusuf dan juga Bapa Abraham meskipun menurut ukuran
pikiran manusia adalah sesuatu yang mustahil namun mereka toh tetap
berharap dan percaya.
Saya mempunyai seorang teman yang saat ini anaknya sedang mengalami
sakit kanker. Pada saat awal-awal mengetahui bahwa penyakit yang diderita
anaknya kanker ada perasaan tidak percaya dan merasa Tuhan tidak adil.
Kenapa harus anaknya yang sangat dikasihi yang harus menderita. Namun
dengan berjalannya waktu dan keadaan semakin membaik, maka muncul
kembali iman kepercayaan terhadap penyelenggaraan Tuhan.
Namun beberapa waktu lalu kembali sel-sel kanker tersebut aktif dan
menyerang kembali sehingga membuat kondisi anaknya semakin melemah.
Dalam keadaan ini kebimbangan akan rencana dan janji Tuhan kembali
menyerang.
Lalu bagaimanakah sikap kita apabila keadaan itu adalah kenyataan yang
harus kita hadapi sendiri? Mampukah kita tetap seperti Bapa Abraham yang
tetap percaya akan janji-janji Tuhan sekalipun tidak ada dasar untuk berharap
toh tetap berharap dan percaya. Dan juga St. Yusuf yang percaya saja
dengan perintah malaikat untuk mengambil Maria sebagai istrinya meskipun
telah mengandung.
Jadi mari kita merenung dan melihat kembali dalam kehidupan kita. Segala
sesuatu yang terjadi dan tidak sesuai dengan harapan kita. Berusahalah untuk
meyakini bahwa sekalipun tampaknya gelap namun ada janji Tuhan di balik
semua yang kita hadapi. Amien.
Litawati
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Mengampuni tanpa batas
Dan 3:25.34-43,
Mat 18:21-35
Mat 18:22
Selasa 21 Maret 2017
Aku berkata kepadamu:
Bukan sampai tujuh kali, melainkan
sampai tujuh puluh kali tujuh kali”
Ada suatu malam iseng saya bertanya di group whatsapp kami, kira kira apa
sih maknanya mengampuni tujuh kali bahkan tujuh puluh kali tujuh kali. Mulailah
muncul sahutan sahutan lucu dari teman teman. Tapi yang saya ingat salah
satu jawaban lucu, bahwa jaman dulu perkalian itu hal yang sulit. Bayangkan
angka romawi ataupun angka kuno yang aneh aneh itu bentuknya, dikalikan
dan hasilnya aujubillah banyak atau aujubillah membingungkan. Sehingga
saking sulit dan rumit perkaliannya, hasilnya tidak diketahui bagaimana
menuliskan jawabannya. Makanya Yesus berkata seperti itu waktu ditanya oleh
om Petrus. Berapa banyak aku harus mengampuni ? nih itung saja sendiri kalau
mau tau brapa banyak hahaha… letakan tangan di jidat anda dan tepok
tepok sambil katakan : masuk akal….
Apa yang dikisahkan dalam matius 18:21-35, mencakup beberapa point,
diantaranya
Pertama, bahwa Allah itu adalah raja yang maha pengampun. Segala hutang
hutang dosa kita dalam sekejap dihapus, saat kita mau memohon padaNya
dengan sepenuh hati.
Kedua, bahwa saat kita tidak mengampuni sesama yang bersalah pada
kita, itu merupakan dosa. Sama seperti hamba yang jahat yang tidak mau
menghapus hutang temannya, sehingga sang raja marah dan dia diserahkan
ke algojo. Begitulah kita bila tidak mau mengampuni yang bersalah.
Ketiga, kawan kawannya sangat sedih dan menyampaikan segala yang terjadi
kepada tuan mereka. Saat kita menghadapi kesulitan hidup, kita butuh support
dan doa dari teman teman yang mengetahui kesulitan kita.. disaat kita sudah
lelah menghadapi persoalan hidup, disaat kita sudah tidak tau bagaimana
lagi berdoa, atau disaat kita lupa berdoa memohon bantuan Tuhan, kita butuh
orang lain yang berdoa bagi kita. Itulah gunanya kita memiliki komunitas yang
bisa saling menguatkan satu sama lain. Saat kita terjatuh dan tidak bisa berkata
kata, ada teman yang membantu berbicara bagi kita melalui doa.. saudara
seiman kita (terima kasih teman -teman sekomunitasku).
