Jadwal Rutin DOJCC Bali Gathering pertemuan Doa Setiap Minggu I dan III (5 Maret dan 19 Maret 2017) Gathering di Basement FX / Aula SMI Setiap Minggu II (12 Maret 2017) Home Gathering di Rumah Anggota DOJ terbagi menjadi 2 yaitu : Couple Home Gathering di Hotel Maria dan Youth Home Gathering di Rumah Ratih Minggu 12 Maret 2016 Tugas Koor Bahasa Inggris Celebration Meal / Syukuran Makan bersama 25 Maret 2017 di Rumah Arman Maia Pelayanan Liturgi di Gereja FX Kuta Minggu 12 Maret 2016 Tugas Koor Bahasa Inggris Minggu 2 April 2017 Tugas Koor Bhs Inggris Minggu Palma 9 April Pk 18.00 Tugas Tatib Minggu 23 April 2016 Pk 18.00 Tugas Tatib Sabtu 6 Mei 2017 Pk 18.00 Tugas Tatib Minggu 21 Mei 2017 Tugas Koor Bhs Inggris Minggu Pentakosta 4 Juni ‘17 Pk. 18.00 Koor Inggris Mau Ikutan kegiatan DOJCC ? Hubungi : 0878 6180 5088 www.DOJCC.com PROGRES PEMBANGUNAN Rumah Pelangi Kasih Bali oleh DOJCC Bali Terimakasih untuk sumbangan para donatur. Persembahan kasih untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga - Bali dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Gathering Bulan Februari 2017 Mau gabung Kegiatan DOJCC ? HP: 0878 6180 5088 Gathering Bulan Februari 2017 Kelahiran Wiliam Putra Bp. Richard & Ibu Angeline Family Home Gathering 12 Februari 2017 Youth Home Gathering 12 Februari 2017 Celebration Imlek DOJCC 28 Januari 2017 Serah Terima Jabatan Pastor Kepala Paroki Rm Hady Setiawan kepada Rm Agus Sugiyarto 5 Maret 2017 Malam Perpisahan Rm Hady Setiawan dan Malam Penerimaan Rm Agus Sugiyarto 5 Maret 2017 Tugas Tatib dan Koor Februari 2017 Rabu Abu 1 Maret 2017 Celebration Meal dan Ultah Anggota DOJ Sabtu 25 Februari 2017 (Diadakan setiap Sabtu ke-4 dalam bulan) Mau gabung Kegiatan DOJCC ? HP: 0878 6180 5088 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0878 6180 5088) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: RD. Hady Setiawan Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Layout Design : Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Maia, Rm. David MGL, Alin, Yudi, Betty, Pras, Yustina, Rita, Lia, Siska, Daniel, Lita, Herman, Christ Br. Martin MGL. Desy, Ratih, Vanessa, Flo, Lita, Rosa, Hilda, Birendra, Maurits Distribusi : Anggota DOJ Bali Pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga. Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0878 6180 5088 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com Salam sejahtera buat kita semua, Puji Tuhan kita boleh bertemu kembali di masa prapaskah tahun 2017 ini. Bulan ini diawali dengan hari Rabu Abu yang merupakan awal masa Prapaskah. Mengapa pada Hari Rabu abu, dahi kita diberi tanda dengan abu? Karena abu adalah lambang biblis dari sesal dan tobat. Zaman dahulu, umat Allah mempunyai kebiasaan untuk berpuasa, mengenakan kain kabung, duduk di atas abu, serta menaburi kepala mereka dengan abu. Sekarang kita tidak lagi mengenakan kain kabung atau duduk di atas abu, tetapi kita masih meneruskan kebiasaan berpuasa dan membubuhkan abu pada kening kita sebagai tanda sesal dan tobat. Abu juga melambangkan kematian, dan dengan demikian mengingatkan kita akan ketidakabadian kita. Karenanya, ketika imam dengan ibu jarinya membubuhkan abu di kening umat, ia akan berkata, “Ingatlah, manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu”. Demikianlah abu menjadi tanda ketidakabadian kita serta mengingatkan kita akan pentingnya bertobat sebelum hidup kita di dunia ini berakhir dan kita menghadap Sang Pencipta. Mari kita mempersiapkan diri sebaikbaiknya untuk menyambut Kemenangan Yesus akan Maut dan Dosa. Berpuasa dan bertobat, mau diubah menjadi lebih baik, lebih sempurna seperti Yesus yang sempurna adanya. Selamat menjalani masa prapaskah, semoga Tuhan menyertai setiap langkah kita. Salam Fresh Juice Nathasa - PemRed Fresh Juice Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Selamat Pantang dan Puasa Rabu 1 Maret 2017 Mat 6: 16 “Dan apabila kamu Yl 2: 12-18; 2 Kor 5:20 - 6:2; Mat 6:1-6. 16-18 berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Tak terasa hari ini kita kembali memasuki masa prapaskah, diawali dengan Rabu Abu. Bagi saya pribadi masa prapaskah ini adalah saat yang penuh rahmat dimana kita diingatkan dan diajak kembali untuk berhenti sejenak, melihat kembali “Saat ini saya ada diposisi mana ya?” Ibarat komputer saatnya dibersihkan dari virus, dari aplikasi-aplikasi yang tidak penting yang dapat menghalangi kecepatan komputer bekerja secara maksimal. Demikian juga dengan kita, setelah kita dibersihkan, diarahkan kembali supaya nantinya bisa lebih cepat, lebih peka mendownload vision, suara, bimbingan Tuhan untuk berjalan menyelaraskan diri dalam rencanaNya Tujuan dari kita berdoa dan berpuasa adalah sebuah terobosan rohani, kita datang mengambil suatu sikap hati, menyalibkan kedagingan untuk berusaha mengerti Hati Allah, bukan datang kepadaNya dengan pola pikir ketakutan karena takut masuk neraka, takut dihukum, yang hanya mengejar “perubahan dari luar saja”, melainkan dengan sikap hati dan penundukan diri karena Dia Allah yang berkuasa atas hidup kita, pribadi yang mengasihi kita tanpa batas, adanya suatu “perubahan dari dalam diri” yang nyata yang akan membawa kepada pemulihan, membangkitkan semangat baru dan sebagai upaya mempersembahkan yang terbaik sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Apakah yang menjadi pergumulan dan keterbatasan kita saat ini? Berikanlah diri kita pada Allah, sbab Dia Allah yang sanggup menyediakan jalan keluar bahkan kekurangan pada kita Tuhan sanggup mengubahkan. Bersandarlah kepadaNya, bersekutu denganNya dalam pujian penyembahan, doa dan firman. Saat kita merendahkan hati dengan berpuasa, bahwasanya kita sedang menyerahkan perkara yang bagi kita sukar untuk diselesaikan maka Tuhan yang akan menyatakan KuasaNya bagi setiap kita yang mengandalkanNya. Selamat menjalani masa berpantang dan berpuasa. Tuhan memberkati. Lulu Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Kamis 2 Maret 2017 Menyangkal diri dan Memikul salib Luk 9 : 23 “ Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Ul : 30 : 15 – 20, Luk : 9 : 22 – 25 Kemarin pada hari Rabu kita bersama seluruh umat Katoik merayakan Rabu Abu yang merupakan salah satu bentuk nyata kita untuk mengambil bagian dalam penyangkalan diri kita terhadap kehidupan dunia pada jaman sekarang ini khususnya dalam mengikuti Yesus sang Juru selamat kita. Dalam bacaan Injil hari ini sangat jelas untuk mengikuti Yesus tidaklah mudah seperti kita membalikkan telapak tangan kita, justru kita ditantang setiap hari untuk mengenal semakin dalam dan menjalin relasi dengan Allah untuk melihat Allah yang hadir dalam pribadi Tuhan Yesus di dalam hidup kita. Lewat pengalaman pengalaman kecil yang kita alami setiap hari, kita diajak untuk semakin dewasa bukan saja tutur kata dan perbuatan melainkan pikiran kita dalam relasi kita dengan Allah dan sesama. Bagi saya secara pribadi pengalaman-pengalaman yang saya alami, baik itu yang positive dan negative memiliki nilai yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan iman saya. Tentu setiap kita memiliki pengalaman hidup kita masing –masing yang membawa kita kepada pribadi yang dewasa dan matang sehingga kita semakin berani dalam memikul salib kita masing masing setiap hari. Pada hari ini Tuhan Yesus mengajak kita untuk berani memikul salib kita tanpa mengeluh atau mencoba untuk lari karena takut. Menjadi pengikut Kristus harus berani menderita karena Tuhan Yesus sudah menunjukkan kasihnya kepada kita semua, lewat penderitaan dan sengsara-Nya dikayu salib, kita diajak untuk belajar dan setia dalam memikul salib kita setiap hari. Salib bukanlah tanda kematian melainkan menjadi tanda hidup baru yang kita terima berkat kematian Tuhan Yesus. Oleh karena itu kita harus percaya bahwa kita tidak sendirian memikul salib kita apapun resiko dan tantangan yang akan kita alami. Karena Tuhan Yesus selalu beserta kita. Bruder Martin, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 12 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Hal Berpuasa Yes. 58:1-9a; Mat 9:14-15 Jumat 3 Maret 2017 Mrk 6:23,26 “ Lalu bersumpah kepadanya: apa saja yang kau minta akan kuberikan kepada mu, sekaipun setengah dari kerajaanku. Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapikarena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Mat 9:14-15: “Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak? Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki itu berduka cita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Dalam Injil kali ini, temanya adalah Hal Berpuasa. Kita tahu bahwa Yesus sendiri pernah berpuasa 40 hari lamanya (Matius 4:1-2). Oleh sebab itu, kita tahu bahwa puasa adalah penting halnya untuk Yesus dan dia juga mengharuskan murid-muridNya untuk berpuasa setelah kepergianNya. Dikutip dari artiketl artihidup.com, berpuasa banyak keuntungannya; beberapa keuntungan berpuasa seperti: 1. Menguatkan Iman 2. Memberi kekuatan untuk melawan godaan, kebiasaan buruk, kecanduan, dan roh jahat jenis tertentu 3. Membuat kita lebih peka mendengar suara Tuhan 4. Membentuk kebiasaan baik Saya sendiri punya pengalaman pribadi tentang berpuasa. Kira-kira dua tahun yang lalu, saya sedang mengalami masa-masa sulit dan sedang merasa jauh dari Tuhan. Salah satu teman saya menganjurkan saya untuk mencoba berpuasa 40 hari (puasa sampai jam 3 sore). Mula-mula saya merasa sangat susah melawan rasa lapar, kemudian teman saya berkata, cobalah bantu dengan doa setiap kamu merasa lapar. Lama-kelamaan, betul juga, saya bisa menahan lapar sampai jam 3 sore tiap harinya. Di samping itu, saya juga merasa saya menjadi lebih sabar, kurang emosi, dan lebih peka terhadap orang lain. Puji Tuhan juga, saya bisa melewati masa-masa sulit itu. Sebelum saya menulis renungan ini, lucunya saya juga sedang memikirkan untuk mulai berpuasa lagi. Saya juga sebenarnya sudah diberikan ayat yang lain untuk ditulis renungan, tetapi ada perubahan dan ayat yang saya renungkan menjadi tentang berpuasa. Saya pikirkan, lucu juga ya, apakah ini cara Yesus untuk menguatkan niat saya untuk berpuasa.. hehehe.. Kita sudah mulai memasuki masa prapaskah. Ada baiknya kalau kita mencoba berpuasa atau berpantang. Selain untuk menyiapkan iman untuk menyambut Yesus di hari Paskah, berpuasa atau berpantang juga bisa membawa manfaat yang lain untuk diri kita sendiri. Marilah kita menyiapkan hati untuk menerima Yesus. God Bless, Vanessa Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Yang Berdosa Didahulukan Sabtu 4 Maret 2017 Luk. 5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. Yes 58:9b-14; Luk 5:27-32 Pembaca Fresh Juice terkasih, Dalam Injil hari ini, kita mendengar Yesus memanggil Lewi untuk mengikuti Dia. Lewi, si Pemungut Cukai, yang oleh masyarakat disebut orang berdosa karena suka menaikkan pajak rakyat dan mengkorupsi kelebihannya sehingga mereka juga dianggap orang yang hina. Lalu Lewi mengadakan perjamuan untuk Yesus dengan mengundang kerabatnya. Yesus hadir dalam pesta yang diadakan Pemungut Cukai? Orang-orang Farisi mencibiri Dia karena makan bersama orang berdosa. Apakah dengan begitu lalu Yesus juga ikutan berdosa? Dengan dipanggilnya Lewi, martabat para pemungut cukai diangkat dalam mata Yesus. Dipanggilnya seorang pendosa, berarti undangan disampaikan di jalan-jalan untuk mereka yang merasa dan mengakui dirinya seorang pendosa, Maria Magdalena, Zakheus datang dan mendapat pengampunan, menjadi sahabat baik bagi Yesus. Sementara yang sudah merasa benar, dengan kebenaran sendiri, seperti kaum Farisi, akan menjauh, tetapi si pendosa yang mendekat, mohon ampun, mendapatkan kebenaran yang dari Yesus dan hanya ini yang menyelamatkan. Karena kemurahan hati Yesus kepada pendosa apakah membuat kaum Farisi marah? Yesus menghadapi manusia-manusia hidup dan merasai setiap getaran dalam jiwa mereka. Maka Ia bisa memanggil Lewi dan Lewi terus berdiri dan mengikuti Dia. Panggilan suara yang mencari domba yang hilang, memanggil dengan namanya, tidak menipu dan tidak disangsikan. Orang mengikuti penuh percaya. Sepanjang jaman Yesus memanggil pendosa untuk dijadikan pengikut dan rasulNya. Semula Ia sudah memanggil Saulus menjadi Paulus, kemudian Ia memanggil pendosa Agustinus, pendosa Ignasius, dan masih banyak lainnya. Dan tidak boleh mengadili atau menghukum. Pintu harus tetap terbuka untuk anak yang hilang, yang mau kembali ke rumah Bapa, setiap hati resah yang datang mengetuk. Para rasul-Nya tidak hanya membuka pintu untuk umat Yahudi, juga yang bukan Yahudi sudah dipersilahkan masuk. Sikap keterbukaan ini adalah sikap dasar, sebab Yesus masih berkata: “Banyak orang datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di Kerajaan Surga”. Kiranya kita selalu datang dan membuka diri pada Yesus untuk menerima Kepenuhan yang dari pada-Nya dan menjadi pengikutnya dengan setia dan militan. Tuhan memberkati. Herman Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 14 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Berpuasa seperti Yesus Kej. 2:7-9, 3:1-7; Rom. 5:12-19; Mat. 4:1-11 Minggu 5 Maret 2017 Mat. 4:2, “Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.” Dulu pernah saya berpuasa selama sehari penuh, dan pada malam harinya saya, istilahnya, melakukan “balas dendam” dengan makan banyak sepuas-puasnya setelah lapar seharian tidak makan. Ada rasa lega ketika sehari penuh menahan lapar dan dahaga dan pada malam harinya bisa makan sepuas-puasnya. Tapi setelah itu saya merasa bahwa puasa yang saya lakukan hanyalah menahan lapar sampai saya menunggu waktunya “buka puasa”, kurang benar dan tidak efektif. Nah, yang menarik dari bacaan injil hari ini adalah bahwa dikatakan “setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus”. Jadi selama Yesus berpuasa empat puluh hari empat puluh malam, dia tidak lapar atau tepatnya tidak merasakan atau memikirkan rasa lapar. Dikatakan bahwa Yesus lapar setelah berpuasa. Ini adalah hal yang menarik yang patut kita renungkan bersama. Ketika Yesus berpuasa pastilah Dia tidak fokus atau berpusat pada makanan apa yang akan dimakannya pada saat “buka puasa”. Saya yakin Yesus tidak akan berpikir bahwa dia akan mati kelaparan karena berpuasa dan lain sebagainya. Yesus pasti berfokus pada hal lain yang lebih penting dan essensial yakni pada hubunganNya dengan Allah BapaNya di surga. Yesus memusatkan hati dan pikirannya selama empat puluh hari empat puluh malam hanya untuk “bersama” Allah Bapa. Setelah melakukan hal tersebut, barulah dikatakan sesuai dengan bacaan Injil hari ini, “akhirnya laparlah Yesus.” Tubuh jasmani Yesus tentu ada batasnya dan akhirnya merasakan keinginan dan hasrat untuk makan yang namanya lapar, demi memenuhi kebutuhan jasmaniNya. Dengan kata lain, Yesus selama berpuasa, Dia mencari kebutuhan rohani dahulu yakni dengan menjalin relasi yang dalam dengan Allah Bapa di surga. Maka tepatlah apa yang disabdakanNya, “Cari dahulu kerajaan Allah dan KebenaranNya, dan setelah itu yang lain akan terpenuhi.” Sebuah ajakan di bulan puasa ini, mari kita berpuasa seperti Yesus dengan memusatkan puasa dan pantang kita untuk menjalin hubungan mesra kita dengan Allah. Amin Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Center of Point Senin 6 Maret 2017 Mat 25:45 “….., segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.” Im 19: 1-2. 11-18; Mzm 19:8.9.10.15; Mat 25:31-46 Ungkapan “Katong Basudara”, “Sedulur” dan banyak lagi ungkapan yang seperti itu yang mengartikan bahwa bagaimana kehidupan masyarakat kita yang majemuk ini dapat hidup bersama selayaknya saudara sendiri dengan saling menolong dan membantu dalam duka maupun suka. Sejauh manakah ungkapan-ungkapan tersebut sudah dilakukan ataupun sudah dirasakan oleh kita? Jawabannya pasti beragam dengan melihat kondisi yang sudah ada dan kenyataan yang jatuh bangun dalam membangun dan melakukan pengertian dari ungkapan itu didalam masyarakat kita. Apakah ini bagus? Tentu saja ini bagus secara umum. Bagaimana dengan kita yang mengenal Kristus dihubungkan dengan hal diatas? Terkadang dengan ungkapan yang sudah disebutkan diatas, saya merasakan bahwa ada sikap membandingkan dan mempertimbangan apa yang akan dilakukan dengan kondisi kita saat itu, baik itu kondisi ekonomi yang sulit serta kondisi lainnya yang menyebabkan kita batal menolong/membantu atau hanya melakukan sekedarnya saja supaya bisa atau asal terpenuhi. Tidak pun..ya tak apalah.. Lebih jauh Injil hari ini mengingatkan kita untuk merubah “center of point” nya, yaitu bukan selalu melihat ke “saya”, karena hal ini menimbulkan ketidak tulusan dan kesombongan yang pada suatu saat kita akan berkata “Oh..itu karena saya”. Tetapi yang Yesus mau adalah agar saya dan anda melakukan segala sesuatunya demi Dia, dengan segala keterbatasan dan kekurangan kita kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan ataupun bantuan. Lakukanlah segala sesuatunya untuk Tuhan. Didalam Tuhan dan untuk kemuliaanNya lah segala sesuatunya berpusat. Amin Birendra Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 16 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Mengampuni, tidak mudah tapi bukan mustahil Yes 55:10-11; Mat 6:7-15 Selasa 7 Maret 2017 Mat 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. Hmmmm, mengampuni itu mudah diucapkan, prakteknya yang arrghhh, sulit dijalanin. Ada teman saya curhat, dia terlibat konflik dengan teman kami yang lain. Mereka cukup deket selama ini, dan suatu hari hadirlah devils diantara mereka dan timbul konflik. Ya nama nya juga konflik, semua mahkluk hidup pasti pernah mengalami konflik dengan teman ataupun sodara bahkan orang tua. Dari sudut pandang saya, konflik mereka ini cukup kecil lah ringan hahaahaha, harusnya tidak harus sampai merusak persahabatan. Akan tetapi yang sedang berkonflik, emosi di kepala lebih besar dicampur tidak mau mengalah. Si A lakuin ini, dibalas si B. Akhirnya sampai hari ini, sudah beberapa bulan lewat, dan mereka masih tidak saling menyapa. Singkat kata, nila setitik rusak sebelanga. Saya punya teman sekomunitas yang beberapa kali bentrok cukup keras, sampai sampai berpapasan di malam natal pun dengan cuek saya jalan saja tanpa peduli. Tapi syukurlah, kekerasan kepala kami bisanya tidak bertahan lama, akan menguap juga seturut lewatnya hari. Setiap pribadi kami menyadari tidak baik memendam kedongkolan terhadap sesama. Karena Tuhan Yesus pun pasti tidak hepi (senang) melihat kami berantem. Kasih itu mengampuni bukan? Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Dalam korintus 13 disebutkan, demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, sewaktu kecil kita bahkan berkali kali banyak salah. Kalau kita sendiri bisa lakukan salah, berarti orang lain pun pasti akan bisa salah. Bila kita ingin dimaafkan saat melakukan kesalahan, brarti orang lain pun pasti juga sama. Tidak mudah dilakukan, tapi bukan hal yang mustahil untuk memaafkan, mengampuni. Saat ini kita pun berada dalam masa pra paskah, mempersiapkan diri , menyesal atas dosa , pertobatan dengan berpantang dan puasa. Marilah kita bersihkan kerikil kerikil hati, menyesali semua kesalahan baik itu besar maupun kecil yang kita ingat ataupun tidak ingat pernah kita lakukan, dan mohon ampun kepada Tuhan, dengan terlebih dahulu mengampuni sesama yang bersalah kepada kita tanpa mereka sadari ataupun dilakukan dengan sadar. Selamat menjalani pantang dan puasa yang special. Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Rabu 8 Maret 2017 Siapakah aku, dan siapakah Engkau? Luk 11:31-32 “… dan sungguh yang ada disini lebih daripada Salomo! … dan sungguh yang ada disini lebih daripada Yunus!” PF S. Yohanes a Deo, Biarawan Yun 3:1-10; Luk 11:29-32 Seluruh orang-orang Niniwe bertobat saat mendengar seruan nabi Yunus, sedangkan para pendengar Tuhan Yesus tidak! Yesus mengeluh karena angkatan ini tidak mengenal siapa diriNya, yang jauh lebih besar daripada nabi Yunus dan raja Salomo. Bahkan, tidak ada yang lebih besar daripada Dia yang adalah Raja alam semesta raya, sang Pencipta langit dan bumi. Santo Theophilus dari Antiokhia berkata, “kalau timbul karat pada cermin, orang tidak bisa melihat gambaran wajah di dalamnya; Begitulah kalau ada dosa pada manusia, ia tidak dapat melihat Allah.” Santo Fransikus Asisi pernah semalam suntuk berlutut dan dalam doanya hanya sanggup berkata, “Siapakah aku dan siapakah Engkau.” Awal pertobatan adalah pengenalan diri kita sendiri. Kalau cermin di jiwa kita sedikit buram, kita paling tidak masih bisa berkaca, dan melihat borok-borok diri kita. Tetapi kalau cerminnya sudah penuh karat, bagaimana kita bisa melihat cahaya Tuhan Yesus yang memanggil kita untuk bertobat? Pengenalan diri dan pengenalan akan Allah tidaklah bisa dipisahkan. Dia Pencipta – kita diciptakan dalam gambaranNya. Dia yang lebih dahulu memberikan cintanya - kita yang menerima dan meneruskan cintaNya pada sesama. Dia tidak pernah berhenti mencintai bahkan saat kita menolak Dia dan berdosa – tetapi kita kadang dan sering gagal mencintai. Kita butuh kasih pengampunanNya – syukur padaNya yang maha Pengampun. Teman – teman, mari kita bercermin diri, melihat jiwa kita kembali setelah seminggu masuk dalam masa Prapaskah ini. Mari kita mohon Tuhan Yesus untuk menyinari jiwa kita. Biarlah sinar kasih pengampunanNya yang lembut nan dahsyat menembus cermin jiwa kita yang berkarat. Biarlah sinar ini menerangi jiwa kita sehingga kita bisa mengenal siapa diri kita dan siapa Dia yang rindu untuk mengampuni kita. Marilah kita mulai dengan berdoa bersama Santo Fransikus Asisi. “Siapakah Aku, dan siapakah Engkau?” Rm David Lemewu, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 18 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Perputaran Roda PF S. Fransiska dari Roma, Biarawati T.Est 3:10a.10c-12.17-19, Mat 7:7-12 Kamis 9 Maret 2017 Mat 7 : 7a “ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu” Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Ayat ini biasanya saya pakai untuk meminta mengenai berkat kepada Tuhan, dimana terkadang pekerjaan saya sepi sekali sehingga saya merasa bahwa rejeki kok seret sekali, sedang kalo lihat “rumput tetangga” kok enak sekali, bisnisnya jalan terus lancar, lempeng. Padahal katanya hidup ini seperti roda yang berputar kadang ada diatas kadang ada dibawah, tapi ya, mungkin saya yang kurang bersyukur selalu melihat tetangga, dan merasa kok rejeki tetangga tersebut kok kenceng aja, padahal sejak saya masih kuliah sampe sekarang saya sudah usaha sendiri, berkeluarga ada anak, kok lancar sekali (bukan doakan yang jelek ya). Tetapi setelah saya bertemu sama seseorang dan sharing sama dia mengenai kehidupan ini, beliau menjelaskan bahwa hidup memang seperti roda, tapi roda roda tersebut jangan disama ratakan, ada orang yang menggunakan takaran roda sepeda anak anak mungkin jadi susahnya bentar banget trus mulai naik, tapi harus hati hati itu, kalo ‘kendaraan’nya ga diganti ke yang lebih besar maka akan cepet turunnya. Ada yang rodanya rodanya trus pengangkut di tambang yang gede sekali, yang rasanya hidup itu susah terus, tetapi jangan salah, jika berkat sudah diwaktunya dia, bisa tahan lama tuh berkat, ga turun turun. Masuk akal juga ya perumpamaan ini, jadi kita yang masih merasa susah dan melihat orang lain kok enak terus, teruslah berusaha, kita tidak tau takaran roda apa yang dipakaikan ke kita, dan jangan lupa bersyukur karena dengan bersyukur roda kehidupan akan semakin naik keatas. Minta aja, pasti Tuhan akan memberi. Pasti itu, hanya waktunya yang kita harus benar benar siap, apakah kita siap mengelola berkat yang melimpah? Berdoa agar Tuhan menjaga dan menyiapkan kita. Tuhan memberkati Prast Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Jumat 10 Maret 2017 Sebab pada Tuhan ada kasih setia Mat. 5 :24 Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu Yehezkiel 18:21-28; Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7.8; Mat 5:20-26 Saudaraku sekalian yang dikasihi oleh Allah, Injil serta bacaan hari ini menegaskan kepada kita bahwa mengasihi sesama, mengampuni sesama dan berdamai dengan sesama jauh lebih utama dari sekedar menjalani hidup keagamaan kita. Dalam bacaan pertama juga sudah dijelaskan bahwa Tuhan tidak akan mengingat dosa dan kesalahan kita, ketika kita bertobat dan berpegangan pada ketetapanNya, serta melakukan keadilan dan kebenaran yang diajarkan oleh Allah kepada kita. Sebaliknya Allah akan murka kepada orang benar yang melakukan kejahatan. Kita sebagai umat yang dikasihi oleh Allah tidak terlepas dari dosa dan kesalahan,karna kelemahan kita sebagai manusia, mari kita tingkatkan hubungan/relasi kita dengan Allah sehingga kita selalu dalam jalan-Nya dan senantiasa dalam Naungan-Nya. Karna pertobatan membawa kita kepada hidup kekal sebaliknya ketika kita melakukan hal keji kita akan memperoleh kematian dan hukuman atas perbuatan kita. Saudaraku sekalian jangan pernah biarkan kita diperbudak oleh dosa karna kita memiliki kuasa untuk menang atas dosa didalam nama Yesus Kristus. Semoga kita mengutamakan hidup yang tulus dan benar didalam Allah dengan mengasihi sesama manusia dan berpegangan pada pengajaran Yesus Kristus Tuhan dan Allah yang kita agungkan kini dan sepanjang masa. Doa : Allah Bapa yang kami puji kini dan sepanjang masa, datang dan hadirlah selalu dalam hati dan pikiran kami agar kami selalu melakukan kehendak-Mu. Mengasihi sesama dan mengutama kepentingan orang lain agar nama-Mu dipuji kini dan sepanjang masa. Amin Selamat menjalani masa prapaska saudaraku sekalian. Rossa Olla DT Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 20 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Kasihilah Musuhmu Ul 26:16-19, Mat 5:43-48 Sabtu 11 Maret 2017 Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. Dalam Injil yang kita dengar hari ini Yesus menegaskan “Hendaklah kita sempurna, seperti Bapa kita yang di surga sempurna adanya”. Marilah kita mulai hari demi hari dalam hidup ini, terutama dalam masa Prapaska ini, memilah-milah lagi perilaku hidup kita. Kalau kita mau sempurna seperti Bapa, kita harus banyak berbuat kasih dalam kehidupan kita, menjaga tutur kata dan cara bicara kita