GBU
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Apakah kita harus melakukan semua hukum Taurat?
Rabu 22 Maret 2017
Mat 5:19“Siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah Taurat, ia
akan menduduki tempat yang tinggi di
dalam Kerajaan Surga.”
Ul 4:1.5-9;
Mat 5:17-19
Yesus berkata seperti ini karena sepertinya Dia melanggar hukum Taurat dengan
menyembuhkan orang pada hari Sabat, atau makan tanpa mencuci tangan. Tetapi
Tuhan Yesus tidak meniadakan hukum itu, melainkan memenuhinya sesuai dengan
konteks dan nilainya.
Apa hubungan antara hukum dan nilainya? Setiap hukum itu diadakan untuk menjaga
sebuah nilai. Misalnya tidak boleh membunuh itu untuk menjaga nilai kehidupan
manusia. Contoh lain seperti lampu dan rambu lalu lintas itu dibuat untuk menjaga
ketertiban sehingga lalu lintas tidak macet. Semakin tinggi nilai yang dijaga, semakin
penting hukum itu harus ditegakkan. Tetapi kadang ada konflik antara dua nilai. Misalnya
ada ambulans yang perlu melanggar rambu lalu lintas supaya nyawa seseorang bisa
diselamatkan. Inilah yang sering dihadapi oleh Tuhan Yesus. Inilah cara dia menggenapi
hukum Taurat yang pada hakekatnya adalah untuk menjaga nilai cinta kasih antara
sesama orang Yahudi dan dengan Tuhan Allah mereka.
Selain nilai, konteks adalah aspek yang penting dalam hukum. Misalnya, seorang suami
tidak boleh menikah dengan orang lain. Konteksnya adalah hubungan dengan istrinya.
Tetapi jika istrinya meninggal, dia tidak ada konteks dimana dia harus memenuhi hukum
tersebut. Hukum ini tidak berlaku lagi.
Karena itu kita sebagai pengikut Kristus tidak lagi diminta untuk mematuhi semua hukum
Taurat. Hukum Taurat diadakan dalam konteks bangsa Yahudi yang masuk dalam
perjanjian Allah dengan Abraham, dan Musa. Tetapi kita tidak dibebankan oleh hukum
Taurat karena kita tidak hidup di tempat dan di kultur orang Yahudi disana.
Tetapi kita diminta untuk melakukan dan mengajarkan hukum cinta kasih yang juga
menjadi dasar segala hukum Taurat. Sepuluh Perintah Allah adalah hukum cinta kasih
universal yang masih berlaku untuk kita. Siapa yang melakukan dan mengajarkannya
akan tinggal ditempat yang tinggi disurga. Mengapa? Karena semakin kita memupuk
cinta kasih lewat perbuatan dan pengajaran kita, semakin kita tenggelam dalam
samudra cinta kasih Kerajaan Surga.
Rm David Lemewu, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
”Berdiri dipihak siapa?”
PF S. Turibius
dari Mongrovejo, Uskup
Yer 7:23-28,
Luk 11:14-23
Kamis 23 Maret 2017
Luk 11 : 15 “ Ia mengusir setan
dengan kuasa Beelzebul”
Pada suatu waktu saya pun mengikuti retreat yang diadakan oleh Gereja
bukan Katolik, disana saya mendengarkan firman yang disampaikan, tetapi
ada suatu keraguan dihati saya, dikarenakan mereka menganggap bahwa
Gereja atau agama lain salah dalam berdoa atau menyembah. Dengan
seenaknya mereka mengatakan bahwa berdoa melalui Bunda Maria adalah
berdosa, bahkan saat ini terkadang mereka bicaranya bahwa kita berdoa
dan menyembah kepada Bunda Maria.
Kita tidak pernah menyembah kepada Bunda Maria, kita hanya menghormati
karena Dia adalah Ibu Tuhan kita, jadi sah sah saja lah kita menghormatiNya.