dengan kasih, melandasi berbagai perbuatan baik kita dengan kasih, hingga pada akhirnya, kasihlah yang menang dan merajai kehidupan kita bersama dengan sesama dan Tuhan. Tuhan Yesus menghendaki kita memiliki hidup yang berbeda dari dunia, untuk itulah kita dipanggil supaya hidup kita menjadi berkat, salah satunya adalah mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka. Selalu bawa semua pergumulan dan permasalahan kita didalam doa sebab bila kita percaya dan senantiasa berdoa artinya masih ada harapan untuk segala sesuatu. Tuhan hanya sejauh doa dan doa dapat mengubah segala sesuatu. Tuhan Yesus datang didunia dengan membawa Pesan Kasih untuk kita semua. agar semua orang berdosa dibersikan dan diselamatkan, Jangan pernah merasa tidak pantas dihadapannya sebab Dia tidak melihat rupa dan dosa tapi Dia melihat hati kita, Dia selalu membuka tangannya untuk kita datang kepadanya. Mari Kita Belajar untuk berbuat Kasih seperti yang sudah Tuhan Yesus ajarkan kepada kita. Salam Penuh Kasih Maurits Mau gabung Kegiatan DOJCC ? HP: 0878 6180 5088 Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Minggu 12 Maret 2017 Transfigurasi Mat.5:17 Dan tiba-tiba sedang ia (Petrus) berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia Mama saya unik. Waktu cucu pertamanya lahir dia senang sekali. Setiap saat kalau saya pulang ke rumah sekedar berkunjung, dia akan berceritera ini itu soal perkembangan cucu kesayangannya ini. Suatu hari Mama saya cemas karena cucunya belum bisa jalan. Dia coba segala upaya supaya cucunya ini bisa berjalan; dan ketika cucunya bukan hanya sudah bisa berjalan tapi bisa memanjat perabotan di rumah, dia kembali cemas dan kuatir, karena cucunya terlalu nakal. Sekarang untuk merayu supaya cucunya jangan terlalu nakal lagi, dia pakai coklat, kue atau permen. Caranya dia tunjukkan dulu ke sang cucu dengan perjanjian kalau dia tidak nakal lagi baru coklat atau permennya diberikan kemudian. Mama lalu menunjukkan coklat, kue atau permen itu kemudian disimpan dalam lemari pendingin. Agaknya trick baru Mama ini bisa meredam kenakalan cucunya. Kej. 12:1-4a; 2 Tim. 1:8b-10; Mat. 17:1-9. Kisah transfigurasi atau kisah Yesus yang berubah rupa, mungkin bisa dipahami seperti cara Mama saya meperlakukan cucunya supaya tidak nakal lagi. Lewat kisah transfigurasi, Yesus menunjukkan sedikit dari kemuliaan-Nya mungkin untuk membujuk murid-murid terdekatNya, tentu bukan untuk tidak nakal lagi, melainkan untuk percaya dan tidak ragu-ragu lagi dalam mendengarkan Dia (bdk. Mat. 17:5). Apa yang perlu didengarkan? Dalam konteks Injil Matius hari ini adalah tentang siapa itu Yesus sebenarnya. Tentang jalan hidup Yesus sendiri yang akan sedikit mirip dengan Elia yang sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia dan memperlakukannya seturut kehendak mereka dan seperti Elia yang menderita maka Anak Manusia akan menderita oleh mereka (Mat. 17:12). Keponakan saya masih kecil dan tidak mengerti maksud Mama saya menyimpan kue, coklat atau permen itu; yang ia tahu kalau tidak memanjat perabotan rumah lagi maka kue, coklat dan permen itu menjadi miliknya. Dia belum mengerti bahaya memanjat perabotan di rumah. Bagaimana dengan ketiga murid Yesus? Apakah mereka mengerti tentang maksud kisah Yesus yang berubah rupa ini? Apakah kita pun akhirnya paham maksud Yesus yang berubah rupa hari ini? Tentunya kita tidak akan punya pengalaman yang sama dengan ketiga murid istimewa tersebut. Namun demikian kita senantiasa melihat Yesus dalam rupa Roti dan Anggur yang dipersembahkan dalam perayaan Ekaristi. Dia diambil, dipersembahkan, dipecahkan dan dibagikan. Itulah Ekaristi. Itulah hidup setiap pengikut Kristus, yang selalu dalam perputaran diambil (dipilih), dipersembahkan (dikhususkan bagi Allah), dipecahkan (berkorban) dan dibagikan (diutus). Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 22 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Semurah Hati seperti Bapa Dan 9:4b-10; Luk 6:36-38 Senin 13 Maret 2017 Luk 6:36 “Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati” Sahabat Fresh Juice terkasih, pernahkah dalam hidup kita, kita mencoba menghitung seperti apakah kemurahan hati yang Bapa kita berikan di dalam hidup kita? Apakah kita sadar sebagaimana diri kita terbentuk saat ini tidak pernah lepas dari kemurahan hati yang kita alami dalam hidup kita? Jika Bapa kita saja bisa begitu murah hati di dalam kehidupan kita, mengapa kita tidak sanggup juga menjadi murah hati seperti Dia? Ketika saya melihat ke belakang, ada saat-saat terbahagia bukan saat kita mendapat apa yang kita cari dan inginkan, tetapi saat kita merasa hidup kita begitu berarti ketika kita memberi kepada orang lain. Belajar bermurah hati, menurut pandangan saya, bukanlah suatu hal yang harus diukur dengan materi. Tetapi memberikan perhatian dan berbagai tindakan sederhana yang menyentuh pribadi lain, merupakan tanda kemurahan hati yang paling sederhana dan mudah dilakukan dalam keseharian kita. Bukankah di dunia yang penuh dengan berbagai kesibukan dan rutinitas, memberikan waktu dan perhatian bagi orang di sekitar kita menjadi hal yang sulit untuk kita lakukan? Memasuki masa Prapaskah juga, kita diajak untuk semakin menyadari segala kekurangan dan kelalaian kita yang telah menyakiti hati orang lain. Setelah kita mengakui kesalahan kita baik pada saat pengakuan dosa maupun kepada orang tersebut, kita pun di ajak untuk segera memperbaharui hidup kita. Begitu pula jika ada orang yang telah menyakiti kita, kita pun di ajak untuk bermurah hati memberikan pengampunan sama seperti ketika kita meminta kemurahan hati Bapa untuk mengampuni segala dosa dan kelalaian kita. Sudahkah kita bermurah hati memberikan pengampunan kepada orang yang menyakiti kita, sama seperti Bapa kita yang tidak pernah berhenti bermurah hati memberikan kita kesempatan kedua setiap kali kita berbuat dosa? Semoga kiranya kita pun bisa menjadi semurah hati seperti Bapa kita disurga. Amin Ratih Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Leadership Selasa 14 Maret 2017 Mat 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Yes 1:10.16-20; Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; Mat 23:1-12. Berjalan bersamaNya, membuat saya mengenalNya melalui berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan saya. Tuhan adalah konsep awal yang saya terima. Dan ketika saya masuk dalam pembaharuan karismatik katolik, saya mengenalnya sebagai pribadi. Sebagai Bapa, sebagai Sahabat. Tetapi ternyata dalam proses kehidupan selanjutnya, saya diajak mengenalNya dengan lebih dalam. Siapa DIA, bagaimana KuasaNya. Sebagai warga negara Indonesia, kita dibesarkan dalam sebuah sistem pemerintahan demokrasi. Dan dalam kenyataannya, tdak ada sebuah sistem pemerintahan yang sempurna. Setiap sistem pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagi yang terbiasa dengan sistem demokrasi, pastilah memiliki belief bahwa sistem nya lah yang paling tepat.. Dan saat ini saya tidak berniat memperdebatkan hal itu. Mengapa saya membicarakan soal sistem pemerintahan? Karena ternyata, seringkali pembiasaan dalam hidup sehari-hari itu membuat kita gagal memahami dengan sungguh tentang “Kerajaan Allah”. Dalam lagu pujian, ataupun doa-doa, bibir kita sering berucap, Engkaulah Raja yang Mulia dan Berkuasa, atau Engkau memerintah selamanya, dan sebagainya. Tetapi karena ketiadaan database kita tentang sistem Kerajaan, membuat doa atau pujian itu tidak mengubahkan hidup kita. Kerajaan sangatlah berbeda dengan demokrasi. Saat Sang Raja bertitah, maka itulah yang harus terjadi. Kita adalah warga Kerajaan Allah. Dan sudah seharusnya, sebagai warga kerajaanNya, kita harus mengetahui siapa Raja kita dan apa yang IA perintahkan dalam hidup kita. Saya tidak akan menuliskan lebih jauh lagi tentang hal ini, tetapi saya mengajak Anda yang membaca, untuk mulai melihat dalam diri Anda : - Perintah siapakah yang anda laksanakan dalam hidup ini? - Ketika anda IA percayakan sebagai seorang pemimpin, pemikiranmu atau pemikiranNya kah yang terjadi? - Ketika IA hendak mempercayakan tongkat kepemimpinan padamu, taat kah kamu pada KehendakNya? - Apakah perasaan rendah diri atau tidak mampu menguasaimu, dan membuatmu lupa siapa yang akan memampukanmu? - Pernahkah anda mencari “Mega Project” apa yang IA titipkan dalam hidup? Success Without Successor Is Failure God Bless You Leaders ~Siska Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 24 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Siapakah pelayan Tuhan ? Yer 18:18-20; Mat 20:17-28 Rabu 15 Maret 2017 Matius 20:28 ‘sama seperti anak manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Apakah sama melayani sesama kita berarti sudah melayani Tuhan? Saya dibesarkan dalam lingkungan Katolik, tetapi hanya sebatas status saja. Terlebih lagi ayah saya bukan seorang Katolik, sehingga kami bersaudara tidak terlalu diajarkan tentang bagaimana beragama Katolik. Akan tetapi saya bersyukur sampai sekarang mempunyai sosok ayah yang mempunyai caranya tersendiri untuk mengajarkan tentang agama kepada saya. Dia tidak mengajarkan apa itu Yesus, apa itu injil, dan bagaimana cara berdoa. Yang dia tahu hanya setiap hari minggu semua anak-anaknya harus pergi ke gereja, tanpa mengerti apa yang anak-anaknya lakukan dan dapatkan di gereja. Mungkin hal kecil itu adalah awal permulaan saya mengenal Tuhan sampai sekarang. Mengenai renungan hari ini tentang melayani dan dilayani, saya tertarik akan kata melayani, saya sempat berpikir bila kita sudah melayani sesama kita, apakah secara tidak langsung kita sudah melayani Tuhan kita? Dari sharing saya kali ini, saya tidak mengatakan bahwa cara dari ayah saya benar atau tidak, yang saya ingin sampaikan bahwa cara Tuhan selalu berbeda untuk menunjuk siapa orang yang ingin dijadikan pelayan-Nya. Bagi saya, ayah saya sudah menjadi pelayan Tuhan secara tidak langsung, meskipun dulu dia tidak mengenal Yesus, dan tidak mengetahui apa saja berkat yang akan diterima di surga nanti jika menjadi pelayan Tuhan. Yang saya tahu hanya sesosok ayah yang sudah mempersembahkan anak-anaknya sebagai pelayan Tuhan, dan mendorong anak-anaknya untuk tetap setia kepada Tuhan sampai dengan sekarang. Tuhan Yesus datang ke dunia untuk melayani, bukan semata-mata untuk menunjukan sikap pelayanan-Nya kepada Allah Bapa. Tetapi Dia datang untuk memberikan diri-Nya bagi keselamatan kita semua. Christ.A Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Mengandalkan Tuhan Kamis 16 Maret 2017 Yer 17:7-8 Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam ditepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik..” Yer 17:5-10 ; Luk 16:19-31 Membaca ayat ini mengingatkan saya ketika memulai menetap di bali dan memulai usaha benar-benar dari nol. Satu hal yang boleh saya katakan dengan penuh keyakinan : Kami (saya dan keluarga kecil saya) diberkati Tuhan. Diberkati bagi saya bukan berarti saya saat ini sudah sukses & kaya raya, belum (hehehe). Juga bukan berarti: tidak punya masalah, tidak bekerja tetapi selalu banyak uang, atau semua keinginan saya terwujud. Diberkati artinya dicukupkan / tidak pernah kekurangan, dimampukan untuk melewati setiap masalah dalam hidup ini sesulit apapun keadaannya, dan masih boleh mempunyai pengharapan bahwa suatu hari impian saya, yang Tuhan berkenan atasnya, akan terwujud. Diberkati berarti ADA PENYERTAAN TUHAN dalam setiap langkah kita. Bukan saya menyombongkan diri karena kami diberkati, tetapi kalau mengingat segala kebaikan Tuhan yang telah kami alami, saya sangat bersyukur. Itu bukan karena saya layak dan pantas...bukan...tetapi karena Tuhan saya baik... sangat baik. Begitu besar kasih karunia Tuhan bagi anak-anakNya. Bahkan disaat “keadaan” tidak bisa diharapkan, dan sering yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa & curhat pada Tuhan, ada saja cara Tuhan meluputkan saya dan mengeluarkan saya dari situasi tersebut. Setelah melewatinya saya sering heran & takjub, ternyata saya mampu melewatinya dan boleh melihat banyak kebaikan Tuhan yang saya terima. Itu semua karena Nya. Saya percaya bukan hanya keluarga kecil saya saja yang diberkati tetapi KITA SEMUA sebagai anak-anakNya diberkati. Berkat itu akan tercurah pada kita jika kita MENGANDALKAN TUHAN dan mau menaruh harapan kita pada Tuhan. Jesus Bless Us Lia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 26 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Kebun Anggur Tuhan P.F. S.Patrick Uskup Kej 37:3-4, 12-13a, 17b-28; Mat 21:33-43, 45,46 . Jumat 17 Maret 2017 Mat 21:33:”…Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya.....Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.” Membaca ayat di atas, adalah hal yang umum bagi pemilik kebun anggur untuk melindungi kebun anggurnya dari serangan binatang liar dengan mendirikan tembok batu dan pagar duri. Juga akan didirikan menara jaga untuk mengintai dan menjaga agar kebun anggurnya aman . Namum semuanya itu belum cukup karena untuk dapat menghasilkan buah yang limpah diperlukan penggarap-penggarap yang setia dan tekun melaksanakan tugasnya , seperti mencangkul agar tanah menjadi gembur, mencabut tanaman liar dan membuang ranting-ranting mati. Semuanya ini harus dijalankan secara konsisten, sehingga pada saatnya, kebun anggur akan menghasilkan buah yang limpah. Panenan anggur ini kemudian diletakkan di tempat pemeras anggur, diinjak-injak, sehingga sarinya keluar dan mengalir ketempat penampungan untuk kemudian ditempatkan ditempat penyimpanan anggur sehingga dapat menghasilkan anggur yang berkualitas. Kebun Anggur kita sekarang adalah Gereja Katolik yang telah diperlengkapi dengan kebenaran Doktrin dan juga Sakramen, seperti tembok yang dipasang mengelilingi kebun anggur untuk melindungi umat Allah. Kristus juga telah mendirikan menara jaga, yaitu Magisterium Gereja, sehingga tidak ada yang tersesat, karena telah mengetahui kebenaran secara pasti. Bapak Paus, Uskup dan para Imam adalah para penggarap kebun anggur yang bijaksana, yang senantiasa meniru teladan Kristus. Sebagai umat beriman yang telah dibaptis, maka kitapun juga dipanggil untuk menjadi pekerja kebun anggur dalam kapasitas kita masing-masing. Sebagian dari kita harus mencangkul tanah supaya menjadi gembur yaitu dengan mengambil bagian dalam kegiatan rohani seperti pertemuan doa dan kegiatan lainnya, sebagian merantingi dan mencabut tanaman liar , yaitu dengan menghilangkan hal-hal yang dapat menghambat pertumbuhan komunitas, sebagian membuat anggur, sampai pada akhirnya dihasilkan kualitas anggur yang baik, manis dan harum semerbak , yaitu umat yang dengan tulus dan sepenuh hati berkarya hanya demi kemuliaan Allah. Apakah kita sudah dengan sungguh melaksanakan tugas kita masing-masing. Ayo, mari bekerja bersama menggarap kebun anggur Tuhan! Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Sabtu 18 Maret 2017 Menjadi Pribadi yang Membawa Rahmat Luk.15:31; “... Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.” St. Sirilus dari Jerusalem, Uskup dan Pujangga Gereja Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk. 15:1-3,11-32 Pembaca Fresh Juice yang dikasihi Allah, Datang kepada Yesus sebagai seorang berdosa, sering kali diawali dengan suatu kecemasan, akankah Yesus menerimaku. Contohnya ketika kita akan pergi mengakukan dosa kita, ada suatu kerinduan yang dalam untuk menjadi kudus namun sekaligus ada ketakutan akan sebuah kenyataan bahwa kita adalah ‘orang hukuman’. Ingatlah bagaimana Adam dan Hawa yang ketakutan mendengar suara Tuhan ketika mereka menyadari bahwa mereka telanjang oleh sebab berbuat dosa. Namun perjumpaan dengan Sang Guru ternyata membawa lebih dari sebuah pertobatan, dengan kepribadiannya yang menakjubkan Yesus menarik setiap pendosa untuk bermetanoia, meninggalkan secara total hidup yang lama. Demikian juga ketika kita keluar dari bilik pengakuan setelah dengan tuntas mengakukan dosa kita tanpa ada yang ditutupi. Ada kelegaan yang tak dapat dilukiskan, kesukaan sebagai seorang ‘tahanan’ yang dilepaskan dari ‘penjara’ Hidup yang dulu kelam diubahkan dan menjadi cahaya yang memberi kekaguman pada sekelilingnya. Hal ini tentunya justru membawa Yesus kepada kecintaan yang lebih dalam kepada para pendosa yang bertobat. Dilain pihak membawa dendam dan iri hati bagi orang-orang sombong seperti orang-orang Farisi. Adakah kita bersukacita akan pertobatan Saudara kita dan mengusahakan sebuah atmosphere sehingga dia semakin dekat dengan Allah? Adakah kita menjadi penghalang Saudara kita untuk maju menjadi murid Kristus yang lebih dikasihi? Sadarilah bahwa Kristus mencintai kita tanpa membedakan, asal ada pertobatan yang sempurna maka Pintu Kerahiman selalu dibukakan. Tina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 28 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Air Kehidupan Kel. 17:3-7; Rom. 5:1-3, 5-8; Yoh. 4:5-42 Minggu 19 Maret 2017 Yoh 4:39-40, Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat”. Saya begitu senang dan takjub dengan permainan sulap atau “magic trick” yang dilakukan oleh orang-orang yang terlatih seperti Dynamo dan David Blaine. Contohnya seperti menebak kartu yang kita pilih walaupun tukang sulap tidak melihatnya, hal-hal yang sepertinya mustahil dan lain sebagainya. Ada reaksi takjub, wow, kok bisa ya…, dan lain sebagainya. Pertemuan antara perempuan Samaria dan Yesus bukanlah permainan sulap atau trick. Yesus tahu hidup dan latar belakang perempuan Samaria