Kita menghormati Bunda Tuhan kita kok situ yang sewot malah bilang kita
menyembah setan. Nah, ini yang salah! Seenaknya bilang kita menyembah
setan, Kenapa mereka bisa menyebut Ibu dari Tuhan malah setan?
Dimana anda berdiri? Anda berdiri di Yesus yang lahir dari Bunda Maria
yang mendapat berita dari Malaikat Gabriel atau yesus yang lain? Kenapa
Umat Katolik menggunakan salib yang ada Corpus (tubuh Yesus) dan tulisan
INRI? Karena untuk membedakan bahwa Yesus adalah Tuhan kita. Kita tidak
menggunakan salib para penjahat, karena saat itu penjahat juga disalib dan
disalibnya tidak ada tulisan INRI.
Jadi melalui renungan ini, tentukan Yesus siapa yang anda sembah? Apakah
Yesus anak Bunda Maria yang mendapat kabar gembira dari Malaikat
Gabriel, yang membuat Yohanes bersorak kegirangan dalam kandungan dan
menggunakan salib dengan tulisan INRI dan corpus?
Tuhan memberkati
Prast
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Jumat 24 Maret 2017
Tentang kasih yang sebenarnya
Markus 12:33 :”Memang mengasihi Dia dengan
segenap hati dan dengan segenap pengertian
dan dengan segenap kekuatan, dan juga
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri
adalah jauh lebih utama daripada semua
Hos 14:2-10;
Mrk 12:28b - 34
Hari ini , saat saya menulis renungan ini, saya ingat kejadian tadi pagi. Pada
saat saya membuka berita dari HP, kemudian mampir di wall saya, share link
dari seorang teman tentang foto yang menunjukkan seseorang yang menginjak
sebuah kitab suci. Berita tersebut ditanggapi bermacam-macam oleh saudarasaudara kita. Ada yang marah, ada yang tetap tenang dan ada yang malah
mendoakan orang tersebut. Padahal siapa sebenarnya orang itu, kita sama sekali
tidak mengenal. Kita hanya otomatis re share dan kita lupa bahwa pandangan
orang dengan berita dan gambar seperti itu akan beraneka ragam. Dengan
kita ikut men share kan link tersebut, itu ada kemungkinan kita turut andil dalam
membuat kemarahan seseorang, menjadikan orang kehilangan rasa kasih.
Bukan hendak ikutan berpolitik kalau kita lihat akhir-akhir ini banyak kejadian,
berita- berita dan tindakan di Jakarta sana yang sepertinya kita kehilangan
kasih. Saling membalas, saling menghujat. Dan tidak ada kasih di sana.
Saya ingat juga sharing iman di satu media tulisan, tentang di temukannya
kertas sobekan alkitab yang dipergunakan untuk membungkus tempe. Reaksi
orangpun bermacam-macam, tapi yang saya ingat ada satu reaksi seseorang
: wah, syukurlah, ternyata kertas sobekan alkitab bisa juga berguna untuk orang
yang sedang membutuhkan kertas.
Saya dulu saat baca reaksi ini cukup membuat termenung sejenak.
Apakah ini yang namanya : mengasihi Tuhan. Kenapa kita tidak melakukan
pembelaan terhadap Tuhan Allah kita?
Ingat.., kasih itu luas sekali. Dan cara kita bertindak dan bereaksi dengan
tindakan kasih itu luas dan beraneka ragam.
Sama seperti kasih Tuhan kepada kita yang saking kasihNya, merelakan AnakNya
untuk wafat di salib bagi kita. Kenapa Tuhan tidak membiarkan Yesus tetap hidup
bersama kita, berada di samping kita supaya selalu menemani dan membela
kita saat kita perlukan. Mengapa lebih memilih mengambil Yesus dari kita lewat
wafat walaupun bangkit kembali?
Kasih itu luas, kasih itu tak terbatas bahkan oleh nalar pikiran kita.
Alin
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Pertolongan Allah Melalui Sesama.
Hari Raya Kabar Sukacita
Yes 7:10-14;8:10 ;
Ibr 10:4-10 ;
Luk 1:26-38
Sabtu 25 Maret 2017
Luk 1:37” Sebab bagi Allah
tidak ada yang mustahil.”
Merenungkan ketidakmustahilan yang Allah lakukan, saya teringat saat saya
duduk dibangku kelas 3SD. Saat itu kami mendapat tugas untuk membuat jam
matahari, setelah mendapatkan penjelasan tentang bagaimana membuatnya,
ibu guru menjadikan itu sebagai pekerjaan rumah, diberikan waktu 1 minggu.
Saya menceritakan itu ke papa, dan bertanya apakah papa bisa membantu
menyelesaikannya. Papa hanya menjawab, ya nanti kita coba. Singkat cerita,
dihari minggu, begitu kembali dari gereja, jam matahari sudah berdiri tegak
depan pintu kamar saya. Bahagia sekali, terima kasih papa!
Saat itu yang saya pikirkan bahwa PR saya beres namun hari ini, saya menjadi
berpikir betapa Mahakuasanya Allah kita. Saya merefleksikan kejadian dan
pengalaman hidup saya bersama papa, semua yang papa lakukan sebagai
berkat Allah yang Mahakuasa. Dia menganugerahkan saya orang-orang
disekeliling saya, yang dalam hal ini papa, untuk menolong dalam tiap
kesulitan yang saya alami.
Terkadang kita suka berpikir bahwa Allah hanya diam melihat setiap kesulitan
kita, namun kita lupa bahwa ada orang-orang disekitar kita yang sudah
disediakanNya untuk menolong supaya bisa keluar dari pergumulan kita. Jalan
keluar dari setiap masalah kita tidak hanya selalu kita temukan dalam diri kita,
namun juga melalui orang-orang yang Tuhan utus. Yuk teman-teman, kita
menjadi lebih peka dengan setiap hal-hal kecil dalam hidup kita yang sengaja
ataupun tidak sengaja Tuhan taruh untuk membantu kita. Sebab bagi Allah
tidak ada yang mustahil, maka senantiasa percaya dan berharap padaNya.
Tuhan memberkati
Desy
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
35
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Minggu 26 Maret 2017
Pekerjaan Allah harus dinyatakan
Yoh. 9:2-3 Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang
ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?
Jawab Yesus: Bukan dia dan bukan juga orang tuanya,
tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan
di dalam dia
1 Sam. 16:1b.6-7.10;
Ef. 5:8-14;
Yoh. 9:1-41.
Kita pernah mendengar istilah karma. Saya sendiri tidak tahu mendalam secara penuh
ajaran tentang karma ini; tetapi kira-kira mungkin artinya adalah apa yang kita lakukan
kepada orang akan kembali kepada kita sendiri atau what goes around comes around.
Dalam Kisah Injil hari ini murid-murid Yesus mencoba mencari tahu sebab kesalahan dari
orang yang lahir buta. Mereka langsung bilang pasti ini karena dosa orangtuanya sampai
orang ini dilahirkan buta. Seharusnya semua diciptakan baik adanya, karena Tuhan itu
Mahabaik, jadi segala yang tidak baik, termasuk kebutaan dalam Injil Yohanes hari ini pasti
akibat kesalahan manusia, bukan Tuhan.
Seringkali dalam hidup sehari-hari kita pun berlaku seperti para murid itu. Ketika
menghadapi tantangan hidup yang rumit dan tak terduga, seperti bisnis kita yang tiba-tiba
bangkrut atau pasangan kita yang selingkuh, kecelakaan yang menyebabkan cacat, sakit
yang tiba-tiba dan berujung pada kematian, atau kesialan lainnya, kita kemudian cepat
melihat kilas balik sejarah hidup kita sendiri dan keluarga. Bahkan ada yang melihat jauh
ke belakang sampai tiga sampai empat generasi sebelumnya untuk mencari kesalahan
yang pernah dibuat para leluhur dan kemudian mohon ampun dari Tuhan atas nama
mereka atau minta Tuhan mematahkan akibat dosa tersebut untuk keturunan selanjutnya,
dengan maksud supaya nasibnya berubah lebih baik. Dalam Injil Yohanes hari ini, Yesus
dikisahkan bisa membawa perubahan yang tak terduga pada diri orang buta sejak lahir
itu. Yesus memelekkan mata orang buta ini. Ia mendatangkan berkat tak terduga kepada
si buta tanpa diminta dengan maksud agar pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di
dalam dia (Yoh. 9:3). Yesus tidak menyembuhkan orang buta itu tanpa tujuan apa pun. Dia
menyembuhkan orang buta itu untuk kemudian menjadi saksi akan pekerjaan mulia Allah
di hadapan orang-orang Farisi (bdk. Yoh. 9:24-34).