tersebut. Yesus menyingkapkan siapa perempuan itu sebenarnya yang sangat mustahil dan di luar dugaan sang perempuan Samaria. Setelah melalui dialog personal, perempuan Samaria itu begitu takjub dengan Yesus dan dia mengalami yang namanya pencerahan yang akhirnya membawa dirinya kepada pertobatan. Selanjutnya tidak berhenti di sana. Pengalaman kasih, takjub, yang membawanya kepada pertobatan, mendorong perempuan Samaria itu untuk bersaksi di kota Samaria yang notabene non Yahudi tentang Yesus dan akhirnya Yesus pun memutuskan untuk tinggal di sana selama dua hari. Orang-Orang Samaria ingin sekali mengalami kasih “air kehidupan” seperti yang dialami oleh perempuan Samaria tersebut. Selanjutnya untuk renungan kita sangatlah sederhana. Kita yang pernah mengalami, katakanlah, keajaiban atau mukjizat dalam hidup tidak cukup hanya takjub dan menjadi konsumsi kita sendiri. Kita diajak untuk bersaksi dan dengan kesaksian kita, diharapkan bahwa orang yang mendengarnya mau mengalami Kasih Yesus juga dan mau mengajak Yesus untuk “tinggal” di hati kita, di rumah kita dan di tempat kita. Selanjutnya biarlah menjadi tugas dari Roh Kudus untuk membimbing orang tersebut. Mari kita menjadi saksi Kristus dengan membagikan “air Kehidupan” kepada orang lain terutama kepada mereka yang haus akan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Amin Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Tetap berharap dan percaya akan kuasaNya Senin 20 Maret 2017 Mat 1 : 24a “Sesudah bangun dari tidurnya Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.” Hari Raya St Yusuf, Suami S.P. Maria 2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Rom 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24a Hari ini kita merayakan Hari Raya St. Yusuf suami Santa Perawan Maria. Hari ini pula kita diajak untuk melihat kedalaman iman kita. Seperti apa yang telah dilakukan oleh St. Yusuf dan juga Bapa Abraham meskipun menurut ukuran pikiran manusia adalah sesuatu yang mustahil namun mereka toh tetap berharap dan percaya. Saya mempunyai seorang teman yang saat ini anaknya sedang mengalami sakit kanker. Pada saat awal-awal mengetahui bahwa penyakit yang diderita anaknya kanker ada perasaan tidak percaya dan merasa Tuhan tidak adil. Kenapa harus anaknya yang sangat dikasihi yang harus menderita. Namun dengan berjalannya waktu dan keadaan semakin membaik, maka muncul kembali iman kepercayaan terhadap penyelenggaraan Tuhan. Namun beberapa waktu lalu kembali sel-sel kanker tersebut aktif dan menyerang kembali sehingga membuat kondisi anaknya semakin melemah. Dalam keadaan ini kebimbangan akan rencana dan janji Tuhan kembali menyerang. Lalu bagaimanakah sikap kita apabila keadaan itu adalah kenyataan yang harus kita hadapi sendiri? Mampukah kita tetap seperti Bapa Abraham yang tetap percaya akan janji-janji Tuhan sekalipun tidak ada dasar untuk berharap toh tetap berharap dan percaya. Dan juga St. Yusuf yang percaya saja dengan perintah malaikat untuk mengambil Maria sebagai istrinya meskipun telah mengandung. Jadi mari kita merenung dan melihat kembali dalam kehidupan kita. Segala sesuatu yang terjadi dan tidak sesuai dengan harapan kita. Berusahalah untuk meyakini bahwa sekalipun tampaknya gelap namun ada janji Tuhan di balik semua yang kita hadapi. Amien. Litawati Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 30 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Mengampuni tanpa batas Dan 3:25.34-43, Mat 18:21-35 Mat 18:22 Selasa 21 Maret 2017 Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” Ada suatu malam iseng saya bertanya di group whatsapp kami, kira kira apa sih maknanya mengampuni tujuh kali bahkan tujuh puluh kali tujuh kali. Mulailah muncul sahutan sahutan lucu dari teman teman. Tapi yang saya ingat salah satu jawaban lucu, bahwa jaman dulu perkalian itu hal yang sulit. Bayangkan angka romawi ataupun angka kuno yang aneh aneh itu bentuknya, dikalikan dan hasilnya aujubillah banyak atau aujubillah membingungkan. Sehingga saking sulit dan rumit perkaliannya, hasilnya tidak diketahui bagaimana menuliskan jawabannya. Makanya Yesus berkata seperti itu waktu ditanya oleh om Petrus. Berapa banyak aku harus mengampuni ? nih itung saja sendiri kalau mau tau brapa banyak hahaha… letakan tangan di jidat anda dan tepok tepok sambil katakan : masuk akal…. Apa yang dikisahkan dalam matius 18:21-35, mencakup beberapa point, diantaranya Pertama, bahwa Allah itu adalah raja yang maha pengampun. Segala hutang hutang dosa kita dalam sekejap dihapus, saat kita mau memohon padaNya dengan sepenuh hati. Kedua, bahwa saat kita tidak mengampuni sesama yang bersalah pada kita, itu merupakan dosa. Sama seperti hamba yang jahat yang tidak mau menghapus hutang temannya, sehingga sang raja marah dan dia diserahkan ke algojo. Begitulah kita bila tidak mau mengampuni yang bersalah. Ketiga, kawan kawannya sangat sedih dan menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Saat kita menghadapi kesulitan hidup, kita butuh support dan doa dari teman teman yang mengetahui kesulitan kita.. disaat kita sudah lelah menghadapi persoalan hidup, disaat kita sudah tidak tau bagaimana lagi berdoa, atau disaat kita lupa berdoa memohon bantuan Tuhan, kita butuh orang lain yang berdoa bagi kita. Itulah gunanya kita memiliki komunitas yang bisa saling menguatkan satu sama lain. Saat kita terjatuh dan tidak bisa berkata kata, ada teman yang membantu berbicara bagi kita melalui doa.. saudara seiman kita (terima kasih teman -teman sekomunitasku). GBU Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Apakah kita harus melakukan semua hukum Taurat? Rabu 22 Maret 2017 Mat 5:19“Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.” Ul 4:1.5-9; Mat 5:17-19 Yesus berkata seperti ini karena sepertinya Dia melanggar hukum Taurat dengan menyembuhkan orang pada hari Sabat, atau makan tanpa mencuci tangan. Tetapi Tuhan Yesus tidak meniadakan hukum itu, melainkan memenuhinya sesuai dengan konteks dan nilainya. Apa hubungan antara hukum dan nilainya? Setiap hukum itu diadakan untuk menjaga sebuah nilai. Misalnya tidak boleh membunuh itu untuk menjaga nilai kehidupan manusia. Contoh lain seperti lampu dan rambu lalu lintas itu dibuat untuk menjaga ketertiban sehingga lalu lintas tidak macet. Semakin tinggi nilai yang dijaga, semakin penting hukum itu harus ditegakkan. Tetapi kadang ada konflik antara dua nilai. Misalnya ada ambulans yang perlu melanggar rambu lalu lintas supaya nyawa seseorang bisa diselamatkan. Inilah yang sering dihadapi oleh Tuhan Yesus. Inilah cara dia menggenapi hukum Taurat yang pada hakekatnya adalah untuk menjaga nilai cinta kasih antara sesama orang Yahudi dan dengan Tuhan Allah mereka. Selain nilai, konteks adalah aspek yang penting dalam hukum. Misalnya, seorang suami tidak boleh menikah dengan orang lain. Konteksnya adalah hubungan dengan istrinya. Tetapi jika istrinya meninggal, dia tidak ada konteks dimana dia harus memenuhi hukum tersebut. Hukum ini tidak berlaku lagi. Karena itu kita sebagai pengikut Kristus tidak lagi diminta untuk mematuhi semua hukum Taurat. Hukum Taurat diadakan dalam konteks bangsa Yahudi yang masuk dalam perjanjian Allah dengan Abraham, dan Musa. Tetapi kita tidak dibebankan oleh hukum Taurat karena kita tidak hidup di tempat dan di kultur orang Yahudi disana. Tetapi kita diminta untuk melakukan dan mengajarkan hukum cinta kasih yang juga menjadi dasar segala hukum Taurat. Sepuluh Perintah Allah adalah hukum cinta kasih universal yang masih berlaku untuk kita. Siapa yang melakukan dan mengajarkannya akan tinggal ditempat yang tinggi disurga. Mengapa? Karena semakin kita memupuk cinta kasih lewat perbuatan dan pengajaran kita, semakin kita tenggelam dalam samudra cinta kasih Kerajaan Surga. Rm David Lemewu, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 32 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com ”Berdiri dipihak siapa?” PF S. Turibius dari Mongrovejo, Uskup Yer 7:23-28, Luk 11:14-23 Kamis 23 Maret 2017 Luk 11 : 15 “ Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul” Pada suatu waktu saya pun mengikuti retreat yang diadakan oleh Gereja bukan Katolik, disana saya mendengarkan firman yang disampaikan, tetapi ada suatu keraguan dihati saya, dikarenakan mereka menganggap bahwa Gereja atau agama lain salah dalam berdoa atau menyembah. Dengan seenaknya mereka mengatakan bahwa berdoa melalui Bunda Maria adalah berdosa, bahkan saat ini terkadang mereka bicaranya bahwa kita berdoa dan menyembah kepada Bunda Maria. Kita tidak pernah menyembah kepada Bunda Maria, kita hanya menghormati karena Dia adalah Ibu Tuhan kita, jadi sah sah saja lah kita menghormatiNya. Kita menghormati Bunda Tuhan kita kok situ yang sewot malah bilang kita menyembah setan. Nah, ini yang salah! Seenaknya bilang kita menyembah setan, Kenapa mereka bisa menyebut Ibu dari Tuhan malah setan? Dimana anda berdiri? Anda berdiri di Yesus yang lahir dari Bunda Maria yang mendapat berita dari Malaikat Gabriel atau yesus yang lain? Kenapa Umat Katolik menggunakan salib yang ada Corpus (tubuh Yesus) dan tulisan INRI? Karena untuk membedakan bahwa Yesus adalah Tuhan kita. Kita tidak menggunakan salib para penjahat, karena saat itu penjahat juga disalib dan disalibnya tidak ada tulisan INRI. Jadi melalui renungan ini, tentukan Yesus siapa yang anda sembah? Apakah Yesus anak Bunda Maria yang mendapat kabar gembira dari Malaikat Gabriel, yang membuat Yohanes bersorak kegirangan dalam kandungan dan menggunakan salib dengan tulisan INRI dan corpus? Tuhan memberkati Prast Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Jumat 24 Maret 2017 Tentang kasih yang sebenarnya Markus 12:33 :”Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama daripada semua Hos 14:2-10; Mrk 12:28b - 34 Hari ini , saat saya menulis renungan ini, saya ingat kejadian tadi pagi. Pada saat saya membuka berita dari HP, kemudian mampir di wall saya, share link dari seorang teman tentang foto yang menunjukkan seseorang yang menginjak sebuah kitab suci. Berita tersebut ditanggapi bermacam-macam oleh saudarasaudara kita. Ada yang marah, ada yang tetap tenang dan ada yang malah mendoakan orang tersebut. Padahal siapa sebenarnya orang itu, kita sama sekali tidak mengenal. Kita hanya otomatis re share dan kita lupa bahwa pandangan orang dengan berita dan gambar seperti itu akan beraneka ragam. Dengan kita ikut men share kan link tersebut, itu ada kemungkinan kita turut andil dalam membuat kemarahan seseorang, menjadikan orang kehilangan rasa kasih. Bukan hendak ikutan berpolitik kalau kita lihat akhir-akhir ini banyak kejadian, berita- berita dan tindakan di Jakarta sana yang sepertinya kita kehilangan kasih. Saling membalas, saling menghujat. Dan tidak ada kasih di sana. Saya ingat juga sharing iman di satu media tulisan, tentang di temukannya kertas sobekan alkitab yang dipergunakan untuk membungkus tempe. Reaksi orangpun bermacam-macam, tapi yang saya ingat ada satu reaksi seseorang : wah, syukurlah, ternyata kertas sobekan alkitab bisa juga berguna untuk orang yang sedang membutuhkan kertas. Saya dulu saat baca reaksi ini cukup membuat termenung sejenak. Apakah ini yang namanya : mengasihi Tuhan. Kenapa kita tidak melakukan pembelaan terhadap Tuhan Allah kita? Ingat.., kasih itu luas sekali. Dan cara kita bertindak dan bereaksi dengan tindakan kasih itu luas dan beraneka ragam. Sama seperti kasih Tuhan kepada kita yang saking kasihNya, merelakan AnakNya untuk wafat di salib bagi kita. Kenapa Tuhan tidak membiarkan Yesus tetap hidup bersama kita, berada di samping kita supaya selalu menemani dan membela kita saat kita perlukan. Mengapa lebih memilih mengambil Yesus dari kita lewat wafat walaupun bangkit kembali? Kasih itu luas, kasih itu tak terbatas bahkan oleh nalar pikiran kita. Alin Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 34 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Pertolongan Allah Melalui Sesama. Hari Raya Kabar Sukacita Yes 7:10-14;8:10 ; Ibr 10:4-10 ; Luk 1:26-38 Sabtu 25 Maret 2017 Luk 1:37” Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Merenungkan ketidakmustahilan yang Allah lakukan, saya teringat saat saya duduk dibangku kelas 3SD. Saat itu kami mendapat tugas untuk membuat jam matahari, setelah mendapatkan penjelasan tentang bagaimana membuatnya, ibu guru menjadikan itu sebagai pekerjaan rumah, diberikan waktu 1 minggu. Saya menceritakan itu ke papa, dan bertanya apakah papa bisa membantu menyelesaikannya. Papa hanya menjawab, ya nanti kita coba. Singkat cerita, dihari minggu, begitu kembali dari gereja, jam matahari sudah berdiri tegak depan pintu kamar saya. Bahagia sekali, terima kasih papa! Saat itu yang saya pikirkan bahwa PR saya beres namun hari ini, saya menjadi berpikir betapa Mahakuasanya Allah kita. Saya merefleksikan kejadian dan pengalaman hidup saya bersama papa, semua yang papa lakukan sebagai berkat Allah yang Mahakuasa. Dia menganugerahkan saya orang-orang disekeliling saya, yang dalam hal ini papa, untuk menolong dalam tiap kesulitan yang saya alami. Terkadang kita suka berpikir bahwa Allah hanya diam melihat setiap kesulitan kita, namun kita lupa bahwa ada orang-orang disekitar kita yang sudah disediakanNya untuk menolong supaya bisa keluar dari pergumulan kita. Jalan keluar dari setiap masalah kita tidak hanya selalu kita temukan dalam diri kita, namun juga melalui orang-orang yang Tuhan utus. Yuk teman-teman, kita menjadi lebih peka dengan setiap hal-hal kecil dalam hidup kita yang sengaja ataupun tidak sengaja Tuhan taruh untuk membantu kita. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil, maka senantiasa percaya dan berharap padaNya. Tuhan memberkati Desy Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Minggu 26 Maret 2017 Pekerjaan Allah harus dinyatakan Yoh. 9:2-3 Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta? Jawab Yesus: Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia 1 Sam. 16:1b.6-7.10; Ef. 5:8-14; Yoh. 9:1-41. Kita pernah mendengar istilah karma. Saya sendiri tidak tahu mendalam secara penuh ajaran tentang karma ini; tetapi kira-kira mungkin artinya adalah apa yang kita lakukan kepada orang akan kembali kepada kita sendiri atau what goes around comes around. Dalam Kisah Injil hari ini murid-murid Yesus mencoba mencari tahu sebab kesalahan dari orang yang lahir buta. Mereka langsung bilang pasti ini karena dosa orangtuanya sampai orang ini dilahirkan buta. Seharusnya semua diciptakan baik adanya, karena Tuhan itu Mahabaik, jadi segala yang tidak baik, termasuk kebutaan dalam Injil Yohanes hari ini pasti akibat kesalahan manusia, bukan Tuhan. Seringkali dalam hidup sehari-hari kita pun berlaku seperti para murid itu. Ketika menghadapi tantangan hidup yang rumit dan tak terduga, seperti bisnis kita yang tiba-tiba bangkrut atau pasangan kita yang selingkuh, kecelakaan yang menyebabkan cacat, sakit yang tiba-tiba dan berujung pada kematian, atau kesialan lainnya, kita kemudian cepat melihat kilas balik sejarah hidup kita sendiri dan keluarga. Bahkan ada yang melihat jauh ke belakang sampai tiga sampai empat generasi sebelumnya untuk mencari kesalahan yang pernah dibuat para leluhur dan kemudian mohon ampun dari Tuhan atas nama mereka atau minta Tuhan mematahkan akibat dosa tersebut untuk keturunan selanjutnya, dengan maksud supaya nasibnya berubah lebih baik. Dalam Injil Yohanes hari ini, Yesus dikisahkan bisa membawa perubahan yang tak terduga pada diri orang buta sejak lahir itu. Yesus memelekkan mata orang buta ini. Ia mendatangkan berkat tak terduga kepada si buta tanpa diminta dengan maksud agar pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia (Yoh. 9:3). Yesus tidak menyembuhkan orang buta itu tanpa tujuan apa pun. Dia menyembuhkan orang buta itu untuk kemudian menjadi saksi akan pekerjaan mulia Allah di hadapan orang-orang Farisi (bdk. Yoh. 9:24-34). Pesan moral dari ceritera ini adalah jangan terburu-buru meratapi nasib dan kemudian mencari kambing hitam atas nasib sial atau kesulitan yang kita terima, tetapi siapa tahu Tuhan sedang akan membuktikan kebesaran kasihNya melalui penderitaan kita yang berat dan tak terduga itu. Memang berteori dan menulis renungan itu gampang, coba kalau kesialan atau kesulitan itu dialami, pasti rasanya mau lari atau mau mati saja. Hari ini kita diingatkan kembali bahwa pengikut Kristus itu bukan kumpulan orang-orang penakut, tetapi kumpulan orang-orang yang diselamatkan dan dikasihi Tuhan. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 36 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Engkau selalu di hormati dan berharga di hati-NYA Senin 27 Maret 2017 Yes 65:17-21; Yoh 4:43-54 Yoh 4:44 Sebab Yesus sendiri telah bersaksi bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri Bacaan ini dalam versi lain dituliskan bahwa Yesus ditolak. Yesus yang adalah Tuhan, Raja, menerima keadaan bahwa Ia ditolak dan meninggalkan negerinya. Sikap hati yang lepas bebas dari “citra diri”. Damai dan ikhlas, terlepas dari apakah orang menghormati atau menolakNya. Bahkan ketika Petrus menyangkalNya, ini penolakan, kok bisa Yesus tidak berubah dalam kasihNya kepada Petrus? Kalau kita, apabila kita memiliki posisi dan pangkat, manakala kita tidak dihormati, apalagi ditolak, pasti kita cenderung “stand up” dan melakukan upaya membela diri, memulihkan nama baik, bahkan bila perlu menjatuhkan orang-orang yang tidak hormat. Minimal sebagai “orang biasa”; kita terluka manakala kita ditolak, dan biasanya relasi dengan orang yang menolak kita jadi kurang baik. Apa yang kira-kira menjadi kekuatan Yesus? Yesus tahu persis panggilan hidupNya. Dan Yesus punya cinta yang tanpa syarat di hatiNya. Yang hanya memberi tanpa mengharap diterima. Yang memanggil dan menanti kita bertobat tanpa memaksakan. Yang mengampuni tanpa batas. Penerimaan menjadi kebutuhan kita semua. Dan Yesuspun sebenarnya membutuhkan penerimaan, namun Yesus mencari penerimaan itu bukan dalam diri manusia, tapi pada Allah. Itulah mengapa penolakan apapun oleh manusia dan dunia tidak menjadi masalah bagi Yesus. Tidak mengurangi kasihNya. Tidak mengikis sukacitaNya. Tidak mencuri damaiNya. Yesus juga memiliki kerendahan hati, Dia yang Maha Tinggi dan Mulia bisa menerima tidak dihormati. Jadi kalau dalam kehidupan, kita mengalami penolakan, sales tidak goal, lamar kerja ditolak, nembak pacar gagal, ditolak kawan, dikecewakan komunitas, diusir keluarga, mari kita ingat bahwa Yesus pun pernah. Dan kita bisa menjalaninya bersama Yesus, belajar kerendahan hati. Dan berdoa bahwa apapun penolakan yang kita alami hanya memurnikan kita, tidak mengurangi cinta di hati kita. “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat (bukan manusia), supaya kamu ditinggikan pada waktunya” (1 Petrus 5:6) Yustina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 37 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 “Maukah Engkau Sembuh.” Selasa 28 Maret 2017 Yeh 47:1-9.12 Yoh 5:1-16 Yoh 5 : 6 “Maukah engkau sembuh?” Dalam teks yang kita baca hari ini, diceritakan bahwa ada seorang yang sudah 38 tahun terbaring sakit didekat kolam Betesda. Kita tidak tahu sudah berapa lama orang tersebut menunggu di dekat kolam itu. Apakah sejak awal ia sakit, jadi sudah 38 tahun? Atau sudah lima tahun atau bahkan sepuluh tahun? Tetapi yang pasti Alkitab mengatakan bahwa Yesus melihat dan tahu bahwa orang itu telah lama dalam keadaan seperti itu, padahal ia setiap hari berada dekat dengan kolam yang sewaktu-waktu katanya, apabila malaikat Tuhan turun ke kolam itu dan menggoncangkan airnya, maka siapapun dan dengan penyakit apapun, yang terdahulu masuk ke dalamnya akan sembuh. Kita memang tidak tahu ada berapa banyak orang yang juga berada di sana untuk menantikan kolam itu bergoncang. Mungkin di antara kita ada yang merasakan hal yang sama. Di tempat di mana kita berharap dapat merasakan kemurahan dari orang-orang sekitar kita, namun yang kita rasakan malah adalah sikap permusuhan, sikap saling menjatuhkan, saling menyakiti. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita, ketika kita berbeban berat, ketika dalam kesulitan, ketika dalam penderitaan dan membutuhkan anugerah, kemurahan dan belas kasihan, datanglah kepada Yesus, karena Dialah satusatu-Nya pribadi yang tidak akan pernah mengecewakan kita. Hari ini, ketika Dia menawarkan kepada kita, “Maukah engkau sembuh?” Apakah jawaban Anda? Yudi Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 38 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com Jangan Lupa akan Kebaikan Tuhan Setiap Hari Rabu 29 Maret 2017 Yes 49:8-15 Yoh 5:17-30 Yoh 5 : 17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” Penyakit yang sering disampaikan di media bagi bangsa kita adalah lupa. Kita jangan menjadi bangsa yang pelupa, demikian juga kita sebagai orang Katolik jangan menjadi orang yang pelupa. Lupa akan kebaikan kebaikan Allah yang telah kita terima melalui sesama kita. Memang kita kadang cepat mengingat kesalahan orang dan cepat melupakan kebaikan orang. Itulah kesalahan yang perlu kita perbaiki karena sabda Tuhan dari Nabi Yesaya menyentuh kita bahwa Allah tidak akan melupakan umat-Nya. Setiap orang boleh menerapkan kebenaran ini bahwa Allah telah melukiskan nama kita di telapak tangan-Nya. Setiap orang dicintai, dikenang dan dicatat dalam tangan dan hati Tuhan, itulah peneguhan sabda Tuhan hari ini. Dengan sangat tegas sabda Tuhan dalam Injil menegaskan: Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, dan Yesus juga mengatakan: Akupun bekerja juga. Yesus bekerja untuk hidup kita dan semua berjalan dengan baik sesuai kehendak Bapa-Nya. Kebaikan Allah telah kita terima setiap har hingga saat ini. Apakah kita sudah lupa? Kebaikan harus melekat dalam hati, sementara kejahatan dan keburukan dalam diri orang dan diri sendiri harus terbang ke angkasa untuk dilupakan. FLO Mau gabung Kegiatan DOJCC ? HP: 0878 6180 5088 Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 39 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Percaya Kamis 30 Maret 2017 Yoh 5:47 Tetapi jikalau kamu tidak Kel 32:7-14; Yoh 5:31-47 percaya kepada apa yang ditulisnya, bagaimana kamu akan percaya kepada apa yang Kukatakan? Kita sebagai pengikut Kristus pasti percaya bahwa Yesus adalah utusan Bapa. Dia datang untuk menebus segala dosa kita dengan pengorbanan dan darah suci-Nya di kayu salib. Terkadang akan sangat mudah untuk kita percaya pada saat kita sedang bersuka cita. Tetapi bagaimana kalau kita sedang menghadapi suatu perkara yang tidak menyenangkan dalam hidup kita? Tidak sedikit dari kita yang goyah imannya, bahkan menanyakan apakah Tuhan selalu ada untuk kita. Percaya adalah suatu hal yang mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. Setiap kita menghadapi pergumulan dalam hidup, di dalam keterbatasan kita saat mengalami masalah hidup kita. “Percaya” lah bahwa ada pekerjaan Tuhan yang harus dinyatakan dibalik kelemahan kita. Kita harus tetap setia melayani Tuhan dengan segala kelebihan dan kelemahan kita. kelemahan yang kita punya jangalah kita jadikan penghalang. Kita percaya bahwa Tuhan akan selalu membantu kita untuk menutupi kelemahan kita tersebut. Marilah kita berdoa: Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, terpujilah nama-Mu didalam Surga. Sebab Engkaulah yang empunya Kerajaan Surga, Kuasa, dan Kemuliaan dahulu, sekarang dan selama-lamanya. Oh Yesusku, bantulah diri kami agar percaya penuh dalam janji-Mu apapun keadaan kami dalam keadaan suka maupun duka. Karena kami percaya Engkau selalu menyertai kami, Engkau selalu berikan kekuatan kepada kami. Amin. -Santo- Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 40 Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 www.DOJCC.com RancanganKu bukan rancanganmu Keb. 2:1a,12-22, Yoh 7:1-2,10, 25-30. Jumat 31 Maret 2017 Yoh.7:28:”Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal” Injil hari ini menceritakan bagaimana Yesus ingin menyampaikan pada mereka bahwa sebenarnya mereka tidak mengetahui apapun tentang diri Yesus karena Dia bukanlah seperti yang mereka pikirkan yaitu anak dari seorang tukang kayu. Dalam hidup ini sebagai manusia yang pikiran dan pandangannya sangat terbatas namum merasa mengetaui segalanya sering tidak dapat mengenali kehendak Tuhan dalam hidup kita, karena kita hanya menilai dari pandangan kita yang menurut kita baik. Alkisah ada seorang pengembara yang memiliki seekor ayam untuk membangunkannya dipagi hari dan sebuah pelita untuk menerangi jalannya dimalam hari. Dalam perjalanannya melalui sebuah desa karena hari telah menjelang malam pengembara berharap dapat bermalam disana, namum mereka mencurigainya sehingga ia terpaksa bermalam di hutan yang berada di dekat desa itu. Ketika sedang terlelap, tiba-tiba ia terbangun oleh suara berisik ayamnya namum dia tidak dapat melihat apa-apa karena cahaya pelitanya juga lenyap. Karena tidak dapat melakukan apaapa pengembara yang letih karena perjalanan itu memutuskan untuk melanjutkan tidurnya. Keesokan harinya ia kembali kedesa yang dilaluinya untuk mendapatkan beberapa barang yang dibutuhkan untuk melanjutkan perjalanannya. Namum desa itu telah porak poranda, rupanya tadi malam segerombolan perampok melalui desa tersebut dan telah membunuh setiap orang yang mereka jumpai dan mengambil semua yang ada. Betapa bersyukurnya pengembara itu akan segala yang dialaminya yang kelihatannya sangat menyusahkannya, seperti harus tidur di hutan, ayam dan pelitanya dicuri orang, karena jika ia tidur di desa itu, atau pelitanya tetap menyalah maka perampok yang melalui hutan itu akan mendapatinya dan membunuhnya juga. Seperti kisah pengembara diatas seringkali kita tidak mendapatkan apa yang kita usahakan, tampa kita tahu apa sebabnya. Namum percaya saja jika kita telah melalukannya dengan benar namum hasilnya tidak sesuai dengan kehendak kita, pasti Tuhan sedang mempersiapkan yang lebih baik karena rancanganKu bukan rancanganmu. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 41 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 88 / 2017 Basket & Futsal DOJCC Bulan Februari 2017 Rafting 26 Februari 2017 Mau gabung Kegiatan DOJCC ? HP: 0878 6180 5088