Pesan moral dari ceritera ini adalah jangan terburu-buru meratapi nasib dan kemudian
mencari kambing hitam atas nasib sial atau kesulitan yang kita terima, tetapi siapa tahu
Tuhan sedang akan membuktikan kebesaran kasihNya melalui penderitaan kita yang
berat dan tak terduga itu. Memang berteori dan menulis renungan itu gampang, coba
kalau kesialan atau kesulitan itu dialami, pasti rasanya mau lari atau mau mati saja. Hari ini
kita diingatkan kembali bahwa pengikut Kristus itu bukan kumpulan orang-orang penakut,
tetapi kumpulan orang-orang yang diselamatkan dan dikasihi Tuhan.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
36
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Engkau selalu di hormati dan berharga di hati-NYA
Senin 27 Maret 2017
Yes 65:17-21;
Yoh 4:43-54
Yoh 4:44 Sebab Yesus sendiri telah
bersaksi bahwa seorang nabi tidak
dihormati di negerinya sendiri
Bacaan ini dalam versi lain dituliskan bahwa Yesus ditolak. Yesus yang adalah Tuhan,
Raja, menerima keadaan bahwa Ia ditolak dan meninggalkan negerinya.
Sikap hati yang lepas bebas dari “citra diri”. Damai dan ikhlas, terlepas dari apakah
orang menghormati atau menolakNya.
Bahkan ketika Petrus menyangkalNya, ini penolakan, kok bisa Yesus tidak berubah
dalam kasihNya kepada Petrus?
Kalau kita, apabila kita memiliki posisi dan pangkat, manakala kita tidak dihormati,
apalagi ditolak, pasti kita cenderung “stand up” dan melakukan upaya membela diri,
memulihkan nama baik, bahkan bila perlu menjatuhkan orang-orang yang tidak hormat.
Minimal sebagai “orang biasa”; kita terluka manakala kita ditolak, dan biasanya relasi
dengan orang yang menolak kita jadi kurang baik.
Apa yang kira-kira menjadi kekuatan Yesus?
Yesus tahu persis panggilan hidupNya. Dan Yesus punya cinta yang tanpa syarat di
hatiNya. Yang hanya memberi tanpa mengharap diterima. Yang memanggil dan
menanti kita bertobat tanpa memaksakan. Yang mengampuni tanpa batas.
Penerimaan menjadi kebutuhan kita semua. Dan Yesuspun sebenarnya membutuhkan
penerimaan, namun Yesus mencari penerimaan itu bukan dalam diri manusia, tapi
pada Allah. Itulah mengapa penolakan apapun oleh manusia dan dunia tidak menjadi
masalah bagi Yesus. Tidak mengurangi kasihNya. Tidak mengikis sukacitaNya. Tidak
mencuri damaiNya.
Yesus juga memiliki kerendahan hati, Dia yang Maha Tinggi dan Mulia bisa menerima
tidak dihormati. Jadi kalau dalam kehidupan, kita mengalami penolakan, sales tidak
goal, lamar kerja ditolak, nembak pacar gagal, ditolak kawan, dikecewakan komunitas,
diusir keluarga, mari kita ingat bahwa Yesus pun pernah. Dan kita bisa menjalaninya
bersama Yesus, belajar kerendahan hati. Dan berdoa bahwa apapun penolakan yang
kita alami hanya memurnikan kita, tidak mengurangi cinta di hati kita.
“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat (bukan manusia),
supaya kamu ditinggikan pada waktunya” (1 Petrus 5:6)
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
37
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
“Maukah Engkau Sembuh.”
Selasa 28 Maret 2017
Yeh 47:1-9.12
Yoh 5:1-16
Yoh 5 : 6 “Maukah
engkau sembuh?”
Dalam teks yang kita baca hari ini, diceritakan bahwa ada seorang yang
sudah 38 tahun terbaring sakit didekat kolam Betesda. Kita tidak tahu sudah
berapa lama orang tersebut menunggu di dekat kolam itu. Apakah sejak awal
ia sakit, jadi sudah 38 tahun? Atau sudah lima tahun atau bahkan sepuluh
tahun? Tetapi yang pasti Alkitab mengatakan bahwa Yesus melihat dan tahu
bahwa orang itu telah lama dalam keadaan seperti itu, padahal ia setiap hari
berada dekat dengan kolam yang sewaktu-waktu katanya, apabila malaikat
Tuhan turun ke kolam itu dan menggoncangkan airnya, maka siapapun dan
dengan penyakit apapun, yang terdahulu masuk ke dalamnya akan sembuh.
Kita memang tidak tahu ada berapa banyak orang yang juga berada di sana
untuk menantikan kolam itu bergoncang. Mungkin di antara kita ada yang
merasakan hal yang sama. Di tempat di mana kita berharap dapat merasakan
kemurahan dari orang-orang sekitar kita, namun yang kita rasakan malah
adalah sikap permusuhan, sikap saling menjatuhkan, saling menyakiti. Firman
Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita, ketika kita berbeban berat, ketika
dalam kesulitan, ketika dalam penderitaan dan membutuhkan anugerah,
kemurahan dan belas kasihan, datanglah kepada Yesus, karena Dialah satusatu-Nya pribadi yang tidak akan pernah mengecewakan kita. Hari ini, ketika
Dia menawarkan kepada kita, “Maukah engkau sembuh?” Apakah jawaban
Anda?
Yudi
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
38
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
Jangan Lupa akan Kebaikan Tuhan Setiap Hari
Rabu 29 Maret 2017
Yes 49:8-15
Yoh 5:17-30
Yoh 5 : 17 Tetapi Ia berkata
kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja
sampai sekarang, maka Akupun bekerja
juga.”
Penyakit yang sering disampaikan di media bagi bangsa kita adalah
lupa. Kita jangan menjadi bangsa yang pelupa, demikian juga kita
sebagai orang Katolik jangan menjadi orang yang pelupa. Lupa akan
kebaikan kebaikan Allah yang telah kita terima melalui sesama kita.
Memang kita kadang cepat mengingat kesalahan orang dan cepat
melupakan kebaikan orang. Itulah kesalahan yang perlu kita perbaiki
karena sabda Tuhan dari Nabi Yesaya menyentuh kita bahwa Allah tidak
akan melupakan umat-Nya. Setiap orang boleh menerapkan kebenaran
ini bahwa Allah telah melukiskan nama kita di telapak tangan-Nya.
Setiap orang dicintai, dikenang dan dicatat dalam tangan dan hati
Tuhan, itulah peneguhan sabda Tuhan hari ini. Dengan sangat tegas
sabda Tuhan dalam Injil menegaskan: Bapa-Ku bekerja sampai
sekarang, dan Yesus juga mengatakan: Akupun bekerja juga. Yesus
bekerja untuk hidup kita dan semua berjalan dengan baik sesuai
kehendak Bapa-Nya. Kebaikan Allah telah kita terima setiap har hingga
saat ini. Apakah kita sudah lupa? Kebaikan harus melekat dalam hati,
sementara kejahatan dan keburukan dalam diri orang dan diri sendiri
harus terbang ke angkasa untuk dilupakan.
FLO
Mau gabung Kegiatan DOJCC ?
HP: 0878 6180 5088
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
39
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Percaya
Kamis 30 Maret 2017
Yoh 5:47 Tetapi jikalau kamu tidak
Kel 32:7-14;
Yoh 5:31-47
percaya kepada apa yang ditulisnya,
bagaimana kamu akan percaya
kepada apa yang Kukatakan?
Kita sebagai pengikut Kristus pasti percaya bahwa Yesus adalah
utusan Bapa. Dia datang untuk menebus segala dosa kita dengan
pengorbanan dan darah suci-Nya di kayu salib. Terkadang akan sangat
mudah untuk kita percaya pada saat kita sedang bersuka cita. Tetapi
bagaimana kalau kita sedang menghadapi suatu perkara yang tidak
menyenangkan dalam hidup kita? Tidak sedikit dari kita yang goyah
imannya, bahkan menanyakan apakah Tuhan selalu ada untuk kita.
Percaya adalah suatu hal yang mudah untuk diucapkan, namun sulit
untuk dilakukan.
Setiap kita menghadapi pergumulan dalam hidup, di dalam
keterbatasan kita saat mengalami masalah hidup kita. “Percaya” lah
bahwa ada pekerjaan Tuhan yang harus dinyatakan dibalik kelemahan
kita. Kita harus tetap setia melayani Tuhan dengan segala kelebihan
dan kelemahan kita. kelemahan yang kita punya jangalah kita jadikan
penghalang. Kita percaya bahwa Tuhan akan selalu membantu kita
untuk menutupi kelemahan kita tersebut.
Marilah kita berdoa: Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, terpujilah
nama-Mu didalam Surga. Sebab Engkaulah yang empunya Kerajaan
Surga, Kuasa, dan Kemuliaan dahulu, sekarang dan selama-lamanya.
Oh Yesusku, bantulah diri kami agar percaya penuh dalam janji-Mu
apapun keadaan kami dalam keadaan suka maupun duka. Karena
kami percaya Engkau selalu menyertai kami, Engkau selalu berikan
kekuatan kepada kami. Amin.
-Santo-
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
40
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
www.DOJCC.com
RancanganKu bukan rancanganmu
Keb. 2:1a,12-22,
Yoh 7:1-2,10, 25-30.
Jumat 31 Maret 2017
Yoh.7:28:”Memang Aku kamu kenal dan
kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku
datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang
tidak kamu kenal”
Injil hari ini menceritakan bagaimana Yesus ingin menyampaikan pada mereka bahwa
sebenarnya mereka tidak mengetahui apapun tentang diri Yesus karena Dia bukanlah
seperti yang mereka pikirkan yaitu anak dari seorang tukang kayu.
Dalam hidup ini sebagai manusia yang pikiran dan pandangannya sangat terbatas
namum merasa mengetaui segalanya sering tidak dapat mengenali kehendak Tuhan
dalam hidup kita, karena kita hanya menilai dari pandangan kita yang menurut kita
baik.
Alkisah ada seorang pengembara yang memiliki seekor ayam untuk membangunkannya
dipagi hari dan sebuah pelita untuk menerangi jalannya dimalam hari. Dalam
perjalanannya melalui sebuah desa karena hari telah menjelang malam pengembara
berharap dapat bermalam disana, namum mereka mencurigainya sehingga ia
terpaksa bermalam di hutan yang berada di dekat desa itu. Ketika sedang terlelap,
tiba-tiba ia terbangun oleh suara berisik ayamnya namum dia tidak dapat melihat
apa-apa karena cahaya pelitanya juga lenyap. Karena tidak dapat melakukan apaapa pengembara yang letih karena perjalanan itu memutuskan untuk melanjutkan
tidurnya. Keesokan harinya ia kembali kedesa yang dilaluinya untuk mendapatkan
beberapa barang yang dibutuhkan untuk melanjutkan perjalanannya. Namum desa
itu telah porak poranda, rupanya tadi malam segerombolan perampok melalui desa
tersebut dan telah membunuh setiap orang yang mereka jumpai dan mengambil
semua yang ada. Betapa bersyukurnya pengembara itu akan segala yang dialaminya
yang kelihatannya sangat menyusahkannya, seperti harus tidur di hutan, ayam dan
pelitanya dicuri orang, karena jika ia tidur di desa itu, atau pelitanya tetap menyalah
maka perampok yang melalui hutan itu akan mendapatinya dan membunuhnya juga.
Seperti kisah pengembara diatas seringkali kita tidak mendapatkan apa yang kita
usahakan, tampa kita tahu apa sebabnya. Namum percaya saja jika kita telah
melalukannya dengan benar namum hasilnya tidak sesuai dengan kehendak kita,
pasti Tuhan sedang mempersiapkan yang lebih baik karena rancanganKu bukan
rancanganmu.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
41
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 88 / 2017
Basket & Futsal
DOJCC
Bulan Februari 2017
Rafting
26 Februari 2017
Mau gabung Kegiatan DOJCC ?
HP: 0878 6180 5088
Download